Topik: penyakit jantung

  • Ilmu di Balik Konsumsi Makanan Sehat

    Ilmu di Balik Konsumsi Makanan Sehat

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, istilah seperti superfood, herbal remedy, dan functional food semakin populer. Banyak orang mulai percaya bahwa makanan tertentu bisa menyembuhkan penyakit, memperlambat penuaan dan meningkatkan daya tahan tubuh secara alami.

    “Bayam untuk tekanan darah. Kunyit untuk radang. Teh hijau untuk kanker”

    Namun, seberapa ilmiah anggapan ini? Apakah benar bahwa bahan-bahan alami seperti sayuran hijau, rempah, atau superfood eksotis memiliki efek penyembuhan nyata? Di sinilah ilmu kimia pangan dan gizi fungsional memegang peran penting untuk membedakan antara klaim dan kenyataan.

    Pangan Fungsional: Lebih dari Sekadar Mengenyangkan

    Secara sederhana, pangan fungsional adalah makanan yang tidak hanya memberikan energi dan zat gizi, tapi juga berkontribusi terhadap kesehatan di luar fungsi dasarnya. Contohnya seperti yoghurt probiotik yang mendukung kesehatan pencernaan, kedelai yang mengandung isoflavon untuk menopausal support, atau teh hijau dan bayam yang kaya antioksidan.

    Saat ini, kita tidak lagi memandang makanan hanya sebagau sumber energi atau pemenuh rasa lapar. Makanan juga dapat menjadi “obat” alami (bukan dalam arti menyembuhkan penyakit secara langsung, tetapi dalam kemampuannya menjaga, melindungi, dan meningkatkan Kesehatan tubuh.

    Konsep ini bukan sekadar tren. Jepang, misalnya, sudah mengenalkan sistem Foods for Specified Health Use (FOSHU) sejak tahun 1991, yang mengklasifikasikan makanan berdasarkan manfaat kesehatannya. Di banyak negara, termasuk Indonesia, minat terhadap pangan fungsional tumbuh seiring meningkatnya kesadaran akan pencegahan penyakit kronis.

    Senyawa Bioaktif: Pahlawan Kecil dalam Makanan

    Di balik khasiat pangan fungsional terdapat senyawa bioaktif-komponen kimia dalam makanan yang bukan vitamin atau mineral, tetapi berpengaruh positif bagi tubuh. Senyawa ini tidak dibutuhkan untuk bertahan hidup secara langsung, tetapi mampu mencegah peradangan, melindungi sel dari kerusakan, hingga menekan risiko penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Beberapa di antaranya yang paling dikenal antara lain:

    -Flavonoid dan polifenol (pada teh hijau, buah beri, bayam): sebagai antioksidan dan anti-inflamasi
    -Kurkumin (kunyit): bersifat anti-inflamasi dan potensial sebagai antikanker
    -Allicin (bawang putih): menurunkan tekanan darah dan kolesterol
    -Glukosinolat (brokoli, sawi): mendukung detoksifikasi dan menghambat pertumbuhan sel kanker
    -Beta-karoten (wortel, labu kuning): mendukung kesehatan mata dan daya tahan tubuh

    Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme: menangkal radikal bebas, menekan inflamasi kronis, memodulasi enzim detoksifikasi, bahkan mempengaruhi ekspresi gen tertentu yang berkaitan dengan penuaan dan penyakit metabolik.

    Apa Kata Ilmu Pengetahuan?

    Ribuan studi telah mengeksplorasi efek positif senyawa bioaktif ini-mulai dari uji laboratorium (in vitro), pada hewan, hingga uji klinis manusia. Misalnya, kurkumin terbukti mampu menghambat jalur inflamasi pada sel, dan flavonoid terbukti menurunkan tekanan darah dalam studi populasi besar.

    Namun, ada tantangan yang sering luput dari perhatian publik: tidak semua senyawa bioaktif yang kita konsumsi bisa langsung memberi manfaat dalam tubuh. Beberapa faktor mempengaruhi efektivitasnya, seperti:

    -Dosis alami yang rendah: jumlah dalam makanan alami sering kali terlalu kecil dibandingkan dosis efektif di laboratorium
    -Bioavailabilitas rendah: tidak semua senyawa diserap tubuh dengan efisien. Beberapa cepat terurai atau dibuang sebelum semat memberikan efek
    -Interaksi dengan makanan lain: beberapa senyawa membutuhkan “pendamping” tertentu agar dapat diserap optimal. Contohnya, kurkumin (pada kunyit) dan piperin (pada lada hitam) lebih mudah diserap jika dikonsumsi bersama lemak sehat.
    -Proses pengolahan yang tepat: Tidak semua pengolahan merusak. Menumis dengan sedikit minyak bisa membantu penyerapan senyawa seperti karotenoid. Fermentasi juga dapat meningkatkan ketersediaan dan aktivitas senyawa bioaktif tertentu.

