Topik: penyakit jantung

  • Minum Air Es Setelah Olahraga Picu Serangan Jantung, Mitos atau Fakta?

    Minum Air Es Setelah Olahraga Picu Serangan Jantung, Mitos atau Fakta?

    Jakarta

    Minum air es setelah olahraga terasa menyegarkan. Setelah lelah berolahraga, mengembalikan cairan tubuh dengan minum air es bisa dianggap keputusan yang tepat.

    Namun, ada satu anggapan yang muncul, minum air es setelah olahraga dapat memicu masalah serangan jantung. Benarkah demikian?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Hasjim H, SpJP menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Kalaupun ada kejadian seperti itu, dr Hasjim menyebut pasien pasti sudah memiliki masalah jantung sebelumnya, tapi tidak menyadari.

    “Itu hoax ya itu. Yang ada justru, salah satu yang harus kita jelaskan ke setiap orang, bahwa untuk orang yang sudah ter-develop memang sakit jantung, salah satu hal yang harus dihindari adalah, perubahan suhu yang ekstrem,” ujar dr Hasjim ketika ditemui awak media usai acara Heart to Heart Gathering, Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025).

    “Jadi memang orang-orang yang memiliki sakit jantung, dia tidak tahu dia sakit jantung, dan dia minum suhu yang dingin sekali, itu bisa memicu,” sambungnya.

    Selain dari asupan, perubahan suhu ekstrem dari cuaca juga dapat memicu kondisi ini. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung secara rutin.

    Ini perlu dilakukan untuk memeriksa faktor risiko atau apakah ada penyakit jantung pada seseorang. Jika ada penyakit jantung, pasien bisa ditangani lebih dini, sehingga tidak memicu efek fatal yang berbahaya.

    “Jadi kalau dibilang, apakah orang normal kayak kita, kita sudah periksa kita normal, nggak boleh minum air dingin? Nggak. Jadi tetap ada faktor risikonya,” tambahnya.

    “Permasalahan yang selalu terjadi di masyarakat, bahwa kita tidak tahu kita ada sakit jantung. Makanya banyak-banyak sering berita, sakit maag. Kok dia dari maag kok jadi jantung? Bukan. Dia dari sakit jantung dan sakit maag-nya itu meng-trigger jantungnya untuk kambuh,” tandas dr Hasjim.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Dokter Ungkap Batas Aman Makan Kuning Telur Biar Tak ‘Bebani’ Jantung

    Dokter Ungkap Batas Aman Makan Kuning Telur Biar Tak ‘Bebani’ Jantung

    Jakarta

    Telur adalah satu makanan penuh nutrisi yang bisa diolah menjadi berbagai hidangan. Meski enak, tak sedikit juga orang yang mengkhawatirkan konsumsi kuning telur karena memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi.

    Seperti yang diketahui, konsumsi kolesterol terlalu banyak dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, salah satunya pada sistem kardiovaskular. Lantas, apakah ada batasan tertentu untuk konsumsi harian telur?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Hasjim H, SpJP mengingatkan asupan kolesterol memang memiliki peranan besar terhadap masalah jantung. Kolesterol jahat adalah salah satu zat pembentuk plak yang dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

    dr Hasjim menyebut konsumsi kuning telur yang disarankan untuk menjaga kadar kolesterol tubuh adalah satu butir. Sedangkan, untuk putih telur bisa menyesuaikan kebutuhan karena tidak mengandung kolesterol, jadi relatif lebih aman.

    “Secara statistik, satu telur saja sudah cukup sebenarnya untuk memenuhi kolesterol kita,” kata dr Hasjim, ketika ditemui dalam acara Heart to Heart Gathering di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (26/9/2025).

    Alih-alih terlalu fokus pada jumlah asupan telur, dr Hasjim menuturkan ada banyak makanan lain yang juga meningkatkan kadar kolesterol. Beberapa di antaranya seperti gorengan, makanan bersantan, dan protein hewani.

    Daripada terlalu fokus pada satu jenis makanan, sebaiknya pencegahan penyakit jantung harus dilakukan dengan perubahan pola makan sehat secara keseluruhan.

