Topik: Penjualan Mobil

  • Butuh Insentif Biar Penjualan Mobil Nggak ‘Nyungsep’ Gegara PPN 12%

    Butuh Insentif Biar Penjualan Mobil Nggak ‘Nyungsep’ Gegara PPN 12%

    Jakarta

    Industri otomotif butuh insentif supaya penjualan mobil tak anjlok. Insentif seperti apa yang dibutuhkan?

    Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen serta opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) mulai tahun 2025 diprediksi akan membebani industri otomotif Tanah Air. Penjualan mobil diprediksi akan berat lantaran harga akan meningkat.

    Untuk itu, dibutuhkan adanya insentif agar masyarakat mau membeli mobil dengan demikian penjualan tidak jeblok.

    “Insentif salah satu cara untuk bisa menggairahkan pasar ya. Kami yakin pemerintah juga sudah mempertimbangkan pemberian insentif untuk menggairahkan pasar otomotif,” jelas ungkap Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy saat dihubungi detikOto, Rabu (4/12/2024).

    Billy tak menjabarkan detail terkait jenis insentif yang bisa menggairahkan penjualan mobil di Tanah Air. Namun katanya, pemerintah akan mempertimbangkan masukan-masukan dari para produsen mobil dalam negeri.

    Toyota juga mengamini hal tersebut. Bagi Toyota perlu ada dukungan supaya dampak dari penerapan PPN 12 persen sekaligus opsen pajak kendaraan dan BBN tak besar. Salah satu insentif yang bisa diterapkan, kata Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor Anton Jimmi Suwandy, berupa diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah).

    “Ya bisa seperti itu,” terangnya dihubungi terpisah.

    Sebelumnya, pemerintah memang sempat menerapkan diskon PPnBM saat Covid-19 melanda Tanah Air. Kebijakan itu diterapkan pemerintah pada 2021-2022. Langkah taktis ini diambil saat muncul masalah penurunan penjualan mobil dalam negeri.

    Tak semua produk otomotif dapat masuk dalam skema ini. Syarat terpentingnya adalah mobil yang sudah diproduksi lokal dengan tingkat kandungan lokal tinggi. Mobil yang mendapat diskon PPnBM itu harganya jadi lebih murah. Bahkan kala itu ada yang harganya turun sampai Rp 60 jutaan.

    Hasilnya, PPnBM sukses jadi obat saat penjualan otomotif loyo. Penjualan bisa tembus menjadi 887.000 unit pada 2021, dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 532.000 unit.

    Relaksasi itu kemudian berlanjut pada 2022, hasilnya penjualan otomotif kembali melonjak ke level 1,04 juta unit, bahkan prestasi itu bisa melampaui capaian tahun 2019 yang mendapat 1,03 juta unit.

    Pemerintah saat ini masih mematangkan kebijakan fiskal lain di luar kenaikan PPN 12 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, selain PPN 12%, minggu depan akan diumumkan juga soal kebijakan fiskal lainnya. Contohnya terkait Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan, yang akan diberikan insentifnya.

    Selain itu, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Airlangga mengatakan deretan kebijakan fiskal itu akan dimatangkan, apakah akan dilanjutkan pada tahun depan.

    “Contohnya kan di tahun ini kan ada PPnBM untuk otomotif, kemudian ada PPN untuk perumahan. Nah ini lagi dimatangkan, seminggu nanti kita umumkan untuk tahun depan,” terang Ailangga.

    (dry/rgr)

  • Segini Penjualan Mobil Listrik Neta di GJAW 2024

    Segini Penjualan Mobil Listrik Neta di GJAW 2024

    Jakarta

    Merek mobil listrik asal China, Neta, berhasil meraih 302 SPK (surat pemesanan kendaraan) di pameran GJAW (Gaikindo Jakarta Auto Week) 2024. Dua model mobil listrik Neta menjadi andalan penjualan di pameran otomotif yang berlokasi di ICE-BSD City, Tangerang, itu.

    Seperti dijelaskan Neta Auto Indonesia dalam keterangan resminya, Neta berhasil mencatat 302 SPK untuk unit model Neta V-II dan Neta X. Pencapaian tersebut menjadi pelecut bagi Neta untuk terus menghadirkan kendaraan listrik berkualitas tinggi dengan harga kompetitif.

