Topik: Penjualan Mobil

  • Isuzu MU-X Terbaru hingga Traga Limited Edition Rilis di GIIAS 2025

    Isuzu MU-X Terbaru hingga Traga Limited Edition Rilis di GIIAS 2025

    Jakarta

    PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) merilis dua kendaraan baru dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Di sisi lain, pasar otomotif sedang lesu. Meski begitu, Isuzu tetap optimistis bisa mendapatkan pangsa pasar 30 persen.

    Isuzu MU-X 4WD hadir untuk pertama kalinya di Indonesia. Sport utility vehicle (SUV) ladder frame dengan kemampuan off-road ini hadir dengan desain tampilan yang baru serta penyematan sejumlah teknologi untuk meningkatkan efektivitas kendaraan sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan.

    GIIAS 2025 menjadi momen bagi PT IAMI untuk menampilkan sekaligus menjual Isuzu Traga Special Edition 50th dengan tampilan yang lebih eksklusif. Isuzu Traga Special Edition 50th dihadirkan untuk merayakan 50 tahun Isuzu hadir di Indonesia, dan diproduksi secara terbatas hanya 50 unit saja. Ada spesifikasi khusus untuk Traga edisi spesial itu, seperti adanya teknologi digital canggih Isuzu Link.

    Isuzu MU-X 4WD Foto: Dok. Isuzu

    “Semua yang sudah dihadirkan tidak berhenti sampai di sini karena Isuzu siap menatap masa depan melalui inisiasi solusi transportasi dengan teknologi ramah lingkungan serta transformasi digital untuk masa depan yang lebih baik. Semua ini kami coba tampilkan melalui booth Isuzu di GIIAS 2025,” ungkap Masayasu Hideshima, President Director PT IAMI, Masayasu Hideshima dalam keterangannya.

    Peluncuran dua model ini dilakukan saat pasar tengah turun. Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang semester pertama 2025 (Januari hingga Juni), penjualan ritel otomotif nasional sebanyak 390.467 unit, turun 9,7 persen dari periode yang sama tahun 2024 sebesar 432.453 unit. Gaikindo menilai, penyebab utama lesunya penjualan mobil karena daya beli masyarakat makin lemah dan pertumbuhan ekonomi belum membaik.

    Meskipun demikian, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tetap yakin ada ruang untuk tumbuh meskipun kondisi perekonomian nasional dan pasar otomotif masih lesu. Isuzu optimistis bisa terus memberi kontribusi positif bagi industri otomotif nasional dari ekspor Traga ke berbagai negara.

    Isuzu MU-X 4WD Foto: Dok. Isuzu

    Di tengah tren penurunan, dalam dua bulan ini sudah terlihat tren positif untuk penjualan Isuzu. Market share Isuzu (di segmen kendaraan komersial) sudah 29 persen.

    “Kami yakin dengan tren positif ini bisa mencapai 30 persen di akhir tahun, sama seperti tahun lalu,” tutur Business Strategy Division Head PT IAMI Rian Erlangga.

    Optimisme Isuzu terlihat dari penerimaan pelaku bisnis transportasi logistik, pergudangan, dan distribusi ritel terhadap kendaraan Isuzu. Apalagi, kinerja di sektor ini masih menjanjikan. Berdasarkan data Supply Chain Indonesia (SCI), subsektor transportasi dan pergudangan nasional diperkirakan akan tumbuh 12,53% pada tahun 2025. Angka ini melonjak dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2024 yang sebesar 9,52%.

    Produk unggulan Isuzu Traga masih menjadi tulang punggung penjualan. Saat ini, market share Traga sudah mencapai 45,3 persen. Di beberapa daerah, seperti Jawa Timur, market share Traga sudah menembus 70 persen.

    “Kami juga masih melihat peluang di pasar ekspor dengan menjajaki negara-negara tujuan baru untuk Traga. Apalagi, TKDN Traga sudah 48,15 persen. Kita mengekspor produk yang punya TKDN tinggi, ini tentu memajukan industri otomotif nasional,” tutur dia.

