Topik: Penjualan Mobil

  • Pabrikan EV China Xpeng Punya Chip Sendiri, Digunakan Massal Kuartal 2/2025

    Pabrikan EV China Xpeng Punya Chip Sendiri, Digunakan Massal Kuartal 2/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan otomotif asal China terus berekspansi di tengah memanasnya perang dagang yang diinisiasi oleh Presiden Donald Trump. Pengembangan kendaraan listrik yang memadukan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) bahkan melaju cukup pesat meninggalkan kompetitornya.

    AI menjadi komponen penting dalam pengembangan kendaraan listrik di China. Lewat AI, pabrikan asal negeri tirai bambu berinovasi untuk membuat kendaraan yang tidak hanya digunakan untuk saat ini, tetapi juga masa depan supaya lebih efisien.

    Xpeng adalah salah satu pabrikan otomotif asal China yang cukup agresif dalam memproduksi kendaraan listrik berbasis AI. Mereka mengklaim telah mengembangkan chip yakni Turing AI Chip, yang mampu menghasilkan daya komputasi tiga kali lipat dibandingkan dengan chip lainnya. Turing AI Chip, versi Xpeng, bahkan akan digunakan secara massal pada 2/2025.

    “Terobosan ini akan diterapkan di seluruh kendaraan bertenaga AI, mobil terbang, dan robotika, yang memungkinkan integrasi teknologi lintas domain,” kata CEO He Xiaopeng, dalam acara Xpeng’s Global Brand Night, yang berlangsung di Hong Kong, China, Selasa (15/4/2025) malam kemarin.

    Dalam catatan Bisnis, perkembangan teknologi, termasuk kendaraan berbasis AI di China, memicu peningkatan permintaan chip, yang sebagian berasal dari Amerika Serikat (AS). Namun demikian, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, telah memicu kekhawatiran terganggunya rantai pasok atau supply chain global

    Apalagi, Trump juga telah mewajibkan produsen chip AS untuk memperoleh lisensi khusus kalau mau ekspor ke China dan Hong Kong. Salah satu produsen chip AS terkemuka, NVIDIA misalnya, disebut berpotensi rugi hingga puluhan triliun triliun akibat kebijakan baru pemerintahan Trump. 

    Namun demikian, langkah AS yang pernah mengobarkan perang chip pada tahun 2023 lalu, kemungkinan besar tidak terlalu berdampak. Apalagi, pabrikan China, terutama yang berbasis teknologi seperti Xpeng, terus mengembangkan chip untuk memenuhi kebutuhan produksi kendaraan listrik berbasis AI-nya. Chip buatan Xpeng bahkan diklaim lebih andal dibandingkan milik NVIDIA. 

    Xpeng Turing AI Chip merevolusi cara mobilitas pada masa depan. Chip ini telah dirancang untuk kendaraan AI, robot dan mobil terbang. Pemakaian chip buatan Xpeng salah satunya digunakan untuk mendukung pengembangan
    autonomous mobility dan memperkuat kemampuan sistem bantuan kepada pengemudi canggihnya alias ADAS.

    CEO Xpeng, He Xiaopeng, secara terbuka bahkan mengemukakan bahwa chip Xpeng, akan mampu mengatasi keterbatasan chip generik yang sering membuang sumber daya komputasi saat  memenuhi tuntutan model AI. “XPENG mengembangkan chip AI Turing miliknya untuk memaksimalkan efisiensi. Chip ini memiliki prosesor 40-inti yang mampu menjalankan model 30 miliar parameter secara lokal.”

    “Pada kendaraan AI mendatang, XPENG akan menggunakan beberapa chip AI Turing, dengan produksi massal dan integrasi kendaraan di daratan China pada kuartal ini.”

    Luncurkan X9

    Xpeng sendiri telah resmi memperkenalkan Xpeng X9 untuk segmen MPV kepada publik global dalam acara Xpeng’s Global Brand Night, yang berlangsung di Hong Kong, China, Selasa (15/4/2025) malam kemarin.

