Topik: Penjualan Mobil

  • Begini Respons Jokowi soal Gugatan Mobil Esemka di PN Solo

    Begini Respons Jokowi soal Gugatan Mobil Esemka di PN Solo

    Bisnis.com, SOLO – Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan respons soal gugatan wanprestasi mobil Esemka di Pengadilan Negeri (PN) Solo.

    Ia mengatakan secara singkat bahwa gugatan tersebut harus diikuti sesuai dengan proses hukum yang berlaku.

    “Ya itu (gugatan) dari sisi legal standingnya, saya kira diikuti sajalah karena sudah dalam proses hukum,” kata Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Banjarsari, Solo pada Jumat (1/8).

    Dirinya pun enggan berkomentar lebih jauh mengenai proses gugatan mobil Esemka tersebut.

    “Kita nggak boleh komentar lebih jauh lah,” pungkasnya.

    Adapun diketahui saat ini, Aufaa Luqmana Re A melayangkan gugatan terhadap Jokowi, mantan wapres Ma’ruf Amin, dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).

    Kasus gugatan mobil Esemka tersebut pun saat ini tengah disidangkan di PN Solo. Di persidangan, terdapat momen menarik yang terjadi.

    Penggugat yang bernama Aufaa Luqmana membawa mobil Esemka jenis Bima 1.2 saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Rabu (30/7/2025). Hal ini dilakukannya sebagai pembuktian dalam persidangan yang menurutnya telah berlarut-larut.

    Bersama dua penasihat hukumnya, Arif Sahudi dan Sigit Sudibyanto, mereka membawa serta mobil Esemka jenis Bima 1.2 dengan bak terbuka. Mobil tersebut tidak dalam keadaan baru alias seken. Hal itu tampak dari wujud mobil yang berwarna abu-abu dipenuhi bercak-bercak bekas penggunaan sebelumnya.

    Kepada awak media, Aufaa menyampaikan untuk mendapatkan mobil tersebut, ia harus berusaha keras, harus menjajaki sejumlah pasar luring dan daring.

    “Kami berusaha membuktikan mobil Esemka itu memang ada, tapi sulit diakses oleh masyarakat. Kami beli sendiri, seken, bukan dari PT SMK,” kata Aufaa saat ditemui awak media di PN Solo, Rabu (30/7/2025).

    Mobil itu didapatkan melalui lokapasar daring dengan penjualnya berasal dari wilayah Jakarta pada Senin (21/7/2025). Harga awal yang ditawarkan penjual senilai Rp50 juta. Namun olehnya harga tersebut ditawarkan menjadi Rp40 juta.

    “Disepakati akhirnya menjadi Rp45 juta,” tambahnya.

    Saat tiba di Solo, mobil itu sempat harus dibawa ke pabrik PT SMK, tempat produksinya, karena perlu perbaikan mayor atas mobil yang pertama diproduksi pada 2019 lalu itu.

    “Pas datang, ternyata ada sparepart rusak, termasuk di beberapa bagian menjamur. Saya bawa ke pabrik SMK, mereka bersedia servis tapi tidak menjual unit. Biaya servis Rp415.000. Dari situ saya tahu SMK memang masih buka layanan servis, tapi tidak ada kegiatan produksi atau penjualan mobil,” kata dia.

  • Kenapa Orang Indonesia Masih Setia Beli Mobil Toyota?

    Kenapa Orang Indonesia Masih Setia Beli Mobil Toyota?

    Jakarta

    Toyota masih jadi merek nomor satu di Indonesia meski banyak merek baru berdatangan. Kenapa orang Indonesia masih setia beli mobil Toyota?

    Toyota mendominasi penjualan mobil di Indonesia. Kalau mengacu pada data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), posisi Toyota masih kokoh berada di puncak penjualan baik secara wholesales maupun retail. Secara retail, pangsa pasar mobil Toyota sebesar 32,5 persen atau sepertiga dari keseluruhan penjualan di dalam negeri.

