Topik: Penjualan Mobil

  • 20 Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025

    20 Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025

    Jakarta

    Kijang Innova masih jadi raja di Indonesia. Innova masih jadi mobil yang paling banyak diburu orang Indonesia periode Juli 2025.

    Penjualan mobil di Indonesia periode Juli 2025 naik tipis dibandingkan Juni. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara wholesales (distribusi pabrik ke dealer) per Juli 2025, distribusi tercatat mencapai 60.552 unit, atau naik 4,8 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara penjualan retail naik tipis sekitar 1,8 persen dari 61.887 unit menjadi 62.770 unit.

    Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto mengatakan pertumbuhan ini salah satu faktornya karena ditopang dari pameran GIIAS 2025. Namun dia menegaskan angka persis kontribusi pameran itu sendiri baru terlihat pada bulan berikutnya.

    “Ya antara lain (pertumbuhan penjualan Juli karena pameran GIIAS), tapi kan pameran baru berakhir tanggal 3 Agustus. Jadi hasil pameran kayaknya belum kelihatan di angka-angka Juli ya,” kata Jongkie kepada detikOto belum lama ini.

    Menyoal mobil terlaris, kontributor besar masih dipegang raja MPV Kijang Innova. Distribusi Innova yang disumbang dua model, yakni Reborn dan Zenix, tercatat sebanyak 4.311 unit. Persis di bawah Innova, ada Toyota Avanza yang mencatatkan distribusi sebanyak 3.348 unit.

    Selanjutnya di posisi ketiga ada Daihatsu Gran Max pikap. Distribusi mobil komersial ini mencapai 3.175 unit selama bulan ketujuh tahun 2025. Daihatsu Sigra menjadi mobil terlaris keempat dengan torehan distribusi sebanyak 2.951 unit. Menutup posisi lima besar ada Toyota Calya yang mencatatkan distribusi sebanyak 2.525 unit. Untuk tahu lebih lengkapnya, berikut ini 20 mobil terlaris Juli 2025.

    Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025

    1. Toyota Kijang Innova (Zenix dan Reborn): 4.311 unit
    2. Toyota Avanza: 3.348 unit
    3. Daihatsu Gran Max Pikap: 3.175 unit
    4. Daihatsu Sigra: 2.951 unit
    5. Toyota Calya: 2.525 unit
    6. Suzuki Carry pikap: 2.400 unit
    7. Toyota Rush: 2.400 unit
    8. Honda Brio (Satya dan RS): 2.267 unit
    9. Suzuki Fronx: 2.197 unit
    10. Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 1.999 unit
    11. Honda HR-V: 1.949 unit
    12. BYD M6: 1.442 unit
    13. Daihatsu Gran Max Blind Van and minibus: 1.416 unit
    14. Daihatsu Terios: 1.375 unit
    15. Toyota Hilux: 1.237 unit
    16. Toyota Fortuner: 1.110 unit
    17. Toyota Agya: 1.057 unit
    18. Isuzu Traga: 947 unit
    19. BYD Sealion 7: 939 unit
    20. Mitsubishi L300 pikap: 877 unit

    (dry/rgr)

  • 7 Bulan Jual Satu Produk, Sudah Laku Ribuan

    7 Bulan Jual Satu Produk, Sudah Laku Ribuan

    Jakarta

    Denza, sub brand merek premium dari BYD melantai di Indonesia sejak tujuh bulan yang lalu. Baru satu produk yang dijual Denza di sini. Bagaimana performanya?

    Denza masuk untuk menggoda para konglomerat yang demen naik mobil Multi Purpose Vehicles (MPV) lewat D9. Segmen MPV premium Tanah Air didominasi oleh model-model sekelas Toyota Alphard, Toyota Vellfire, hingga Lexus LM350.

    Kehadiran Denza digadang-gadang untuk menggoda konsumen di segmen premium tersebut dengan MPV listrik.

    Denza D9 coba mendobrak pasar dengan harga kompetitif serta jaminan purna jual. Harga mobil listrik itu diumumkan Rp 950 juta (On The Road Jakarta) pada 22 Januari 2025.