    Untuk pasar luar negeri, Isuzu mulai mengekspor Traga ke Filipina pada Desember 2019 sebanyak 6.000 unit. Tahun 2024 lalu, Isuzu mengekspor 8.070 unit Traga ke 16 negara, antara lain Filipina, Panama, Guatemala, Elsavador, Laos, Myanmar, Nikaragua, Jamaika, dan Paraguay.

    (riar/dry)

  • BAIC Luncurkan BJ30 Hybrid, Ketum IMI Minta Produsen Asing Genjot TKDN

    BAIC Luncurkan BJ30 Hybrid, Ketum IMI Minta Produsen Asing Genjot TKDN

    Jakarta

    Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Board of Commissioner PT JIO Distribusi Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi diluncurkannya mobil hybrid terbaru, BAIC BJ30 dibandrol harga untuk 4×2 Rp. 499 juta per-unit dan 4×4 Rp 575 juta per-unit, oleh PT JIO Distribusi Indonesia dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

    Kehadiran BAIC BJ30 bukan hanya menambah pilihan dalam pasar kendaraan hybrid tanah air, tetapi juga mempertegas bahwa Indonesia semakin menarik bagi pabrikan otomotif dunia untuk menghadirkan teknologi kendaraan ramah lingkungan, tangguh, dan futuristik.

    “Peluncuran BAIC BJ30 menjadi momen yang menegaskan arah baru industri otomotif Indonesia yang ramah lingkungan, canggih, dan terbuka untuk kolaborasi global. Arah tersebut harus senantiasa berpijak pada kepentingan nasional. Kedaulatan industri otomotif nasional jangan hanya slogan, tetapi tanggung jawab bersama,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (24/7/25).

    Hadir antara lain Board of Commissioner PT JIO Distribusi Indonesia Aries Marsudiyanto, Sidik Lijandi dan Alvin Kennedy, Vice President BAIC International Gao Ming, Director BAIC International Han Shao serta Deputy Director BAIC International Houjie. Hadir pula Hubungan Antar Lembaga IMI Pusat Erwin MP serta Komunikasi dan Media IMI Pusat Dwi Nugroho Marsudianto.

    Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua DPR ke-20 serta mantan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini menilai, peluncuran BAIC BJ30 merupakan sinyal positif atas meningkatnya minat produsen otomotif global terhadap pasar Indonesia. Namun, kehadiran mobil-mobil impor di pasar nasional harus dibarengi dengan komitmen jangka panjang dari para prinsipal otomotif. Terutama terkait perakitan lokal dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    “Indonesia bukan hanya pasar, tetapi juga harus menjadi basis produksi otomotif regional maupun global. Kita harapkan para produsen mobil dari luar negeri mau merakit kendaraannya di Indonesia. Sehingga, kita bisa meningkatkan kontribusi sektor otomotif terhadap PDB nasional, sekaligus membuka lapangan kerja dan memperkuat ekosistem industri komponen dalam negeri,” kata Bamsoet.

    Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, dengan total penjualan mobil nasional mencapai lebih dari 1 juta unit pada tahun 2024, dan dengan proyeksi kenaikan hingga 1,2 juta unit pada akhir 2025, pasar otomotif Indonesia menjadi salah satu yang paling potensial di kawasan Asia Tenggara. Potensi tersebut harus mampu mendorong transfer teknologi, pengembangan SDM lokal, dan kolaborasi nyata dengan industri otomotif dalam negeri.

    “Bukan hal yang mustahil jika dalam 10 tahun ke depan, Indonesia mampu menjadi pemain utama kendaraan listrik dan hybrid di kawasan Asia, asal kita mampu membangun industri yang berbasis inovasi dan keberlanjutan. Kehadiran BAIC BJ30 harus dibaca sebagai peluang, sekaligus tantangan. Jangan sampai kita hanya jadi pasar bagi produk luar, tetapi tidak memperoleh nilai tambah yang maksimal,” pungkas Bamsoet.