    CEO Xpeng, He Xiaopeng mengemukakan bahwa X9 menggunakan autonomous driving software yang menavigasi pengendara dari tempat parkir ke tempat parkir tanpa gangguan. Selain itu, X9 memiliki kemampuan pengisian daya yang sangat cepat, menambah jarak tempuh 405 km hanya dalam 10 menit. 

    Penggunaan Baterai AI 5C memungkinkan penambahan jarak tempuh 1 km hanya dengan pengisian daya selama satu detik. Proses pengisian baterai bahkan bisa mencapai 80% hanya dalam waktu 12 menit atau lebih cepat daripada mengisi daya ponsel pintar. 

    XPeng X9 memiliki desain futuristik dan elegan layaknya MPV mewah yang mampu menampung hingga 7 penumpang (7-seater). Secara performa XPeng X9 dibekali oleh sistem listrik XPower 800V dengan tenaga maksimal 370 kW dan torsi 640 Nm, mampu berakselerasi 0-100 km per jam dalam 5,7 detik.

    Sementara itu, bicara soal jarak tempuh, XPeng X9 diklaim mampu menembus hingga 702 kilometer berdasarkan pengujian China Light-Duty Vehicle Test Cycle (CLTC). Energi efisiensinya sebesar 16,2 kWh per 100 Km.

    Xpeng X9 juga diklaim sebagai MPV yang menerima skor tertinggi dalam  uji tabrak keselamatan dengan 14 fitur keselamatan canggih, termasuk pengereman darurat otomatis. Fitur-fitur ini secara signifikan meningkatkan profil keselamatan X9, bahkan dalam kondisi yang paling ekstrem.

    Adapun, untuk per unitnya, Xpeng X9 dibanderol dengan harga yang bervariasi dimulai dari 359.800 Yuan (RMB) untuk kelas long range max 650 km, 379.800 Yuan (RMB) untuk kelas ultra long range max 740 km, 399.800 Yuan (RMB) untuk kelas AWD performance max 702 KM, dan Starship Edition 702 km senilai 419.800 Yuan (RMB).

    Penetrasi Xpeng di Pasar Global 

    Sekadar catatan, dalam laman resmi perusahaan, Xpeng adalah salah satu produsen kendaraan listrik asal China. Pada Maret 2025 lalu Xpeng mampu mengirimkan 33.205 Smart EV atau naik 268% dari year on year. Angka ini juga melampaui 30.000 unit selama lima bulan berturut-turut.

    Sementara itu, untuk kuartal pertama tahun 2025, XPENG mengirimkan 94.008 Smart EV, mewakili peningkatan 331% year on year. Pada saat yang sama, XPENG memperluas kehadiran globalnya dengan memasuki pasar Indonesia.

    XPENG didirikan pada tahun 2014 
    untuk mengubah mobilitas masa depan dengan memanfaatkan teknologi AI.  Hingga akhir tahun 2024, volume pengiriman kumulatif XPENG telah melampaui 600.000 kendaraan, dengan lebih dari 140.000 kendaraan baru dikirimkan pada tahun 2023 saja. 

    XPENG juga telah memperluas kehadirannya ke lebih dari 30 negara dan wilayah, menjadi merek kendaraan energi baru China teratas untuk ekspor. China telah menjadi kekuatan pendorong di balik pertumbuhan dan inovasi EV global. Tingkat penetrasi negara tersebut untuk kendaraan energi baru (NEV) telah mencapai titik balik dan terus naik signifikan.

    Deretan Mobil China Terlaris di Indonesia 

    Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat deretan merek mobil asal China berlomba mencatatkan penjualan terlaris di Indonesia sepanjang kuartal I/2025.

    Xpeng belum tercatat dalam data tersebut, karena belum secara resmi memasarkan produknya di Indonesia, kendati telah mengenalkan Xpeng G6 dan X9 pada Februari 2025 lalu.

    BYD Motor Indonesia kini menduduki peringkat pertama mobil China terlaris, menggeser dominasi Wuling hingga Chery di Tanah Air.

    Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD mencatat penjualan sebanyak 5.718 unit pada pada 3 bulan pertama 2025, melibas Wuling yang meraih angka penjualan 4.795 unit.

