Topik: Penjualan Mobil

  • Perang Dagang AS dan Dampaknya Buat Industri Otomotif

    Perang Dagang AS dan Dampaknya Buat Industri Otomotif

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor yang tinggi. Kebijakan ‘perang dagang’ ini juga berdampak pada industri otomotif.

    Trump memberlakukan tarif 25 persen untuk kendaraan apa pun yang tidak dirakit di Amerika Serikat. Menurut laporan S&P Global Mobility, pemberlakuan tarif impor baru tersebut mencakup 46 persen dari sekitar 16 juta kendaraan yang terjual di Amerika Serikat.

    Dikutip CNBC, Gedung Putih mengatakan pihaknya juga berencana untuk mengenakan tarif pada beberapa suku cadang mobil seperti mesin dan transmisi.

    “Beban 25% pada impor otomotif yang berlangsung lebih dari empat hingga enam minggu kemungkinan akan berdampak buruk pada seluruh sektor karena [produsen mobil] perlu bergulat dengan dampak signifikan pada laba bersih,” kata analis Bernstein Daniel Roeska seperti dilansir CNBC.

    S&P Global Mobility melaporkan beberapa merek otomotif seperti Volvo, Mazda, Volkswagen, dan Hyundai Motor (termasuk merek Genesis dan Kia) adalah yang paling berisiko dari sudut pandang kendaraan. Sebab, setidaknya 60% dari penjualan mereka di Amerika Serikat diimpor dari luar AS.

    Menurut S&P Global Mobility, merek mobil seperti Ford, General Motors, Toyota Motor, Honda Motor, dan induk perusahaan Chrysler Stellantis memproduksi kendaraan terbanyak di AS. Kelima produsen mobil tersebut menyumbang 67% dari produksi kendaraan ringan penumpang AS pada tahun 2024.

    Namun, Bernstein memperkirakan 57% dari nilai konten dalam kendaraan rakitan AS masih diimpor. Itu berarti perusahaan seperti Ford masih akan terkena dampak signifikan dari tarif tersebut.

    “Seiring dengan meningkatnya biaya impor kendaraan, biaya produksi mobil di AS juga akan meningkat, dan biaya konsumen untuk kendaraan akan meningkat,” kata S&P Global Mobility dalam laporannya.

    S&P memperkirakan penjualan kendaraan AS dapat turun ke antara 14,5 juta hingga 15 juta unit per tahun dalam beberapa tahun mendatang, jika tarif impor tetap berlaku. Padahal, sebelumnya penjualan mobil di AS tembus 16 juta unit pada 2024.

    Bank of America memperkirakan harga kendaraan baru, yang saat ini rata-rata sekitar $48.000, bisa naik $10.000 jika produsen mobil membebankan tarif secara penuh kepada konsumen.

    Sementara itu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tidak ada kendaraan buatan Indonesia yang diekspor secara utuh (CBU) ke Amerika Serikat.

    (rgr/lth)

  • Lagi! BYD Kalahkan Tesla Jadi Raja Mobil Listrik Dunia

    Lagi! BYD Kalahkan Tesla Jadi Raja Mobil Listrik Dunia

    Jakarta

    BYD kembali mengalahkan Tesla dalam perebutan gelar raja mobil listrik dunia. Pada kuartal pertama tahun 2025, penjualan BYD lebih banyak dibandingkan Tesla

    Dikutip Carnewschina, BYD kembali mengamankan posisinya sebagai produsen kendaraan listrik teratas dunia. Berdasarkan data penjualan yang dirilis Counterpoint Research, pada periode kuartal pertama (Januari-Maret) 2025, BYD mengirimkan 416.388 unit mobil listrik. Angka itu lebih banyak dari penjualan mobil listrik Tesla yang tercatat sebanyak 336.681 unit.

    Perolehan itu melanjutkan prestasi BYD yang berhasil mengalahkan Tesla pada kuartal keempat tahun 2024. Saat itu, BYD mengirimkan 595.413 unit mobil listrik, sementara Tesla 495.570 unit.

    Penjualan kendaraan listrik triwulanan BYD melampaui Tesla untuk pertama kalinya terjadi pada kuartal empat 2023, dengan penjualan sebanyak 595.413 unit dibandingkan dengan penjualan Tesla sebanyak 484.507 unit. Namun, tren ini berbalik pada triwulan berikutnya, dengan Tesla sedikit mengungguli BYD dalam penjualan setahun penuh. Penjualan mobil listrik BYD mencapai 1.764.992 unit pada tahun 2024, sementara penjualan Tesla mencapai total 1.789.226 unit.

    “BYD diproyeksikan akan menyalip Tesla untuk pertama kalinya sebagai merek kendaraan listrik bertenaga baterai terkemuka di dunia pada tahun 2025, dengan menguasai pangsa pasar global sebesar 15,7%,” demikian prakiraan penjualan mobil listrik global dari Counterpoint Research.

    “Tonggak sejarah ini mencerminkan ekspansi agresif BYD yang dimungkinkan oleh kepemimpinan teknologinya dan model produksi yang terintegrasi secara vertikal, semuanya didukung oleh dukungan kebijakan domestik yang kuat,” sambungnya.

    Tesla saat ini menghadapi tantangan di berbagai bidang. Posisi politik CEO Tesla Elon Musk yang kontroversial memicu reaksi keras konsumen di beberapa negara. Data awal tahun 2025 menunjukkan penjualan Tesla melemah di Amerika Serikat dan Eropa.

    “CEO Elon Musk telah mencetak gol bunuh diri terhadap Tesla, dan kita akan segera melihat seberapa besar penjualan perusahaan tersebut terganggu pada Q1 2025,” kata Associate Director Counterpoint Liz Lee. “Ini adalah peluang besar bagi BYD, dan jika mereka memenuhi janji pengisian daya cepat, ini bisa menjadi titik balik bagi BYD dan kisah mobil listrik China di global,” ujarnya.

    (rgr/lth)

  • Ini Merek Mobil Amerika yang Tersisa di Indonesia

    Ini Merek Mobil Amerika yang Tersisa di Indonesia

    Jakarta

    Amerika Serikat punya beberapa brand produsen mobil yang masih ikut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Namun belakangan jumlahnya berkurang terus.

    Chevrolet menyetop penjualan mobilnya di Indonesia mulai Maret 2020. Keputusan tersebut diambil lantaran penjualan mobil merek Chevrolet di Indonesia kurang cemerlang.

    Chevrolet tampak menyerah bersaing dengan merek-merek Jepang, Korea, hingga China saat berjualan di Indonesia.

    General Motors yang menaungi merek Chevrolet diketahui punya kerja sama dengan SAIC, dan Wuling. Pabrik Wuling di Cikarang pernah memproduksi Almaz yang diekspor ke beberapa negara menjadi Captiva.

    Meski begitu, Chevrolet sendiri sudah tidak muncul lagi di Indonesia.

    Merek lain, Ford kembali ke Indonesia pada tahun2022melalui PT RMA Indonesia sebagai distributor resmi.Ford sebelumnya hengkang dari Indonesia pada tahun 2016.

    Dalam distribusi data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mobil Ford yang dipasarkan di Indonesia masih diimpor dari Thailand, yakn Everest dan Ranger. Sepanjang Januari-Desember 2024 lalu total impor CBU dari Thalinad sebanyak 930 unit.

    Sementara itu, Ford mendistribusikan wholesales sebanyak 843 unit sepanjang tahun lalu. Angka tersebut lebih banyak dari merek lain seperti Subaru, Tank, Neta, Baic, Seres, Haval, Jeep, dan Audi.

    Selanjutnya merek Jeep yang kerap kali bergonta-ganti mitra distributor di Indonesia. Sebelum Indomobil Group, mereka menggandeng PT DAS Indonesia Motor sebagai general distributor pada 2020 dan PT Hascar International Motor pada penghujung 2018.

    PT Indomobil National Distributor (IND) memegang penjualan merek Jeep di Indonesia. Keputusan itu merupakan langkah lanjutan dari kemitraan Indomobil Group dengan Stellantis selaku induk perusahaan brand Amerika Serikat tersebut. Pengumuman ini berlangsung pada 18 Desember 2024.

    Tahun lalu Jeep terdistribusi sebanyak 31 unit. Namun dua bulan 2025 ini belum terlihat adanya distribusi angka.

    Selain ketiga merek mobil tersebut, diketahui Chrysler dan Dodge pernah menjajakan mobilnya di Tanah Air. Namun kiprah mobil Amerika Serikat itu tidak berlanjut sampai sekarang.

    Tak ketinggalan Tesla juga mulai kelihatan di jalanan perkotaan Indonesia. Tesla tidak datang lewat agen pemegang merek, tetapi masuk Indonesia melalui importir umum.

    (riar/lua)

  • Nyaris 1 Juta Unit Mobil BYD Terjual di Dunia selama 3 Bulan Tahun 2025

    Nyaris 1 Juta Unit Mobil BYD Terjual di Dunia selama 3 Bulan Tahun 2025

    Jakarta

    BYD menjual hampir 1 juta unit mobil di dunia dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Begini laporan penjualannya.

    BYD tercatat menjual 377.420 unit mobil listrik secara global pada Maret 2025. Ini membuat penjualan BYD secara global pada kuartal pertama nyaris menyentuh 1 juta unit. Mengutip Carnewschina, secara keseluruhan pabrikan yang bermarkas di Shenzhen itu menjual 416.388 unit mobil penumpang bertenaga listrik atau naik 39 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 yang hanya mencapai 300.114 unit.

    Selanjutnya untuk penjualan mobil PHEV (plug-in hybrid) penjualannya mencapai 569.710 unit naik sekitar 76 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2024. Kalau ditotal dari mobil listrik dan PHEV, BYD mencatatkan penjualan sebanyak 990.711 unit. Catatan penjualan itu naik 58,7 persen dibandingkan torehan kuartal pertama tahun 2024 yang hanya 624.398 unit. Dari total penjualan itu, 206.084 di antaranya diekspor ke manca negara. Seperti diketahui, BYD sudah tak lagi menjual mobil bermesin konvensional sejak tahun 2022. Kini hanya ada mobil listrik bertenaga baterai dan juga PHEV.

    Penjualan BYD dalam dua tahun terakhir memang mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2023 misalnya, BYD berhasil menjual 3 juta unit secara global. Selanjutnya pada tahun 2024, penjualannya naik menjadi 4,3 juta unit. BYD diprediksi kembali mencatatkan kenaikan hingga 5,5 juta unit penjualan pada tahun 2025. Selanjut pada tahun 2026, diperkirakan ada 6,5 juta unit mobil BYD dikirim ke garasi konsumen seluruh dunia. Per Maret 2025. secara kumulatif BYD telah menjual lebih dari 11,6 juta kendaraan elektrifikasi.

    Adapun dari total penjualan itu, Indonesia menjadi salah satu kontributornya. Ya, sejak tahun 2024, BYD turut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Hingga saat ini, BYD sudah menawarkan lima mobil listrik untuk masyarakat dalam negeri yaitu M6, Atto 3, Dolphin, Seal, dan Sealion 7.

    Dari sisi penjualan, meski terhitung sebagai pendatang baru, penjualannya cukup cemerlang. Pada tahun 2024, BYD mendistribusikan mobil listrik baru pada Juni. Dalam tujuh bulan itu, ada 15.429 unit mobil BYD yang dikirim ke garasi konsumen Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2025, dalam dua bulan pertama ini, BYD mencatatkan 2.513 unit penjualan.

    (dry/din)

  • Tarif Impor Trump: Lonjakan Harga Kendaraan di AS – Halaman all

    Tarif Impor Trump: Lonjakan Harga Kendaraan di AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump telah memberikan dampak besar pada pasar kendaraan di Amerika Serikat.

    Dengan dikenakannya tarif impor sebesar 25 persen bagi kendaraan asing, harga mobil diprediksi akan naik secara signifikan.

    Mari kita lihat lebih dekat bagaimana kebijakan ini mempengaruhi harga dan penjualan mobil di AS.

    Berapa Kenaikan Harga Kendaraan di AS?

    Menurut prediksi dari Cox Automotive, harga rata-rata mobil yang diproduksi di Amerika Serikat akan mengalami kenaikan sekitar 3.000 dolar AS atau setara dengan Rp49 juta.

    Kenaikan yang lebih signifikan diperkirakan terjadi pada kendaraan yang diproduksi di Kanada atau Meksiko, yang dapat naik hingga 6.000 dolar AS atau Rp99 juta per unit.

    Hal ini akan berimbas pada berbagai jenis kendaraan, terutama yang memiliki margin tipis, seperti Honda dan General Motors (GM).

    Apa Dampaknya pada Produsen Mobil?

    Produsen kendaraan mewah seperti Bentley atau Ferrari mungkin dapat mengalihkan beban biaya kepada konsumen.

    Namun, produsen dengan margin yang lebih kecil seperti Honda dan GM diperkirakan akan menghadapi kesulitan.

    “Model SUV murah seperti Honda CR-V dan Honda HR-V serta SUV buatan GM seperti Chevy Trax dan Chevy Equinox akan terpengaruh oleh kenaikan harga,” kata Erin Keating, analis dari Cox Automotive.

    Saat ini, diler mobil di AS masih memiliki stok kendaraan yang cukup untuk sekitar 90 hari ke depan.

    Namun, dengan banyaknya konsumen yang khawatir harga akan melonjak, permintaan mobil diperkirakan akan meningkat.

    Eric Mann, manajer penjualan di diler Szott M59 Jeep Michigan, menyatakan bahwa semakin banyak pelanggan yang membeli mobil karena ketakutan akan kenaikan harga.

    Bagaimana Kebijakan Ini Akan Berlanjut di Masa Depan?

    Tarif impor akan mulai berlaku pada 2 April 2025, dan ini dapat berdampak negatif pada penjualan mobil di AS.

    Dengan beberapa model mobil murah yang berpotensi dihentikan karena harga jualnya menjadi kurang kompetitif, SP Global Mobility memperkirakan bahwa penjualan mobil tahunan di AS akan turun menjadi antara 14,5 juta hingga 15 juta unit pada beberapa tahun mendatang, dari 16 juta unit pada tahun 2024.

    Apa yang Dikatakan Trump Tentang Kebijakan Ini?

    Kenaikan harga kendaraan ini merupakan dampak dari perintah Trump untuk menerapkan tarif pajak 25 persen pada semua kendaraan yang tidak diproduksi di AS.

    “Apa yang akan kami lakukan adalah mengenakan tarif 25 persen untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif sama sekali,” jelas Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

    Trump berpendapat bahwa langkah ini adalah untuk melindungi industri otomotif dalam negeri.

    “Saya tidak peduli jika mereka menaikkan harga karena orang-orang akan mulai membeli mobil Amerika,” tambahnya,

    Trump menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan memberikan tekanan kepada negara lain agar memenuhi prioritas perdagangan AS.

    Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Trump tidak hanya berdampak pada kenaikan harga kendaraan di pasar AS, tetapi juga berpotensi memengaruhi penjualan dan strategi bisnis produsen otomotif.

    Meskipun tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melindungi industri dalam negeri, konsekuensinya mungkin akan dirasakan oleh konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi untuk kendaraan baru dan bekas.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kebijakan Tarif Impor Trump Bawa Petaka, Buat Harga Mobil di AS Naik Gila-Gilaan – Halaman all

    Kebijakan Tarif Impor Trump Bawa Petaka, Buat Harga Mobil di AS Naik Gila-Gilaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebagian besar harga kendaraan di pasar Amerika Serikat (AS) diprediksi melonjak tajam usai Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor 25 persen bagi kendaraan asing.

    Cox Automotive memprediksi harga rata-rata mobil yang diproduksi di AS akan mengalami kenaikan mulai 3.000 dolar AS atau Rp 49 jutaan.

    Sementara untuk kendaraan yang dibuat di Kanada atau Meksiko dibanderol naik hingga 6.000 dolar AS atau Rp99 jutaan per unit.

    Merek mewah seperti Bentley atau Ferrari mungkin bisa meneruskan beban biaya ke konsumennya.

    Akan tetapi produsen otomotif dengan margin tipis seperti Honda dan General Motors (GM) diproyeksi akan kesulitan menghadapi tarif impor yang diberlakukan Trump.

    Ini lantaran SUV murah besutan Honda seperti Honda CR-V dan Honda HR-V serta SUV buatan GM seperti Chevy Trax, Subaru Forester, Chevy Equinox akan ikut terdampak, berpotensi terseret naik ke harga tertingginya.

    “Produsen tahu ada beberapa kendaraan yang bisa bertahan dengan margin lebih kecil, tetapi Honda CR-V, Chevy Trax, Subaru Forester, Chevy Equinox, dan Honda HR-V mungkin terlalu mahal untuk dijual,” kata Erin Keating, analis di Cox Automotive.

    Saat ini, sejumlah dealer mobil di AS masih memiliki stok yang cukup untuk sekitar 90 hari, tetapi harga diperkirakan akan naik setelah itu.

    Eric Mann, manajer penjualan di dealer Szott M-59 Jeep, Michigan, mengatakan semakin banyak pelanggan membeli mobil karena khawatir harga akan melonjak.

    Namun setelah tarif impor diberlakukan pada 2 April 2025 mendatang, kemungkinan permintaan mobil di AS akan menyusut.

    Ini lantaran beberapa model murah yang ditujukan bagi pembeli kemungkinan akan dihentikan karena harga jualnya menjadi kurang kompetitif.

    Imbasnya, S&P Global Mobility memperkirakan penjualan mobil tahunan di AS akan turun menjadi 14,5 juta hingga 15 juta unit dalam beberapa tahun mendatang dari 16 juta unit pada 2024.

    Tarif impor juga berpotensi menghantam rute perdagangan senilai 240 miliar dolar AS, dengan mobil dan truk ringan impor menyumbang sekitar setengah dari sekitar 16 juta kendaraan yang dijual di AS tahun lalu.

    Kebijakan Trump Biang Keroknya

    Adapun kenaikan harga kendaraan di pasar AS terjadi buntut kebijakan Trump atas perintah untuk menerapkan tarif pajak sebesar 25 persen pada impor mobil yang masuk ke pasar AS, berlaku per 2 April 2025.

    Trump tidak menyebutkan secara spesifik apakah tarif tersebut akan menargetkan negara-negara tertentu.

    Namun dalam keterangan resminya, Trump menuturkan, tarif pajak berlaku pada semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat, termasuk komponen otomotif seperti mesin dan transmisi.

    “Apa yang akan kami lakukan adalah mengenakan tarif 25 persen untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif sama sekali,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dilansir dari AFP.

    “Kami akan mengenakan tarif kepada negara-negara yang melakukan bisnis di negara kami dan mengambil pekerjaan kami, mengambil kekayaan kami, mengambil banyak hal yang telah mereka ambil selama bertahun-tahun,” imbuh Trump.

    Kendati kebijakan Trump dapat memicu kenaikan harga mobil baru dan bekas, akan tetapi Trump mengatakan bahwa pihaknya “tidak peduli” jika produsen otomotif menaikkan harga mobil sebagai tanggapan atas tarif yang direncanakan untuk kendaraan impor.

    “Saya tidak peduli jika mereka menaikkan harga karena orang-orang akan mulai membeli mobil Amerika,” jelas Trump

    “Saya berharap mereka menaikkan harga, karena jika mereka melakukannya, orang-orang akan membeli mobil buatan Amerika,” katanya, mengulang frasa “Saya tidak peduli” dua kali lagi dalam jawabannya yang panjang.

    Langkah Trump mengenakan tarif tinggi pada mobil impor telah lama menjadi bagian dari strategi ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.

    Selain itu, kebijakan ini diklaim dapat menghidupkan kembali industri dalam negeri, dan menekan negara lain agar memenuhi prioritas perdagangan AS.

    Nantinya kebijakan tarif impor ini tak hanya berlaku untuk kendaraan rakitan luar AS, tetapi juga meliputi komponen otomotif seperti mesin dan transmisi.

    (Tribunnews.com/Namira)

  • PLN Siapkan SPKLU Mobile, Mobil BEV Enggak Usah Takut Habis Listrik di Jalan

    PLN Siapkan SPKLU Mobile, Mobil BEV Enggak Usah Takut Habis Listrik di Jalan

    Jakarta

    Mobil listrik kini menjadi pilihan bagi pemudik yang hendak balik ke kampung halaman, untuk merayakan hari raya Idul Fitri 2025/1446 Hijriah. Hal ini seiring dengan meningkatnya penjualan mobil listrik di Indonesia.

    Menyadari hal tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prosodjo, memastikan bagi pemudik yang mengendarai mobil listrik tidak perlu takut kehabisan baterai di tengah jalan, karena PLN akan mengawal seluruh pemudik balik ke kampung halaman.

    “Kami mendapat arahan untuk saudara-saudara kita yang tengah melakukan mudik. Kami menyediakan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), sehingga pemudik bisa mudik dengan nyaman,” ucap Darmawan.

    Darmawan menambahkan bahkan untuk lebih menunjang para pemudik balik ke kampung halaman, PLN memperbanyak SPKLU Fast Charging pada jalur mudik yang ramai pemudik.

    “Setiap rest area sudah ada SPKLU yang fast charging, dan jarak satu dengan yang lain hanya 22 km. Khusus SPKLU yang okupansi tinggi jumlahnya 108 kami tingkatkan lebih dari 8 kali lipat. Jangan sampai kehabisan listrik, atau ada yang kehabisan baterai di tengah jalan,” ucap Darmawan.

    Pemilik mobil mengisi daya di SPKLU. Foto: Dok PLN Jateng-DIY

    Terobosan lain yang dibuat PLN untuk arus mudik Lebaran 2025 ini adalah menyediakan SPKLU Mobile. Sebanyak 12 unit SPKLU Mobile ini bisa diakses oleh pengendara mobil listrik dalam keadaan darurat, misalnya ketika terjebak kemacetan panjang atau kehabisan daya di tengah jalan.

    SPKLU Mobil bisa diakses melalui nomor telepon 08777 12 13 123 dan bisa digunakan khususnya di jalur arteri maupun ruas tol. Demikian dikutip dari Antara.

    “Untuk itu kami menyediakan 12 SPKLU Mobile, harapan kami sangat sederhana untuk saudara-saudara kita yang tengah mudik menggunakan mobil listrik, bisa mudik dengan lancar. Sehingga bisa mereka menikmati waktu kebersamaan dengan keluarga dengan kebahagiaan,” Darmawan menambahkan.

    Langkah PT PLN (Persero) ini disambut baik Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia), mengingat penjualan mobil listrik terus meningkat setiap tahunnya, sehingga infrastruktur seperti SPKLU sangat dibutuhkan.

    “Trend penggunaan mobil listrik pastinya akan meningkat. Kalau kita melihat dari data yang sudah dirilis oleh PLN, bahwa pemudik di 2024 itu ada sekitar 4.000-an yang menggunakan mobil listrik, dan ini diprediksi akan meningkat 500 persen, atau bisa mencapai 21.000 mobil listrik,” ucap Rifkie Setiawan, selaku Hubungan Masyarakat dan Edukasi Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia).

    “Dan kalau kita lihat juga dari data penjualan 2022-2023, penjualan mobil listrik meningkat sampai 76 persen, dan pada penjualan mobil listrik pada 2023-2024, meningkat dan mencapai 151 persen,” tutup Rifkie.

    (lth/rgr)

  • Ini Cara Mudah Cari Lokasi Hingga Atur Rencana Ngecas Mobil Listrik di Jalur Mudik

    Ini Cara Mudah Cari Lokasi Hingga Atur Rencana Ngecas Mobil Listrik di Jalur Mudik

    Jakarta

    Tak perlu khawatir membawa mobil listrik saat melakukan perjalanan jarak jauh seperti mudik lebaran. Dengan perencanaan perjalanan yang matang, rasa was-was kehabisan daya listrik di tengah jalan bakal hilang.

    Meningkatnya penjualan mobil listrik saat ini ternyata ikut mengubah tradisi pemudik. Makin maraknya mobil listrik yang wara-wiri di jalan, pada akhirnya mengubah gaya berkendara mereka, termasuk dalam persiapan sebelum melakukan perjalanan.

    Nah, PT PLN (Persero) memberikan solusi bagi pemudik yang mengendarai mobil listrik saat balik ke kampung halaman melalui Aplikasi PLN Mobile. Dengan aplikasi PLN ini, berbagai kemudahan ditawarkan termasuk untuk kebutuhan pengisian daya baterai mobil listrik di banyak lokasi di Indonesia.

    Dikutip dari situs resmi PLN, pengguna kendaraan listrik bisa mencari lokasi SPKLU terdekat dengan mudah menggunakan aplikasi PLN Mobile. Install dulu aplikasi ini dan jangan lupa aktifkan GPS.

    Berikut Langkah-langkah menggunakan PLN Mobile untuk Mencari SPKLU:

    1. Buka aplikasi. Daftar atau login terlebih dahulu.

    2. Di bagian kanan atas, klik Electric Vehicle.

    3. Bagi pengguna mobil listrik, pilih SPKLU. Bagi yang ingin menggunakan listrik untuk berbagai tujuan, termasuk untuk motor listrik, bisa pilih SPLU.

    Aplikasi PLN Mobile Foto: Screenshoot PLN Mobile

    Selain lewat aplikasi PLN Mobile, detikers juga bisa memanfaatkan aplikasi Travoy dari Jasa Marga untuk mencari SPKLU dan berbagai informasi terkait jalan tol. Kamu juga bisa menggunakan Google Maps dan carilah SPKLU terdekat.

    Dengan mengetahui titik SPKLU di rest area tol, detikers bisa merencanakan perjalanan terlebih dahulu agar tidak kehabisan daya di tengah tol. Tentunya hal ini bisa melancarkan perjalanan sampai tujuan.

    Lantaran jumlah SPKLU masih belum sebanyak SPBU, sangat penting buat pemudik yang menggunakan mobil listrik melakukan perencanaan perjalanan. Disesuaikan dengan kapasitas baterai kendaraan dan jarak tempuh, buatlah rencana pemberhentian untuk ngecas mobil kamu. Jangan lupa untuk selalu mengisi baterai mobil hingga 100% sebelum mulai melakukan perjalanan

    Berapa Biaya Ngecas Mobil Listrik di SPKLU PLN?

    Dalam program Ekspedisi Oto Jalur Mudik (Eksotik) 2025, detikOto menggunakan mobil listrik AION V dengan rute perjalanan Jakarta-Magelang-Kulon Progo-Yogyakarta-Klaten-Solo-Jakarta selama 5 hari. Secara total biaya perjalanan menghabiskan Rp 1.245.869 untuk perjalanan sejauh 1.472 km.

    Sebagai catatan, pengisian daya pertama yang kami lakukan setelah melakukan start dari wilayah Tendean, Jakarta Selatan, adalah di Rest Area 379 A Ruas Batang-Semarang. Pada pengisian daya pertama ini tim detikOto menghabiskan biaya mencapai Rp 201.865, di mana pengisian daya menggunakan SPKLU Fast Charging A CCS2 dengan biaya Rp 2.466/kWh.

    Jika harus dibandingkan biaya pengisian mobil bensin yang menenggak BBM RON 92, mobil listrik jelas jauh lebih murah.

    (lth/din)

  • MPMX Catat Laba Rp582 Miliar di 2024

    MPMX Catat Laba Rp582 Miliar di 2024

    Jakarta: PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (IDX Ticker: MPMX), perusahaan konsumer otomotif dan transportasi mengumumkan hasil kinerja keuangan tahun 2024 yang telah diaudit. Perseroan terus menunjukkan ketahanan dan kinerja yang solid melalui strategi bisnis yang terarah serta keunggulan operasional yang berkelanjutan.
     
    Di tengah dinamika ekonomi dan industri, MPMX berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 13,8% YoY mencapai Rp15,8 triliun, didorong oleh peningkatan kinerja di segmen utama bisnis yaitu distribusi dan ritel. Sementara itu, Laba Bersih (NPAT) tercatat sebesar Rp582 Miliar, dengan margin keuntungan yang tetap terjaga seiring dengan langkah strategis yang dilakukan Perseroan untuk memperkuat fundamental bisnis. 
     
    Keberhasilan Perseroan dalam menghadirkan pertumbuhan yang berkelanjutan juga dibuktikan melalui berbagai penghargaan bergengsi sepanjang tahun 2024, di antaranya Fortune 100 Indonesia’s Biggest Companies 2024, dan Fortune Southeast Asia 500, Best Employer Brand Awards 2024 dari World HRD Congress, Indonesia Top GCG Awards 2024 dari The Iconomics, dan Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives 2024 dari Mix MarComm & SWA Magazine.
     
    “Kinerja MPMX selama 2024 bertumbuh positif, didorong oleh pertumbuhan volume penjualan. Pada periode tersebut, fundamental bisnis turut menguat, didukung oleh upaya-upaya yang terus dilakukan secara konsisten serta eksekusi strategi yang tepat,” kata Suwito Mawarwati, Group Chief Executive Officer MPMX.
     
    “Keberlanjutan pertumbuhan bisnis ini merupakan hasil dari strategis komprehensif yang berfokus pada transformasi digital yang progresif, automasi data untuk menekan cost, melakukan kegiatan pemasaran yang lebih giat, manajemen risiko yang lebih baik untuk menekan rasio klaim, manajemen portofolio investasi yang dapat memberikan pengembalian yang lebih baik, perbaikan arsitektur Teknologi Informasi (TI), termasuk peningkatan kapabilitas sumber daya manusia, dan meningkatkan implementasi ESG sebagai inti pertumbuhan.”
     
    Sepanjang tahun 2024 kinerja Entitas Anak dan Asosiasi MPMX bergerak dinamis, dengan beberapa segmen menunjukkan pertumbuhan positif sementara yang lain masih menghadapi tekanan pasar dan tantangan. 
     
    Pada segmen bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda dua, MPMX melalui MPMulia berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,3% YoY menjadi Rp14,5 triliun. Segmen distribusi mencatat penjualan sebesar 745 ribu unit, mencerminkan pertumbuhan sebesar 9,9% YoY, sementara pendapatan dari bisnis aftermarket penjualan suku cadang meningkat sebesar 4,0% YoY.

    Hal ini didorong oleh pasar Jawa Timur yang lebih baik di 2024 dibandingkan 2023 yang sebelumnya menahan konsumsi. Bisnis ritel melalui MPMotor berhasil menjual 203 ribu unit atau bertumbuh sebesar 16,6% YoY, didorong oleh meningkatnya permintaan, sementara pendapatan ritel dari bisnis aftermarket penjualaan suku cadang dan layanan perbaikan meningkat sebesar 10,9% YoY.
     
    Segmen bisnis asuransi MPMInsurance mempertahankan momentum pemulihan dengan mencatat peningkatan pada premi bruto sebesar 19,9% YoY menjadi Rp887 miliar didorong oleh kinerja kuat dari produk properti dan engineering, keduanya mendapatkan keuntungan dari sinergi dalam grup Perseroan. MPMInsurance meningkatkan pendapatannya sebesar 6,8% YoY menjadi Rp304 miliar, sementara laba kotor tumbuh 0,8% YoY menjadi Rp162 miliar. 
     
    Pada segmen penyewaan kendaraan, MPMRent mempertahankan jumlah armada yang stabil di kisaran 16.000 unit dengan tingkat utilisasi 91% yang sebagian besar berasal dari mobil penumpang dengan klien  dari sektor layanan keuangan, perdagangan, dan distribusi. Ke depan, perusahaan akan terus fokus pada perluasan armada sewa mobil penumpang.
     
    Penjualan mobil bekas melalui AUKSI meningkat sebesar 4,1% YoY menjadi 3.688 unit yang sebagian besar disumbangkan oleh mobil komersial. Tahun 2024 bisnis mobil bekas menghadapi tantangan dengan banyaknya stok mobil bekas di pasaran sehingga berimbas pada harga jual yang lebih rendah, dan juga terimbas dari melemahnya bisnis logistik sehingga sulit untuk menjual tipe mobil tertentu (BlindVan). Ke depannya perusahaan akan meningkatkan kontribusi mobil penumpang dengan memaksimalkan jaringan lokasi lelang kami.
     
    Segmen jasa keuangan, Jaccs MPM Finance Indonesia, secara keseluruhan, pemesanan baru menurun sebesar 33,5% YoY menjadi Rp3,1 triliun imbas dihentikannya (stop booking) sementara pembiayaan produk 4W (New & Used) dan Multi Produk, terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2024 dan ditutupnya bisnis Sewa Guna Usaha (Pembiayaan Korporatsi) secara permanen yang merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kualitas aset dengan lebih selektif dalam mengakuisisi pelanggan.
     
    Tahun ini dan tahun depan, fokus perusahaan akan tetap pada peningkatan kualitas aset, memperbaiki penagihan, dan memperkuat upaya pemulihan. Selain itu, perusahaan sedang merestrukturisasi cabang-cabangnya untuk mendukung inisiatifinisiatif ini, dan menggunakan scorecard yang dibuat oleh PEFINDO, yang diharapkan dapat menyaring kualitas calon konsumen. 
     
    Sebagai komitmen berkelanjutan untuk memberikan penghargaan kepada pemegang saham, pada tahun 2024, Perseroan telah membagikan dividen Rp115 per saham untuk tahun buku 2023. Perseroan akan terus berupaya memberikan pengembalian yang maksimal kepada pemegang saham berupa pembagian dividen secara konsisten dalam jangka panjang. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MMI)

  • Habiskan Rp 6,8 T, Perusahaan China Mau Bangun Pabrik Mobil Terbang

    Habiskan Rp 6,8 T, Perusahaan China Mau Bangun Pabrik Mobil Terbang

    Jakarta

    Produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) premium ternama asal China, Xpeng, menginvestasikan 3 miliar yuan atau setara Rp 6,8 triliun (Rp 2.268/yuan) untuk membangun pabrik electric vertical take-off and landing (eVTOL) alias mobil terbang.

    Melansir dari SCMP, Sabtu (29/3/2025), langkah ini dilakukan karena perusahaan melihat mobil terbang sebagai industri yang lebih besar daripada EV selama dua dekade mendatang. Sebab perusahaan yakin pasar mobil terbang global dapat mencapai US$ 2 triliun dalam dua dekade mendatang, dua kali lipat ukuran kendaraan darat.

    “Meskipun penjualan mobil listrik rendah hanya menyumbang 3-5% dari volume penjualan otomotif saat ini, mereka mewakili 20% dalam hal pendapatan penjualan,” kata CEO Xpeng, He Xiaopeng, dalam acara forum China EV100 di Beijing.

    Lebih lanjut, He menjelaskan rencananya pabik mobil terbang ini akan dibangun di Guangzhou dengan kapasitas 10.000 unit per tahun setelah pabrik mulai beroperasi pada 2026.

    Dijelaskan rencana pembangunan pabrik mobil terbang ini muncul saat perusahaan mobil dan teknologi China mengincar peluang pertumbuhan berikutnya di tengah ramainya persaingan pasar EV di negara itu.

    Sebelumnya raksasa teknologi mesin pencarian dan kecerdasan buatan (AI), Baidu, juga mengatakan bahwa platform pemesanan kendaraan otonomnya Apollo Go miliknya telah menandatangani kontrak kemitraan dengan otoritas jalan dan transportasi Dubai untuk menyediakan 1.000 taksi tanpa pengemudi pada 2028 mendatang.

    Kemudian ada juga pembuat EV pintar, Li Auto, yang juga sudah mengumumkan bahwa mereka akan membuka sistem operasi kendaraan Halo OS internalnya, dengan tujuan menjadi padanan Android untuk mobil.

    Seperti diketahui, China menjual 11 juta EV tahun lalu dengan pertumbuhan tahunan sebesar 40% dibandingkan dengan tahun 2023, yang mencakup 65% dari total global.

    Namun, karena tingkat penetrasi yang terlalu tinggi di China, tingkat pertumbuhan penjualan kendaraan listrik baru diramal akan melambat menjadi 15-20 % tahun ini. Sehingga fitur dan produk mobil listrik pintar diharapkan menjadi nilai jual utama di antara para produsen mobil Negeri Tirai Bambu saat ini.

    “Sebagian besar perusahaan telah menaruh harapan mereka pada kendaraan otonom untuk mendongkrak penjualan, karena mereka menggunakan fitur navigasi otonom Full Self-Driving (FSD) Tesla,” tulis SCMP dalam laporannya.

    (igo/eds)