    “Kami berterima kasih atas kepercayaan pengunjung Gaikindo Jakarta Auto Week 2024 yang telah memilih Neta sebagai partner berkendara,” ungkap Peter Zhang, selaku Managing Director PT Neta Auto Indonesia, dalam keterangan resminya.

    Selama 10 hari acara GJAW 2024 berlangsung, Neta menampilkan seluruh line up produknya, yaitu Neta V-II, Neta X, juga menawarkan beragam promo penjualan menarik seperti gratis wall charger, gratis voucher pengisian daya 1.000 kWh, hingga lifetime warranty. Tak hanya itu, Neta juga mengumumkan pemenang program Lucky Dip dan menyerahkan langsung secara simbolik hadiah utama yaitu satu unit Neta V- II.

    Selain itu, pada ajang GJAW 2024 ini, Neta melakukan penandatanganan kerjasama fleet dengan PT Trans Luxury Indonesia untuk mendukung mobilitas yang hijau, demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

    Peter Zhang menegaskan bahwa pencapaian di acara GJAW 2024 menjadi dorongan positif bagi Neta untuk terus berinovasi dan berkembang di pasar kendaraan listrik Indonesia.

    “Kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Dengan hadirnya NETA, kami berkomitmen buat mendukung transisi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Neta akan fokus untuk memperluas jaringan purnajual, supaya memudahkan konsumen mendapatkan produk dan layanan terbaik dari Neta,” tukas dia.

    (lua/din)

  • Penjualan Mobil Anjlok, Sales Dealer Nissan Mulai Ketar-ketir

    Penjualan Mobil Anjlok, Sales Dealer Nissan Mulai Ketar-ketir

    Jakarta

    Penjualan mobil Nissan secara global sedang mengalami penurunan drastis, termasuk di Amerika Serikat. Kondisi tersebut membuat sales atau tenaga penjual di dealer terkait mulai cemas mengenai nasibnya di masa depan.

    Disitat dari Carscoops, sales Nissan di Amerika Serikat khawatir perusahaan akan bangkrut dalam 12-14 bulan tanpa kehadiran investor baru. Bahkan, pembicaraan tersebut sudah sampai ke level pejabat senior.

    Kepala Nissan Amerika, Jeremie Papin mengaku telah mendengar kondisi tersebut. Dia kemudian mengirim surat resmi kepada dealer untuk menenangkan kecemasan para sales-nya. Surat itu dikirim pada Sabtu (30/11).

    Dealer Nissan. Foto: Doc. Nissan

    Menurut laporan Autonews, surat tersebut memberi tahu dealer dan tenaga penjual mengenai keseriusan manajemen memulihkan kondisi perusahaan. Dia mengaku, pihaknya akan berusaha keras menciptakan stabilitas di masa depan. Nah, untuk mencapai semua itu, dibutuhkan waktu yang tak sebentar.

    “Kami bekerja keras untuk menerapkan tindakan pemulihan yang akan membawa stabilitas dan nilai masa depan,” demikian potongan surat yang dikirim Papin ke dealer-dealer Nissan di Amerika Serikat, dikutip Rabu (4/12).

    Pada tahun 2013, Nissan mampu menjual 1.131.965 unit mobil di Amerika Serikat. Satu dekade kemudian, jumlah itu turun drastis menjadi hanya 834.097 unit setahun. Pada saat yang sama, penjualan Infiniti turun dari 116.455 menjadi 64.699 atau merosot 45 persen.

    Pabrik Nissan. Foto: Doc. Nissan.

    Itu merupakan penurunan yang tergolong tajam. Sumber yang sama melaporkan, profitabilitas rata-rata dealer Nissan di Amerika Serikat telah turun ke level terendah dalam hampir 15 tahun.

    Untungnya, ada sedikit kabar baik saat Nissan meluncurkan versi baru Armada, Kicks, dan Murano yang banyak berubah. Frontier, Sentra, dan Rogue juga mendapat benefit yang sama dari pembaruan model.