    (ega/ega)

  • Biar Laku, Harga Mobil Listrik di Indonesia Harusnya Segini

    Biar Laku, Harga Mobil Listrik di Indonesia Harusnya Segini

    Jakarta

    Mobil listrik memang makin ramai di jalanan Indonesia. Namun, kehadirannya belum ampuh mendongkrak penjualan mobil baru secara keseluruhan. Salah satu alasannya: harga masih tinggi, belum ramah kantong, terutama pembeli pemula.

    “Jadi mobil listrik memang banyak peminat, tapi (masalahnya) terjangkau atau tidak harganya,” ujar Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (20/7).

    Menurut Jongkie, harga rata-rata mobil listrik di Indonesia masih terlalu mahal jika dibandingkan pendapatan per kapita masyarakat yang berkisar US$ 5 ribu per tahun. Artinya, secara daya beli, segmen ini masih belum bisa menjangkau pasar luas.

    “Ya kalau mobil di atas Rp 500-600 juta, makin kecil mengerucut pangsa pasarnya. Nah sementara ini yang laku Rp 300 juta ke bawah, dan saat ini (rata-rata) mobil listrik harganya masih di atas itu. Ada juga yang mendekati Rp 1 miliar,” tuturnya.

    Mobil listrik GWM Ora 03. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Itulah mengapa, Jongkie menilai, harga ideal mobil listrik di Indonesia seharusnya di bawah Rp 300 juta. Nominal itu dipercaya mampu menggoda konsumen membeli kendaraan ramah lingkungan tersebut.

    “Maka daya beli masyarakat adanya di mobil Rp300 juta ke bawah. Jadi 20 tahun terakhir begitu,” kata dia.

    Kini, sudah ada beberapa mobil listrik murah yang dipasarkan di Indonesia, misalnya seperti Seres E1 dan Wuling Air ev yang dibanderol tak sampai Rp 200 juta. Namun, soal ukuran dan fitur, masih banyak konsumen yang menilai belum cukup untuk kebutuhan keluarga.

    Kebanyakan model tersebut masih berjenis city car dan berdimensi kompak, sehingga belum mampu menjangkau segmen yang mengincar hatchback, SUV, atau MPV. Sementara mobil listrik di kelas itu, banderolnya rata-rata masih di atas Rp 300 juta.

    Di sisi lain, data wholesales Gaikindo juga menunjukkan tren yang belum stabil. Distribusi mobil listrik dari pabrik ke dealer pada Mei 2025 hanya 6.334 unit, turun signifikan dari April yang mencatat 7.690 unit.

    Dengan kata lain, penjualan mobil listrik menyusut sekitar 17 persen dalam sebulan. Bahkan, angka April juga lebih rendah dibandingkan Maret, yang sempat menyentuh 8.835 unit. Ini seakan menjadi sinyal: meski hype-nya tinggi, adopsinya belum benar-benar masif.

    (sfn/rgr)

  • Mobil Raja Jalanan RI: Laku Keras Sejak Januari 2025-Selalu Juara 1

    Mobil Raja Jalanan RI: Laku Keras Sejak Januari 2025-Selalu Juara 1

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil nasional pada bulan Juni 2025 lalu tercatat mencapai mencapai 57.761 unit. Turun 2.851 unit atau 4,71% dibanding Mei 2025 yang sebanyak 60.612 unit

    Sepanjang paruh pertama tahun 2025, penjualan mobil tercatat sebanyak 374.741 unit. Angka ini merosot 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan mencapai 410.020 unit.

    Tercatat, Toyota dan Lexus masih cetak angka penjualan terbanyak di bulan Juni 2025, sebanyak 18.038 unit. Angka ini anjlok dari Mei 2025 yang mencapai 21.241 unit.

    Disusul Daihatsu dengan angka penjualan 9.356 unit, turun dari Mei 2025 yang mencapai 11.166 unit.

    Lalu siapa yang jadi raja jalanan di bulan Juni dan paruh pertama tahun 2025 ini?

    Tercatat merek mobil yang menempati posisi unggul sebagai yang terlaris di tahun 2025 ini adalah Kijang Innova. Di bulan Juni 2025, Innova berhasil menjual 4.814 unit. Angka tersebut merupakan akumulasi dari tipe Reborn serta Zenix.

