Topik: Penjualan Mobil

  • Figur Ayah, Pencipta Mobil Rakyat

    Figur Ayah, Pencipta Mobil Rakyat

    Jakarta

    Tokoh penting Suzuki, Osamu Suzuki meninggal dunia di usia 94 tahun. Bergabung dengan Suzuki sejak 1958, Osamu melahirkan terobosan yang bikin Suzuki berjaya. Simak perjalanan hidup Osamu Suzuki.

    Terlahir dengan nama Osamu Matsuda, pria kelahiran 30 Januari 1930 itu menikah dengan cucu pendiri Suzuki, Shoko Suzuki.

    Seorang anak laki-laki biasanya mewarisi nama keluarga. Namun Osamu menjadi salah satu yang termasuk dalam tradisi Mukoyoshi. Osamu yang sudah menjadi menantu diadopsi ke dalam keluarga Suzuki, lalu menggunakan nama Suzuki sebagai identitas. Mukoyoshi biasanya dilakukan ketika keluarga memiliki bisnis yang mapan namun tidak mempunyai ahli waris laki-laki.

    Osamu Suzuki Foto: dok detikOto

    Mantan bankir itu kemudian bergabung dengan Suzuki pada 1958. Empat tahun setelah Suzuki memproduksi motor 4-tak, ColledaCOX 125 cc serta mobil mini Suzulight, berkapasitas 360 cc dengan sistem pembakaran 2-tak.

    Pada 1961, Suzuki menyelesaikan pendirian pabrik truk ringan di Toyokawa, Prefektur Aichi, Jepang, dan memulai produksi Suzulight Carry 360 cc.

    Sejak bergabung pada 1958, Osamu Suzuki naik jabatan hingga menjadi pimpinan perusahaan selama dua dekade kemudian.

    Dilansir Reuters, Osamu pernah menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran dengan meyakinkan Toyota untuk memasok mesin yang memenuhi peraturan emisi baru, tetapi yang belum dikembangkan oleh Suzuki Motor. Ini terjadi pada tahun 1970-an.

    Selanjutnya lebih banyak kesuksesan menyusul dengan peluncuran mini Alto tahun 1979.

    Masuk India, bikin mobil rakyat

    Suzuki mengambil keputusan besar dan berisiko dengan menginvestasikan pendapatan perusahaan senilai satu tahun untuk membangun pembuat mobil nasional untuk India. Pada saat itu, India adalah daerah terpencil otomotif dengan penjualan mobil tahunan di bawah 40.000, terutama tiruan Inggris.

    Maruti yang didirikan pada tahun 1971 dikenal sebagai proyek kesayangan Sanjay Gandhi, putra Perdana Menteri Indira Gandhi saat itu, untuk memproduksi “mobil rakyat” yang terjangkau buatan India.

    Maruti awalnya membutuhkan mitra. Mulanya ingin berkolaborasi dengan Renault, namun gagal karena sedan dianggap terlalu mahal dan tidak cukup hemat bahan bakar.

    Tim Maruti juga mengetuk banyak pintu, termasuk Fiat dan Subaru, termasuk juga Suzuki. Namun semuanya ditolak.

    Kemitraan antara Maruti dan Suzuki itu muncul setelah adanya kesempatan kedua. Hal ini terjadi setelah seorang direktur Suzuki Motor di India melihat sebuah artikel surat kabar tentang desas-desus kesepakatan Maruti dengan Daihatsu.

    Suzuki kemudian menelepon Maruti, lalu buru-buru mengundang timnya kembali ke Jepang, meminta kesempatan kedua. Kontrak kerjasama dilakukan dalam beberapa bulan.
    Mobil pertama, hatchback Maruti 800 diambil dari basis Alto meluncur pada tahun 1983. Mobil itu sukses seketika.

    Hari ini, mayoritas saham dipegang oleh Suzuki Motor, masih menguasai sekitar 40% pasar mobil India.

    Bisnis Suzuki di industri otomotif pun terus berkembang, hingga pada 1990, nama perusahaan diubah lagi menjadi ‘Suzuki Motor Corporation’ untuk kepentingan ekspansi bisnis dan globalisasi.

    Osamu Suzuki akhirnya menyerahkan tongkat sebagai CEO kepada putranya Toshihiro pada tahun 2016. Osamu tetap menjabat sebagai ketua selama lima tahun hingga usia 91 tahun, dia lalu mempertahankan peran sebagai penasehat sampai akhir hayatnya.

    Akio Toyoda Foto: Doc. JAMA.

    Sejak 2016, perusahaannya telah memperdalam hubungan dengan pembuat mobil terbesar di dunia Toyota, yang mengakuisisi 5 persen di Suzuki Motor pada tahun 2019. Maruti Suzuki akan memasok mobil listrik untuk Toyota mulai tahun depan.

    “Bagi saya, dia lebih dari seorang pemimpin bisnis yang dikagumi: dia seperti seorang ayah,” kata Ketua Toyota, Akio Toyoda dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, menghormati Suzuki sebagai pelopor kendaraan mini.

    “Dia adalah sosok ayah yang mengembangkan kei car Jepang dan memupuknya menjadi mobil rakyat Jepang,” tambahnya lagi.

    (riar/din)

  • Perkembangan Industri Otomotif Indonesia 2024

    Perkembangan Industri Otomotif Indonesia 2024

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Indonesia memilik target penjualan kendaraan baru sebesar 1,1 juta unit pada tahun ini sebelum direvisi menjadi 850 ribu unit oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

    Revisi target penjualan ini imbas terjadinya perubahan daya beli konsumen yang memengaruhi pencapaian setiap merek kendaraan setiap bulannya.

