Topik: Penjualan Mobil

  • LCGC Hybrid, Emisi Berkurang tapi Harga Bisa Ramah di Kantong?

    LCGC Hybrid, Emisi Berkurang tapi Harga Bisa Ramah di Kantong?

    Jakarta

    Pemerintah mendorong pabrikan untuk memproduksi Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah ramah lingkungan dengan teknologi hybrid. Namun harganya berpotensi bakal naik, lantas mungkinkah LCGC hybrid nantinya tidak ramah di kantong seperti saat ini?

    Proyek LCGC berhasil mendongkrak penjualan mobil di Indonesia berada di level satu jutaan unit per tahunnya. LCGC dikenal sebagai mobil yang irit bahan bakar, emisi yang dikeluarkan juga lebih rendah dari mobil internal combustion engine (ICE).

    Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto mengatakan teknologi hybrid berpotensi untuk menaikkan harga LCGC.

    “Tahun ini belum (produksi LCGC Hybrid), balik lagi kalau hybrid itu (ditambahkan ke LCGC) istilahnya sekarang kalau LCGC harganya pasti naik,” kata Nandi di sela-sela acara “Carbon Neutrality (CN) Mobility Eventdi Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.

    “Sebenarnya volume semakin besar harganya semakin turun. Selalu begitu,” tambah dia.

    Toyota sedang mengkaji soal usulan Kemenperin terkait penggunaan teknologi hybrid di LCGC.

    “Tahapannya dari premium dulu, kemudian Innova, Yaris Cross, nanti Yaris Cross akan kita sebar ke semua model. Berikutnya Avanza, itu nanti. Step by step,” ujar Nandi.

    Cyrillus Harinowo penulis buku Multi-pathway for Car Electrification, menyebutkan dalam bukunya, jika mesin ICE dikembangkan menjadi mesin hybrid, hanya memerlukan bahan bakar 0,4 liter per kilometer. Sedangkan mobil LCGC saat ini rata-rata perlu 1 liter untuk menempuh jarak 20 kilometer. Penurunan emisi karbon digadang-gadang bisa jauh lebih terasa.

    Dia bilang insentif pajak diperlukan supaya harga LCGC hybrid bisa kompetitif di pasaran.

    “Kalau teknologinya mungkin sedikit lebih mahal, tetapi kalau dikenakan insentif perpajakan yang bagus, pada akhirnya LCGC hybrid bisa menjadi murah,” kata Cyrillus.

    LCGC sudah ada di Indonesia sejak tahun 2013. Program LCGC sengaja dibuat pemerintah karena ditujukan bagi mereka yang ingin memiliki mobil namun kemampuan uangnya terbatas. Adapun syaratnya dari kapasitas mesin mobil di kisaran 980-1.200cc dengan konsumsi BBM minimal 20 km/liter.

    Sebagai catatan, ada lima model LCGC yang saat ini dijual di Indonesia, yakni Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra dan Honda Brio Satya.

    (riar/rgr)

  • Polisi periksa saksi lain soal penggelapan di kasus AKBP Bintoro

    Polisi periksa saksi lain soal penggelapan di kasus AKBP Bintoro

    Ada pihak lain dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh penyidik, atas nama saksi H

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya memeriksa saksi lain terkait kasus dugaan penggelapan yang menyeret nama eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak menjelaskan saksi tersebut berinisial EDH, JK, dan H.

    “Ada pihak lain dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh penyidik, atas nama saksi H, ” katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Ade Safri menjelaskan untuk saksi EDH dan JK belum hadir hingga hari ini namun pihaknya masih menunggu kehadiran keduanya.

    “Masih kita tunggu, sesuai janji yang disampaikan oleh PH (Penasihat Hukum) yang bersangkutan dalam surat konfirmasi kehadiran yang dikirimkan ke Tim Penyidik beberapa waktu lalu, ” ucapnya.

