Topik: penyakit jantung

  • Ibu di Jatim Meninggal Saat Nonton Sound Horeg, Dokter Jantung Singgung Efek Bising

    Ibu di Jatim Meninggal Saat Nonton Sound Horeg, Dokter Jantung Singgung Efek Bising

    Jakarta

    Ibu muda bernama Anik Mutmainah (38) warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang meninggal dunia saat menonton karnaval sound horeg. Pihak RSUD Pasirian, tempat Anik dilarikan, mengatakan pasien mengalami henti jantung dan henti napas.

    Tapi, apakah kebisingan ekstrem dari sound horeg dapat membahayakan kesehatan tubuh, terutama organ jantung?

    Menjawab hal ini, spesialis jantung dr Yuri Afifah, SpJP mengatakan suara dengan desibel tinggi, di atas 50 dB bisa mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

    “Tapi apakah dalam waktu singkat? tentunya nggak ya, butuh waktu yang lama untuk noise pollution menjadi cardiovascular disease,” kata dr Yuri saat dihubungi detikcom, Selasa (5/8/2025).

    “Henti jantung berhubungan sama masalah kelistrikan jantung atau aritmia. Misal dengar suara yang kenceng terus memicu aritmia seseorang muncul, masih mungkin bikin henti jantung ya,” sambungnya.

    dr Yuri menambahkan penelitian menunjukkan bahwa kebisingan yang ‘tidak biasa’ seperti suara pesawat, kereta api, hingga jalan raya memiliki hubungan yang bergantung pada dosis dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.

    “Kalau dari jurnal luar negeri lebih ke penelitian ke arah transportation noise ya, yang kita tau desibelnya tidak lebih tinggi dari sound horeg,” katanya.

    Untuk diketahui, tingkat suara yang dihasilkan saat pesawat lepas landas ada di angka 120 dB, sementara sound horeg sendiri bisa mencapai 120-135 dB.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa ambang batas aman paparan suara adalah 85 dB selama maksimal 8 jam per hari. Paparan suara di atas 100 dB digambarkan sebagai suara yang sangat keras dan berpotensi membahayakan.

    Tingkat suara 120 dB adalah tingkat desibel yang menggambarkan suara sangat keras. Faktanya, pada grafik desibel, 120 dB menandai batas suara yang menyakitkan dan sangat berbahaya bagi telinga manusia. Ini seperti mendengarkan sirine dan batas aman berada di dekatnya hanya 12 detik.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Terungkap Lewat Studi, Pola Tidur Seperti Ini Berisiko Kena 172 Penyakit

    Terungkap Lewat Studi, Pola Tidur Seperti Ini Berisiko Kena 172 Penyakit

    Jakarta

    Para ahli sepakat bahwa tidur selama tujuh hingga sembilan jam per malam merupakan durasi ideal bagi sebagian besar orang dewasa. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kualitas tidur tidak hanya ditentukan oleh kuantitas, tetapi juga oleh konsistensi dan ketepatan waktu tidur.

    Dalam sebuah studi besar yang dipimpin oleh tim dari Peking University dan Army Medical University, ditemukan ketidakteraturan pola tidur berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap 172 jenis penyakit.

    Dikutip laman New York Post, para peneliti menganalisis data dari UK Biobank selama hampir tujuh tahun, yang melibatkan 88.461 orang dewasa dengan usia rata-rata 62 tahun. Analisis ini mencakup berbagai aspek tidur, seperti durasi tidur malam, waktu mulai tidur, ritme tidur, hingga tingkat fragmentasi atau gangguan tidur.

    Dikutip dari laman Times of India, penelitian yang dipimpin oleh Dr Qing Chen dari Universitas Kedokteran Militer Ketiga China menemukan pola tidur yang tidak teratur dan terfragmentasi berkaitan dengan 172 penyakit, seperti:

    -Risiko penyakit parkinson 37 persen lebih tinggi
    -Risiko diabetes tipe 2 36 persen lebih tinggi
    -Risiko gagal ginjal akut 22 persen lebih tinggi

    Gangguan tidur juga melipatgandakan risiko kelemahan orang dewasa yang lebih tua dan melipatgandakan risiko timbulnya gangren. Gangren adalah kematian jaringan tubuh akibat kurangnya aliran darah.

