Topik: penyakit jantung

  • Dokter Jantung Kena Serangan Jantung, Beberkan Gejala Tak Biasa yang Dialami

    Dokter Jantung Kena Serangan Jantung, Beberkan Gejala Tak Biasa yang Dialami

    Jakarta

    Seorang dokter jantung yang pernah mengalami serangan jantung sempat tak percaya dia juga akan merasakan kondisi yang sama dengan banyak pasiennya. Pada saat pertama kali merasakan gejala, dia menyangkalnya dan merasa keluhan itu bukan akibat serangan jantung.

    Sebagai seorang ahli jantung, Dr William Wilson berbicara kepada pasien tentang gejala serangan jantung setiap hari, tetapi ketika nyeri dadanya sendiri mulai muncul, reaksi pertamanya adalah ketidakpercayaan.

    “Jauh di lubuk hati, saya tahu apa itu, meskipun saya menyangkalnya seperti biasa selama mungkin sekitar 10 menit karena saya berpikir bahwa ini tidak mungkin terjadi pada saya,” ujar Dr Wilson, yang berpraktik di Parkview Health di Fort Wayne, Indiana, kepada TODAY.

    Serangan jantung Wilson, yang terjadi pada Januari 2018, benar-benar mengejutkannya. Ia berusia 63 tahun saat itu, tidak merokok, dan tidak memiliki tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi. Ia memiliki berat badan normal dan sangat aktif berolahraga.

    Satu-satunya faktor risikonya adalah riwayat penyakit jantung dalam keluarga, ayahnya pernah mengalami serangan jantung dan stroke.

    Gejala yang dialami

    Dr Wilson sedang libur ketika masalah jantungnya mulai muncul. Istrinya dijadwalkan bertemu pelatihnya di pusat kebugaran pagi itu, jadi dia datang dan hanya berjalan-jalan santai ketika nyeri dada mulai terasa.

    “Saya tidak ingin orang-orang berpikir bahwa saya sedang di pusat kebugaran dan benar-benar berlatih keras, lalu menjadi gila, berolahraga terlalu keras, itu sama sekali bukan kejadian yang sebenarnya,” kata Dr Wilson.

    “Hal yang sama persis ini bisa saja terjadi di toko swalayan atau di rumah karena saya tidak melakukan aktivitas berat.”

    Selain nyeri dada, Wilson menyadari tubuhnya basah kuyup, berkeringat seperti yang belum pernah ia alami sebelumnya, kenangnya. Ketika ia bercermin, ia melihat wajahnya berubah menjadi abu-abu.

    Sebelum mencari pertolongan, Wilson memiliki keinginan kuat untuk pergi ke kamar mandi, fenomena yang disebabkan oleh perubahan tubuh yang terjadi selama serangan jantung. Krisis ini memengaruhi sistem saraf otonom, yang mengontrol fungsi tubuh yang tidak dapat dikendalikan seseorang, seperti berkeringat.

    “Orang sering merasa perlu buang air kecil atau besar ketika hal itu terjadi,” ucap Dr Wilson.

    Pasien serangan jantung sering kali merasa ingin buang air kecil atau buang air besar besar secara tiba-tiba karena tekanan yang dialami tubuh mengganggu kendali fungsi tubuh.

    Dr Wilson MD kemudian menelepon unit gawat darurat tempat ia menangani pasien-pasiennya sendiri, memberi tahu mereka tentang serangan jantungnya. Setibanya di sana, staf rumah sakit sudah siap menyambutnya”, menunjukkan momen yang menegangkan bagi sang dokter.

    “Saya mungkin bukan orang yang mereka duga akan mengalami serangan jantung. Kunci untuk menangani serangan jantung adalah pergi ke rumah sakit secepat mungkin,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Rutin Jalan Kaki Terbukti Cegah Banyak Penyakit Plus Bikin Panjang Umur

    Rutin Jalan Kaki Terbukti Cegah Banyak Penyakit Plus Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Berjalan kaki setiap pagi dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan. Dikutip dari WebMD, studi menunjukkan bahwa satu jam jalan cepat dapat meningkatkan harapan hidup hingga dua jam.

    Seseorang yang panjang umur tentunya terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Dengan berjalan kaki pagi secara teratur, dapat membantu:

    Merasa lebih baik.Menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker.Menjernihkan pikiran.Menurunkan tekanan darah.Meningkatkan energi.Meningkatkan daya ingat dan menurunkan risiko demensia.Meningkatkan kesehatan mental dan emosional.Mencegah penambahan berat badan.

    Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, luangkan setidaknya 150 menit seminggu untuk rutinitas jalan kaki di pagi hari.

    Studi lain yang dipublikasikan pada 14 November 2025 di British Journal of Sports Medicine juga mengungkapkan bahwa peningkatan aktivitas fisik seperti jalan kaki setiap hari dapat memperpanjang umur seseorang. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat memperpanjang usia hidup hingga 11 tahun.

    Para ahli lebih lanjut berspekulasi bahwa perubahan infrastruktur, seperti lingkungan yang dapat dilalui dengan berjalan kaki di ruang terbuka yang asri, dapat membuat panjang umur pada populasi umum.

    Bagaimana Jalan Kaki Bisa Memperpanjang Umur?

    Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam kesehatan preventif dan gaya hidup, John Lowe, MD, yang terlibat dalam penelitian menjelaskan bahwa berjalan kaki secara teratur memiliki beberapa manfaat yang berkontribusi pada umur yang lebih panjang.

    Berjalan kaki dapat membantu menurunkan detak jantung saat istirahat, mengelola kolesterol, dan mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.

    “Berjalan kaki dapat bermanfaat untuk metabolisme glukosa. Karena diketahui dapat meningkatkan kerja insulin, yang akan memungkinkan pengelolaan gula darah yang lebih baik dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Berjalan kaki setelah makan sangat efektif untuk mengontrol glukosa darah,” terang Lowe.

    Menurut Lowe, teratur berjalan kaki juga dapat melindungi tubuh dari peradangan sistemik. Peradangan sistemik telah dikaitkan dengan beberapa penyakit kronis dalam studi epidemiologi.