    Sejauh ini, model BYD yang dipasarkan di Indonesia yakni BYD Sealion 7, BYD M6, BYD Atto 3, BYD Seal dan BYD Dolphin. 

    Sementara itu, untuk model Wuling di segmen BEV, ada Wuling Air EV, Wuling Binguo EV, dan Wuling Cloud EV, sedangkan di segmen hybrid, yaitu Wuling Almaz Hybrid.

    Kemudian, di peringkat ketiga mobil China terlaris ada Chery yang membukukan penjualan sebanyak 4.399 unit pada kuartal I. Sederet model Chery, di antaranya Chery J6, Chery Omoda E5 EV, Chery Omoda 5, Chery Tiggo 7 dan Tiggo 8.

    Adapun, sub-merek premium BYD yakni Denza menorehkan penjualan wholesales sebanyak 2.524 unit pada Januari-Maret 2025, meski baru diluncurkan pada awal 2025. Model pertama yang diluncurkan yaitu MPV listrik premium, Denza D9 seharga Rp950 juta.

    Beberapa merek mobil China terlaris lainnya yakni Aion sebanyak 1.201 unit, Morris Garage (MG) milik SAIC Group yang terjual sebanyak 545 unit, DFSK 243 unit, Geely 242 unit, Tank 226 unit, dan Neta 198 unit.

    Secara keseluruhan, sepanjang kuartal I/2025, penjualan mobil wholesales turun 4,7% menjadi 205.160 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit.

    Penjualan mobil secara ritel pun anjlok 8,9% menjadi 210.483 unit, dibandingkan 3 bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit.

  • Gaikindo Ungkap Biang Kerok Penjualan Mobil Turun, Belum Revisi Target

    Gaikindo Ungkap Biang Kerok Penjualan Mobil Turun, Belum Revisi Target

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia mengalami kelesuan di awal tahun 2025. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap biang kerok penjualan selama kuartal pertama 2025.

    “Daya beli masyarakat dan minat beli belum ada,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi di Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2025).

    Dalam data wholesales Gaikindo sepanjang Januari-Maret 2025, industri otomotif Indonesia mendistribusikan mobil sebanyak 205.160 unit. Angka itu turun 4,7 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Penurunan penjualan mobil mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk inflasi, suku bunga tinggi, dan daya beli yang menurun.

    Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati dalam pengeluaran besar, termasuk membeli mobil baru.

    “Dunia memang lagi susah, dunia lagi tidak baik-baik saja. Makanya orang mau belanja memang lagi ditekan, uang ada. Ya (lebih menyimpan uang),” tambah Nangoi.

    Kendati dihadapkan dengan kondisi pasar yang masih lesu, Gaikindo belum merevisi penjualan mobil di Indonesia tahun 2025. Nangoi bilang paling tidak target penjualannya bisa mengulangi pencapaian 900 ribu unit, sama seperti tahun lalu.

    “Tahun 2025 sampai dengan first quarter kita turun sampai sekitar 4,8 persen. Kita nggak terlalu muluk-muluk .Kalau kita bisa mengulangi sukses 2024 sudah luar biasa. Karena terus terang market-nya agak sedikit berat. US Dollar juga sudah menguat tinggi, saya mengkhawatirkan satu step adalah lagi jangan sampai harga mobil ikut naik,” kata Nangoi.

    “Komponen US masih tinggi juga yang namanya mobil, Yen juga semakin menguat saat ini sudah Rp 112 – 114 (per 1 Yen) kalau tidak salah. Itu berpengaruh sekali,” tambah dia.

    “Yang menguntungkan masih banyak model-model baru yang datang dengan harga terjangkau. Mudah-mudahan market ini bisa ditutup dengan kondisi tersebut,” jelasnya lagi.

    (riar/din)

  • BYD-Tesla Minggir, Mobil Listrik ala Jepang Laris Manis

    BYD-Tesla Minggir, Mobil Listrik ala Jepang Laris Manis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Permintaan mobil hibrida bensin-listrik Toyota bikin pemasok kewalahan. Pasalnya mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan produksi yang membeludak.

    Banyaknya permintaan mobil listrik ala Jepang itu, mengakibatkan terjadinya kekurangan suku cadang dan waktu tunggu yang lebih lama bagi para pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh empat orang yang mengetahui situasi tersebut.