    Sebagai merek baru, Denza menawarkan garansi kendaraan hingga 6 tahun atau 150 ribu km, garansi motor 8 tahun atau 150 ribu km, dan baterai 8 tahun atau 160 ribu km.

    Bagaimana performa penjualannya? Denza D9 menjadi salah satu kontributor besar penjualan BYD di Indonesia. Baru diluncurkan di awal tahun, ribuan unit MPV listrik mewah itu sudah mengaspal di Tanah Air.

    Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Denza D9 sudah dikirim sebanyak 6.256 persen. Atas hasil ini Denza menempati urutan ke-13 merek mobil terlaris di Indonesia.

    Sementara angka retail sales-nya, Denza sudah mengirim mobil ke konsumen sebanyak 5.516 unit. Hasil ini cukup untuk mengantarkan Denza ke posisi 11 merek mobil terlaris, persis di belakang Wuling dengan capaian 10.971 unit.

    Perlu diketahui penjualan retail terbesar Denza D9 terjadi pada Maret dengan angka 1.801 unit, dan Juni 1.128 unit.

    Untuk mendukung penjualan mobil mewah Denza, BYD telah membuka lima dealer khusus Denza di kota-kota besar di Indonesia. Ke depan, rencananya akan ada lima dealer khusus Denza lagi yang segera dibuka.

    (riar/din)

  • Penjualan Terancam Nggak Sampai 800 Ribu Unit, Gaikindo Revisi Target?

    Penjualan Terancam Nggak Sampai 800 Ribu Unit, Gaikindo Revisi Target?

    Jakarta

    Pasar mobil di Indonesia mengalami penyusutan 10 persen sepanjang Januari-Juli 2025. Ini menjadi sinyal bahaya, target 900 ribu yang dipatok Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berpotensi tidak tercapai, bahkan angka penjualan terancam lebih kecil lagi.

    Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gaikindo, pasar otomotif Indonesia sudah terdistribusi sebanyak 435.390 unit sepanjang Januari-Juli 2025, capaian itu menyusut 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Capaian retail sales juga mengalami tren negatif, sebanyak 453.278 unit kendaraan yang dikirim ke garasi konsumen, jumlah tersebut turun 10,8 persen dari tahun lalu yang mencatatkan angka 508.041 unit.

    Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto masih memantau pergerakan penjualan pada bulan-bulan selanjutnya soal revisi target. Kendati trennya mengalami penyusutan dibandingkan tahun lalu.

    “Kita tunggu bulan-bulan mendatang ya,” kata Jongkie kepada detikOto.

    Tren penurunan penjualan sudah terjadi sejak dua tahun belakangan. Penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yakni 1.005.802 unit mobil.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan sepanjang tujuh bulan pertama 2025. Market otomotif kerap bergerak dinamis.

    Sementara itu, masih ada secercah harapan, penjualan mobil nasional pada bulan Juli 2025 lalu tercatat mencapai mencapai 60.552 unit. Naik 2.753 unit atau 4,8 % dibanding Juni 2025 yang sebanyak 57.799 unit.

    Sebagai catatan, ada sederet pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh setiap pihak terkait untuk mendongkrak penjualan mobil di Tanah Air.

    “Harus memenuhi persyaratan seperti pertumbuhan ekonomi makro yang dapat meningkatkan daya beli (PR pemerintah), menata ulang kenaikan harga mobil yang konsisten sekitar 7% per tahun termasuk berbagai beban pajak terkait mulai dari industri tier 4 hingga tier 1 (PR para APM dan Pemerintah), kecepatan eksekusi insentif pemerintah (PR Pemerintah), relaksasi opsen pajak daerah (PR Pemda),” kata Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu dikutip dari CNBC Indonesia.

    Tugas lainnya, kata dia, kemampuan menjaga inflasi yang rendah, inovasi produk dan model pembiayaan. Dan, termasuk PR para endorser, APM, dealer, blogger, komunitasotomotif, yaitu terkait literasi teknologi kepada masyarakat.

    “Jika PR ini tidak berhasil dikerjakan, maka sales akhir tahun bisa di bawah 800.000-an,” ucap Yannes.

    “Kecuali terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi makro yang signifikan di semester 2 tahun ini,” sambungnya.

