Topik: Penjualan Mobil

  • Belum Ada Harga, Mobil Listrik Ini Terpesan 10 Ribu Unit dalam 6 Menit!

    Belum Ada Harga, Mobil Listrik Ini Terpesan 10 Ribu Unit dalam 6 Menit!

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik buatan China belakangan makin tak masuk akal. Bahkan, produsen hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk menjual puluhan ribu unit kendaraan. Hal tersebut yang baru saja dialami Xpeng melalui produk terbarunya, Xpeng P7.

    Disitat dari Carnewschina, Jumat (8/8), Xpeng P7 generasi terbaru meluncur beberapa hari lalu. Ketika keran pemesanan dibuka pada 6 Agustus lalu, mobil listrik itu terpesan 10 ribu unit hanya hanya dalam 6 menit 37 detik. Padahal, harga resmi kendaraan tersebut belum diumumkan!

    Meski harga resmi belum diumumkan, calon konsumen hanya perlu membayar tanda jadi sebesar 99 yuan (sekitar Rp 220 ribuan) untuk mengamankan unit. Nantinya, uang tersebut bisa dipakai untuk mengurangi harga beli hingga 3.000 yuan atau Rp 6,7 juta. Peluncuran resmi dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini.

    Xpeng P7. Foto: Doc. Xpeng

    Xpeng P7 terbaru hadir dalam tiga varian jarak tempuh: 820 km (ultra long range), 750 km (high performance), dan 702 km (long range). Semuanya menggunakan baterai besar dengan dukungan arsitektur 800V dan kemampuan fast-charging 5C. Hanya dalam 10 menit pengecasan, mobil ini bisa menempuh jarak hingga 525 km.

    Secara tampilan, P7 mengusung desain agresif dengan bahasa desain Xmart Face. Lampu depan LED membentuk pola huruf H, begitu juga dengan lampu belakangnya. Sentuhan kecil berupa lampu biru di bumper belakang jadi penanda bahwa mobil ini punya teknologi bantuan berkendara canggih.

    Bagian samping mobil tetap mengusung gaya fastback dengan garis atap yang mulai melandai sejak pilar B. Handle pintu tersembunyi, velg dengan desain X-shape, dan koefisien drag hanya 0,201 Cd membuatnya tampil aerodinamis sekaligus elegan. Dimensinya pun bongsor: panjang 5.017 mm, lebar 1.970 mm, tinggi 1.427 mm, dan wheelbase 3.008 mm.

    Xpeng P7. Foto: Doc. Xpeng

    Masuk ke kabin, suasana futuristik langsung terasa. Layar pusat 15,6 inci bisa diatur sudutnya secara vertikal dan horizontal hingga 25 derajat. Panel instrumen dilengkapi AR-HUD 87 inci, plus dukungan gesture control dan perintah suara yang terhubung ke sistem audio eksternal.

    Xpeng membekali P7 dengan tiga chip AI Turing buatan sendiri. Dua chip untuk sistem bantuan mengemudi cerdas VLA, dan satu chip bekerja bersama Qualcomm Snapdragon 8295P untuk mendukung fitur kabin pintar VLM. Kursi belakang pun tak luput dari perhatian, dilengkapi layar hiburan 8 inci dan sudut sandaran 30° yang nyaman.

    Soal performa, varian RWD dibekali motor listrik 270 kW (362 hp), sedangkan varian AWD ditambahkan motor depan 167 kW sehingga total dayanya tembus 437 kW (586 hp). Akselerasi 0-100 km/jam diklaim hanya butuh 3,7 detik, dengan top speed 230 km/jam.

    (sfn/dry)

  • Ekonomi RI Masih Diselamatkan ‘Warung’, Bukan ‘Gedung Pencakar Langit’

    Ekonomi RI Masih Diselamatkan ‘Warung’, Bukan ‘Gedung Pencakar Langit’

    Jakarta

    HSBC Global Research menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 banyak ditopang dari sektor informal dibandingkan sektor formal. Sektor informal, meliputi berbagai jenis usaha yang tidak terdaftar secara resmi, seperti pedagang kaki lima, buruh harian lepas, hingga pekerja rumah tangga.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12%. Angka ini menjadi tertinggi dalam dua tahun dan meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 4,87%.

    Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, mengatakan sektor informal memegang kontribusi besar terhadap lapangan kerja dan konsumsi nasional, masing-masing menyumbang 60% dan 55%.

    Sementara, sektor formal hanya menyumbang 40% tenaga kerja dan 45% terhadap konsumsi nasional. Sektor formal mencakup berbagai usaha yang terdaftar secara resmi, seperti perkantoran di sektor perbankan, manufaktur, kesehatan, hingga pendidikan.

    “Yang kami lihat di 2025, meskipun sektor formal belum menunjukkan perbaikan yang berarti, sektor informal justru mulai membaik,” katanya dalam acara Media Briefing yang disiarkan secara daring, Jumat (8/8/2025).

    Pranjul menjelaskan pertumbuhan sektor informal dapat membaik lantaran adanya pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang mengalir ke konsumsi. Dengan begitu, dapat mendongkrak daya beli, terutama bagi masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

    “Produksi pertanian juga kuat. Setelah periode El Nino, kini kita masuk ke periode La Nina, dan itu mendukung hasil pertanian serta upah petani. Ditambah lagi, ada peningkatan belanja bantuan sosial dari pemerintah,” katanya.

    “Kita melihat bahwa indikator sektor formal masih lemah, misalnya, penjualan mobil, alat rumah tangga, dan barang konsumsi tahan lama menurun. Tapi indikator sektor informal lebih kuat, belanja makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan dasar lainnya mengalami peningkatan,” terang dia.

    (rea/fdl)

  • Merek Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025: BYD Buntuti Mitsubishi

    Merek Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025: BYD Buntuti Mitsubishi

    Jakarta

    Penjualan mobil periode Juli 2025 mengalami tren kenaikan dibandingkan bulan lalu. Meski ada beberapa yang anjlok, mayoritas merek penjualannya bertumbuh.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Juli 2025, wholesales (distribusi pabrik ke dealer) mencapai 60.552 unit, sementara retail sales (distribusi dealer ke konsumen) mencapai 62.770 unit.

    Toyota masih menjadi raksasa otomotif di Indonesia. Total penjualan wholesales mencapai 18.905 unit, naik dari bulan sebelumnya yang hanya terdistribusi sebanyak 17.819 unit. Sementara angka retail sales-nya, Toyota menguasai pangsa pasar 32,4 persen dengan capaian 20.185 unit.

    Daihatsu mengekor di tempat kedua. Penjualan Daihatsu secara wholesales terpantau naik, dari sebelumnya 9.356 unit menjadi 10.451 unit. Sedangkan penjualan retail Daihatsu naik tipis dari 10.001 unit menjadi 11.220 unit.

    Honda kembali naik ke posisi ketiga dengan distribusi wholesales sebanyak 5.235 unit dan retail 5.003 unit.

    Brand Jepang masih digemari masyarakat Indonesia per Juli 2025. Buktinya Suzuki menempati urutan empat. Suzuki mendistribusikan 5.504 unit untuk retail sales, dan wholesales-nya sebanyak 6.010 unit.

    Mitsubishi berada di urutan kelima. Brand asal Jepang ini mencatatkan penjualan sebanyak 5.011 unit untuk wholesales, sementara retail sales-nya mencapai 4.815 unit.

    BYD menjadi salah satu brand China yang masuk 10 merek daftar mobil terlaris per Juli 2025. Angka wholesales-nya naik dari 2.079 unit bulan lalu, menjadi 2.446 unit. Atas hasil ini BYD menempati urutan keenam.

    Chery merupakan merek kedua dari China yang masuk daftar 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia per Juli 2025. Chery mengirim dari pabrik ke dealer sebanyak 1.593 unit, sementara dari dealer ke konsumen mencapai 1.705 unit, turun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tembus 2.150 unit.