    “Mempertahankan rutinitas berjalan kaki membantu menurunkan penanda inflamasi, termasuk protein C-reaktif (CRP), yang membantu meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan sel,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Ahli Gizi Bocorkan Makanan Penurun Kolesterol Secara Alami

    Ahli Gizi Bocorkan Makanan Penurun Kolesterol Secara Alami

    Jakarta, Beritasatu.com – Makanan penurun kolesterol bisa menjadi solusi alami bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan jantung tanpa harus langsung bergantung pada obat. Menurut para ahli dari Harvard Medical School, perubahan pola makan merupakan langkah awal yang sangat efektif untuk menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol “jahat” dalam tubuh.

    Seorang ahli nutrisi yang dikutip oleh Surrey Live, Jumat (11/7/2025), menjelaskan bahwa makanan penurun kolesterol yang mengandung serat larut bekerja layaknya spons. Serat ini menyerap kolesterol dalam sistem pencernaan sebelum sempat masuk ke aliran darah. Salah satu sumber serat larut terbaik adalah gandum utuh, termasuk oatmeal klasik.

    Alih-alih mengonsumsi tepung putih dan nasi putih, beralihlah ke pilihan yang lebih sehat seperti tepung gandum utuh, beras merah, atau beras liar. Hindari produk instan karena kandungan seratnya umumnya sudah berkurang drastis. 

    Salah satu menu sehat yang direkomendasikan adalah overnight oats yakni oatmeal yang direndam semalaman, yang disajikan bersama yogurt Yunani dan buah beri.

    Kathy McManus, Direktur Nutrisi di Brigham and Women’s Hospital, mengingatkan agar tidak mengganti lemak dengan gula, karena justru bisa memperburuk kesehatan jantung. Sebagai gantinya, konsumsi lemak sehat seperti:

    Minyak zaitunMinyak dari kacang-kacangan dan biji-bijianIkan berlemak seperti salmon yang kaya omega-3Serat Larut, Kunci Menurunkan Kolesterol

    Panduan dari University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust (UHSussex) juga menekankan pentingnya makanan yang kaya serat larut untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Beberapa sumber terbaiknya antara lain:

    Oat dan dedak oatBiji rami (flaxseed)BarleyBuah dan sayuranKacang-kacangan, lentil, tahu, dan buncis

    Selain membantu menurunkan kolesterol, makanan-makanan ini juga menyediakan protein nabati rendah lemak yang baik untuk kesehatan secara keseluruhan.

    Meski pola makan sehat sangat dianjurkan, bagi penderita hiperkolesterolemia familial (kadar kolesterol tinggi akibat faktor genetik), perubahan pola makan saja belum tentu cukup. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui apakah diperlukan pengobatan tambahan.

    Dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat secara konsisten, Anda dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara alami dan berkelanjutan.

  • Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Mahathir Mohamad 100 Tahun, Ini 7 Rahasia Panjang Umur Menurut Sains

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menginjak usia 100 tahun pada Kamis, 10 Juli 2025. Di usianya yang satu abad itu, ia masih terlihat bugar dan aktif melakukan beragam kegiatan. Apa rahasianya?

    Eric Topol, seorang ahli jantung perintis dan salah satu ilmuwan paling terkemuka di dunia, dalam bukunya yang berjudul ‘Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity,’ menuliskan bahwa sains telah menunjukkan kepada kita bahwa membalikkan penuaan, bukan hanya memperpanjang umur, adalah hal yang mungkin.

    “Sementara sains berkembang pesat, para predator juga membanjiri, menjajakan produk atau layanan yang belum terbukti, berpotensi berbahaya, atau hanya buang-buang uang,” kata pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute ini, dikutip dari National Geographic, Jumat (11/7/2025).

    Dalam percakapan dengan National Geographic, ia membahas teknologi yang merevolusi cara kita menua, pseudosains yang menyebar luas yang merajalela di seluruh gerakan umur panjang, dan ‘biohacks’ paling ampuh yang dapat mengubah kesehatan.

    Di tengah lautan ‘pakar’ dan influencer kesehatan yang hanya mencari keuntungan dari ketakutan manusia akan kematian dan menjadi tua, Topol menawarkan panduan berbasis bukti dan fakta ilmiah untuk menua dengan baik:

    1. Gen bukanlah takdir, gaya hidup adalah kunci

    Jika riwayat kesehatan keluarga kalian dipenuhi penyakit mematikan seperti kanker, penyakit jantung, atau Alzheimer, gen kalian bisa terasa seperti hukuman mati. Namun, menurut Topol dan data longitudinal yang ekstensif, genetika hanya berperan sekitar 20% dalam umur panjang manusia. Sebanyak 80% sisanya bergantung pada pilihan gaya hidup, keadaan hidup, dan faktor lingkungan.

    “Untuk penuaan yang sehat, sebagian besar bukan soal genetika, Anda punya banyak kekuatan (untuk mengubahnya),” kata Topol

    Banyak orang tidak menerapkan gaya hidup sehat karena memiliki sikap fatalistik terhadap gen mereka. Namun, bukti menunjukkan bahwa jika orang menerapkan kebiasaan tertentu yang didukung data, mereka dapat memperoleh setidaknya lima hingga tujuh tahun lebih banyak hidup sehat, bebas dari penyakit terkait usia.

    2. Olahraga adalah ‘biohack’ paling ampuh

    Dari media sosial hingga buku-buku pengembangan diri, berbagai macam biohack atau cara peretasan biologis bermunculan. Para influencer di berbagai platform ini merekomendasikan untuk mencoba program suplemen, krioterapi, MRI seluruh tubuh, infus NAD+ IV, dan perawatan sel punca, dan masih banyak lagi.

    Kebanyakan harganya mahal, tetapi strategi anti-penuaan yang benar-benar efektif sebenarnya tidak harus mahal, olahraga.

