Topik: penyakit jantung

  • Berapa Lama Mi Instan Hancur dalam Perut? Ini Penjelasan Dokter Pencernaan

    Berapa Lama Mi Instan Hancur dalam Perut? Ini Penjelasan Dokter Pencernaan

    Jakarta

    Selain praktis dan murah, mi instan kerap jadi ‘penyelamat’ ketika lapar melanda. Namun perlu dipahami, makanan ini termasuk kategori ultra processed food (UPF) yang tidak disarankan dikonsumsi berlebihan, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan serat, protein, dan nutrisi lain yang lengkap.

    Spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi, hepatologi (KGEH), Aru Ariadno, menjelaskan konsumsi mi instan terlalu sering dapat berdampak pada berbagai gangguan kesehatan. “Masalah yang paling sering muncul seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, hingga gangguan fungsi ginjal,” ujarnya kepada detikcom Jumat (5/12/2025).

    Menurut dr Aru, hal ini terutama disebabkan oleh kandungan natrium (garam) yang tinggi, lemak jenuh, serta kalori yang besar, sementara nutrisi esensial seperti serat, vitamin, mineral, dan protein justru sangat rendah.

    Berapa Lama Mi Instan Bertahan di Perut?

    Meski terlihat sama seperti mi pada umumnya, proses pencernaan mi instan ternyata berbeda. Mi instan membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur di dalam sistem pencernaan dibandingkan mi segar atau mi basah.

    Mi instan dapat bertahan sekitar 3 hingga 5 jam di dalam lambung sebelum benar-benar diproses ke tahap berikutnya.

    Pada sebagian orang, keseluruhan proses pencernaan mi instan bahkan disebutnya bisa berlangsung hingga 1 sampai 2 hari sebelum benar-benar keluar dari tubuh.

    Proses yang lebih lama ini disebabkan tekstur mi instan lebih padat, kadar minyak dari proses penggorengan, dan bahan tambahan yang membuatnya lebih sulit dicerna.

    Sebaliknya, mi segar atau mi yang dibuat tanpa pengawet biasanya lebih mudah hancur dan lebih cepat melewati saluran cerna.

    Mengapa Bisa Lebih Lama Dicerna?

    Ada beberapa faktor yang membuat mi instan membutuhkan waktu lebih panjang untuk dicerna:

    1. Proses Penggorengan dan Tingginya Lemak

    Mayoritas mi instan digoreng sebelum dikemas. Lemak jenuh dari proses ini memperlambat pergerakan makanan di lambung (gastric emptying).

    2. Pengawet dan Bahan Tambahan

    Walau mi instan aman dikonsumsi sesuai batas regulasi, bahan tambahan seperti stabilizer dan emulsifier membuat teksturnya lebih keras dan tidak mudah terurai.

    3. Rendah Serat

    Tidak adanya serat memperlambat kerja usus dan membuat makanan lebih lama berada di saluran cerna.

    Apa Dampaknya Jika Sering Makan Mi Instan?

    Jika dikonsumsi berlebihan atau terlalu sering, efeknya dapat menumpuk:

    Risiko hipertensi meningkat karena kandungan garam sangat tinggi.Lonjakan gula darah lebih mudah terjadi.Gangguan pencernaan seperti perut kembung, begah, konstipasi, atau refluks.Meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.Beban ginjal meningkat akibat natrium berlebih.Asupan gizi tidak seimbang, karena mi instan tidak menyediakan nutrisi lengkap.

    Boleh Makan Mi Instan, Tapi…

    Mi instan aman dikonsumsi, asalkan tidak terlalu sering dan diimbangi bahan makanan lain. Dokter merekomendasikan:

    Tambahkan sayur (bayam, wortel, sawi, brokoli).

    Masukkan protein (telur, ayam, tahu, tempe).Kurangi penggunaan bumbu terutama minyak dan bubuk perisa.Batasi konsumsi 1-2 kali per minggu.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/naf)

  • 7 Pantangan Makanan agar Asam Urat Tidak Kambuh

    7 Pantangan Makanan agar Asam Urat Tidak Kambuh

    Jakarta

    Asam urat merupakan jenis artritis yang menyakitkan dan bisa memengaruhi satu atau lebih dari satu sendi. Serangan terjadi saat asam urat mengkristal dan menumpuk di persendian.

    Asam urat terbentuk selama pemecahan zat organik yang ditemukan dalam makanan yang disebut purin. Meski faktor genetik berperan dalam penyakit ini, perubahan gaya hidup seperti memerhatikan asupan makanan bisa membantu mencegah rasa sakit. Jadi, mengetahui makanan pantangan asam urat menjadi langkah penting untuk mencegah kekambuhan asam urat.