    Sepanjang 2024, selain target penjualan yang tidak tercapai masih ada catatan penting lain yang membuat pasar otomotif nasional sangat menantang, mulai kedatangan merek mobil baru, pamit tutup toko hingga insentif mobil listrik dan hybrid untuk menggeliatkan segmen mobil elektrifikasi.

    Apa saja catatan perkembangan industri otomotif selama 2024, berikut rangkumannya.

    Banjir merek mobil China

    2024 merupakan tahun emas bagi industri roda empat. Bukan karena penjualan moncer, tapi justru investasi yang datang lewat industri otomotif mulai mengalir.

    Misalnya, pada 18 Januari 2024 menjadi hari bersejarah bagi merek raksasa asal China, Build Your Dream (BYD). Merek yang identik dengan kendaraan elektrifikasi itu pertama kali memantapkan kehadirannya di Indonesia dengan membawa tiga model sekaligus.

    China, memang dikenal dengan segudang merek otomotif. Di tahun ini tak cuma BYD yang ekspansi ke Indonesia. Namun ada lima merek yang ingin merasakan cuan di Indonesia.

    Seperti di antaranya adalah BAIC yang masuk pada April dengan membawa dua model seperti X55-II dan BJ40 Plus, lalu ada AION dengan kendaraan elektrik mereka yakni Aion Y Plus.

    Ada pula Jetour yang hadir pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dengan X70 plus dan juga Dashing. Kemudian Maxus yang berada di bawah naungan Indomobil Group.

    Bahkan merek mobil premium asal China, Zeekr juga sudah unjuk gigi di Indonesia. Ada pula merek Aletra yang juga hadir berjualan di Indonesia.

    Peugeot pamit

    Industri otomotif Tanah Air juga kehilangan satu merek asal Perancis, yaitu Peugeot.

    Kepergian Peugeot terjadi pada 2 Mei 2024. Tidak adanya peringatan terlebih dahulu. Keputusan hengkang merupakan keinginan dari Stellantis yang merupakan induk perusahaan Peugeot.

    Kepergian Peugeot di Indonesia merupakan bagian dari strategi pertumbuhan bisnis mereka di pasar otomotif ASEAN.

    Gaikindo revisi target penjualan

    Gaikindo merevisi target penjualan mobil baru 2024 yang dicanangkan 1,1 juta unit menjadi 850 ribu sepanjang tahun ini.

    Revisi usai menilai daya beli masyarakat mengalami penurunan signifikan yang berdampak langsung pada perlambatan pembelian kendaraan.

    Insentif mobil elektrifikasi

    Pemerintah terus berusaha membantu industri otomotif dengan cara memberikan insentif fiskal. Tak cuma untuk mobil listrik saja yang diguyur insentif, jenis hibrida pun mendapatkan keringanan PPnBM mulai tahun depan.

    Di awal pemerintahan Prabowo Subianto, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) resmi memperpanjang pembebasan tarif impor mobil listrik ke Indonesia hingga 31 Desember 2025.

    Insentif ini tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024, Pasal 2 ayat 6.

    Dalam aturan terbaru tercantum keterangan kendaraan listrik mendapatkan pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) setelah sebelumnya hanya bebas tarif bea masuk impor.

    Namun insentif tersebut diberikan kepada negara-negara yang bekerja sama dagang dengan Indonesia dan merek-merek yang mendapat insentif harus membangun pabrik di Tanah Air dalam waktu yang ditentukan.

    Pemerintah juga telah meresmikan insentif untuk kendaraan hybrid di penghujung tahun, meski baru akan terlaksana di awal tahun 2025 mendatang.

    Insentif tersebut sebesar 3 persen melalui pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPNBM DTP).

    Jeep di bawah Indomobil

    APM Jeep di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah naungan PT DAS Indonesia Motor, kini merek itu jatuh ke bagian Indomobil Group sebagai agen pemegang merek (APM).

    Kendaraan petualang ini Jeep secara resmi telah dikelola oleh PT Indomobil National Distributor (IND). Langkah ini sudah mendapat restu, Stellantis, induk perusahaan Jeep, guna memperkuat posisi Jeep di pasar SUV Tanah Air yang terus berkembang.

    Sebagai permulaan, Jeep berencana memperluas jaringan dealer di bawah naungan IND melalui dealer pertamanya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta.

    Dilanjutkan dengan dealer-dealer lainnya yang tersebar di sejumlah wilayah Jakarta, meliputi MT Haryono, TB Simatupang, dan Gading Serpong.

    Merger Honda-Nissan

    Akhir 2024 dunia dikejutkan oleh pengumuman penyelesaian merger antara Honda dan Nissan. Keduanya telah berkomunikasi untuk menyatukan kekuatan dalam menghadapi persaingan menghadirkan kendaraan masa depan di bidang elektrifikasi.

    Kedua perusahaan akan membentuk induk perusahaan baru yang akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026.

    Kedua perusahaan tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada 1 Agustus 2024. Poin dari kesepakatan bersama itu yakni melakukan penelitian bersama dalam teknologi untuk kendaraan berbasis perangkat lunak (SDV) khususnya di bidang kecerdasan buatan (teknologi self-driving) dan kendaraan elektrifikasi.

