Topik: Penjualan Mobil

  • Kelas Menengah Turun Kasta, Industri Otomotif Hadapi Masa Sulit

    Kelas Menengah Turun Kasta, Industri Otomotif Hadapi Masa Sulit

    Jakarta

    Industri otomotif menghadapi tantangan sulit seiring melemahnya daya beli kelas menengah. Ekonom mencatat adanya tren penurunan dan perkembangan yang stagnan, menjadikan prospek sektor ini perlu mendapat perhatian lebih.

    Pengamat ekonomi, Raden Pardede, menilai berbagai insentif yang diberikan pemerintah untuk industri otomotif hanya bersifat sementara. Insentif itu tidak bisa sepenuhnya mendongkrak kinerja industri untuk terus positif.

    “Semua yang bersifat insentif itu bersifat sementara. Sebetulnya, yang utama adalah daya beli. Daya belinya itu yang utama, kalau kita lanjut, adalah kemampuan daya beli dari kelas menengah kita,” papar Raden dalam acara Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah, di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (14/1/2025).

    Lebih lanjut, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2019 hingga 2024 tercatat jumlah kelas menengah di Tanah Air berkurang secara signifikan. Kelas menengah yang dimaksud adalah masyarakat dengan pengeluaran Rp 2-9,9 juta.

    “Jumlahnya mereka itu menurun hampir 9,4 juta orang. Dia belanjanya per orang per bulan untuk kelas menengah adalah antara Rp 2 juta sampai dengan Rp 9,9 juta. Jadi, kelas menengah inilah yang sebetulnya menjadi mesin atau motor daripada perekonomian. Karena kemampuan mereka belanja sangat besar sekali,” tambah Raden yang juga Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

    Oleh sebab itu Raden menilai, industri otomotif masih akan kesulitan bangkit jika kondisi masyarakat kelas menengah belum membaik. Menurutnya kondisi serupa juga terjadi pada sektor properti.

    “Itulah yang berpengaruh pada penjualan mobil dan juga penjualan rumah. Ini sangat-sangat menentukan bagaimana penurunan kelas menengah dari 57,33 orang menjadi 47,85 juta orang,” tambah Raden.

    (fdl/fdl)

  • Pengusaha Otomotif Diingatkan Tak Kebanyakan Ambil Untung

    Pengusaha Otomotif Diingatkan Tak Kebanyakan Ambil Untung

    Jakarta, FORTUNE – Ekonom Senior Raden Pardede mengingatkan para pelaku usaha pada sektor otomotif untuk menjaga keseimbangan dalam strategi bisnisnya, khususnya di tengah menurunnya daya beli masyarakat.

    Pasalnya, penjualan mobil pada 2024 anjlok hanya 865.000 unit, jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada 1 juta unit. Para pabrikan yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga harus rela untuk mengurangi margin keuntungan.

    “Kalau boleh saran, jangan pula pengusaha di situasi saat ini mengambil margin terlalu banyak juga, dua-duanya jadi keseimbangan, ini perlu dijaga,” kata dia dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) bertajuk Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah, Selasa (14/1).

    Untuk membantu industri otomotif tetap bertahan, pemerintah telah memberikan berbagai insentif guna mendorong penjualan. Namun, pendekatan ini dinilai hanya memberikan dampak sementara.

    “Insentif ini memiliki efek jangka pendek, hanya berdampak sampai masa pemberlakuannya selesai. Hal yang lebih penting adalah bagaimana mengatasi penurunan daya beli masyarakat,” ujar Raden.

    Menjaga keseimbangan demi keberlanjutan

    Selain insentif, kata Raden, ada beberapa poin krusial disampaikan mengenai keberlanjutan industri otomotif nasional.

    Peralihan dari kendaraan berbahan bakar internal combustion engine (ICE) ke kendaraan listrik (EV) menjadi fokus utama pemerintah. Namun, skenario ini memerlukan tahapan yang realistis agar tidak menimbulkan tekanan berlebihan terhadap industri maupun konsumen.

