Topik: Penjualan Mobil

  • 50.000 Mobil Listrik BYD Bakal Jadi Taksi Online

    50.000 Mobil Listrik BYD Bakal Jadi Taksi Online

    Jakarta

    Grab bersama BYD mengumumkan kemitraan regional untuk menggunakan armada mobil listrik. Sebanyak 50.000 unit kendaraan listrik (EV) BYD akan digunakan oleh mitra pengemudi Grab di seluruh Asia Tenggara.

    Kerja sama ini merupakan upaya untuk meningkatkan elektrifikasi sektor transportasi di Asia Tenggara. Grab dan BYD menyediakan akses kendaraan listrik dengan harga paling kompetitif bagi mitra armada dan mitra pengemudi Grab dengan garansi baterai yang lebih panjang.

    Pengemudi akan memiliki pilihan untuk menyewa mobil listrik BYD dari mitra armada Grab atau memilih dukungan pembiayaan melalui skema kepemilikan mobil Grab. Kemitraan ini mendukung komitmen Grab untuk membantu mitra pengemudi mempercepat transisi ke moda transportasi tanpa emisi.

    “BYD, sebagai produsen kendaraan energi baru terkemuka di dunia, akan mengintegrasikan teknologi kami dengan teknologi Grab sebaik-baiknya, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk memberikan pengalaman yang unik dan tak tertandingi bagi pengemudi dan penggunanya. Kami terus berdedikasi pada tujuan kami untuk membangun ekosistem tanpa emisi dan kami berkomitmen untuk mendukung armada dan mitra pengemudi Grab. Melalui kolaborasi ini, kami bekerja sama dengan Grab untuk mewujudkan visi mendinginkan bumi hingga satu derajat,” kata Liu Xueliang, General Manager Divisi Penjualan Mobil BYD Asia Pasifik.

    Kemitraan ini mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Adapun beberapa mobil listrik BYD yang akan menjadi armada taksi online Grab antara lain DENZA D9, BYD ATTO3, BYD SEAL, dan BYD M6.

    DENZA D9 yang merupakan MPV listrik mewah dari BYD akan menjadi armada premium dari Grab. Kendaraan itu akan memberikan kenyamanan kepada penumpangnya.

    “Grab bermaksud agar DENZA, merek kendaraan listrik premium dari BYD, menjadi landasan armada GrabExec yang menampilkan MPV listrik mewah tujuh penumpang DENZA D9. Kendaraan ini dirancang dengan fitur-fitur canggih, untuk menawarkan kenyamanan dan kemewahan yang tak tertandingi. Dengan mengintegrasikan DENZA D9 ke dalam armadanya, Grab bermaksud untuk menetapkan standar baru dalam transportasi eksekutif, yang berlandaskan pada kenyamanan, gaya, dan keberlanjutan,” demikian dikutip dari siaran pers Grab.

    (rgr/din)

  • Kemenperin Usul Insentif PPnBM Kendaraan Hybrid 3% – Page 3

    Kemenperin Usul Insentif PPnBM Kendaraan Hybrid 3% – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Industri otomotif tengah menghadapi tantangan yang cukup berat. Industri ini tengah terbentur pelemahan daya beli. Terbukti, periode Januari – Desember 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023.

    Selain itu, di 2025 ini kinerja industri otomotif diproyeksi terus menurun karena adanya implementasi kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) serta penerapan opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Darta mengatakan, sebagai salah satu sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB nasional, industri otomotif mencatatkan perkiraan penurunan sebesar Rp 4,21 triliun pada 2024.

    “Ini berimbas ke sektor backward linkage sebesar Rp 4,11 triliun dan sektor forward linkage sebesar Rp3,519 triliun,” kata Setia Darta pada acara diskusi yang bertajuk “Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah” di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (15/1/2025).

    Menyadari pentingnya sektor otomotif bagi kontribusi ekonomi Indonesia dan tantangan yang dihadapi pada 2025, Kementerian Perindustrian secara aktif menyampaikan usulan insentif dan relaksasi kebijakan kepada pemangku kepentingan terkait. Beberapa usulan insentif itu antara lain PPnBM ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan hybrid (PHEV, full, mild) sebesar 3%.