    Selanjutnya, penggabungan dua perusahaan juga bertujuan untuk memperluas solusi mobilitas.

    (can/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Osamu Suzuki Meninggal Dunia, Suzuki Kehilangan Sosok Penting

    Osamu Suzuki Meninggal Dunia, Suzuki Kehilangan Sosok Penting

    Jakarta, CNN Indonesia

    Suzuki Motor Corporation mengumumkan mantan Chief Executive Officer (CEO) Osamu Suzuki meninggal dunia pada Jumat (27/12).

    Pria kelahiran 30 Januari 1930 ini adalah sosok penting di Suzuki Motor.

    Osamu Suzuki mulanya adalah seorang pebisnis kecil namun cerdik. Ia memimpin Suzuki Motor selama lebih dari empat dekade dan memainkan peran kunci dalam mengubah India menjadi pasar otomotif yang berkembang.

    Terlahir dengan nama Osamu Matsuda, Suzuki diambil dari nama keluarga istrinya melalui adopsi dalam praktik yang umum di antara keluarga Jepang yang tidak memiliki ahli waris laki-laki dalam bisnis keluarga.

    Mantan bankir itu bergabung dengan perusahaan yang didirikan oleh kakeknya pada 1958 dan naik jabatan hingga menjadi direktur dua dekade kemudian.

    Pada 1970-an, ia menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran dengan meyakinkan Toyota untuk memasok mesin yang memenuhi peraturan emisi baru.

    Kesuksesan lainnya menyusul peluncuran mobil mini Alto pada 1979, yang sempat laku keras di Jepang. Mobil itu dikembangkan atas kemitraan dengan General Motors (GM).

    Suzuki kemudian mengambil keputusan besar dan berisiko untuk menginvestasikan pendapatan perusahaan selama setahun untuk membangun produsen mobil nasional di India. Ini didorong karena motivasinya untuk menjadi nomor satu di suatu negara di dunia.

    Saat itu, India merupakan negara terbelakang di bidang otomotif dengan penjualan mobil tahunan di bawah 40 ribu unit dan sebagian besar merupakan buatan Inggris.

    Pada 2015, almarhum Osamu Suzuki kemudian menyerahkan jabatan presiden kepada putranya, Toshihiro Suzuki dan sebagai Chairman dan CEO hingga sekarang.

    (can/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ambisi Danamon Jadi 5 Besar Grup Keuangan Indonesia

    Ambisi Danamon Jadi 5 Besar Grup Keuangan Indonesia

    Jakarta, FORTUNE – Memimpin Bank Danamon adalah adalah penugasan kedua Daisuke Ejima di Indonesia. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Country Head MUFG Indonesia pada awal 2018 hingga 2022. Punya jejak karier panjang pada segmen perbankan korporasi di Tokyo, New York dan Singapura, ia kini harus menangani segmen perbankan ritel dan multifinance melalui sejumlah entitas di bawah bendera MUFG.

    Berikut petikan wawancara kami, 18 September 2024 lalu:

    Bagaimana Anda melihat potensi ekonomi Indonesia?

    Indonesia adalah pasar yang sangat menarik dan menjanjikan. Banyak perusahaan Jepang, Cina, Korea, Eropa, dan lain sebagainya berinvestasi di sini karena potensi pertumbuhannya yang besar. Tak ada keraguan dari sisi jumlah populasi dan rentang usia yang terbilang muda, mereka akan tumbuh menjadi kelas menengah, bahkan menengah atas. Potensi ini akan terus berkembang setidaknya hingga 20 tahun mendatang, atau bahkan lebih.

    Tapi ada fenomena menyusutnya kelas menengah di Indonesia saat ini. Bagaimana pandangan Anda?

    Hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan bagi saya. Memang benar bahwa ada sebagian kelas menengah yang turun kelas. Namun, kita juga harus menyadari bahwa ada volatilitas setelah pandemi, termasuk dalam harga komoditas. Memang ada tekanan dalam jangka pendek, misalnya angka penjualan mobil yang turun dampai dua digit. Bagaimanapun, jika melihat angka kelahiran dan sebagainya, maka tampaknya potensi pertumbuhan Indonesia masih solid dalam jangka panjang.

    Bagaimana kondisi mempengaruhi strategi investasi MUFG?

    Saya ingin menjelaskan sedikit terkait kondisi di Jepang. Populasi Jepang cenderung menurun dalam dekade terakhir, dan usia rata-rata masyarakatnya terbilang tua. Kondisi itu membuat perusahaan Jepang,  termasuk MUFG, harus mencari peluang ke luar negeri.

    Bagaimanapun, perbankan sejatinya adalah bisnis infrastruktur. Saat sebuah bank ingin masuk ke negara tertentu, maka diperlukan investasi besar untuk membangun infrastruktur. Karena itu, MUFG sebagai salah satu institusi keuangan terbesar di dunia harus melakukan investasi secara selektif dan berkembang bersama institusi lokal.

    Di ASEAN, kami berinvestasi di Thailand sebelum Indonesia, kami juga berinvestasi secara minoritas di Vietnam dan Filipina. Thailand dan Indonesia bagi kami adalah pasar yang penting karena di kedua negara tersebut bisnis kami mencakup semua segmen keuangan.

    Saat kami berinvestasi di Danamon misalnya, di bawahnya ada Adira dan Zurich Finance. Kemudian kami juga mengakuisisi Mandala Finance, Home Credit dan Akulaku. Jadi, kami juga memperluas cakupan pelayanan keuangan di luar bank. Kami ingin setiap entitas itu menjalin kolaborasi strategis lainnya untuk mencapai tujuan bersama di tahun-tahun mendatang.