    Namun, Nissan gagal memenangkan persaingan mobil hybrid yang dikuasai merek-merek seperti Toyota, Hyundai, dan Kia. Itulah mengapa, mereka berniat akan meluncurkan mobil plug-in hybrid baru tahun depan, kemudian dilanjutan produk e-Power baru dengan jarak tempuh lebih jauh!

    (sfn/sfn)

  • Kontroversi Jaguar Berlanjut, Usai Logo Baru Kini Mobil Konsepnya

    Kontroversi Jaguar Berlanjut, Usai Logo Baru Kini Mobil Konsepnya

    Jakarta

    Jaguar kembali jadi perbincangan hangat di kalangan pecinta otomotif. Setelah beberapa waktu lalu karena peluncuran logo dan iklan baru, kini mobil konsep listriknya yang dapat reaksi beragam.

    Jaguar dianggap mengambil beberapa langkah kontroversial dalam setidaknya dua pekan terakhir. Belum lama ini pabrikan mewah asal Inggris itu melakukan perubahan logo dan meluncurkan iklan yang dapat banyak kritik.

    Oleh banyak pihak, Jaguar dianggap telah keluar dari identitas yang sudah lama menjadi ciri khas mereka.

    Jaguar telah mengumumkan transformasi menjadi merek mobil listrik sepenuhnya pada 2026. Langkah ini mencakup perubahan besar, termasuk menghentikan sementara penjualan mobil baru di Inggris untuk memberikan ‘ruang bernapas’ sebelum peluncuran model baru.

    Sebagai bagian dari transformasi, Jaguar memperkenalkan logo baru yang menghilangkan ikon jumping jaguar di bagian depan kendaraan. Kampanye teaser di media sosial yang menyertai peluncuran logo ini juga menjadi sasaran kritik. Banyak yang menilai iklan tersebut terlalu berfokus pada estetika model berbusana mencolok, tanpa memperlihatkan mobil sama sekali.

    Kampanye branding baru Jaguar yang banyak dikritik Foto: Jaguar

    Bahkan CEO Tesla, Elon Musk, ikut menyindir Jaguar dengan pertanyaan satir.

    “Apakah kalian menjual mobil?” tanya Elon Musk melalui akun X-nya.

    Meski demikian, CEO Jaguar, Rawdon Glover, tetap mempertahankan strategi ini. Ia menyebut kontroversi yang muncul justru berhasil menarik perhatian publik.

    “Kami benar-benar tidak ingin mengucilkan basis pelanggan kami. Tetapi, seperti yang saya katakan, hal terpenting bagi kita adalah kita perlu menarik audiens baru ke merek Jaguar untuk memastikan bahwa kita menjaga 90 tahun ke depan masa depan Jaguar,” ujar Glover dikutip dari BBC, Rabu (4/12/2024).

    Mobil Konsep Type 00

    Baru-baru ini, Jaguar memperkenalkan mobil konsep listrik Type 00 di sebuah pameran seni di Miami, Amerika Serikat. Dengan desain yang mencolok seperti kap mesin yang panjang dan roda besar, mobil ini seakan memberi gambaran arah baru Jaguar menuju era mobil listrik.

    Mengutip BBC, desain dari mobil konsep tersebut memecah opini publik. Ada yang memuji keberaniannya dengan menyebut mobil ini ‘menggairahkan’ dan ‘menakjubkan’, tetapi tidak sedikit yang menganggapnya ‘terlalu besar dan tidak praktis’. Beatrix Keim dari Center of Automotive Research bahkan menilai mobil ini kurang relevan, mengingat pasar mobil listrik seharusnya lebih inklusif, bukan hanya untuk segmen mewah.

    Tantangan di Pasar Kendaraan Mewah

    Keputusan Jaguar untuk memposisikan diri di segmen kendaraan listrik mewah dengan harga mencapai £120.000 atau setara Rp 2 miliar juga menimbulkan pertanyaan. Banyak yang berharap Jaguar bisa menghadirkan inovasi yang lebih futuristik dengan harga yang lebih terjangkau. Di sisi lain, ada juga yang menganggap bahwa segmen kendaraan listrik mewah sangatlah terbatas untuk Jaguar.