    “Kita harus merancang skenario yang mempertimbangkan keterjangkauan (affordability) dan regulasi. Jika peralihan ini dipaksakan tanpa memperhatikan daya beli, industri bisa layu sebelum berkembang,” ujarnya.

    Menurutnya, negara-negara lain memiliki peta jalan (roadmap) masing-masing untuk mengembangkan industri otomotif. Indonesia harus menentukan arah yang sesuai dengan kondisi domestik, tanpa mengikuti roadmap negara lain secara langsung.

    “Affordability itu harus dipikirkan. Kalau kita memaksa langsung ke green car tanpa mempertimbangkan daya beli masyarakat, justru industri ini bisa mati sebelum berkembang,” katanya.

    Ke depan, keberlanjutan industri otomotif sangat bergantung pada peningkatan kelas menengah di Indonesia. Dengan daya beli yang meningkat, industri otomotif akan memiliki basis konsumen yang lebih kuat. Namun, semua pihak, baik pemerintah maupun pelaku usaha, perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung.

    Langkah-langkah strategis yang mempertimbangkan keterjangkauan, regulasi, dan kesinambungan ekonomi menjadi kunci agar industri otomotif Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan.

    Kenaikan harga mobil

    Sementara itu, Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut kenaikan harga mobil memang lebih besar bila dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Alhasil, masyarakat makin sulit untuk membeli mobil baru.

    “Harga mobil naik 7,5 persen, sementara kenaikan income masyarakat di batas inflasi sekitar 3 persen, jadi makin lama makin sulit beli mobil baru,” kata Kukuh.

    Di sisi lain, kelas menengah belakangan membeli mobil bekas karena lebih transparan, misalnya disampaikan kondisi mobil seperti mobil bekas baret, bekas banjir.

    “Diperkirakan pasar mobil bekas 1,8 juta unit setahun, sementara mobil baru 1 juta unit, jadi 2,8 juta alangkah eloknya dimanfaatkan kendaraan baru jadi industri komponen bisa jalan,” ujar Kukuh.

  • Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia sepanjang 2024

    Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia sepanjang 2024

    Jakarta

    Pemerintah akan memberikan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil hybrid. Mobil yang menggabungkan mesin bakar dengan motor listrik itu akan mendapat potongan pajak tahun ini.

    Pemerintah telah menyiapkan rangkaian insentif untuk kendaraan di tahun 2025. Salah satunya berupa diskon (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) PPnBM untuk mobil hybrid.

    Kendati demikian, tak semua mobil hybrid bisa menikmati diskon PPnBM sebesar tiga persen dari pemerintah. Mobil hybrid yang berhak mendapat diskon pajak itu adalah mobil yang sudah diproduksi di dalam negeri.

    Kini, mobil hybrid semakin banyak peminatnya. Berbagai pabrikan otomotif pun menawarkan beragam pilihan mobil berteknologi hybrid.

    Berdasarkan data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid tercatat lebih dari 50.000 unit sepanjang tahun 2024.

    Soal mobil hybrid terlaris, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid masih jadi rajanya. MPV dengan sentuhan elektrifikasi andalan Toyota itu mencatatkan penjualan terbanyak sepanjang tahun 2024. Innova Zenix Hybrid tercatat terjual sebanyak 26.470 unit.

    Selanjutnya, Suzuki XL7 Hybrid menjadi mobil hybrid terlaris kedua di bawah Innova Zenix. Suzuki XL7 Hybrid mencatatkan penjualan sebanyak 10.129 unit.

    Kemudian di urutan ketiga ada Suzuki Ertiga Hybrid dengan penjualan sebanyak 4.188 unit. Di tempat keempat, Yaris Cross Hybrid membukukan angka penjualan sebanyak 4.114 unit, terpaut tipis dengan Ertiga Hybrid.

    Untuk lebih jelas, berikut mobil hybrid terlaris tahun 2024 berdasarkan data wholesales Gaikindo.