    Apakah Anda juga berencana melakukan rebranding dan menyatukan berbagai entitas tersebut di bawah Danamon?

    Untuk saat ini tidak, karena masing-masing telah memiliki brand value tersendiri. Bagaimanapun, meskipun masing-masing entitas memiliki aplikasi tersendiri, kami akan menyambungkan jaringan teknologinya.

    Sebagai contoh, saat pengguna aplikasi Adira Finance atau Home Credit membutuhkan layanan perbankan, mereka akan diarahkan untuk membuka rekening Bank Danamon. Kohesi semacam itu yang saat ini kami kembangkan dan akan terus diperkuat dalam waktu dekat.

    Setelah Adira Finance, Home Credit, Standard Chartered, Mandala Finance, apakah ada kemungkinan MUFG berinvestasi pada entitas lain?

    Mungkin saja, karena pasarnya bertumbuh dan teknologi digital berkembang begitu pesat, kami terus mencari peluang karena Indonesia adalah dalah satu pasar utama kami di luar Jepang. Apalagi, kami juga memiliki modal ventura yang didanai bersama MUFG yanag bernama Garuda Fund.

    Bagaimanapun, jika ditanya apakah investasi itu akan serta-merta direalisasikan, menurut saya kami akan lebih dulu mengoptimalkan potensi dari tiap entitas yang telah kami miliki. Sementara itu, kami akan berinvestasi secara selektif.

    Apa target Anda dalam menjalankan seluruh lini bisnis ini?

    Strategi saya adalah untuk bertumbuh secara grup. Jadi target kami adalah menjadi top five grup institusi keuangan di Indonesia.

  • Penjualan Anjlok 46%, Neta Bakal PHK 400 Karyawan di Thailand

    Penjualan Anjlok 46%, Neta Bakal PHK 400 Karyawan di Thailand

    Jakarta

    Produsen mobil listrik asal China, Neta, dikabarkan bakal melakukan efisiensi besar-besaran di pabrik mereka di Thailand. Hal ini menyusul anjloknya penjualan mobil listrik Neta di negeri Gajah Putih tersebut.

    Mengutip website media lokal, The Nation, perusahaan induk pembuat kendaraan listrik Neta, Hozon Auto, sedang mempertimbangkan memangkas sekitar 400 karyawan di Thailand. Rencana tersebut merupakan imbas dari lesunya bisnis mereka di sana.

    Disebutkan, Neta hanya menjual total sebanyak 6.534 unit model Neta V, V-II, dan X sepanjang bulan Januari hingga November 2024. Angka tersebut menurun sangat jauh, yakni anjlok sekitar hampir 46% (45,8%) jika dibandingkan dengan periode Januari-November 2023.

    Dikatakan sumber tersebut, rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) 400 karyawan tersebut akan dilakukan kepada pabrik Neta Auto Thailand yang menggunakan pabrik Bangchan General Assembly untuk memproduksi kendaraan listrik Neta di Thailand. Pabrik ini berlokasi di distrik Min Buri, Bangkok.

    Sebelumnya Hozon Auto dilaporkan mengalami masalah likuiditas karena penurunan angka penjualan. Mereka bahkan menghentikan produksi di pabriknya di Zhejiang, Cina, serta memangkas jumlah karyawan. Hal yang sama juga bakal terjadi di Thailand.

    The Nation melaporkan bahwa Neta Auto (Thailand) menderita kerugian bersih 1,8 miliar baht (Rp 856 miliar) pada tahun 2023 berbanding dengan laba 80,77 juta baht atau Rp 38 miliar yang mereka dapatkan pada tahun 2022.

    Dalam lima tahun sejak Neta didirikan di Thailand (2019-2023), pendapatan dan kerugian perusahaan tersebut diakumulasikan masing-masing sebesar 7,78 miliar baht atau Rp 3,7 triliun serta 1,72 miliar baht (Rp 818 miliar).

    (lua/din)

  • Figur Ayah, Pencipta Mobil Rakyat

    Osamu Suzuki Meninggal di Usia 94 Tahun

    Jakarta

    Mantan Pemimpin pabrikan otomotif asal Jepang, Osamu Suzuki meninggal dunia di usia 94 tahun. Osamu tutup usia karena penyakit limfoma atau kanker kelenjar getah bening yang dideritannya.

    Mengutip CNBC, Jumat (27/12/2024), Osamu meninggal bertepatan dengan Natal. Osamu sempat memimpin perusahaan otomotif itu lebih dari 28 tahun hingga Suzuki Motor menjadi raksasa otomotif global.

    Terlahir dengan nama Osamu Matsuda, Osamu menikah dengan Shoko Suzuki, cucu dari pendiri Suzuki Motor Corporation, Michio Suzuki. Mantan bankir itu bergabung dengan perusahaan pada 1958 dan naik jabatan hingga menjadi pemimpin perusahaan tersebut selama dua dekade kemudian.

    Pada 1970-an, ia menyelamatkan perusahaan dari ambang kehancuran dengan meyakinkan Toyota Motor untuk memasok mesin yang ramah lingkungan di mana Suzuki Motor belum mengembangkannya.

    Kesuksesan selanjutnya diraih dengan peluncuran mobil mini Alto pada 1979 yang menjadi populer pada masanya. Peluncuran mobil tersebut dapat meningkatkan daya tawar produsen mobil tersebut.