    “Nah, kalau dibilang apakah tidak boleh makan telur? Saya sih kurang setuju. Yang salah adalah sudah kebanyakan makan telur, tambah gorengan, tambah gulai. Nah, akhirnya konsumsi lemak itu akan jauh berlebih,” kata dr Hasjim.

    Apabila sudah memiliki masalah kolesterol tinggi, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter, kira-kira makanan apa saja yang porsinya lebih diperhatikan. Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan jantung dengan berolahraga dan menghindari rokok.

    Kebiasaan mager atau jarang olahraga juga berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Ciri-ciri Jantung Bermasalah yang Bisa Muncul saat Tidur, Jangan Abaikan

    Ciri-ciri Jantung Bermasalah yang Bisa Muncul saat Tidur, Jangan Abaikan

    Jakarta

    Mengenali gejala penyakit jantung perlu dilakukan sebagai salah satu langkah pencegahan masalah kesehatan yang lebih parah. Terlebih, gejala penyakit jantung bisa muncul ketika tidur malam hari.

    Spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dr Maulidya Ayudika Dandanah, SpBTKV mengungkapkan beberapa tandanya. Beberapa di antaranya seperti terbangun tengah malam, jantung berdebar, dan sesak napas.

    Gejala lain yang dapat muncul adalah lebih nyaman tidur dengan bantal yang tinggi. Orang dengan masalah jantung merasa lebih sesak jika tidur mendatar, sehingga memasang bantal yang lebih tinggi.

    “Sebenarnya sesederhana kalau misalnya tidur sudah pakai tiga bantal, itu berarti ada masalah dengan jantung atau paru-paru,” ujar dr Ayu ketika ditemui awak media usai acara Heart To Heart, di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025).

    “Makanya tetap harus (periksa), kita tidak bisa seperti beli obat datang ke apotek saja tanpa diperiksa dulu oleh dokter. Karena kadang-kadang ada penyakit yang gejalanya mirip sekali,” sambungnya, menekankan pentingnya pemeriksaan medis untuk melihat kemungkinan penyakit lain.

    Lantas, apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala tersebut? dr Ayu menyarankan untuk mengatur napas dan menenangkan diri.

    Apabila gejala sudah mereda, segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Tidak perlu melakukan gerakan-gerakan aktif ketika gejala muncul.

    “Pernah ada yang tanya saya, ‘kalau saya terbangun malam berdebar, apakah saya harus bergerak?’. Ketika terbangun, tenangkan diri, tarik napas, kemudian jika tetap berdebar segera hubungi rumah sakit terdekat. Tidak usah melakukan gerakan-gerakan manuver seperti meregangkan tubuh, itu akan semakin berbahaya,” sambungnya.

    Sebagai langkah preventif, dr Ayu menyarankan pemeriksaan jantung 1-2 tahun sekali. Apabila sudah berusia 50 tahun ke atas, maka pemeriksaan bisa dilakukan 6 bulan – 1 tahun sekali.

    “Tapi memang idealnya setahun sekali kita harus melakukan general check up. Semakin tua, artinya harus semakin rutin,” tandas dr Ayu.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Dokter Spesialis Kurang, Anak Pengidap PJB Harus Tunggu 2 Tahun untuk Operasi

    Dokter Spesialis Kurang, Anak Pengidap PJB Harus Tunggu 2 Tahun untuk Operasi

    Jakarta

    Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Dr dr Iwan Dakota, SpJP mengatakan saat ini antrean pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) membludak. Bahkan, pasien bisa menunggu hingga dua tahun untuk bisa mendapatkan penanganan.

    “Jadi khusus penyakit jantung anak, di data kami mungkin 2.000-an (pasien antre), dan itu lima bulan lalu. Mungkin sekarang jauh lagi. Ini karena sebagian besar (pasien anak PJB) dikirim ke sini,” kata dr Iwan di sela kunjungan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) ke RSJPD Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (24/9/2025).

    Dari banyaknya antrean tersebut, lanjut Iwan, satu pasien bisa menunggu 18 bulan hingga 2 tahun untuk bisa mendapatkan penanganan di RSJPD Harapan Kita.