    Dengan penjualan yang terus menurun sejak 2018, Jaguar menghadapi tantangan besar untuk merevitalisasi mereknya. Strategi transformasi ini mungkin kontroversial, tetapi Jaguar berharap langkah-langkah berani mereka mampu mengembalikan kejayaan merek selama 90 tahun ke depan.

    (din/din)

  • Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Rendah, Beda Jauh dari Brunei-Malaysia

    Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Rendah, Beda Jauh dari Brunei-Malaysia

    Jakarta

    Rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Padahal, Indonesia berstatus sebagai market leader di kawasan setempat.

    Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), market share penjualan mobil di Indonesia mencapai 30 persen. Angka tersebut mengungguli Malaysia dengan 24 persen dan Thailand dengan 23 persen. Meski demikian, Indonesia tak masuk tiga besar dalam daftar ‘rasio kepemilikan mobil di ASEAN’.

    “Kami melihat saat ini (rasio kepemilikan mobil) di Indonesia baru 99/1000 atau 1/10 orang. Jadi sebenarnya dari sisi pasar, ini sangat potensial,” ujar Andi Oscar La Galigo selaku Ketua Tim Kerja Industri Alat Transportasi Darat Non Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin di Kuningan, Jakarta Selatan.

    Rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah. Foto: Pradita Utama

    Andi menegaskan, angka kepemilikan yang kecil tersebut seharusnya menjadi peluang untuk produsen roda empat di Indonesia. Sebab, potensinya masih sangat besar. Hal itu tentu mengacu pada jumlah penduduk yang mencapai 270 juta orang.

    “Meskipun memiliki penjualan domestik tertinggi, Indonesia masih memiliki rasio kepemilikan mobil yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa potensi pasar kendaraan motor di Indonesia masih menjanjikan,” kata dia.

    Lalu lintas di Bangkok, Thailand. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikoto

    Menurut data yang dihimpun Kemenperin, Indonesia hanya menempati posisi lima dalam daftar ‘Rasio Kepemilikan Mobil di ASEAN’. Bahkan, Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Brunei dan Malaysia.

    Brunei merupakan negara ASEAN dengan rasio kepemilikan tertinggi, yakni 805/1000 atau 8/10. Hal itu menandakan, populasi mobil di sana 80 persen dari total penduduk setempat.

    Berikut Rasio Kepemilikan Mobil Tertinggi di ASEANBrunei: 805/1000Malaysia: 490/1000Thailand: 275/1000Singapura: 211/1000Indonesia: 99/1000Filipina: 49/1000Vietnam: 34/1000Myanmar: 20/1000.

    (sfn/dry)

  • PPN Naik 12% Tahun 2025, Toyota-Honda Masih Hitung Harga Mobil yang Pas

    PPN Naik 12% Tahun 2025, Toyota-Honda Masih Hitung Harga Mobil yang Pas

    Jakarta

    Toyota dan Honda tengah menghitung besar kenaikan harga mobil terkait dengan penerapan PPN 12 persen. Naik jadi berapa ya kira-kira?

    Rencana penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen mulai tahun 2025 membuat pabrikan harus memutar otak dalam penentuan harga jual mobilnya. Ya, harga mobil dipastikan bakal ikut terkerek saat PPN naik jadi 12 persen. Ditambah lagi, ada opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

    Dengan terbitnya aturan itu, sekarang pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menambahkan pungutan tambahan atas PKB dan BBNKB. Aturan tersebut diundangkan pada 5 Januari 2022 dan berlaku tiga tahun setelahnya, yang artinya bakal diterapkan pada 5 Januari 2025 tahun depan.

    Ini tentu akan membuat harga mobil makin melambung. Sejauh ini belum diketahui dengan pasti besar kenaikan harga mobil. Yang jelas, para produsen tengah menghitung dengan matang harga mobil untuk tahun 2025.

    “Saat ini kami sedang menghitung kira-kira kenaikannya di berapa persen sambil mempertimbangkan aspek lain seperti kurs, biaya produksi & distribusi, dan lainnya. Selain kenaikan PPN, ada kenaikan pajak dari opsen juga,” terang Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy saat dikonfirmasi detikOto, Rabu (4/12/2024).

