Topik: penyakit jantung

  • Awas! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Memicu Penyakit Jantung

    Awas! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Memicu Penyakit Jantung

    Jakarta

    Kematian jantung mendadak bisa terjadi satu jam setelah timbulnya gejala. Jadi, bisa saja seseorang terlihat baik-baik saja dalam 24 jam dan meninggal secara tiba-tiba.

    Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah dari Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, terdapat beberapa kebiasaan atau gaya hidup yang mengarah pada serangan jantung. Sebuah penelitian di Australia yang menunjukkan bahwa kemudahan dalam memesan makanan online dapat berpengaruh pada penyakit jantung. Hal ini berkaitan dengan obesitas.

    “Obesity ini sekarang yang menarik adalah saat ada satu penelitian di Australia, kemudahan memesan makanan online itu berpengaruh. Jadi di Australia itu ada penelitian mereka melihat jarak residential area yang terdekat dengan fast food atau makanan-makanan cepat saji yang gampang di-order itu populasinya lebih gampang kena serangan jantung,” kata dr Yamin dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    Dengan kemudahan seseorang mendapatkan makanan tersebut, seseorang bisa makan secara berlebihan. Di sinilah teknologi bisa membantu, namun memiliki risiko pula jika salah dalam menggunakannya.

    Selain itu, contoh kebiasaan lainnya adalah melakukan pekerjaan di rumah yang pada akhirnya membuat seseorang kurang bergerak. Hal ini juga memicu sedentary lifestyle atau gaya hidup minim aktivitas fisik.

    “Atau kita bisa bekerja tanpa harus ada effort keluar rumah, jalan, menuju suatu tempat, ya kan. Dari rumah semuanya bisa diselesaikan tugas-tugas kita. Itu juga akan merangsang orang untuk imobilisasi atau sedentary life, males gerak,” kata dr Yamin.

    Sehingga, penting untuk menghindari gaya hidup yang mengarah ke serangan jantung. Mencegah sedentary lifestyle dan obesitas, serta banyak bergerak serta berolahraga perlu dilakukan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Masalah jantung dan pembuluh darah kini makin banyak dialami kaum muda. Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Kenali jenis-jenisnya dan cara mencegahnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Tampak Sehat Tiba-tiba Meninggal, Dokter Ungkap Kemungkinan Pemicunya

    Tampak Sehat Tiba-tiba Meninggal, Dokter Ungkap Kemungkinan Pemicunya

    Jakarta

    Henti jantung atau juga dikenal cardiac arrest terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara mendadak. Henti jantung adalah kondisi kesehatan yang sangat serius dan tidak boleh disepelekan bila terjadi. Kondisi ini bahkan bisa dialami oleh siapa saja, bahkan orang yang tampak sehat sekalipun.

    Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS menjelaskan kematian akibat henti jantung mendadak bisa terjadi dengan timbulnya gejala, seperti nyeri dada, jantung berdebar, atau kehilangan kesadaran.

    Namun, kematian akibat henti jantung mendadak juga bisa terjadi pada seseorang tanpa keluhan apapun.

    “Misalnya pernah ketemu temen ya, dikabarkan meninggal mendadak melalui telepon atau apa. Padahal tadi pagi saya masih ketemu dia nih, masih ngobrol, masih makan. Jadi kalau kita ketemu dalam 24 jam itu dia masih sehat, dan dia meninggal dalam rentang waktu itu, kita sebut juga kematian (jantung) mendadak,’ ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    “Jadi dua itu kira-kiranya, sejak gejala pertama muncul dalam satu jam, atau ketemu terakhir dalam keadaan sehat tanpa gejala apapun, terus dia meninggal,” katanya.

    Apa Pemicunya?

    dr Yamin menjelaskan adanya faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami henti jantung mendadak. Yang pertama adalah riwayat serangan jantung sebelumnya. Meskipun sudah pulih, orang yang pernah mengalaminya tetap memiliki risiko lebih tinggi.

    Faktor kedua adalah riwayat keluarga, terutama jika ada anggota keluarga sedarah, seperti ayah, kakak, atau adik, yang meninggal mendadak di usia di bawah 40 tahun. Menurut dr Yamin, Ini biasanya berhubungan dengan kelainan listrik jantung yang bersifat genetik.

    “Jadi ada kelainan-kelainan listrik jantung yang sifatnya genetik. Jadi salah satunya itu kalau ada saudara kandung,” ucapnya lagi.

    Selain itu, gejala seperti jantung berdebar disertai pusing atau hampir pingsan tanpa sebab jelas juga perlu diwaspadai. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dapat membantu mendeteksi kelainan listrik jantung bawaan atau kondisi lain seperti penebalan otot jantung.

    “Atau orang-orang dengan penyakit jantung bawaan tertentu, misalnya kotor jantungnya terlalu tebal, sudah ketahuan misalnya dari pemeriksaan sebelumnya,” kata dr Yamin.