    Jika dibandingkan tahun lalu, pasar otomotif di Indonesia masih belum beranjak lebih jauh. Data wholesales Juli 2024 menunjukkan sebanyak 74.230 unit mobil terdistribusi. Anjlok 18,4 persen jika dibandingkan Juli 2025.

    Sedangkan retail-nya itu mencapai 75.588 unit pada Juli 2024. Sebagai pembanding, retail sales Juli 2025 turun 17 persen atau hanya menjual 62.770 unit.

    Denza terdepak dari 10 besar. Penjualannya anjlok dari 1.768 unit menjadi 523 unit untuk wholesales. Sementara retail sales-nya, dari 1.128 unit menjadi 423 unit.

    Secara akumulatif, penjualan wholesales di sepanjang Januari-Juli 2025 sudah tembus 435.390 unit. Capaian ini anjlok 10,1 persen jika dibandingkan tahun lalu, yang bisa terdistribusi sebanyak 484.250 unit.

    Kemudian retail sales-nya sudah terdistribusi sebanyak 453.278 unit, trennya juga negatif alias jeblok 10,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan pada semester pertama 2025.

    Berikut ini merek mobil terlaris Juli 2025

    Wholesales

    1. Toyota: 18.905 unit
    2. Daihatsu: 10.451 unit
    3. Suzuki: 6.010 unit
    4. Honda: 5.235 unit
    5. Mitsubishi Motors: 5.011 unit
    6. BYD: 2.335 unit
    7. Isuzu: 2.190 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 1.871 unit
    9. Chery: 1.593 unit
    10. Hyundai: 1.239 unit

    Retail sales

    1. Toyota: 20.185 unit
    2. Daihatsu: 11.220 unit
    3. Suzuki: 5.504 unit
    4. Honda: 5.003 unit
    5. Mitsubishi Motors: 4.815 unit
    6. BYD: 2.827 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 1.996 unit
    8. Isuzu: 1.799 unit
    9. Chery: 1.705 unit
    10. Wuling: 1.687 unit

    (riar/dry)

  • Menderita tapi Tak Boleh PHK

    Menderita tapi Tak Boleh PHK

    Jakarta

    Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengingatkan sejumlah produsen otomotif agar tak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK di Indonesia. Meski tujuannya baik, namun permintaan itu terdengar cukup berat untuk sejumlah pabrikan.

    Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengatakan, situasi pasar otomotif di Tanah Air memang kurang baik. Bahkan, produsen harus menderita karena penjualan yang tak kunjung pulih. Meski demikian, dia dan produsen tetap mengupayakan permintaan Kemenperin.

    “Kami sedang mengusahakan hal tersebut, berkali-kali Menperin mengimbau kami agar tak terjadi pemutusan hubungan kerja. Meskipun kami agak menderita dengan penjualan yang menurun ini,” ujar Yohannes Nangoi saat ditemui di kawasan BSD, Tangerang.

    Pabrik mobil di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Gaikindo telah menjalin komunikasi dengan sejumlah produsen, terutama dari Jepang. Menurutnya, mereka berusaha agar tak ada PHK di tengah situasi pasar yang tak menentu. Namun, sebagai langkah awal, pabrikan untuk sementara tak menambah karyawan kontrak.

    “Kami berusaha, yang kami lakukan adalah kami tidak menambah karyawan kontrak sementara. Kami hentikan dulu dan bertahan,” ungkapnya.

    Sebagai catatan, penjualan mobil baru selama semester I 2025 masih lesu dan mengalami penurunan dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

    Gaikindo mencatat retail atau penjualan langsung ke konsumen pada Januari-Juni 2025 berjumlah 390.467 unit, lebih sedikit 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun kemarin.

