Topik: penyakit jantung

  • Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memberikan tanggapan terkait temuan 62,09 persen aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI mengalami obesitas.

    “Pokoknya kalau obesitas, ikuti gubernurnya lah, supaya nggak obesitas. Gubernurnya tukang jalan, tukang sepeda-an, hidup sehat, walaupun bebannya banyak,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan hasil skrining kesehatan dimana sebanyak 62,09 ASN DKI Jakarta mengalami obesitas.

    Dari 62,09 persen ASN DKI Jakarta yang mengalami obesitas, 40,03 persen ASN diantaranya obesitas I dan obesitas II sebesar 22,06 persen.

    Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan kondisi ini menjadi perhatian serius karena berkaitan erat dengan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

    Setelah adanya temuan tersebut, Pramono menilai gaya hidup sehat harus menjadi bagian dari budaya kerja ASN khususnya di DKI Jakarta.

    Bukan hanya untuk menjaga penampilan, kata Pramono, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan publik.

    “Jadi saya meminta, kalau memang betul ada temuan itu, saya akan mulai mewajibkan untuk berolahraga,” kata Pramono.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selama ini telah mengampanyekan gaya hidup aktif melalui berbagai kegiatan seperti car free day (CFD) hingga fasilitas olahraga di kantor.

    Namun, Pramono menilai upaya tersebut belum sepenuhnya diterapkan secara disiplin oleh seluruh ASN. Untuk itu, Pramono berkomitmen untuk mendorong perubahan yang nyata di lingkungan kerja Pemprov DKI.

    Pramono mencontohkan gaya hidup pribadinya sebagai bentuk ajakan terbuka kepada para ASN.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini Durasi Jalan Kaki yang Bisa Menurunkan Kolesterol

    Ini Durasi Jalan Kaki yang Bisa Menurunkan Kolesterol

    Jakarta

    Kolesterol tinggi seringkali tidak memunculkan gejala, tetapi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain mengatur pola makan, aktivitas fisik juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein).

    Salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah jalan kaki. Tapi, berapa durasi jalan kaki yang harus dilakukan setiap harinya?

    Dikutip dari laman Eating Well, pelatih STRIDE Fitness di Lubbock, di Texas, Paizley Longino, mengatakan pola makan merupakan faktor penting dalam mengendalikan kolesterol tinggi, namun olahraga sederhana dan perubahan gaya hidup juga memiliki peran.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti secara ilmiah memiliki efek positif terhadap kolesterol, kesehatan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Aktivitas fisik ini merangsang enzim-enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk mengeluarkan kolesterol jahat (LDL) dari darah. Kolesterol dapat menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkannya menyempit.

    “Berjalan kaki akan meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit serta potensi stroke sekarang dan di kemudian hari,” kata pelatih pribadi di Sheridan, Wyoming Erin Nitschke, Ed.D.

    Rutin berjalan kaki juga membantu meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu, berjalan kaki juga mampu meningkatkan pembentukan pembuluh darah kolateral, sehingga meningkatkan sirkulasi ke otak dan jantung.

    Longino dan Nitschke merancang program empat minggu dengan mempertimbangkan para pemula. Rutinitas jalan kaki hanya perlu dilakukan maksimal 30 menit per hari.

    Minggu pertama difokuskan untuk menemukan rutinitas dan membangun kebiasaan sehat. Program jalan kaki ini diselingi dengan peregangan.

    “Peregangan juga terbukti memiliki efek positif terhadap kolesterol dengan meningkatkan aliran darah dan melancarkan sirkulasi,” jelas Longino.

    “Hal ini juga dapat membantu mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat menurunkan kadar kolesterol,” kata Nitschke.

    Minggu Pertama

    Senin: Jalan kaki 15 menitSelasa: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasRabu: Jalan kaki 15 menitKamis: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasJumat: Jalan kaki 15 menitSabtu: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu Kedua

    Senin: Jalan kaki 20 menitSelasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 20 menitKamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 20 menitSabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu ketiga

    Senin: Jalan kaki 25 menitSelasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 25 menitKamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 25 menitSabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu keempat

    Senin: Jalan kaki 30 menitSelasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 30 menitKamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 30 menitSabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Hari istirahat bisa diubah sesuai keinginan. Jika ingin menambah tantangan, pertimbangkan untuk memilih tanjakan. Selain melakukan rutinitas ini, terapkan juga kebiasaan sehat lainnya seperti pola makan sehat, hindari rokok, dan menjaga asupan air putih yang cukup.