    “Olahraga adalah pertahanan terbaik kita melawan penyakit terkait usia. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa satu menit olahraga setara dengan lima menit hidup sehat, tujuh menit untuk latihan interval intensitas tinggi (HIIT),” ujarnya.

    Menjadi aktif, didefinisikan sebagai berjalan cepat setidaknya 150 menit per minggu, dikaitkan dengan harapan hidup 4,5 tahun lebih lama.

    Topol mengatakan bahwa olahraga sangat efektif karena berdampak positif pada berbagai sistem tubuh: jantung, otak, pankreas, otot rangka, saluran pencernaan, hati, lemak tubuh, mikrobioma usus, dan pembuluh darah perifer. Olahraga telah terbukti mengurangi peradangan dan kematian akibat semua penyebab seumur hidup.

    Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, Anda perlu melakukan lebih dari sekadar latihan aerobik dan memasukkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas. Mengangkat beban membantu mencegah pengeroposan tulang, menjaga otot, meningkatkan keseimbangan, mengurangi peradangan, dan mengurangi nyeri sendi.

    Topol menyarankan sekitar 150 menit atau lebih per minggu untuk aktivitas fisik sedang seperti menari atau yoga (atau 75 menit atau lebih untuk aktivitas fisik berat seperti berenang) dan latihan ketahanan setidaknya dua kali per minggu.

    Jika kalian tidak bisa pergi ke pusat kebugaran, selingi dengan beberapa ‘camilan’ olahraga, seperti push-up, wall sit, atau lunge sepanjang hari.

    3. Diet sehat

    Satu pola makan yang mengungguli pola makan lainnya dalam hal penuaan sehat adalah apa yang disebut sebagai diet Mediterania. Diet ini pada prinsipnya berfokus mengonsumsi banyak buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, dan lemak sehat. Silakan komposisi makannya ditiru sesuai kondisi kita berada sekarang.

    Sejumlah studi nutrisi, termasuk yang diterbitkan di Nature pada Maret 2025, menunjukkan bahwa kaleidoskop makanan padat nutrisi dan minim olahan ini mengurangi peradangan, menurunkan kolesterol, memperbaiki tekanan darah, dan membantu mengontrol glukosa. Seiring waktu, mengonsumsi makanan Mediterania dapat mengurangi risiko beberapa penyakit mematikan seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan Alzheimer.

    Puasa intermiten dan pembatasan kalori sederhana juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperpanjang umur, terutama dalam studi hewan. Namun, para ilmuwan belum memastikan efek pastinya pada manusia, sehingga pendekatan ini belum direkomendasikan secara luas.

    Selanjutnya: Tidur Nyenyak hingga Bersosialisasi

    4. Tidur nyenyak dan cukup

    Tidur memungkinkan pembaruan biologis, membantu otak dan tubuh pulih dari aktivitas selama jam-jam terjaga. Namun seiring bertambahnya usia, jam tidur kita cenderung berantakan.

    Beberapa ahli berpendapat bahwa kurang tidur secara fundamental mengubah mekanisme biologis penuaan, sehingga mengacaukan pengaturan pemulihan dan perbaikan internal tubuh kita.

    Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat memicu efek samping yang mencakup risiko kematian dini yang lebih tinggi, masalah jantung, kanker, diabetes tipe 2, masalah kekebalan tubuh, obesitas, penyakit Alzheimer, tekanan darah tinggi, stroke, dan penurunan kesehatan mental yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme, seluler, dan hormonal.

    5. Latihlah otot-otot sosial

    Kesepian tidak hanya membebani pikiran, tetapi juga dapat memperpendek hidup kita. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa isolasi sosial bisa sama berbahayanya dengan merokok setengah bungkus sehari.

    Hal ini berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular, demensia, stroke, depresi, kecemasan, dan kematian dini yang lebih tinggi.

    “Manusia bergantung pada koneksi sosial. Namun seiring bertambahnya usia, kita sering kali ‘terkurung dalam gua’ dan terisolasi secara sosial, yang dikaitkan dengan dampak buruk,” kata Topol.

    Mempertahankan hubungan yang kuat, bahkan hanya dengan satu atau dua orang, membantu melawan stres kronis, yang dapat membuat kita sakit. Koneksi juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan motivasi diri, dua faktor yang berkontribusi pada kebiasaan yang lebih sehat.

    Topol menyarankan untuk pergi ke alam terbuka, menekuni hobi, atau terlibat dalam musik atau seni bersama orang lain, adalah juga kegiatan yang dapat memperpanjang umur.

    6. Hindari zat-zat beracun

    Selain menambah kebiasaan sehat, penting juga untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Ancaman lingkungan terbesar yang harus dihindari? Polusi udara, racun seperti pestisida, mikroplastik, dan bahan kimia berbahaya.

    Faktor-faktor ini mudah menyebar, sehingga menghindarinya bisa terasa seperti perjuangan yang mustahil. Namun, perubahan kecil memang berpengaruh. Topol menyarankan untuk mengganti bahan plastik pada peralatan di dapur dengan alternatif kaca atau kayu, menggunakan pembersih udara dan filter air, serta membeli produk organik.

    7. Memanfaatkan revolusi teknologi umur panjang

    Berbekal AI, data besar, dan dana penelitian miliaran dolar, ilmuwan akademis dan perusahaan rintisan di bidang teknologi umur panjang sedang mengejar inovasi yang tak terhitung jumlahnya untuk membuka jalan bagi penuaan.

    Para ilmuwan sedang dalam berbagai tahap pengembangan teknik peramalan medis presisi seperti ‘jam organ’ yang mendeteksi dan mencegah penyakit jauh sebelum gejala muncul, obat-obatan baru untuk membersihkan sel-sel ‘zombie’ yang memicu peradangan, imunoterapi yang mengoptimalkan fungsi kekebalan tubuh agar lebih efektif melawan penyakit, dan pemrograman ulang epigenetik untuk membuat sel-sel tua tampak muda kembali.