    Senada dengan Toyota, Honda pun masih belum bisa memastikan harga jual mobilnya mulai tahun depan. Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengungkap tengah melakukan perhitungan harga mobil Honda dengan adanya PPN 12 persen dan opsen pajak.

    “Nanti akan diinformasikan bila sudah ada perhitungannya,” ungkap Billy dihubungi terpisah.

    DI sisi lain, kebijakan kenaikan pajak itu diramal bisa mempengaruhi penjualan mobil. Untuk itu, diharapkan adanya insentif yang bisa menggenjot penjualan mobil dalam negeri. Kebijakan yang dimaksud salah satunya adalah penerapan diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang terbukti mengerek penjualan di zaman Covid-19 melanda.

    “Kami berharap ada support dari pemerintah, khususnya untuk industri otomotif nasional. Supaya impact-nya tidak besar,” jelas Anton.

    Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap penjualan mobil di Indonesia tahun depan akan berat. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengakui dampak besar yang disumbangkan oleh industri otomotif. Agus membocorkan, pemerintah akan memberikan insentif untuk industri otomotif.

    “Salah satu prioritas dari program yang sekarang sedang dirumuskan itu adalah menyiapkan program-program insentif dan stimulus bagi industri otomotif,” kata Agus.

    (dry/din)

  • Bos The Fed Beri Sinyal Perlambatan Laju Pemangkasan Suku Bunga

    Bos The Fed Beri Sinyal Perlambatan Laju Pemangkasan Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan kondisi ekonomi AS sekarang lebih kuat daripada ekspektasi bank sentral pada September 2024 ketika mulai menurunkan suku bunga. Powell juga mengisyaratkan dukungannya untuk perlambatan laju penurunan suku bunga.

    “Ekonomi AS dalam kondisi yang sangat baik dan tidak ada alasan untuk tidak melanjutkannya. Risiko penurunan tampaknya berkurang di pasar tenaga kerja, pertumbuhan jelas lebih kuat dari yang kita duga, dan inflasi telah sedikit lebih tinggi,” kata Powell di sebuah acara New York Times, dikutip dari Reuters pada Kamis (5/12/2024).

    “Jadi kabar baiknya adalah kita mampu bersikap sedikit lebih berhati-hati saat kita mencoba mencari posisi netral.”

    Pernyataannya selama wawancara setengah jam yang membahas kebijakan moneter dan ekonomi secara luas kemungkinan merupakan pernyataan terakhirnya sebelum pertemuan kebijakan pada 17—18 Desember, karena periode tenang ketika pejabat Fed menahan diri untuk tidak berbicara tentang kebijakan moneter sebelum pertemuan dimulai pada Sabtu.

    Komentar mendalam oleh beberapa kolega utama Powell minggu ini telah mengarah pada pemotongan suku bunga ketiga berturut-turut. Gubernur Fed Christopher Waller sebelumnya mengatakan dia cenderung untuk melakukan pengurangan meskipun yang lain menolak untuk berkomitmen sebelumnya terhadap hasil tersebut.

    Pernyataan Powell tersebut tampak sejalan dengan kelompok pembuat kebijakan yang lebih berhati-hati dan sebagian besar menggemakan penampilan publik terakhirnya pada pertengahan November 2024. Kala itu, dia mengatakan bahwa The Fed dapat dengan hati-hati mempertimbangkan pemotongan suku bunga dan tidak perlu terburu-buru. 

    Data inflasi dan pekerjaan sejak saat itu, dan komentar Waller khususnya, secara substansial mendorong ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga acuan seperempat poin lagi ke kisaran 4,25% hingga 4,50%.

    “Powell tidak banyak bicara untuk mengubah pandangan pasar bahwa Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga,” sebagaimana dirangkum oleh para ekonom di BMO.

    Ketua Fed telah menekankan perlunya bank sentral untuk tetap membuka opsi-opsinya di saat meningkatnya ketidakpastian mengenai bentuk kebijakan ekonomi yang lebih luas di tahun mendatang, beberapa kekhawatiran bahwa kemajuannya dalam inflasi telah terhenti, dan bukti bahwa penurunan yang dikhawatirkan di pasar kerja telah dihindari.