    (riar/lua)

  • Bermula dari Gudang, Kini Bikin 13 Juta Mobil

    Bermula dari Gudang, Kini Bikin 13 Juta Mobil

    Jakarta

    Sebelum sebesar sekarang, Build Your Dreams (BYD) harus melalui perjalanan panjang yang jauh dari kata mudah. Bahkan, untuk sampai ke titik sekarang, mereka sempat diragukan banyak pihak, mulai dari konsumen hingga kompetitor. Kini, keteguhan mereka membuahkan hasil.

    Perjalanan BYD di pentas otomotif dunia dimulai dari sebuah gudang di Shenzen, China. Mereka menjadikan bangunan sederhana itu sebagai kantor utama saat perusahaan berdiri di awal 1995. Ketika itu, BYD hanya punya 20 pegawai dengan pendanaan awal US$ 300 ribu atau Rp 4,8 miliar.

    Kantor pertama BYD. Foto: Doc. BYD USA.

    Pada mulanya, BYD bergerak sebagai perusahaan baterai. Mereka menyuplai kebutuhan komponen tersebut untuk sejumlah produsen ponsel, salah satunya Nokia. Barulah kemudian mereka merambah bisnis otomotif pada 2003. BYD mengakuisisi perusahaan bernama Qinchuan Automobile Company.

    Tak lama setelahnya, mobil pertama BYD meluncur di China. Kendaraan tersebut bernama BYD F3 dan belum menggunakan mesin listrik, melainkan internal combustion engine (ICE). Menariknya, mobil itu hanya dibanderol separuh dari kompetitor utamanya, Toyota Corolla.

    BYD F3 hanya butuh waktu setahun untuk meledak di pasaran. Bahkan, kendaraan perdana mereka itu dikirim ke sejumlah negara peminat, termasuk Eropa dan Amerika Selatan.

    BYD kemudian meluncurkan mobil plug-in hybrid pertamanya pada akhir 2008, yakni BYD F3DM. Menurut informasi, ‘DM’ pada nama kendaraan tersebut merujuk pada ‘dual mode’. Sebab, mobil bergerak menggunakan dua sumber tenaga, yakni mesin dan baterai.

    BYD E6 2009. Foto: Doc. Mad4Wheels

    Barulah akhirnya BYD meluncurkan mobil listrik pertama bernama E6 pada 2009. Kendaraan tersebut menjadi permulaan untuk pabrikan sebelum beralih sepenuhnya ke elektrifikasi pada 2022.

    Dalam perjalanan panjang tersebut, BYD juga melakukan banyak inovasi, salah satunya mengenalkan Blade Battery pada 2020. Teknologi tersebut membuat baterai lebih tipis dan menambah efisiensi pendinginan serta meminimalkan risiko terjadinya kebakaran.

    Lalu, setahun setelahnya, BYD juga mengembangkan teknologi DM-I super hybrid dan platform mobil listrik e-platform 3.0. Platform tersebut digunakan di beberapa kendaraan, seperti Dolphin dan Seal.

    Makin Dikenal, Penjualan Meroket

    Sejalan dengan tingkat popularitasnya, kini penjualan mobil BYD makin meroket di dunia, termasuk Indonesia. Jika dulu mereka memerlukan waktu 13 tahun untuk menjual 1 juta unit kendaraan, kini mereka bisa menjual 4 juta unit mobil hanya dalam setahun!

    Disitat dari laman Carnewschina, penjualan mobil BYD di dunia mencapai 4.272.145 unit sepanjang tahun lalu. Nominal tersebut naik 41,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, mereka mampu menjual 514 ribu unit mobil ramah lingkungan selama Desember 2024!

    BYD produksi 13 juta mobil NEV. Foto: Doc. BYD UK

    Kini, BYD telah menjelma menjadi raksasa otomotif dunia. Karuan saja, sejak awal berdiri hingga sekarang, mereka sudah memproduksi 13 juta unit mobil ramah lingkungan atau NEV. Hebatnya lagi, mereka hanya butuh delapan bulan untuk melompat dari 10 juta ke 13 juta unit.

    Hingga akhir tahun lalu, BYD yang semula hanya menggunakan gudang sebagai kantor utama, telah memiliki 968.872 tenaga kerja. Sebagai produsen yang baru berusia 30 tahun, angka tersebut benar-benar mengesankan!