    (elk/kna)

  • Fahira Idris sebut satu kantong darah selamatkan tiga nyawa

    Fahira Idris sebut satu kantong darah selamatkan tiga nyawa

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyatakan bahwa satu kantong darah bisa menyelamatkan tiga nyawa, untuk itu ia menggelar kegiatan donor darah yang berlangsung di GOR Remaja Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam program keliling 44 kecamatan dan 267 kelurahan.

    “Darah tidak bisa diproduksi di laboratorium, tidak bisa direkayasa oleh teknologi, dan satu-satunya sumber darah hanyalah dari manusia yang sehat dan bersedia mendonor,” kata Fahira Idris yang juga Ketua Umum Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).

    Ia mengungkapkan, di Indonesia permintaan darah jauh melampaui jumlah pasokan yang tersedia. Pasien kanker, ibu melahirkan dengan komplikasi, korban kecelakaan lalu lintas, serta pasien seperti thalassemia dan anemia berat, semuanya bergantung pada transfusi darah.

    “Tidak banyak yang menyadari bahwa satu kantong darah bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa manusia,” ungkap Fahira Idris.

    Ia mengatakan bahwa melalui proses pemisahan komponen, darah dapat dibagi menjadi sel darah merah, plasma, dan trombosit di mana masing-masing memiliki peran vital dalam menyelamatkan pasien dengan kondisi medis yang berbeda-beda.

    “Oleh karena itu, ucapan apresiasi dan terima kasih tidak akan putus-putusnya saya ucapkan kepada para pendonor yang sejatinya adalah pahlawan darah Indonesia,” kata dia.

    Fahira Idris yang juga dikenal sebagai aktivis sosial ini menegaskan, di balik setiap kantong darah yang disumbangkan, terdapat harapan, kehidupan, dan kesempatan baru bagi mereka yang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Donor darah adalah salah satu tindakan kemanusiaan paling sederhana namun berdampak luar biasa besar.

    Donor darah juga membawa manfaat bagi pendonornya. Selain membantu menjaga kadar zat besi dalam tubuh, aktivitas ini juga menurunkan risiko penyakit jantung dan memperlancar sirkulasi darah.

    Proses skrining sebelum mendonor, seperti pemeriksaan tekanan darah dan kadar hemoglobin, bisa menjadi bentuk pemeriksaan kesehatan awal (early detection) yang sangat berguna.

    Lebih jauh lagi, donor darah juga memainkan peran strategis dalam kesiapsiagaan bencana. Saat terjadi gempa bumi, banjir besar, atau kecelakaan massal, permintaan darah bisa melonjak drastis dalam waktu singkat. Tanpa stok yang cukup dari para pendonor sukarela, proses penyelamatan nyawa dapat terhambat.

    Oleh karena itu, penting bagi semua untuk tidak memandang donor darah sebagai kegiatan musiman atau sekadar formalitas sosial. Ini adalah kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan berkelanjutan.

    “Satu kantong darah bukan hanya sekadar cairan, tetapi adalah simbol harapan, kekuatan, dan kehidupan,” ujar Fahira Idris.

    Ia ymenargetkan 200 kantong darah dari tiap kecamatan yang ada di Jakarta atau total 8.800 kantong darah dari 44 kecamatan.

    Pada kegiatan tersebut setiap peserta yang berhasil Donor Darah disiapkan Sembako dan Piagam Pahlawan Donor Darah yang diberikan langsung oleh Fahira Idris, dan yang belum berhasil juga sudah disiapkan kenang-kenangan Gift dan Piagam Pahlawan Darah.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    JAKARTA – Pola makan memiliki peranan penting dalam kesehatan tubuh, terlebih seiring bertambahnya usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Hipertensi yang muncul pada usia 30an dapat terjadi karena pola makan yang buruk. Berikut beberapa kebiasaan makan yang dapat picu risiko hipertensi di usia 30an, yang sebaiknya Anda hentika jika sering melakukannya.

    1. Konsumsi makanan olahan

    Dikutip dari WebMD, pada Jumat, 18 Juli 2025, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.

    Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, hingga protein rendah lemak.

    2. Melewat sarapan

    Kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat memicu hipertensi di usia 30an. Tidak sarapan terbukti meningkatkan kortisol, yang merupakan hormon stres utama.