    Selain itu, insentif PPN DTP untuk kendaraan EV sebesar 10% untuk mendorong industri kendaraan listrik, dan penundaan atau keringanan pemberlakuan opsen PKB dan BBNKB.

    “Saat ini sebanyak 25 provinsi yang menerbitkan regulasi terkait relaksasi opsen PKB dan BBNKB. Kebijakan ini diharapkan mampu memberikan dukungan nyata terhadap keberlanjutan industri otomotif nasional serta menjaga daya saingnya di pasar domestik maupun global,” ungkap Dirjen ILMATE.

    Ke-25 provinsi itu di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTB, Bali, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

     

  • Penjualan ‘Mobil Murah’ Terjun Payung sepanjang Tahun 2024

    Penjualan ‘Mobil Murah’ Terjun Payung sepanjang Tahun 2024

    Jakarta

    Penjualan mobil pada 2024 menurun, jika dibandingkan dengan penjualan mobil pada 2023. Jika penjualan mobil pada 2023 mencapai 1.005.802 unit, penjualan pada 2024 hanya menyentuh 865.753 unit.

    Segmen ‘mobil murah’ yang dihuni Low Cost Green Car (LCGC) juga ikut merosot, seperti tercermin dalam data Gaikindo dan data penjualan mobil Desember 2024 yang dirilis Astra International. Jika pada 2023 penjualan LCGC mencapai 204.705 unit, penjualan LCGC pada 2024 hanya 176.766 unit.

    Jika dikalkulasi, LCGC turun penurunan hingga 27.939 unit. Wow, penurunan yang cukup besar.

    Berdasarkan data yang sama juga dijelaskan, meski penjualan mobil LCGC mengalami penurunan, mobil LCGC dari Astra Group berhasil menguasai market LCGC hingga 74 persen, dan 26 Persen market dikuasai pabrikan otomotif non Astra Group.

    Berikut penjualan mobil di Indonesia 2024:Ilustrasi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ke-31 yang digelar 18-28 Juli 2024 di ICE BSD City, Tangerang. GIIAS merupakan pameran otomotif terbesar. Pengunjung memadati arema GIIAS 2024 di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (18/7/2024). Foto: Andhika Prasetia

    Group Astra

    – TOYOTA + LEXUS: 291,566 Unit

    – DAIHATSU: 163,032 Unit

    – ISUZU: 26,379 Unit

    – UD Trucks: 1,960 Unit

    – PEUGEOT: 27 Unit

    Non Group Astra

    – MITSUBISHI: 99,938 Unit

    – HONDA: 94,742 Unit

    – SUZUKI: 66,809 Unit

    – HYUNDAI: 22,361 Unit

    – WULING: 21,923 Unit

    – CHERY: 9,191 Unit

    – BYD: 15,429 Unit

    – Brand Lainnya/Gabungan: 52,366 Unit

    (lth/dry)

  • Ini Mobil BYD yang Paling Laris di Indonesia

    Ini Mobil BYD yang Paling Laris di Indonesia

    Jakarta

    Ada empat model mobil BYD yang dijual di Indonesia. Dari keempat model itu, mana yang paling laris?

    Tahun 2024, pasar otomotif Indonesia diramaikan dengan kehadiran pabrikan China BYD. BYD pada awal pembuka tahun 2024, dengan langsung menyajikan tiga model sekaligus yaitu Dolphin, Seal, dan juga Atto 3. Enam bulan berselang, BYD bikin kejutan dengan menambah lini produknya di dalam negeri lewat MPV listrik M6.

    Di pasar mobil listrik dalam negeri, BYD punya pasarnya tersendiri. Meski terhitung sebagai pendatang baru dan mendistribusikan mobilnya di paruh kedua, jajaran mobil listrik BYD justru jadi yang terlaris. Dari keempat model tersebut BYD M6 jadi primadona. MPV listrik perdana di RI itu juga menjadi mobil listrik terlaris dalam negeri.