    BYD tentu tak berhenti di situ, mereka terus melakukan inovasi dan gebrakan baru di pasar otomotif global. Jika saat ini mereka menyandang status ‘Raja Mobil China’, bukan mustahil di masa depan mereka menjadi ‘Raja Mobil Dunia’.

    (sfn/riar)

  • Ini Mobil yang Bikin Penjualan di Malaysia Melesat, Kalahkan Indonesia

    Ini Mobil yang Bikin Penjualan di Malaysia Melesat, Kalahkan Indonesia

    Jakarta

    Pasar mobil ASEAN masuk babak baru. Sebab, untuk pertama kalinya, Malaysia sukses melampaui Indonesia dalam penjualan mobil kuartal II tahun ini. Lantas, model mobil seperti apa yang menjadi primadona di Tanah Melayu?

    Menurut laporan Nikkei Asia, merek legendaris seperti Perodua dan Proton masih menguasai pasar setempat. Pangsa pasarnya tembus 63 persen pada paruh pertama tahun ini.

    Secara spesifik, ada dua model mobil yang menjadi bintang utama di Malaysia, yakni Perodua Alza dan Proton Saga. Keduanya sukses bersaing dengan sedan-sedan Jepang seperti Toyota Vios dan Honda City. Kombinasi harga terjangkau, fitur kekinian, plus efisiensi bahan bakar membuatnya laris manis.

    Perodua Alza merupakan MPV 7 penumpang yang dikenal lega dan irit. Dibekali mesin 1.5 liter, desain modern, fitur keselamatan lengkap, dan harga ramah kantong, mobil ini jadi incaran keluarga muda Malaysia.

    Perodua Alza 2024. Foto: Doc. Perodua

    Sementara Proton Saga merupakan sedan kompak legendaris yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Versi terbarunya tetap mempertahankan harga terjangkau, tapi dengan upgrade fitur seperti infotainment layar sentuh, kontrol stabilitas elektronik, dan mesin 1.3 liter yang efisien.

    Tak hanya mobil bensin, tren mobil listrik dan hybrid juga ikut mendorong penjualan. Konsumen Malaysia mulai melirik kendaraan ramah lingkungan, apalagi dengan adanya insentif pemerintah.

    Hasilnya, penjualan mobil di Malaysia pada kuartal II 2025 tercatat 183.366 unit, mengalahkan Indonesia yang hanya membukukan 169.578 unit pada periode yang sama.

    Di Indonesia, penjualan justru melempem. Data menunjukkan, ada penurunan 21 persen pada Juni, terjun bebas sejak Maret 2024. Faktor utamanya? Daya beli kelas menengah yang menurun dan aturan kredit yang makin ketat.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelas menengah di Indonesia menyusut dari 21,4 persen populasi pada 2019 jadi cuma 17,1 persen pada 2024. Dampaknya terasa ke banyak sektor, termasuk otomotif.

    (sfn/lth)

  • Tukar Tambah Mobil Anti-ribet Nggak Pakai Mumet di OLXMobbi

    Tukar Tambah Mobil Anti-ribet Nggak Pakai Mumet di OLXMobbi

    Jakarta

    Menjual mobil bekas bisa bikin mumet. Seringkali, mobil tak langsung terjual dengan cepat. Padahal, mobil incaran sudah ada di depan mata. Pemilik mobil pun dibikin dilema karena menanti hal yang tak pasti. Sebab, mobil belum terjual tapi keingingan punya mobil baru tak tertahan lagi.

    Nah buat kamu yang mau tukar tambah mobil lama ke mobil baru anti-ribet, bisa lewat OLXMobbi. Soalnya kamu akan dibantu mendapatkan mobil baru tanpa khawatir mobil lama belum terjual. Di OLXMobbi, lewat kampanye #PilihYangAhli mobil bisa terjual secara cepat dan mobil impian langsung terealisasi serta bisa dibawa pulang.

    OLXMobbi di GIIAS 2025. Foto: Dok.Istimewa

    “Yang bikin mumet itu, apakah mobil lama bisa dipastikan terjual secara cepat dengan harga yang tepat ketika seseorang akan beli mobil impian. Proses penjualan yang ribet malah bisa jadi keluar biaya tambahan nantinya,” ungkap Direktur OLXMobbi Agung Iskandar baru-baru ini.