    Terlebih, saat ini, spesialis bedah jantung anak di Indonesia juga belum banyak. Hal ini karena mereka harus menempuh banyak perjalanan, termasuk studi atau praktik di luar negeri.

    “Dokter bedah jantung anak, itu bisa dibilang mungkin paling maksimal 10 jumlahnya (di Indonesia), dan 6 ada di sini (RSJPD Harapan Kita),” kata dr Iwan.

    dr Iwan menambahkan dari kurangnya jumlah dokter spesialis bedah jantung anak di Indonesia, ada terkait fasilitas yang juga masih menjadi sorotan.

    Menurut dr Iwan, banyak pasien anak PJB dikirim ke RSJPD Harapan Kita adalah yang memiliki kondisi rumit atau kasus berat, sehingga membutuhkan dokter terbaik dengan fasilitas lengkap dan terbaik.

    “Di sini nanti kami akan perbanyak ruangan, sehingga nanti waktu menunggunya bisa kami potong,” kata Iwan.

    “Pak Menteri (Budi Gunadi Sadikin) ingin di setiap provinsi (bisa menangani kasus PJB anak). Jadi nggak usah dikirim lagi ke sini, kecuali yang sulit sekali dan memerlukan tindakan dengan kesulitan tinggi bisa diselesaikan di sini,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Bahayakah Makan Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasan Pakar

    Bahayakah Makan Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasan Pakar

    JAKARTA – Ayam merupakan salah satu makanan yang disukai dan menjadi andalan asupan sehari-hari banyak orang. Daging ayam juga selalu menjadi pilihan untuk orang yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan.

    Dikutip dari Eating Well, pada Kamis, 25 September 2025, daging ayam kaya akan nutrisi penting, seperti selenium, fosfor, vitamin B3 hingga protein yang mengandung sembilan jenis asam amino yang penting untuk kesehatan tubuh.

    “Memilih makan ayam daripada protein yang kurang sehat seperti steak dan daging olahan dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung dan stroke di kemudian hari,” kata ahli gizi Jessica Cording.

    Meski menyehatkan, konsumsi ayam secara rutin setiap hari kini menjadi pertanyaan, apakah baik atau tidak. Mengenai hal tersebut, Cording mengatakan bahwa pada dasarnya makan ayam setiap hari bukan pilihan yang tergolong tidak sehat.

    Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Detail seperti jenis ayam dan cara memasaknya sangat mempengaruhi sehat atau tidaknya makan ayam setiap hari.

    Tak hanya itu, penting juga untuk mengingat bahwa pola makan yang bervariasi harus tetap diterapkan dalam menu makan sehari-hari. Mengonsumsi ayam tanpa memperhatikan hal-hal lain bisa berujung kekurangan nutrisi untuk tubuh.

    “Saya selalu menganjurkan untuk mencampur makanan. Jika kita hanya mengonsumsi beberapa makanan, kita mungkin kehilangan nutrisi tertentu yang dibutuhkan,” tambahnya.

    Perlu diperhatikan juga bahwa konsumsi ayam setiap hari terdapat beberapa risiko yang mungkin saja terjadi. Mulai dari kenaikan berat badan, risiko keracunan dari ayam yang terkontaminasi dengan bakteri seperti Salmonella, hingga lemak jenuh dan kolesterol yang meningkat.

  • Ciri-ciri Sakit Dada karena Penyakit Jantung, Kenali Lokasinya

    Ciri-ciri Sakit Dada karena Penyakit Jantung, Kenali Lokasinya

    Jakarta

    Salah satu gejala masalah jantung yang paling umum diketahui adalah nyeri dada. Namun, rupanya tak semua nyeri dada itu pasti berkaitan dengan penyakit jantung. Lantas, ciri nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit jantung itu seperti apa sih?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Michael Tanaka, SpJP menjelaskan nyeri dada akibat sakit jantung memiliki lokasi yang khas, yaitu di bagian tengah atau kiri dada. Ini berkaitan dengan lokasi jantung di dalam tubuh itu sendiri.

    “Jarang banget itu nyerinya di bagian kanan,” ujar dr Michael dalam acara Heart to Heart Gathering di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025).