    Ade Safri menjelaskan pemeriksaan para saksi tersebut merupakan tindak lanjut terhadap laporan dari Arif Nugroho yang juga anak petinggi Prodia terkait dengan penipuan, penggelapan, dan pencucian uang.

    Laporan tercatat dengan nomor LP/B/612/I/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, 27 Januari 2025.

    Kejadian penggelapan terjadi pada April 2024, dimana EDH selaku kuasa hukum Arif Nugroho yang menjadi tersangka kasus pembunuhan dan pemerkosaan meminta untuk menjual mobil milik Arif demi membantu mengurus perkara hukum yang kasusnya ditangani oleh mantan Kasatreskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Bintoro.

    Tetapi uang hasil penjualan mobil tersebut tidak diberikan kepada Arif Nugroho, begitu juga dengan mobil lainnya sehingga korban merasa dirugikan sebanyak Rp6,5 miliar.

    Akibatnya Arif Nugroho dan Muhammad Bayu Hartoyo menggugat AKBP Bintoro, AKP Mariana, AKP Ahmad Zakaria, Evelin Dohar Hutagalung, Herry dan Dika Pratama, ke PN Jaksel dengan nomor perkara 30/Pdt.G/2025/PN JKT.SEL. pada Selasa (7/1).

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Eks Pengacara Anak Bos Prodia Akan Diperiksa Polda Metro Jaya Hari Ini

    Eks Pengacara Anak Bos Prodia Akan Diperiksa Polda Metro Jaya Hari Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan pengacara anak bos Prodia Evelin Dohar Hutagalung hari ini dijadwalkan menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan penggelapan mobil yang menyeret nama eks Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro.

    Evelin sudah dijadwalkan diperiksa oleh penyidik Subdit Ekonomi dan Perbankan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Selasa (18/2/2025) pukul 10.00 WIB.

    “Masih on schedule jam 10.00 WIB,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi.

    Ade Dafri mengatakan Evelin belum mengonfirmasi bakal hadir atau tidak dalam pemeriksaan tersebut.

    Sebelumnya Polda Metro Jaya sudah menjadwalkan pemeriksaan eks pengacara anak bos Prodia pada Jumat (14/2/2025), kemudian ditunda karena Evelin punya agenda lain, sehingga diagendakan lagi hari ini.

    Diketahui, Evelin dilaporkan oleh keluarga bos Prodia buntut kasus dugaan penggelapan mobil. Keluarga bos Prodia, dijanjikan mendapat uang Rp 6,5 miliar dari hasil penjualan tersebut.

    Hasil penjualan mobil tersebut dipakai untuk mengurus perkara kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak bos Prodia, Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto. 

    Namun, seusai mobil tersebut dijual, uang tersebut tak diterima sehingga eks pengacara anak bos Prodia itu dilaporkan ke polisi. 

  • Mitsubishi Belum Rilis Mobil Hybrid-Listrik Baru Nih?

    Mitsubishi Belum Rilis Mobil Hybrid-Listrik Baru Nih?

    Jakarta

    Mitsubishi belum meluncurkan mobil listrik dan hybrid terbaru di Indonesia. Apa sebabnya?

    Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 kembali digelar pada 13-23 Februari 2025 di JIExpo, Kemayoran Jakarta. Berbagai kendaraan baru diperlihatkan dengan segala kelebihan dan kemewahan, bahkan kini semakin banyaknya kendaraan listrik dan hybrid yang diluncurkan.

    Melihat perkembangan industri otomotif saat ini, sepertinya Mitsubishi Indonesia terlihat ‘anteng’. Mitsubishi tenang di atas gelombang kendaraan listrik dan hybrid.

    Director of Sales & Marketing Division PT. MMKSI, Irwan Kuncoro masih menutup rapat informasi mobil hybrid dan mobil listrik terbaru dari Mitsubishi.

    “Produk baru belum sekarang, itu nanti ya informasinya,” ucap Irwan.

    Sejatinya urusan mobil listrik, Mitsubishi sudah punya amunisi namun di segmen kendaraan komersial. Sedangkan di segmen mobil penumpang, belum ada.

    Mitsubishi L100 EV (disebut Minicab EV di Jepang) merupakan sebuah kendaraan niaga ringan kelas kei-car berbasis baterai (BEV) dan dilengkapi komponen listrik termasuk motor dan baterai penggerak. Mobil ini memiliki panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.915 mm.

    Baterainya mengusung tipe Lithium Ion dengan kapasitas 20,1 kWh. Jangkauan jelajah telah diperluas hingga 180 km (dalam mode WLTC) per pengisian daya.

    Ada peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan model sebelumnya. Pengisian daya normal pada AC200V (15A) memerlukan waktu kurang lebih 7,5 jam untuk mengisi penuh baterai, sehingga jika baterai diisi pada malam hari, baterai akan terisi penuh dan siap digunakan pada keesokan harinya.

    Selain itu, baterai dapat terisi hingga 80 persen dalam waktu sekitar 42 menit dengan pengisian cepat (DC) tipe CHAdeMO. Mobil ini menggendong motor listrik bertenaga 42 PS dan torsi maksimum sebesar 195 Nm.

    Sedangkan bicara mobil hybrid sebenarnya Mitsubishi juga sudah punya yakni Outlander PHEV. Namun penjualan mobil yang memadukan teknologi hybrid dan listrik di Indonesia itu sudah disetop.

    (lth/dry)

  • Bukan Toyota atau Honda, Ini Dia Raja Jalanan Mobil Dunia

    Bukan Toyota atau Honda, Ini Dia Raja Jalanan Mobil Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selera pasar mobil dunia nyatanya berbeda dengan pasar mobil Indonesia. Perusahaan konsultan otomotif Focus2Move merilis data penjualan mobil pada 2024 lalu. Dalam laporannya, ternyata Tesla Y menjadi mobil terlaris di dunia sepanjang 2024 lalu.

    Sedangkan, masyarakat Indonesia cenderung lebih menyukai mobil di segmen multi purpose vehicle (MPV).

    Mobil terlaris di Indonesia dalam dua tahun terakhir dipegang oleh Toyota Innova, setahun sebelumnya pada tahun 2022 muncul city car Honda Brio yang menjadi mobil terlaris. Sedangkan di 2021 mobil sejuta umat Toyota Avanza yang penjualannya paling tinggi. Selama belasan tahun, Toyota Avanza selalu menjadi mobil terlaris di RI.

    Sementara mobil listrik China BYD M6 menguasai pasar mobil listrik Indonesia dengan penjualan 6.124 unit. Padahal BYD baru melakukan penjualan di RI pada pertengahan tahun atau di Juni 2024. BYD pun menjadi mobil terlaris mengalahkan semua mobil listrik. Dan, langsung meroket sebagai pendatang baru di deret 15 merek mobil terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2024.

    Mobil Terlaris di Dunia

    Dalam laporan perusahaan konsultan otomotif Focus2Move, Tesla Y terjual 1,09 juta unit. Dua mobil Toyota mencatatkan penjualan di atas 1 juta unit yakni Toyota Corolla sebanyak 1,08 juta unit serta Toyota RAV4 terjual 1,02 juta unit.

    “Dalam laporan unik ini, kami memberi peringkat mobil dan kendaraan komersial ringan terlaris di dunia, dengan menggabungkan data dari 162 negara yang kami lacak setiap bulan. Data yang dilaporkan diperbarui dengan angka pendaftaran terakhir yang tersedia yang bersumber dari otoritas resmi setempat, negara demi negara,” tulis dilansir dari situsnya.

    Foto: Infografis/Avanza & Xpander Minggir! Ini Mobil Terlaris Semester-1 2022/Aristya Rahadian
    Avanza & Xpander Minggir! Ini Mobil Terlaris Semester-1 2022

    Sedangkan mobil lainnya terjual di bawah 1 juta unit, misalnya Ford F-Series terjual 903.454 unit, Honda CR-V terjual 738.743 unit serta Chevrolet Silverado terjual 639.889 unit.

    Berikut daftar 10 mobil terlaris di dunia:

    Tesla Model Y: 1,09 juta unit
    Toyota Corolla: 1,08 juta unit
    Toyota RAV4: 1,02 juta unit
    Ford F-Series: 903.454 unit
    Honda CR-V: 738.743 unit
    Chevrolet Silverado: 639.889 unit
    Hyundai Tucson: 609.014 unit
    Toyota Camry: 580.297 unit
    BYD Song: 574.351 unit
    Volkswagen Tiguan: 543.351 unit

    (fys/wur)

  • Insentif Sudah Diberikan, Toyota Veloz Hybrid Bakal Jadi Kenyataan?

    Insentif Sudah Diberikan, Toyota Veloz Hybrid Bakal Jadi Kenyataan?

    Jakarta

    Pemerintah resmi memberikan insentif atau subsidi untuk mobil hybrid. Dengan insentif tersebut, harga mobil hybrid bakal semakin murah, terpangkas kisaran Rp 10 jutaan hingga Rp 13 jutaan. Di sisi lain, insentif tersebut juga akan memacu pabrikan sebesar Toyota untuk memproduksi model-model hybrid lainnya. Apakah artinya Veloz Hybrid bakal segera menjadi kenyataan?

    Sebagai informasi, aturan terkait insentif mobil hybrid tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah Listrik Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2025.

    Dalam aturan itu dijelaskan tiga jenis mobil hybrid yang mendapatkan insentif ini, terdiri dari mobil full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid. Adapun PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang ditanggung pemerintah untuk mobil hybrid adalah sebesar 3%. PPnBM yang ditanggung pemerintah diberikan buat masa pajak Januari 2025 sampai dengan masa pajak Desember 2025.

    Peraturan Menteri Keuangan No. 12 Tahun 2025 berlaku sejak tanggal diundangkan. Dan peraturan itu diundangkan sejak 4 Februari 2025.

    Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, menyambut positif adanya subsidi untuk mobil hybrid. Kata Anton, program tersebut bisa membuat penjualan mobil hybrid meningkat.

    “Tentu saja kita berterima kasih dengan pemerintah support dari insentif 3% ini sangat positif dan sangat tunggu-tunggu oleh masyarakat. Peraturan pemerintah, baru keluar beberapa hari yang lalu, jadi kalau kita hitung-hitung, ini akan memberikan benefit buat customer sekitar Rp 10 juta sampai Rp 13 juta. Jadi nilainya cukup tinggi, mudah-mudahan akan meningkatkan animo masyarakat untuk membeli mobil hybrid,” kata Anton di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    Anton menambahkan, program tersebut juga bisa memacu pabrikan seperti Toyota untuk memperkenalkan model-model hybrid lainnya di Indonesia. Anton tak menjelaskan secara detail calon mobil hybrid baru Toyota tersebut. Namun kata dia harganya bakal kompetitif.

    “Pastinya ini memberikan motivasi kepada kita, kepada produsen, untuk menciptakan atau memproduksi produk-produk baru hybrid ke depan, yang harganya nanti bisa lebih kompetitif. Mudah-mudahan ini bisa membuka komposisi hybrid yang lebih meningkat,” sambung Anton.

    “Saya rasa ini hanya tinggal menunggu peluncuran produk-produk (hybrid) baru ke depannya yang lebih akomodatif dan lebih mengisi segmen-segmen yang lain. Kita bakal usahakan secepatnya, tapi kita sedang diskusi dengan prinsipal karena banyak hal yang harus kita lakukan. Saya nggak bisa komen model (hybrid) yang mana, karena belum launching, tapi sabar aja,” terang Anton.

    Sebelumnya sinyal kehadiran mobil hybrid dengan harga kompetitif Toyota menguat dengan munculnya kode mesin W102RE-LBVFJ di Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 2024 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, dan Pajak Alat Berat tahun 2024.

    Mobil itu diduga kuat Veloz hybrid. Dalam Permendagri itu, tercatat ada dua model yang diduga Veloz hybrid, W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT dan W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT TSS. W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT tercatat memiliki nilai jual Rp 264 juta sedangkan W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT TSS nilai jualnya Rp 284 juta.

    (lua/rgr)

  • Penurunan Penjualan Mobil Bukan Akibat Daya Beli Masyarakat Melemah

    Penurunan Penjualan Mobil Bukan Akibat Daya Beli Masyarakat Melemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Ekonom dan ahli moneter Cyrillus Harinowo mengatakan, penurunan angka penjualan mobil di Indonesia tidak berkaitan langsung dengan melemahnya daya beli masyarakat. Menurutnya, faktor utama yang memengaruhi tren ini adalah adanya keraguan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli kendaraan.

    Cyrillus menjelaskan, setelah melakukan analisis terhadap sektor lain, seperti ritel, elektronik, dan properti, yang terus mengalami pertumbuhan, maka ia menyimpulkan bahwa daya beli masyarakat masih kuat.

    “Anggapan bahwa penurunan penjualan mobil terjadi akibat melemahnya daya beli mungkin kurang tepat. Saya lebih melihat bahwa faktor utama yang berperan adalah ketidakpastian dan keraguan konsumen dalam mengambil keputusan,” ujarnya.

    Cyrillus menambahkan, saat ini masyarakat cenderung menerapkan sikap wait and see terhadap perkembangan teknologi kendaraan, khususnya dengan semakin gencarnya dorongan pemerintah untuk beralih ke kendaraan listrik. 
    Kampanye elektrifikasi transportasi ini sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi, sesuai dengan komitmen dalam Perjanjian Paris.

    Meski demikian, ia menilai bahwa Indonesia memiliki berbagai alternatif kendaraan ramah lingkungan selain mobil listrik yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen di tengah penurunan penjualan mobil.

    “Jika kita berbicara soal kendaraan yang lebih ramah lingkungan, mobil listrik memang unggul karena tidak menghasilkan emisi. Namun, kita juga memiliki opsi lain seperti mobil LCGC, kendaraan berbahan bakar etanol (flexy), hybrid, hingga hidrogen,” paparnya.

    Sejalan dengan pandangan tersebut, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandy Julyanto mengungkapkan, perusahaannya mengadopsi pendekatan multi-pathway untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen.

    “Strategi multi-pathway ini sangat penting agar masyarakat memiliki keleluasaan dalam memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhannya. Kami menawarkan berbagai opsi mulai dari kendaraan listrik, hybrid, hingga berbasis hidrogen, sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan preferensi masing-masing,” jelas Nandy.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani menegaskan, pemerintah mendukung penuh inisiatif industri otomotif dalam mengembangkan ekosistem kendaraan berbasis energi bersih di Indonesia.

    Menurutnya, sektor transportasi memiliki potensi besar untuk memanfaatkan berbagai sumber energi ramah lingkungan.

    “Kita tidak hanya bergantung pada bahan bakar fosil, tetapi juga beralih ke sumber energi yang lebih bersih. Ada transisi dari bahan bakar fosil rendah karbon, kombinasi dengan baterai, hybrid, etanol, biodiesel, hingga hidrogen di masa depan,” ujar Eniya.

    Dengan strategi ini, diharapkan penurunan penjualan mobil bisa teratasi dan ekosistem industri otomotif di Indonesia dapat berkembang secara optimal sekaligus mendukung agenda keberlanjutan energi nasional.

  • Ternyata Ini Penyebab Penjualan Mobil Seret! Bukan Soal Daya Beli, Tapi…

    Ternyata Ini Penyebab Penjualan Mobil Seret! Bukan Soal Daya Beli, Tapi…

    Jakarta: Pernah dengar isu kalau penjualan mobil turun gara-gara daya beli masyarakat yang melemah? Eits, tunggu dulu! Ternyata, bukan itu penyebab utamanya.
     
    Justru, banyak orang sekarang ragu buat beli mobil baru karena bingung memilih kendaraan yang tepat di tengah maraknya inovasi teknologi otomotif.
    Konsumen masih wait and see
    Melansir Antara, Sabtu, 15 Februari 2025, menurut Ahli Moneter Cyrillus Harinowo, penurunan penjualan mobil lebih disebabkan oleh kebingungan konsumen, bukan karena mereka tidak memiliki uang.
     
    Kalau daya beli masyarakat memang melemah, seharusnya sektor lain seperti ritel, elektronik, dan properti juga ikut turun. Tapi faktanya, sektor-sektor tersebut justru terus tumbuh.
     
    “Isu mengenai daya beli yang mempengaruhi penjualan mobil, saya kira mungkin tidak terlalu valid. Saya merasa bahwa penurunan penjualan mobil itu lebih di-drive oleh keraguan orang-orang,” ujar Cyrillus.
     

     
    Salah satu alasan utama adalah masyarakat masih menunggu perkembangan teknologi otomotif, terutama dengan gencarnya kampanye kendaraan listrik oleh pemerintah.
    Konsumen jadi dilema, apakah tetap memilih mobil konvensional, hybrid, atau langsung beralih ke kendaraan listrik.
    Mobil listrik bukan satu-satunya pilihan
    Saat ini, pemerintah memang mendorong penggunaan mobil listrik sebagai solusi utama menekan emisi. Tapi faktanya, masih ada banyak opsi kendaraan ramah lingkungan yang bisa dipertimbangkan, seperti Low Cost Green Car (LCGC), mobil berbahan bakar etanol, hybrid, hingga mobil berbasis hidrogen.

    Produsen otomotif siapkan banyak pilihan
    Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandy Julyanto, juga menyadari kebingungan yang dialami calon pembeli mobil.
     
    Untuk itu, Toyota menerapkan pendekatan “multi-pathway”, yaitu memberikan berbagai opsi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
     
    “Dalam pendekatan multi-pathway sangat penting, di mana kami memberikan berbagai opsi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dari kendaraan elektrik, hybrid, hingga kendaraan berbasis hidrogen. Sehingga orang bisa memilih yang sesuai referensi masing-masing,” kata Nandy.
     
    Gimana menurut kamu? Apakah kamu juga masih ragu beli mobil baru?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Jauh di Bawah Negara Tetangga

    Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Jauh di Bawah Negara Tetangga

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia dinilai masih menjanjikan. Rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih jauh di bawah negara-negara tetangga.

    Penjualan mobil di Indonesia pada 2024 menurun jika dibandingkan dengan penjualan mobil pada 2023. Berdasarkan data penjualan mobil yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yakni 1.005.802 unit mobil.

    Penjualan mobil yang hanya sekitar 1 juta unit per tahun bahkan di bawahnya ini membuat rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih rendah. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat-sangat rendah.

    “Saya harus sampaikan sangat-sangat rendah. Artinya room to grow-nya, potensinya, sangat-sangat-sangat besar. Belum lagi kalau kita bicara mengenai jumlah penduduk Indonesia dan proyeksi kekuatan ekonomi Indonesia ke depan yang pada gilirannya akan menciptakan kekuatan pasar yang luar biasa,” ucap Agus dalam pidatonya di Opening Ceremony IIMS 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

    Dalam datanya, lanjut Agus, rasio kepemilikan kendaraan bermotor di Malaysia mencapai 490 unit per 1.000 orang. Kemudian di Thailand dengan penduduk 100-an juta mencapai 275 unit per 1.000 orang.

    “Di Singapura (rasio kepemilikan kendaraan) 211 unit per 1.000 orang, Korea Selatan 530 unit per 1.000 orang, Jepang 670 unit per 1.000 orang, Australia 776 unit per 1.000 orang. Indonesia, rasio kepemilikan kendaraan bermotor mobil 99 unit per 1.000 orang. Bapak ibu para investor, masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia,” ucapnya.