    “Beberapa penyakit umum menunjukkan risiko yang bisa dikaitkan dengan risiko yang cukup besar, seperti penyakit Parkinson, penyakit jantung paru, diabetes melitus tipe 2, obesitas, tirotoksikosis (hipertiroidisme), dan inkontinensia urine,” tulis para peneliti.

    “Temuan kami menggarisbawahi pentingnya keteraturan tidur yang seringkali terabaikan,” kata penulis senior dalam studi, Prof Shengfeng Wang.

    Menurutnya, sudah saatnya para peneliti memperluas definisi tidur yang baik, bukan hanya terkait durasinya.

    “Studi ini berkontribusi pada semakin banyaknya bukti yang mendukung peran penting tidur sebagai faktor risiko utama yang bisa dimodifikasi dalam berbagai gangguan medis, terutama di usia paruh baya hingga akhir hayat,” tutur Asisten profesor dan direktur lab Cognition, Aging, Sleep, and Health (CASH) di University of South Florida, Ashley Curtis, PhD.

    “Namun, studi ini juga menekankan cara kita mengukur tidur berpengaruh terhadap kesimpulan yang kita buat mengenai dampaknya terhadap kesehatan sepanjang hidup,” dia menambahkan.

    Kendati demikian, para peneliti mencatat adanya beberapa keterbatasan utama dalam penelitian ini. Hal yang paling umum adalah sebagian besar peserta berusia paruh baya atau lanjut usia. Mereka lebih rentan terkena penyakit tertentu.

    Ashley mencatat bahwa dalam penelitian ini, waktu tidur hanya diukur dalam satu periode selama tujuh hari, tanpa mempertimbangkan variabilitas pola tidur dari waktu ke waktu.

    “Selain itu, terdapat kurangnya pertimbangan terhadap gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea,: layata Ashley.

    Mengingat kedua gangguan tidur ini sangat umum dialami oleh populasi lanjut usia, diperlukan penelitian lebih lanjut mencakup penilaian klinis yang lebih komprehensif. Hal tersebut bisa sepenuhnya menjelaskan hubungan profil antara gangguan tidur dan risiko komorbiditas medis lainnya.

    Meski anjuran untuk tidur 7-9 jam per malam bermanfaat, studi ini menekankan waktu tidur dan konsistensi jadwal tidur mungkin jauh lebih penting. Orang dengan waktu tidur tak menentu dan rutinitas tidak konsisten akan mengalami dampak kesehatan yang jauh lebih buruk, meski mendapat total jam tidur yang cukup.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • 5 Cara Mengatasi Lemah Syahwat secara Alami dan Efektif

    5 Cara Mengatasi Lemah Syahwat secara Alami dan Efektif

    Jakarta

    Lemah syahwat, juga dikenal sebagai impotensi atau disfungsi ereksi (erectile dysfunction/ED), adalah kondisi ketika penis tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

    Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria seiring bertambahnya usia, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun. Namun, bukan berarti pria yang masih berada di usia produktif terbebas dari risiko lemah syahwat.

    Apa Itu Lemah Syahwat?

    Dikutip dari Harvard Health Publishing, lemah syahwat terjadi ketika penis tidak cukup keras atau ereksi tidak bertahan lama selama hubungan intim. Setidaknya 25 persen dari waktu, penis tidak bisa mempertahankan kekerasannya. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari stres, efek samping obat, depresi, hingga gangguan sirkulasi darah.

    Menurut Harvard Health Publishing, sekitar 75 persen kasus lemah syahwat berhubungan dengan kondisi medis serius, seperti:
    Penyakit jantung dan pembuluh darah

    DiabetesGangguan sarafPengobatan atau operasi prostat

    Bahkan, dalam 30 persen kasus, lemah syahwat atau disfungsi ereksi menjadi tanda awal dari penyakit kardiovaskular.

    Cara Mengatasi Lemah Syahwat Secara Alami

    Beberapa langkah gaya hidup sehat berikut ini terbukti secara ilmiah bisa membantu mengatasi disfungsi ereksi atau lemah syahwat.