    Terdapat pula bukti bahwa obat penurun berat badan GLP-1 dapat membantu mengendalikan beberapa kondisi terkait usia yang paling sulit diatasi. Revolusi teknologi ini membuat Topol optimistis terhadap masa depan kesehatan kolektif kita.

    “Kita akan mencapai kemajuan yang belum pernah kita lihat sebelumnya dalam melawan penyakit terkait usia. Dan kita tidak perlu membalikkan proses penuaan. Kita hanya perlu mengidentifikasi siapa yang berisiko, menempatkan mereka dalam jalur pengawasan, dan mengatasi penyakit target,” yakinnya.

    Meskipun kita mungkin tidak akan melihat akhir dari penyakit dalam dua dekade mendatang seperti yang diprediksi beberapa orang, setidaknya kita dapat menua lebih sehat daripada sebelumnya.

    “Dan kita tidak perlu menunggu teknologi ini hadir di pasaran, melakukan perubahan gaya hidup sekarang dapat menambah tahun-tahun sehat dalam hidup kita. Banyak penyakit penuaan yang paling merusak membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk muncul, jadi tidak ada kata terlalu dini atau terlambat untuk memulai,” tutup Topol.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fay)

  • Daftar Makanan Tinggi Lemak Trans yang Bahayakan Jantung, Ada Roti Maryam-Croissant

    Daftar Makanan Tinggi Lemak Trans yang Bahayakan Jantung, Ada Roti Maryam-Croissant

    Jakarta

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkap pangan olahan dan siap saji di Indonesia rata-rata mengandung lemak trans lebih dari dua persen.

    “Lemak trans ini trennya kita konsumsi berlebihan melebihi daripada kadar yang seharusnya,” beber dr Nadia dalam webinar hasil diseminasi pemasaran makanan tidak sehat, Kamis (10/7/2025).

    Padahal, konsumsi lemak trans dalam jumlah besar bisa memicu serangan jantung dan kematian akibat penyakit jantung koroner. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang dewasa membatasi konsumsi lemak trans di bawah satu persen dari total asupan energinya, yaitu kurang dari 2,2 gram per hari untuk asupan 2.000 kalori.

    Bukan hanya pada pangan siap saji, kandungan lemak trans juga relatif tinggi ditemukan di pangan olahan biskuit, wafer, dan sejumlah kue.

    Hasil dari pemeriksaan dan analisis lebih lanjut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menunjukkan original pie biscuit dengan kandungan margarin dan baking fat memiliki setidaknya 9,34 gram lemak trans.

    Begitu pula dengan wafer coklat dengan krim coklat. Kandungan lemak inti sawit terhidrogenasi pada produk tersebut, ‘setara’ dengan kandungan lemak trans 2,38 gram.

    Belum lagi, ditambah sumbangan lemak nabati dan margarin dalam wafer coklat yang mengandung 2,33 gram lemak trans.

    Secara lebih rinci, berikut temuan makanan lain dengan tinggi kandungan lemak trans:

    Roti maryam

    Mengandung margarinKandungan lemak trans: 4,50 g per 100 gram.

    Martabak coklat

    Mengandung margarinKandungan lemak trans: 6,48 gram per 100 gram.

    Croissant pastry, danish pastry

    Mengandung margarin, baking fat.Kandungan lemak trans: 4,19 gram per 100 gram.

    Croissant isi coklat

    Mengandung margarin.Kandungan lemak trans: 5,34 gram per 100 gram.

    (naf/kna)

  • Lampu Redup Sebelum Tidur Bantu Turunkan Kortisol, Ini Kata Dokter

    Lampu Redup Sebelum Tidur Bantu Turunkan Kortisol, Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Tidur cukup dan berkualitas merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga pola hidup sehat. Seringkali, tidur berkualitas dianggap sepele sehingga tidak terlalu diperhatikan.

    Tidur merupakan proses biologis alami yang penting untuk pemulihan kondisi fisik dan mental. Selama tidur, otak memproses informasi, memperkuat memori, dan tubuh memperbaiki jaringan serta menyeimbangkan hormon.

    Manfaat Meredupkan Lampu Sebelum Tidur

    Kortisol merupakan hormon yang diproduksi kelenjar adrenal dan secara umum mengatur berbagai fungsi tubuh seperti metabolisme dan respons stres. Konsultan neurologi di Kokilaben Dhirubhai Ambani Hospital India Dr Yatin Sagvekar menjelaskan kadar kortisol juga berkaitan erat dengan ritme sirkadian, atau siklus biologis bangun dan tidur.

    Kadar kortisol yang terlalu tinggi di malam hari memicu kesulitan tidur dan menurunkan kualitas tidur. Paparan cahaya berlebih, seperti dari barang elektronik atau lampu, sebelum tidur dapat meningkatkan kadar kortisol.

    Paparan cahaya biru akhirnya membuat otak lebih ‘waspada’, seakan seperti di siang hari. Padahal rasa kantuk diperlukan saat malam hari, agar tidur bisa lebih cepat dan berkualitas.

    “Kortisol yang tetap tinggi, dapat memperburuk struktur tidur, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan lain,” jelas Dr Yatin dikutip dari Indian Express sembari mengingatkan ini akhirnya juga memicu kekurangan tidur.

    Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, dr Rini Kusumawardhany, SpM menjelaskan manfaat meredupkan lampu saat tidur lainnya adalah membantu produksi hormon melatonin. Melatonin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal otak dan berperan penting dalam mengatur ritme sirkadian.

    Kualitas tidur yang baik sangat bergantung pada produksi dan fungsi melatonin yang optimal. Melatonin dilepaskan dalam aliran darah sebagai respons dari ruangan yang redup atau gelap, memberi sinyal pada tubuh sudah waktunya untuk tidur. Peningkatan melatonin inilah yang membantu mempersiapkan tubuh untuk beristirahat, dengan memberikan rasa kantuk dan tidur yang lebih berkualitas.

    “Salah satu fungsi hormon melatonin adalah untuk meningkatkan sistem imun tubuh agar dapat menangkal penyakit. Sebaliknya, jika kita tidur dengan lampu menyala, maka hormon melatonin tidak akan diproduksi secara optimal. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan tubuh jadi lebih mudah sakit,” jelas Rini dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya.