    “Biasanya kalau (nyeri) kanan (penyebabnya) otot paling sering ya, mungkin ketarik, suka nge-gym spasme ototnya ketarik saat angkat beban, atau angkat barang, otot dinding dadanya bermasalah. Jadi nyeri di sebelah kanan,” sambungnya.

    dr Michael menjelaskan penyakit jantung yang paling banyak ditemukan adalah penyakit jantung koroner (PJK). PJK adalah kondisi ketika pembuluh darah koroner yang menyuplai jantung menyempit atau tersumbat akibat penumpukan plak, sehingga aliran darah ke otot jantung berkurang.

    Jika tidak ditangani dengan baik, atau tidak dilakukan perubahan gaya hidup, kondisi PJK dapat memicu serangan jantung yang terjadi akibat plak menutup secara total. Pada kasus ini, PJK dan serangan jantung juga memiliki perbedaan gejala nyeri dada.

    “Tandanya, kalau sudah ada aliran darah yang terganggu (PJK) yang paling sering adalah nyeri dada. Kedua terasa sesak napas, engap, itu yang sumbatannya stabil atau belum pecah. Kalau sudah pecah, mengalami serangan jantung, itu lebih fatal, nyerinya lebih berat, sesak napas mendadak tiba-tiba, belum pernah merasakan seperti itu,” sambungnya.

    Pada kasus serangan jantung, nyeri dada juga dapat memicu pingsan dan keringat dingin.

    Hal yang membedakan lagi antara nyeri dada akibat PJK dan serangan jantung adalah saat aktivitas. Pada PJK keluhan biasanya muncul saat beraktivitas, sedangkan pada serangan jantung, nyeri dada sudah muncul meski istirahat.

    “Bedakan penyakit jantung koroner yang masih stabil, itu kalau ada keluhannya kalau aktivitas, ‘saya kok kalau naik tangga capek, kalau jalan jauh muncul nyeri dadanya’,” ujar dr Michael.

    “Tapi kalau serangan jantung, dalam kondisi resting, istirahat, itu udah langsung muncul nyeri dadanya,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Malas Cuci Tangan Bisa Picu Penyakit Jantung, Dokter Jelaskan Kaitannya

    Malas Cuci Tangan Bisa Picu Penyakit Jantung, Dokter Jelaskan Kaitannya

    Jakarta

    Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Meski demikian, banyak warga yang tanpa sadar melakukan kebiasaan yang justru meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

    Spesialis jantung dr Aditya Agita Sembiring, SpJP mengatakan kebiasaan tersebut terkait tentang higienitas. Masyarakat seringkali makan dengan tangan kosong tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

    “Penyakit jantung rematik (PJR) itu disebabkan oleh kuman spesifik, namanya streptokokus grup A beta-hemolitikus (GAS). Cuman dia, nggak ada kuman lain yang menyebabkan (jantung) rematik,” kata dr Aditya saat ditemui di sela kunjungan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) ke RSJPD Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (24/9/2025).

    “Di mana kuman ini berada? Di tangan kita. Bagaimana dia bisa masuk ke dalam? Sangat mudah sekali, kebiasaan orang Indonesia, (makan) tanpa cuci tangan,” sambungnya.

    dr Aditya menambahkan bahwa PJR merupakan kerusakan katup jantung akibat komplikasi dari demam rematik. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit jantung rematik berisiko menyebabkan gagal jantung.

    “Dia bisa sembuh sendiri, kebanyakan (pasien) tidak mencari pertolongan, tidak cek ke dokter. Walaupun sudah ada tanda-tandanya, sakit menelan, batuk, demam,” katanya.

    “Tapi saat infeksi mereda, besok kena lagi beberapa kali, akibatnya bisa menyebabkan ‘full blown’ rheumatic heart disease (RHD),” sambungnya.

    Tidak Serta Merta Langsung Menjadi Penyakit Jantung

    Namun, PJR ini merupakan kondisi lanjutan. Biasanya pasien akan mengalami ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut, lalu masuk ke rheumatic fever (demam rematik).

    “Begitu rheumatic fever tidak tertangani dengan baik, baru rheumatic heart disease. Itu level paling tinggi,” tegasnya.