    Osamu kemudian mengambil keputusan besar dan berisiko dengan menginvestasikan pendapatan perusahaan selama setahun untuk membangun produsen mobil nasional di India. Langkah ini didorong oleh keinginannya yang kuat bahwa suatu saat nanti akan dikenang menjadi produsen mobil nomor satu.

    Saat itu, India merupakan negara terbelakang di bidang otomotif dengan penjualan mobil tahunan di bawah 40.000 unit. Pemerintah baru saja menasionalisasi Maruti, yang didirikan pada 1971 sebagai proyek kesayangan Sanjay Gandhi, putra Perdana Menteri saat itu Indira Gandhi, untuk memproduksi mobil rakyat yang terjangkau dan dibuat di India.

    Maruti membutuhkan mitra asing. Sayangnya, kolaborasi awal dengan produsen mobil, Renault tidak memenuhi kesepakatan lantaran mobil sedan yang diproduksi Renault terlalu mahal dan boros bahan bakar. Tim Maruti mencoba mencari langkah lain dengan produsen mobil lainnya. Namun, hal tersebut ditolak oleh produsen mobil, termasuk Suzuki Motor.

    Kemitraan kedua perusahaan tersebut dapat terwujud setelah seorang Direktur Suzuki Motor di India melihat artikel surat kabar tentang potensi kesepakatan Maruti dengan pesaing mobil kecil Jepang, Daihatsu.

    Ia menelepon kantor pusat untuk mengetahui bahwa tim Maruti telah ditolak. Osamu kemudian menelepon pihak Maruti dengan tergesa-gesa mengundang tim tersebut kembali ke Jepang dan meminta kesempatan kedua. Kemudian surat pernyataan minat ditandatangani dalam beberapa bulan.

    Mobil pertama, hatchback Maruti 800 yang dibuat berdasarkan Alto, diluncurkan pada tahun 1983 meledak di pasaran. Hari ini, Maruti Suzuki, yang merupakan anak cabang usaha dari Suzuki Motor, masih menguasai sekitar 40% pasar mobil India.

    (ara/ara)

  • Semua Menjerit, Daya Beli Warga RI Ambruk!

    Semua Menjerit, Daya Beli Warga RI Ambruk!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Berbagai lapisan masyarakat, mulai dari ekonom hingga pelaku usaha menjerit daya beli masyarakat Indonesia anjlok pada tahun ini, membuat aktivitas ekonomi melambat.

    Dari sisi level konsumsi rumah tangga saja, selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5%. Per kuartal III-2024 saja, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% (yoy). Membuat laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya 4,95%.

    Meski begitu, pemerintah masih bersikeras menganggap daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga, sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

    Ia mendasari sudut pandang ini dari indeks keyakinan konsumen per November yang masih naik ke level 125,9, hingga indeks penjualan riil yang juga masih tumbuh meski hanya 1,7%.

    “Ini indikator dari sisi konsumsi yang semuanya masih positif,” kata Sri Mulyani pada pertengahan Desember lalu, saat konferensi pers APBN jelang akhir tahun, dikutip Rabu (25/12/2024).

    Berkebalikan dengan Sri Mulyani, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro, yang juga merupakan Mantan Menteri Keuangan era periode pertama Jokowi bahkan menegaskan, daya beli masyarakat sudah nampak jelas tengah jatuh.

    Bambang mengatakan, untuk melihat data sebenarnya daya beli masyarakat bisa merujuk pada realisasi kondisi ekonomi pada kuartal III-2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Menurutnya, kuartal III-2024 bisa menjadi acuan dalam melihat daya beli sesungguhnya masyarakat RI karena tidak ada faktor musiman yang menolong angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

    “Jadi sebenarnya kalau saya melihat turunnya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan konsumsi dari di atas 5% menjadi di bawah 5% itu sebenarnya tanda yang clear bahwa ada potensi pelemahan daya beli,” kata Bambang dalam program Cuap-Cuap Cuan CNBC Indonesia.

    Bambang menganggap, data konsumsi rumah tangga saat tidak adanya faktor musiman bisa mencerminkan kondisi riil daya beli masyarakat karena memang pertumbuhan ekonomi Indonesia paling dominan ditopang konsumsi rumah tangga, dengan porsi mencapai 53,08%.

    Data ini pun, kata Bambang, diperburuk dengan jelasnya data penurunan jumlah kelas menengah. Sebagaimana diketahui, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia masih sebanyak 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Namun, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%.

    “Kombinasi itulah dari menurunnya kelas menengah dan masih tingginya aspiring middle class dan near poor yang mengindikasikan ada kemungkinannya pelemahan konsumsi. Kalau daya beli kita melemah otomatis konsumsi juga melemah,” ucap Bambang.

    Pengusaha di sektor properti pun juga telah teriak bahwa daya beli masyarakat Indonesia teramat tertekan. Mereka menganggap, kondisi ini terlihat dari data penjualan rumah tapak di Jabodetabek yang turun 25% pada tahun ini dibanding tahun 2023 lalu.

    “Jadi 25% penurunannya di bawah,” kata Associate Director Leads Property, Martin Samuel Hutapea kepada CNBC Indonesia, awal Desember ini.

    Padahal pengembang sudah rajin membuat banyak rumah, sayang penyerapannya justru terkendala. Sebagai contoh di kuartal III 2024 ini ada tambahan pasokan 2,800 unit, namun penjualannya jauh di bawah itu yakni 1,900 unit. Sebagian besar penyerapannya ada di wilayah Tangerang.