    Faktor risiko berikutnya berasal dari penyakit jantung koroner, yang dipicu oleh kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi. Semua kondisi tersebut dapat mempersempit pembuluh darah jantung, memicu serangan jantung, dan pada akhirnya berujung pada henti jantung mendadak.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Henti Jantung gara-gara Keseringan WFH, Mungkinkah? Dokter Beberkan Risikonya

    Henti Jantung gara-gara Keseringan WFH, Mungkinkah? Dokter Beberkan Risikonya

    Jakarta

    Jantung merupakan salah satu organ vital yang berperan penting pada tubuh. Jika jantung tidak sehat, ada sejumlah masalah kesehatan yang mengintai, salah satunya henti jantung mendadak atau cardiac arrest.

    Kondisi henti jantung mendadak bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada usia muda. Salah satu penyebabnya adalah serangan jantung, yang kerap dipicu oleh gaya hidup tak sehat.

    Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, menyoroti fenomena banyaknya masyarakat yang kini bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Menurutnya, pola ini membuat aktivitas fisik semakin berkurang dan dapat berdampak pada kesehatan jantung.

    “Lifestyle misalnya salah satunya ya. Banyak yang mager ya dengan pekerjaan. Yang sekarang kan orang bisa bekerja tanpa banyak bergerak,” ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

    “Atau itu tadi kita bisa bekerja tanpa harus ada effort keluar rumah, jalan, menuju suatu tempat, ya kan. Dari rumah semuanya bisa diselesaikan tugas-tugas kita. Itu juga akan merangsang orang untuk imobilisasi atau sedentary life. Hidup mager istilah anak muda,” tuturnya lagi.

    Menurut dr Yamin, kemudahan bekerja dari rumah membuat banyak orang semakin jarang melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan atau bepergian.

    Karena itu, ia mengingatkan bahwa pencegahan kematian jantung mendadak perlu dimulai dari perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan risiko serangan jantung.

    Selain menjaga pola hidup aktif, dr Yamin juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

    “Jadi kan lifestyle yang umum untuk mencegah kematian jantung mendadak ini tentu yang pertama kita akan cegah ke lifestyle yang mengarah ke serangan jantung. Jadi tentu ya harus banyak bergerak, sedentary life, exercise, olahraga, obesity tentu diatasi,” ucapnya lagi.

    “Untuk secara umum, setahun sekali (check up rutin) cukup. Tetapi nanti tentu ada orang-orang tertentu yang resikonya moderate high risk, dari pemeriksaan awal, kita bisa majukan. Lebih intensif, supaya tidak terjadi keterlambatan deteksi,” lanjutnya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Kematian Jantung Mendadak

    9 Konten

    Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Menteri Purbaya Lawan Mafia Impor Baju Bekas

    Menteri Purbaya Lawan Mafia Impor Baju Bekas

    Jakarta

    Menteri Purbaya bertitah kepada jajarannya untuk memerangi para importir yang membanjiri Indonesia dengan baju-baju bekas dari luar negeri. Rencananya, Purbaya ingin menegakkan kembali aturan impor pakaian bekas. Mengutip detikFinance, saat ini kapal pemasok sudah di stop sehingga stok pakaian bekas yang dijual di beberapa pasar sudah menipis.

    Kepada para pelaku bisnis ini, Purbaya Yudhi Sadewa menyebut jika pemerintah akan menyiapkan sanksi tambahan untuk memberi efek jera. Sebabnya, hukuman berupa pidana dan pemusnahan barang bukti dilihat tidak efektif menghapus praktik perdagangan ini. Mengutip detikcom, sanksi tambahan tersebut berupa denda dan larangan impor seumur hidup.

    “Jadi nanti barangnya dimusnahkan, orangnya didenda, dipenjara juga dan akan di-blacklist. Yang terlibat itu saya akan larang impor seumur hidup,” tegasnya.

    Namun demikian, pihaknya masih belum menentukan bentuk aturan yang ingin dibuat, apakah peraturan menteri atau yang lainnya. Saat ini, Purbaya tengah mendalami aturan yang sudah ada.

    “Nanti saya pelajarin. Tapi yang jelas pasti saya beresin,” kata Purbaya saat di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (27/10/2025).

    Sebenarnya usaha pemerintah telah lama melakukan sejumlah usaha untuk menumpas habis bisnis baju bekas ini. Pada pemerintahan sebelumnya, Menteri Perdagangan yang saat itu dijabat oleh Zulkifli Hasan juga telah melakukan operasi pasar hingga penggagalan impor barang di pelabuhan. Sayangnya jual-beli baju bekas masih saja muncul di beberapa daerah khususnya Jakarta.

    Sepanjang 2024 hingga 2025, pemerintah melalui Dirjen Bea Cukai telah melakukan 2.584 kali menindak impor baju dalam bentuk balpres. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama, total barang bukti yang telah disita sebanyak 12.808 koli dengan perkiraan nilai barang mencapai Rp 49,44 miliar.

    “Sepanjang 2024 hingga 2025 Bea Cukai telah melakukan penindakan terhadap 2.584 kali penindakan, dengan total barang bukti sebanyak 12.808 koli dan perkiraan nilai barang mencapai Rp 49,44 miliar,” kata Djaka.