    15 Mobil Hybrid Terlaris 2024:Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid: 26.470 unitSuzuki XL7 Hybrid: 10.129 unitSuzuki Ertiga Hybrid: 4.188 unitToyota Yaris Cross Hybrid: 4.114 unitToyota Alphard Hybrid: 3.838 unitHonda CR-V e:HEV: 2.373 unitLexus LM350h: 1.449 unitLexus RX 350h: 654 unitWuling Almaz Hybrid: 522 unitToyota Vellfire Hybrid: 510 unitHyundai Santa Fe Hybrid: 453 unitGWM Tank 500 HEV: 441 unitMG VS HEV Magnify: 312 unitGWM Tank 300 HEV: 251 unitAccord HEV: 210 unit.

    (rgr/dry)

  • Penjualan Daihatsu Tahun 2024 Tembus 168 Ribu Unit, Sigra Jadi Andalan

    Penjualan Daihatsu Tahun 2024 Tembus 168 Ribu Unit, Sigra Jadi Andalan

    Jakarta

    Daihatsu mengumumkan data penjualan mobil tahun 2024. Sepanjang tahun kemarin, Daihatsu membukukan penjualan ritel sebanyak 168.263 unit. Angka itu mengalami penurunan dari penjualan ritel tahun 2023 yang mencatatkan angka 194.108 unit.

    Selama 2024 penjualan Daihatsu didukung tiga model, mulai LCGC MPV Daihatsu Sigra, yang menjadi kontributor utama penjualan Daihatsu dengan penjualan 54.366 ribu atau berkontribusi sebesar 32%. Selanjutnya, disusul mobil komersial Daihatsu Gran Max Pick Up sebanyak 41.703 unit sebesar 25%, dan Terios sebanyak 19.873 unit atau sekitar 12%.

    Daihatsu Gran Max Foto: (Daihatsu)

    Selanjutnya mobil LCGC hatchback Daihatsu Ayla berada di posisi empat dengan penjualan sebanyak 18.588 unit yang berkontribusi sekitar 11%, disusul Gran Max Mini Bus 15.040 unit (9%), Xenia 11.014 unit (7%), serta model lainnya seperti Rocky, Luxio, dan Sirion yang menyumbang lebih dari tujuh ribu unit atau menyumbang sekitar 4%.

    Daihatsu mengklaim, capaian penjualan ini berkat dukungan beragam kemudahan dalam membeli mobil Daihatsu melalui kredit fleksibel dari perusahaan leasing, kemudahan layanan purnajual dan perawatan kendaraan, program trade in, serta promo penjualan spesial dengan hadiah menarik.

    Informasi penawaran dan layanan lebih lengkap, kunjungi website www.Astra-Daihatsu.id atau melalui mobile apps DaihatsuKu.

    Daihatsu Terios Foto: Dok. Astra Daihatsu Motor

    “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan kepada Daihatsu. Capaian ini mencerminkan komitmen kami yang selalu berusaha menghadirkan beragam program penawaran spesial dalam menyediakan mobil sesuai kebutuhan pelanggan, khususnya pembeli mobil pertama. Semoga pasar otomotif di Indonesia di tahun 2025 dapat bertumbuh, dan Daihatsu dapat berkontribusi positif pada industri otomotif nasional,” ungkap Tri Mulyono, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, dalam keterangan resminya.

    (lua/din)

  • BYD M6 Juara meski Baru Datang di Babak Kedua

    BYD M6 Juara meski Baru Datang di Babak Kedua

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik menjadi salah satu segmen yang paling menarik dinanti-nanti. Peminat mobil listrik semakin banyak, pemain baru dari berbagai negara pun berdatangan. Lantas mobil listrik apa saja yang terlaris di Indonesia?

    Berdasarkan data penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), MPV listrik BYD M6 menjadi mobil paling laris di Indonesia sepanjang tahun 2024. Padahal, distribusi BYD M6 baru dimulai pada Juli 2024.

    Sepanjang tahun 2024, BYD menjual M6 sebanyak 6.124 unit. Itu menjadi penjualan mobil listrik tertinggi di Indonesia tahun lalu.

    Di posisi kedua ada Wuling BinguoEV. Mobil listrik andalan Wuling itu mencatatkan angka 5.156 unit.