    Di sisi lain, harga rumah juga terus mengalami kenaikan yang tak sebanding dengan gaji atau pendapatan masyarakat. Menurut riset Leads Property, kenaikan harga rumah menyeluruh terjadi di Jabodetabek, namun paling tinggi ada di Depok mencapai 12%, sedangkan Jakarta sebesar 5% dan Bogor sebesar 3%.

    “Faktor daya beli salah satunya, kan daya beli hubungannya juga sama price-sensitive, harga,” ujar Martin.

    Sementara itu, kalangan pengusaha ritel yang tergabung ke dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan bahwa penjualan toko-toko ritel saat ini merosot drastis gara-gara pembeli merosot. Membuat penjualan barang turun harga sehingga tercermin dari munculnya fenomena baru, yakni deflasi lima bulan beruntun yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

    Sebagaimana diketahui, BPS telah mengumumkan, deflasi lima bulan beruntun terjadi sejak Mei 2024 yang sebesar 0,03%, lalu berlanjut pada Juni 2024 sebesar 0,08%, dan Juli 2024 sebesar 0,18%. Lalu, pada Agustus 2024 sebesar 0,03%, dan per September 2024 makin dalam menjadi 0,12%.

    “Karena produktivitas atau basket size dari konsumen itu turun, nah dengan konsumen turun belanja maka otomatis semuanya berupaya untuk rebranding atau kemasannya diperkecil supaya turun juga harganya, jadi itulah yang membuat deflasi,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey di kawasan Gedung Kadin Indonesia, Jakarta.

    Oleh sebab itu, Roy membantah pernyataan pemerintah yang mengklaim bahwa kondisi deflasi selama lima bulan berturut-turut ini disebabkan karena pemerintah memasok barang-barang pangan secara giat, hingga menyebabkan harga-harga turun. Menurutnya, yang terjadi sebenarnya malah karena barang yang dijual kemasannya semakin kecil supaya bisa terjual atau dibeli oleh masyarakat yang daya belinya tengah ambruk.

    “Jadi daya beli yang menyebabkan deflasi, ya. Bukan karena masalah yang dibilang penurunan harga karena impornya sudah bagus, produktivitasnya sudah bagus, itu satu sisi, tapi sisi lain itu karena memang basket size dari konsumen itu yang turun, sehingga semuanya berusaha turunkan harga,” ucap Roy.

    Pengusaha di sektor otomotif pun menyatakan hal serupa. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menuturkan para pengusaha mobil bahkan akan merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor penekan pasar, salah satunya gaji masyarakat yang tak mampu menjangkau harga mobil.

    “Salah satu faktor pemicu stagnasi pasar mobil adalah harga mobil baru tidak terjangkau oleh pendapatan per kapita masyarakat. Gap antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil baru makin lebar,” katanya dalam diskusi Forum Wartawan Industri pertengahan tahun ini.

    Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas juga mencatat, sebetulnya 40 juta pekerja di Indonesia masih memiliki gaji di bawah Rp 5 juta. Jauh di bawah target pendapatan per kapita hingga akhir 2024 sebesar US$ 5.500 per tahun, atau setara Rp 7,45 juta per bulan.

    Di sisi lain, gaji yang rendah itu juga sempat tergerus tingginya inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food pada awal tahun ini. Angka tertinggi inflasi harga pangan bergejolak tertinggi pada tahun ini terjadi pada Maret 2024 sebesar 10,33% sebelum akhirnya pada November 2024 menjadi deflasi 0,32%.

    Per Mei saja, level inflasi bahan pangan bergejolak masih sebesar 8,14%, jauh di atas kenaikan rata-rata gaji di Indonesia. Mengutip catatan Bank Indonesia kenaikan gaji untuk aparatur sipil negara atau ASN pada periode 2019-2024 hanya sebesar 6,5% dengan catatan untuk periode 2020-2023 tak ada kenaikan gaji ASN. Adapun, kenaikan UMR atau gaji pegawai swasta rata-rata hanya 4,9% pada 2020-2024.

    Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro menambahkan, kondisi deflasi yang terjadi di komponen volatile food ini sebetulnya imbas dari mekanisme harga yang sulit turun ketika sudah mencapai level tinggi. Masalah ini bisa diterjemahkan dengan teori sticky price atau sticky cost.

    “Ya kita harus mengikuti teori yang namanya sticky price jadi artinya sekali harga itu naik itu susah turun. Dia mungkin tidak naik lagi, jadi dia mungkin ketika naik itulah inflasinya, misalnya 8%. Sesudah itu padahal dia akan naik lagi atau turun sedikit di situlah inflasinya 0% atau deflasi tapi kan harga tinggi itu sudah terjadi,” tutur Bambang.

    Namun, saat nasi sudah menjadi bubur, pemerintah merespons ambruknya daya beli masyarakat Indonesia ini dengan menggelontorkan paket kebijakan ekonomi yang berisi 15 insentif. Selain itu, pemerintah juga telah memutuskan untuk menaikkan UMP 2025 sebesar 6,5%.

    “Jelang memasuki pergantian tahun 2025, Pemerintah secara konsisten terus berupaya untuk dapat menjaga daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat,” kata Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto melalui siaran pers, Kamis lalu.