    1. Rutin Berjalan Kaki

    Studi dari Harvard menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi hingga 41 persen. Aktivitas fisik sedang, terutama pada pria paruh baya yang mengalami obesitas, terbukti membantu mengembalikan fungsi seksual.

    2. Konsumsi Makanan Sehat

    Menurut Massachusetts Male Aging Study, pola makan yang kaya akan buah, sayur, biji-bijian utuh, dan ikan terbukti mengurangi risiko disfungsi ereksi. Hindari daging merah, makanan olahan, serta karbohidrat olahan seperti roti putih atau makanan tinggi gula.

    3. Jaga Kesehatan Pembuluh Darah

    Tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan trigliserida tinggi dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang menuju penis. Periksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung, otak, dan fungsi seksual.

    4. Turunkan Berat Badan

    Lingkar pinggang yang besar meningkatkan risiko disfungsi. Pria dengan lingkar pinggang 107 cm (42 inci) memiliki risiko 50 persen lebih besar mengalami lemah syahwat dibandingkan pria dengan lingkar pinggang 81 cm (32 inci). Menurunkan berat badan dapat memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan aliran darah ke penis.

    Terlebih obesitas meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah dan diabetes, dua penyebab utama disfungsi ereksi. Kelebihan lemak juga mengganggu beberapa hormon yang mungkin juga menjadi bagian dari masalah ini.

    5. Senam Kegel

    Senam Kegel membantu memperkuat otot dasar panggul, yang berfungsi menjaga aliran darah ke penis saat ereksi. Dalam penelitian di Inggris, latihan Kegel dua kali sehari selama tiga bulan, ditambah perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok dan mengurangi alkohol, terbukti lebih efektif dibandingkan hanya mengubah gaya hidup saja.

    (suc/suc)

  • 5 Makanan Favorit Orang RI yang Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda

    5 Makanan Favorit Orang RI yang Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda

    Jakarta

    Serangan jantung kini tak lagi hanya menyerang usia lanjut. Banyak kasus menunjukkan serangan jantung terjadi pada usia muda, dan salah satu pemicu utamanya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini sering kali dipicu oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

    Di Indonesia, banyak makanan favorit yang sebenarnya menyimpan ‘bom waktu’ bagi kesehatan jantung, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Berikut adalah 5 makanan favorit yang bisa memicu hipertensi dan meningkatkan risiko serangan jantung di usia muda:

    1. Gorengan

    Keripik, aneka gorengan, atau makanan ringan kemasan adalah camilan andalan banyak orang. Makanan-makanan ini tinggi akan garam dan lemak jenuh. Konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan volume darah dan tekanan pada pembuluh darah, yang berujung pada hipertensi. Begitu juga dengan makanan yang digoreng, lemak jenuhnya dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung.

    “Gorengan itu kenapa sih akhirnya jadi salah satu makanan yang dianjurkan untuk dihindari? Karena biasanya kita makan gorengan nggak mungkin cuman satu, jadi pasti lebih dari satu. Itu tuh udah jelas mudah sekali terjadi overdosis dari komponen yang ada di dalam gorengan itu,” terang spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH.

    2. Makanan Bersantan

    Masakan Indonesia kaya akan santan, seperti rendang, gulai, dan opor. Santan memang gurih dan lezat, tapi juga mengandung lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah bisa membentuk plak, menyumbat aliran darah, dan akhirnya memicu serangan jantung.

    3. Jeroan Sapi atau Ayam

    Sate, gulai, atau sop jeroan seperti usus, babat, dan hati sangat populer. Namun, jeroan mengandung kolesterol dan purin yang sangat tinggi. Konsumsi berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan memicu penumpukan plak di pembuluh darah, yang menjadi penyebab utama hipertensi dan penyakit jantung.

    4. Mie Instan

    Mie instan adalah penyelamat di kala lapar melanda. Sayangnya, mie instan mengandung natrium (garam) yang sangat tinggi. Kandungan natrium ini berfungsi sebagai pengawet dan perasa. Konsumsi rutin mie instan dapat meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan, terutama jika bumbu dihabiskan semua.