    Mobil Terlaris BYD di Indonesia

    Dilihat detikOto dalam data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang tahun 2024, BYD M6 terdistribusi sebanyak 6.124 unit. Distribusi BYD M6 itu melampaui deretan mobil listrik yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia seperti Wuling BinguoEV, Wuling Air ev, Hyundai Ioniq 5, hingga Chery Omoda E5. Ini juga menjadikan M6 sebagai mobil terlaris yang dijual di Indonesia. Berikut ini rincian penjualan mobil BYD di Indonesia

    – BYD M6: 6.124 unit
    – BYD Seal: 4.828 unit
    – BYD Atto 3: 3.291 unit
    – BYD Dolphin: 1.186 unit

    Bicara spek, di antara model lainnya, M6 boleh dibilang yang paling relevan untuk masyarakat Indonesia. Mobil ini bertarung dengan MPV bermesin konvensional yang dihuni Avanza cs. BYD M6 diketahui memiliki kapasitas hingga tujuh penumpang. BYD juga menyebut, M6 yang dirilis pada ajang GIIAS 2024 itu memang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

    Spesifikasi BYD M6

    BYD M6 memiliki panjang 4.710 mm, lebar 1.810 mm, tinggi 1.690 mm, dan jarak sumbu roda 2.800 mm. Tinggi ground clearancenya 170 mm.

    BYD M6 menggunakan Blade Battery milik BYD. Ada dua opsi baterai yang ditawarkan BYD M6. Untuk versi standard menggendong baterai berkapasitas 55,4 kWh. Berkat baterai itu, mobil bisa menempuh jarak sejauh 420 km. Versi standar ini memiliki kapasitas 7-seater. Khusus versi ini, baterai bisa dicas dengan DC 89 kW dan AC 7 kW. Akselerasi 0-100 km/jam menggunakan baterai ini dapat ditempuh dalam waktu 10,1 detik.

    Selanjutnya ada baterai berkapasitas 71,8 kWh yang tersemat pada varian Superior Captain dan Superior. Varian Superior Captain mengusung konfigurasi 6 tempat duduk sedangkan Superior 7-seater. Baterai yang diusung Superior Captain dan Superior ini bisa menempuh jarak sejauh 530 km. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh lebih cepat yaitu 8,6 detik. Soal pengecasan, baterai 71,8 kWh ini bisa menggunakan DC 115 kW dan AC 7 kW.

    BYD M6 dilengkapi dengan 6 airbag untuk seluruh varian. Kemudian fitur tyre pressure monitoring system, isofix, ABS, electric parking brake, electronic stability control, traction control system, electronic brake-force distribution, vehicle dynamic control system, hill hold control, brake disc wiping system, coordinated regenerative braking system, roll movement intervention, brake override system, around vie monitor, rear 4 radars, auto hold juga tersedia di seluruh varian M6.

    Di varian Superior Captain dan Superior juga tersemat fitur adaptive cruise control, autonomous emergency braking, door open warning, intelligent cruise control, predictive collision warning, rear collision warning, blind spot detection, rear cross traffic alert, dan rear cross traffic brake.

    Soal harga, BYD M6 saat ini ditawarkan mulai Rp 383 juta untuk varian Standard (7-seater), Rp 423 juta untuk Super (7-seater), dan Rp 433 juta untuk Superior Captain (6-seater).

    (dry/din)

  • LCGC Disebut Bukan Barang Mewah, Harga Kok Tembus Rp 200 Juta?

    LCGC Disebut Bukan Barang Mewah, Harga Kok Tembus Rp 200 Juta?

    Jakarta

    Harga mobil Low Cost Green Car (LCGC) makin tinggi memasuki tahun 2025. Proyek LCGC yang berhasil mendongkrak penjualan mobil 12 tahun lalu itu sekarang harganya tembus Rp 200 juta!

    Penyesuaian harga LCGC dilakukan masing-masing pabrikan mobil di Indonesia. Honda Brio Satya termasuk salah satunya, LCGC andalan Honda itu kini tembus Rp 200 juta, tepatnya untuk model Brio Satya E CVT Rp 202,5 juta.