    7 Pantangan Makanan agar Asam Urat Tidak Kambuh

    Beberapa pantangan makanan yang perlu diperhatikan oleh pengidap asam urat di antaranya:

    1. Seafood

    Beberapa makanan laut mengandung purin lebih tinggi dibandingkan lainnya. Dikutip dari laman Very Well Health, ikan dan makanan laut yang harus dihindari di antaranya ikan teri, haring, tenggiri, tuna, sarden, kod, hingga trout. Sementara, ikan dan makanan laut yang dapa dikonsumsi dalam jumlah sedang di antaranya lobster, kepiting, tiram, dan salmon.

    2. Daging Merah

    Dikutip dari laman Everyday Health, protein hewani merupakan sumber purin yang tinggi. Banyak diet rendah purin untuk asam urat yang mengharuskan untuk mengurangi konsumsi daging merah seperti daging sapi dan domba, serta memperbanyak konsumsi daging unggas. Konsumsi daging merah yang lebih tinggi bisa meningkatkan risiko serangan asam urat berulang.

    3. Jeroan

    Jeroan atau bagian dari dalam organ hewan, seperti hati juga harus menjadi perhatian bagi pengidap asam urat. Bagian ini mengandung protein dan purin yang tinggi. Dikutip dari Healthline, semua jeroan harus dihindari sepenuhnya.

    Tak hanya dapat memengaruhi asam urat yang sudah tinggi. Jeroan juga bisa meningkatkan asam urat pada orang yang sehat.

    “Jadi memang betul ini bisa meningkatkan asam urat dari individu. Jadi yang normal bisa menjadi tinggi. Yang tinggi bisa menjadi tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” kata Spesialis penyakit dalam Mayapada Hospital, dr Ray Rattu, SpPD kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    4. Makanan-Minuman Manis

    Makanan atau minuman yang mengandung fruktosa harus dihindari oleh pengidap asam urat. Gula memang rendah purin, tapi pola makan dengan gula olahan tinggi bisa memperburuk gejala asam urat, seperti diabetes serta obesitas.

    Kalau ingin makan makanan manis, pilih buah-buahan segar. Meskipun beberapa buah mengandung gula alami yang cukup tinggi, makanan ini tetap menyediakan berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Batasi buah-buahan yang mengandung fruktosa tinggi, seperti apel, pir, mangga, dan semangka.

    Hindari juga madu. Meski merupakan pemanis alami, kandungan fruktosanya tinggi. Saat tubuh memecah fruktosa, tubuh melepaskan purin.

    5. Makanan Olahan

    Makanan olahan berkaitan dengan risiko asam urat dan masalah kesehatan lainnya yang lebih tinggi, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, serta obesitas. Jadi, menghindari makanan dan minuman yang diproses dan mengandung karbohidrat olahan bisa membantu membatasi perkembangan asam urat dan gejalanya,

    Adapun beberapa makanan yang harus dihindari di antaranya permen, makanan yang dipanggang seperti kue kering, roti putih, es krim, hingga makanan siap saji.

    6. Alkohol

    Konsumsi alkohol dikaitkan dengan asam urat. Anggur telah lama dikaitkan dengan kadar purin yang lebih rendah dan dianggap aman jika dikonsumsi dalam jumlah sedang bagi orang dengan riwayat dan risiko kadar asam urat tinggi.

    Namun, sebuah studi yang melibatkan 724 orang dengan riwayat asam urat yang mengonsumsi alkohol menemukan bahwa anggur, bir, dan minuman keras masing-masing dikaitkan dengan risiko kambuhnya asam urat yang tinggi. Hal ini berlaku bahkan pada jumlah yang mungkin sedang.

    7. Ragi

    Ragi dan ekstrak ragi tertentu mengandung purin yang tinggi. Ekstrak ragi bisa ditemukan dalam kecap asin dan camilan asin.

    (elk/kna)

  • 3 Alasan Penting Pastikan Air Minum untuk Keluarga Bebas BPA

    3 Alasan Penting Pastikan Air Minum untuk Keluarga Bebas BPA

    Jakarta

    Kualitas air minum menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan keluarga. Selain memastikan air bersih dan aman dikonsumsi, hal lain yang tak boleh diabaikan adalah memilih wadah atau galon yang BPA-Free.

    BPA (Bisphenol A) merupakan bahan kimia yang dapat larut ke dalam air dan berdampak buruk pada tubuh jika terpapar dalam jangka panjang. Berikut tiga alasan kenapa memastikan air minum bebas BPA sangat penting.

    1. Menghindari Risiko Gangguan Hormon

    Mengutip Healthline, BPA dikenal sebagai endocrine disruptor karena dapat meniru hormon estrogen dan berpotensi mengganggu sistem hormon tubuh. Efek ini dapat memengaruhi proses penting seperti pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi tiroid.