    Ruangan yang redup atau gelap juga membuat pikiran lebih rileks, sehingga menurunkan stres. Ini bisa menjadi bentuk meditasi ringan yang secara tidak langsung menstabilkan emosi dan pikiran.

    Pentingnya Tidur untuk Tubuh

    Kekurangan tidur dapat mengganggu fungsi imun, konsentrasi, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit. Berikut ini sederet manfaat yang bisa didapatkan dari tidur cukup dan berkualitas:

    1. Meningkatkan Konsentrasi

    Sebuah studi pada tahun 2020 mengungkapkan pentingnya tidur bagi konsentrasi. Studi itu menemukan dokter yang mengalami gangguan tidur ‘sangat tinggi’ memiliki risiko 97 persen lebih besar untuk melakukan kesalahan medis secara signifikan.

    Sedangkan untuk kelompok dokter dengan gangguan tidur ‘tinggi’ berisiko 96 persen dan dokter dengan gangguan tidur ‘sedang’ di angka 54 persen. Tidur juga terbukti meningkatkan performa akademik pada pelajar serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

    2. Membantu Penurunan Berat Badan

    Sebuah analisis pada tahun 2020 menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki risiko 41 persen lebih tinggi mengalami obesitas.

    Pengaruh tidur terhadap kenaikan berat badan diyakini melibatkan berbagai faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga. Misalnya, kurang tidur dapat meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan leptin, hormon-hormon yang berkaitan dengan rasa lapar.

    Hal ini diperkuat oleh studi tahun 2020 yang menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur memiliki nafsu makan lebih besar dan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori.

    3. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Kualitas dan durasi tidur yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung. Satu analisis dari 19 studi menemukan tidur kurang dari 7 jam per hari dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 13 persen.

    Selain itu, tidur yang pendek juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, terutama pada pasien obstructive sleep apnea atau gangguan pernapasan selama tidur.

    4. Menjaga Suasana Hati

    Ketika kelelahan, seseorang akan lebih sulit mengendalikan ledakan emosi dan perilaku di depan orang lain. Kelelahan juga memengaruhi kemampuan manusia untuk merespons humor dan menunjukkan empati.

    Kurang tidur membuat seseorang lebih mudah marah dan sensitif. Kurang tidur juga memicu penurunan motivasi untuk bersosialisasi, dan saat berinteraksi pun akan lebih sulit untuk membangun emosi positif dan rasa keterhubungan dengan orang lain.

    Cara Meningkatkan Kualitas Tidur

    Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar kortisol sebelum tidur:

    Jaga jadwal tidur yang konsisten, bangun dan tidur dalam waktu yang sama.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan meredupkan lampu dan menghindari gadget.Lakukan yoga atau latihan pernapasan sebagai teknik manajemen stres.Hindari kafein dan makanan berat menjelang tidur.

    (avk/tgm)

  • Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jadi ‘Biang Kerok’ Obesitas-Diabetes, Makanan Ini Paling Banyak Dikonsumsi Warga +62

    Jakarta

    Kasus penyakit tidak menular (PTM) obesitas hingga diabetes terus meningkat signifikan. Bahkan, keduanya menjadi faktor risiko utama pemicu penyakit jantung, stroke, hingga masalah ginjal.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi merinci insiden kasus obesitas sentral misalnya, meningkat pesat dari semula 18,8 persen menjadi 36,8 persen pada 2023. Obesitas sentral didefinisikan pada wanita yang memiliki lingkar perut lebih dari 80 sentimeter, dan pria lebih dari 90 sentimeter.

    Sejalan dengan hasil cek kesehatan gratis (CKG) yang menunjukkan obesitas sentral menempati posisi kedua teratas yang diidap masyarakat sebagai pemicu penyakit jantung hingga stroke. Walhasil, beban pembiayaan BPJS Kesehatan terus meningkat dengan jantung menyumbang 70 persen dari utilisasi atau penggunaan dari total Rp 174,90 triliun.

    Bukan tanpa sebab, hal ini dilandasi pergeseran tren pola hidup dan kebiasaan makan yang terjadi nyaris di banyak negara. Menyusul AS dan Eropa, Indonesia juga kini terbiasa mengonsumsi makanan ultraproses dan makanan cepat saji.

    “Tren ini terjadi di banyak negara, AS, Eropa itu sudah mengalami transisi pola konsumsi yang kita tahu banyak sekali mengkonsumsi makanan siap saji yang kemudian kalau dilihat dari sisi kalori garam, gula, lemak, (GGL) sebagian besar melebihi daripada yang seharusnya,” sorot dr Nadia dalam webinar hasil diseminasi pemasaran makanan tidak sehat, Kamis (10/7/2025).

    “Ini yang kemudian kita lihat di negara kita, kita juga melihat salah satu dari studi keluarga dengan pendapatan sosial ekonomi menengah ke bawah mendapatkan pangan yang siap saji jauh lebih tinggi dibandingkan pada keluarga kelompok pendapatan lebih tinggi,” bebernya.

    Artinya, menurut dr Nadia, lebih banyak masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang tidak lagi mengolah pangan di rumah, tetapi lebih sering mengonsumsi makanan siap saji maupun kemasan, dengan alasan aksesnya lebih mudah, juga murah.

    Kemudahan akses membeli pangan secara online juga menjadi penyebab pergeseran kebiasaan makan. “Sehingga ini mendorong konsumsi pangan siap saji dan pangan olahan itu lebih banyak lagi,” tandas dia.

    Berikut data tren konsumsi pangan berisiko atau tinggi GGL:

    1. Makanan manis

    Tren konsumsi makanan manis meningkat 6,5 persen dari semula di 2018 sebanyak 59,8 persen menjadi 66,3 persen di 2023 menurut data survei kesehatan indonesia (SKI) 2023.