    “Beda sekali rheumatic fever dengan rheumatic heart disease. Kalau rheumatic fever minum antibiotik paling lima tahun atau sampai usia 18 tahun, bisa setop obat. Tapi kalau udah kena jantung, maka dia dapat antibiotik seumur hidup,” katanya.

    Kuman ini selain bisa masuk melalui makanan atau tenggorokan, juga bisa masuk melalui luka. Hal ini karena kuman tersebut memang ‘hidup’ di kulit manusia.

    “Jadi emphasis di higienitas ini sangat penting. Hanya modal mandi yang bersih, pakai alas kaki, sama cuci tangan sebelum memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kamu dapat melindungi jantungmu,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Studi Selama 15 Tahun Ungkap Penyebab Tak Terduga Serangan Jantung pada Wanita Muda

    Studi Selama 15 Tahun Ungkap Penyebab Tak Terduga Serangan Jantung pada Wanita Muda

    Jakarta

    Saat menghadapi pasien muda yang mengalami serangan jantung, dokter biasanya berasumsi penyebabnya sama seperti pada pasien yang lebih tua: penyumbatan arteri akibat penumpukan kolesterol.

    Namun, sebuah studi selama 15 tahun terhadap hampir 3.000 orang berusia 65 tahun ke bawah menunjukkan bahwa asumsi ini bisa jadi sangat salah, terutama bagi wanita. Penelitian ini, yang diterbitkan pada 15 September di Journal of the American College of Cardiology, menemukan bahwa lebih dari separuh serangan jantung pada wanita muda berasal dari penyebab selain penyumbatan arteri.

    Penyebab Serangan Jantung yang Tersembunyi

    Diberitakan Healthline, studi bernama OCTOPUS (Olmsted Cardiac Troponin in Persons Under Sixty-six) ini mengambil pendekatan komprehensif untuk memahami serangan jantung pada orang usia muda. Para peneliti melacak setiap orang berusia 65 tahun ke bawah yang memiliki kadar protein troponin yang meningkat: protein yang dilepaskan saat otot jantung rusak.

    Hasilnya, mereka menemukan 4.116 kasus dengan troponin positif pada 2.790 orang. Dua kardiolog meninjau setiap kasus untuk mengklasifikasikan penyebab kerusakan otot jantung menjadi enam kategori berbeda.

    Hasil studi ini mengungkap perbedaan gender yang dramatis. Sebanyak 75 persen kasus serangan jantung pada pria muda disebabkan oleh penyumbatan arteri.

    Namun, hanya 47 persen serangan jantung pada wanita muda yang disebabkan oleh hal serupa. 53 persen sisanya berasal dari mekanisme lain.

    Salah satu penyebab yang sangat umum pada wanita adalah disseksi arteri koroner spontan (SCAD) yang berarti dinding arteri sobek dengan sendirinya. Kondisi ini menyebabkan 11 persen serangan jantung pada wanita, sementara pada pria kurang dari 1 persen.

    Sayangnya, 55 persen kasus SCAD awalnya salah didiagnosis sebagai penyumbatan, padahal mengobati SCAD dengan cara yang sama bisa memperburuk keadaan.

    Gejala Serangan Jantung pada Wanita yang Sering Terabaikan

    Dr Bradley Serwer, seorang kardiolog, menekankan bahwa “muda, sehat, dan berjenis kelamin perempuan tidak menjamin kekebalan dari serangan jantung.”

    Ia menyarankan untuk mendengarkan tubuh dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala seperti:

    Nyeri dada baru muncul, sesak napas, atau kelelahan parah saat beraktivitas.Nyeri di rahang kiri, leher, atau lengan, terutama yang muncul saat berolahraga dan mereda saat istirahat.Gejala lain seperti berkeringat atau kulit lembap dan memiliki faktor risiko jantung lainnya.

    Dr Serwer juga mencatat bahwa wanita tidak selalu menunjukkan gejala serangan jantung klasik berupa nyeri dada.

    “Sebaliknya, mereka mungkin mengalami sesak napas, mual, gangguan pencernaan, atau nyeri perut bagian atas, pusing, atau pingsan,” jelasnya.