    Artinya, meskipun suatu bahan pangan memiliki kandungan bioaktif, cara konsumsi, jumlah, pengolahan, dan kombinasi dengan makanan lain akan sangat menentukan efektivitasnya.

    Makanan Bukan Obat Instan

    Salah satu kekeliruan umum adalah menganggap makanan bisa menggantikan obat. Banyak yang berharap efek cepat dari konsumsi bahan alami, bahkan menggantikan terapi medis dengan jamu, jus, atau kapsul herbal.

    Padahal, efek pangan fungsional bersifat jangka panjang, preventif, dan tidak menggantikan peran obat. Makan sehat hari ini tidak langsung membuat kita kebal penyakit besok, tetapi merupakan investasi perlahan yang membantu tubuh bekerja lebih optimal dalam jangka waktu panjang. Mengonsumsi bayam secara teratur mungkin membantu menjaga tekanan darah, tetapi tidak serta-merta menggantikan antihipertensi. Minum teh hijau tidak akan mengobati kanker, tetapi bisa berkontribusi pada perlindungan sel dari kerusakan oksidatif jika dikonsumsi rutin.

    Klaim berlebihan seperti “makanan menyembuhkan semua penyakit” bukan hanya menyesatkan, tapi juga bisa membahayakan ketika membuat orang menolak pengobatan medis yang sudah terbukti.

    Bijak Menyikapi, Cerdas Memilih

    Alih-alih mengidolakan satu jenis makanan, pendekatan terbaik adalah menerapkan pola makan seimbang dan bervariasi. Kombinasi sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian utuh, rempah, dan protein sehat memberikan sinergi manfaat dari beragam senyawa bioaktif yang mendukung kesehatan tubuh secara optimal.

    Dalam era digital saat ini, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menyaring informasi yang beredar, terutama yang berasal dari media sosial atau iklan komersial, agar tidak terjebak dalam klaim yang tidak ilmiah atau berlebihan.

    Dian Kurniati. Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

    (rdp/rdp)

  • 14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    Jakarta

    Aktif olahraga bisa bikin badan lebih fit, mencegah penyakit, dan memperpanjang umur. Namun, tetap banyak yang menunda aktivitas ini, entah karena sibuk dengan aktivitas lain, ogah ribet, atau hanya sekadar malu memulai.

    Dikutip dari CNN, tanpa olahraga formal seperti pergi ke gym, pilates, padel, dan jenis olahraga lain, ada hal sederhana yang bisa meningkatkan aktivitas tubuh dan manfaatnya seperti olahraga.

    Cara ini dikenal dengan istilah non-exercise activity thermogenesis (NEAT).

    “NEAT mencakup semua gerakan yang kita lakukan di luar olahraga, kayak jalan ke dapur, beresin rumah, berdiri daripada duduk, atau bahkan gelisah,” jelas Dana Santas, pelatih kekuatan dan mobilitas yang biasa melatih atlet profesional.

    Meski kelihatannya sepele, aktivitas kecil ini bisa berdampak besar untuk metabolisme tubuh dan pembakaran energi harian. Plus, tubuh seseorang memang diciptakan untuk aktif bergerak.

    Manfaatnya bukan cuma soal bakar kalori, tapi juga demi kesehatan sendi, otot, sirkulasi, kesehatan mental, sampai tidur.

    Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, orang dewasa bisa duduk selama 6 hingga 8 jam sehari. Padahal, duduk terlalu lama dikaitkan dengan risiko kematian dini, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas.

    Biar nggak kebanyakan rebahan, catat 14 cara simpel tapi powerful buat tetap aktif tanpa harus ke gym:

    1. Aktif bergerak di sela kesibukan

    Sambil nunggu memanaskan makanan di microwave, coba untuk menyempatkan squat, wall sit, atau jalan keliling kantor.

    Menurut fisioterapis Nicholas Rolnick, gerakan ini membantu menaikkan detak jantung dan meningkatkan kekuatan otot kaki. Mulai dari satu squat, lalu tingkatkan perlahan.

    2. Parkir jauh dari pintu toko

    Lagi belanja atau ke minimarket? Coba parkir di tempat yang lebih jauh biar bisa jalan kaki lebih banyak.

    3. Jalan kaki atau naik sepeda

    Kalau bisa ke warung atau minimarket jalan kaki, kenapa harus naik motor? Tambahin beban di ransel atau tas yang dibawa, biar kerja jantung makin maksimal.

    4. Hindari lift, pilih tangga

    Aktivitas rutin naik tangga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan lemak darah. Bonusnya, kalau bisa, lewatin satu anak tangga buat tantangan ekstra.

    5. Lagi teleponan? Jalan kaki aja

    Daripada rebahan sambil nelpon, kenapa nggak jalan-jalan keliling blok di sekitar rumah? Jalan kaki juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes, kanker, dan demensia.

    6. Nonton film sambil angkat beban

    Nonton film sambil angkat beban bisa menjadi aktivitas multitasking yang seru, sambil maraton drama Korea, kamu bisa squat, push-up, atau treadmill-an di rumah.