    Lonjakan kortisol yang secara teratur terjadi bisa menyebabkan peningkatan sistem sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hingga stroke.

    3. Konsumsi banyak gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningaktkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkakan tekanan darah atau hipertensi. Gula tambahan dalam minuman ringan dapat memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    4. Tidak mengonsumsi kalium yang cukup

    Kalium membantu tubuh untuk mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh rendah, maka bisa menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya berisiko tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” kata Wakil Ketua Kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD.

    Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi 3.500 sampai 5.000 mg kalium per hari. Beberapa makanan tinggi kalium yang bisa dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

  • Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Jakarta

    Memasuki usia 30-an, seseorang umumnya berada dalam fase produktif. Sayangnya, di balik gaya hidup yang aktif dan padat, banyak orang yang tidak menyadari bahwa pola makan yang keliru bisa memicu munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    Hipertensi tak hanya menyerang usia lanjut, namun juga mereka yang masih tergolong muda. Menurut WHO, diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Sementara data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 1,8% Ketahui kebiasaan sehari-hari tertentu yang bisa meningkatkan tekanan darah.

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi

    Hipertensi terjadi saat pembuluh darah terlalu tinggi yaitu 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Orang dengan hipertensi mungkin tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksa tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan makan yang bisa memicu hipertensi di antaranya mengonsumsi makanan ultra-olahan, tidak mengonsumsi kalium secara cukup, hingga terlalu banyak mengonsumsi gula. Dikutip dari laman Health dan Web MD, begini penjelasannya.

    1. Mengonsumsi Makanan Ultra-Olahan

    Menurut profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical School, UT Health Houston John P. Higgins, MD, MBA, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.
    Dikutip dari jurnal “Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Fungsi Endotel,” endotel adalah jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling yang terjadi dalam patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner hingga gagal jantung.

    Sehingga, penting untuk menghindari makanan ultra olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, lemak bermanfaat, dan protein rendah lemak.

    2. Tidak Mengonsumsi Cukup Kalium

    Kalium membantu tubuh dalam mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Menurut wakil ketua kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD, kadar kalium yang rendah bisa menyebabkan retensi cairan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    Usahakan untuk mengonsumsi 3.500-5.000 miligram (mg) kalium per hari. Adapun beberapa makanan tinggi kalium di antaranya sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

    3. Melewatkan Sarapan

    Tidak sarapan terbukti bisa meningkatkan kortisol, hormon stres utama. Menurut penelitian yang dilakukan kepada wanita dan remaja, mereka yang rutin melewatkan sarapan mengalami peningkatan tekanan darah.

    Masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dalam hal ini. Namun para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara teratur bisa menyebabkan peningkatan sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kondisi kesehatan berbahaya lainnya.

    4. Makan Terlalu Banyak Gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi bisa meningkatkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per hari adalah 10 persen dari total energi (220 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan 4 sendok makan atau 50 g per hari.

    Penelitian juga membuktikan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan bisa memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    Kebiasaan Lain yang Memicu Hipertensi

    Selain terkait dengan makanan, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa memicu hipertensi, seperti:

    1. Kurang Tidur

    Tidur begitu penting untuk mengatur tekanan darah. Kurang tidur, baik dari segi kualitas ataupun durasinya bisa meningkatkan tekanan darah.

    Pastikan untuk mendapat tidur yang berkualitas dengan menghindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, melakukan aktivitas fisik yang cukup, serta menjaga kamar tidur tetap tenang dan gelap demi kenyamanan. Orang dewasa di atas usia 18 tahun disarankan untuk tidur selama 7-9 jam per malam.

    2. Kurang Minum Air

    Penting untuk menjaga asupan cairan ke tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Dehidrasi bisa mempersempit pembuluh darah, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    3. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, pastikan melakukan aktivitas yang cukup. Aktivitas fisik yang rendah dan duduk terlalu lama bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dengan mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan pada sistem kardiovaskular seiring waktu.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan, orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat atau tenis. Pilihan lainnya adalah melakukan aktivitas aerobik intensitas tinggi selama 75 menit per minggu, seperti berlari atau berenang.

    4. Merokok

    Merokok bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak bisa menyebabkan aterosklerosis yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Aterosklerosis adalah pengerasan arteri akibat penumpukan plak secara bertahap di dalamnya. Plak tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Dalam jangka pendek, tekanan darah akan meningkat setiap kali seseorang merokok.