    Sementara wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer mengalami penyusutan 8,6 persen menjadi 374.740 unit, dari sebelumnya mencapai 410.020 unit.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang (Foto: Rifkianto Nugroho)

    Diberitakan sebelumnya, Menperin Agus Gumiwang meminta tiga produsen otomotif asal Jepang, yakni Toyota, Suzuki dan Daihatsu agar tidak menaikkan harga jual kendaraan dan tidak melakukan PHK terhadap tenaga kerja di Indonesia. Hal itu disampaikan Menperin saat berada di World Expo 2025, Osaka, Jepang.

    Menperin menyampaikan keprihatinan atas potensi gejolak di sektor otomotif nasional jika terjadi lonjakan harga kendaraan atau pengurangan tenaga kerja.

    “Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif, yang merupakan salah satu penopang industri nasional,” kata Agus.

    (sfn/din)

  • Penjualan Mobil di Malaysia Lebih Moncer dari Indonesia, Pajak-Bensin Murah!

    Penjualan Mobil di Malaysia Lebih Moncer dari Indonesia, Pajak-Bensin Murah!

    Jakarta

    Penjualan mobil di Malaysia sepanjang kuartal dua tahun 2025 melampaui Indonesia. Apa sebabnya?

    Untuk pertama kalinya penjualan mobil di Malaysia berhasil melampaui Indonesia. Hal itu terjadi pada kuartal kedua tahun 2025 saat Malaysia menjual 183.366 unit sedangkan Indonesia hanya 169.578 unit. Di Malaysia, peningkatan penjualan itu didukung dari kenaikan popularitas mobil elektrifikasi jenis listrik dan juga hybrid.

    Penjualan mobil listrik tercatat naik 91 persen dibandingkan tahun lalu atau sekitar 12.733 unit. Penjualan mobil hybrid juga terkerek 12 persen menjadi 17.480 unit pada semester pertama tahun 2025.

    Faktor pajak juga patut diperhitungkan. Terlebih diketahui Malaysia masih menerapkan insentif pembebasan pajak penjualan terhadap mobil baru. Ini merupakan insentif yang sudah berlangsung sejak masa pandemi dan hingga saat ini masih terus berjalan. Mobil yang dirakit lokal dibebaskan pajak 100 persen sementara mobil yang diimpor utuh alias CBU hanya dikenakan pajak separuhya. Alhasil, pajak kendaraan di sana juga lebih rendah. Sebagai contoh untuk Toyota Avanza pajak tahunan di Indonesia bisa tembus Rp 5 jutaan sementara di Malaysia hanya Rp 500 ribu.

    “Dijual di Indonesia, juga diekspor ke negara lain termasuk di Malaysia. Di Indonesia, bayar pajak tahunannya Rp 5 juta, sementara di Malaysia, dengan produk yang sama (Avanza) pajak tahunan (cuma) Rp 500 ribu,” urai Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Kukuh Kumara.

    Urusan insentif sebenarnya pemerintah Indonesia juga sudah melakukannya. Bedanya, insentif itu diberikan ke mobil listrik dan mobil hybrid. Tujuannya untuk mempercepat peralihan ke kendaraan elektrifikasi.

    Selain pajak, tak kalah penting harga BBM di Malaysia yang juga lebih murah. Pemerintah negeri jiran memberikan subsidi untuk BBM jenis RON 95. Harganya dipatok RM 2,05 atau sekira Rp 7.879. Sedangkan di Indonesia harga BBM yang mendapat subsidi adalah jenis Pertalite dengan RON 90. Harga per liternya pun masih lebih mahal ketimbang RON 95 di Malaysia. Pertalite saat ini dijual Rp 10.000 per liter. Bisa jadi deretan faktor di atas juga berkontribusi terhadap kenaikan penjualan mobil di Malaysia.

    Namun kalau bicara penjualan sepanjang semester I tahun 2025, Indonesia masih lebih banyak. Dalam data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara wholesales ada 374.740 unit mobil terdistribusi. Sementara secara retail tembus 390.467 unit. Bagaimana dengan Malaysia? Mengutip data Malaysia Automotive Association, penjualan semester satu itu hanya mencapai 373.636 unit.