    Kemudahan proses tukar tambah mobil di OLXMobbi itu dapat dilihat saat ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. OLXMobbi yang merupakan official trade-in partner GIIAS 2025, menyediakan layanan tukar tambah secara instan.

    Cara pengajuannya juga sangat mudah dan cepat. Pengunjung hanya perlu datang ke booth inspeksi OLXMobbi di Area Parkir Hall 11 ICE BSD. Di situ, mobil akan dilakukan inspeksi hanya dalam waktu 60 menit.

    Setelah pengecekan selesai, kamu akan diberi tahu taksiran harga secara transparan. Bila terjadi kesepakatan, maka uang akan segera ditransfer setelah semua dokumen lengkap.

    Kehadiran OLXMobbi ini menjadi solusi tukar tambah mobil yang aman dan nyaman. Terlebih, OLXmobbi menawarkan cashback hingga Rp 6,8 juta untuk setiap transaksi tukar tambah mobil selama GIIAS 2025 berlangsung kemarin.

    Cashback ini bisa menjadi tambahan diskon yang signifikan untuk rencana kamu beli mobil baru, atau bahkan tambahan dana segar untuk kebutuhan lainnya. Nggak heran kalau mobil lama bisa terjual dengan harga kompetitif, plus tambahan keuntungan berupa uang tunai.

    Selain kemudahan tukar tambah mobil, OLXMobbi juga menawarkan mobil bekas berkualitas. Kamu nggak perlu khawatir dengan kondisi mobil sehingga merasa beli ‘kucing dalam karung’. Soalnya OLXMobbi punya tenaga ahli inspeksi yang profesional dan memiliki jam terbang sangat tinggi dari Astra.

    “Tentunya memiliki kredibilitas tinggi di bidang otomotif,” terang Agung dalam pesan elektronik kepada detikOto.

    Alhasil, kamu bisa membeli mobil bekas dengan kualitas yang jempolan. Soalnya berkat kompetensi yang dimiliki oleh tenaga ahli inspeksi tersebut, calon pembeli akan disajikan laporan menyeluruh soal kondisi mobil secara akurat, transparan, dan komprehensif. Urusan inspeksi mobil bekas, OLXMobbi memang tak perlu diragukan lagi. OLXmobbi telah melakukan inspeksi lebih dari 100 ribu mobil bekas selama tahun 2024.

    “Informasi menyeluruh mengenai kondisi kendaraan yang disampaikan memungkinkan pelanggan untuk mengambil keputusan pembelian dan penjualan mobil bekas dengan lebih aman dan nyaman,” tegas Agung.

    Di sisi lain, pasar mobil bekas memang masih menggoda. OLXMobbi bahkan masih mencatat kinerja positif dibandingkan tahun lalu di tengah pasar otomotif Tanah Air yang tengah lesu. Hal ini dapat tercapai berkat inovasi dan program baru yang diluncurkan OLXMobbi beserta perusahaan ekosistem Astra lainnya.

    (dry/lth)

  • Giliran Paramadina Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12% dari BPS

    Giliran Paramadina Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12% dari BPS

    Bisnis.com, JAKARTA — Universitas Paramadina mempertanyakan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,12% secara tahunan atau year on year (YoY).

    Dalam keterangan resminya, Paramadina menilai data tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi riil perekonomian, di tengah lemahnya daya beli masyarakat, stagnasi konsumsi rumah tangga, pesimisme produsen, dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor industri.

    “Banyak kalangan tidak percaya, dan ini berpotensi bergulir menjadi bola liar yang merusak kredibilitas BPS,” tulis pernyataan Paramadina, Jumat (9/8/2025).

    Paramadina meminta BPS menjelaskan secara rinci metodologi dan asumsi perhitungan produk domestik bruto (PDB), termasuk sumber data, pembobotan sektor, serta metode estimasi. Lembaga itu juga mendesak adanya penjelasan atas kesenjangan antara data pertumbuhan ekonomi dengan indikator sektoral yang menunjukkan perlambatan.