    Ia memerinci, bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, Pemerintah akan menyediakan 5 fasilitas kebijakan berupa:

    1. PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 1% dari kebijakan PPN 12% untuk minyak goreng sawit curah yang dikemas dengan merek “MINYAKITA”, sehingga PPN yang dikenakan tetap sebesar 11%.

    2. PPN DTP sebesar 1% dari kebijakan PPN 12% juga diberlakukan untuk tepung terigu, sehingga PPN yang dikenakan pada tepung terigu juga tetap sebesar 11%.

    3. Gula industri juga menjadi komoditas yang memperoleh fasilitas PPN DTP sebesar 1% dari kebijakan PPN 12%, sehingga dikenakan PPN sebesar 11%. Adapun gula industri tersebut merupakan input penting bagi industri makanan minuman, dimana industri makanan dan minuman memiliki share sebesar 36,3% terhadap total industri pengolahan.

    4. Pemberian Bantuan Pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram per bulan kepada masyarakat desil 1 dan 2 selama 2 bulan (Januari dan Februari 2025), dengan sasaran sebanyak 16 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP).

    5. Diskon sebesar 50% untuk pelanggan dengan daya terpasang listrik hingga 2200 VA selama 2 bulan (Januari-Februari 2025), dengan menyasar sebanyak 81,42 juta pelanggan, mencakup konsumsi 9,1 Twh/bulan yang setara 35% total konsumsi listrik nasional.

    Adapun yang ditujukan untuk kelas menengah terdiri dari 8 paket kebijakan insentif, yaitu:

    1. PPN DTP Properti bagi pembelian rumah dengan harga jual sampai dengan Rp5 miliar dengan dasar pengenaan pajak sampai dengan Rp2 miliar. Skema insentif tersebut diberikan sebesar diskon 100% untuk bulan Januari – Juni 2025 dan diskon 50% untuk bulan Juli – Desember 2025.

    2. PPN DTP Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Electric Vehicle (EV) dengan rincian sebesar 10% atas penyerahan EV roda empat tertentu dan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 40%, dan sebesar 5% atas penyerahan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20% sampai dengan kurang dari 40%.

    3. PPnBM DTP EV sebesar 15% atas impor KBLBB roda empat tertentu secara utuh (Completely Built Up/CBU) dan penyerahan KBLBB roda empat tertentu yang berasal dari produksi dalam negeri (Completely Knock Down/CKD).

    4. Pembebasan Bea Masuk EV CBU sebesar 0%, sesuai program yang sudah berjalan.

    5. Pemberian insentif PPnBM DTP sebesar 3% untuk kendaraan bermotor bermesin hybrid.

    6. Insentif PPh Pasal 21 DTP untuk pekerja dengan gaji sampai dengan Rp10juta/bulan yang berlaku untuk sektor padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, dan furnitur.

    7. Optimalisasi Jaminan Kehilangan Pekerjaan dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai buffer bagi para pekerja yang mengalami PHK dengan memberikan dukungan berupa manfaat tunai 60% flat dari upah selama 6 bulan, manfaat pelatihan Rp2,4 juta, kemudahan akses informasi pekerjaan, dan akses Program Prakerja.

    8. Diskon sebesar 50% atas pembayaran iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) selama 6 bulan bagi sektor industri padat karya yang diasumsikan untuk 3,76 juta pekerja.

    Selain itu, juga ada dua fasilitas insentif bagi dunia usaha terutama untuk perlindungan kepada UMKM dan Industri Padat Karya, yakni melalui:

    1 Perpanjangan masa berlaku PPh Final 0,5% sampai dengan tahun 2025 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) UMKM yang telah memanfaatkan selama 7 tahun dan berakhir di tahun 2024. Untuk WP OP UMKM lainnya tetap dapat menggunakan PPh Final 0,5% selama 7 tahun sejak pertama kali terdaftar sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022, dan untuk UMKM dengan omzet di bawah Rp500 juta/tahun maka akan diberikan pembebasan PPh.

    2. Pembiayaan Industri Padat Karya untuk revitalisasi mesin guna meningkatkan produktivitas dengan skema subsidi bunga sebesar 5% dan range plafon kredit tertentu.

    (wia)

  • PPN 12 Persen Abaikan, Tak Berdampak pada Penjualan Mobil

    PPN 12 Persen Abaikan, Tak Berdampak pada Penjualan Mobil

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi mengatakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025 tidak akan berdampak negatif pada penjualan kendaraan karena pemerintah menggelontorkan insentif-insentif fiskal.

    “Kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025 mendatang tidak akan berdampak negatif pada potensi penjualan, dan bahkan dapat diabaikan,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi dalam keterangan resmi, Selasa (23/12).

    Menurut Yohanes, kebijakan insentif fiskal awal Januari 2025 dapat mengeliminasi kekhawatiran pemain industri kendaraan bermotor akan risiko kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.

    Pemerintah mengumumkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen untuk mobil hybrid yang mulai diterapkan pada 1 Januari 202. Diskon PPnBM mobil hybrid berlaku satu tahun.

    Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Rustam Effendi mengatakan PPnBM ditanggung pemerintah 3 persen cuma buat mobil hybrid yang dirakit di Indonesia.

    “PPnBM DTP 3 persen hybrid hanya untuk produksi dalam negeri peserta program Kemenperin, yang berhak mendapatkan reduced tarif PPnBM,” kata Rustam kepada CNNIndonesia.com, Selasa (17/12).

    Dasar hukum pemberian insentif di mobil hybrid ini sudah termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021.