    Melansir Reuters, stok mobil hibrida Toyota di dealer utama, termasuk di Amerika Serikat, Jepang, China, dan Eropa, susah dicari.

    Sebagai pemain dominan di pasar mobil hibrida, Toyota menghadapi tantangan besar dalam memenuhi lonjakan permintaan ini.

    Namun, peningkatan ini juga membuktikan strategi Toyota dalam mempertahankan produksi mobil hybrid terbukti berhasil, meskipun beberapa pesaingnya sebelumnya memprediksi kendaraan listrik berbasis baterai akan menghilangkan permintaan mobil hibrida.

    Sementara itu, berdasarkan data LMC Automotive, penjualan mobil hybrid global, termasuk model plug-in, hampir meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 5,7 juta unit menjadi 16,1 juta unit.

    Di Eropa, pelanggan Toyota kini harus menunggu sekitar 60 hingga 70 hari untuk mendapatkan mobil hibrida baru, hampir dua kali lipat dari waktu tunggu pada tahun 2020. Model dengan permintaan tertinggi di kawasan ini termasuk Yaris Cross Hybrid dan RAV4 Plug-in Hybrid.

    Sedangkan di Jepang, waktu tunggu berkisar antara dua hingga lima bulan untuk berbagai model, menurut situs web resmi Toyota.

    Di Amerika Serikat, stok mobil hibrida juga makin tipis. Seorang sumber mengatakan, di salah satu dealer di Pantai Barat, Prius Hybrid sudah terjual habis sejak pertengahan Februari, sementara stok Camry Hybrid sangat terbatas. Di India, waktu tunggu berkisar antara dua hingga sembilan bulan, tergantung pada modelnya.

    Reuters mewawancarai 10 tokoh industri, termasuk orang-orang di Toyota dan para pemasoknya, mereka mengungkapkan kendala saat ini terjadi dalam rantai pasokan mobil hibrida. Toyota menyatakan, permintaan mobil hibrida meningkat secara signifikan di seluruh wilayah dan pihaknya terus berusaha meningkatkan produksi untuk merespons kebutuhan pasar.

    “Saat ini, kapasitas produksi untuk komponen dan suku cadang hibrida dari para pemasok kami dan produksi suku cadang internal kami sejalan dengan rencana produksi tahunan dan kapasitas perakitan kendaraan kami,” kata Toyota dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (15/4/2025).

    Permasalahan rantai pasok

    Namun, keterbatasan pasokan tetap menjadi tantangan utama. Beberapa suku cadang penting, seperti magnet yang digunakan dalam komponen hibrida dari pemasok Aisin Corp, mengalami kelangkaan.

    Hal ini menyebabkan keterlambatan produksi rotor dan stator, yang berdampak pada pasokan motor hibrida ke Toyota. Demikian pula, Denso, pemasok utama dalam grup Toyota, menghadapi keterlambatan pengiriman inverter akibat kemacetan di pemasok lapis kedua dan ketiga.

    Menghadapi masalah ini, Toyota mempertimbangkan opsi untuk mencari pemasok baru di India serta memproduksi inverter di negara tersebut.

    Meski begitu, perusahaan menolak memberikan perincian lebih lanjut terkait pemasok spesifik yang terlibat dalam upaya ini. Aisin dan Denso juga menolak berkomentar.

    Adapun Toyota sendiri telah berinvestasi besar dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Di India, Toyota Kirloskar Motor telah menambah kapasitas untuk memproduksi 32.000 kendaraan tambahan per tahun dan berencana untuk meningkatkan produksi hingga 100.000 kendaraan lagi. Selain itu, Toyota juga menginvestasikan US$14 miliar untuk pabrik baterai di North Carolina guna memenuhi permintaan kendaraan hibrida.

    Di China, meskipun total penjualan Toyota turun 7% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya, penjualan kendaraan listriknya yang sebagian besar adalah mobil hibrida justru meningkat 27%.

    Pesaing utama Toyota, seperti Hyundai dan Kia, juga menghadapi tantangan serupa dalam meningkatkan produksi mobil hibrida mereka.