    Selain itu, BPS diminta menegaskan komitmen menjaga independensi penuh dari intervensi pihak mana pun, agar data tetap menjadi cerminan realitas ekonomi dan bukan alat legitimasi politik.

    “Jika data yang dirilis tidak selaras dengan kenyataan di lapangan, kebijakan ekonomi nasional akan salah arah,” tulis Paramadina.

    Menurut mereka, revisi data merupakan hal wajar dan bagian dari proses akademis. Sebaliknya, menutup diri akan menjadikan statistik bergeser dari ranah akademik ke ranah politik, yang berisiko mengikis kredibilitas BPS.

    Paramadina juga mengajak ekonom, ilmuwan, dan akademisi untuk memantau kualitas data statistik nasional, mengingat hal tersebut menjadi pijakan penting menuju Indonesia maju dan sejahtera.

    Ikuti Celios hingga Indef

    Sebelumnya, Center of Economic and Law Studies (Celios) turut menyatakan keraguan atas data pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS. Bahkan, lembaga yang menaungi sejumlah ekonom seperti Bhima Yudhistira dan Nailul Huda itu menyurati Komisi Statistik PBB itu terkait dengan transparansi hingga independensi penghitungan data PDB oleh BPS untuk tiga bulan kedua 2025. 

    Berdasarkan dokumen yang dilihat Bisnis, surat tertanggal 8 Agustus 2025 itu ditujukan untuk Komisi Statistik PBB. Celios menyurati lembaga itu atas keprihatinan ihwal reliabilitas dan akurasi penghitungan pertumbuhan PDB Indonesia oleh BPS. 

    “Kami menulis surat ini untuk menyampaikan keprihatinan mendalam kami terkait meningkatnya jumlah inkonsistensi dan anomali yang ditemukan dalam data ekonomi nasional [PDB triwulan kedua 2025] yang baru-baru ini diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik [BPS],” demikian dikutip Bisnis, Jumat (8/8/2025). 

    Persoalan-persoalan ini, lanjut surat tersebut, khususnya berkaitan dengan penghitungan PDB, telah menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi, akurasi, dan independensi praktik statistik di Indonesia.

    Beberapa inkonsistensi pada data BPS itu, terang Celios, dinilai tidak merepresentasikan realitas ekonomi dalam negeri. Beberapa komponen utama PDB dinilai tidak terhubung dengan indikator utama, seperti pendapatan pemerintah, volatilitas data yang tidak dijelaskan serta kurangnya keterbukaan atas metodologi penghitungan. 

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga mempertanyakan data yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025. 

    Ekonom senior dan salah satu pendiri Indef, M. Fadhil Hasan, menilai bahwa konsensus proyeksi para ekonom maupun lembaga biasanya mirip dengan realisasi ekonomi atau hanya memiliki selisih tipis. Namun, anomali terjadi pada kuartal II/2025, ketika para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,8% tetapi realisasinya ternyata mencapai 5,12%.

    “Menimbulkan pertanyaan apakah ada metodologi yang harusnya diperbaiki atau disempurnakan, ataukah ada basis datanya, atau sebab-sebab lainnya yang membuat kita belum mengetahuinya secara pasti?” ujar Fadhil dalam diskusi publik yang berlangsung di kantor Indef, Jakarta pada Rabu (6/8/2025).

    Indef pun menelisik sejumlah data yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), mulai dari konsumsi sebagai komponen utama produk domestik bruto (PDB), investasi, ekspor, maupun sektor atau lapangan usaha. Namun, Indef merasa belum terdapat kejelasan dari data yang ada.

    Menurut Fadhil, BPS patut menjelaskan mekanisme pengambilan maupun pengolahan data, karena menurutnya data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 tidak cukup mencerminkan kondisi riil di lapangan.

    Fadhil menjabarkan bahwa setidaknya terdapat 12 indikator utama perekonomian yang kurang sejalan dengan capaian tinggi ekonomi kuartal II/2025, mulai dari kinerja penjualan kendaraan bermotor, kinerja investasi, hingga maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Lemahnya penjualan mobil dan motor menurutnya mencerminkan konsumsi masyarakat kelas menengah-atas yang turun. Hal itu juga seolah mengafirmasi fenomena rojali, alias rombongan jarang beli yang belakangan menjadi perbincangan.