    Posisi kedua ditempati Daihatsu Gran Max Pick Up yang terjual 2.834 unit dan posisi ketiga ada low cost green car (LCGC) Daihatsu Sigra yang terjual 2.742 unit.

    Terpantau dari data Gaikindo, sejak Januari hingga Juni 2025, Innova (Zenix dan Reborn) selalu menempati posisi pertama atau juara mobil terlaris di RI.

    Di bulan Januari 2025, Innova terjual sebanyak 5.171 unit, lalu sebulan kemudian laku keras sampai 6.008 unit, dan di bulan Maret 2025 terjual 5.353 unit.

    Pada April 2025 lalu, Innova terjual sebanyak 4.588 unit dan di Mei 2025 laku 5.173 unit.

    Secara total penjualan Innova sepanjang Januari-Juni atau semester I tahun 2025 adalah sebanyak 31.107 unit. Angka tersebut adalah akumulasi untuk Reborn dan Zenix. 

    Terpantau secara bulanan, penjualan Avanza, Brio, Sigra, serta Daihatsu Gran Max Pick Up selalui menyusul Innoova.

    Daftar mobil Terlaris Juni 2025:

    Kijang Innova (Reborn dan Zenix): 4.814 unit
    Daihatsu Gran Max Pick Up: 2.834 unit
    Daihatsu Sigra: 2.742 unit
    Toyota Avanza: 2.632 unit
    Honda Brio (RS dan Satya): 2.385 unit
    Toyota Rush: 2.355 unit
    Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.290 unit
    Suzuki Fronx: 1.782 unit
    Denza D9: 1.768 unit
    Toyota Calya: 1.662 unit

    Daftar Mobil Terlaris Mei 2025:

    Toyota Kijang Innova (termasuk Zenix): 5.173 unit
    Toyota Avanza: 3.360 unit
    Daihatsu Gran Max Pick Up 3283
    Daihatsu Sigra: 3.059 unit
    Toyota Calya 2.480 unit
    Toyota Rush 2.431 unit
    Suzuki Carry Pick Up 2392
    Daihatsu Terios 1.689 unit
    Toyota Agya 1.602 unit
    Honda Brio 1.451 unit

    Daftar Mobil Terlaris April 2025:

    Toyota Kijang Innova (termasuk Zenix): 4.588 unit
    Daihatsu Sigra: 4.020 unit
    Toyota Avanza: 2.595 unit
    Honda Brio: 2.174 unit
    Toyota Rush: 2.019 unit
    BYD Sealion 7: 1.793 unit
    Suzuki Carry PU: 1.773 unit
    Daihatsu Ayla: 1.564 unit
    Daihatsu Gran Max PU: 1.494 unit
    Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 1.370 unit

    Berikut Mobil Terlaris di Maret 2025:

    Toyota Kijang Innova (Zenix dan Reborn): 5.353 unit
    Toyota Avanza: 5.069 unit
    Daihatsu Sigra: 4.309 unit
    Honda Brio (RS dan Satya): 4.000 unit
    Toyota Calya: 2.639 unit
    Daihatsu Gran Max Pikap: 2.581 unit
    Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.289 unit
    Toyota Rush: 2.127 unit
    Daihatsu Terios: 2.027 unit
    Suzuki XL7: 1.600 unit.

    Daftar Mobil Terlaris Februari 2025:

    Toyota Kijang Innova (termasuk Innova Reborn dan Zenix): 6.008 unit
    Honda Brio (termasuk Brio RS dan Brio Satya): 5.497 unit
    Toyota Calya: 3.628 unit
    Daihatsu Sigra: 3.296 unit
    Toyota Rush: 3.161 unit
    Daihatsu Gran Max Pickup: 2.888 unit
    Toyota Avanza: 2.775 unit
    Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.540 unit
    Suzuki Carry Pick Up: 2.115 unit
    Daihatsu Terios: 1.688 unit

    Daftar Mobil Terlaris Januari 2025:

    Kijang Innova (Zenix dan Reborn): 5.171 unit
    Honda Brio (RS dan Satya): 4.830 unit
    Daihatsu Sigra: 3.603 unit
    Toyota Rush: 3.332 unit
    Daihatsu Gran Max pick-up: 2.982 unit
    Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.680 unit
    Toyota Avanza: 2.487 unit
    Toyota Calya: 2.598 unit
    Toyota Agya (termasuk GR-S): 2.128 unit
    Suzuki Carry pick-up: 1.983 unit.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Urusan Penjualan Mobil di Bawah Rp 300 Juta, Daihatsu Juaranya

    Urusan Penjualan Mobil di Bawah Rp 300 Juta, Daihatsu Juaranya

    Jakarta

    Produsen roda empat asal Jepang, Daihatsu menjadi raja mobil ‘murah’ di Indonesia selama kuartal pertama tahun ini. Karuan saja, kendaraan mereka menjadi yang terlaris di segmen di bawah Rp 300 juta!

    Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani mengatakan, di tengah penurunan kelas menengah di Indonesia, penjualan mobil ‘murah’ Daihatsu menjadi yang tertinggi di Tanah Air. Hal tersebut, menurutnya, menjadi kabar baik untuk perusahaan.

    “Kami peringkat pertama di segmen mobil harga di bawah Rp 300 juta. Market share-nya 34,5 persen,” ujar Sri Agung Handayani saat menyampaikan materi di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis malam (17/7).

    Penjualan Daihatsu di Indonesia. Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    Segmen tersebut memang menjadi sasaran utama Daihatsu di pasar Indonesia. Menurut Agung, 70 persen konsumennya merupakan first buyer atau pembeli kendaraan pertama. Sementara 80 persennya membeli mobil secara kredit atau dicicil setiap bulan.

    Sebagai catatan, hampir seluruh produk Daihatsu yang dijual di Indonesia dibanderol di bawah Rp 300 juta. Misalnya seperti Daihatsu Ayla, Sigra, Xenia, Rocky dan lainnya. Itulah mengapa, rasanya tak heran jika mereka menjadi raja di segmen tersebut.

    Penjualan Daihatsu Q1 2025

    Selama semester 1 tahun ini, Daihatsu mencatat penjualan 66.716 unit kendaraan dengan market share 17,1 persen. Catatan tersebut kembali menempatkan mereka sebagai runner up atau persis di bawah Toyota.

    Pada periode itu, beberapa model mobil Daihatsu menjadi pilihan utama di segmennya, seperti Sigra 20.612 unit dengan segment share 57% di LCGC MPV, Gran Max Pick Up 18.023 unit (58% Pick Up Low segment share), Gran Max Mini Bus 6.423 unit (90% Semi Commercial segment share) dan Luxio 1.257 unit (60% Semi Bonnet segment share).

    “Kami menyampaikan terima kasih setulus hati kepada seluruh pelanggan atas kepercayaan dan kesetiaan yang luar biasa, sehingga Daihatsu berhasil menjaga posisi di peringkat dua pasar otomotif nasional hingga pertengahan tahun ini,” tutur Agung.

    “Pencapaian ini menjadi semangat bagi kami untuk terus menghadirkan produk berkualitas, layanan penjualan terbaik, dan akan terus berinovasi untuk memastikan kemudahan layanan purna jual di seluruh Indonesia,” kata dia menambahkan.

    (sfn/dry)

  • Hampir 17 Tahun, Daihatsu Langganan Peringkat 2 Merek Terlaris di Indonesia

    Hampir 17 Tahun, Daihatsu Langganan Peringkat 2 Merek Terlaris di Indonesia

    Jakarta

    Dalam dunia otomotif nasional, Toyota selalu menjadi raja penjualan. Tapi ada satu merek yang tak pernah jauh dari puncak: Daihatsu. Selama hampir 17 tahun terakhir, mereka konsisten menempati posisi kedua penjualan mobil terbanyak di Indonesia.

    Daihatsu telah menjadi runner up merek terlaris di Indonesia sejak 2009. Meski banyak nama-nama baru berdatangan, termasuk dari China, posisi mereka tak pernah tergeser hingga sekarang.