    Dengan kenaikan tersebut, Brio Satya masih menyandang status sebagai LCGC termahal di Indonesia. Tak cuma itu, Brio Satya juga jadi satu-satunya LCGC yang banderolnya tembus Rp 200 juta. Sebagai perbandingan, Toyota Agya paling mahal dibanderol Rp 197,1 juta, Calya varian tertinggi dibanderol Rp 192,6 juta, Ayla Rp 188,5 juta, dan Sigra Rp 181,3 juta.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan kenaikan LCGC harus mendapat izin dari Kementerian Perindustrian. Pabrikan juga sudah menghitung soal kenaikan LCGC berdasarkan biaya ongkos produksi.

    “LCGC itu kenaikannya dijaga, dan itu ada hitungannya, dan dilaporkan ke Kemenperin untuk dapat approval, naiknya berapa. Karena mau nggak mau, ada biaya produksi yang naik, nilai tukar naik, harus ada penyesuaian. Makanya yang tadi harganya ratusan jadi (hampir) Rp 200 juta,” kata Kukuh Kumara dalam diskusi Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah dalam Forum Wartawan Industri, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    LCGC sudah ada di Indonesia sejak tahun 2013. Program LCGC sengaja dibuat pemerintah karena ditujukan bagi mereka yang ingin memiliki mobil namun kemampuan uangnya terbatas. Adapun syaratnya dari kapasitas mesin mobil di kisaran 980-1.200cc dengan konsumsi BBM minimal 20 km/liter.

    Dulu LCGC mendapat keistimewaan karena bebas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Berkat kehadiran LCGC, penjualan mobil di Indonesia bisa tembus di atas 1 juta unit. Torehan tertinggi yang belum pernah pecah rekor lagi pada tahun 2013, angkanya mencapai 1.229.811 unit.

    Selain inflasi, harga mobil LCGC juga dipengaruhi oleh instrumen pajak. Tahun ini LCGC tetap masuk barang yang masuk kategori Pajak Pertambahan Nilai (PPN), selain itu LCGC juga tidak lagi bebas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

    “Ini kendaraan yang diminati masyarakat dalam batasan kemampuan mereka, data kita itu hampir 70 persen yang dibeli masyarakat Rp 300 juta ke bawah.” kata Kukuh.

    “Mobil harganya Rp 100 juta, on the road-nya jadi Rp 140-150 juta. Separuhnya sendiri bentuknya pajak. Di sisi lain kendaraan itu (LCGC) sekarang kategorinya bukan kendaraan mewah, karena dipakai untuk cari uang, ini jadi bahan pertimbangan sendiri, kalau kemudian ekonomi tumbuh, kelas menengah tumbuh, pendapatannya naik, mereka mampu beli mobil. Industrinya akan tumbuh,” kata Kukuh.

    (riar/dry)

  • Ekspansi Besar-besaran, Segini Banyak Mobil Dibikin China Dalam Setahun

    Ekspansi Besar-besaran, Segini Banyak Mobil Dibikin China Dalam Setahun

    Jakarta

    Pabrikan otomotif asal China melakukan ekspansi besar-besaran ke berbagai negara di dunia. Salah satu tujuannya adalah pasar otomotif di Indonesia. Mobil buatan China pun mencapai puluhan juta unit dalam setahun.

    Dikutip Carnewschina, Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) mengumumkan, China telah memproduksi mobil sebanyak 31,282 juta unit sepanjang tahun 2024. Angka itu meningkat 3,7 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Sementara itu, untuk jumlah produksinya, China telah membuat 31,436 juta unit mobil tahun lalu. Produksi mobil made in China meningkat 4,5 persen dari tahun 2023. Sebanyak 5,859 juta unit di antaranya dikirim ke berbagai negara. Angka ekspor mobil china naik 19,3 persen.

    Peningkatan penjualan dan produksi mobil China didukung oleh kendaraan energi baru (NEV). Tahun lalu, China telah memproduksi 12,888 juta unit mobil jenis NEV dan menjual 12,886 juta unit. Ini menjadikan China menduduki peringkat pertama di dunia dalam 10 tahun berturut-turut dalam hal produksi dan penjualan kendaraan energi baru.