    Powell mengatakan, pemangkasan suku bunga setengah poin oleh The Fed pada September lalu dimaksudkan sebagai sinyal kuat bahwa pihaknya akan mendukung pasar tenaga kerja jika pasar tersebut terus melemah. Pada saat itu, tingkat pengangguran telah meningkat dan pertumbuhan gaji telah melambat, dan setidaknya satu pejabat The Fed secara terbuka khawatir bahwa masalah The Fed berikutnya adalah inflasi yang terlalu rendah.

    “Yang terjadi justru dalam beberapa bulan setelah itu, kami mendapatkan beberapa revisi data, yang secara kuat menunjukkan bahwa ekonomi bahkan lebih kuat dari yang kami duga,” kata Powell.

    Pejabat The Fed akan mendapatkan data baru tentang pasar tenaga kerja pada Jumat (6/12/2024) waktu setempat, dan tentang inflasi minggu depan. Rilis data tersebut akan membantu membentuk tidak hanya keputusan pada pertemuan penetapan kebijakan terakhir mereka tahun ini tetapi juga prospek kebijakan mereka untuk tahun depan.

    Saat Powell berbicara, The Fed menerbitkan survei yang menunjukkan bahwa bisnis di seluruh negeri optimis tentang peningkatan permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Namun, pada saat yang sama mereka khawatir tentang potensi implikasi inflasi dari tarif yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Donald Trump.

    Dengan kebijakan yang pasti belum diketahui, keputusan yang akan diambil Fed hari ini “bukan tentang itu; melainkan tentang apa yang terjadi dalam perekonomian saat ini,” kata Powell pada hari Rabu.

    Sebelumnya pada hari yang sama, dua pejabat Fed lainnya—kepala bank regional di Richmond dan St. Louis—merahasiakan rencana mereka.

    “Saya tetap membuka semua pilihan saya,” kata Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem, seraya menambahkan bahwa dia akan melihat data yang masuk sebelum memutuskan apakah suku bunga perlu diturunkan lagi dalam dua pekan.

    Sementara itu, Presiden Richmond Fed, Thomas Barkin, mengatakan dia yakin inflasi dan lapangan kerja sedang menuju arah yang benar. Namun, dengan lebih banyak data yang akan keluar sebelum pertemuan, dia masih akan melihat kondisi ke depan.

    Pengukuran utama inflasi, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk biaya makanan dan energi, telah berjalan menyamping dalam kisaran 2,6% hingga 2,8% sejak Mei, jauh di atas target bank sentral sebesar 2%.

    Meski pejabat The Fed secara rutin mengatakan bahwa mereka merasa tekanan harga masih akan mereda, dengan biaya perumahan khususnya melambat secara riil tetapi belum tercermin dalam data pemerintah yang tertinggal, mereka juga akan menginginkan bukti itu sebelum memangkas suku bunga lebih jauh.

    Menjelang penampilan Powell, survei bisnis utama menunjukkan sedikit pendinginan di sektor jasa AS yang luas. 

    Para pelaku bisnis khawatir tentang kemungkinan putaran tarif baru pada impor dari pemerintahan Trump yang akan datang awal tahun depan. Tarif tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada harga yang lebih tinggi di masa mendatang. 

    Pada saat yang sama, penjualan mobil pada bulan November adalah yang tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, menunjukkan konsumsi tetap sehat.

    Campuran data tersebut yang membuat pejabat The Fed waspada dan enggan menawarkan banyak hal melalui panduan konkret ke depan, bahkan ketika beberapa telah mencatat bahwa suku bunga masih jauh di atas level yang akan berhenti menjadi hambatan bagi ekonomi, dan akan tetap demikian bahkan setelah penurunan seperempat poin lagi.

    Waller, misalnya, melindungi kecenderungannya terhadap penurunan suku bunga bulan ini dengan ketentuan bahwa data menjelang pertemuan dapat mengubah posisinya.