    Sekalipun banyak merek baru berdatangan menggoda orang Indonesia, nyatanya masih sulit menggoyang pasar Toyota. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Jap Ernando Demily mengungkap deretan faktor yang membuat orang Indonesia tetap melirik Toyota. Menurutnya, Toyota menawarkan kenyamanan kepemilikan mobil untuk konsumennya. Faktor ini yang membuat Toyota masih jadi pilihan utama.

    “Kami akan berbagi lebih jauh mengapa banyak orang memilih setia menggunakan Toyota. Kami menyadari kebutuhan tidak cukup hanya menyediakan kendaraan yang handal tapi juga ownership experience selama masa kepemilikan,” terang Ernando belum lama ini.

    Dia lebih lanjut menjabarkan bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Maka dari itu kebutuhan akan kendaraan pun akan berbeda. Menurutnya, Toyota saat ini sudah membangun ekosistem kendaraan yang komplet dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masing-masing daerah. Dengan begitu, perawatan kendaraan pun akan lebih mudah dijangkau oleh para pemilik mobil Toyota.

    Ekosistem yang dimaksud dimulai dari jaringan bengkel yang luas. Tak cuma itu, kalau pemilik kendaraan tak bisa ke bengkel pun bisa memanfaatkan layanan di rumah.

    Toyota juga memberikan perawatan berkala secara gratis dan memastikan ketersediaan suku cadang. Ini tak hanya berlaku untuk kendaraan baru. Faktor itu yang membuat orang merasa nyaman sehingga masih setia menggunakan mobil Toyota.

    “Kita juga memastikan pada saat customer membutuhkan suku cadang itu akan selalu tersedia, bahkan saat modelnya sudah tidak terjual. Itu komitmen Toyota,” tambah Ernando lagi.

    Ekosistem yang komprehensif itu juga diwujudkan Toyota lewat aplikasi mToyota versi terbaru. Dari segi keandalan, kini, pengguna dapat menggunakan mTOYOTA bahkan sebelum membeli mobil dengan mencari dealer resmi Toyota berdasarkan jarak, histori kegiatan, hingga dealer favorit. Setelah membeli unit, dengan platform yang terintegrasi secara luring dan daring, pengguna dapat menggunakan fitur-fitur seperti pemesanan layanan servis (Service Booking) serta pemantauan status servis secara berkala (Monitor Service Progress), semua langsung dari satu platform.

    Fitur lainnya mencakup Track Order Status untuk mengetahui perkembangan pemesanan unit secara real-time, dan Build Your Vehicle yang memungkinkan pengguna menyesuaikan kendaraan sesuai preferensi. Dengan sistem yang mengingat histori dan preferensi pengguna, aplikasi ini juga menghadirkan notifikasi dan pengingat servis secara otomatis untuk memastikan kendaraan selalu dalam kondisi optimal.

    “Dengan semangat #TOYOTAInYourHands, aplikasi ini hadir sebagai go-to app untuk pengalaman kepemilikan kendaraan yang reliable, dan connected. Kami ingin memastikan bahwa Toyota mampu memberikan seamless ownership experience bagi para pelanggan dan juga dealer,” jelas Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Hiroyuki Oide.

    (dry/din)

  • 8 Hari GIIAS 2025, SPK Toyota Tembus Segini

    8 Hari GIIAS 2025, SPK Toyota Tembus Segini

    Jakarta

    Pameran GIIAS 2025 belum rampung. Selama delapan hari GIIAS 2025, Toyota sudah mencatat ribuan SPK.

    PT Toyota Astra Motor (TAM) meraup untung besar di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025. Karuan saja, selama delapan hari acara, mereka telah menjual ribuan unit kendaraan!

    Jap Ernando selaku Direktur Pemasaran PT TAM mengaku bersyukur, penjualan mobil Toyota di GIIAS 2025 masih terbilang stabil. Padahal, tahun ini, pesertanya jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Jadi berdasarkan pencapaian selama 8 hari, dari segi penjualan kami masih sangat bersyukur karena di tengah kondisi market yang menantang, ternyata masyarakat Indonesia masih menaruh kepercayaannya terhadap Toyota,” ujar Jap Ernando di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (2/8).