    7. Gunakan standing desk

    Berdiri lebih baik daripada duduk terus. Namun, jangan lupa istirahat dan tetap sesekali bergerak, karena berdiri terlalu lama juga bisa bikin pusing dan risiko varises.

    8. Meeting di luar ruangan

    Meeting kerja nggak harus selalu indoor. Jalan-jalan ringan sambil diskusi juga bisa membantu lawan efek duduk kelamaan.

    9. Pakai treadmill desk

    Kalau kerja remote, treadmill desk bisa jadi solusi biar tetap aktif sambil ngetik atau Zoom-an.

    10. Sikat gigi sambil calf raise

    Latihan otot betis sambil sikat gigi? Bisa banget! Atau coba wall sit ringan, tapi pastikan keseimbangan dulu, ya.

    11. Bawa belanjaan pakai tangan

    Mulai tinggalin troli! Membawa sendiri kantong belanjaan bisa membantu melatih kekuatan dan daya tahan tubuh.

    12. Jalan kaki lebih cepat

    Kalau sudah terbiasa jalan, cobalah untuk menambah kecepatannya. Jalan 6 km/jam bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 sampai 40 persen. Bisa juga menyelipkan walking lunges atau step-up di trotoar.

    13. Kerja rumah lebih cepat

    Menyapu atau mengepel dengan tempo cepat bisa menaikkan detak jantung dan mengaktifkan otot tangan dan kaki.

    14. Timer 10 menit per jam

    Pasang alarm setiap jam buat jalan kaki 5 hingga 10 menit. Kalau dikumpulin selama 8 jam kerja, kamu bisa jalan 40 hingga 80 menit secara total!

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video Aktivitas Fisik Dapat Kurangi Risiko Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Video: Dokter Ungkap Pergeseran Tren Usia Sakit Jantung di Usia Muda

    Video: Dokter Ungkap Pergeseran Tren Usia Sakit Jantung di Usia Muda

    JakartaSaat ini terjadi pergeseran tren usia pengidap penyakit jantung, di mana kasus penyakit jantung kini banyak terjadi pada kelompok usia muda, seperti yang dikatakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Dr. dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K). Ia mengatakan sekarang banyak individu usia 40 tahun ke atas yang mengidap penyakit Jantung koroner.

    Faktor penyebabnya itu sendiri meliputi beberapa hal, seperti faktor genetik hingga gaya hidup tiap individu. Karena itu detikers kudu perhatian nih ya, yuk simak selengkapnya..

    Tonton juga video menarik lainnya di sini!

    (/)

    pengidap penyakit jantung penyakit jantung penyakit jantung penyakit jantung usia muda jantung koroner

  • Perubahan Ajaib yang Terjadi Pada Tubuh saat Stop Konsumsi Gula 30 Hari

    Perubahan Ajaib yang Terjadi Pada Tubuh saat Stop Konsumsi Gula 30 Hari

    Jakarta

    Siapa di sini yang suka mengonsumsi makanan dan minuman manis? Konsumsi gula tambahan secara berlebihan, nyatanya dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis, termasuk diabetes.

    Oleh karena itu, tak ada salahnya mencoba tantangan puasa makan gula selama 30 hari dan lihat perubahan yang terjadi pada tubuh.

    Manfaat Puasa Gula ke Tubuh

    Pola makan apapun yang mengurangi atau menghilangkan gula kemungkinan besar dapat menurunkan risiko obesitas dan memberi manfaat kesehatan lainnya. Ini terkhusus juga bagi orang yang biasa mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi.

    Sebagai gantinya, coba konsumsi makanan utuh yang kaya nutrisi. Cukup konsumsi gula alami yang terdapat dalam sayur, buah, dan produk susu. Berikut sederet manfaat yang bisa didapatkan:

    1. Kadar Gula Darah Terkontrol

    Sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tambahan dapat mengganggu pengendalian gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe dua. Makanan dan minuman manis, seperti soda, permen, dan minuman kemasan mengandung gula yang mudah diserap, seperti sirup jagung fruktosa, yang dalam banyak penelitian dikaitkan dengan resistensi insulin.

    Hal ini bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan insulin, yang akhirnya merusak sel dan meningkatkan berbagai risiko penyakit seperti retinopati (kerusakan retina mata), demensia, penyakit ginjal kronis, penyakit fatty liver (hati berlemak), sindrom ovarium polikistik, dan penyakit kardiovaskular.

    2. Berat Badan Turun

    Makanan dan minuman tinggi gula tambahan biasanya tinggi kalori, tapi rendah nutrisi seperti protein dan serat. Karena itu, pola makan tinggi gula dikaitkan dengan kenaikan berat badan, obesitas, dan penyakit kronis lainnya.

    “Mengurangi asupan gula tambahan dapat membantu menurunkan berat badan, terutama bila disertai dengan pola makan bergizi seimbang,” kata ahli gizi Jillian Kubala, MS, RD dikutip dari Healthline, Jumat (1/8/2025).

    3. Kesehatan Gigi Membaik

    Asupan gula tambahan dari makanan atau minuman berkaitan erat dengan risiko gigi berlubang atau rusak. Ini disebabkan bakteri di mulut memecah gula dan menghasilkan asam yang merusak gigi.

    Oleh karena itu, sebaiknya asupan gula tambahan sebaiknya dikurangi sebanyak mungkin.

    4. Kesehatan Liver Membaik

    Pola makan tinggi gula, terutama fruktosa, dapat meningkatkan risiko Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau perlemakan liver non-alkoholik. Sebuah studi di tahun 2021 menunjukkan peserta penelitian yang melakukan diet rendah gula menghasilkan penurunan 10,5 persen hepatic de novo lipogenesis atau proses pembentukan asam lemak di liver.

    Studi juga menunjukkan penurunan lemak hati dan kadar insulin puasa yang lebih besar dibandingkan kelompok dengan pola makan biasa.

    5.Kesehatan Jantung Terjaga

    Konsumsi gula tambahan secara berlebih dikaitkan dengan berbagai masalah kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, peningkatan trigliserida (jenis lemak dalam darah), dan kolesterol tinggi.

    “Studi juga menunjukkan konsumsi gula tambahan berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung,” sambung Kubala.

    6. Stres dan Depresi Berkurang

    Penelitian menunjukkan pola makan tinggi gula tambahan berkaitan dengan gejala kecemasan dan depresi. Mengurangi asupan gula dapat membantu meredakan gejala tersebut.

    “Tak hanya itu, mengurangi asupan gula juga dapat meningkatkan kesehatan kulit. Konsumsi gula tambahan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penuaan dini,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Tanda Serangan Jantung-Stroke yang Bisa Muncul di Telinga, Jarang Disadari

    Tanda Serangan Jantung-Stroke yang Bisa Muncul di Telinga, Jarang Disadari

    Jakarta

    Tubuh manusia itu unik. Ini karena seringkali dapat memberikan tanda-tanda sebelum penyakit terjadi. Salah satunya adalah daun telinga yang dapat memberikan tanda adanya masalah pada jantung.

    Dikutip dari Times of India, dalam kasus serangan jantung, tanda dan gejalanya seringkali samar, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.

    Pada daun telinga sendiri, ada yang namanya tanda Frank atau diagonal ear lobe crease (DELC). Dinamai berdasarkan dr Sander T. Frank, sosok yang pertama kali mengamati lipatan ini pada 20 pasien berusia di bawah 60 tahun dengan nyeri dada (angina) dan terbukti mengalami penyumbatan arteri koroner.

    Ini adalah sebuah lipatan diagonal pada cuping telinga, yang diduga terkait dengan penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).

    Lipatan ini membentang dari tragus (bagian depan telinga) ke belakang daun telinga. Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara tanda Frank dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskular.

    Penelitian yang diterbitkan dr Frank pada sebuah makalah yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada tahun 1973 menunjukkan adanya hubungan antara lipatan dan masalah jantung. Namun, ini belum menunjukkan jawaban yang pasti.

    Lalu, sebuah studi di tahun 2017 meneliti hubungan antara tanda Frank sebagai prediktor kejadian vaskular serebral atau kondisi yang memengaruhi aliran darah ke otak, termasuk stroke, aneurisma otak, perdarahan otak, dan penyakit arteri karotis.

    Para peneliti mengamati 241 orang yang dirawat di rumah sakit karena stroke akut. Sekitar 190 pasien menunjukkan tanda Frank.

    dr Michael Murray ND pakar dalam pengobatan alami mengatakan seseorang yang memiliki lipatan telinga diagonal memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung atau stroke.

    “Lebih dari 40 penelitian telah menunjukkan hubungan ini. Hal ini tidak selalu benar, tetapi dalam kebanyakan kasus, memang benar,” kata dr Murray.

    “Alasannya adalah karena daun telinga merupakan sumber pembuluh darah yang kaya. Pembuluh darah ini, jika tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang baik, akan kolaps, dan itulah yang membentuk lipatan (tanda Frank) tersebut,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Menkes: 1,5 Juta Warga RI Wafat Karena Stroke-Serangan Jantung Tiap Tahun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Punya Tekstur Unik dan Bau Menyengat, Ini Manfaat Makan Natto untuk Kesehatan

    Punya Tekstur Unik dan Bau Menyengat, Ini Manfaat Makan Natto untuk Kesehatan

    JAKARTA – Natto merupakan salah satu makanan khas Jepang yang populer. Makanan ini terbuat dari kedelai yang difermentasi menggunakan bakteri Bacillus stutilis.

    Namun, natto memiliki tekstur lengket dan berlendir, serta aroma yang menyengat dan khas, yang membuat tak semua orang menyukainya. Meski demikian, natto ternyata mengandung banyak manfaat untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi rutin, seperti berikut ini.

    1. Mendukung kesehatan jantung

    Dikutip dari Everyday Health, pada Jumat, 1 Agustus 2025, serat dan lemak tak jenuh pada natto dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, alias kolesterol jahat dalam darah. Hal ini tentu saja baik untuk kesehatan jantung.

    Natto juga mengandung enzim unik bernama nattokinase, yang terbentuk selama fermentasi. Enzim ini berfungsi menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar lemak darah, mencegah pembentukan plak di arteri yang semuanya berguna mengurangi risiko penyakit jantung.

    2. Melancarkan pencernaan

    Natto mengandung probiotik alami yang berfungsi sebagai bakteri baik dalam menjaga keseimbangan mikrobioma usus. Kesehatan usus yang baik berkaitan erat dengan pencernaan yang lancar dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

    Tak hanya itu, fermentasi natto membantu mengurangi zat antinutrisi yang secara alami terdapat pada kedelai. Dengan pengurangan zat tersebut maka penyerapan nutrisi lebih lancar dan tidak menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung atau mual.

    3. Bantu perkuat tulang

    Kandungan kalsium pada natto sangat tinggi, yakni sekitar 217 miligram per 100 gramnya. Hal ini tentunya membuat konsumsi natto dapat membantu memperkuat tulang dan menjaga kepadatannya.

    Selain kalsium, natto juga mengandung magnesium dan vitamin K yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

  • Kesabaran Kejagung Sudah Habis, Jurist Tan ‘OTW’ Diburu Interpol

    Kesabaran Kejagung Sudah Habis, Jurist Tan ‘OTW’ Diburu Interpol

    GELORA.CO – Kejaksaan Agung (Kejagung) sudah cukup bersabar dengan sikap keras kepala eks Staf Khusus Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan yang terus-terusan mangkir dan memilih kabur ke luar negeri, usai terseret dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

    Korp Adhyaksa tengah memproses pengajuan permohonan ke Interpol Polri terkait penetapan DPO dan red notice terhadap mantan Chief Operating Officer (COO) Gojek itu. Waktu pengajuan akan diumumkan setelah prosesnya rampung.

    Asal tahu saja, Jurist Tan telah ditetapkan sebagai tersangka sejak Selasa (15/7/2025) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook pada program digitalisasi pendidikan Kemendikbudristek tahun 2019–2022. Sejak itu, ia telah tiga kali mangkir dari panggilan pemeriksaan, yaitu pada Jumat (18/7/2025), Senin (21/7/2025), dan Jumat (25/7/2025).

    “On process, kan sudah panggilan ketiga. Berarti kan tinggal (proses), mungkin dalam waktu dekat. Nanti dikabari pastinya. Yang jelas, on process,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, di Gedung Bundar Jampidsus, Kompleks Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

    Anang menjelaskan, keterangan saksi-saksi lain sudah diproses terkait keterlibatan Jurist Tan. Namun, penyidik belum bisa memeriksa Jurist karena ketidakhadirannya, bahkan sejak masih berstatus saksi. Karena itu, penyidik akan tetap menempuh upaya paksa.

    “Kita masih on process dengan pihak-pihak terkait untuk langkah-langkah apa yang akan kita lakukan nantinya. Supaya kita tepat, dan memastikan bahwa nantinya kita tidak salah dalam melakukan langkah-langkah hukum,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, mengaku telah menelusuri keberadaan Jurist Tan di Sydney, Australia. Menurutnya, eks stafsus Nadiem itu tinggal bersama suami dan anaknya.

    “Selama di Australia telah berusaha melacak keberadaan tersangka Jurist Tan. Dan terdapat dugaan dia tinggal di Sydney, tepatnya kawasan Waterloo, New South Wales, Australia, bersama suaminya inisial ADH dan seorang putranya,” ungkap Boyamin dalam keterangannya, Jumat (25/7/2025) lalu.

    Dalam konstruksi perkara yang disampaikan Kejaksaan Agung, Jurist Tan disebut memiliki peran sentral dalam pengadaan Chromebook. Pada Februari dan April 2020, Nadiem Makarim bertemu dengan perwakilan Google, yakni WKM dan PRA (Putri Ratu Alam), untuk membahas kerja sama pengadaan perangkat TIK. Jurist, atas arahan Nadiem, menindaklanjuti pembicaraan itu dan menyampaikan permintaan kontribusi investasi sebesar 30 persen dari Google.

    “Selanjutnya Tersangka JT menyampaikan co-investment 30 persen dari Google untuk Kemendikbudristek apabila pengadaan TIK Tahun 2020 s.d. 2022 menggunakan ChromeOS. Hal itu disampaikan dalam rapat-rapat yang dihadiri HM selaku Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Tersangka SW selaku Direktur SD dan Tersangka MUL selaku Direktur SMP,” kata mantan Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, Selasa (15/7/2025).

    Puncak proses terjadi pada 6 Mei 2020 saat Nadiem memimpin rapat daring via Zoom yang dihadiri Jurist Tan, Sri Wahyuningsih (SW), Mulyatsyah (MUL), dan Ibrahim Arief (IBAM). Dalam rapat itu, Nadiem memerintahkan agar pengadaan TIK tahun 2020–2022 menggunakan ChromeOS, meskipun proses pengadaan belum dimulai.

    Proyek pengadaan senilai Rp9,3 triliun itu diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp1,98 triliun akibat praktik mark-up dan selisih harga kontrak dengan harga dari principal.

    “Kerugian keuangan negara yang timbul bersumber dari perhitungan selisih kontrak dengan harga penyedia dengan metode illegal gain, artinya keuntungan penyedia diambil dari selisih mendapatkan harga dari principal yang tidak sah,” jelas Qohar.

    Kerugian tersebut mencakup perangkat keras dan lunak, termasuk Classroom Device Management (CDM) senilai Rp480 miliar serta mark-up harga laptop di luar CDM sebesar Rp1,5 triliun.

    Kejaksaan Agung telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini:

    1. Jurist Tan (JT) – Mantan Staf Khusus Mendikbudristek Nadiem Makarim

    2. Ibrahim Arief (IBAM) – Mantan Konsultan Teknologi di Warung Teknologi Kemendikbudristek

    3. Sri Wahyuningsih (SW) – Mantan Direktur SD Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, serta KPA Direktorat SD TA 2020–2021

    4. Mulyatsyah (MUL) – Mantan Direktur SMP Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, serta KPA Direktorat SMP TA 2020–2021

    Untuk kepentingan penyidikan, Sri Wahyuningsih dan Mulyatsyah ditahan di Rutan Salemba cabang Kejagung sejak 15 Juli hingga 3 Agustus 2025. Sementara Ibrahim Arief dikenai tahanan kota karena mengidap penyakit jantung kronis. Jurist Tan belum ditahan karena berada di luar negeri.

    Keempat tersangka diduga telah merekayasa proyek sejak awal, termasuk mengganti sistem operasi dari Windows ke ChromeOS atas arahan langsung dari Nadiem Makarim.

     

  • Curhat Wanita Alami Mati Suri, Kolaps gegara Henti Jantung saat Nge-gym

    Curhat Wanita Alami Mati Suri, Kolaps gegara Henti Jantung saat Nge-gym

    Jakarta

    Victoria Thomas, wanita sehat berusia 41 tahun, mengalami pengalaman luar biasa. Ia sempat ‘meninggal’ selama 17 menit akibat henti jantung saat ikut kelas bootcamp di gym. Berbeda dari kisah orang lain yang melihat cahaya damai, Victoria justru mengaku melihat tubuhnya sendiri tergeletak di lantai gym dari dekat langit-langit.

    “Kakiku terlihat sangat gemuk!” {englihatan ini, katanya, bukan halusinasi, karena fotonya sebelum pingsan menunjukkan kakinya memang bengkak.

    Tanpa peringatan berarti selain rasa lelah dan pusing, Victoria tiba-tiba kolaps. Dia sempat ‘mati suri’ selama 17 menit sebelum staf gym dan paramedis berjuang keras untuk menyadarkannya.

    Diberitakan Daily Mail, setelah sadar, ia harus dipasangi defibrillator karena jantungnya beberapa kali berhenti lagi, bahkan saat ia kembali bermain netball.

    Pada tahun 2021, saat hamil 24 minggu, Victoria didiagnosis mengidap Danon Disease, penyakit genetik langka yang memengaruhi kurang dari satu juta orang di dunia, dan biasanya memiliki harapan hidup yang sangat pendek :19 tahun untuk pria, 24 tahun untuk wanita. Diagnosis ini mengejutkan karena tidak ada riwayat penyakit jantung di keluarganya.

    Untungnya, anak laki-lakinya, Tommy, yang lahir prematur melalui operasi caesar darurat, tidak mewarisi penyakit tersebut. Kondisi Victoria memburuk setelah melahirkan. Pada April 2022, fungsi jantungnya hanya 11%, masuk kategori gagal jantung stadium akhir.

    Dokter bahkan memprediksi umurnya hanya tinggal beberapa bulan. Terguncang dengan kenyataan ini, Victoria berjuang untuk tetap hidup demi anaknya dan masuk daftar tunggu donor organ. Setelah dua kali harapan palsu, pada April 2023, sebuah jantung yang cocok akhirnya ditemukan.

    Setelah menjalani transplantasi jantung yang sukses, Victoria diperbolehkan pulang pada Mei 2023. Kini, ia kembali berenergi penuh, bermain netball empat kali seminggu, dan bahkan akan berkompetisi di World Transplant Games di Jerman.

    (kna/kna)

  • Ciri-ciri Seseorang ‘Burnout’ Menurut Ahli Jiwa, Kelelahan Mental yang Berbahaya

    Ciri-ciri Seseorang ‘Burnout’ Menurut Ahli Jiwa, Kelelahan Mental yang Berbahaya

    Jakarta

    Belakangan burnout dikaitkan sebagai salah satu penyebab kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ADP (39). Hal ini disebut akibat dari beban pekerjaan dan peran humanistik yang selama ini dilakukan.