    Seorang sumber menyebutkan bahwa Hyundai masih berjuang dengan keterbatasan kapasitas produksi, sementara dealer Hyundai di Seoul mencatat waktu tunggu untuk SUV Palisade Hybrid mencapai satu tahun.

    Kia Carnival Hybrid memiliki waktu tunggu 10 bulan, sedangkan Kia Sorento Hybrid membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan untuk dikirim ke pelanggan.

    (dem/dem)

  • Penjualan Mobil Maret 2025 Berbalik Turun 1,99%

    Penjualan Mobil Maret 2025 Berbalik Turun 1,99%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil nasional berbalik turun di bulan maret 2025 setelah sempat melonjak di Februari 2025. Mengutip data yang dirilis Astra International, penjualan mobil bulan Maret 2025 drop hampir 2% secara bulanan.

    Selengkapnya saksikan di Program Property Point CNBC Indonesia, Rabu (16/04/2025).

  • Menperin Usul Harga Mobil Turun Biar Laku, Nissan Respons Begini

    Menperin Usul Harga Mobil Turun Biar Laku, Nissan Respons Begini

    Jakarta

    Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang menyarankan agar produsen roda empat mau menurunkan harga jual kendaraan di Indonesia. Sebab, langkah itu diyakini mampu meningkatkan daya beli konsumen yang sedang melemah. Bagaimana respons Nissan soal usulan tersebut?

    Head of Sales and Product Planning PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI), Bima Aristantyo mengaku sudah mendengar imbauan Menperin terkait penurunan harga kendaraan. Namun, pihaknya belum melakukan study mendalam terkait imbauan tersebut.

    “Kalau dari kita sih, imbauan dari Menperin ya, itu kita belum ada study untuk penurunan harga,” ujar Bima saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan.

    Nissan di IIMS 2025. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Bima menjelaskan, dengan situasi ekonomi yang seperti sekarang, mampu menjaga harga tetap stabil saja sudah baik. Dia ingin memastikan, konsumen dapat produk yang terbaik.

    “Jadi at least dengan kondisi forex yang memang meningkat, kemarin ada informasi (mata uang) Jepang yang juga menguat, USD juga naik, maka yang bisa kita lakukan untuk membantu ekonomi Indonesia ya kita maintain harga kita yang sekarang. Tidak ada kenaikan,” ungkapnya.

    Diberitakan detikOto sebelumnya, Menperin Agus Gumiwang menyarankan produsen mobil di Indonesia agar menurunkan harga jual kendaraan. Langkah tersebut, menurutnya, untuk meningkatkan daya beli konsumen yang melemah.

    “Kami berharap ada kebijakan-kebijakan baru (dari pabrikan), misalnya, ini bukan arahan ya, sacrifice margine atau menurunkan harga jual mobil (di Indonesia),” kata Agus saat peresmian pabrik baru Daihatsu di Karawang.

    Menperin Agus Gumiwang. Foto: Menperin Agus Gumiwang. (Ilyas Fadilah/detikcom)

    Agus juga berharap, produsen bisa melakukan inovasi baru dalam pengembangan produk baru yang berorientasi kepada konsumen dan lingkungan. Hal tersebut, kata dia, juga harus dibarengi dengan dukungan pemerintah yang berkelanjutan.

    “Kami harap ada perhatian terhadap pengembangan inovasi hijau yang berwawasan lingkungan dengan adanya berbagai upaya strategis dan inovasi terhadap pelaku industri, serta dukungan berkelanjutan dari pemerintah. Harapannya pasar Indonesia bisa bangkit dalam waktu sesingkat-singkatnya,” kata dia.

    Sebagai catatan, Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, total penjualan mobil secara wholesales selama tahun lalu tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9 persen secara year-on-year (YoY) dari periode sama tahun lalu yang tembus 1.005.802 unit.

    Sementara penjualan ritel selama 2024 juga turun 10,9 persen menjadi 889.680 unit. Padahal, tahun sebelumnya mencapai 998.059 unit. Meski turun, namun penjualan tersebut sudah melampaui target Gaikindo yang telah direvisi, yakni 850 ribu unit setahun.