    “Ini tercermin dari hasil yang kami capai (sepanjang pameran). SPK Toyota di GIIAS 2025 masih stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Selama 8 hari pameran, total sudah ada 4.250 unit lebih,” tambahnya.

    Angka tersebut, kata Jap, kurang lebih mirip-mirip dengan tahun lalu. Namun, perlu dicatat, peserta pameran tahun ini jauh lebih banyak. Sehingga, secara porsi tentu lebih baik.

    “Dari angka tadi, komposisi elektrifikasinya 34 persen atau dibandingkan tahun lalu meningkat 7 persen,” kata dia.

    Di kesempatan yang sama, Jap juga menjelaskan, kontributor terbesar penjualan Toyota di GIIAS 2025 merupakan Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid. Kendaraan itu menyumbang 25 persen dari seluruh penjualan mereka di pameran tahunan tersebut.

    Sayangnya, Jap tak mengurai, mobil terlaris lain setelah Kijang Innova Zenix Hybrid. Di GIIAS 2025, Toyota menyajikan line up lengkap mulai dari mobil bermesin konvensional, hybrid, listrik, hingga hidrogen. Tak cuma itu, di pembukaan GIIAS 2025, Toyota juga mengenalkan dua mobil listrik anyar bZ4X rakitan lokal dan juga Urban Cruiser EV yang merupakan kembaran Suzuki e Vitara. Ini sekaligus sejalan dengan rencana Toyota dalam merambah ranah elektrifikasi lewat strategi multipathway.

    (sfn/dry)

  • Penjualan Mobil Komersial di RI Perlu Diselamatkan

    Penjualan Mobil Komersial di RI Perlu Diselamatkan

    Jakarta

    Presiden Direktur (Presdir) PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Minoru Amano menyoroti penjualan mobil komersial di Indonesia yang terus mengalami penurunan. Padahal, kendaraan tersebut punya andil besar dalam sektor perekonomian Tanah Air.

    Sebagai gambaran, penjualan mobil komersial low pick-up di Indonesia terus merosot sejak tiga tahun lalu. Bahkan, sepanjang 2022 hingga 2024, ada penurunan hingga 36 persen. Hal tersebut berdampak pada angka produksi yang semula 160.171 unit (2022) menjadi hanya 101.237 unit (2024).

    Amano menegaskan, pasar mobil komersial ringan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Sehingga, menurutnya, harus ada upaya-upaya ekstra untuk ‘menyelamatkannya’.

    “Ini permintaan Suzuki untuk menyelamatkan sektor komersial. Kita mau lebih berusaha lagi lah supaya penjualan pikap bisa naik,” ujar Amano saat sesi tanya-jawab yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Rabu sore (30/7).

    Presdir Suzuki Minoru Amano. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Amano kemudian menyoroti struktur pajak kendaraan yang mengalami ketimpangan. Mobil komersial bensin saat ini dikenakan beban pajak 25 persen yang terdiri dari value added tax (PPN), annual tax (PKB) dan registration tax (BBNKB).

    Meski secara akumulatif lebih rendah dibandingkan mobil bensin, karena tak ada beban luxury tax (PPnBM), namun angkanya masih jauh lebih tinggi dibandingkan mobil listrik yang hanya 2 persen.

    Amano secara tak langsung bicara mengenai rekonstruksi pajak kendaraan komersial di Indonesia. Namun, ketika ditanya mengenai angka yang dimau, dia tak bisa mengungkapnya. Dia hanya ingin, daya beli konsumen di segmen tersebut kembali pulih.

    “Harapannya pemerintah bisa support SMI (Suzuki Motor Indonesia) dan UMKM di mana mereka beli pikap dengan uang mereka sendiri untuk mendukung logistik di Indonesia,” kata dia.