    Meski bukti pada manusia masih berkembang, para ahli menilai paparan jangka panjang tetap perlu diwaspadai. Hal ini karena hormon sangat sensitif terhadap perubahan kecil sehingga gangguan pada reseptornya bisa berdampak pada banyak fungsi tubuh.

    2. Mengurangi Risiko Masalah Perkembangan Anak

    Bayi dan anak-anak lebih rentan karena tubuh mereka belum mampu memecah dan mengeluarkan zat kimia sebaik orang dewasa. Sejumlah studi menunjukkan kekhawatiran terhadap efek BPA pada perkembangan otak dan perilaku.

    Konsentrasi BPA yang masuk dari makanan dan minuman juga cenderung lebih tinggi pada anak. Karena masa tumbuh kembang sangat dipengaruhi sistem hormon, para ahli menyarankan meminimalkan paparan sejak usia dini.

    3. Mencegah Risiko Penyakit Kompleks (Diabetes/Jantung)

    Beberapa penelitian menemukan hubungan antara kadar BPA yang lebih tinggi dalam tubuh dengan meningkatnya risiko penyakit jantung. Temuan ini belum membuktikan BPA sebagai penyebab langsung, namun pola keterkaitannya konsisten dan terus diteliti.

    BPA juga diduga memengaruhi regulasi metabolisme glukosa dan energi. Mekanisme ini berkaitan dengan risiko diabetes, sehingga paparan jangka panjang tetap dianggap perlu dibatasi sebagai langkah pencegahan.

    Pastikan Perangkat Air di Rumah Aman dari Risiko BPA

    Memilih galon BPA-Free saja tidak cukup bila dispenser yang digunakan masih berisiko melepaskan BPA ke air. Untuk itu, perangkat penyimpanan dan penyalur air yang juga teruji aman menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas air minum keluarga.

    Dispenser galon Sanken Foto: dok. Sanken

    Sanken HWD-CK30IC dan HWD-CK33IC telah teruji BPA Free oleh laboratorium terakreditasi dan aman dipakai setiap hari. Teknologi IC COOL membuat pendinginan lebih efisien, sementara Night Lamp membantu mengambil air tanpa menyalakan lampu.

    Untuk keamanan, tersedia Safety Child Lock pada keran panas agar tidak mudah tertekan. Keduanya juga memakai Z Pipe Technology yang higienis dan mampu memompa air hingga dasar galon, serta Dual Mode Heater dengan pilihan Fast Boil dan Low Watt untuk pemanasan yang lebih hemat energi.

    (prf/ega)

  • Cerita Dokter Tangani Pasien 33 Tahun Jalani Bypass Jantung, Inikah Pemicunya?

    Cerita Dokter Tangani Pasien 33 Tahun Jalani Bypass Jantung, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Tidak bisa dipungkiri bahwa tren penyakit jantung kini mulai banyak dialami oleh generasi muda. Bahkan, mereka yang berusia di bawah 40 tahun sudah mengalami kondisi sumbatan jantung, hingga harus dilakukan tindakan operasi.

    Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) bercerita dalam kasus bypass jantung, dirinya pernah menangani pasien berusia 33 tahun.

    “Tren kita lihat akhir-akhir ini makin muda. Saya operasi jantung paling muda tuh 33 tahun sudah di-bypass itu,” kata dr Amin dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).

    Untuk diketahui, operasi bypass jantung adalah tindakan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner.

    Menurut dr Amin, dalam kasus penyakit jantung koroner, banyak faktor yang bisa dikatakan menjadi pemicunya. Namun, gaya hidup memang berperan besar dalam kondisi ini.

    “Karena bicara jantung, berarti bicara multifaktor di situ ya. Dengan kehidupan sekarang ya, zaman modern, faktor stres, merokok, lifestyle, makan enak itu ngaruh semua. Hubungannya sama jantung erat kaitannya,” katanya.

    Menurut dr Amin, tindakan preventif merupakan cara paling ampuh untuk mencegah seseorang mengalami penyakit jantung. Ini bisa dimulai dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

    “Kalau bisa jangan merokok, makan makanan yang sehat, jangan makan pola makan barat fast food, junk food. Kemudian jangan hidup dengan stres, kita harus punya manajemen stres yang baik,” katanya.

    “Dalam artian bahwa hidup harus bahagia, bergembira, harus enjoy life, jangan apa-apa dibawa stres. Itu pengaruh ke kesehatan kita, karena memang sakit jantung itu hubungannya sama multifaktor ya,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • 9 Asupan Vitamin dan Mineral yang Wajib Dikonsumsi Pejuang Rupiah

    9 Asupan Vitamin dan Mineral yang Wajib Dikonsumsi Pejuang Rupiah

    Jakarta

    Pekerja kantoran biasanya kerap mengalami stres, mood swing, hingga melemahnya imun tubuh. Perjalanan kantor macet, desak-desakan di transportasi umum, sampai deadline yang menumpuk merupakan sejumlah pemicunya.