    5. Minuman Manis Kemasan

    Teh kemasan, kopi instan, atau minuman bersoda adalah pilihan praktis untuk menghilangkan dahaga. Namun, minuman ini sarat dengan gula tambahan. Konsumsi gula berlebihan tidak hanya berisiko menyebabkan diabetes, tapi juga bisa memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan berat badan, dan memperburuk kondisi pembuluh darah. Kondisi ini semua akan meningkatkan risiko hipertensi dan serangan jantung.

    Mengingat risiko serangan jantung di usia muda semakin nyata, bijak dalam memilih makanan adalah langkah penting. Kurangi konsumsi makanan-makanan di atas, perbanyak buah dan sayur, serta imbangi dengan olahraga teratur. Perubahan kecil dalam gaya hidup dapat membuat perbedaan besar untuk kesehatan jantung di masa depan.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Jakarta

    Selama lebih dari 30 tahun, Valter Longo, seorang peneliti biologi sel terkemuka, telah mendedikasikan hidupnya untuk mengungkap misteri di balik umur panjang.

    Berbekal riset di University of Southern California dan pengamatan langsung di daerah “Zona Biru” Italia, seperti Sardinia, yang dikenal memiliki populasi lansia sehat terbanyak, Longo merumuskan empat pilar utama yang ia sebut sebagai “Longevity Diet” dan gaya hidup sehat.

    “Saya ingin bisa mencapai usia 120 tahun. Tapi berapapun usia yang saya capai, itu tidak masalah. Setidaknya saya tidak akan menyesal karena sudah melakukan semua hal yang benar,” ujar Longo kepada CNBC Make It dikutip Jumat (1/8/2025).

    Berikut adalah rahasia hidup sehat dan panjang umur yang ia praktikkan dan rekomendasikan:

    1. Pola Makan Sehat yang Berpusat pada Tumbuhan

    Longo menekankan pentingnya pola makan yang sebagian besar berbasis tumbuhan, yang ia sebut “longevity diet”. Diet ini merupakan perpaduan antara diet Mediterania dan diet Okinawa. Panduan utamanya adalah:

    Makanan Utama: Sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan sedikit buah.

    Protein: Konsumsi ikan 3-4 kali seminggu. Bagi mereka yang berusia antara 20-70 tahun, disarankan untuk sangat membatasi daging merah, daging putih, keju, dan produk hewani lainnya, dengan maksimal 2-3 butir telur per minggu.

    Hindari Gula dan Lemak Jenuh: Konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan harus diminimalkan.

    Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa pola makan seperti diet Mediterania dapat menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    2. Puasa Intermiten

    Selain pola makan, Longo juga merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Misalnya, makan malam selesai pada jam 8 malam, maka sarapan baru dimulai pada jam 8 pagi keesokan harinya.

    Lebih dari itu, ia juga menciptakan “fasting-mimicking diet”, yaitu pola makan rendah kalori, protein, dan karbohidrat yang didesain untuk meniru efek puasa total.

    Diet ini dilakukan selama lima hari setiap beberapa bulan sekali. Penelitian yang dipimpinnya menunjukkan bahwa pola makan ini berkaitan dengan penurunan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes pada hewan.

    3. Gerak Aktif dan Olahraga Teratur

    Longo sangat menekankan bahwa gaya hidup aktif adalah kunci. Ia merekomendasikan olahraga setidaknya 150 menit per minggu. Dari durasi tersebut, 50 menit di antaranya sebaiknya merupakan olahraga intensitas tinggi seperti lari atau jogging.

    Namun, ia juga menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya diukur dari olahraga formal. “Di atas itu semua, saya tambahkan jalan kaki satu jam per hari. Naik dan turun tangga. Jadilah aktif di luar 150 menit itu,” katanya.

    4. Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental yang Positif

    “Sangat penting untuk tidur nyenyak,” ungkap Longo.

    Walaupun bukan ahli dalam bidang tidur, ia menekankan bahwa tidur yang cukup sangat krusial untuk kesehatan secara keseluruhan. Para ahli tidur menyarankan untuk memiliki jadwal tidur yang konsisten, menciptakan rutinitas sebelum tidur, dan menjaga suhu kamar tetap sejuk.

    Terakhir, Longo menegaskan bahwa kesehatan mental yang positif juga vital untuk umur panjang. Untuk tetap bahagia, ia mengutip pakar kebahagiaan Arthur C. Brooks, yang menyarankan untuk memprioritaskan empat hal: keyakinan, keluarga, teman, dan pekerjaan yang bermakna.