    New Suzuki Carry. Foto: Doc. SIS

    Mobil komersial ringan tak bisa dipisahkan dengan sektor UMKM (usaha mikro kecil menengah). Sehingga, penurunan penjualan kendaraan bisa berdampak langsung ke sektor tersebut.

    Tahun lalu, kontribusi UMKM terhadap GDP Indonesia mencapai 57 persen. Selain itu, kontribusi terhadap tenaga kerja domestik 97 persen dan ekspor di sektor nonmigas hingga 16 peren.

    (sfn/dry)

  • BYD Yakin Harga Mobil Listrik Bekas Bakal Stabil

    BYD Yakin Harga Mobil Listrik Bekas Bakal Stabil

    Jakarta

    Pembeli mobil bekas saat ini dihadapi kenyataan harga jual kembali yang anjlok. Sudah beberapa mobil listrik yang masuk pasar mobil bekas, tapi harganya turun. Meski begitu, BYD percaya dalam waktu dekat harga mobil listrik bekas bakal stabil.

    Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan, pihaknya terus melakukan riset terkait resale value atau harga jual kembali mobil listrik dalam kondisi bekas. Eagle yakin harga mobil listrik bekas akan solid ke depannya.

    “Kami percaya dalam waktu dekat banyak partner lokal akan terlibat dalam industri (kendaraan bekas) ini,” kata Eagle ditemui di GIIAS 2025 di ICE, BSD City, Tangerang.

    Menurut Eagle, harga jual kembali kendaraan sangat berhubungan dengan volume dan permintaan konsumen. Terlebih, saat ini penjualan mobil listrik semakin naik. Hal itu dipercaya akan memperbaiki resale value kendaraan listrk.

    “Value itu sendiri selalu berhubungan dengan volume dan permintaan. Tiga tahun lalu, dengan (penjualan) mobil listrik yang 2 persen itu sangat sedikit. Tapi bulan lalu (pangsa pasar mobil listrik) sudah jadi 17 persen. Kami percaya value mobil bekas akan menjadi semakin solid,” ujar Eagle.

    “Bulan ini BYD juga sudah meluncurkan produksi yang ke-13 juta unit kendaraan energi baru secara global. BYD selalu percaya akan menjadi pemeran utama dalam industri kendaraan bekas,” sebutnya.

    Menurut Eagle, dalam membeli mobil listrik, yang perlu menjadi pertimbangan adalah ekosistemnya. Kini, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah semakin meluas.

    “Kendaraan listrik adalah ekosistem yang lengkap, harus dilihat dari sudut pandang ekosistem, jadi tidak bisa berdiri sendiri. Untuk 53 dealer BYD dan 5 dealer Denza, sudah dilengkapi dengan AC charger dan DC fast charger. Salah satu dealer grup kami juga akan menginstal 60 fast charger 180 kW di dealer mereka. Juga terima kasih untuk pemerintah, banyak yang mengoperasikan SPKLU secara nasional. SPKLU sudah lebih dari 4.000 unit charger Dengan banyaknya kerja sama akan lebih banyak lagi ekosistem yang kita miliki,” beber Eagle.

    Pembeli Mobil Listrik Jangan Pikirin Harga Bekasnya

    Pengamat Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyarankan calon konsumen mobil listrik agar tidak memikirkan resale value atau harga jual kembali.

    “Sudah saatnya (calon) konsumen (mobil listrik) tidak lagi menjadikan resale value sebagai faktor penentu utama seperti ketika dia membeli mobil konvensional (ICE),” kata Yannes dihubungi detikOto belum lama ini.

    Yannes menambahkan, faktor teknologi dan efisiensi cost operasional lah yang harusnya menjadi bahan pertimbangan utama konsumen sebelum memutuskan membeli mobil listrik.

    “Jadi cara pandang terhadap gagasan untuk membeli BEV (mobil listrik) lebih bijak dipandang seperti membeli barang teknologi canggih (seperti smartphone flagship maupun komputer spek tinggi),” sambung Yannes.