    Di samping itu, vitamin dan mineral menjadi dua nutrisi penting bagi tubuh, khususnya bagi para budak kantoran. Pasalnya, kedua nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk kerja organ-organ dalam tubuh lebih maksimal, berikut di antaranya:

    1. Vitamin D

    Vitamin D adalah salah satu mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh. Dikutip dari Medlineplus, vitamin D secara umum memiliki banyak sekali manfaat, seperti membantu penyerapan kalsium.

    Vitamin D juga menjaga sistem kekebalan tubuh dibutuhkan untuk melawan bakteri dan virus. Di samping itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik dr Metta Satyani, SpGK, mengatakan Vitamin D juga membantu seseorang mengatasi mood swing atau perubahan suasana hati yang cepat dan signifikan.

    “Vitamin D berperan dalam produksi serotonin hormon ‘bahagia’ di otak,” ujar dr Metta, dikutip dari Instagram detikcom, Jumat (7/11/2025).

    2. Vitamin B Kompleks

    Vitamin B Kompleks (khususnya B6, B9, dan B12) berperan untuk menjaga mood. Vitamin B kompleks sering digunakan untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan suasana hati. Beberapa studi menunjukkan bahwa vitamin B dapat meningkatkan semangat dan kinerja kognitif Anda.

    “Vitamin B kompleks, terutama B6, B12, dan folat, penting untuk menjaga fungsi otak, energi, dan kestabilan mood,” tambah dr Metta.

    Vitamin B Kompleks juga berperan dalam memproduksi sel darah putih yang menjadi bagian dari sistem imun tubuh. Vitamin B Kompleks, khususnya B6 dan B12 ini juga memiliki peran dalam sintesis DNA yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

    3. Vitamin C

    Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas dan memperkuat imun tubuh. Selain itu, vitamin ini juga membantu tubuh lebih cepat pulih saat stres atau sakit.

    Kamu bisa mendapatkannya dari jeruk, kiwi, tomat, dan paprika merah. Vitamin C sangat diperlukan bagi pekerja dengan side hustle (pekerjaan sampingan).

    “Kondisi tubuh kamu yang kerja nonstop itu butuh lebih dari sekadar kopi dan semangat. Apalagi buat Gen Z yang aktif banget, penting banget untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral harian,” kata dr Metta.

    4. Zinc

    Seng atau Zat Besi merupakan jenis mineral membantu pembentukan sel imun, mempercepat penyembuhan luka, dan menjaga metabolisme tubuh. Kekurangan zinc bisa membuat kamu gampang lelah, sariawan, atau rambut rontok.

    5. Selenium

    Dikutip dari National Institute of Health (NIH), selenium merupakan mineral esensial yang terdapat di sejumlah makanan dan suplemen. Mineral ini berperan untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan mendukung kerja hormon tiroid.

    6. Natrium

    Dikenal dengan nama lain Sodium, mineral ini adalah elektrolit penting yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium juga penting untuk kontraksi otot, transmisi sinyal saraf, dan fungsi jantung yang sehat.

    Namun, konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, sehingga perlu diatur dengan bijak.

    7. Kalium

    Selain Natrium, Kalium juga merupakan mineral kunci dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Mineral ini bantu mengatur tekanan darah, memelihara kesehatan jantung, dan mendukung fungsi otot yang normal.

    Konsumsi yang cukup dari kalium juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sehingga, cocok bagi karyawan yang duduk di ruangan ber-AC selama berjam-jam.

    8. Magnesium

    Magnesium adalah mineral esensial yang berperan pada lebih dari 300 reaksi biokimia dalam tubuh. Mineral ini bantu menjaga fungsi otot dan saraf yang sehat, mengatur tekanan darah, mendukung sistem kekebalan tubuh dan meregulasi stres.

    Magnesium juga dapat memperbaiki kualitas tidur dan membantu mengatasi gangguan mood.

    “Magnesium juga nggak kalah penting. Mineral ini membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi stres, dan menjaga kestabilan emosi,” jelas dr Metta.

    9. Kalsium

    Selain menjaga kekuatan tulang, Kalsium juga berperan penting dalam kontraksi otot, detak jantung, dan transmisi saraf. Kekurangan kalsium bisa bikin tubuh mudah lemas, otot tegang, sulit menyimak hingga memicu penyakit arthritis

    dr Metta mengatakan kehilangan tubuh kehilangan cairan, bukan hanya air yang hilang, tetapi juga mineral penting. Salah satu cara mudah menjaga mood dan memperkuat imun tubuh adalah mengonsumsi air mineral alami.