    Lalu apa bentuk kerugian negara terkait hal ini? Apa usulan bagi pemerintah bagi para pelaku usaha yang terdampak? Ikuti diskusinya bersama Ekonom CELIOS, Nailul Huda dalam Editorial Review.

    Beralih ke berita daerah, detikSore akan mengulas peristiwa banjir yang terjadi di Sukabumi. Seperti diberitakan detikJabar sebelumnya, luapan air di sungai Cisolok, Sukabumi luber hingga merendam ratusan rumah warga. Hingga hari ini, masyarakat terdampak masih dalam proses evakuasi. Bagaimana dampak banjir di sana? Adakah korban jiwa dalam peristiwa ini? Ikuti laporan langsung Jurnalis detikJabar selengkapnya.

    Jelang petang nanti, detikSore akan menyajikan diskusi kesehatan bersama Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Braveheart Brawijaya Hospital Saharjo tersebut akan memaparkan besaran risiko seseorang mengalami kematian jantung mendadak.

    Mengutip data Kemenkes, kematian akibat hal tersebut menyumbang peringkat tertinggi di Indonesia bahkan dunia. Menurut rilisan WHO tahun 2021, kematian akibat penyakit jantung mencapai angka 17,8 juta kematian atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun. Lalu bagaimana metode deteksinya? Apa saja langkah medis yang dapat dilakukan di Indonesia? Ikuti obrolannya dalam Sunsetalk.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Waspadai Kematian Jantung Mendadak, Bisa Menimpa Usia Muda!

    Waspadai Kematian Jantung Mendadak, Bisa Menimpa Usia Muda!

    Jakarta

    Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Data WHO pada tahun 2021 menunjukkan, kematian akibat penyakit jantung mencapai angka 17,8 juta kematian. Artinya, 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung.

    Jika dulu penyakit jantung identik dengan orang lanjut usia, kini banyak anak muda yang mengalaminya. Bahkan tak sedikit kasus kematian jantung mendadak yang menimpa usia muda.

    Meski beberapa gejala yang sebelumnya mungkin dialami, kematian jantung mendadak juga bisa terjadi tanpa gejala. Kendati demikian ada beberapa faktor risiko yang bisa diwaspadai, misalnya pernah mengalami serangan jantung.

    Fakta lain yang terungkap, banyak kematian akibat henti jantung terjadi di luar rumah sakit. Karenanya, pertolongan pertama dari orang sekitar punya peran sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

    Tidak kalah penting, jantung juga bisa mengalami gangguan aritmia yang berarti irama denyutnya tidak normal. Ada tanda-tanda yang penting diperhatikan dan diwaspadai sebelum berdampak fatal.

    Untuk membahas lebih dalam seputar kesehatan jantung dan pembuluh darah, detikSore akan menghadirkan Dr dr M Yamin SpJP(K) SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, dokter spesialis jantung dari Braveheart – Brawijaya Hospital Saharjo. Nantikan sore ini pada pukul 17:00 WIB, hanya di detikcom.

    (elk/up)

  • Sederet Rahasia Umur Panjang Orang Jepang, Ternyata Sesimpel dan Mudah Ditiru

    Sederet Rahasia Umur Panjang Orang Jepang, Ternyata Sesimpel dan Mudah Ditiru

    Jakarta

    Jepang dikenal dengan negara yang memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Pemerintah Negeri Sakura bahkan melaporkan hampir 100.000 ribu warganya yang berusia di atas 100 tahun.

    Dikutip dari Times of India, angka harapan hidup di Jepang sekitar 84,8 tahun. Selain sistem layanan kesehatan yang mumpuni, cara masyarakat di sana menjalani kehidupan sehari-hari juga berpengaruh terhadap umur panjang.

    Lantas, apa saja kebiasaan-kebiasaan masyarakat Jepang yang membantu mereka mendapatkan umur panjang?

    1. Air Sebagai Media Masak

    Mengukus, merebus, dan merebus setengah matang membantu mempertahankan nutrisi seperti vitamin C dan vitamin B yang sering hilang saat menggoreng. Metode berbasis air ini juga mencegah pembentukan senyawa berbahaya yang terkait dengan peradangan dan penyakit jantung.

    Karena sedikit atau tanpa minyak, makanan menjadi lebih ringan, lebih mudah dicerna, dan lebih rendah kalori. Gaya memasak yang lembut ini meningkatkan kesehatan usus, hidrasi, dan kesehatan kardiovaskular jangka panjang.

    2. Diet Kaya Omega 3

    Pola makan orang Jepang tetap berakar pada ikan segar, sayuran, dan makanan fermentasi rendah minyak berat. Pendekatan kaya nutrisi ini secara alami menyediakan antioksidan dan omega-3 yang membantu mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan jantung.