    Mari kita membahas penjualan mobil Daihatsu di Indonesia. Mereka, selama semester 1 tahun ini, mencatat penjualan 66.716 unit dengan market share 17,1 persen. Bukan hanya menjadi runner up secara umum, mereka menjadi ‘raja’ di segmen Rp 300 juta ke bawah dengan pangsa pasar 34,5 persen.

    Penjualan mobil Daihatsu di Indonesia. Foto: Dok. Astra Daihatsu Motor (ADM)

    Pada periode tersebut, beberapa model mobil Daihatsu menjadi pilihan utama di segmennya, seperti Sigra 20.612 unit dengan segment share 57% di LCGC MPV, Gran Max Pick Up 18.023 unit (58% Pick Up Low segment share), Gran Max Mini Bus 6.423 unit (90% Semi Commercial segment share) dan Luxio 1.257 unit (60% Semi Bonnet segment share).

    Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani mengatakan, raihan tersebut membuktikan penjualan Daihatsu secara total didukung empat model tersebut dengan kontribusi 70 persen.

    “Kami menyampaikan terima kasih setulus hati kepada seluruh pelanggan atas kepercayaan dan kesetiaan yang luar biasa, sehingga Daihatsu berhasil menjaga posisi di peringkat dua pasar otomotif nasional hingga pertengahan tahun ini,” ujar Sri Agung Handayani di kawasan Jakarta Selatan, Kamis malam (17/7).

    “Pencapaian ini menjadi semangat bagi kami untuk terus menghadirkan produk berkualitas, layanan penjualan terbaik, dan akan terus berinovasi untuk memastikan kemudahan layanan purna jual di seluruh Indonesia,” tambahnya.

    Daihatsu Terios Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Sebagai bentuk apresiasi Daihatsu terhadap kepercayaan pelanggan dan terinspirasi dari semangat kemerdekaan Indonesia, Daihatsu menghadirkan Program Spesial Gebyar Merdeka: Bahagia Sejak Pertama yang berlaku sejak 1 Juli – 30 September 2025 di seluruh Indonesia.

    Hadiahnya sangat menarik, yakni 1 unit mobil modifikasi spesial kolaborasi dengan Gofar Hilman, 9 unit sepeda motor, 9 keping emas, dan 45 voucher belanja. Filosofi angka 1945 pada hadiah undian merefleksikan tahun bersejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.

    “Memasuki semester kedua 2025, kami optimis industri otomotif nasional dapat terus bertumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia,” kata Agung.

    (sfn/dry)

  • Penjualan Mobil Anjlok, Orang Kaya Lebih Banyak Nahan Beli Mobil Baru

    Penjualan Mobil Anjlok, Orang Kaya Lebih Banyak Nahan Beli Mobil Baru

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2025 anjlok. Ternyata, banyak orang kaya yang menahan membeli mobil baru karena berbagai faktor.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada periode Januari sampai Juni 2025 menunjukkan angka wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sebanyak 374.740 unit. Sementara itu, wholesales periode yang sama tahun sebelumnya bisa mencapai 410.020 unit. Artinya terdapat penurunan 8,6 persen.

    Begitu juga dengan retail sales. Gaikindo mencatat, retail sales Januari-Juni 2025 sebanyak 432.453 unit. Angka itu turun dari 390.467 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan, ada beberapa faktor mengapa penjualan mobil tahun ini lesu. Salah satunya daya beli masyarakat yang melemah.

    “Ya, jadi penurunan ini sebetulnya sudah terjadi semenjak awal tahun. Fluktuatif dari mulai Januari dan seterusnya dibanding tahun lalu. Penyebab utamanya adalah daya beli masyarakat yang menurun. Daya beli menurun, ditambah lagi pertumbuhan ekonomi kita yang tidak sesuai harapan. Harapan kita tentunya kan di atas 5% pertumbuhan ekonomi, tapi di beberapa sektor kan memang harga-harga komoditas juga turun dan lain sebagainya,” kata Jongkie seperti dikutip CNBC Indonesia.

    Daya beli yang melemah ini disebabkan oleh konsumen yang lebih memilih menunda pembelian mobil baru. Bahkan, konsumen mobil lebih mewah yang harganya di atas Rp 500 juta pun menahan membeli mobil baru.