    “Ingat, dengan memenuhi cairan tubuh dan mineral yang baik bukan cuma soal kuantitas air, tapi juga kualitasnya. Pilih air mineral yang mendukung keseimbangan tubuh, apalagi jika aktivitas harian banyak dilakukan di ruangan dingin dan kering seperti kantor ber-AC,” pungkasnya.

    (akd/ega)

  • Jalan Cepat Vs Lambat, Mana yang Paling Efektif untuk Bakar Lemak di Badan?

    Jalan Cepat Vs Lambat, Mana yang Paling Efektif untuk Bakar Lemak di Badan?

    Jakarta

    Jalan kaki adalah olahraga paling sederhana dan mudah dilakukan. Tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kecepatan langkah kaki.

    Ternyata, langkah cepat atau lambat ternyata dapat memberikan efek berbeda terhadap pembakaran lemak, metabolisme, hingga penurunan berat badan.

    Sebuah studi yang dipublikasikan di Nutrients tahun 2022, menemukan bahwa variasi kecemasan berjalan memengaruhi total lemak tubuh dan penggunaan energi pada wanita pascamenopause. Temuan serupa juga ditunjukkan penelitian lain, yang mengungkap perubahan kecepatan berjalan, bahkan yang halus sekalipun, dapat berdampak signifikan pada metabolisme lemak.

    Lantas, mana yang lebih efektif membakar lemak, jalan cepat atau lambat?

    Berjalan Kaki Memangkas Lemak dari Banyak Sisi

    Berjalan kaki bekerja lewat berbagai mekanisme fisiologis. Aktivitas ini meningkatkan oksidasi lemak dengan mengaktifkan metabolisme aerobik, terutama saat dilakukan pada intensitas rendah hingga sedang dalam durasi yang cukup.

    Jalan kaki juga diketahui menurunkan lemak visceral, lemak berbahaya yang mengelilingi organ dalam dan berhubungan erat dengan risiko penyakit jantung serta diabetes. Peneliti menunjukkan rutinitas yang konsisten dapat mengecilkan lingkar pinggang, mengurangi lemak perut, bahkan tanpa latihan intensitas tinggi.

    Cara Mudah Bedakan Jalan Lambat dan Cepat

    Dikutip dari Times of India, panduan simpel untuk mengukur intensitas adalah tes bicara:

    Jalan lambat, berarti bisa ngobrol tanpa terengah-engah.Jalan sedang, masih bisa berbicara tetapi mulai terputus-putus.Jalan cepat, butuh usaha lebih untuk bicara, napas lebih berat, dan detak jantung meningkat.

    Perbedaan Efek Jalan Lambat dan Cepat

    Ternyata kedua teknik berjalan memiliki manfaat yang unik, yakni:

    1. Pengeluaran energi vs pemanfaatan lemak

    Studi tahun 2022 menunjukkan jalan lambat dan stabil cenderung menghasilkan penurunan lemak tubuh total, lebih besar pada tahap awal. Sementara jalan cepat, meningkatkan pembakaran kalori dan memberikan manfaat lebih besar pada kesehatan jantung dalam jangka panjang.

    Penelitian lain menunjukkan keduanya sama-sama menurunkan lemak visceral, hanya kecepatan mempengaruhi seberapa cepat efeknya terlihat.

    2. Oksidasi lemak dan intensitas

    Intensitas olahraga menentukan sumber energi tubuh. Jalan lambat atau normal (intensitas rendah-sedang), membuat tubuh banyak menggunakan lemak sebagai bahan bakar.

    Sementara jalan cepat atau intensitas tinggi, pembakaran kalori per menit meningkat, kombinasi lemak, dan karbohidrat lebih dominan digunakan. Dengan kata lain, berjalan lambat memungkinkan pembakaran lemak lebih stabil, sedangkan jalan cepat memberikan ‘ledakan’ kalori lebih besar.

    Cara Memaksimalkan Pembakaran Lemak dari Jalan Kaki

    Kombinasi dua teknik ini justru memberikan hasil paling optimal. Beberapa strategi yang bisa dicoba:

    Interval walking: bergantian antara 2-3 menit jalan lambat dan 1 menit jalan cepat.Perpanjang durasi: 30-45 menit jalan lambat sudah cukup untuk meningkatkan oksidasi lemak.Tambahkan 1-2 sesi jalan cepat per minggu: untuk meningkatkan kebugaran jantung dan membakar kalori ekstra.Pertahankan konsisten: manfaat terbesar datang dari rutinitas yang dilakukan rutin.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Pemeriksaan Leher Sederhana Bisa Deteksi Risiko Gagal Jantung, Benarkah?