    Makanan pokok fermentasi seperti miso dan acar juga menutrisi usus dengan bakteri baik, yang meningkatkan pencernaan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    3. Porsi Sedikit

    Orang-orang Jepang kebanyakan makan dengan memegang prinsip ‘hara hachi bu’. Artinya, mereka akan berhenti makan setelah merasa sekitar 80 persen kenyang, tidak sampai membuat perut begah.

    Berhenti makan sebelum kenyang ini dapat menjaga berat badan agar tetap terkendali. Dikombinasikan dengan asupan gula dan lemak yang rendah secara alami, prinsip ini berkontribusi pada kesehatan masyarakat Jepang secara keseluruhan.

    4. Tetap Aktif

    Saat banyak masyarakat di negara-negara lain memilih untuk hidup kurang aktif, warga Jepang justru hidup sebaliknya.

    Aktivitas fisik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Jepang melalui jalan kaki, bersepeda, dan partisipasi aktif dalam kelompok. Hal ini membantu menjaga kesehatan otot, tulang, dan jantung yang kuat selama masa penuaan.

    5. Tidak Makan Berat Jelang Tidur

    Makan malam di Jepang cenderung lebih ringan dan dimakan lebih awal, sehingga pencernaan lebih lancar sebelum tidur.

    Menghindari makan malam berat sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur, mencegah gangguan pencernaan seperti asam lambung naik, membantu menjaga berat badan karena metabolisme yang lebih baik, serta menjaga kadar gula darah tetap stabil.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/suc)

  • Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Jakarta

    Penyakit jantung masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi penyakit dengan beban pembiayaan tertinggi di Indonesia.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada sekitar 200 ribu orang yang meninggal tiap tahun akibat penyakit jantung. Sebagian besar atau hampir 50 persen kasus masalah kesehatan jantung adalah penyakit jantung koroner.

    Tingginya kasus penyakit jantung di Indonesia berkaitan dengan masih tinggi juga angka faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit diabetes (kadar gula darah tinggi), dan kadar kolesterol tinggi.

    Hal tersebut rupanya dibenarkan oleh spesialis jantung dan pembuluh darah dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP (K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. dr Yamin menuturkan berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, penyakit jantung koroner masih memiliki beban pembiayaan tertinggi.

    Selanjutnya, baru diikuti kondisi kelainan-kelainan pada jantung, misalnya seperti kelainan katup jantung dan kelainan irama.

    “Kelainan irama itu juga ada yang harus dengan minum obat, tapi ada juga harus tindakan intervensi. Intervensi untuk menertibkan irama ini namanya ablasi kateter. Salah satu contoh adalah atrial fibrilasi yang bisa berisiko untuk stroke dan gagal jantung. Bila gagal dengan obat, maka bisa dinormalkan dengan ablasi kateter,” kata dr Yamin yang juga chairman layanan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin mengungkapkan ada berbagai prosedur yang dapat diberikan pada pasien dengan masalah jantung, salah satunya percutaneous coronary intervention (PCI). Prosedur intervensi ini dilakukan untuk pemasangan ring jantung atau balon bersalut obat (drug-coated balloon).

    Menurut dr Yamin, prosedur PCI saat ini jauh lebih maju dan canggih dari teknologi yang digunakan.

    “Jadi memang PCI ini sekarang menjadi lebih maju karena teknologinya. Misalnya desain dan bahan stent saat ini sudah jauh lebih baik. Teknologi obat yang ‘ditempelkan’ (coated) sudah lebih maju, dan alat-alat yang dipakai menembus sumbatan itu,” sambungnya.

    Ia mencontohkan dalam beberapa kasus, pasien jantung memiliki plak yang sangat terasa sangat keras (calcified plaque), sehingga sulit untuk ditembus dengan cara biasa. Namun, dengan teknologi PCI terkini, problem seperti ini bisa diselesaikan dengan lebih mudah.

    “Kalau dulu, kalau sumbatan itu keras kayak batu karang kita sudah menyerah. Nggak bisa di pecah. Sekarang kita bisa pakai alat pemecah plak dengan ‘mata bor’ (rotational atherectomy), gelombang ultrasound (orbital atherectomy system), dan intravascular lithotripsy balloon (IVL),” ujar dr Yamin.

    “Ukuran bor terbuat dari mata intan yang ukurannya cuma 1,25 mm. Atau ada balon, balonnya itu bisa menghasilkan ultrasound sehingga plak yang keras bisa dipecah. Karena kalau plak ini bisa kita pecahkan dengan baik, maka ring, balon itu bisa mengembang dengan baik dan menempel dengan optimal,” sambungnya.

    dr Yamin mengungkapkan semua layanan tersebut bisa didapatkan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin merupakan dokter spesialis jantung dengan keahlian intervensi dan aritmia di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo. Ia sudah memiliki pengalaman dalam penanganan pasien dengan berbagai ragam kompleksitasnya.

    Ia mengambil pendidikan kedokteran umum di Universitas Syiah Kuala Aceh pada tahun 1989, pendidikan spesialis jantung di Universitas Indonesia pada tahun 1998, konsultan elektrofisiologi dan pacu jantung pada tahun 2002, dan konsultan kardiologi intervensi pada tahun 2004.