    Adapun penurunan penjualan mobil di Indonesia memang tengah menuai sorotan. Soalnya penurunannya cukup tajam kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengungkap penurunan ini dilandasi faktor ekonomi dan daya beli masyarakat yang merosot. Ini kata Nangoi juga menjadi sinyal kondisi perekonomian Indonesia memang tak baik-baik saja.

    “Jadi faktor yg menentukan itu ekonomi agak susah, dunia tidak baik-baik, Indonesia juga ikut tidak baik-baik kalau Anda lihat. Daya beli menurun, ekonomi terganggu gara-gara yang namanya ada peperangan di Eropa, di Timur Tengah, ada (kebijakan tarif) Trump,” ungkap Nangoi belum lama ini.

    (dry/din)

  • Nggak Cuma Mobil Baru, Penjualan Mobil Bekas Juga Merosot

    Nggak Cuma Mobil Baru, Penjualan Mobil Bekas Juga Merosot

    Jakarta

    Penurunan penjualan rupanya tak hanya terjadi di pasar mobil baru. Pasar mobil bekas juga ikut mengalami penurunan, meski tak signifikan.

    Pasar mobil bekas tengah melemah seiring dengan pertumbuhan mobil baru yang merosot tajam. Permintaan mobil bekas di pasaran terpantau mengalami penurunan. Direktur OLXMobbi Agung Iskandar mengungkap, angka penurunan di pasar mobil bekas itu sekitar 5-10 persen jika dibandingkan semester pertama tahun 2024 mengacu pada data dari platform iklan baris di OLX.co.id.

    Sebagai perbandingan, bila merujuk pada data penjualan mobil yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, selama semester satu tahun 2025, penjualan mobil baru di dalam negeri turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Angka penurunannya mencapai sekitar 35.280 unit secara wholesales. Sementara penurunan secara retail lebih signifikan yakni sekitar 9,7 persen atau sebesar 41.986 unit.

    “Hal ini sehubungan dengan pelemahan daya beli konsumen dan pengetatan syarat persetujuan kredit,” ungkap Agung dalam surat elektronik kepada detikOto.

    Meski begitu OLXMobbi masih mencatat kenaikan dibandingkan tahun lalu. Ini berkat inovasi dan program baru yang disajikan perusahaan. Adapun di pasar mobil bekas, masih didominasi oleh model MPV. Namun SUV tak kalah menarik dan membanjiri platform jual mobil bekas di OLX. Menyoal merek, Toyota rupanya tak hanya jadi raja di pasar mobil baru, di pasar mobil bekas pun masih banyak dicari.

    “Dominasi Toyota sebagai merek terfavorit tidak tergoyahkan, baik dari sisi pencarian maupun jumlah iklan,” terang Agung.

    Posisi Toyota diikuti oleh Honda dan juga Suzuki. Kondisi ini tak jauh berbeda dengan pasar mobil baru Tanah Air. Bila mengacu pada data penjualan wholesales dan retail yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, merek-merek Jepang memang sangat mendominasi. Toyota tak pernah tergusur dari posisi puncak.

    Bedanya di posisi kedua ada Daihatsu mengekor barulah diikuti Honda, Mitsubishi, dan juga Suzuki. Menariknya merek-merek China juga sudah mulai banyak dilirik dan penjualannya ikut terkerek hingga bisa tembus 10 besar terlaris di Indonesia.

    “Perbedaan terlihat di posisi ketiga, di mana Suzuki lebih diminati pencari sementara Daihatsu lebih banyak diiklankan oleh penjual,” tutur Agung.

    (dry/din)

  • Indef: Investor Belum Pede Investasi meski Data Ekonomi Tumbuh Tinggi

    Indef: Investor Belum Pede Investasi meski Data Ekonomi Tumbuh Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai bahwa investor belum menunjukkan kepercayaan diri penuh untuk menggenjot investasi di Indonesia meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui konsensus proyeksi, yakni mencapai 5,12% pada kuartal II/2025.

    Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto menjelaskan bahwa respons pasar bisa menjadi cerminan bagaimana investor menyikapi data pertumbuhan ekonomi.

    Pada hari pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025, Selasa (5/6/2025), IHSG ditutup menguat ke level 7.515,18 atau 0,68%. Namun, pada Rabu (6/8/2025) kembali melemah ke level 7.503,75 atau turun 0,15%.

    “Kalau dalam jangka pendek, kita sebenarnya bisa melihat kemarin IHSG masih relatif hijau, rupiah juga menguat, menggambarkan masih ada kepercayaan pasar. Namun, masalahnya, angka yang dirilis oleh BPS itu melawan puluhan leading indicator [indikator ekonomi], sehingga jika data-data ini tidak terefleksikan di real economy, investor jadi akan mencermati lagi perkembangannya,” ujar Eko kepada Bisnis, Rabu (6/8/2025).

    Menurut Eko, Agustus ini akan menjadi bulan penting bagi investor untuk mencermati bagaimana perbandingan data ekonomi per Juni 2025 dengan kondisi riil, seperti peningkatan kredit dan Purchasing Manager’s Index atau PMI Manufaktur. Investor juga akan mencermati indikator yang bersifat bulanan seperti Mandiri Spending Index.

    “Jika memang tidak menunjukkan peningkatan [seperti yang tergambar dalam ekonomi kuartal II/2025], respons paling cepat nanti di pasar itu, di IHSG dan nilai tukar rupiah,” ujarnya.

    Eko menilai bahwa pihak-pihak yang mengantongi dana jumbo, seperti industri asuransi dan investor asing, masih akan menunggu alias wait and see untuk melakukan investasi. Data ekonomi kuartal II/2025 yang tumbuh tinggi 5,12% tidak akan serta merta menarik investasi.

    Industri asuransi maupun investor asing, menurutnya, akan membandingkan data primer dan sekunder. Data primer yang dia maksud adalah informasi produk domestik bruto (PDB) dari pemerintah, dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS), sedangkan informasi sekundernya adalah data pembanding dari berbagai indikator ekonomi.

    “Ketika data-data itu tidak match, dalam jangka menengah mereka akan wait and see. Artinya, misalkan 6 bulan ke depan, dunia usaha belum tentu akan ekspansi, investor juga harus diyakinkan dulu,” ujarnya.

    Berikut daftar 12 indikator utama yang menurut Indef tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025:

    Penjualan mobil dan motor turun: indikator langsung konsumsi masyarakat menengah-atas menurun
    PMI Manufaktur dalam fase kontraksi: industri lesu, permintaan domestik dan ekspor lemah
    Konsumsi rumah tangga turun: padahal konsumsi menyumbang >50% PDB, sinyal pelemahan ekonomi
    Penurunan investasi asing (foreign direct investment): menandakan kepercayaan investor melemah, berdampak ke investasi riil
    Inflasi naik pada Juli 2025: menggerus daya beli, menaikkan angka pengangguran terselubung
    Peningkatan PHK: memperburuk daya beli, menaikkan angka pengangguran terselubung
    Kredit perbankan melemah: mengindikasikan kehati-hatian pelaku usaha dan rumah tangga
    Indeks kepercayaan konsumen menurun: ekspektasi masa depan negatif
    Warga pesimistis terhadap penghasilan: mendukung hipotesis konsumsi lemah dan peningkatan ketimpangan
    Tekanan eksternal meningkat: adanya tarif Trump menekan pertumbuhan ekonomi global. Ekspor turun, suku bunga global tinggi, ketidakpastian geopolitik—memperburuk situasi perdagangan dan investasi
    Pasar keuangan Indonesia tidak terlalu menarik lagi: Capital outflow pasar saham Rp59 triliun, SRBI Rp77,4 triliun, nett buy SBN Rp59 triliun
    Penerimaan pajak turun: PPN dan PPnBM turun pada semester I/2025 sekitar 19,7%, pajak yang lemah tetapi PDB tumbuh tinggi membuat rasio pajak (tax ratio) akan turun.