    “Daya beli masyarakat kita bilang wait and see dulu lah. Nanti dulu lah (beli mobil baru), lihat dulu model baru dan lain sebagainya,” ujar Jongkie.

    “Jadi memang yang (kelas) atas pun mengatakan nanti dulu deh (beli mobil baru). Misalnya ini ada mobil baru, model baru dan lain-lain ini mereka mengatakan nanti dulu deh. Ya kan kita lihat dulu pertumbuhan ekonominya. Apalagi harga-harga komoditas kita juga tidak terlalu menggembirakan. Jadi itu lah yang menjadi penyebab utama dari turunnya penjualan,” sebut Jongkie.

    (rgr/din)

  • Ramai-ramai Beralih ke Mobil Listrik, China Makin Ganas

    Ramai-ramai Beralih ke Mobil Listrik, China Makin Ganas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil listrik global melonjak tajam pada Juni 2025. Data Rho Motion menunjukkan, kendaraan listrik baterai (BEV) dan plug-in hybrid mencatat kenaikan 24% dibanding tahun lalu, menembus 1,8 juta unit secara global.

    Mengutip Reuters, tren ini menegaskan bahwa peralihan menuju mobil listrik makin masif, terutama di pasar China dan Eropa.

    Penjualan di China naik 28% menjadi 1,11 juta unit, sementara Eropa mencatat kenaikan 23% menjadi sekitar 390.000 unit.

    Sebaliknya, pasar Amerika Serikat (AS) justru melemah. Menurut Manajer Data Rho Motion, Charles Lester, menyatakan penjualan EV di AS turun 1%, imbas pemotongan insentif pajak yang lebih cepat dari perkiraan akibat rancangan undang-undang pengeluaran yang didukung Presiden Donald Trump.

    Menariknya, merek-merek mobil China seperti BYD terus memperluas dominasi, bahkan menyalip beberapa raksasa Eropa seperti Volkswagen dan Renault di segmen kendaraan kecil dan negara berkembang.

    Sementara itu, kawasan lain di dunia menunjukkan lonjakan signifikan. Penjualan mobil listrik di luar China, Eropa, dan Amerika Utara tumbuh 43% menjadi lebih dari 140.000 unit.

    Lester memperkirakan tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, terutama jika subsidi di China kembali digelontorkan.

    “Ada laporan dalam beberapa bulan terakhir mengenai potensi perlambatan di China,” kata Lester, mengacu pada kota-kota yang mulai kehabisan subsidi.

    “Tetapi secara keseluruhan, kami memperkirakan bahwa pada paruh kedua tahun ini akan ada lebih banyak subsidi yang tersedia,” tambahnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan Brio Satya, Ini Mobil LCGC Terlaris Semester Pertama 2025

    Bukan Brio Satya, Ini Mobil LCGC Terlaris Semester Pertama 2025

    Jakarta

    Penjualan mobil low cost green car (LCGC) turun pada semester pertama 2025. Lalu, mobil LCGC apa yang paling laris sepanjang Januari-Juni 2025 ini?

    Mengutip data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan LCGC semester pertama tahun 2025 sudah tembus 64.063 unit. Menyusut 28,5 persen atau minus 25.580 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Secara bulanan, penjualan LCGC juga menukik turun, rinciannya:

    Januari: 12.324 unitFebruari: 13.618 unitMaret: 12.726 unitApril: 9.087 unitMei: 8.546 unitJuni: 7.762 unit

    Di tengah pasar LCGC yang masih lesu, Daihatsu Sigra menjadi model yang paling laris di segmen ini. Total penjualan Sigra pada semester pertama 2025 tembus 21.029 unit.

    Runner up mobil LCGC adalah Honda Brio Satya. City car 5-penumpang itu terdistribusi sebanyak 18.233 unit.

    Model MPV masih digemari masyarakat Indonesia. Buktinya Toyota Calya menempati posisi tiga LCGC terlaris dengan capaian sebanyak 14.359 unit.