    “Tak satu pun dari hal-hal ini bisa menciptakan kebahagiaan sendirian. Mereka saling melengkapi dan ada dalam harmoni,” pungkas Longo.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • 7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    Jakarta

    Masalah pembekuan darah atau gumpalan darah tidak selalu memicu gejala berat pada tahap awal. Faktanya, banyak terjadi secara diam-diam di dalam tubuh, hingga tiba-tiba menyebabkan masalah serius seperti serangan jantung, stroke, atau trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).

    Meskipun beberapa gejalanya sudah diketahui secara luas, seperti pembengkakan kaki atau nyeri dada, beberapa keluhan lain kerap tidak disadari. Tanda-tanda tidak biasa ini kerap diabaikan dan dianggap sebagai gejala kelelahan biasa atau sekadar kram otot.

    Waspadai 7 gejala yang kerap diabaikan seperti berikut, dikutip dari Times of India:

    Mendadak batuk

    Gumpalan darah, misalnya yang terjadi di paru-paru, juga dikenal sebagai emboli paru atau pulmonary embolism (PE), dapat menyebabkan batuk kering mendadak. Dalam beberapa kasus, bahkan dapat mengeluarkan sedikit darah, meskipun tidak selalu terjadi.

    Gejala batuk seringkali tidak mempan saat diberikan obat sirup atau permen pelega tenggorokan karena yang terjadi bukan masalah tenggorokan, melainkan masalah di paru-paru.

    Satu kaki atau tangan terasa dingin

    Gumpalan darah yang menghalangi aliran darah di salah satu anggota tubuh dapat mengurangi sirkulasi, membuat satu tangan atau kaki terasa sangat dingin sementara yang lain terasa baik-baik saja. Perbedaan ini mungkin tidak terlalu terasa, tetapi perlu diperhatikan, terutama jika disertai kesemutan atau sedikit mati rasa.

    Perubahan penglihatan mendadak pada satu mata

    Gumpalan darah di arteri yang seharusnya memasok ke mata dapat menyebabkan penglihatan kabur atau hilang pada satu mata. Gejala ini mungkin hanya berlangsung beberapa menit, tetapi bahkan episode singkat pun dapat mengindikasikan serangan iskemik transien atau yang juga disebut ‘stroke ringan’.

    Nyeri saat bernapas

    Gumpalan darah di paru-paru dapat menyebabkan nyeri tajam dan menusuk saat bernapas dalam-dalam. Terkadang, nyeri dapat menjalar ke bahu atau punggung atas, yang membuat orang mengira itu hanya masalah otot. Padahal, itu adalah reaksi paru-paru terhadap berkurangnya aliran oksigen.

    Kulit merah dan gatal pada salah satu kaki

    Gumpalan darah yang berkembang di vena dalam dapat meradang pada kulit di atasnya, menyebabkan kemerahan, gatal, dan rasa hangat, tanpa ruam atau gatal-gatal yang terlihat. Kondisi ini seringkali hanya muncul pada salah satu kaki, bukan keduanya.

    Nyeri atau tekanan rahang

    Dalam beberapa kasus, gumpalan darah yang berhubungan dengan masalah jantung, seperti serangan jantung, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Meskipun nyeri dada merupakan tanda klasik, pada beberapa orang (terutama wanita), tanda-tanda peringatannya jauh lebih halus dan mungkin meliputi tekanan atau rasa sesak di sekitar garis rahang atau leher.

    Pembengkakan di belakang lutut

    Gumpalan darah dapat bersembunyi di tempat yang kurang terlihat seperti di belakang lutut atau bahkan di daerah panggul. Jika pembengkakan muncul di area ini, terutama di salah satu sisi, dan disertai rasa berat atau nyeri tumpul, hal ini mungkin merupakan tanda bahaya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Cerita ‘Budak Korporat’ Stres-Sering Begadang, Berakhir Serangan Jantung

    Cerita ‘Budak Korporat’ Stres-Sering Begadang, Berakhir Serangan Jantung

    Jakarta

    Seorang ‘budak korporat’ di India menceritakan tempat kerjanya yang ‘toxic’. Ini membuat dirinya stres, sering begadang, hingga mengakibatkan serangan jantung.