    2. Minuman manis

    Pola peningkatan juga terjadi pada minuman manis, meski tidak terlalu signifikan yakni bertambah 3,8 persen dibandingkan 2018, saat ini ada 52,5 persen.

    3. Makanan berlemak tinggi kolesterol jahat (gorengan)

    Semakin banyak warga Indonesia yang mengonsumsi makanan tersebut dengan peningkatan dilaporkan mencapai 4,5 persen, menjadi 62,7 persen di 2023.

    4. Makanan dengan bumbu penyedap

    Makanan dengan penyedap tinggi juga kerap dipilih masyarakat sebagai konsumsi sehari-hari. Tren kenaikannya tidak kalah tinggi mencapai 3,8 persen, dari 22,4 menjadi 26,2 persen.

    5. Mi instan, makanan instan

    Bila dibandingkan dengan seluruh aspek makanan tinggi GGL, mi instan dan makanan instan menjadi pilihan terbanyak masyarakat sebagai pilihan konsumsi dengan konsisten berada di atas 90 persen. Ada sekitar 94 persen masyarakat yang terbiasa mengonsumsi mi instan dan makanan instan di 2023.

    (naf/kna)

  • 5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia

    Jakarta

    Dulu beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung, seringkali disebut sebagai ‘penyakit orang tua’. Nyatanya, kini ada semakin banyak anak muda yang mengidap penyakit-penyakit kronis tersebut.

    Kondisi ini disebabkan oleh adanya pergeseran gaya hidup tidak sehat, makanan serba instan, hingga tingkat stres yang semakin tinggi. Ini belum ditambah kurangnya aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor besar pencegahan penyakit serius.

    Penyakit pada Anak Muda

    Setidaknya ada lima masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan ini menjadi sorotan, lantaran juga semakin banyak anak muda yang mengalaminya. Berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Hipertensi

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.

    Menurut data Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, angka prevalensi hipertensi di Indonesia untuk orang-orang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 29,2 persen.

    Jika fokus pada kelompok anak muda, prevalensi hipertensi untuk usia 15-24 tahun di angka 9,3 persen dan usia 25-34 dengan 17,4 persen.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan masalah hipertensi memang semakin banyak dialami anak muda. Secara umum, masalah tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala yang jelas.

    Oleh karena itu, menurutnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” kata dr Berlian dalam sebuah wawancara.

    2. Penyakit Jantung

    Menurut SKI 2023, prevalensi kasus penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter ada di angka 0,85 persen. Untuk kelompok usia 15-24 tahun dan 25-34 tahun prevalensinya sama-sama 0,11 persen.

    dr Berlian menambahkan masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung, juga semakin rentan dialami anak muda. Ini menurutnya berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup tidak sehat dan beban stres lebih tinggi.

    Kondisi ini bisa diperparah dengan kenyataan banyak anak muda masih jarang yang rutin memeriksakan kondisi jantungnya ke dokter.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” jelas dr Berlian.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    3. Stroke

    Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi saat pasokan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Jika tidak ditangani segera, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.

    Stroke tak hanya dialami oleh orang tua. Nyatanya menurut SKI 2023, diungkapkan prevalensi stroke pada kelompok usia 15-24 tahun berada di angka 0,1 persen, sedangkan kelompok usia 25-34 persen di angka 0,5 persen.

    Ini berarti, 1 dari 1.000 anak muda usia 15-24 tahun mengalami stroke, sedangkan untuk kelompok 25-34 tahun ada 5 kasus tiap 1.000 orang.

    Secara keseluruhan, prevalensi stroke untuk pasien di atas usia 15 tahun di Indonesia mencapai 8,3 persen.

    Spesialis saraf dr Reza Aditya Arpandy, SpS menuturkan masalah stroke di usia muda rentan terjadi karena gaya hidup buruk dan faktor risiko yang tidak terkontrol. Padahal, penyakit stroke sebenarnya sangat mungkin dicegah.

    “Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), gula darah tinggi (diabetes), merokok, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik,” katanya.

    4. Diabetes Melitus

    Kini juga semakin banyak ditemukan kasus diabetes melitus di Indonesia. Menurut SKI 2023, total prevalensi diagnosis diabetes melitus di Indonesia berada di angka berada di angka 2,2 persen. Sedangkan, dari pemeriksaan kadar gula darah, prevalensinya mencapai 11,7 persen.

    Berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun memiliki prevalensi kurang dari 0,05 persen dan kelompok 25-34 tahun berada di angka 0,2 persen.

    Sedangkan, berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah, untuk kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 1,8 persen, dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 5,3 persen.

    Sama halnya dengan penyakit tidak menular lain, penyakit diabetes melitus, khususnya tipe dua, di usia muda berkaitan erat dengan pola hidup tidak sehat.

    “Faktor pencetusnya memang obesitas dengan perilaku. Jadi semakin banyak orang diabetes dengan perilaku kesehatan kurang bagus. Dalam hal ini, konsumsi kalori berlebihan. Kalau bicara kalori tentu semua berasal dari karbohidrat, lemak, di antaranya gula simpel. Itu semua ada takarannya,” kata dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD.

    5. Penyakit Ginjal Kronis

    Prevalensi kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia menurut SKI 2023 ada di angka 0,18 persen. Sedangkan, untuk prevalensi penyakit ginjal kronis kelompok usia 15-24 ada di angka 0,02 persen, dan kelompok 25-34 dengan 0,07 persen.

    Data juga menunjukkan proporsi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis atau cuci darah. Sebanyak 16,2 persen pasien kelompok 15-24 tahun menjalani cuci darah, sedangkan untuk pasien kelompok usia 25-34 ada di angka 31,4 persen.

    Beberapa waktu lalu sempat viral, kisah pria di Cianjur bernama Ridwan Fadhil mengidap gagal ginjal di usia 20 tahun pada 2022. Semenjak saat itu, ia harus menjalani prosedur cuci darah untuk mempertahankan kualitas hidupnya.

    Ketika berbincang dengan detikcom, ia mengaku dulunya sangat suka minum manis. Ia juga sering begadang, jarang berolahraga, dan mengonsumsi junk food.