    (sfn/lth)

  • Penjualannya Kalahkan Alphard, MPV Mewah Xpeng X9 Kini Lebih Canggih

    Penjualannya Kalahkan Alphard, MPV Mewah Xpeng X9 Kini Lebih Canggih

    Hongkong

    Produsen mobil listrik China, Xpeng, meluncurkan MPV flagship X9 versi terbaru. Kini, Xpeng X9 yang di China penjualannya mengalahkan Toyota Alphard itu dapat beragam teknologi canggih dan memanjakan penggunanya.

    Chairman & CEO Xpeng, He Xiaopeng, mengatakan Xpeng X9 menjadi mobil listrik premium (di luar mobil PHEV) terlaris di China pada tahun 2025. Tak cuma itu, He mengklaim penjualan mobil listrik tersebut mengalahkan Alphard.

    “X9 pertama kali diluncurkan beberapa tahun lalu. Dan dalam setahun, kami menjadi mobil MPV listrik murni kelas menengah atas terlaris (di China),” ujar He dalam acara Xpeng Global Brand Night yang digelar di Kai Tak Cruise Terminal, Hong Kong, Selasa (15/4/2025) malam.

    Xpeng X9. Foto: Rangga Rahadiansyah / detikcom

    Dalam presentasinya, He membeberkan angka penjualan mobil listrik premium terlaris di China tahun 2024. Xpeng X9 mencatatkan penjualan sebanyak 21.141 unit. Lalu Zeekr 009 sebanyak 20.683 unit, dan Alphard (meskipun bukan mobil listrik murni tapi datanya ditampilkan) mencatatkan angka 16.701 unit.

    “Nah, dalam diagram ini, Anda dapat melihat bahwa kami membandingkan diri kami dengan Alphard. Meskipun itu adalah ICE (mobil bermesin konvensional bukan mobil listrik), alasan kami menaruhnya di sini adalah karena kami sangat senang menemukan bahwa sebenarnya Xpeng berada di puncak,” ucapnya.

    “Anda tahu, Alphard adalah mobil yang kami jadikan model (inspirasi buat Xpeng) X9 saat kami mendesain MPV. Sebelum kami memproduksi mobil tersebut, saya sendiri mengendarai Alphard, dan sejujurnya saya pikir Alphard adalah mobil yang hebat untuk dikendarai. Mobil itu memberikan banyak kenyamanan. Jadi kami selalu berpikir bahwa mungkin kami dapat memberikan penghormatan kepada mobil paling klasik di jenisnya dalam hal kenyamanan, performa, dll,” beber He.

    Xpeng X9. Foto: Rangga Rahadiansyah / detikcom

    Kini, Xpeng X9 telah mendapat pembaruan total. Di ajang Xpeng Global Brand Night, Xpeng meluncurkan X9 generasi terbaru. Xpeng mengklaim mobil listrik ini tidak hanya mengalami facelift, tapi juga penyempurnaan total.

    Dari sisi teknologi, Xpeng X9 mendapatkan chip Turing AI Xpeng yang diklaim tiga kali lebih kuat dalam daya komputasi dibanding chip di mobil listrik lain. Teknologi AI itu tersedia untuk semua trim.

    Xpeng X9 memiliki sistem rear-wheel steering di mana kedua roda belakangnya bisa ikut berbelok untuk membantu mobil dalam bermanuver. Alhasil, radius putar mobil sebongsor ini cuma 5,4 meter.

    Xpeng juga telah menyempurnakan kenyamanan mobil ini. Memanfaatkan teknologi AI, Xpeng dapat mengoptimalkan kenyamanan sasis dan menerapkan algoritma anti-mabuk perjalanan dengan meminimalkan body roll saat menikung dan melewati gundukan.

    Pembaruan yang diunggulkan pada Xpeng X9 ini adalah jok Zero-Gravity yang terinspirasi dari NASA. Jok tersebut menjadi standar untuk bangku baris pertama dan kedua. Xpeng mengklaim, jok ini mengurangi tekanan pinggul hingga 22%, gaya sendi pinggul hingga 36%, gaya lumbar hingga 60%, dan tekanan tulang belakang hingga 13% saat diaktifkan. Terdapat fungsi pijat 10 titik sebagai fitur standar, ada juga fungsi 16 titik sebagai opsional.