    Dikutip dari Times of India, karyawan dengan nama pengguna @YahkStraight1780 membagikan pengalaman menyesakkan tersebut di Reddit. Karyawan tersebut bekerja di salah satu perusahaan startup di India.

    Di masa-masa awal kerja, dirinya menyadari bahwa ada yang salah dengan budaya di kantornya. Seperti tekanan pekerjaan yang tinggi, nepotisme, hingga gaslighting atau bentuk manipulasi psikologis negatif.

    Budaya kerja yang buruk ini berbeda dengan kantor sebelumnya. Dirinya memiliki pengalaman bekerja dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Menurutnya, kantor-kantor tersebut sangat menjunjung budaya kerja sehat.

    Tidak kuat dengan tekanan dan budaya di kantor startup India, karyawan tersebut memilih untuk mengundurkan diri. Namun setelah berminggu-minggu, ia mengalami serangan jantung.

    “Dalam beberapa minggu, serangan jantung hebat. Dua stent (ring) darurat. Dokter bilang, 30 menit lagi (terlambat) bisa berakibat fatal,” tulisnya di Reddit.

    Apakah Stres Menyebabkan Serangan Jantung?

    Stres kronis, sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan serangan jantung. Namun, stres merupakan salah satu faktor risiko utama.

    Ini karena stres kronis berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, peradangan, dan ketidakseimbangan hormon, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung seiring waktu.

    Sebuah studi di National Library of Medicine, menunjukkan stres kronis dapat mengurangi aliran darah ke otot jantung, bahkan pada individu yang sehat.

    Stres dan depresi jangka panjang seperti trauma emosional di lingkungan kerja yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hingga kematian dini.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Kelompok sensitif disarankan pakai masker saat keluar rumah

    Kelompok sensitif disarankan pakai masker saat keluar rumah

    Arsip foto – Warga menggunakan masker saat berjalan di Jakarta, Jumat (8/11/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

    Kelompok sensitif disarankan pakai masker saat keluar rumah
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 03 Agustus 2025 – 10:06 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara Kota Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Minggu ini, sehingga disarankan mengenakan masker saat keluar rumah, demikian seperti dinyatakan dalam laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 05.00 WIB.

    IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 132 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 48 mikrogram per meter kubik atau 9,6 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini bagi kelompok sensitif selain mengenakan masker, yakni menghindari beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

    Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan keempat sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 183; Depok, Jawa Barat dengan poin 175; dan Bekasi, Jawa Barat (139).

    Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendorong kerja sama konkret dengan daerah-daerah penyangga untuk bersama-sama menurunkan emisi, khususnya dari sektor industri yang aktivitasnya turut mempengaruhi udara di Jakarta.

    Upaya lain yang juga dilakukan yakni penegakan hukum terhadap kendaraan berat yang tidak lolos uji emisi. Ini, kata Pemprov DKI, merupakan langkah konkret dalam upaya pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak di Ibu Kota.

    Pemprov DKI Jakarta tercatat sudah melakukan uji emisi secara gratis terhadap sebanyak 1.692.618 kendaraan roda empat maupun roda dua sejak tahun 2020 hingga 2024.

    Dari jumlah ini sebanyak 1.544.773 merupakan kendaraan roda empat. Sedangkan sisanya, yakni 147.845 adalah kendaraan roda dua.

    Tingkat kelulusan untuk kendaraan roda empat yang diuji mencapai 98,2 persen, sementara kendaraan roda dua sebesar 82,3 persen.

    Uji emisi dilakukan guna mengukur kepatuhan masyarakat khususnya pemilik kendaraan bermotor terkait kelayakan efisiensi pembakaran mesin kendaraan dan kadar polutan yang dihasilkan.

    Di sisi lain, pemerintah ingin membangun kesadaran warga tentang andil mereka terhadap kondisi kualitas udara.

    Sumber : Antara

  • Video Mengenal Dua Tipe Penyakit Jantung Bawaan

    Video Mengenal Dua Tipe Penyakit Jantung Bawaan

    Video Mengenal Dua Tipe Penyakit Jantung Bawaan

  • Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner

    Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner

    Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner