Topik: penyakit jantung

  • Bau Mulut Bisa Jadi Peringatan Tersembunyi Sakit Jantung, Begini Ciri-cirinya

    Bau Mulut Bisa Jadi Peringatan Tersembunyi Sakit Jantung, Begini Ciri-cirinya

    Jakarta

    Bau mulut kerap tidak dianggap menjadi pertanda masalah serius kesehatan. Namun, belakangan ahli jantung intervensional Dr Pradip Jamnadas memperingatkan, kondisi tersebut sebenarnya bisa mengindikasikan penyakit kardiovaskular.

    Dikutip dari laman Times of India, risiko terkena penyakit jantung dipengaruhi oleh lebih dari sekadar pola makan dan olahraga. Menurut Dr Jamnadas, mikrobioma di mulut dan hidung berperan penting dalam kesehatan kardiovaskular.

    Kebersihan mulut yang buruk bisa memungkinkan bakteri berbahaya berkembang biak, yang berkontribusi pada peradangan sistemik, gangguan respons imun, penumpukan plak di arteri, dan meningkatkan risiko sakit jantung.

    Dia menekankan, mulut seringkali memberi tanda peringatan dini terhadap masalah kesehatan yang lebih luas. Tak hanya masalah gigi, bau mulut bisa mengindikasikan risiko jantung yang mendasarinya, seperti penyakit arteri koroner, ateroklerosis, dan gagguan kardiovaskular lainnya.

    “Ada mikroba yang menjalar dari hidung dan mulut ke sistem pencernaan. Setiap mikroba bersifat spesifik dan bisa menunjukkan apakah berisiko terkena penyakit kardiovaskular,” kata Dr Jamnadas.

    Paparan kronis terhadap bakteri mulut yang berbahaya bisa menyebabkan kalsifikasi dini pada katup jantung dan meningkatkan risiko stenosis aorta, serta kalsifikasi koroner. Sehingga, penting untuk menjaga kebersihan mulut bagi kesehatan jantung jangka panjang.

    Ciri-ciri Bau Mulut Pertanda Masalah Jantung

    Sinusitis kronis adalah infeksi atau peradangan pada sinus maksilaris dan frontalis yang seringkali menyebabkan hidung tersumbat terus-menerus, sakit kepala, dan batuk. Menurut Dr Jamnadas, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan sistemk ringan yang dikaitkan dengan penyakit arteri koroner.

    “Terutama jika melibatkan infeksi jamur, peradangan yang dihasilkan bisa berkontribusi pada penyakit jantung,” katanya.

    Hubungan ini menggarsbawahi bahwa fakor risko kardiovaskular mencakup kondisi seperti infeksi sinus. Penyakit arteri koroner seringkali dikaitkan dengan pola makan, genetika, dan kurang olahraga. Namun, Dr Jamnadas mengajak untuk melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Dia menjelaskan bahwa kesehatan mulut dan hdung, kesejahteraan mental, dan kebiasaan gaya hidup secara kolektif bisa memengaruhi kesehatan jantung.

    “Segala sesuatu dalam gaya hidup, mental, fisik, pola makan, memengaruhi arteri koroner,” katanya.

    Waspadai tanda-tanda bau mulut terus menerus, hidung tersumbat, atau infeksi sinus berulang. Tanda-tanda ini bisa menjadi indikator awal masalah terkait jantung.

    Terapkan pola makan seimbang, olahraga teratur, kesejahteraan mental, dan manajemen stres secara kolektif. Hal tersebut secara kolektif mendukung kesehatan mulut dan kardiovaskular.

    Langkah-langkah Melindungi Kesehatan Jantung dan Mulut

    Untuk menjaga kesehatan jantung dan mulut, lakukan kiat-kiat berikut:

    Jaga kebersihan mulut dengan baik. Sikat gigi dua kali sehari, gunakan benang gigi secara teratur, dan gunakan obat kumur untuk mengurangi bakteri berbahaya di mulut yang bisa menyebabkan penyakit jantung.Periksa gigi secara rutin. Kunjungan ke dokter gigi secara rutin bisa membantu mendeteksi masalah mulut sejak dini, mencegah infeksi yang bisa memengaruhi kesehatan kardiovaskular.Tangani masalah sinus kronis segera. Sebab, mengobati masalah seperti sinusitis kronis atau infeksi jamur bisa mengurangi peradangan sistemik, sehingga menurunkan risiko penyakit arteri koroner.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/naf)

  • Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Sakit Jantung Tak Datang Tiba-tiba, 99 Persen Disebabkan oleh Faktor Risiko Ini

    Jakarta

    Peneliti mengungkapkan hampir semua pasien penyakit jantung memiliki setidaknya satu dari empat faktor risiko utama sebelumnya. Ini menunjukkan penyakit jantung umumnya memiliki sebab, bukan datang secara tiba-tiba tanpa sebab atau tak serta merta karena keturunan.

    Temuan ini berdasarkan data kesehatan dari 9 juta pasien penyakit jantung dan kejadian kardiovaskular lain di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Peneliti menemukan hampir seluruh pasien memiliki setidaknya empat faktor risiko, meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar gula darah tinggi, dan kebiasaan merokok (baik aktif maupun mantan perokok).

    Dikutip dari Sciencedirect, jika digabungkan, sebanyak 99 persen kasus serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya didahului keempat faktor risiko tersebut.

    Bahkan pada wanita di bawah usia 60 tahun, lebih dari 95 persen kasus penyakit jantung dan stroke berkaitan dengan salah satu dari faktor risiko tersebut. Padahal, kelompok ini memiliki risiko paling rendah terhadap kejadian kardiovaskular.

    Tekanan darah tinggi menjadi faktor yang paling sering dikaitkan dengan kejadian kardiovaskular. Di Amerika Serikat dan Korea Selatan, lebih dari 93 persen individu yang mengalami serangan jantung, stroke, atau gagal jantung sebelumnya memiliki hipertensi.

    “Kami pikir studi ini menunjukkan dengan sangat meyakinkan bahwa paparan terhadap satu atau lebih faktor risiko yang tidak optimal sebelum kejadian kardiovaskular hampir mencapai 100 persen,” kata ahli jantung Philip Greenland dari Northwestern University.

    “Tujuan kita sekarang adalah bekerja lebih keras untuk menemukan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini, daripada tersesat mencari faktor lain yang sulit diobati dan bukan penyebab utama,” sambungnya.

    Temuan ini menantang klaim-klaim yang menyebutkan penyakit kardiovaskular yang muncul tanpa faktor risiko semakin meningkat. Ahli juga berpendapat hasil ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola risiko kesehatan sebelum menimbulkan akibat serius yang berpotensi fatal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dokter Ungkap Pergeseran Tren Usia Sakit Jantung di Usia Muda”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/naf)

  • Ahli Gizi Jepang Spill Makanan yang Bikin Warga Negeri Sakura Panjang Umur

    Ahli Gizi Jepang Spill Makanan yang Bikin Warga Negeri Sakura Panjang Umur

    Jakarta

    Asako Miyashita, MS, RDN, CDN, merupakan seorang ahli gizi dan diet yang berpengalaman dalam penelitian umur panjang di Jepang. Ia tumbuh dan besar di Jepang, sehingga mengetahui apa saja yang dikonsumsi warga di sana setiap hari.

    “Saya tumbuh besar di Jepang, di mana saya diajari sejak kecil untuk menganggap makanan sebagai obat. Nenek saya berusia 92 tahun, dan beliau juga mengaitkan umur panjang dengan mengonsumsi makanan yang tepat,” jelas Miyashita, dikutip dari CNBC.

    Jepang merupakan rumah bagi beberapa orang dengan umur terpanjang di dunia. Saat ini, lebih dari 90 ribu centenarian atau orang yang berusia 100 tahun ke atas.

    Sebagai ahli gizi, Miyashita mengikuti diet tradisional Jepang. Berikut lima makanan yang biasa ia dan keluarganya konsumsi setiap hari agar tetap sehat dan berumur panjang:

    1. Ubi Jepang

    Berasal dari Okinawa, ubi ungu ini sering disantap sebagai camilan atau hidangan penutup. Ubi kaya akan karbohidrat sehat dan antosianin, sejenis antioksidan yang ditemukan dalam sayuran berwarna merah dan ungu yang memiliki khasiat anti penuaan.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa ubi jalar dapat membantu meningkatkan kadar gula darah dan mengurangi penyakit kardiovaskular.

    2. Sup Miso

    Diet Jepang mengandung beragam hidangan yang mengandung makanan fermentasi, dan sup miso adalah salah satu yang populer. Miso adalah pasta yang terbuat dari kacang kedelai dan biji-bijian yang difermentasi.

    Probiotik, bakteri hidup, atau ragi dalam makanan fermentasi dapat membantu menyeimbangkan kesehatan usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Sebuah studi menemukan bahwa pria dan wanita yang paling banyak mengonsumsi kedelai fermentasi (seperti miso, tahu, dan tempe), memiliki risiko 10 persen lebih rendah untuk meninggal di usia muda karena semua penyebab. Ini jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    3. Lobak Daikon

    Sayuran akar populer dalam masakan Jepang dan memberikan banyak manfaat kesehatan yang unik. Lobak Daikon dikenal dapat membantu mencegah pilek dan meningkatkan kekebalan tubuh.

    Dalam satu lobak mengandung 124 persen dari asupan vitamin C harian yang direkomendasikan. Sayuran akan sehat lainnya yang mungkin lebih mudah ditemukan dan memiliki khasiat yang serupa, termasuk wortel, bit, parsnip, dan lobak.

    4. Rumput Laut

    Rumput laut kaya akan mineral penting, seperti zat besi, kalsium, folat, dan magnesium. Mengonsumsinya setiap hari membantu menambah serat dalam pola makan.

    Asupan serat yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Rumput laut juga mengandung antioksidan, seperti fucoxanthin dan fucoidan, yang keduanya memiliki sifat anti-inflamasi, anti penuaan, dan anti kanker.

    5. Ikan

    Miyashita juga selalu memasukkan protein ke dalam menu hariannya, terutama ikan berlemak seperti salmon dan tuna. Lemak omega-3 dalam ikan dapat membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan trigliserida, dan meredakan peradangan.

    “Di Jepang, kami sering mengucapkan ‘itadakimasu’, yang berarti ‘saya menerima dengan rendah hati’ sebelum makan,” tutur Miyashita.

    “Itu menunjukkan rasa terima kasih kami pada hewan dan petani. Saya percaya praktik makan dengan penuh kesadaran ini berkontribusi pada kesehatan dan kualitas hidup kami,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Air Putih Biasa VS Air Mineral, Mana yang Lebih Baik Bagi Jantung?

    Air Putih Biasa VS Air Mineral, Mana yang Lebih Baik Bagi Jantung?

    Jakarta

    Air minum menjadi salah satu kebutuhan wajib manusia. Setidaknya, tiap orang wajib minum air dua liter per hari, agar menjaga fungsi vital seperti pengaturan suhu tubuh, pencernaan, dan pengangkutan nutrisi, serta mencegah dehidrasi yang bisa berujung pada masalah kesehatan serius.

    Secara umum, ada dua jenis air yang biasa dikonsumsi, yakni air putih biasa dan air mineral. Meski sama-sama berfungsi menghidrasi, keduanya memiliki perbedaan kandungan yang memengaruhi manfaatnya bagi tubuh, terutama kesehatan jantung.

    Apa Itu Air Putih Biasa?

    Air putih biasa yang sering ditemui berasal dari proses penyulingan (distilasi), reverse osmosis, atau demineralisasi. Artinya, air ini hampir tidak mengandung mineral sama sekali, hanya murni H2O. Meski aman dikonsumsi, air jenis ini tidak memberikan tambahan zat gizi esensial seperti kalsium atau magnesium, nih detikers.

    Apa Itu Air Mineral?

    Sementara itu, air mineral berasal dari sumber alami, seperti mata air pegunungan yang mengandung berbagai mineral alami seperti kalsium, magnesium, kalium, klorida, hingga bikarbonat.

    Magnesium: membantu menjaga irama jantung tetap normal dan berperan dalam mengurangi risiko aritmia.Kalsium: penting untuk kontraksi otot, termasuk otot jantung, serta mendukung kestabilan tekanan darah.Kalium: membantu mengontrol tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh.

    Kandungan mineral inilah yang membuat air mineral lebih bernilai bagi kesehatan tubuh.

    Lalu Mana yang Terbaik Bagi Jantung?

    Salah satu kandungan yang mampu membantu jantung tetap sehat adalah magnesium karena membantu mengontrol detak jantung dengan mengatur pergerakan kalsium, merelaksasi pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah, memiliki sifat anti-inflamasi untuk mencegah pembekuan darah, dan mencegah penyakit jantung seperti aritmia dan aterosklerosis.

    Kandungan magnesium tersebut juga bisa ditemukan di air mineral. Oleh karena itu, mengonsumsi air mineral yang memiliki kandungan mineral alami yakni air yang mencantumkan kandungan mineral seperti magnesium, kalsium, dan kalium pada label kemasannya dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan dan mineral sekaligus menjaga kesehatan jantung.

    Jadi bagi detikers yang ingin menjaga jantung tetap sehat, pilihan terbaik bukan hanya sekadar air putih, tetapi air mineral yang kandungan mineralnya jelas tercantum di kemasannya ya.

    (kna/kna)

  • Alasan Perempuan Lebih Panjang Umur daripada Pria Diungkap Peneliti

    Alasan Perempuan Lebih Panjang Umur daripada Pria Diungkap Peneliti

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wanita disebut punya usia yang jauh lebih panjang dibandingkan laki-laki. Ternyata ada beberapa alasan fenomena itu terjadi.

    Dalam laporan yang dikutip NPR, fenomena itu juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Rata-rata usia hidup laki-laki hingga 76 tahun sementara wanita mencapai 81 tahun.

    Salah satu penyebabnya adalah aktivitas yang dilakukan kedua gender itu. Berdasarkan temuan dosen senior ilmu sosial dan perilaku di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, Alan Geller, kebanyakan laki-laki melakukan aktivitas yang berisiko dibandingkan wanita.

    Hal itu, pada akhirnya membuat usia laki-laki jauh lebih pendek daripada para wanita.

    Ada sejumlah alasan lain yang menyebabkan fenomena itu terjadi, dirangkum dari NPR, Rabu (8/10/2025):

    1. Aktivitas Berisiko

    Geller menjelaskan laki-laki cenderung melakukan perilaku berisiko dengan tingkat lebih tinggi. Mulai dari merokok, minum alkohol, bunuh diri hingga pembunuhan dibandingkan kebanyakan wanita.

    2. Penyakit

    Alasan lain adalah tingkat kematian karena penyakit mematikan. Sebab kebanyakan pria lebih mungkin merokok yang membuat tingkat kematian karena kanker paru-paru lebih tinggi.

    Selain itu juga berisiko penyakit jantung karena aktivitas merokok tadi.

    Risiko kematian tinggi juga dialami akibat kanker kulit melanoma. Geller mengatakan tingkat kematiannya lebih tinggi pada pria.

    Salah satu alasannya karena faktor biologis. Termasuk karena kulit pria yang berbeda, cenderung lebih tebal dan mengandung banyak kolagen dan elastin yang memberikan kekencangan pada kulit.

    Namun sebuah penelitian mengatakan perbedaan ini akan membuat kulit rentan akibat sinar ultraviolet matahari.

    3. Mengasuh Anak

    Kebanyakan pengasuhan anak saat ini memang diberikan kepada ibu. Kemungkinan hal ini juga yang membuat rata-rata usia ibu lebih panjang.

    Studi Max Planck menyebutkan mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu merawat anak akan cenderung hidup lebih lama. Karena orang tua perlu bertahan hidup hingga anak-anaknya bisa hidup mandiri.

    4. Perawatan Tubuh

    Pria juga cenderung enggan melakukan perawatan tubuh. Misalnya mereka kurang melindungi diri dari sinar matahari dengan sunscreen.

    Laporan mingguan morbiditas dan mortalitas CDC menunjukkan hanya 12,3% pria yang menggunakan tabir surya saat berada di luar ruangan lebih dari satu jam. Mereka juga cenderung tidak akan pergi ke dokter untuk memeriksa soal kanker atau masalah kulit.

    Penulis studi dari Max Planck, Fernando Colchero berharap para pria bisa meniru beberapa perilaku perempuan. Termasuk memastikan untuk memeriksa kesehatan ke dokter.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siloam Hospitals Raih Rekor MURI, Pelatihan BHD Diikuti Lebih dari 9 Ribu Orang

    Siloam Hospitals Raih Rekor MURI, Pelatihan BHD Diikuti Lebih dari 9 Ribu Orang

    Jakarta

    Siloam International Hospitals (Siloam) mencatatkan rekor di bidang kesehatan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk kategori Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) secara seri dengan jumlah peserta terbanyak.

    Penghargaan ini diserahkan langsung oleh pihak MURI dalam acara MURI Awarding Event, 7 Oktober 2025 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. Rekor tersebut terwujud melalui keterlibatan 9.351 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari komunitas, sekolah, perusahaan, agen asuransi, hotel, institusi keagamaan, hingga masyarakat umum, serta karyawan Siloam, yang mengikuti pelatihan BHD di berbagai lokasi.

    Kegiatan ini diselenggarakan oleh 41 Rumah Sakit Siloam di seluruh Indonesia pada periode Juli hingga September 2025.

    Pelatihan BHD ini membekali peserta dengan keterampilan dasar penanganan darurat, termasuk Resusitasi Jantung Paru (RJP/CPR), penggunaan Automated External Defibrillator (AED), hingga langkah penyelamatan sebelum tenaga medis profesional tiba di lokasi.

    “Penghargaan dari MURI bukan sekadar capaian angka kepesertaan, melainkan wujud nyata komitmen Siloam untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Kami bangga dapat memperluas akses edukasi dan keterampilan BHD ke masyarakat luas,” ujarCEO Siloam International Hospitals, Caroline Riady dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

    Sejalan dengan Kampanye Jantung & World Heart Day
    Pencapaian MURI ini hadir bertepatan dengan momentum World Heart Day yang jatuh pada tanggal 29 September serta sejalan dengan kampanye jantung Siloam bertema #CepatTepat #AdaUntukJantungAnda yang berlangsung sepanjang Agustus 2025 sampai Januari 2026.

    Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya serangan jantung, gejala yang perlu diwaspadai, serta pentingnya tindakan cepat dalam situasi darurat. Menjawab kebutuhan tersebut, Siloam menghadirkan 14 Chest Pain Ready Hospitals yang dilengkapi dengan:

    24/7 Integrated Chest Pain Unit di IGD24/7 Dokter Jantung Siaga (Konsultan Intervensi Kardiologi)24/7 Cath Lab untuk penanganan darurat pasien dengan serangan jantung

    Dengan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki, Siloam menegaskan kembali perannya dalam rantai keselamatan pasien mulai dari deteksi dini hingga penanganan darurat dan rehabilitasi.

    Pentingnya Edukasi Serangan Jantung & Bantuan Hidup Dasar

    Menurut data WHO (World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia), penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, dengan lebih dari 17,9 juta kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, tingkat kasusnya mencapai sekitar 1,5 persen dari populasi.

    Serangan jantung dapat terjadi mendadak dan setiap menit tanpa pertolongan menurunkan peluang keselamatan hingga 7-10 persen.
    Oleh karena itu, spesilias jantung dr Hasjim Hasbullah, SpJP, FIHA, AIFO-K mengatakan keterampilan BHD sangat penting untuk melipatgandakan peluang hidup pasien sebelum tenaga medis profesional tiba.

    “Kunci menyelamatkan pasien serangan jantung ada pada deteksi dini gejala dan kecepatan pertolongan pertama. Pelatihan BHD memberi bekal keterampilan yang bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati,” jelas dr Hasjim.

    Senada Medical Managing Director Siloam International Hospitals, dr Grace Frelita berharap ke depannya akan semakin banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana memberikan pertolongan pertama terhadap pasien henti jantung.

    “Sehingga kita semua bisa menjadi bagian dari mata rantai keselamatan yang menyelamatkan nyawa,” kata dr Grace.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Perjuangan Ibu Lawan Kista Ovarium, Kembali untuk Keluarga”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Kolaborasi BRI Insurance PMI, Strategi Jaga Kesehatan Karyawan

    Kolaborasi BRI Insurance PMI, Strategi Jaga Kesehatan Karyawan

    Jakarta: BRI Insurance menggandeng PMI menggelar donor darah untuk pekerja. Bukan sekadar kegiatan kemanusiaan, kegiatan yang dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang BRI Insurance ini juga bagian dari screening kesehatan karyawan.

    Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko BRI Insurance Heri Supriyadi mengatakan, kegiatan kemanusiaan ini melibatkan seluruh cabang selindo untuk berpartisipasi melakukan kegiatan donor darah.

    “Kami rutin melakukan kegiatan kemanusiaan ini, harapannya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dengan target pengumpulan sebanyak 200 kantong donor darah pada hari ini,” ujar Heri

    Direktur Utama BRI Insurance Budi Legowo mengatakan, 200 kantong darah terdiri 125 para karyawan BRI Insurance dan 75 karyawan BRI Gorup lainnya.

    “Saya berharap donor darah hari ini bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan, meningkatkan kesehatan karyawan,” ujarnya.

    Kegiatan donor darah bermanfaat untuk kesehatan para karyawan BRI Insurance dan masyarakat setempat karena sebelum dilakukan pengambilan darah, para peserta diharuskan mengikuti screening terlebih dahulu.

    Untuk menghindari risiko, pendonor harus dalam kondisi sehat, berusia 17-50 tahun, berat badan minimal 45 kg, istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum donor, serta tekanan darah, denyut nadi, kadar hemoglobin dalam kondisi baik.

    Selain suhu tubuh normal, peserta donor juga menjalani pemeriksaan tekanan darah selain itu donor juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena jika zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan kolesterol, selain itu juga dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang berlebihan di dalam tubuh. 

    Perwakilan PMI Christine mengatakan bahwa donor darah sangat bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan donor.

    “Bahkan satu tetes darah sangat berharga dan bisa membantu banyak nyawa, saya harap kedepannya BRI Insurance dapat lebih sering berkolaborasi dengan PMI,” kata Christine

    Jakarta: BRI Insurance menggandeng PMI menggelar donor darah untuk pekerja. Bukan sekadar kegiatan kemanusiaan, kegiatan yang dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang BRI Insurance ini juga bagian dari screening kesehatan karyawan.
     
    Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko BRI Insurance Heri Supriyadi mengatakan, kegiatan kemanusiaan ini melibatkan seluruh cabang selindo untuk berpartisipasi melakukan kegiatan donor darah.
     
    “Kami rutin melakukan kegiatan kemanusiaan ini, harapannya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dengan target pengumpulan sebanyak 200 kantong donor darah pada hari ini,” ujar Heri

    Direktur Utama BRI Insurance Budi Legowo mengatakan, 200 kantong darah terdiri 125 para karyawan BRI Insurance dan 75 karyawan BRI Gorup lainnya.
     
    “Saya berharap donor darah hari ini bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan, meningkatkan kesehatan karyawan,” ujarnya.
     
    Kegiatan donor darah bermanfaat untuk kesehatan para karyawan BRI Insurance dan masyarakat setempat karena sebelum dilakukan pengambilan darah, para peserta diharuskan mengikuti screening terlebih dahulu.
     
    Untuk menghindari risiko, pendonor harus dalam kondisi sehat, berusia 17-50 tahun, berat badan minimal 45 kg, istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum donor, serta tekanan darah, denyut nadi, kadar hemoglobin dalam kondisi baik.
     
    Selain suhu tubuh normal, peserta donor juga menjalani pemeriksaan tekanan darah selain itu donor juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena jika zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan kolesterol, selain itu juga dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang berlebihan di dalam tubuh. 
     
    Perwakilan PMI Christine mengatakan bahwa donor darah sangat bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan donor.
     
    “Bahkan satu tetes darah sangat berharga dan bisa membantu banyak nyawa, saya harap kedepannya BRI Insurance dapat lebih sering berkolaborasi dengan PMI,” kata Christine

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Malang (beritajatim.com)- Seorang pria berinisial A (50), warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah rumah di Desa Gondanglegiwetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Senin (6/10/2025) siang.

    Dari hasil pemeriksaan Polisi, pihak berwajib memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh W (37), pemilik rumah, sekitar pukul 14.45 WIB. Saat itu, saksi mendengar suara benda jatuh di dalam rumahnya. Ketika dicek, ia mendapati seorang pria tak dikenal dalam posisi tengkurap di ruang tengah.

    “Saksi sempat mencoba menolong dan memastikan kondisi korban, namun korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” kata Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Selasa (7/10/2025).

    Saksi kemudian memanggil tetangga dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gondanglegi. Tak lama, petugas gabungan dari Polsek Gondanglegi, Koramil, tenaga medis, dan PMI tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

    Polisi menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya uang tunai Rp87 ribu, dua bungkus rokok, satu korek api, sebuah topi warna biru dongker, dan satu kartu ATM.

    Dari hasil pemeriksaan awal tim medis, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Keluarga korban yang datang ke lokasi juga menyatakan bahwa korban memiliki riwayat penyakit jantung. Mereka menolak dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan resmi disaksikan Kepala Desa Girimoyo.

    “Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, diduga kuat korban meninggal karena sakit mendadak. Pihak keluarga juga telah membuat pernyataan menolak autopsi,” tutur Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang memastikan setiap laporan masyarakat akan ditangani secara cepat dan profesional.

    “Begitu menerima laporan, anggota Polsek Gondanglegi langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan tim medis serta perangkat desa. Respons cepat ini menjadi bagian dari pelayanan presisi Polri terhadap masyarakat,” ujarnya.

    Saat ini jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya. Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. (yog/ted)

  • Udara Jakarta Selasa ini tak sehat, pakai masker saat di luar rumah

    Udara Jakarta Selasa ini tak sehat, pakai masker saat di luar rumah

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Kota Jakarta pada Selasa ini tercatat tidak sehat sehingga masyarakat disarankan mengenakan masker saat berada di luar rumah, demikian menurut laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 05.00 WIB.

    IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 162 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 70,5 mikrogram per meter kubik atau 14,1 lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini selain mengenakan masker, juga menghindari beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

    Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan ketiga terburuk di Indonesia, setelah Serpong dengan poin 186, lalu Tangerang Selatan dengan poin 185.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat penurunan kualitas udara di Jakarta tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas di dalam wilayah saja, tetapi juga oleh kondisi meteorologi dan kontribusi dari daerah-daerah aglomerasi di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur.

    Berdasarkan inventarisasi emisi yang telah dilakukan, diketahui sektor transportasi dan industri masih menjadi dua sumber utama pencemar udara di Jakarta.

    Data Dinas Lingkungan Hidup DKI menunjukkan sektor transportasi menyumbang 75 persen dari total polusi udara, dengan kontribusi signifikan dari kendaraan berat.

    Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta saat ini fokus pada pengendalian emisi dari dua sektor tersebut melalui sejumlah langkah antara lain memasyarakatkan penggunaan transportasi umum massal dan mewajibkan uji emisi kendaraan bermotor disertai penegakan hukum terutama untuk kendaraan berat.

    Selain itu, Pemprov DKI juga menempatkan pengelola kawasan industri dan bisnis sebagai salah satu instrumen utama pelaksanaan uji emisi kendaraan di kawasan.

    Aturan tersebut berlaku untuk seluruh pengelola kawasan industri dan bisnis, perusahaan dan stan yang beroperasi di dalam kawasan, serta semua kendaraan operasional termasuk logistik dan pengangkut limbah.

    Upaya lainnya yakni pengawasan ketat terhadap industri seperti melakukan pengukuran emisi menerus pada industri yang berpotensi melakukan pencemaran.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    Jakarta

    Sebelum serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya terjadi, hampir selalu ada tanda-tanda peringatan. Begitulah temuan dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.

    Peringatan tersebut di antaranya tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol, hingga kebiasaan merokok.

    Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data dari dua kelompok besar, lebih dari 600 ribu kasus penyakit kardiovaskular di Korea Selatan dan sekitar 1.000 kasus di Amerika Serikat.

    Para peneliti mencatat lebih dari 99 persen kasus penyakit jantung, gagal jantung, atau stroke didahului oleh setidaknya satu faktor risiko klasik.

    “Bahkan peningkatan ringan dari keempat faktor ini perlu segera ditangani dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan,” kata Philip Greenland, salah satu penulis utama studi sekaligus profesor kedokteran pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, dikutip dari CNN.

    Temuan ini dinilai penting karena menunjukkan dokter dan pasien sebenarnya memiliki kendali besar untuk mencegah sebagian besar kasus penyakit jantung, demikian wanti-wanti Susan Cheng, profesor sekaligus wakil ketua bidang riset Departemen Kardiologi di Smidt Heart Institute, Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.

    Beberapa penelitian sebelumnya sempat menunjukkan semakin banyak kasus penyakit jantung terjadi tanpa faktor risiko tradisional.

    Hal itu menimbulkan dugaan bahwa mungkin ada penyebab lain yang belum sepenuhnya dipahami oleh dunia medis. Namun, studi terbaru ini berbeda. Para peneliti tidak hanya melihat diagnosis formal seperti hipertensi atau diabetes, tetapi menelusuri data medis lengkap pasien.

    Dengan pendekatan ini, mereka menemukan hampir semua kasus memang sudah memiliki faktor risiko yang dapat dimodifikasi sebelum penyakit berkembang.

    “Jadi, jika dokter dan pasien ingin benar-benar menurunkan risiko penyakit jantung, langkah terbaik adalah terus mengelola tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan berhenti merokok,” ujar Cheng.

    Bukan Melawan Penuaan, Tapi Memperpanjang Umur Sehat

    Menurut Dr Karen Joynt Maddox, profesor kedokteran kardiologi di Washington University Medical School, ilmu kedokteran sudah banyak memahami tentang penyakit jantung dalam satu abad terakhir. Namun, penerapan pengetahuan itu di kehidupan nyata masih menjadi tantangan.

    Salah satu kendala, katanya, adalah sifat risiko penyakit jantung yang terasa abstrak.

    “Ketika seseorang sudah sakit, lebih mudah baginya untuk termotivasi melakukan perubahan. Tapi sulit menjelaskan pentingnya pencegahan untuk sesuatu yang belum terjadi,” jelas Joynt Maddox.

    Sementara itu, Dr. Ahmed Tawakol, ahli jantung di Massachusetts General Hospital dan profesor di Harvard Medical School, menilai bahwa banyak orang mengaitkan pengobatan atau pencegahan penyakit jantung dengan proses menua sesuatu yang menakutkan bagi sebagian pasien.

    Padahal, katanya, mengelola tekanan darah, gula darah, dan kolesterol bukan berarti kehilangan masa muda, melainkan langkah untuk memperpanjang usia dan menjaga kualitas hidup.

    “Ini bukan soal melawan penuaan, tapi memperpanjang masa hidup yang sehat, memberi Anda lebih banyak waktu untuk merasa muda dan melakukan hal yang bermakna,” ujarnya.

    Jaga Tekanan Darah, Tidur Cukup, dan Kelola Stres

    Meski faktor risiko penyakit jantung tidak banyak berubah, teknologi dan cara mengelolanya terus berkembang.

    Langkah sederhana bisa dimulai dari memantau tekanan darah di rumah, lalu bekerja sama dengan dokter untuk memantau kondisi dan membuat rencana pengelolaan kesehatan.

    Selain faktor medis, gaya hidup sehat juga berperan besar. Menurut Tawakol, tidur cukup, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, makan bergizi, dan mengelola stres adalah kunci utama menurunkan risiko penyakit jantung.

    “Stres dan depresi bisa menjadi faktor risiko sekuat merokok atau diabetes,” ujarnya.

    “Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mengatasi semua faktor ini secara bersamaan dapat membantu orang menikmati hidup yang lebih panjang dan sehat.”

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)