    “Konsumen–walau membutuhkan waktu–perlu mengubah paradigma cara pandangnya terkait resale value. Depresiasi tinggi kepemilikan BEV perlu dianggap sebagai sebuah keniscayaan yang harus dibayar untuk mendapatkan akses ke teknologi baru dengan biaya operasional yang sangat rendah,” tegas Yannes.

    (rgr/dry)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Stagnan: Pajak Kelewat Mahal!

    Penjualan Mobil di Indonesia Stagnan: Pajak Kelewat Mahal!

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia stagnan dengan level penjualan 1 juta unit dalam 10 tahun terakhir. Salah satu faktor yang membuat hal itu terjadi karena daya beli konsumen yang lemah, sehubungan pajak mobil konvensional yang sangat mahal.

    “Kita bandingkan (contohnya) mobil Toyota Avanza, itu dibuat di Indonesia. Dijual di Indonesia, juga diekspor ke negara lain termasuk di Malaysia. Di Indonesia, bayar pajak tahunannya Rp 5 juta, sementara di Malaysia, dengan produk yang sama (Avanza) pajak tahunan (cuma) Rp 500 ribu,” buka Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Kukuh Kumara dalam acara Dialog Industri Otomotif Nasional di arena GIIAS 2025, ICE-BSD City, Tangerang, Kamis (31/7/2025).

    Toyota Avanza Foto: Dok. Toyota Astra Motor

    “Kalau dibedah lagi, katakan ambil mobil yang harganya Rp 100 juta, keluar dari pabrik ke dealer, kalau beli bayarnya Rp 150 juta, bukan Rp 100 juta. Artinya Rp 50 jutanya adalah pajak. Begitu besarnya pajak itu, sehingga kemudian stagnan tadi (penjualannya). Inilah yang harus kita lihat,” sambung Kukuh.

    Sebagai gambaran lagi, kelas menengah di Indonesia yang jumlahnya antara 10 hingga 11 juta saat ini sedang mengalami pelemahan daya beli. Sebab, pendapatan mereka hanya naik sedikit, sementara harga mobil baru terus meroket.

    “Kajian menunjukkan, kelas menengah yang jumlah 10-11 juta itu, income-nya naiknya 3% 1 tahun. Namun, harga mobil yang menjadi incaran utama kelas menengah tadi, naiknya 7,5%. Jadi gap-nya makin lama makin besar. Ini yang harus diantisipasi,” terang Kukuh.

    Kukuh menambahkan, saat ini penjualan mobil di Indonesia sedang mengalami tekanan, dengan angka penjualan hanya 865 ribu unit pada tahun 2024. “Ini tidak boleh kita biarkan terus, kalau makin lama makin turun–mungkin pabrik mobilnya masih bertahan–tapi bagaimana dengan supplier? ada tier 1, tier 2, tier 3,” jelas Kukuh.

    (lua/dry)

  • Industri Otomotif Indonesia Penting, Jangan Sampai Jadi Medan Perang Harga

    Industri Otomotif Indonesia Penting, Jangan Sampai Jadi Medan Perang Harga

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai industri otomotif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Maka dari itu, industri ini jangan sampai diganggu dengan perang harga mobil yang terjadi akhir-akhir ini.

    “Ini adalah industri yang strategis dan sangat penting sekali. Indonesia menduduki posisi yang sangat penting, dan kita tak ingin (industri otomotif) ini menjadi medan perang harga. Kita harus menjadi lahan untuk menjadi basis produksi industri kendaraan bermotor di kawasan Asean,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara dalam acara Dialog Industri Otomotif Nasional di arena GIIAS 2025, ICE-BSD City, Tangerang, Kamis (31/7/2025).

    Sebagai informasi, industri otomotif melibatkan sekitar 1,5 juta orang dari industri tier 1 sampai tier 3. Industri otomotif Indonesia juga memiliki kontribusi besar terhadap PDB atau pendapatan domestik bruto. Industri otomotif juga melibatkan banyak sekali sektor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Indonesia.