    Tak sampai situ, ia juga mengambil gelar doktornya di Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2012, serta mengambil pendidikan spesialis penyakit dalam pada tahun 2021.

    Untuk pelayanan jantung yang lebih baik, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menghadirkan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Dokter dengan spesialisasi ini masih sangat sedikit di Indonesia.

    Salah satu spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dr Sugisman, SpBTKV(K) mengungkapkan hingga saat ini baru ada sekitar 250-an dokter spesialis serupa untuk seluruh masyarakat di Indonesia. dr Sugisman bahkan memiliki sub-spesialisasi pada bedah jantung khusus pasien dewasa.

    “Jadi Anda bisa hitung tuh perbandingannya antara satu dokter bedah toraks kardiovaskular dengan jumlah penduduk. Nah, dari 250 dokter bedah toraks kardiovaskular itu mungkin tidak lebih dari 50 orang yang punya spesifikasi melakukan operasi bedah jantung. Jadi lebih sedikit lagi,” ujar dr Sugisman pada detikcom.

    dr Sugisman menuturkan pada saat ini Kemenkes tengah berusaha untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Harapannya, prosedur pembedahan jantung nanti bisa dilakukan setidaknya di setiap ibukota provinsi.

    Proses pelayanan pembedahan jantung biasanya diawali dengan pemeriksaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien berkonsultasi dengan spesialis bedah toraks dan kardiovaskular untuk menentukan prosedur apa yang dibutuhkan.

    dr Sugisman menjelaskan layanan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dipersonalisasikan dengan kebutuhan pasien. Menurutnya, meski pasien memiliki masalah kesehatan jantung yang sama, penanganannya belum tentu serupa. Dengan begini, pelayanan yang diberikan akan lebih efektif.

    “Penyakit jantung koroner misalnya. Untuk si A mungkin anatominya lebih simpel. Si B mungkin anatominya lebih kompleks. Tentu saja pendekatan operasinya akan berbeda. Pendekatan penanganannya akan berbeda,” jelas dr Sugisman.

    “Walaupun mungkin penyakitnya sama, tetapi anatomi pembuluh darah, bentuknya, tentu saja pasti berbeda. Karena kita kan diciptakan Tuhan nggak sama, pasti berbeda-beda,” sambungnya.

    dr Sugisman adalah dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo yang membantu prosedur bedah dada dan jantung. Beberapa keahlian yang dimiliki dr Sugisman antara lain intervensi perifer dan vaskular, CABG (Mini-CABG, CABG Tanpa Pompa), pembedahan katup jantung, pembedahan jantung bawaan pada orang dewasa, EVAR/TEVAR Hibrida, pembedahan aorta, pembedahan jantung minim sayatan, dan lain-lain.

    dr Sugisman mengambil pendidikan dokter umum di Universitas Indonesia pada tahun 1998, pendidikan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular pada tahun 2008 di perguruan tinggi yang sama.

    Apa Itu Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo?

    BraveHeart merupakan bentuk komitmen Brawijaya Hospital Saharjo untuk menyediakan perawatan jantung dan pembuluh darah yang berkualitas. Layanan ini menghadirkan perawatan yang didukung teknologi canggih dan fasilitas kesehatan terkini.

    Salah satu yang menjadi andalan adalah layanan High Quality Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yaitu prosedur pemasangan ring jantung yang menggunakan teknologi Intravascular Ultrasound (IVUS) dan Optical Coherence Tomography (OCT) agar anatomi dan karakteristik plak pembuluh darah dapat dinilai secara detail. Dengan begitu, proses pemasangan ring lebih akurat dan tepat.

    Hasil penilaian IVUS atau OCT tadi akan memandu dokter apakah perlu memakai rotablator dan Orbital Atherectomy System.

    BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga dilengkapi dengan ruang cathlab yang terintegrasi langsung dengan ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Ini sebagai bentuk keamanan ekstra bagi pasien, serta didukung dengan rehabilitasi medik jantung agar kembali optimal.

    Selain menyediakan PCI, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menyediakan tindakan-tindakan kompleks seperti pemasangan alat pacu jantung, ablasi aritmia, dan perbaikan katup jantung dengan pembedahan minim sayatan (Minimal Invasive Cardiac Surgery/MICS) dengan proses pemulihan lebih cepat.

    Adapun berikut ini sederet layanan dan perawatan kardiovaskular yang dihadirkan oleh BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    Structural Cardiac Intervention

    Ini adalah pemeriksaan dan terapi medis yang bertujuan mengatasi masalah pada struktur jantung tanpa operasi. Misalnya penyempitan pada katup, kebocoran sekat jantung, atau menutup kuping jantung untuk pencegahan stroke.

    Layanan lain adalah konsultasi jantung anak oleh dokter ahli. Tujuannya adalah mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat untuk kelainan jantung pada anak.

    Arrhythmia & Device Therapy

    Layanan ini berfokus pada diagnostik dan manajemen gangguan irama jantung (aritmia). Terapi yang diberikan seringkali melibatkan penggunaan alat medis seperti pacemaker dan ablasi kateter.