  • Nafas Mobil LCGC Masih Ada

    Nafas Mobil LCGC Masih Ada

    Jakarta

    Penjualan mobil LCGC mengalami penurunan tajam. Lebih lagi kini deretan mobil LCGC itu juga digempur pendatang baru BYD Atto 1. Meski begitu, LCGC diprediksi masih akan tetap bertahan.

    Penurunan penjualan mobil juga rupanya berdampak pada deretan mobil LCGC (Low Cost Green Car). Berkaca pada data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, permintaan akan LCGC merosot. Bila dirunut dari Januari 2025, angkanya terus turun hingga Juni. Kalau pada bulan pertama distribusinya mencapai 12.324 unit, maka pada Juni hanya 7.762 unit.

    Penurunan ini sejatinya sejalan dengan kondisi penjualan mobil keseluruhan yang merosot. Faktor ekonomi jadi dalang di baliknya.

    “Jadi faktor yg menentukan itu ekonomi agak susah, dunia tidak baik-baik, Indonesia juga ikut tidak baik-baik kalau Anda lihat. Daya beli menurun, ekonomi terganggu gara-gara yang namanya ada peperangan di Eropa, di Timur Tengah, ada (kebijakan tarif) Trump,” kata Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi belum lama ini.

    Khusus pasar LCGC, kini juga tengah menuai sorotan. Terlebih ada pendatang baru dari BYD Atto 1 yang mencoba peruntungannya di dalam negeri. Harga jual BYD Atto 1 itu juga amat kompetitif dan bersaing dengan mobil-mobil LCGC. Hal ini berpotensi membuat LCGC digerogoti BYD Atto 1, khususnya di kota-kota besar.

    “Secara keseluruhan, BYD Atto 1 memiliki potensi untuk menggerogoti segmen LCGC, terutama bagi konsumen gen Millenial dan gen Z kota besar/Tier-1 khususnya Jabodetabek yang mengutamakan biaya operasional rendah, aksesibilitas ke wilayah ganjil-genap, performa yang lebih baik, dan fitur konektivitas modern,” ungkap Pengamat Otomotif Senior dari Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu.

    Namun itu tak serta merta bikin LCGC kehabisan nafas. Menurut Yannes, LCGC masih memiliki potensi untuk berkembang tapi bukan lagi di kota besar.

    “LCGC tampaknya masih akan tetap dominan di wilayah Tier-2 (kota kecil) dan Tier3 (wilayah luar kota) dengan SPKLU terbatas serta jaringan listrik tidak stabil, sehingga bagi konsumen yang butuh mobil siap pakai tanpa ketergantungan pengisian serta mereka yang memikirkan resale value,” ujar Yannes.

    Menurutnya mobil LCGC bekas juga lebih mudah untuk dijual di pasaran. Selain itu, harga jual kembalinya juga lebih baik ketimbang mobil listrik murah.

    (dry/din)

  • Mobil Hybrid Ini Tahan 34,5 Km/Liter, Laku Segini di GIIAS 2025

    Mobil Hybrid Ini Tahan 34,5 Km/Liter, Laku Segini di GIIAS 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Faktor efisiensi dan pengiritan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi poin penting pertimbangan konsumen dalam memilih mobil baru. Kehadiran mobil listrik, terutama dari China memberikan alternatif pilihan bagi konsumen akan kendaraan yang lebih irit dan ramah lingkungan.

    Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pada semester I 2025 tercatat sebanyak 35.846 unit. Sayangnya, mobil listrik punya kendala harga baterai yang mahal, pengisian baterai yang lama, dan terbatasnya tempat pengisian ulang daya baterai, terutama di luar kota bagi mereka yang ingin bepergian jauh.

    Alternatif pilihan yang realistis adalah mobil hybrid, yang menggabungkan penggunaan BBM dan baterai listrik. Hal itu tergambar dari penjualan Rocky Hybrid di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang mencapai ratusan surat pemesanan kendaraan (SPK).