    Kukuh mengatakan, saat ini Indonesia masih menjadi rajanya penjualan mobil domestik di Asia Tenggara. Indonesia lebih baik dari negara tetangga, seperti Malaysia dan juga Thailand. “Malaysia naik kelas ke posisi kedua, yang biasa diisi Thailand. Thailand drop ke posisi ketiga dengan penjualan kisaran 500 ribu (per tahun),” sambung Kukuh.

    Di sisi lain, tren negatif masih menghantui penjualan mobil Tanah Air. Pada semester satu tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia turun 8,6%, dibanding periode yang sama tahun 2024 untuk wholesales. Sementara penurunan secara retail lebih signifikan lagi, sekitar 9,7%.

    Salah satu faktor yang bikin penjualan mobil di Indonesia merosot adalah karena turunnya daya beli di kelas menengah, ditambah harga mobil terus naik setiap tahunnya. Buat informasi, jumlah kelas menengah di Indonesia antara 10 hingga 11 juta.

    “Kajian menunjukkan, kelas menengah yang jumlahnya 10-11 juta tadi, income-nya naiknya sekitar 3% satu tahun, namun harga mobil yang menjadi incaran utama naiknya sekitar 7%, jadi gapnya makin lama makin besar,” bilang Kukuh.

    (lua/dry)

  • Penampakan Mobil Esemka Bekas Rp 45 Juta yang Dibawa Aufaa ke Sidang PN Solo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Juli 2025

    Penampakan Mobil Esemka Bekas Rp 45 Juta yang Dibawa Aufaa ke Sidang PN Solo Regional 31 Juli 2025

    Penampakan Mobil Esemka Bekas Rp 45 Juta yang Dibawa Aufaa ke Sidang PN Solo
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Sebuah
    mobil Esemka
    Bima dalam kondisi bekas seharga Rp 45 juta turut dibawa penggugat, Aufaa Luqmana Re A (19), ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (30/6/2025).
    Mobil itu menjadi bagian dari upaya pembuktian dalam gugatan wanprestasi terhadap Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
    Dalam perkara nomor 96/Pdt.G/2025/PN Skt, Aufaa menggugat para tergugat karena merasa masyarakat kesulitan memperoleh mobil Esemka baru di pasaran.
    “Kami benar-benar berusaha membuktikan bahwa mobil Esemka itu memang ada, tapi sulit diakses oleh masyarakat,” ujar Aufaa di
    PN Solo
    .
    Aufaa mengaku mendapatkan unit mobil Esemka Bima tersebut dari marketplace media sosial setelah pencarian hampir sebulan.
    Mobil dibelinya dari seorang pemilik di Jakarta seharga Rp 45 juta, setelah proses tawar-menawar dari harga awal Rp 50 juta.
    “Kami beli sendiri, second, bukan dari PT SMK,” katanya.
    Meski berhasil mendapatkan unit, kondisi mobil mengharuskannya melakukan servis sejumlah komponen. Ia pun membawa mobil itu langsung ke pabrik SMK di Boyolali.
    Saat mendatangi pabrik SMK, Aufaa mengaku hanya bisa melakukan servis. Ia tidak bisa membeli unit baru karena pihak pabrik tidak lagi menjual mobil.
    “Saya bawa ke pabrik SMK, mereka bersedia servis tapi tidak menjual unit. Biaya servis Rp 415.000. Dari situ saya tahu bahwa SMK memang masih buka layanan servis, tapi tidak ada kegiatan produksi atau penjualan mobil,” jelasnya.
    Mobil Esemka
    Bima bekas yang ia bawa itu menjadi penegasan atas gugatan yang diajukannya: bahwa produksi massal dan distribusi mobil Esemka tidak terjadi sebagaimana diharapkan.
    “Kita ingin tunjukkan ke hakim, ini bukan sekadar gugatan tanpa dasar. Mobilnya ada, tapi SMK-nya tidak bisa melayani penjualan. Harapan saya dari awal kan beli baru langsung dari pabrik, bukan cari second,” ujar Aufaa.
    Sementara itu, kuasa hukum penggugat, Arif Sahudi, mengungkapkan bahwa sidang kini telah memasuki tahap kesimpulan. Sebelumnya, pihaknya juga sempat mengajukan permohonan agar hakim melakukan pemeriksaan langsung ke pabrik SMK, namun ditolak.
    “Permohonan ditolak karena dianggap tidak relevan dengan pokok perkara,” ujarnya.
    Kini, para pihak tinggal menunggu agenda pembacaan putusan dari majelis hakim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pajak Avanza di Malaysia Cuma Rp 500 Ribu-di RI Rp 5 Juta, Kok Bisa?