    Xpeng X9 Bakal Dijual di Indonesia

    Xpeng X9 bakal dijual di Indonesia. Xpeng juga sudah memamerkan X9 di Indonesia belum lama ini. Namun, belum dipastikan apakah Xpeng X9 yang dijual di Indonesia sama dengan yang baru meluncur di Hong Kong atau masih menggunakan model sebelumnya.

    Meski begitu, Xpeng menegaskan bahwa pemilik Xpeng X9 model sebelumnya akan memiliki opsi untuk meningkatkan fitur tertentu, termasuk insulasi suara yang ditingkatkan, kursi Zero-Gravity, dan AI ADAS Little Blue Light.

    (rgr/)

  • Penjualan Mobil Hidrogen di Dunia Drop, Toyota Masih Lihat Peluang

    Penjualan Mobil Hidrogen di Dunia Drop, Toyota Masih Lihat Peluang

    Jakarta

    Penjualan mobil hidrogen di pasar global mengalami penurunan dua tahun terakhir. Bahkan, tahun lalu, angkanya berada di titik terendah. Meski demikian, kenyataan tersebut tak menyurutkan minat Toyota mengembangkan kendaraan tersebut.

    Menurut data yang dihimpun SNE Research, dikutip Selasa (15/4), penjualan mobil hidrogen di dunia sepanjang Januari-Desember 2024 hanya 12.866 unit atau turun 21,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 16.413 unit.

    Padahal, penjualan mobil hidrogen secara global sempat mencapai titik tertingginya di tahun 2022 dengan menyentuh 20.704 unit. Setelah itu, angkanya terus mengalami perlemahan.

    Stasiun pengisian bahan bakar mobil hidrogen Toyota. Foto: Doc. TMMIN.

    Indra Chandra Setiawans selaku Engineering managemen Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) membenarkan, penjualan mobil hidrogen turun 1-2 tahun terakhir. Meski demikian, berkaca dari pasar mobil listrik, dia yakin ada peluang di segmen tersebut.

    “Ya bener ya, datanya memang terjadi pelabatan penjualan, ya. Kalau kita lihat baterai itu, tadinya per kWh di atas US$ 1.000. Nah, beberapa tahun belakangan, dengan economic of scale akhirnya harga baterai per kWh bisa lebih murah lagi,” ,” ujar Indra saat menyampaikan materi di Karawang, Jawa Barat.

    Kembali mencontoh keberhasilan mobil listrik, Indra menjelaskan, China sudah mengembangkan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate). Jadi, tak menggunakan nikel, mangan, dan kobalt, melainkan memakai ferro atau besi yang jauh lebih murah. Imbasnya, harga baterai bisa turun ke US$ 100 per kWh.

    Berkaca dari kenyataan tersebut, kata dia, harga bahan bakar hidrogen kini masih cenderung mahal. Itulah mengapa, wajar penjualannya masih naik-turun. Meski demikian, Toyota akan terus mencari peluang untuk bisa memasarkan mobil hidrogen di Tanah Air.

    “Saya sampaikan, kalau misalkan satu jalan buntu, kita cari jalan lain karena teknologinya sama, fuel cell stacknya sama. Nah, bagaimana kita pivoting ke misalnya hidrogen untuk heavy duty, yang sama sekali saat ini mungkin Tesla Semitruck atau apa, yang belum banyak masuk produksi massal,” ungkapnya.

    Sebagai catatan, Toyota Indonesia tak menutup peluang meluncurkan mobil hidrogen di Tanah Air, yakni Mirai. Kendaraan tersebut ditargetkan meluncur sebelum 2030.

    (sfn/lth)

  • Penjualan Mobil Astra Turun di Maret 2025, tapi Pangsa Pasar Masih Tertinggi!

    Penjualan Mobil Astra Turun di Maret 2025, tapi Pangsa Pasar Masih Tertinggi!

    Jakarta: Penjualan mobil dari Grup Astra mengalami penurunan pada Maret 2025. 
     