    Selanjutnya, mobil listrik BYD di segmen sedan, BYD Seal, jadi mobil listrik terlaris ketiga sepanjang tahun 2024. BYD Seal tercatat terjual sebanyak 4.828 unit.

    Di urutan keempat kembali ditempati mobil listrik dari Wuling dengan model Wuling Air ev. Mobil listrik mungil andalan Wuling itu mencatatkan angka penjualan sebanyak 4.440 unit sepanjang Januari-Desember 2024.

    Menutup lima besar ada Chery Omoda E5. Penjualan mobil listrik Chery itu terjual sebanyak 4.425 unit, beda tipis dengan Wuling Air ev di atasnya.

    Berikut daftar mobil listrik terlaris di Indonesia tahun 2024 berdasarkan data wholesales yang dirilis Gaikindo, Senin (13/1/2025).

    15 Mobil Listrik Terlaris 2024BYD M6: 6.124 unitWuling BinguoEV: 5.156 unitBYD Seal: 4.828 unitWuling Air ev: 4.440 unitChery Omoda E5: 4.425 unitWuling Cloud EV: 3.521 unitBYD Atto 3: 3.291 unitMG 4 EV: 2.340 unitHyundai Ioniq 5: 1.561 unitHyundai Kona EV: 1.196 unitBYD Dolphin: 1.186 unitAION Y Plus: 861 unitMG ZS EV: 767 unitChery J6: 585 unitNeta V-II: 443 unit.

    (rgr/dry)

  • Penjualan Mobil 2024 Capai 856 Ribu, Grup Astra Kuasai 56%

    Penjualan Mobil 2024 Capai 856 Ribu, Grup Astra Kuasai 56%

    Jakarta, FORTUNE – Industri Otomotif sepanjang 2024 terpantau lesu, seiring dengan turunnya penjualan mobil nasional. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil domestik hanya mencapai 865.723 unit, turun 13,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,05 juta unit.

    Dari total 865 ribu kendaraan yang terjual, sebanyak 482.964 unit berasal dari merek-merek otomotif Grup Astra. Dengan demikian, perusahaan konglomerasi ini menguasai 56 persen pangsa pasar otomotif nasional, stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk, Boy Kelana Soebroto, mengatakan Astra berharap pada 2025 ini akan ada berbagai katalis positif yang mampu menjaga daya beli masyarakat. sehingga dapat mendorong pertumbuhan penjualan otomotif nasional. 

    “Kami juga berharap agar dapat terus mempertahankan posisi pangsa pasar kami,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Senin (13/1).

    Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto sebelumnya memperkirakan penjualan mobil hingga akhir 2024 dapat menyentuh 850 ribu unit. Angka ini telah mengalami revisi dari target sebelumnya 1,1 juta unit seiring indikasi pelemahan daya beli. 

  • Penjualan Mitsubishi XForce Diklaim Naik hingga 20% Berkat Ini

    Penjualan Mitsubishi XForce Diklaim Naik hingga 20% Berkat Ini

    Jakarta

    Mitsubishi mengklaim penjualan mobil SUV kompak, XForce, meningkat hingga 20%. Kehadiran varian tertinggi, Ultimate DS (Diamond Sense), menjadi pemicunya.

    “Dengan adanya XForce DS ini total penjualan XForce naik, dari 10 hingga 20%. Penjualan XForce terus meningkat karena memang semakin banyak yang membeli tipe DS ini,” ungkap Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia) Yoshio Igarashi, di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Sebagai informasi, Mitsubishi XForce tipe Ultimate DS ini kali pertama diperkenalkan pada November 2024 lalu lewat pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Salah satu pembaruan penting di model tertinggi XForce ini adalah fitur 6 airbags yang tentunya bikin penumpang semakin aman.

    Selain itu, XForce Ultimate DS juga dibekali fitur-fitur ADAS (Advance Driving Assistance System) seperti model sebelumnya, meliputi Active Stability Control, Hill Start Assist, Blind Spot Warning, serta Rear Cross Traffic Alert, Tire Pressure Monitoring System.