  • 40 Juta Tiang Listrik Bisa Jadi Tempat Ngecas Mobil Listrik

    40 Juta Tiang Listrik Bisa Jadi Tempat Ngecas Mobil Listrik

    Jakarta

    PT PLN (Persero) akan menyulap tiang listrik untuk menjadi tempat mengisi ulang daya baterai kendaraan listrik. Bahkan, sebanyak 40 juta unit tiang listrik yang ada di Indonesia bisa dijadikan tempat ngecas mobil listrik.

    Mendukung transisi ke kendaraan listrik, PT PLN menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, tak cuma SPKLU, pihaknya juga menyediakan fasilitas pengisian baterai kendaraan listrik di tiang listrik.

    “Kemarin saya menanyakan ke tim berapa jumlah tiang listrik yang kita kelola. Ternyata dihitung-hitung ada 40 juta tiang listrik yang kita kelola, sekitar itu,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (3/11/2024).

    Darmawan tak menyangka populasi kendaraan listrik di Indonesia meningkat tajam. Maka dari itu, pihaknya harus menyediakan fasilitas pendukung.

    “Kami juga membangun SPKLU dan juga bahkan kami membangun SPKLU berbasis pada tiang listrik yang jumlahnya 40 juta itu, untuk memfasilitasi itu,” ujarnya.

    Lebih lanjut, menurut Darmawan, penjualan mobil listrik di Indonesia jauh di atas perkiraan. Untuk mendukung kendaraan listrik, PLN bekerja sama dengan pabrikan yang menjual kendaraan listrik.

    “Maka, begitu ada pembelian mobil listrik kami harus memasang home charging. Dan ini kami kerja sama dengan Mercedes, dengan Nissan, dengan Toyota, dengan Mitsubishi, dengan Wuling, dengan BYD dan lain-lain, sehingga kalau ada pembelian mobil listrik kami yang jemput bola kami akan meningkatkan kapasitas daya yang terpasang, kami membantu juga memasang home charging. Kami harus membangun SPKLU, kalau dulu naik mobil bensin tidak ada masalah, mau ke Jawa Timur monggo, tapi begitu naik mobil listrik, setiap 300 km harus ngecas,” ujarnya.

    Saat ini PLN sudah memiliki 2.490 unit SPKLU untuk kendaraan listrik roda empat, 9.956 unit SPKLU roda dua, 2.200 unit stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) serta 24.099 pelanggan home charging. PLN juga menargetkan 1.000 unit SPKLU di tiang listrik tahun ini.

    (rgr/din)

  • Hotman Paris Kritik Alvin Lim yang Ingin Jual Mobil Rp 3 Miliar untuk Donasi Agus Salim

    Hotman Paris Kritik Alvin Lim yang Ingin Jual Mobil Rp 3 Miliar untuk Donasi Agus Salim

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara kenamaan Hotman Paris Hutapea mengkritik Alvin Lim yang mengaku berniat menjual mobil senilai Rp 3 miliar untuk mendukung donasi bagi Agus Salim. Selain itu, Hotman juga mengungkapkan kekesalannya terhadap pemberitaan yang beredar terkait kasus dugaan penyalahgunaan dana donasi tersebut.

    Hotman Paris menyebut, banyak oknum pengacara yang terlibat dalam panjat sosial (pansos) dan mencoba mendapatkan ketenaran melalui kasus ini. 

    Menurutnya, kasus dugaan penyalahgunaan dana donasi oleh Agus Salim ini terlalu sepele, dan para pengacara tersebut seharusnya malu karena memperkeruh situasi di media.

    Meski tidak langsung menyebut nama, Hotman Paris diduga juga menyindir Alvin Lim terkait mobil Rp 3 miliar tersebut. Hal ini mengacu pada pernyataan Alvin yang belum lama ini menyatakan akan menjual mobil seharga itu untuk membantu Agus Salim.

    “Katanya punya mobil Rp 3 miliar. Eh, gue sudah punya mobil Rp 20 miliar yang udah 30 tahun ada di garasi. Ngapain sih ngomong begitu?” ujar Hotman Paris dikutip dari salah satu tayangan YouTube, Rabu (4/12/2024).