    “Ini semua tentu menimbulkan dampak seperti burnout, kelelahan kepedulian, terus menerus terpapar dengan trauma, dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya,” kata Ketua Umum Apsifor Nathanael Sumampouw dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

    Dikutip dari Everyday Health, burnout mungkin dibayangkan kondisi seseorang yang benar-benar kelelahan. Seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Albert Einstein College of Medicine di New York City, Carol Bernstein, MD, menjelaskan secara klasik tentang burnout.

    “Secara klasik, kita menyebut burnout sebagai depersonalisasi, kelelahan emosional, dan perasaan sinisme, keterasingan, serta kurangnya pencapaian,” jelas Bernstein.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), burnout mengacu pada stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Tetapi, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh stres di luar pekerjaan, dan menyebabkan gejala yang kurang terlihat.

    Seorang psikolog klinis di Mindwell Modern Psychology and Therapy di Kuala Lumpur, Malaysia, Dr Cassandra Aasmundsen-Fry, Psy, kelelahan kerja atau burnout bisa jadi merupakan akibat dari pekerjaan atau serangkaian tanggung jawab tertentu. Misalnya seperti menjadi pengasuh utama pasangan atau anak yang mengalami penyakit kronis, tetapi dampaknya cenderung mempengaruhi aspek kehidupan lainnya.

    “Biasanya orang-orang merasakan peningkatan rasa tidak sehat secara fisik dan mental, serta kesulitan menghadapi kehidupan sehari-hari,” sambungnya.

    Gejala dari burnout bisa beragam. Tanda kelelahan kerja dapat tumpang tindih dengan gejala depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, tetapi kelelahan kerja itu sendiri bukanlah diagnosis medis.

    Sebab, kelelahan kerja dapat memiliki dampak yang begitu luas dan merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan. Maka dari itu, penting untuk mengenali gejala dan melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

    “Jika tidak, konsekuensi fisik yang berkepanjangan serta membebani hubungan dan kemampuan Anda untuk bekerja,” jelas Dr Aasmundsen-Fry.

    Berikut delapan tanda kelelahan atau burnout yang kerap tidak disadari:

    1. Merasa Terlalu Pesimis

    Seseorang yang mengalami kelelahan mungkin memiliki pandangan kritis dan pesimis. Tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga terhadap dunia di sekitar mereka.

    Jika dari tempat kerja, ini berarti mereka mungkin memiliki sikap yang lebih negatif terhadap klien dan lebih mudah tersinggung.

    “Seseorang mungkin merasa kesal atau apatis, seolah-olah Anda tidak memiliki tujuan atau makna terhadap apa yang Anda lakukan,” beber Dr Bernstein.

    Dalam kasus burnout yang ekstrem, seseorang mungkin mempertanyakan apakah hidup ini layak untuk dijalani atau tidak.

    2. Sulit Tidur

    Orang cenderung kurang tidur dengan nyenyak saat sedang berjuang melawan burnout atau kelelahan. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan profesor manajemen dan dekan sekolah administrasi bisnis di Widener University di Chester, Pennsylvania, Anthony Wheeler, PhD, pada karyawan stres, burnout, dan kepemimpinan.

    Kegelisahan dan insomnia adalah dua masalah terkait tidur yang berkaitan dengan kelelahan. Kurang tidur dapat memicu kelelahan (seperti dalam lingkaran setan), karena kurang mampu berpikir jernih saat kurang istirahat.

    3. Sakit Perut atau Sakit Kepala

    Jika seseorang mengalami sakit perut atau sakit kepala dan tidak tahu penyebabnya, itu bisa jadi karena burnout. Penelitian yang melibatkan pekerja sosial mengalami kelelahan menemukan bahwa sekitar 9 persen mengalami sakit kepala dan 10 persen mengalami masalah gastrointestinal atau masalah pencernaan.

    Menurut tinjauan sistematis, sakit kepala akibat kelelahan kemungkinan besar merupakan akibat dari stres psikologis. Sementara masalah perut, seperti nyeri, kembung, dan mual cenderung lebih umum terjadi pada saat stres.

    Ternyata, stres dapat membuat seseorang diare atau sembelit.

    4. Menurunnya Daya Tahan Tubuh’

    “Sering terserang flu dan merasa tidak enak badan mungkin merupakan gejala kelelahan karena sistem kekebalan tubuh menjadi terganggu,” kata Dr Wheeler.

    Menurut penelitian, stres dapat memicu respons peradangan tubuh, dan peradangan kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, hingga merusak jaringan dalam tubuh. Dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, seseorang mungkin mengalami pilek lebih sering dan menempatkan diri pada risiko kondisi serius seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes tipe 2.