    Adult Cardiac Surgery

    Layanan ini menyediakan pembedahan untuk mengatasi berbagai kelainan pada jantung, toraks, dan pembuluh darah pada pasien dewasa. Prosedur yang dilakukan termasuk operasi bypass serta teknik minimal invasif.

    Cardiac Imaging & Echocardiography

    Ini adalah pemeriksaan penunjang menggunakan pencitraan dan ekokardiografi (transtorakal dan transesopageal) untuk mendiagnosis kelainan jantung. Hasilnya membantu dalam menentukan masalah pada jantung sebelum tindakan intervensi atau operasi, saat operasi, dan saat tindak lanjut.

    Congenital Heart Surgery

    Layanan ini secara spesifik menangani tindakan operasi untuk mengatasi kondisi penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak-anak.

    Cardiac Rehabilitation & Sport Cardiology

    Layanan ini menawarkan program latihan dan edukasi yang bertujuan meningkatkan kesehatan jantung. Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi pasien pasca serangan, pasca intervensi, atau pasca operasi jantung.

    Peripheral & Vascular Intervention

    Layanan ini mencakup pemeriksaan dan terapi untuk gangguan pembuluh darah tepi (di luar jantung). Tujuannya untuk mendeteksi dan mengatasi sumbatan atau masalah lain pada arteri, khususnya yang berada di tungkai.

    Clinical Cardiology Services

    Layanan ini mencakup konsultasi medis mengenai kondisi jantung dan pembuluh darah. Ini merupakan langkah pemeriksaan awal oleh dokter spesialis jantung, bedah toraks, dan pembuluh darah.

    Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo menghadirkan banyak dokter spesialis multi-disiplin. Selain itu, layanan ini juga menghadirkan fasilitas canggih seperti Cardiac & Vascular Cathlab, HD Grid 3D Mapping System for Arrhythmia, 4D Echocardiography & Transesopaghageal Ecocardiography (TEE), dan Hybrid Operating Theater.

    Untuk informasi lebih lengkap bisa kunjungi www.braveheart.co.id atau hubungi BraveHeart care customer di nomor 0821-2319-1818. Bisa juga kunjungi langsung alamat BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharto Lt 8, Jl Dr Saharjo, No 199, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

    (avk/up)

  • Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Spanyol Jadi Negara Paling Sehat di Dunia, Ini 7 Kebiasaan Warganya

    Jakarta

    Menurut Indeks Kesehatan Global Bloomberg tahun 2024, Spanyol menjadi negara paling sehat nomor satu di dunia. Negeri Matador melampaui Italia, dengan rata-rata harapan hidup 86 tahun.

    Spanyol memang memiliki sistem layanan kesehatan publik yang kuat dan akses ke layanan pencegahan, namun gaya hidup dan pola makan memiliki kontribusi yang setara dalam pencapaian tersebut.

    Lalu, apa ‘rahasia’ masyarakat Spanyol dalam menjaga kesehatan mereka? Berikut jawabannya, dikutip dari Times of India.

    1. Minyak Zaitun di Tiap Masakan

    Masakan Spanyol mengandalkan minyak zaitun extra virgin, salah satu bahan utama diet tradisional Mediterania. Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan polifenol, senyawa yang terbukti melindungi kesehatan jantung dan mengurangi peradangan.

    Dalam sebuah penelitian, menemukan bahwa peserta yang menjalani diet Mediterania dengan suplemen minyak zaitun extra virgin mengalami penurunan signifikan dalam insidensi kejadian kardiovaskular mayor, penurunan angka mortalitas secara keseluruhan, serta perbaikan profil lipid dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.

    2. Hidup Lebih ‘Lambat’

    Sebuah studi yang diterbitkan di ScienceDirect mencatat bahwa budaya yang lebih santai, seperti Spanyol, mengalami tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan karena memprioritaskan waktu bersosialisasi dan istirahat daripada produktivitas yang konstan.

    Ritme kehidupan orang Spanyol jauh lebih lambat. Waktu makan tidak terburu-buru, bersifat sosial, dan sering kali disantap bersama. Tradisi siesta (istirahat siang singkat) dan makan siang bersama yang panjang mendorong gaya hidup seimbang yang memungkinkan pemulihan dan mengurangi tingkat stres.

    3. Budaya Tapas

    Budaya tapas di Spanyol adalah gaya makan berupa hidangan porsi kecil dan dinikmati sambil bersosialisasi.

    Menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, makan di lingkungan yang santai dan sosial mendorong konsumsi yang penuh kesadaran dan meningkatkan hasil metabolisme. Hal ini nantinya akan berdampak pada pencernaan yang baik.

    4. Spanyol Kaya Akan Vitamin D

    Iklim Spanyol menyediakan vitamin D yang melimpah, yang penting untuk kesehatan tulang, fungsi kekebalan tubuh, dan pengaturan suasana hati. Paparan sinar matahari setiap hari dan aktivitas luar ruangan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat di sana.