    “Intinya jaga pola makan, pola minum sering-sering minum air putih, hindari minuman manis. Juga begadang itu juga ngaruh,” katanya mengingatkan orang-orang untuk tidak melakukan hal yang serupa.

    (avk/tgm)

  • Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Dampak Lewatkan Sarapan di Pagi Hari, Termasuk Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Jakarta

    Melewatkan sarapan di pagi hari adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Hal ini disebabkan oleh sejumlah alasan, mulai dari tak merasa lapar atau ingin menurunkan berat badan.

    Padahal, sarapan penting untuk mengakhiri puasa semalaman dan menstabilkan kadar gula darah. Jika dilewatkan, tubuh bisa kekurangan energi, sulit fokus, dan cenderung makan berlebihan di siang hari. Bahkan melewatkan sarapan secara terus-menerus tanpa perencanaan pola makan yang baik sepanjang hari justru dapat menghambat pencapaian tujuan kesehatan.

    “Melewatkan sarapan bukan hanya soal rasa lapar; itu adalah kesempatan yang hilang untuk memberi nutrisi pada tubuh dan pikiran secara optimal,” jelas Claire Rifkin, MS, RDN, ahli gizi asal New York City yang juga pendiri praktik kesehatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan.

    1. Dampak Melewatkan Sarapan

    Melewatkan sarapan dapat menimbulkan berbagai efek, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dikutip dari Eating Well, berikut ini beberapa dampak yang bisa dirasakan.

    Lemas

    Menurut Marcie Vaske, MS, LN, CNS, saat seseorang bangun di pagi hari, kadar glukosa dalam darah berada pada tingkat yang lebih rendah. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama tanpa asupan makanan, dapat menyebabkan kelelahan fisik, termasuk munculnya gejala seperti kebingungan atau brain fog. Sarapan secara teratur menjadi penting karena otak sangat bergantung pada glukosa untuk dapat berfungsi secara optimal.

    Senada, buku Recent Developments in Applied Microbiology and Biochemistry (2021), menjelaskan, glukosa adalah sumber energi utama bagi otak, dan glukosa sebagian besar berasal dari karbohidrat. Oleh karena itu, asupan karbohidrat yang cukup melalui sarapan membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, yang pada gilirannya berperan dalam meningkatkan energi, fokus mental, serta kinerja kognitif secara keseluruhan.

    Mengganggu Keseimbangan Hormon

    Terlalu lama menahan lapar dapat menurunkan kadar gula darah dan mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Menurut Endocrine Society, salah satu hormon yang terpengaruh adalah kortisol, yakni hormon stres yang berperan penting dalam mengatur suasana hati, respons terhadap tekanan, serta kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi harian.

    Dokter keluarga di Amerika Serikat (AS), Laura Purdy, MD, MBA,menjelaskan kadar kortisol biasanya berada pada tingkat tertinggi saat seseorang bangun di pagi hari, kemudian perlahan menurun sepanjang hari.

    “Makan sarapan pagi dapat membantu mengelola kadar ini dan stres, memberi Anda dorongan mental untuk menjalani hari,” katanya.

    Perubahan Mood atau Cemas

    Ketika keseimbangan hormon terganggu, wajar jika tubuh terasa tidak nyaman atau lebih rentan mengalami perubahan suasana hati. Sebelum menyimpulkan penyebabnya terlalu jauh, ada baiknya meninjau kembali pola makan dalam beberapa waktu terakhir-terutama kebiasaan melewatkan sarapan.

    Sebuah studi tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity dan melibatkan 21.972 mahasiswa menemukan, kebiasaan melewatkan sarapan, baik secara rutin maupun tidak, berkaitan dengan penurunan tingkat kebahagiaan, serta peningkatan risiko depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

    “Jika kadar kortisol terus-menerus tinggi, kadarnya dikaitkan dengan kecemasan dan depresi. Berita baiknya? Sarapan adalah kesempatan awal untuk menyehatkan otak dan kesehatan mental Anda. ” ucap Rifkin.

    “Kekurangan nutrisi yang mendukung otak, seperti asam lemak omega-3 dan vitamin B, terkait dengan gangguan suasana hati, dan makanan sarapan dapat menyediakannya. Sarapan yang bergizi lebih dari sekadar bahan bakar fisik; sarapan merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional,” lanjutnya.

    Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Melewatkan waktu makan, khususnya sarapan, dapat membawa dampak serius dalam jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung. Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara kebiasaan tidak sarapan dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk.

    Sebuah meta-analisis tahun 2019 yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Hal ini diduga berkaitan dengan gangguan metabolik yang muncul, seperti fluktuasi kadar gula darah, kecenderungan makan berlebihan di kemudian hari, serta keterkaitan dengan gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.

    Tinjauan lain pada tahun 2020 yang dimuat dalam jurnal Obesity juga mencatat bahwa individu yang tidak sarapan cenderung memiliki kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang rutin sarapan. LDL sendiri merupakan jenis kolesterol yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke jika kadarnya berlebihan.

    Studi tambahan dari American Heart Association juga menyoroti berbagai penelitian terkait efek melewatkan sarapan terhadap kesehatan jantung dan penyakit kronis lainnya. Meskipun belum ada konsensus tunggal akibat kompleksitas faktor penyebab penyakit jantung, data menunjukkan, mereka yang rutin sarapan dan menjaga waktu makan cenderung memiliki profil kesehatan jantung yang lebih baik dibandingkan yang tidak.

    Menurut Maggie Berghoff, praktisi pengobatan fungsional dan pendiri DetoxDaily di AS, yang terpenting bukan hanya soal waktu makan, tetapi juga pola pikir serta kualitas nutrisi yang dikonsumsi.

    “Yang terpenting adalah pola pikir dan perhatian terhadap jenis makanan yang Anda konsumsi, mendapatkan nutrisi berkualitas dalam pola makan Anda, dan secara konsisten menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat,” katanya.