    (elk/tgm)

  • Ini Durasi Jalan Kaki yang Bisa Menurunkan Kolesterol

    Apakah Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Bikin Jantung Sehat? Ini Faktanya

    Jakarta

    Banyak orang menganggap jalan kaki hanyalah aktivitas ringan yang tak terlalu berarti. Nyatanya, di balik langkah-langkah sederhana itu, tersimpan manfaat besar untuk kesehatan, terutama untuk sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

    Jalan kaki 30 menit sehari mungkin terdengar sepele, tapi rutin melakukannya bisa menjadi investasi jangka panjang untuk tubuh. Cara ini mudah dan murah untuk dilakukan.

    Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Kok

    Jalan kaki setiap hari adalah cara yang baik untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Aktivitas fisik yang bisa dilakukan di mana saja ini dapat membantu menurunkan kolesterol, mengurangi tekanan darah, dan mengontrol kadar gula darah.

    “Berjalan selama 20 hingga 30 menit setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sekitar 30 persen,” kata Dr Lauren Elson, seorang spesialis rehabilitasi dari Spaulding Rehabilitation Network, dikutip dari laman Harvard.

    Karena termasuk aktivitas kardio, jantung dan paru-paru akan menjadi lebih kuat dan efisien. Latihan jenis ini juga membantu tubuh menggunakan oksigen dengan lebih baik, yang akan membawa berbagai manfaat kesehatan.

    “Jalan kaki meningkatkan detak jantung, yang membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sirkulasi, dan menurunkan risiko penyakit jantung secara keseluruhan,” jelas Ronny Garcia, seorang ahli kebugaran dikutip dari Very Well Fit.

    Nyatanya kebiasaan ini juga bermanfaat untuk kondisi mental dan tingkat stres, yang selama ini juga berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular.

    Berdasarkan penelitian, jalan kaki meningkatkan suasana hati dengan menurunkan stres dan melawan efek kecemasan dan depresi. Ini juga meningkatkan mood secara signifikan dengan meningkatkan aliran darah ke otak.

    Sebisa mungkin, coba pilih area yang menenangkan seperti di area alam, taman kota, dan pegunungan. Berada di alam menjaga organ-organ indera tetap terbuka dan hadir, memberikan efek ‘forest bathing’.

    Forest bathing adalah praktik menghabiskan waktu di hutan atau alam terbuka dengan penuh kesadaran untuk menyerap suasana dan sensasi lingkungan secara menyeluruh. Tujuannya, menenangkan pikiran dan meningkatkan kesehatan fisik.

    Jika di lingkungan sekitar rumah tidak terdapat taman atau berpolusi, penggunaan masker bisa dilakukan. Ini bisa menjadi proteksi tambahan untuk jantung dan paru.

    “Kalau kita melihat keluar udara masih kayak berkabut, langit abu-abu gitu karena polusi, sebaiknya tetap memakai masker. Itu akan lebih membantu perlindungan,” kata spesialis paru dr Januar Habibi, SpP dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    Cara Meningkatkan Efek Maksimal Jalan Kaki

    Meski bermanfaat, ketika sering berjalan dengan kecepatan tertentu, tubuh mulai beradaptasi dan manfaatnya bagi jantung mulai stagnan. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dampak jalan kaki tetap maksimal ketika dilakukan:

    Menambah Kecepatan

    Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kecepatan. Tidak perlu berlari, melakukan brisk walk atau jalan terburu-buru sudah cukup untuk meningkatkan intensitas.

    Ini bisa dilakukan secara terus menerus atau berkala melalui metode interval. Metode interval dilakukan dengan cara menggabungkan sesi cepat dan sesi lambat saat jalan kaki.

    “Jika Anda ingin meningkatkan manfaat kardiovaskular, cobalah menambahkan beberapa ledakan singkat jalan cepat dalam sesi Anda,” saran Dr Elson.

    Pada sesi jalan cepat, kecepatan bisa ditambah sampai dengan kecepatan sekitar 5,6-6,4 km/jam. Ini membantu menurunkan tekanan darah sistolik (saat jantung memompa tubuh ke seluruh tubuh) dan diastolik (saat jantung rileks di antara dua detakan) serta mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.

    Menambah Beban

    Menambah beban berat saat jalan kaki membutuhkan energi yang lebih besar dibanding tanpa beban sama sekali. Ketika pemberat dipasangkan, jantung dan otot bekerja lebih keras untuk bergerak.