    “Jika mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera mencari evaluasi di Ruang Gawat Darurat atau dokter,” tutup dia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Jangan Anggap Sepele, Kebiasaan Duduk yang Bisa Bahayakan Jantung-Picu Kematian Dini

    Jangan Anggap Sepele, Kebiasaan Duduk yang Bisa Bahayakan Jantung-Picu Kematian Dini

    Jakarta

    Di era modern seperti ini, sedentary lifestyle atau gaya hidup kurang gerak semakin umum. Terlebih di kalangan pekerja kantoran yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya duduk di depan layar.

    Padahal, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama ini, khususnya lebih dari enam jam per hari dapat membawa dampak serius pada kesehatan, terutama jantung.

    Dikutip dari Times of India, American Cancer Society menemukan orang yang duduk selama enam jam atau lebih setiap hari lebih berisiko mengalami kematian dini hingga 19 persen lebih tinggi, daripada mereka yang membatasi waktu duduk kurang dari tiga jam.

    Duduk terlalu lama dapat memengaruhi berat badan dan postur tubuh, meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan penurunan kesehatan mental.

    Risiko Duduk Lebih dari 6 Jam Per Hari

    Mereka yang memiliki kebiasaan ini, efek pertama yang bisa terjadi adalah melambatnya metabolisme. Kalori yang dibakar oleh tubuh menjadi kurang efisien, gula bertahan lebih lama di dalam darah, dan lemak juga akan mengendap di tubuh.

    Duduk berjam-jam akan mengurangi aliran darah, mendorong pembentukan gumpalan darah, meningkatnya kadar kolesterol, yang semuanya berdampak pada penyakit jantung.

    Lalu, otot-otot di bagian bahwa akan melemah, sehingga mudah menjadi kaku dan membuat postur tubuh lebih buruk. Tak ayal orang yang lebih sering duduk dalam waktu lama akan rentan mengalami nyeri punggung dan leher.

    Perilaku ini juga dikaitkan pada tingkat kecemasan perubahan suasana hati, dan kelelahan yang lebih tinggi.

    Beberapa bukti dari studi juga menunjukkan duduk terlalu lama berkaitan dengan risiko kanker usus besar dan endometrium yang lebih tinggi.

    Bagaimana Cara Pencegahannya?

    Bagi banyak orang, kondisi tersebut mungkin tidak bisa terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar risiko-risiko kesehatan di atas bisa ditekan.

    Caranya adalah dengan memecah periode diam yang panjang dengan gerakan sederhana, seperti berdiri setiap 30 hingga 60 menit untuk menyegarkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan otot.

    Memilih untuk menggunakan tangga, alih-alih lift juga bisa berdampak pada tubuh untuk mendapatkan ‘gerakan’.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • Kenapa Prabowo Minta Telur Ceplok Bukan Didadar dalam Menu MBG? – Page 3

    Kenapa Prabowo Minta Telur Ceplok Bukan Didadar dalam Menu MBG? – Page 3

    Telur merupakan salah satu bahan pangan dengan nilai nutrisi yang baik. Satu butir telur mengandung sekitar 6 gram protein, sejumlah vitamin (A, B, D, K), kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, dan seng.

    Di dalam telur juga mengandung kolin yang membantu meningkatkan kesehatan membran sel di seluruh tubuh dan membantu tubuh menjaga kadar homocysteine di tingkat normal.

    Homocysteine adalah asam amino yang berkaitan dengan risiko penyakit jantung, seperti disampaikan Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A dari RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang seperti mengutip laman Kemenkes RI.

    Telur juga mengandung selenium sebagai mineral untuk mempertahankan kekebalan tubuh dan merupakan antioksidan kuat.

    Kandungan vitamin D pada kuning telur dapat mempercepat meredakan pilek dan flu. Hal ini membuktikan bahwa mengonsumsi telur setiap hari dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

    Telur juga mengandung selenium. Satu telur ukuran besar mengandung 28 persen dari nilai selenium harian yang direkomendasikan.

    Ketika mengonsumsi telur setiap hari, hal itu berarti memberi nutrisi pada kulit agar tetap sehat.

    Kombinasi antara protein dan lemak yang terdapat pada telur memberikan beragam manfaat bagi tubuh, termasuk membuat merasa kenyang lebih lama.