    Secara khusus, penjualan kendaraan energi baru menyumbang 40,9% dari total penjualan kendaraan, meningkat 9,3 persen dari tahun 2023. Penjualan kendaraan listrik (BEV) menyumbang 60% dari kendaraan NEV, turun 10,4 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan penjualan kendaraan plug-in hybrid (PHEV) menyumbang 40% dari kendaraan NEV, naik 10,4 poin persentase dari tahun lalu.

    Selain itu, volume ekspor NEV mencapai 1,284 juta unit, meningkat 6,7% dibanding tahun sebelumnya. Angka itu termasuk 987.000 unit BEV dan 297.000 unit PHEV. Pada saat yang sama, 4,955 juta mobil penumpang dan 904.000 kendaraan niaga diekspor, masing-masing meningkat 19,7% dan 17,5% dari tahun sebelumnya.

    Wakil Sekretaris Jenderal Eksekutif CAAM Xu Haidong memprediksi tren pertumbuhan produksi dan penjualan mobil untuk tahun 2025. Diperkirakan, produksi dan penjualan mobil China di tahun 2025 mencapai 32,9 juta unit, meningkat 4,7 persen.

    Sementara itu, produksi dan penjualan mobil di Indonesia masih jauh lebih sedikit. Penjualan mobil tahun 2024 lalu malah anjlok dibanding 2023.

    Berdasarkan data penjualan mobil yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada Desember 2024 mencapai 79.806 unit, sehingga total penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yang mencapai 1.005.802 unit mobil.

    (rgr/din)

  • Efek Opsen Pajak, Harga Mobil Naik Jadi Segini

    Efek Opsen Pajak, Harga Mobil Naik Jadi Segini

    Jakarta

    Opsen pajak kendaraan bermotor sudah berlaku sejak 5 Januari 2025. Namun Pemerintah Daerah memberikan relaksasi berupa diskon pajak yang sifatnya sementara. Bagaimana dampaknya ke harga hingga ke penjualan mobil?

    Opsen pajak daerah diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Sesuai Pasal 191 ayat (1) UU HKPD, opsen pajak daerah mulai berlaku 3 tahun sejak tanggal diundangkannya UU HKPD. Artinya, opsen pajak ini akan berlaku efektif mulai 5 Januari 2025.

    Sekadar informasi, opsen pajak daerah menggantikan mekanisme bagi hasil pajak provinsi (PKB dan BBNKB) kepada kabupaten/kota. Penerapan opsen ini, bertujuan supaya ketika wajib pajak melakukan pembayaran pajak provinsi kepada pemerintah provinsi untuk PKB dan BBNKB, seketika bagian kabupaten/kota atas pajak provinsi tersebut dapat langsung diterima oleh pemerintah kabupaten/kota.

    Untungnya, saat ini 25 provinsi memberikan relaksasi pajak, sehingga opsen pajak setidaknya bisa ditunda sementara.

    “Kami dapat informasi adanya beberapa penundaan dan keringanan Pemda (Pemerintah Derah) dalam rangka penundaan untuk pemberlakuan opsen PKB dan BBNKB, saat ini sudah 25 provinsi yang menerbitkan relaksasi opsen PKB dan BBNKB,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Setia Darta dalam diskusi Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah dalam Forum Wartawan Industri di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    Penundaan opsen pajak ini menyusul Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang menerbitkan Surat Edaran Nomor 900.1.13.1/6764/SJ pada 20 Desember 2024. Beleid itu meminta gubernur memberikan keringanan atau pengurangan dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Opsen PKB, dan Opsen BBNKB.

    “Jawa Timur sebelum keluar SE kemendagri, itu mereka sudah menunda melalui pergubnya, bahwa pemerintah daerah dan DPRD kita tidak akan menaikkan pajaknya. Ini diikuti edaran Kemendagri nomor 900,” kata Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara.

    “Ini diikuti tadi disebutkan 25 provinsi yang sudah memberlakukan, kemarin kami dikunjungi Bapenda Sumut,” sambungnya lagi.

    Apa jadinya jika opsen pajak diberlakukan sepenuhnya? berdasarkan hitung-hitungan Pengamat Otomotif dari LPEM UI, Riyanto menjabarkan kenaikan harganya bisa sampai 6,2 persen. Dengan asumsi opsen diberlakukan ke semua wilayah, serta pungutan pajak kendaraan bermotor 1,2 persen dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) 12 persen.