    Membawa beban seperti rompi berpemberat meningkatkan intensitas aerobik saat berjalan. Detak jantung dan konsumsi oksigen akan meningkat lebih kuat.

    Kedua faktor tersebut membantu meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan kesehatan jantung seiring waktu.

    Pilih Jalan Menanjak

    Berjalan menanjak dapat meningkatkan detak jantung. Ini merupakan indikator penting dari kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.

    Latihan aerobik seperti jalan, lari, dan mendaki membantu meningkatkan detak jantung baik saat istirahat, maupun saat beraktivitas. Ini berarti jantung bekerja lebih efisien dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

    (avk/naf)

  • Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Jakarta

    Telur telah menjadi makanan pokok saat sarapan selama beberapa generasi. Kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial, telur dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa. Namun, benarkah telur bisa membahayakan kesehatan jantung?

    Ahli biokimia asal Prancis, Jessie Inchauspé, penulis buku terlaris Glucose Revolution dan The Glucose Goddess Method, ikut angkat bicara soal ini. Dikenal dengan pendekatannya yang berbasis bukti ilmiah, Inchauspé mengulas secara mendalam bagaimana sebenarnya dampak konsumsi telur terhadap kesehatan jantung.

    “Saya makan 3 sampai 4 butir telur sehari… dan saya tahu apa yang akan Anda katakan: ‘Bukankah telur buruk untuk jantung?’ Jadi, mari kita luruskan faktanya: telur itu luar biasa!” katanya,” dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram, dikutip dari Times of India.

    Telur merupakan sumber makanan bergizi. Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Dalam satu butir telur rebus berukuran besar, juga terkandung berbagai nutrisi berikut:

    Vitamin A: 8 persen dari nilai harian atau daily value (DV)Folat: 6 persen dari DVAsam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari DVVitamin B12: 23 persen dari angka kecukupan gizi (AKG)Riboflavin (vitamin B2): 20 persen dari DVFosfor: 7 persen dari DVSelenium: 28 persen dari DV

    Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan seng dalam jumlah yang cukup. Selama ini, banyak orang mengaitkan konsumsi telur dengan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya.

    Namun, menurut ahli biokimia Jessie Inchauspé, kolesterol dalam telur tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular.

    “Kolesterol dalam telur tidak berbahaya,” ujarnya, seraya menambahkan seseorang tidak perlu khawatir mengonsumsi telur.

    “Saya makan telur setiap hari. Tidak perlu ada batasan berapa banyak telur yang Anda konsumsi.”

    Inchauspé mencatat penyebab utama penyakit jantung bukanlah konsumsi telur, melainkan disregulasi glukosa dalam tubuh. Ia menjelaskan lonjakan kadar gula darah dan insulin dapat memicu perubahan metabolik yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular secara langsung.

    Berdasarkan pemahaman ini, kini para ahli mulai melihat penyakit jantung melalui pendekatan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) yang kecil dan padat, yang lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah.

    “Faktor kedua untuk penyakit jantung, peradangan dan oksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” jelasnya.

    Selama berabad-abad, telur sering dipandang dengan keraguan karena kandungan kolesterolnya. Namun kini, perhatian para ahli bergeser pada pentingnya pengelolaan gula darah dan pengurangan peradangan, alih-alih sekadar menghindari makanan tinggi kolesterol.

    “Jadi, bagaimana kita menghindari lemak tidak sehat dalam darah kita, dan bagaimana kita menghindari oksidasi? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi gula karena gula, insulin tinggi, kadar glukosa tinggi, dan fruktosa dalam tubuh akan memperburuk keduanya. Hal ini akan mendorong hati Anda untuk memproduksi LDL partikel kecil, dan akan mengoksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” ujarnya.

    (suc/naf)

  • Kasus Chromebook, Kejagung Pasang Gelang Deteksi untuk Ibrahim Arief

    Kasus Chromebook, Kejagung Pasang Gelang Deteksi untuk Ibrahim Arief

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah sorotan publik terhadap dugaan kasus korupsi Chromebook di Kemendikbudristek, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengambil langkah pengawasan ekstra terhadap salah satu tersangka, Ibrahim Arief. Konsultan teknologi yang juga dikenal dengan inisial Ibam itu kini mengenakan gelang deteksi elektronik karena berstatus sebagai tahanan kota.