    Pemeriksaan Leher Sederhana Bisa Deteksi Risiko Gagal Jantung, Benarkah?

    JAKARTA – Gagal jantung sering sulit dikenali karena gejalanya bisa ringan dan mudah disalahartikan sebagai tanda penuaan atau kelelahan biasa. Namun sebuah studi terbaru menunjukkan pemeriksaan leher sederhana dapat membantu mendeteksi tanda awal risiko gagal jantung pada pria.

    Pemeriksaan ini dikenal sebagai ultrasonografi karotis, yang mirip dengan ultrasonografi yang biasa dilakukan selama kehamilan. Peneliti menyarankan pemeriksaan ini bisa menjadi pertimbangan bagi dokter untuk pasien berusia di atas 60 tahun.

    “Ultrasonografi karotis adalah pemeriksaan yang aman, murah, dan tidak menyakitkan. Temuan kami menunjukkan pemeriksaan ini dapat memberikan tanda peringatan awal gagal jantung,” jelas Dr. Atinuke Akinmolayan, peneliti dari University College London (UCL) dan dokter umum, dikutip dari laman The Sun.

    “Seorang pasien yang hasilnya menunjukkan risiko lebih tinggi bisa berdiskusi dengan dokter mengenai perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan risiko tersebut,” lanjutnya.

    Pemeriksaan ini memakan waktu sekitar 15–30 menit dengan alat genggam kecil yang digerakkan lembut di leher. Pemeriksaan memungkinkan dokter melihat kelenturan arteri karotis, pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke otak, wajah, dan leher.

    Menurut British Heart Foundation (BHF), sekitar 920.000 orang di Inggris hidup dengan gagal jantung. Arteri besar dalam tubuh biasanya elastis, tetapi dapat mengeras karena penyakit atau penuaan. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gagal jantung, serta meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Studi yang melibatkan 1.631 pria berusia 71–92 tahun menggunakan data dari British Regional Heart Study menunjukkan bahwa sepertiga pria dengan arteri paling kaku memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung dibanding mereka dengan arteri paling lentur.

    Studi ini juga mengamati ketebalan arteri karotis, dan pria dengan arteri lebih tebal berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung. Setiap peningkatan ketebalan 0,16 milimeter meningkatkan risiko serangan jantung sekitar 29 persen.

    “Temuan ini menunjukkan pengerasan arteri berkaitan dengan peningkatan risiko gagal jantung, kemungkinan karena jantung harus bekerja lebih keras melawan resistensi yang disebabkan arteri yang kaku,” jelas Profesor Bryan Williams dari BHF.

    “Jika perubahan ini terdeteksi di arteri karotis, kita juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap jantung dan risiko gagal jantung, yang dapat dicegah dengan strategi pengobatan,” tambahnya.

    Dr. Akinmolayan menambahkan penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama untuk melihat apakah metode ini juga efektif pada wanita, namun dokter umum bisa mempertimbangkan pemeriksaan ini untuk pasien di atas 60 tahun jika diperlukan.

    Studi lain dari UCL menunjukkan pemeriksaan singkat selama 10 menit juga dapat membantu jutaan orang dengan tekanan darah tinggi yang sulit diobati, khususnya yang disebabkan oleh kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon aldosteron berlebihan.

    Masalah ini diperkirakan memengaruhi sekitar seperempat penderita hipertensi. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi aktivitas berlebih pada kelenjar adrenal yang mungkin terlewat oleh pemeriksaan konvensional.

    Faktor yang Meningkatkan Risiko Gagal Jantung

    1. Gaya Hidup

    – Merokok menjadi penyebab utama penyakit jantung.

    – Obesitas dengan berat badan berlebihan, terutama di sekitar perut meningkatkan risiko.

    – Diet tidak sehat disebabkan dari tinggi lemak jenuh, garam, dan gula. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kenaikan berat badan.

    – Kurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup sedentari terkait dengan obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

    – Alkohol berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah dan berat badan.

    – Kolesterol tinggi dari lemak berlebih di darah bisa menyumbat arteri.

    – Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu kebiasaan tidak sehat.

    – Risiko ini juga karena faktor genetik. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung meningkatkan risiko.

    2. Kondisi Medis

    – Tekanan darah tinggi (hipertensi) memberikan beban tambahan pada jantung.

    – Penyakit arteri koroner. Penumpukan plak di arteri dapat menyebabkan serangan jantung.

    – Diabetes merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    – Gangguan otot jantung (kardiomiopati) jadi masalah pada otot jantung.

    – Masalah katup jantung dapat membebani jantung.