    Pemerintah menyambut baik kehadiran merek-merek baru. Namun, Agus berharap, merek baru yang bermain di industri otomotif Indonesia jangan hanya impor kendaraan, melainkan juga memproduksi mobil di dalam negeri.

    (rgr/dry)

  • 20 Mobil Terlaris di RI Januari 2025: Innova Belum Terkalahkan, Mobil Listrik Absen!

    20 Mobil Terlaris di RI Januari 2025: Innova Belum Terkalahkan, Mobil Listrik Absen!

    Jakarta

    Kijang Innova masih mendominasi penjualan mobil di Indonesia. Innova kembali menjadi mobil terlaris di awal tahun 2025.

    Dominasi Kijang Innova di pasar roda empat dalam negeri belum terbantahkan. MPV andalan Toyota itu sukses menggaet hati banyak masyarakat Indonesia. Terbukti dalam data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), masih jadi yang terlaris.

    Pada pembuka tahun 2025, distribusi Kijang Innova baik untuk model Reborn dan Zenix mencapai 5.171 unit. Innova juga yang menjadi satu-satunya yang distribusinya tembus 5.000-an unit jika dibandingkan model lain. Innova dibuntuti mobil mungil yang banyak diincar para first car buyer yaitu Honda Brio. Honda mendistribusikan 4.830 unit Brio sepanjang Januari 2025.

    Bertengger di posisi ketiga ada Daihatsu Sigra yang mencatatkan penjualan wholesales sebanyak 3.604 unit. Kemudian di posisi keempat, Toyota Rush yang mencatatkan distribusi 3.332 unit pada awal tahun 2025. Di tempat kelima, Daihatsu Gran Max pick-up mencatatkan distribusi sebanyak 2.982 unit. Pada pembuka tahun 2025, tercatat tak ada mobil listrik yang masuk jajaran mobil terlaris. Hampir semua bermesin konvensional. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini daftar mobil terlaris di Indonesia pada bulan pertama tahun 2025.

    20 Mobil Terlaris di Indonesia Januari 2025

    1. Kijang Innova (Zenix dan Reborn): 5.171 unit
    2. Honda Brio (RS dan Satya): 4.830 unit
    3. Daihatsu Sigra: 3.603 unit
    4. Toyota Rush: 3.332 unit
    5. Daihatsu Gran Max pick-up: 2.982 unit
    6. Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.680 unit
    7. Toyota Avanza: 2.487 unit
    8. Toyota Calya: 2.598 unit
    9. Toyota Agya (termasuk GR-S): 2.128 unit
    10. Suzuki Carry pick-up: 1.983 unit
    11. Toyota Fortuner: 1.217 unit
    12. Toyota Hilux: 1.097 unit
    13. Hyundai Creta: 1.081 unit
    14. Suzuki XL7: 1.045 unit
    15. Daihatsu Ayla: 1.018 unit
    16. Mitsubishi Pajero Sport: 984 unit
    17. Daihatsu Terios: 951 unit
    18. Honda HR-V: 899 unit
    19. Honda BR-V: 871 unit
    20. Hyundai Stargazer: 839 unit

    Penjualan Mobil di Indonesia Turun

    Secara keseluruhan, penjualan mobil di Indonesia di awal tahun 2025 mengalami penurunan. Bila pada penghujung tahun 2024 penjualan mobil secara wholesales dalam negeri tembus 79.806 unit, maka pada Januari 2025 hanya mencapai 61.843 unit. Pun jika dibandingkan dengan torehan pada Januari 2024, juga tak lebih baik yakni turun sekitar 11,3 persen atau sebanyak 7.915 unit.

    Penjualan secara retail pun tercatat menurun 22,2 persen. Pada Desember 2024, penjualan retail tercatat sebanyak 82.094 unit, sementara pada Januari 63.858 unit.

    (dry/din)