    Selanjutnya pemerintah juga memberi insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) DTP sebesar 10 persen untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) completely knocked down (CKD), PPnBM DTP 15 persen untuk KBLBB impor completely built up (CBU) dan CKD, serta Bea Masuk nol persen untuk KBLBB CBU.

    Daftar mobil hybrid buatan lokal potensi dapat insentif

    – Toyota Yaris Cross Hybrid harga mulai Rp440 juta
    – Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid harga mulai Rp477 juta
    – Suzuki Ertiga Hybrid harga mulai Rp277 juta
    – Suzuki XL7 Hybrid harga mulai Rp288 juta
    – Wuling Almaz RS Hybrid harga mulai Rp442 juta
    – Hyundai Santa Fe Hybrid harga mulai Rp786 juta
    – GWM Haval Jolion HEV harga mulai Rp405 juta.

    (rac/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Toyota Innova Zenix Pimpin Pasar Mobil Hybrid 2024

    Toyota Innova Zenix Pimpin Pasar Mobil Hybrid 2024

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kendaraan elektrifikasi jenis hybrid kian diminati masyarakat di Indonesia. Penjualannya sepanjang 2024 tembus puluhan ribu unit dan dipimpin oleh Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid tercatat lebih dari 49 ribu unit sepanjang Januari-November 2024.

    Sedangkan wholesales secara keseluruhan mulai Januari-November 2024 tembus 784.788 unit. Setidaknya porsi penjualan mobil hybrid 6 persen dari total penjualan domestik.

    Mobil hybrid yang paling laris terjual di Indonesia dipimpin oleh Toyota lewat Innova Zenix Hybrid dengan torehan penjualan 24.353 unit sepanjang Januari-November 2025.

    Kemudian di posisi kedua ditempati oleh Suzuki XL7 hybrid yang berhasil terjual sebanyak 8.782 unit, sedangkan ketiga disusul Yaris Cross Hybrid sekitar 3.764 unit.

    Pada posisi keempat dan kelima ditempati oleh Suzuki Ertiga Hybrid sebanyak 3.581 unit dan Toyota Alphard Hybrid 3.485 unit.

    Penjualan mobil hybrid selama Januari – November 2024:

    1. Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid: 24.353 unit
    2. Suzuki XL7 Hybrid: 8.782 unit
    3. Toyota Yaris Cross Hybrid: 3.764 unit
    4. Suzuki Ertiga Hybrid: 3.581 unit
    5. Toyota Alphard Hybrid: 3.485 unit
    6. Honda CR-V e:HEV: 2.225 unit
    7. Lexus LM350h: 1.391 unit
    8. Lexus RX 350h: 606 unit
    9. Wuling Almaz Hybrid: 496 unit
    10. Toyota Vellfire Hybrid: 470 unit.

    (can/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penjualan Mobil Listrik di Eropa Nyungsep, Mobil Hybrid Malah Naik!

    Penjualan Mobil Listrik di Eropa Nyungsep, Mobil Hybrid Malah Naik!

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik di Eropa selama November 2024 mengalami penurunan drastis. Sementara di periode yang sama, penjualan mobil hybrid justru melonjak cukup signifikan!

    Disitat dari data yang dihimpun European Automobile Manufacturers’ Association, Sabtu (21/12), penjualan mobil di Eropa selama November 2024 secara umum turun 1,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode tersebut ada 1,06 juta mobil yang terjual di Benua Biru.

    Penurunan tersebut merupakan dampak dari merosotnya penjualan di Prancis sebesar 12,7 persen dan di Italia sebesar 10,8 persen.

    Penjualan mobil di Eropa. Foto: Doc. ACEA

    Penjualan mobil listrik di Eropa selama November 2024 turun 9,5 persen menjadi hanya 130.757 unit. Penurunan paling parah terlihat di Jerman (21,8 persen) dan Prancis (24,4 persen). Padahal, pada awal tahun, penjualan kendaraan bersuara senyap itu diprediksi akan terus meningkat.

    Di saat yang sama, penjualan mobil hybrid mengalami peningkatan yang sangat impresif. Bahkan, market share-nya meningkat dari 27,5 persen menjadi 33,2 persen. Bukan hanya itu, kendaraan tersebut menjadi kontributor utama di Eropa dengan mengalahkan penjualan mobil bensin!

    Kini, market share mobil bensin hanya 30,6 persen atau 2,6 persen lebih rendah dibandingkan mobil hybrid. Hal itu membuktikan, penduduk Eropa mulai ‘hijrah’ ke kendaraan hibrida tersebut.

    Cas mobil listrik di rumah. Foto: Doc. EV Life.

    Penjualan mobil bensin mengalami penurunan di Prancis hingga 31,5 persen, di Italia sebesar 12,3 persen dan di Jerman senilai 5,3 persen. Bukan tak mungkin, angkanya makin merosot seiring kemunculan mobil-mobil hybrid baru di Eropa.

    Penjualan kendaraan diesel juga turun 15,3 persen, sehingga pangsa pasarnya berkurang dari 12,3 persen menjadi hanya 10,6 persen.

    Perincian penjualan menurut produsen mobil menunjukkan beberapa merek mengalami nasib baik. Misalnya, penjualan VW selama periode Januari-November di UE naik 2,2 persen, sementara penjualan Renault naik 1,9 persen menjadi 1.152.424 unit. Toyota termasuk di antara produsen mobil dengan kinerja terbaik, yakni melonjak 12,4 persen.

    (sfn/dry)