    Memperlambat Metabolisme Tubuh

    Sebagian orang sengaja melewatkan sarapan dengan harapan dapat menurunkan berat badan. Namun, kebiasaan ini justru dapat menghambat proses penurunan berat badan dengan memengaruhi fungsi metabolisme tubuh.

    Menurut ahli diet nutrisi fungsional dari Georgia, Stephanie Darby, RD, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan energi di pagi hari, ia akan mulai mencari cadangan energi dari jaringan lemak dan otot. Proses ini memerlukan energi tambahan, sehingga tubuh secara alami akan memperlambat proses metabolisme untuk menghemat energi dan mempertahankan fungsi vital.

    Akibatnya, metabolisme melambat untuk memungkinkan konservasi energi ini terjadi, menurunkan tingkat energi dan menyimpan cadangan apa pun dalam jaringan lemak untuk kebutuhan selanjutnya,” kata Darby.

    Darby menjelaskan, hal ini merupakan bagian dari mekanisme bertahan hidup alami tubuh ketika tidak mengetahui kapan asupan makanan berikutnya akan datang. Oleh karena itu, mengonsumsi sarapan justru merupakan pilihan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk mendukung penurunan berat badan serta menjaga kesehatan metabolisme.

    2. Manfaat Sarapan

    Dikutip dari Better Health, banyak penelitian telah menunjukkan sarapan memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, sarapan dapat meningkatkan energi dan kemampuan konsentrasi. Sementara dalam jangka panjang, kebiasaan sarapan dikaitkan dengan pengelolaan berat badan yang lebih baik serta penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    Sarapan juga berperan penting dalam mencukupi kebutuhan gizi harian. Orang yang rutin sarapan cenderung lebih mampu memenuhi asupan vitamin dan mineral harian yang direkomendasikan dibandingkan mereka yang tidak sarapan.

    Vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya hanya bisa diperoleh melalui makanan. Meskipun tubuh dapat menyimpan energi dari makanan sebelumnya, asupan nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral tetap perlu ditambah secara berkala agar fungsi tubuh tetap optimal. Oleh karena itu, sarapan menjadi momen penting untuk mendukung kesehatan dan menjaga vitalitas sepanjang hari.

    3. Waktu Terbaik untuk Sarapan

    Dari perspektif metabolisme, sarapan sebelum pukul 08.30 pagi dianggap ideal. Pada waktu ini, tubuh berada dalam kondisi paling sensitif terhadap insulin, yang dapat memproses karbohidrat lebih efisien. Hal ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan menjaga energi tetap optimal sepanjang hari.

    Dikutip dari Today, temuan ini sejalan dengan hasil penelitian 2023 yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications, menunjukkan sarapan setelah pukul 09.00 pagi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Artinya, waktu sarapan yang lebih awal kemungkinan juga memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.

    Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa makan lebih awal dapat membantu mengatur nafsu makan dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Konsumsi kalori di pagi hari diketahui berkaitan dengan penurunan berat badan yang lebih efektif, mengontrol kadar trigliserida, pengendalian glukosa yang lebih baik, serta penurunan rasa lapar di sepanjang hari.

    4. Rekomendasi Makanan

    Sarapan yang baik biasanya tinggi serat, protein, lemak sehat , dan mikronutrien. Dikutip dari Healthline, berikut daftar makanannya.

    Telur

    Telur merupakan sumber protein yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan massa otot. Selain itu, mengonsumsi telur dapat membantu memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga berpotensi mendukung pola makan yang lebih terkontrol.

    Oatmeal

    Oatmeal berasal dari oat yang digiling pipih (rolled oats) atau dipotong kasar (steel-cut oats). Makanan ini mengandung serat larut yang disebut beta-glucan, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan glukosa dalam darah, serta memiliki sifat antioksidan dan prebiotik.

    Lemak Sehat

    Dikutip dari Hopkins Medicine, lemak berperan penting dalam menambah rasa dan daya tarik pada makanan, termasuk menu sarapan. Ahli gizi klinis Regina Shvets dari Sibley Memorial Hospital menyarankan untuk menambahkan sumber lemak sehat pada waktu sarapan guna meningkatkan energi, menjaga kesehatan jantung, serta membantu mengontrol kadar gula darah. Beberapa pilihan lemak sehat yang direkomendasikan antara lain:

    AlpukatKacang-kacangan seperti kenari, almond, dan pecanBiji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahariSelai kacang atau mentega yang terbuat dari kacang dan biji sehatIkan salmon asap

    (suc/tgm)

  • Kualitas udara Jakarta tak sehat dan terburuk se-Indonesia

    Kualitas udara Jakarta tak sehat dan terburuk se-Indonesia

    Ilustrasi – Seorang anak berjalan dengan latar belakang gedung-gedung di Jakarta. Setelah mengalami perbaikan signifikan selama masa libur Lebaran, kualitas udara Jakarta kembali berada dalam kondisi tidak sehat. ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/app/tom/pri.

    Kualitas udara Jakarta tak sehat dan terburuk se-Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara Kota Jakarta tidak sehat pada Rabu ini dan menempati posisi terburuk se-Indonesia, demikian seperti dinyatakan dalam laman IQAir dengan pembaruan informasi pada pukul 05.00 WIB.

    IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 151 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 56 mikrogram per meter kubik (m3) atau 11,2 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang sering dikaitkan dengan kematian dini terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan mengingat kualitas udara saat ini, yakni menghindari beraktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat berada di luar, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.

    Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan pertama sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, diikuti Tangerang (Banten) dengan poin 145, Tangerang Selatan, Banten (110), Bekasi, Jawa Barat (106) dan Medan, Sumatera Utara (99).

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengembangkan Kawasan Rendah Emisi Terpadu (KRE-T) untuk mengendalikan polusi udara, menurunkan emisi, memperbaiki kualitas udara, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara adil dan inklusif.

    Ini merupakan kelanjutan komitmen Jakarta dalam Rencana Pembangunan Rendah Karbon sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021 dan Keputusan Gubernur Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU).

    Sumber : Antara