    Tapi di versi Ultimate DS, fitur-fitur ADAS itu bertambah menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Mitsubishi menyebut fiturnya sebagai Diamond Sense, rangkaian fitur keselamatan canggih yang dirancang meningkatkan kesadaran pengemudi dan membantu mencegah kecelakaan.

    Fitur-fitur ADAS tambahan tersebut antara lain Rear Cross Traffic Alert, Forward Collision Mitigation, Blind Spot Warning, Adaptive Cruise Control, Lead Car Departure Notification, serta Auto High Beam.

    Selain itu, Mitsubishi XForce juga punya fitur canggih antara lain kunci keyless, Auto Lamp, Auto Wiper, Brake Auto Hold, Wireless Charging & Connectivity, Active Yaw Control, juga Anti-lock Braking System, dan Electronic Brake Distribution.

    Mitsubishi tidak menyebut lebih rinci soal data penjualan Mitsubishi XForce. Tapi mereka mengklaim sudah memasarkan hampir 10 ribu unit sejak pertengahan 2023 lalu hingga saat ini. Dan kehadiran varian Ultimate DS menjadi menjadi pendongkrak penjualan.

    “Untuk angka detail penjualan XForce DS belum bisa kami informasikan secara gamblang. Tapi untuk volume penjualan meningkat 10 sampai 20%, dan sekarang ini beberapa bulan sudah meningkat sekitar 15%,” sambung Igarashi.

    “Memang proyeksinya Ultimate DS akan mendominasi penjualan seluruh XForce sampai 70-80%,” tambah dia.

    (dry/din)

  • Mobil Jepang Semua, Innova Jadi Raja

    Mobil Jepang Semua, Innova Jadi Raja

    Jakarta

    Toyota Kijang Innova masih menjadi raja otomotif di Indonesia. Penjualan Kijang Innova menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2024.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap data penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Desember 2024 tembus 865.723 ribu unit. Sedangkan data retail sales (distribusi dealer ke konsumen) sebanyak 889.680 unit.

    Angka penjualan mobil itu turun jika dibandingkan secara year to year. Angka wholesales penjualan mobil anjlok 13,9 persen dibandingkan tahun lalu, tercatat pada 2023 bisa menembus angka 1.005.802 unit. Tren penurunan juga terjadi secara penjualan retail, anjlok sampai 10,9 persen.

    Meski begitu, pencapaian ini melebihi target revisi Gaikindo. Pada awalnya, asosiasi dari 42 merek otomotif di Indonesia ini punya target penjualan sebesar 1,1 juta unit, namun target sempat direvisi menjadi 850 ribu unit.

    Bicara soal mobil terlaris, Toyota Kijang Innova masih menjadi mobil paling laris di Indonesia. Gabungan penjualan Tota Kijang Innova Reborn dan Zenix itu mencatatkan angka penjualan wholesales sebanyak 63.676 unit.

    Posisi kedua ditempat ‘adik’ Kijang Innova, yaitu Toyota Avanza. MPV berjuluk mobil sejuta umat itu mencatatkan penjualan wholesales sebanyak 55.838 unit.

    Lanjut di urutan ketiga, LCGC 7-seater Daihatsu Sigra menjadi mobil terlaris di Indonesia setelah Innova dan Avanza. Daihatsu melepas Sigra sebanyak 54.709 unit.

    Kemudian Honda Brio RS dan Satya menjadi mobil terlaris keempat dengan penjualan wholesales sebanyak 51.133 unit. Menutup lima besar ada Daihatsu Gran Max Pick-Up dengan catatan wholesales sebanyak 42.122 unit.

    Berikut daftar mobil terlaris di Indonesia tahun 2024 berdasarkan data yang dirilis Gaikindo, Senin (13/1/2025).

    20 Mobil Terlaris 2024Toyota Kijang Innova (Reborn dan Zenix): 63.676 unitToyota Avanza: 55.838 unitDaihatsu Sigra: 54.709 unitHonda Brio (RS dan Satya): 51.133 unitDaihatsu Gran Max Pick-Up: 42.122 unitToyota Calya: 39.909 unitMitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 32.906 unitToyota Rush: 31.753 unitSuzuki Carry: 30.075 unitToyota Agya: 19.795 unitDaihatsu Terios: 17.800 unitDaihatsu Ayla: 17.456 unitHonda HR-V: 16.211 unitToyota Hilux (termasuk Single & Double Cabin dan Rangga): 15.484 unitSuzuki XL7: 15.388 unitToyota Veloz: 13.741 unitDaihatsu Gran Max (Blind Van dan Minibus): 13.694 unitHonda WR-V: 13.165 unitToyota Raize: 13.134 unitToyota Fortuner: 12.947 unit.