    “Kalau sebelum ada opsen itu kira-kira pajak mobil itu dijumlah sekitar 40 persen. Jadi kalau harga off the road-nya Rp 100 juta, on the road-nya jadi Rp 140 juta,”

    “Begitu ada opsen, opsen itu kan 66 persen dari PKB, 66 persen dari BBNKB, kira-kira bisa bertambah sekitar 9 persen. Jadi 49 persen adalah pajak. Jadi kalau ini berlaku seluruhnya, harga mobil akan naik sekitar 6,2 persen,” kata Riyanto.

    “Kalau harganya Rp 200 juta, naik jadi 212-213 juta. Jadi cukup besar,” jelas dia.

    “Kalau kita pakai elastisitas demand mobil 1,5. Kenaikan harga 6 persen itu akan menurunkan demand 9 persen. Saya simulasikan dibanding bisnis usual kita. Kita estimasi, kira-kira penjualan tahun depan, kalau ada opsen saja (penjualan) masih di bawah 1 juta (unit),” sambungnya dia.

    (riar/din)

  • Kelas Menengah Turun Kasta & Pajak Naik, Industri Otomotif Perlu Tambahan Insentif

    Kelas Menengah Turun Kasta & Pajak Naik, Industri Otomotif Perlu Tambahan Insentif

    Jakarta

    Tantangan industri otomotif bertambah tahun ini. Proyeksi pasar otomotif 2025 bahkan tidak bisa tembus pada angka satu juta unit.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Setia Diarta menjelaskan beberapa faktor anjloknya penjualan otomotif tahun 2024.

    “(Tahun) 2024 dibandingkan 2023 ada penurunan lebih kurang 15-16 persen, alasan paling banyak adanya pelemahan daya beli masyarakat, kenaikan suku bunga di kendaraan kredit kendaraan bermotor,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Setia Diarta di Gedung Kemenperin, Selasa (14/1/2025).

    Kenaikan beberapa instrumen pajak menjadi salah satu faktor. Tahun 2025, deretan mobil yang dipasarkan di Indonesia tetap kena pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen, termasuk segmen low cost green car (LCGC).

    Belum lagi adanya penerapan opsen pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan — meskipun ada beberapa provinsi sedang memberikan relaksasi antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTB, Bali, Kepri, Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Selatan (Sumsel), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun sifat relaksasi hanya sementara dan bukan permanen.

    Andai opsen pajak tetap berjalan serta tanpa tambahan insentif, penjualan mobil 2025 dikhawatirkan jebol di bawah 800 ribu unit. Bahkan trennya dikhawatirkan menjadi turun seperti zaman pandemi Covid-19.

    “Kita belum duduk bareng (penetapan target 2025), belum menghitung secara rinci, kalau tahun kemarin saja, tidak ada opsen kita satu juta saja tidak dapat. Tahun ini kita harapkan dengan model baru, dan sebagainya, dan perkembangannya ada opsen yang ditunda, kita kalau mau optimis di 900-an (Iribuan),” kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara.

    “Tapi kalau opsen dijalankan, kita bisa turun jauh ke bawah. Turunnya bisa balik ke zaman pandemi, bisa 650-700 (ribuan unit). Ya, berat-lah,” tambahnya lagi.

    Salah satu faktor melemahnya penjualan mobil dikarenakan turunnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Segmen tersebut selama ini mereka menjadi pembeli kendaraan bermotor sekaligus mesin ekonomi Indonesia.

    Pada 2024, jumlah kelas menengah mencapai 47,85 juta, turun dari 2019 sebanyak 57 juta. Ini menjadi penyebab stagnasi pasar mobil di level 1 juta unit selama 2014-2023 dan kontraksi pasar pada 2024.

    “Keluarga inilah yang mampu mencicil mobil maupun mencicil rumah. Kelas menengah ini adalah yang menjadi engine motor daripada perekonomian,” kata Pengamat Ekonomi, Raden Pardede.

    “Itulah yang turun. Itulah yang berpengaruh ke penjualan mobil dan penjualan rumah,” tambahnya lagi.