    – Penyakit jantung bawaan, seperti cacat jantung sejak lahir.

    – Gangguan irama jantung (aritmia). Detak jantung tidak teratur, misalnya fibrilasi atrium.

    – Sleep apnea merupakan gangguan pernapasan saat tidur.

    – Penyakit ginjal kronis bisa memicu masalah jantung.

    – Anemia dan gangguan tiroid dapat meningkatkan risiko.

    – Riwayat serangan jantung merusak jaringan jantung dan mengganggu fungsi pemompaan darah.

    – Infeksi virus tertentu. Virus yang menyerang otot jantung bisa menyebabkan gagal jantung.

    Pemeriksaan ultrasonografi karotis yang sederhana, cepat, dan aman ini membuka peluang deteksi dini gagal jantung, sehingga pasien dapat melakukan langkah pencegahan lebih awal melalui perubahan gaya hidup atau pengobatan.

  • Dokter Ungkap Kebiasaan Makan Warga +62 yang Picu Sakit Jantung di Usia Muda

    Dokter Ungkap Kebiasaan Makan Warga +62 yang Picu Sakit Jantung di Usia Muda

    Jakarta

    Penyakit jantung kini banyak diidap oleh usia muda. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Salah satu kebiasaan yang semakin disoroti adalah tingginya konsumsi makanan yang tak sehat, seperti fast food hingga junk food.

    Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K), mengatakan pola makan masyarakat Indonesia mulai bergeser meniru negara-negara Barat yang mengandalkan fast food, junk food, dan berbagai makanan olahan instan.

    Padahal, jenis makanan ini dikenal tak sehat lantaran bisa memicu risiko penyakit jantung.

    Dulu, lanjutnya, masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan tradisional dan rumahan yang lebih minim proses dan cenderung lebih sehat. Namun, modernisasi membuat kebiasaan tersebut bergeser.

    Akibatnya, tren penyakit di Indonesia kini mulai menyerupai negara-negara Barat akibat pola makan tidak sehat.

    “Kalau kita berkaca dari orang-orang Eropa, Amerika yang doyan fast food, junk food. Ya saya rasa ya di Indonesia kan trendnya ke arah sana ya,” ucapnya dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).

    Jika dibandingkan, lanjutnya, makanan sederhana seperti hidangan di warteg sebenarnya lebih baik untuk kesehatan dibandingkan mengonsumsi makanan junk food.

    “[Warteg] jauh lebih sehat harusnya,” ucapnya lagi.

    Selain makanan, faktor lain seperti stres, merokok, dan gaya hidup kurang aktif turut memperparah risiko. Kombinasi faktor tersebut membuat kasus penyakit jantung kini muncul pada usia yang jauh lebih muda.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Ciri-ciri Nyeri Dada Gejala Khas Sakit Jantung, Jangan Sampai Keliru

    Ciri-ciri Nyeri Dada Gejala Khas Sakit Jantung, Jangan Sampai Keliru

    Jakarta

    Salah satu langkah pencegahan paling penting dari penyakit jantung adalah mengenali gejalanya. Dengan mengenali gejala, seseorang bisa langsung melakukan pemeriksaan dokter ketika gejala muncul, sehingga penyakit jantung bisa diminimalisir keparahannya.

    Gejala spesifik berkaitan dengan penyakit jantung adalah nyeri dada. Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) menjelaskan gejala tersebut juga dapat disertai sesak napas.

    “Kalau kita memang terindikasi ada penyakit jantung, itu keluhannya biasanya yang spesifik, itu nyeri dada, atau sesak napas. Jadi itu yang paling sering,” ungkap dr Amin dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).

    dr Amin menjelaskan ciri khas nyeri dada akibat penyakit jantung berkaitan erat dengan aktivitas. Ketika beraktivitas, rasa nyeri dadanya akan semakin menekan dan mereda ketika istirahat.

    Misalnya ketika berolahraga, jika tiba-tiba mengalami nyeri dada atau sesak di sebelah kiri, maka harus dicurigai mengarah ke penyakit jantung. Segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah nyeri dada tersebut memang berkaitan dengan penyakit jantung atau tidak.

    “Penyakit jantung itu kan kaitannya memang dengan nyeri dada ya. Apalagi nyeri dadanya berkaitan dengan aktivitas. Dalam artian kalau kita merasakan nyeri seperti tertekan atau berat di dada kiri, bisa juga panas,” jelas dr Amin.

    “Nyeri itu akan semakin hebat, kalau semakin beraktivitas. Tapi pada saat kita istirahat, dia akan berkurang. Jadi kalau ada pola seperti itu, ya kita harus aware bahwa ada kemungkinan korelasinya dengan jantung,” sambungnya.