    Hotman sebelumnya juga memberikan komentar terkait dana donasi yang diperebutkan antara pihak Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi atau Teh Novi. Hal tersebut terkait dengan klausul dalam mediasi yang menyebutkan, Teh Novi harus membiayai keluarga Agus Salim sampai tujuh turunan.

    “Emang donasinya berapa sih? Cuma Rp 1,3 miliar, itu juga bisa habis sehari di Plaza Indonesia,” kata Hotman Paris.

    Reaksi Teh Novi yang keluar dari ruang mediasi karena klausul tersebut pun menurut Hotman Paris sangat wajar. Dia menilai pihak Agus Salim terlalu jauh membahas masalah uang donasi tersebut.

    “Seharusnya cukup satu pernyataan donasi sudah diterima dan itu milik saya, terima kasih kepada para donatur, selesai. Terima kasih Novi sudah membantu, begitu saja,” tambah Hotman.

    Alvin Lim yang kini bergabung dengan tim Agus Salim diketahui atas permintaan dari Farhat Abbas. Dalam sebuah konferensi pers, Alvin Lim menantang Denny Sumargo untuk menyiramkan air keras pada Agus Salim.

    Alvin Lim bahkan berjanji akan menjual mobil barunya yang diklaim senilai Rp 3 miliar apabila Denny Sumargo benar-benar melaksanakan aksi tersebut, dan uang dari penjualan mobil itu akan diberikan kepada Denny Sumargo.

    “Saya tantang Densu (Denny Sumargo), berani enggak lakukan itu? Jangan nilai orang cuma dari uang. Kalau dia bilang uang itu penting, saya kasih dua kali lipat. Mobil Mercy saya yang baru senilai Rp 3 miliar itu saya kasih,” jelas Alvin Lim yang mendapatkan kritik dari Hotman Paris.

  • Mengukur Dampak PPN 12 Persen ke Penjualan Mobil Premium di RI

    Mengukur Dampak PPN 12 Persen ke Penjualan Mobil Premium di RI

    Jakarta

    Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan, pajak pertambahan nilai atau PPN 12 persen tetap akan berlaku mulai Januari 2025. Lantas, sejauh apa dampak kebijakan tersebut terhadap penjualan mobil premium di Indonesia?

    Bansar Maduma selaku General Manager (GM) Lexus Indonesia membenarkan, kenaikan PPN 12 persen akan berdampak ke harga jual kendaraannya di Tanah Air. Namun, kata dia, bukan kenaikan harga produk yang mempengaruhi daya beli konsumen mereka.

    “Kalau dilihat dari buying power, mereka sebetulnya secara impact tidak terlalu besar. Tapi yang saya khawatirkan adalah buying power mereka itu dipengaruhi keadaan ekonomi,” ujar Bansar kepada detikOto.

    “Customer kita kan kebanyakan pengusaha. Nah, bagaimana impact dari PPN 12% itu terhadap usaha mereka? Jadi secara harga mungkin tidak terlalu ber-impact, tapi secara latar belakang (usahanya) itu yang masih kita investigasi,” tambahnya.

    Dampak kenaikan PPN 12 persen terhadap pasar mobil premium seperti Lexus. Foto: Rifkianto Nugroho

    Dia berharap, kenaikan PPN 12 persen tak berdampak banyak ke sektor usaha yang digeluti konsumennya. Sebab, dengan demikian, hitung-hitungan mereka untuk membeli kendaraan baru tak berubah.

    “Mudah-mudahan kalau kustomer usahanya tidak terlalu ber-impact, maka pastinya penjualan kendaraan kita juga tidak terlalu ber-impact,” ungkapnya.

    Sebagai catatan, kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen akan diberlakukan mulai 1 Januari 2025. Penerapan PPN naik menjadi 12 persen sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

    Di kesempatan yang sama, Bansar menjelaskan, konsumen Lexus masih berasal dari kalangan pengusaha atau pimpinan perusahaan. Mereka secara usia kebanyakan sudah matang dan memasuki usia setengah abad.

    “Kebanyakan masih… kita bilangnya middle to mature. Jadi over 40 lah, kelihatannya balance antara pengusaha dan eksekutif,” kata dia.

    (sfn/rgr)