    Keputusan tersebut diumumkan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, pada Kamis (17/7/2025). Ia menjelaskan, gelang tersebut berfungsi untuk memantau pergerakan Ibrahim Arief selama proses hukum berjalan.

    “Khusus terhadap tersangka IBAM sudah dipasang kita punya alat, namanya gelang, untuk mendeteksi keberadaan yang bersangkutan,” ujar Anang di Jakarta.

    Ibrahim Arief tidak ditahan di rumah tahanan seperti tersangka lainnya. Penyidik memberikan status tahanan kota karena yang bersangkutan menderita penyakit jantung kronis. Kejagung juga memberikan ketentuan khusus soal izin keluar daerah bagi Ibrahim.

    “Selama itu pemeriksaan di rumah sakit di daerah Jakarta enggak perlu izin, tetapi kalau dia ke luar kota harus (izin),” ungkap Anang menegaskan.

    Meski demikian, Kejagung tetap menjamin proses penyidikan berjalan maksimal. Penggunaan gelang deteksi dianggap sebagai upaya pengawasan digital agar tersangka tetap berada dalam jangkauan hukum, meskipun tidak berada di balik jeruji besi.

    Kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek ini berkaitan dengan proyek pengadaan yang berlangsung sepanjang 2019 hingga 2022.

    Setelah melakukan ekspose atau gelar perkara, penyidik Kejagung menetapkan empat tersangka karena dinilai telah ditemukan bukti permulaan yang cukup. Keempat tersangka, yaitu:

    Empat nama yang ditetapkan sebagai tersangka adalah:

    Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek (2020-2021), SW;Direktur SMP Kemendikbudristek, MUL;Konsultan perorangan untuk proyek infrastruktur teknologi pendidikan, Ibrahim Arief atau IA;Staf khusus mendikbudristek saat itu, Jurist Tan atau JT.

    Khusus dua nama pertama, Kejagung telah menahan mereka selama 20 hari di rutan Kejagung dengan kemungkinan perpanjangan masa tahanan berdasarkan perkembangan penyidikan.

    Yang menarik perhatian publik adalah latar belakang Ibrahim Arief. Ia bukan pegawai tetap kementerian, melainkan konsultan perorangan yang direkrut oleh Jurist Tan, staf khusus Menteri Pendidikan saat itu, Nadiem Makarim.

    Peran Ibrahim disebut penting dalam menyusun rancangan perbaikan infrastruktur teknologi di lingkungan sekolah.

    Kini, bersama Jurist Tan yang diduga berada di luar negeri, Ibrahim Arief menghadapi proses hukum di Indonesia. Sayangnya, keberadaan JT belum berhasil dipastikan oleh Kejagung hingga saat ini.

    Saat ini Kejagung terus menunjukkan keseriusannya menindak siapa pun yang terlibat dalam korupsi pengadaan laptop Chromebook untuk pendidikan, termasuk mereka yang punya latar belakang sebagai pejabat atau konsultan.

  • Dokter Harvard Bongkar Resep Umur Panjang, Masih Bugar di Usia 101

    Dokter Harvard Bongkar Resep Umur Panjang, Masih Bugar di Usia 101

    Jakarta

    John Scharffenberg telah menghabiskan puluhan tahun untuk mempelajari apa yang benar-benar bisa membantu dirinya panjang umur dan sehat. Lahir, pada tahun 1923, kini John kini berusia 101 tahun.

    John merupakan dokter lulusan Harvard dan pakar kesehatan masyarakat. Ia telah melewati masa perang, pandemi, dan evolusi dunia kedokteran yang pesat, tetapi gaya hidup intinya tetaplah sederhana.

    Dikutip dari Times of India, umur panjang John tidak turun-temurun dalam keluarganya. Orang tuanya meninggal relatif dini, dan bahkan saudara-saudaranya pun tak mencapai usia 70-an.

    Berikut 7 kebiasaan hebat, dan terkadang tak terduga, yang membantu John hidup lebih lama dari kebanyakan teman sebayanya.

    1. Tidak Merokok

    Tembakau adalah penyebab kematian yang paling dapat dicegah di seluruh dunia. Bukan hanya penyakit paru-paru, merokok merusak hampir setiap organ dalam tubuh, termasuk jantung, otak, dan ginjal. Bahkan penggunaan sesekali pun meningkatkan risiko.