    Ada beberapa faktor risiko penyakit jantung yang harus diwaspadai. Beberapa di antaranya seperti faktor genetik, masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kebiasaan merokok.

    Jika gejala-gejala itu muncul dibarengi faktor risiko yang ada, maka kecenderungan pada penyakit jantung akan semakin besar.

    “Kalau sudah punya faktor risiko seperti itu, apalagi ada keluhan, harus ke dokter, nanti dokter yang menentukan kemana arahnya. Kalau curiga jantung, ya mungkin harus direkam jantungnya dulu, kemudian bisa pemeriksaan treadmill kalau berlanjut, kalau curiganya besar, bisa kateterisasi jantung, nanti kelihatan ada penyempitan atau tidaknya,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Perut Menggendut atau Cuma Lagi Kembung? Sama-sama Buncit, Begini Membedakannya

    Perut Menggendut atau Cuma Lagi Kembung? Sama-sama Buncit, Begini Membedakannya

    Jakarta

    Setidaknya ada dua kemungkinan penyebab perut tampak membuncit. Salah satunya adalah bloating alias kembung akibat gangguan pencernaan, yang untungnya hanya bersifat sementara.

    Kemungkinan berikutnya yang perlu diwaspadai adalah penumpukan jaringan lemak di area perut, yang dikenal juga dengan istilah obesitas sentral. Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan risiko berbagi masalah kesehatan yang bersifat kronis.

    Masalahnya, tidak selalu mudah membedakan keduanya karena sama-sama ditandai dengan lingkar perut yang membesar secara tidak proporsional. Untuk bisa mengenali penyebab pastinya, ada baiknya kenali dulu masing-masing kondisi tersebut.

    1. Kembung

    Dikutip dari Health.com, kembung atau bloating ditandai dengan perut yang terasa keras atau kencang. Rongga perut juga terasa bertekanan, sehingga terasa tidak nyaman di sekitar tulang rusuk. Kadang-kadang, disertai keluarnya gas alias kentut.

    Beberapa penyebab kembung antara lain:

    Produksi gas pencernaanMasuknya udara berlebihan saat makanGERD (Gasteroesophageal Reflux Disease)Sensitivitas terhadap kandungan tertentu dalam makanan, musalnya laktosaMakan berlebih
    Small intestinal bacterial overgrowth (SIBO), yakni pertumbuhan bakteri yang berlebih di usus halusPeningkatan berat badan
    Irritable bowel syndrome (IBS), yakni kondisi perut tidak nyamanDiet tinggi seratMakanan berlemak.

    Perut kembung juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yang lebih serius seperti:

    Celiac diseaseTumor abdominalPenumpukan cairan di rongga perut (Ascites)Kanker indung telur (ovarium)
    Dumping syndrome, kondisi ketika makanan bergerak terlalu cepat ke ususInsufisiensi pankreas, ketika pankreas tidak cukup memproduksi enzim pencernaan.

    2. Lemak perut

    Lemak perut adalah lemak yang terbentuk dan tersimpan di area abdominal, atau di bagian tengah tubuh. Ada banyak penyebab terjadinya penumpukan lemak di area tersebut, di antaranya:

    Diet tinggi kaloriKurang olahragaPerubahan hormonStres kronis

    Ada dua jenis lemak perut:

    Lemak subkutan, yakni lemak yang terdapat persis di bawah kulit. Jenis lemak inilah yang terkadang tampak menggemaskan dan bisa dicubit dari luar.Lemak visceral, yakni lemak yang terbentuk di bagian dalam rongga perut dan menyelubungi organ dalam. Jenis lemak inilah yang banyak dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit kronis mematikan, termasuk diabetes tipe 2 serta penyakit jantung.

    Riset menyebut, pria lebih berisiko memiliki lemak visceral dibandingkan wanita. Namun demikian, wanita juga mengalami peningkatan risiko saat memasuki menopause karena proteksi hormonal berkurang.

    Jadi Bagaimana Membedakannya?

    Paling mudah adalah dengan mengamati apa yang terlihat dan dirasakan. Kembung umumnya bersifat temporer atau sementara, sedangkan lemak perut bersifat permanen atau jangka panjang.

    Perut kembung juga akan terasa lebih kencang, keras, dan sukar diremas. Sementara lemak perut biasanya lebih lembut, bisa dicubit jika letaknya di bawah kulit.

    Pembeda lainnya adalah, kembung umumnya disertai keluhan lain seperti perut bergas, kram, dan rasa tidak nyaman lainnya. Gendut karena lemak juga tidak nyaman sih, tapi kadang-kadang tidak lagi dirasakan karena menetap lebih lama.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Dokter Ungkap Penyebab Anak Alami Obesitas Sentral”
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)