    5. Berat Badan Naik

    Orang yang mengalami kelelahan fisik atau burnout mungkin mengalami kenaikan berat badan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal itu terjadi.

    “Ini kombinasi dari beberapa hal, seperti respons biologis tubuh Anda meningkatkan kemungkinan kenaikan berat badan, ditambah dengan berkurangnya waktu tidur, depresi, dan perubahan kebiasaan makan,” kata Dr Wheeler.

    Perubahan biologis yang dimaksud melibatkan hormon stres kortisol. Stres kronis (seperti yang menyebabkan kelelahan fisik) meningkatkan kadar kortisol, dan kadar kortisol yang tinggi telah dikaitkan dengan lingkar pinggang yang lebih besar dan peningkatan kemungkinan kelebihan berat badan dan obesitas.

    Jika kenaikan berat badan menjadi masalah, hal itu dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, seperti stroke, penyakit jantung, kanker, dan artritis.

    6. Isolasi Diri

    Orang yang mengalami burnout dapat merasa bahwa apapun yang mereka lakukan tidak dihargai atau tidak membuat perbedaan. Akibatnya, mereka mungkin mengisolasi diri dari orang lain.

    “Pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan memburuknya hubungan, dan hal itu tidak membantu,” kata Dr Wheeler.

    Menurutnya, hal-hal yang dapat membantu seseorang keluar dari burnout adalah kontak sosial yang bisa meredakan stres. Itu merupakan salah satu cara yang direkomendasikan untuk membantu seseorang merasa lebih baik.

    7. Nyeri Otot

    Ternyata pegal dan nyeri tubuh juga bisa menjadi tanda fisik dari burnout. Saat stres, otot-otot secara otomatis menegang untuk melindungi tubuh dari rasa sakit dan cedera.

    Biasanya, ketegangan otot ini mereda setelah stres berlalu. Tetapi, stres kronis menyebabkan tubuh berada dalam kondisi stres dan mempertahankan ketegangan tersebut.

    Tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat tubuh menahan ketegangan antara lain bahu, leher, kepala, dan punggung.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Survei: ChatGPT Berpeluang Jadi Medium Baru untuk Terapi Kesehatan Mental”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Terungkap! Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Cegah Serangan Jantung di Usia Muda

    Terungkap! Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Cegah Serangan Jantung di Usia Muda

    Jakarta

    Jalan kaki adalah aktivitas sederhana yang menyimpan banyak manfaat. Tak heran banyak orang berusaha mencapai target 10 ribu langkah per hari. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa kecepatan langkah justru lebih penting dari jumlah langkah untuk memaksimalkan manfaat kesehatan.

    Peneliti di Amerika Serikat menganalisis data jalan kaki dari 79.850 orang dewasa yang tinggal di wilayah berpenghasilan rendah pada rentang tahun 2002 hingga 2009. Hasilnya, mereka menemukan berjalan cepat dalam waktu singkat lebih bermanfaat dibandingkan berjalan lambat selama tiga jam.

    Peneliti menyimpulkan jalan kaki cepat merupakan bentuk olahraga yang efektif untuk melindungi kesehatan jantung.

    Aktivitas seperti berjalan di tempat kerja, olahraga ringan, atau berjalan bersama hewan peliharaan dikategorikan sebagai ‘jalan lambat’. Sementara itu, aktivitas yang lebih dinamis seperti berjalan cepat, naik tangga, atau olahraga diklasifikasikan sebagai ‘jalan cepat’.

    Dalam masa tindak lanjut hampir 17 tahun, peneliti menemukan jalan cepat setidaknya 15 menit per hari meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko kematian akibat berbagai sebab hampir 20 persen.

    Menurut artikel yang ditulis di American Journal of Preventive Medicine, efek paling kuat terjadi pada kondisi kardiovaskular. Peneliti utama Prof Wei Zheng menyebut jalan cepat menurunkan risiko kematian dengan meningkatkan efisiensi kerja jantung dan mengurangi obesitas.

    “Berjalan cepat adalah aktivitas yang mudah diakses, nyaman, dan berdampak rendah yang dapat dilakukan oleh orang dari segala usia dan tingkat kebugaran untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesehatan jantung secara khusus,” kata Prof Zheng, dikutip dari Daily Mail, Rabu (30/7/2025).

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa kematian global tahunan akibat kurangnya aktivitas fisik mencapai sekitar dua juta orang per tahun. Ini menjadikannya salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian dan disabilitas secara global.

    Kurangnya aktivitas fisik telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker. Situasi mendorong kampanye kesehatan soal manfaat jalan kaki cepat harus ditingkatkan karena efeknya yang begitu besar.

    “Setiap individu sebaiknya memasukkan aktivitas fisik yang lebih intens ke dalam rutinitas harian mereka, seperti berjalan cepat atau bentuk olahraga aerobik lainnya,” tambah peneliti Prof Lili Liu.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Olahraga yang Direkomendasikan Dokter untuk Penderita Obesitas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/suc)