    Pajak Avanza di Malaysia Cuma Rp 500 Ribu-di RI Rp 5 Juta, Kok Bisa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lesunya penjualan mobil di Indonesia tidak lepas dari berbagai faktor, mulai dari lesunya pasar hingga pajak yang terlalu tinggi. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengungkapkan bahwa pajak kendaraan di Indonesia bahkan berkali-kali lipat dibandingkan negara tetangga, misalnya untuk kendaraan ejuta umat Toyota Avanza.

    “Saya diundang dalam seminar di Vietnam beberapa tahun lalu, ada delegasi AS yang bilang pajak mobil tertinggi ada di Indonesia. Belakangan kita bedah, masyarakat mau membeli kendaraan tapi harganya masih mahal, misalnya aja Toyota Avanza dibuat di Indonesia bayar pajak tahunan Rp 5 juta, produk yang sama di Malaysia pajaknya Rp 500 ribu, begitu besar pajak makanya stagnan, ini yang harus kita lihat sekarang,” katanya di Dialog Industri Otomotif Nasional GIIAS 2025, Kamis (31/7/2025).

    Salah satu penyebab tingginya pajak kendaraan di Indonesia karena mobil masih dikategorikan ke dalam barang mewah, sehingga terkena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), akibatnya harga menjadi ikut terbang.

    “Penjualan mengalami tekanan tahun lalu hanya 865 ribu unit, ini ngga bisa dibiarin terus, kalau masih gini terus pabrik memang jalan tapi gimana supplier tier 1, 2, 3? Kalau hanya suplai ke brand lokal itu berat, gimana untuk menyelamatkan PHK, jadi betapa industri otomotif punya dampak luas,” ujar Kukuh.

    Foto: Penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara ungkap mobil Toyota Avanza masih diminati oleh pembeli mobil bekas. (CNBC Indonesia/Chandra)
    Penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara ungkap mobil Toyota Avanza masih diminati oleh pembeli mobil bekas. (CNBC Indonesia/Chandra)

    Akibatnya Ketika penjualan Indonesia menurun, sebaliknya penjualan kendaraan di Malaysia bisa bergeliat meski angkanya masih di Bawah RI.

    “Kita nomor 1 untuk penjualan di Asean, meski market share turun, biasanya di atas 30%, sekarang 25%, ranking 2 di Malaysia naik kelas biasanya Thailand, kemudian Thailand drop banyak di posisi 3 dengan penjualan 500 ribu. Dan saya bicara dengan lembaga global memang mereka menyoroti pasar otomotif di Indonesia dan Thailand karena penurunan penjualan,” sebut Kukuh.

    Ketika kemampuan untuk membeli mobil turun, sebaliknya harga kendaraan terus menerus naik.