    Salah satu insentif yang berhasil dijalankan Pemerintah adalah mengucurkan tambahan insentif berupa diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil 4×2 rakitan lokal.

    Pengamat otomotif dari LPEM UI, Riyanto menyatakan, kehadiran insentif yang sementara untuk industri otomotif dibutuhkan. Di sisi lain, penguatan daya beli dan akselerasi pertumbuhan ekonomi merupakan solusi jangka panjang.

    Berdasarkan hitungan LPEM Universitas Indonesia, dengan asumsi opsen pajak diberlakukan di semua wilayah, tarif PKB maksimum 1,2%, dan BBNKB 12%, total pajak mobil naik menjadi 48,9% dari harga dibandingkan sebelumnya sebesar 40,25%. Akibatnya, harga mobil baru naik 6,2% di tengah belum pulihnya daya beli masyarakat.

    Dia menyebutkan, dengan elastisitas -1,5, penjualan mobil tahun ini diprediksi turun 9,3% menjadi sekitar 780 ribu unit tahun 2025.

    Salah satu opsi insentif yang bisa dipertimbangkan pemerintah adalah diskon PPnBM untuk mobil berpenggerak 4×2 dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 80%, seperti yang dilakukan pada 2021.

    Berdasarkan hitung-hitungan Riyanto, dengan diskon PPnBM 5% alias tarif PPnBM 10%, harga mobil bisa diturunkan 3,6%, yang bisa memicu tambahan permintaan 53.476 unit. Selanjutnya, dengan diskon PPnBM 7,5% atau tarif 7,5%, harga mobil bisa turunkan 5,3%, dengan tambahan permintaan 80.214 unit. Kemudian, jika diskon PPnBM 10%, harga mobil turun 7,1% yang akan memicu tambahan permintaan 106.592 unit.

    Terakhir, dengan PPnBM 0%, harga mobil turun 10,7% yang akan memicu tambahan permintaan 160 ribu unit.

    “Intinya kalau dari sisi konsumen pasti melihat harga, karena bandingan dia adalah dengan pendapatannya atau kemampuan belinya. Dari setiap insentif membuat harganya turun pasti meningkatkan pasar kita,” kata Riyanto.

    (riar/din)

  • Kemenperin: 25 Provinsi Beri Keringanan Opsen PKB dan BBNKB

    Kemenperin: 25 Provinsi Beri Keringanan Opsen PKB dan BBNKB

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mendorong pemerintah daerah untuk menunda atau meringankan pemberlakuan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Namun, hingga saat ini, Kementerian Perindustriaan (Kemenperin) baru mencatat ada 25 provinsi yang melakukan relaksasi opsen PKB dan BBNKB.

    Langkah ini dilakukan karena adanya kekhawatiran penjualan mobil tahun ini akan anjlok di bawah 800 ribu unit jika tidak ditopang dengan insentif dari pemerintah. Ini tentunya akan melanjutkan tren buruk pada 2024, di mana pasar turun 13,9% menjadi 865.723 unit. Sebaliknya, dengan skenario tambahan insentif, pasar mobil bisa diselamatkan dengan estimasi penjualan 900 ribu unit.

    Sejauh ini, pemerintah telah merilis insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil hybrid sebesar 3%. Namun, insentif ini dinilai belum cukup. Oleh karena itu, Kemenperin berharap relaksasi opsen PKB dan BBNKB bisa mendorong penjualan kendaraan.

    “Saat ini sebanyak 25 provinsi yang menerbitkan regulasi terkait relaksasi opsen PKB dan BBNKB. Kebijakan ini diharapkan mampu memberikan dukungan nyata terhadap keberlanjutan industri otomotif nasional serta menjaga daya saingnya di pasar domestik maupun global,” ungkap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Darta dalam diskusi Forum Wartawan Industri, Selasa (14/1/2024).

    Ke-25 provinsi itu antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTB, Bali, Kepri, Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Selatan (Sumsel), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), Sulawesi Selatan (Sulsel).

    Sementara itu Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menetapkan target penjualan 2025 sebanyak 850 ribu unit, dengan potensi koreksi turun hingga 750 ribu unit dan upside ke 900 ribu unit. Ini disebabkan beberapa faktor, antara lain PPn 12 %, opsen pajak, dan kondisi perekonomian belum stabil.