    5. Saling Terkoneksi

    Koneksi merupakan kebiasaan sehat di Spanyol. Dari pertemuan di lingkungan sekitar hingga pertemuan di kafe, ikatan sosial sangat erat, dan komunitas merupakan elemen penentu budaya Spanyol.

    Sebuah studi kohort besar di Spanyol yang disebut Proyek SUN menemukan bahwa partisipan dengan hubungan sosial yang kuat memiliki risiko depresi dan kematian dini yang jauh lebih rendah.

    6. Merawat Orang Tua

    Menurut The Lancet, isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Sebaliknya, budaya hidup antargenerasi di Spanyol membuat lansia tetap terlibat secara emosional dan aktif secara mental.

    Salah satu studi terlama yang dilakukan oleh Harvard menemukan bahwa hubungan merupakan prediktor terbesar umur panjang.

    7. Ritual Paseo

    Paseo merupakan aktivitas jalan kaki santai di sore hari. Biasanya masyarakat di sana akan mengitari alun-alun atau daerah pesisir.

    erjalan kaki secara teratur dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan. Menurut WHO, bahkan berjalan kaki dengan kecepatan sedang pun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan kematian dini.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Kata Pakar, Rutinkan Minum Teh

    Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Kata Pakar, Rutinkan Minum Teh

    Jakarta

    Teh adalah minuman terpopuler kedua di dunia setelah air putih. Selain rasanya yang menenangkan, minuman ini adalah gudang nutrisi yang hebat.

    Sebuah studi besar pada tahun 2022 menunjukkan bahwa orang yang rutin minum teh memiliki risiko kematian 9 hingga 13 persen lebih rendah selama satu dekade dibandingkan mereka yang tidak minum teh.

    Menurut ahli diet Whitney Linsenmeyer, teh bebas kalori dan sangat kaya akan antioksidan. Kandungan ini membantu melawan kerusakan sel, menurunkan risiko stroke, meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, serta memperkuat fungsi kekebalan tubuh.

    “Teh bebas kalori dan sangat kaya akan antioksidan,” kata Linsenmeyer dikutip dari National Geographic.

    Teh adalah booster yang efektif berkat kombinasi unik antara kafein dan L-theanine. Teh bisa menjadi asupan energi yang lebih stabil.

    Kafein dalam teh diserap lebih lambat daripada kopi, memberikan energi stabil dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa efek gelisah (jitters).

    Di samping itu, L-theanine adalah asam amino yang hampir secara eksklusif ditemukan dalam teh. L-theanine dikenal meningkatkan konsentrasi, mempertajam daya ingat, membantu meredakan stres, dan bahkan dapat melindungi dari penyakit kronis.

    Teh Matcha, khususnya varietas ceremonial-grade, memiliki konsentrasi L-theanine tertinggi. Selain itu, kehangatan dan aroma teh secara fisik telah terbukti menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dan mengurangi kecemasan.

    Senyawa Pelawan Penyakit yang Kuat

    Teh adalah sumber antioksidan, terutama flavonoid seperti katekin. Senyawa ini adalah petarung utama yang melawan kerusakan sel, mengurangi peradangan, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker tertentu.

    Berikut adalah jenis teh yang direkomendasikan.

    Teh Hijau: Jenis ini unggul karena kandungan katekin yang sangat tinggi. Salah satu katekin utamanya adalah EGCG (epigallocatechin gallate). EGCG telah terbukti dapat membantu mengatur kadar gula darah, mengurangi lemak perut, dan meningkatkan pembakaran lemak saat berolahraga.Teh Hitam: Walaupun melalui proses fermentasi yang mengurangi katekin, teh hitam menghasilkan senyawa unik seperti theaflavin dan thearubigin yang tetap memberikan manfaat antioksidan kuat.

    Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa antioksidan dalam teh mendukung kesehatan mikrobioma usus dengan mendorong pertumbuhan bakteri baik. Kesehatan usus yang baik ini memengaruhi segala hal, mulai dari pencernaan hingga fungsi kekebalan tubuh.

    Intinya, para ahli menyimpulkan bahwa manfaat teh bekerja secara sinergis, di mana seluruh komponennya berinteraksi untuk memberikan manfaat kesehatan yang maksimal. Minum teh bukan hanya soal asupan cairan, tapi investasi jangka panjang untuk hidup sehat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Gelar ASEAN Car Free Day, Kenalkan Gaya Hidup Sehat di CFD”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Begini Metode Jalan Kaki yang Bisa Bantu Hempaskan Lemak di Perut

    Begini Metode Jalan Kaki yang Bisa Bantu Hempaskan Lemak di Perut

    Jakarta

    Jalan kaki adalah salah bentuk olahraga sederhana dan mudah yang ternyata dapat membantu menghilangkan lemak perut. Jika dilakukan secara teratur, aktivitas ini dapat berkontribusi pada pembakaran lemak secara keseluruhan, terutama di daerah perut.

    Tentunya hal ini dapat lebih maksimal bila dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan kebiasaan sehat lainnya.