    Selanjutnya Daihatsu Ayla berada di urutan keempat dengan total penjualan sebanyak 6.434 unit. Mobil kembarannya, Toyota Agya mengisi tempat terakhir dengan distribusi sebanyak 4.008 unit.

    LCGC kian turun penjualannya. LCGC merupakan mobil baru yang paling terjangkau dijual di Indonesia. Harga termurah LCGC kini sudah berkisar Rp 138 jutaan dan termahalnya bahkan menembus Rp 200 juta. Padahal, harga mobil ini saat awal meluncur tahun 2013 adalah sekitar Rp 76 jutaan.

    “Harga mobil kini tidak lagi proporsional dengan daya beli karena lonjakan harga LCGC yang signifikan, dari tahun 2013 sekitar kurang lebih Rp 85 jutaan jadi mendekati ke Rp 200 juta di 2025. Sejak diluncurkan pertama kali, jauh melampaui kenaikan pendapatan yang hanya sekitar 50-70%,” jelas Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu kepada detikOto, Senin (14/7/2025).

    Dulu LCGC mendapat keistimewaan karena bebas PPnBM. Berkat kehadiran LCGC, penjualan mobil di Indonesia bisa tembus di atas 1 juta unit. Torehan tertinggi yang belum pernah pecah rekor lagi pada tahun 2013, angkanya mencapai 1.229.811 unit. Selain inflasi, harga mobil LCGC juga dipengaruhi oleh instrumen pajak. Tahun ini LCGC tetap masuk barang yang masuk kategori kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

    “Kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN menjadi 12% ditambah inflasi harga komponen, depresiasi rupiah, serta pungutan pajak daerah (opsen), semakin memperparah beban biaya pembelian kendaraan entry-level ini,” jelas Yannes.

    (riar/rgr)

  • Invasi Mobil China, Penjualan Mobil Listrik Global Melonjak

    Invasi Mobil China, Penjualan Mobil Listrik Global Melonjak

    Jakarta – Penjualan mobil listrik global, termasuk mobil plug-in hybrid, melonjak 24 persen pada Juni 2025 dibanding tahun lalu. Hal itu dipercaya karena berlanjutnya peralihan ke kendaraan listrik di China dan Eropa.

    Dikutip Reuters, firma riset pasar Rho Motion merilis data kenaikan penjualan mobil listrik global. Menurut data Rho Motion, penjualan global mobil listrik berbasis baterai, termasuk mobil plug-in hybrid, mencapai 1,8 juta unit pada Juni 2025.

    Penjualan di China melonjak 28% dari bulan yang sama tahun lalu menjadi 1,11 juta kendaraan. Eropa mencatat peningkatan 23% menjadi sekitar 390.000 unit, sementara penjualan di Amerika Utara turun 9% menjadi lebih dari 140.000 unit.

    “Ada laporan selama beberapa bulan terakhir tentang potensi perlambatan di China karena beberapa kota kehabisan subsidi,” kata Manajer Data Rho Motion, Charles Lester.

    “Namun secara keseluruhan, kami memperkirakan (semester kedua) akan ada lebih banyak subsidi yang tersedia,” ujarnya. Hal itu akan mengarah pada peningkatan besar dalam volume penjualan mobil listrik global menjelang akhir tahun.

    Namun, Rho Motion mencatat, penjualan kendaraan listrik di Amerika Serikat turun 1% pada bulan tersebut. Penjualan mobil listrik di AS dipercaya akan kesulitan untuk pulih tahun ini setelah rancangan undang-undang belanja Presiden Donald Trump memotong kredit pajak lebih cepat. Produsen mobil global menghadapi tarif impor 25 persen di Amerika Serikat, pasar mobil terbesar kedua di dunia.

    Di Eropa, insentif bagi pembeli ritel dan armada di pasar-pasar utama seperti Jerman dan Spanyol, di samping meningkatnya ketersediaan kendaraan listrik murah, diperkirakan dapat mendukung penjualan mobil listrik hingga paruh kedua tahun ini.

    Menurut Lester, kendaraan listrik dari merek-merek China termasuk BYD menguasai pangsa pasar di Eropa dan mendorong pertumbuhan di pasar-pasar berkembang.

    (rgr/dry)