    Total penjualan wholesales tercatat sebanyak 37.735 unit, lebih rendah dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai 40.378 unit. 
     
    Meski begitu, Astra tetap mendominasi pasar dengan pangsa sebesar 54 persen.

    Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto, mengatakan, meski pasar otomotif nasional sedang dinamis, Astra tetap hadir dengan solusi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
     
    “Pangsa pasar mobil Astra hingga Maret 2025 berada di angka 54 persen. Di tengah dinamika pasar otomotif nasional, Astra senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pilihan kendaraan yang relevan dengan kebutuhan pelanggan di berbagai segmen,” ujar Boy dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 April 2025.
     

    Penjualan Toyota dan Isuzu turun, Daihatsu dan UD Tractors naik
    Jika dirinci, penjualan Toyota dan Lexus pada Maret 2025 turun menjadi 22.658 unit dari bulan sebelumnya yang mencapai 24.506 unit. Isuzu juga mengalami penurunan, dari 1.903 unit menjadi 1.802 unit.
     
    Sebaliknya, Daihatsu justru mencatatkan peningkatan dari 11.959 unit pada Februari menjadi 13.057 unit di Maret 2025. UD Tractors pun naik tipis dari 178 unit menjadi 218 unit.
     
    Secara keseluruhan, selama kuartal-I 2025, Astra berhasil menjual 110.812 unit mobil. Sementara penjualan mobil nasional secara total berada di angka 205.160 unit. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kurs USD Hari Ini 16 April 2025, Rupiah Dibuka Menguat Tipis – Page 3

    Kurs USD Hari Ini 16 April 2025, Rupiah Dibuka Menguat Tipis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (16/4), rupiah tercatat menguat tipis sebesar 8 poin atau 0,05 persen menjadi 16.819 per dolar AS dari posisi sebelumnya di 16.827.

    Dikutip dari Antara, Rabu (16/4/2025), nilai tukar rupiah terhadap kurs USD diperkirakan mengalami pelemahan terbatas. Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penurunan ini didorong oleh melemahnya daya beli masyarakat serta menurunnya tingkat kepercayaan konsumen.

    “Penurunan konsumsi dan investasi masyarakat terlihat dari turunnya data penjualan mobil serta meningkatnya permintaan terhadap emas, yang menandakan sikap hati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi,” ujar Lukman.

    Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2025 berada di level 121,1. Namun, dua komponen utamanya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), masing-masing tercatat 110,6 dan 131,7—lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

    Tekanan Tambahan Datang dari Penurunan Komponen Ekonomi dan Ekspektasi Masyarakat

    Penurunan IKE didorong oleh turunnya tiga komponen penting: Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) sebesar 121,3, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) sebesar 110,2, dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) sebesar 100,3. Ketiga angka ini berada di zona optimis, namun masih lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

    Sementara itu, IEK yang mencerminkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan, juga mengalami penurunan.

    Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU), dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) masing-masing tercatat 137,0; 132,2; dan 125,9—lebih rendah dibandingkan Februari 2025.

     

  • Rupiah Melemah Terbatas, Konsumen dan Investor Waspada

    Rupiah Melemah Terbatas, Konsumen dan Investor Waspada

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan kurs rupiah terhadap dolar AS akan mengalami pelemahan terbatas seiring melemahnya tingkat kepercayaan konsumen serta penurunan penjualan mobil.

    “Jelas melemahnya daya beli masyarakat dan antisipasi masyarakat akan ketidakpastian ekonomi ke depannya (yang menyebabkan penurunan data-data tersebut). Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2025 berada di angka 121,1. Angka ini ditopang oleh dua indikator utama: Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masing-masing tercatat sebesar 110,6 dan 131,7. Namun, kedua indeks ini mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berada di level 114,2 dan 138,7.

    BI menyebutkan bahwa IKE Maret 2025 masih ditopang oleh semua komponennya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), yang masing-masing berada di level 121,3; 110,2; dan 100,3. Meski tergolong optimis, ketiganya lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

    Sementara itu, IEK yang mencerminkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan tetap kuat. BI mencatat seluruh komponen IEK masih berada dalam level yang optimis, meski menunjukkan penurunan.