    “Dalam pelaksanaan GIIAS 2025, Daihatsu membukukan 580 Surat Pemesanan Kendaraan(SPK). Dari jumlah tersebut, Rocky Hybrid mencatatkan 147 SPK,” kata Chief Executive Officer PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation (PT AI-DSO) Fredy Handjaja Senin (4/8/2025).

    Berdasarkan uji kendaraan yang dilakukan di Jepang pada Rocky Hybrid, satu liter BBM bisa dipakai untuk menempuh 28 km hingga 34,5 km (dengan metode Japan Cycle ’08/JC08). Selain itu, dari segmen low cost green car (LCGC), Daihatsu Sigra mencatat pemakaian BBM 14 km/liter untuk dalam kota dan 17,6 km/liter untuk luar kota. Semua penggunaan BBM ini sangat tergantung pada kondisi jalan dan gaya berkendara.

    Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada semester pertama 2025, total penjualan mobil sebanyak 374.740 unit. Daihatsu menempati peringkat kedua dengan penjualan 64.405 unit dan menguasai market share 17,2%.

    Sedangkan data penjualan wholesales Gaikindo Juni 2025 tercatat 57.760 unit atau turun 22,6% dibandingkan Juni 2024 sebesar 74.615 unit secara year on year (yoy).

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kredit Mobil Bekas Makin Susah, Biang Keroknya karena Ini

    Kredit Mobil Bekas Makin Susah, Biang Keroknya karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lesunya industri otomotif bukan hanya dialami oleh pabrikan mobil baru, namun juga pedagang mobil bekas. Penurunan penjualan mobil bekas ini dialami oleh banyak pedagang mobil bekas, pasalnya lembaga pembiayaan atau leasing mulai mengetatkan kredit ke mobil bekas.

    “Saya selalu dapat bocoran dari leasingnya, kita kan buat patokan itu dari leasing. Salah satu leasing terbesar yang sekarang itu sudah ada 2 bulan atau 3 bulan itu ngerem mendadak, itu leasing yang besar,” kata Pemilik Focus Motor Group Agustinus kepada CNBC Indonesia, Senin (4/8/2025).

    “Karena banyak yang kesulitan bayar di tengah jalan, makanya kredit jadi diperketat,” sebut Agustinus.

    Karenanya perlu intrik cerdas agar penjualan tetap berjalan, termasuk menyesuaikan harga.

    “Penyesuaian harga jelas, kita kalau misalnya mobil nggak bergerak atau lemot, kita harus turunin harga kan, pedagang harus menyesuaikan,” ucap dia.

    Foto: Penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara ungkap mobil Toyota Avanza masih diminati oleh pembeli mobil bekas. (CNBC Indonesia/Chandra)
    Penjual mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara ungkap mobil Toyota Avanza masih diminati oleh pembeli mobil bekas. (CNBC Indonesia/Chandra)

    Penyesuaian harga ini tidak lepas dari kerasnya persaingan kendaraan atau mobil bekas di pasaran, ketika banyak pedagang namun permintaan justru cenderung menurun akibat melemahnya daya beli. Jika tidak menyesuaikan harga maka akan kesulitan dalam bersaing.

    “Yang terjadi sekarang ya pedagang berjamaah turunin harga. Contoh gini saya kasih gambaran kalau dulu kita mungkin ya revisi harga itu mungkin 3 bulan sekali lah kalau di mobil, ya karena ekonomi kurang baik itu sekarang harus seminggu sekali kita revisi. kalau ngga direvisi harganya jadi tinggi sekarang,” sebut Agustinus.

    Kondisi ini merata terjadi di hampir semua line up kendaraan, baik city car, SUV maupun MPV sejuta umat seperti Toyota Avanza.

    “Kalau dulu pegang yang Avanza 3 bulan itu turun ya. Sekarang pegang Avanza sebulan Bisa 2-3 kali turunin harga itu,” ujar Agustinus.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]