    (rgr/din)

  • Penjualan Mobil China di Indonesia 2024, Wuling Dikejar BYD

    Penjualan Mobil China di Indonesia 2024, Wuling Dikejar BYD

    Jakarta

    Brand mobil asal Tiongkok makin eksis di Indonesia, jumlah pemainnya bertambah jika dibandingkan tahun lalu. Seberapa banyak penjualan khusus merek China pada Januari-Desember tahun 2024?

    Berdasarkan data yang diungkapkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealar) mobil secara nasional tembus 865.723 unit. Turun 13,9 persen atau 140.079 unit dibandingkan tahun lalu.

    Khusus merek China, ada 12 merek yang berusaha mendapatkan hati masyarakat Indonesia, antara lain Wuling, BYD, Chery, Morris Garage, DFSK, Seres, Neta, Tank, Baic, Haval, Ora, dan Aion.

    Wuling yang masuk dari tahun 2017 masih memimpin penjualan merek China di Indonesia. Secara wholesales, Wuling sudah mengirimkan 21.923 unit pada 2024. Hasil tersebut bikin Wuling masuk daftar 10 mobil terlaris di Indonesia. Sedangkan retail sales (distribusi dealer ke konsumen) jumlahnya mencapai 25.067 unit, membuatnya berada di peringkat delapan.

    Merek China yang masuk peringkat kedua adalah BYD. Meski terhitung sebagai pendatang baru, BYD juga sanggup bersaing dengan deretan merek China lainnya, bahkan merek Jepang. BYD secara wholesales mendistribusikan 15.429 unit sementara yang dikirim ke garasi konsumen mencapai 13.946 unit. Dari data Gaikindo, BYD baru tujuh bulan berjualan di Indonesia.

    Ketiga terdapat brand Chery. Pada Desember 2024, brand yang bermarkas di Wuhu, Anhui, China itu mengirim mobil dari pabrik ke dealer tembus 1.449 unit, ini jadi rekor baru sepanjang Chery berkiprah di Indonesia. Secara total penjualan 2024, Chery sudah mendistribusikan 9.191 unit atau mengambil 1,1 persen pangsa pasar. Sementara itu, mobil yang dikirimkan ke garasi konsumen mencatatkan angka 8.626 unit.

    Morris Garage (MG) brand asal Inggris yang sudah di bawah payung produsen asal China, Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) Motor menempati peringkat keempat penjualan mobil China di Tanah Air. Penjualan wholesales-nya mencapai 3.974 unit, sedangkan retail sales mencatatkan 4.123 unit.

    AION menjadi merek mobil asal China yang masuk lima besar. Penjualannya tembus 1.240 unit untuk wholesales, sedangkan retail sales-nya mencapai 960 unit.

    Untuk melihat lebih lengkapnya, berikut ini daftar mobil China terlaris di Indonesia:

    Wholesales

    1. Wuling: 21.923 unit
    2. BYD: 15.429 unit
    3. Chery: 9.191 unit
    4. Morris Garage: 3.974 unit
    5. AION: 1.240 unit
    6. DFSK: 828 unit
    7. Tank: 692 unit
    8. Neta: 607 unit
    9. Baic: 296 unit
    10. Haval: 104 unit
    11. Seres: 89 unit
    12. Ora: –

    Retail Sales

    1. Wuling: 25.067 unit
    2. BYD: 13.964 unit
    3. Chery: 8.626 unit
    4. Morris Garage: 4.123 unit
    5. DFSK: 1.097 unit
    6. AION: 960 unit
    7. Tank: 600 unit
    8. Neta: 570 unit
    9. Baic: 198 unit
    10. Seres: 98 unit
    11. Haval: 75 unit
    12. Ora: –

    (riar/din)

  • 1 Asal China, 8 dari Jepang, BYD Masuk?

    1 Asal China, 8 dari Jepang, BYD Masuk?

    Jakarta

    Toyota mengukuhkan diri sebagai raksasa otomotif di Indonesia dari penjualan mobil sepanjang tahun 2024. Merek itu menduduki peringkat pertama dengan total penjualan wholesales (distribusi pabrik ke dealer) 288.982 unit.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap data penjualan wholesales sepanjang Januari-Desember 2024 tembus 865.723 ribu unit. Sedangkan data retail sales (distribusi dealer ke konsumen) sebanyak 889.680 unit.

    Data penjualannya kurang oke jika dibandingkan secara year to year. Angka wholesales penjualan mobil anjlok 13,9 persen dibandingkan tahun lalu, tercatat pada 2023 bisa menembus angka 1.005.802 unit. Tren penurunan juga terjadi secara penjualan retail, penurunan sampai 10,9 persen.

    Angka penjualan tahun 2024 tembus 865.723 unit, pencapaian ini melebihi target Gaikindo. Semula, asosiasi dari 42 merek otomotif di Indonesia ini punya target penjualan sebesar 1,1 juta unit, namun target sempat direvisi menjadi turun 850 ribu unit.

    Di tengah gempuran hadirnya merek-merek baru, mobil lansiran Jepang masih jadi favorit masyarakat Indonesia, terbukti 8 dari 10 mobil terlaris adalah brand dari Jepang. Sedangkan dua tersisa adalah Korea Selatan dan China.

    Toyota menjadi yang pertama di Indonesia. Merek tersebut menguasai pangsa pasar sebesar 33,4 persen secara wholesales. Secara angka, Toyota berhasil mencetak 288.982 unit.

    Tepat di bawah Toyota ada Daihatsu yang membukukan penjualan sebanyak 163.032 unit atau pangsa pasar sebesar 18,8 persen. Di posisi ketiga ada Honda yang mencatatkan penjualan sebanyak 94.742 unit, atau jumlah penjualannya setara dengan 12,8 persen dari total penjualan di Indonesia.

    Meski belakangan keberadaan China makin masif, namun faktanya belum sanggup mengalahkan dominasi merek Jepang. Dari 10 besar merek terlaris, merek China hanya ada Wuling, Itupun berada di posisi 10 dengan torehan angka 21.923 unit.

    Sementara itu, merek Korea Selatan Hyundai bertengger di posisi kesembilan dengan penjualan sebanyak 22.361 unit.

    Yang menarik perhatian justru BYD yang baru tujuh bulan berjualan di Indonesia. Merek mobil listrik terlaris di dunia itu sudah menjual 15.429 unit mobil atau berhasil mengambil 1,8 persen pasar otomotif Indonesia. BYD sudah menjual lebih dari 1.500 unit mobil di Indonesia per bulannya. Namun angka itu belum cukup mengantarkan BYD untuk tembus 10 besar, saat ini BYD menempati peringkat ke-11 mobil terlaris di Indonesia.

    Berikut ini 10 merek mobil terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2024

    Wholesales

    1. Toyota: 288.982 unit
    2. Daihatsu: 163.032 unit
    3. Honda: 94.742 unit
    4. Mitsubishi Motors: 72.217 unit
    5. Suzuki: 66.809 unit
    6. Mitsubishi Fuso: 27.721 unit
    7. Isuzu: 26.379 unit
    8. Hino: 24.158 unit
    9. Hyundai: 22.361 unit
    10. Wuling: 21.923 unit

    Retail sales:

    1. Toyota: 293.788 unit
    2. Daihatsu: 168.263 unit
    3. Honda: 103.023 unit
    4. Mitsubishi Motors: 74.030 unit
    5. Suzuki: 69.392 unit
    6. Isuzu: 28.759 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 27.683 unit
    8. Wuling: 25.067 unit
    9. Hino: 22.925 unit
    10. Hyundai: 22.097 unit

    (riar/lua)