    Ada beberapa faktor yang memengaruhi pasar mobil 2025, antara lain PPn 12%, opsen pajak, dan kondisi perekonomian belum stabil. Selain itu, ada faktor penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), Federal Funds Rate (FFR) dan makin banyak merek-merek kendaraan bermotor masuk ke Indonesia, sehingga konsumen mempuyai lebih banyak pilihan. Tahun ini, dia menuturkan, penjualan EV diperkirakan terus bertumbuh.

    Perlu dukungan kebijakan dari pemerintah, termasuk untuk mengatasi dampak opsen pajak kendaraan bermotor sehingga industri kendaraan bermotor nasional tetap bisa tumbuh. Dukungan insentif dapat meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan bermotor (KBM), terlihat pada peningkatan penjualan. Ini akan menggairahkan industri komponen, industri perbankan, hingga lembaga pembiayaan.

    “Selain itu, ini akan berdampak pada pertambahan pendapatan negara, baik pusat dan daerah, terdiri atas PPN, BBNKB, PKB, PPh badan, PPh perorangan,” kata Kukuh.

    (haa/haa)

  • Ekonom UI sebut diskon PPnBM pacu penjualan mobil hingga 16 persen

    Ekonom UI sebut diskon PPnBM pacu penjualan mobil hingga 16 persen

    Jakarta (ANTARA) – Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Riyanto menyatakan penerapan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil baru, bisa meningkatkan penjualan (wholesales) hingga 16 persen.

    Dirinya di Jakarta, Selasa menjelaskan peningkatan tersebut berdasarkan proyeksi yang dilakukan apabila insentif yang diterapkan untuk PPnBm sebesar 0 persen.

    “Ini simulasi kita kalau mau memberikan insentif, bahkan sampai PPnBM-nya 0 persen, pasar akan berkembang mungkin sampai 16 persen,” kata dia.

    Dirinya mensimulasikan, apabila insentif tersebut diberlakukan hingga 0 persen, penjualan mobil bisa bertambah hingga 160,428 unit, sementara apabila PPnBM ditetapkan sebesar 5 persen, bakal meningkatkan penjualan sebanyak 10,7 persen dengan total penambahan permintaan 106,952 unit.

    Selanjutnya, dengan diskon PPnBM 7,5 persen atau tarif 7,5 persen, harga mobil bisa turun 5,3 persen, dengan tambahan permintaan 80.214 unit.

    Lebih lanjut, ia mengatakan, pemberian insentif ini turut berdampak positif terhadap ekonomi. Kontribusi industri mobil baik langsung dan tidak langsung terhadap produk domestik bruto (PDB) akan mencapai Rp177 triliun dengan tarif PPnBM 10 persen, lalu Rp181 triliun dengan PPnBM 7,5 persen, Rp185 triliun PPnBM 5 persen, dan Rp194 triliun dengan PPnBM 0 persen.

    Selain itu, akan ada tambahan tenaga kerja otomotif sebanyak 7.740 orang dengan PPnBM 10 persen, lalu 11.611 orang dengan PPnBM 7,5 persen, 15.481 orang dengan PPnBM 5 persen, dan 23.221 orang dengan PPnBM 0 persen.

    Adapun tambahan tenaga kerja dalam perekonomian (multiplier effect) mencapai 15.790, 23.685, 31.581, dan 47.371 orang, dengan PPnBM masing-masing 10 hingga 0 persen.

    Riyanto turut menyatakan, apabila opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ditetapkan, hal tersebut justru berdampak negatif pada industri otomotif.

    Dirinya memperhitungkan tarif PKB maksimum 1,2 persen, dan BBNKB 12 persen, total pajak mobil naik menjadi 48,9 persen dari harga dibandingkan sebelumnya sebesar 40,25 persen. Akibatnya, harga mobil baru naik 6,2 persen.

    Nantinya hal tersebut juga akan berimbas pada penurunan penjualan mobil tahun 2025 yang diprediksi turun 9,3 persen atau menjadi sekitar 780 ribu unit.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025