    “Masyarakat maunya harga murah, sebanyak 10-15 juta orang di kalangan menengah incomenya naik 3% sesuai inflasi tapi harga mobil yang jadi incaran naik 7,5% jadi gapnya makin lama makin besar, ini harus diantisipasi, bukan perang lah tapi kompetisi, yang bisa beri fitur bagus dengan harga masuk akal,” ujar Kukuh.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penggugat Ungkap Sulitnya Beli Mobil Esemka, Dapat Bekas Harga Rp45 Juta Begini Kondisinya

    Penggugat Ungkap Sulitnya Beli Mobil Esemka, Dapat Bekas Harga Rp45 Juta Begini Kondisinya

    Liputan6.com, Jakarta Perkara gugatan wanprestasi terkait mobil Esemka yang dilayangkan Aufaa Luqmana Re A terhadap mantan Presiden Joko Widodo, mantan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), kini telah mencapai tahap akhir. Sidang dengan agenda penyampaian kesimpulan dilangsungkan secara daring di Pengadilan Negeri (PN) Solo.

    Walaupun sidang digelar secara online, pihak penggugat membawa langsung satu unit mobil Esemka tipe Bima berkelir silver di depan kantor PN Solo.

    Tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan keberadaan mobil tersebut dan mendukung argumen mereka mengenai keberlangsungan produksi mobil nasional itu.

    Unit yang dibawa merupakan mobil bekas yang dibeli secara pribadi oleh penggugat melalui platform jual beli daring.

    “Kami benar-benar berusaha membuktikan bahwa mobil Esemka itu memang ada, tapi sulit diakses oleh masyarakat. Kami beli sendiri, second, bukan dari PT SMK. Harga awal Rp50 juta, saya tawar jadi Rp40 juta, dan disepakati Rp45 juta. Pemilik sebelumnya dari Jakarta,” ujar Aufaa, Rabu (30/7).

    Aufaa menjelaskan bahwa usahanya untuk memperoleh unit mobil Esemka tidaklah mudah. Dia harus mencarinya selama hampir sebulan di berbagai marketplace sebelum akhirnya menemukan unit yang diinginkan pada 21 Juli lalu.

    Setelah mobil tiba di Solo, kendaraan sempat dibawa ke pabrik SMK untuk dilakukan servis.

    “Pas datang, ternyata ada sparepart rusak. Saya bawa ke pabrik SMK, mereka bersedia servis tapi tidak menjual unit. Biaya servis Rp415 ribu. Dari situ saya tahu bahwa SMK memang masih buka layanan servis, tapi tidak ada kegiatan produksi atau penjualan mobil,” jelasnya.

    Dia juga menceritakan bahwa saat dirinya mengunjungi pabrik SMK di Boyolali, tidak tampak aktivitas perakitan atau penjualan kendaraan.

    “Kita ingin tunjukkan ke hakim, ini bukan sekadar gugatan tanpa dasar. Mobilnya ada, tapi SMK-nya tidak bisa melayani penjualan. Harapan saya dari awal kan beli baru langsung dari pabrik, bukan cari second,” ujarnya.

    Sementara itu, kuasa hukum penggugat, Arif Sahudi, menyatakan bahwa kehadiran unit mobil Esemka di lokasi sidang PN Solo menjadi bentuk konkret kesungguhan kliennya dalam membuktikan gugatan wanprestasi yang diajukan.

    Ia menyesalkan penolakan majelis hakim terhadap permohonan pemeriksaan langsung ke lokasi pabrik SMK.

    “Kami sempat ajukan permohonan pemeriksaan setempat ke lokasi SMK, agar majelis bisa melihat langsung ada atau tidaknya aktivitas produksi. Tapi ditolak karena dianggap tidak relevan dengan pokok sengketa, yang menurut hakim bukan soal tanah. Padahal ini penting untuk membuktikan soal wanprestasi,” bebernya.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa upaya membeli unit Esemka ini bukan untuk keperluan pribadi, melainkan sebagai bukti bahwa program mobil nasional yang dicanangkan selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan, untuk memiliki satu unit mobil saja, masyarakat harus mencarinya sendiri dalam kondisi bekas.

    “Kami ingin memperlihatkan kepada majelis hakim bahwa unit mobil ini sulit didapatkan. Bahkan untuk servis pun memang bisa, tapi aktivitas penjualan atau produksi sama sekali tidak kami lihat di lokasi,” kata dia.