    Jalan kaki dengan intensitas dan durasi yang tepat dapat meningkatkan pembakaran kalori, memperbaiki metabolisme, dan mengurangi lemak visceral. Itu merupakan jenis lemak perut berbahaya yang terkait dengan risiko kesehatan.

    Salah satu cara paling efektif untuk menurunkan berat badan, termasuk lemak perut, adalah menciptakan defisit kalori degan membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi. Jalan kaki juga meningkatkan pengeluaran energi harian yang membantu seseorang mencapai defisit kalori.

    Setiap gerakan yang dilakukan tubuh membutuhkan energi. Semakin besar upaya yang dibutuhkan suatu aktivitas, akan semakin banyak kalori yang dibakar.

    Jalan Kaki Mengurangi Lemak Perut Visceral

    Dikutip dari Very Well Health, tidak semua lemak perut sama. Lemak visceral atau jaringan adiposa viseral (VAT), yang mengelilingi organ dalam manusia, terkait dengan kondisi kesehatan serius seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

    Studi menunjukkan bahwa latihan aerobik intensitas sedang, seperti jalan kaki, membantu mengurangi lemak viseral bahkan tanpa perubahan pola makan yang drastis. Dalam studi yang dipublikasikan American Heart Association pada 2021, para ahli menemukan bahwa:

    150 menit aktivitas fisik mingguan mungkin cukup untuk mengurangi jaringan adiposa viseral.Berjalan kaki selama tiga bulan atau sekitar 12 minggu, menghasilkan penurunan lemak yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.Intervensi olahraga, termasuk aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak ektopik.

    Salah satu manfaat utama berjalan kaki adalah kemampuan untuk meningkatkan laju metabolisme istirahat. Ini berarti, tubuh terus membakar lebih banyak kalori sepanjang hari, bahkan saat tidak berolahraga.

    Memasukkan jalan kaki ke dalam rutinitas harian membantu membakar kalori selama aktivitas dan berkontribusi pada pengeluaran kalori yang lebih tinggi secara keseluruhan.

    Bagi mereka yang ingin memaksimalkan manfaat metabolisme dari berjalan kaki, jalan kaki interval intensitas tinggi merupakan strategi yang efektif. Ini melibatkan pergantian antara jalan cepat dalam waktu singkat dan periode jalan kaki dengan kecepatan sedang,

    Penelitian menunjukkan bahwa latihan interval intensitas tinggi (HIIT), termasuk jalan interval, dapat secara signifikan meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan meningkatkan oksidasi lemak. Itu merupakan proses tubuh memecah lemak yang tersimpan untuk menghasilkan energi.

    Berjalan Kaki Menurunkan Kadar Kortisol, Mengurangi Lemak Perut Akibat Stres

    Peningkatan kadar kortisol, yang sering dikaitkan dengan stres, dapat meningkatkan akumulasi lemak perut. Berjalan kaki secara teratur terbukti menurunkan kadar kortisol, sehingga mengurangi lemak perut akibat stress.

    Semakin cepat berjalan, kalori yang terbakar akan semakin banyak. Usahakan untuk berjalan tetapi masih bisa berbicara dengan baik.

    Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar lemak perut bisa terbakar:

    1. Usahakan 150-300 menit aktivitas per minggu

    Setidaknya usahakan 150 menit olahraga intensitas sedang direkomendasikan untuk kesehatan umum. Untuk mengelola berat badan, tingkatkan menjadi 300 menit, bagi menjadi beberapa sesi yang dapat dikelola sepanjang minggu.

    2. Lacak langkah dengan Pedometer atau Aplikasi Kebugaran

    Gunakan pedometer atau aplikasi kebugaran untuk melacak langkah harian. Tetapkan target 8 ribu hingga 10 ribu langkah per hari, untuk memastikan sudah bergerak yang cukup dan berkontribusi pada penurunan berat badan.

    3. Gabungkan Jalan Kaki dengan Latihan Kekuatan

    Kombinasikan jalan kaki dengan latihan kekuatan, seperti latihan beban tubuh atau resistance band untuk pembakaran lemak yang lebih cepat. Hal ini juga dapat meningkatkan massa otot, yang dapat meningkatkan metabolisme dan mempercepat pembakaran lemak.

    Tambahkan latihan beban tubuh seperti squat atau lunge, atau gunakan resistance band untuk meningkatkan latihan.

    4. Tingkatkan Intensitas dengan Tanjakan, Tangga, atau Jalan Interval

    Tingkatkan pembakaran kalori dengan berjalan di tanjakan, naik tangga, atau melakukan latihan interval. Lakukan secara bergantian antara kecepatan berjalan lambat dan cepat.

    5. Tetap Konsisten

    Jalan kaki teratur adalah kunci untuk pembakaran lemak jangka panjang. Jadikan kebiasaan sehari-hari untuk memastikan tetap aktif dan membakar kalori secara konsisten.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video KuTips: Resep Sehat Bugar ‘GEMBIRA’ ala Kak Seto di Usia 74 Tahun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)