    2. Menghindari Alkohol

    Selama beberapa dekade, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dianggap “sehat untuk jantung”. Namun, penelitian terbaru, termasuk pernyataan dari WHO dan Kepala Ahli Bedah Umum AS, membantah teori tersebut.

    Potensi manfaat kardiovaskular apa pun dikesampingkan oleh risiko kanker, penyakit hati, dan penurunan kognitif yang lebih tinggi.

    3. Rutin Olahraga

    Orang-orang sering kali menjadi kurang aktif antara usia 40 dan 70 tahun. Namun, justru saat itulah metabolisme melambat, penyakit akibat gaya hidup mulai bermunculan, dan kerusakan dimulai secara diam-diam.

    John sendiri aktif melakukan aktivitas fisik yakni membersihkan lahan, menanam pohon, dan membangun kebun stroberi miliknya.

    4. Tidak Makan Larut Malam

    Melewatkan makan malam memberi tubuh waktu istirahat yang lebih lama dari proses pencernaan, yang mendukung metabolisme, keseimbangan insulin, dan pengendalian berat badan. Puasa intermittent, jika dilakukan dengan benar, dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik, pengurangan peradangan, dan peningkatan umur panjang.

    5. Tidak Mengonsumsi Daging

    John merupakan sosok yang cenderung mengonsumsi makanan nabati dan menghindari konsumsi daging. Makanan-makanan sehat ini dikaitkan dengan umur panjang.

    Makanan John meliputi buah-buahan seperti mangga, kacang-kacangan seperti makadamia, dan makanan pokok sederhana seperti kentang.

    6. Mengurangi Gula

    Kelebihan gula meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, masalah hati, dan bahkan depresi. Kebanyakan orang mengonsumsi jauh melebihi batas harian yang disarankan. John memilih untuk mendapatkan rasa manis dari gula alami seperti buah.

    7. Menghindari Lemak Jenuh

    Lemak jenuh, terutama yang berasal dari daging merah, jenis susu tertentu, dan makanan olahan, dikaitkan dengan kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular. Mengurangi asupan lemak jenuh lebih dari sekadar panduan diet, ini dapat menyehatkan jantung.

    Pola makan John sesuai dengan rekomendasi American Heart Association (AHA) yaitu kurang dari 6 persen kalori harian dari lemak jenuh.

    (dpy/kna)

  • Kamis pagi, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

    Kamis pagi, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

    Ilustrasi – Seorang warga berjemur dengan latar belakang gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

    Kamis pagi, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 17 Juli 2025 – 09:39 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara Kota Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Kamis ini dan menduduki peringkat keempat yang terburuk se-Indonesia, demikian seperti dinyatakan dalam laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 06.00 WIB.

    IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 126 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 45,5 mikrogram per meter kubik atau 9,1 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini, yakni kelompok sensitif sebaiknya menghindari beraktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat berada di luar, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

    Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan keempat sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 162; Tangerang, Banten (137), dan Bekasi, Jawa Barat (136).

    Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendorong kerja sama konkret dengan daerah-daerah penyangga untuk bersama-sama menurunkan emisi, khususnya dari sektor industri yang aktivitasnya turut mempengaruhi udara di Jakarta.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyampaikan penurunan kualitas udara di Jakarta tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas di dalam wilayah saja, tetapi juga oleh kondisi meteorologi dan kontribusi dari daerah-daerah aglomerasi di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur.

    Adapun berdasarkan inventarisasi emisi yang telah dilakukan, diketahui sektor transportasi dan industri masih menjadi dua sumber utama pencemar udara di Jakarta.

    Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta saat ini fokus pada pengendalian emisi dari dua sektor tersebut melalui sejumlah langkah antara lain memasyarakatkan penggunaan transportasi umum massal dan mewajibkan uji emisi kendaraan bermotor disertai penegakan hukum terutama untuk kendaraan berat.

    Upaya lainnya yakni pengawasan ketat terhadap industri seperti melakukan pengukuran emisi menerus pada industri yang berpotensi melakukan pencemaran.

    Selain itu, upaya penghijauan, pengendalian pembakaran sampah, serta penjajakan penerapan Kawasan Rendah Emisi Terpadu (KRE-T) juga terus digalakkan untuk memperbaiki kualitas udara secara berkelanjutan.

    Asep menambahkan, perubahan perilaku masyarakat dalam hal mobilitas, seperti lebih memilih berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum, juga merupakan bagian penting dari solusi jangka panjang.

    Sumber : Antara