    Lalu, Fadhil juga menyoroti kondisi Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang masih kontraksi. Pada Juni 2025 atau akhir kuartal II/2025, PMI Manufaktur ada di level 49,60 alias masih kontraksi karena di bawah 50.

    Indikator lainnya adalah konsumsi rumah tangga yang masih lemah. Sebagai kontributor utama PDB, laju konsumsi rumah tangga masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonomi.

  • Penjelasan Gaikindo soal Penjualan Mobil di Indonesia Kalah dari Malaysia

    Penjelasan Gaikindo soal Penjualan Mobil di Indonesia Kalah dari Malaysia

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) buka suara soal kabar yang menyebut penjualan mobil di Indonesia kalah dari Malaysia. Menurut mereka, secara akumulatif, kita masih lebih unggul dibandingkan Negeri Jiran.

    Dikutip dari pemberitaan Nikkei Asia, Sabtu (9/8), penjualan mobil Malaysia tembus 183.366 unit pada kuartal II atau dari April hingga Juni 2025. Sedangkan Indonesia di periode yang sama diklaim hanya 169.578 unit.

    Catatan tersebut membuat penjualan mobil di Indonesia untuk kali pertama kalah dari Malaysia. Meski demikian, jika dihitung secara keseluruhan selama satu semester, kita belum terkalahkan.

    Penjualan mobil di Indonesia disebut kalah dari Malaysia. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

    Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi menjelaskan, penjualan mobil di Indonesia selama semester pertama tahun ini (Januari-Juni) telah mencapai 374.740 unit. Nominal tersebut membuat kita menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

    Pada periode yang sama, disitat dari data Asosiasi Otomotif Malausia (MAA), penjualan mobil di Malaysia mentok di angka 374.636 unit. Meski kalah, namun selisih angkanya sangat tipis.

    “Sampai dengan akhir Juni, penjualan Malaysia 373 ribuan unit, Indonesia sekitar 374 ribuan unit. Jadi tetap lebih tinggi Indonesia,” kata Nangoi, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (9/8).

    Sebagai catatan, Indonesia dengan penduduk hampir 300 juta jiwa mengalami penurunan pasar lagi tahun ini. Selama Januari-Juni 2025 penjualan retail hanya mencapai 390.467 unit atau turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Sedangkan wholesales menyusut 8,6 persen menjadi 374.740 unit, dari sebelumnya yang mencapai 410.020 unit.

    Penjualan mobil di Malaysia yang memiliki 35 jutaan penduduk sebenarnya juga sedang mengalami perlambatan. Namun, angkanya tak separah di Indonesia. Penjualan mobil di Tanah Melayu turun lima persen pada Januari-Juni dibanding periode sama 2024.

    (sfn/lth)

  • Mengejutkan! Tukang Sayur Jadi Penyelamat Ekonomi RI

    Mengejutkan! Tukang Sayur Jadi Penyelamat Ekonomi RI

    Jakarta

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 tercatat sebesar 5,12%. Angka ini termasuk yang tertinggi di G20 dan ASEAN. Tapi siapa yang sebenarnya menopang pertumbuhan ini? Bukan korporasi, bukan gedung-gedung pencakar langit, termasuk konglomerat.

    Justru sektor informal, dalam arti paling sederhana, yakni para pelaku ekonomi seperti pedagang kaki lima, buruh harian, tukang sayur, dan warung makan yang menjadi tulang punggungnya.

    “Penjualan kendaraan, transaksi kartu kredit, impor barang tahan lama konsumen, semuanya melemah daripada sebelumnya. Tetapi konsumsi masyarakat justru menguat. Jadi saya pikir inilah yang membuat angka PDB tetap kuat pada kuartal Juni,” ujar Chief Economist Indonesia & India HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, Jumat kemarin.

    Menurut Pranjul, sektor informal menyumbang 60% lapangan kerja dan 55% konsumsi nasional. Artinya, ketika sektor formal yang berisi para pekerja kantoran, bankir, CEO manufaktur dan eksekutif perusahaan besar, masih lesu. Para pelaku ekonomi kecil justru yang lebih menjaga ekonomi tetap hidup.

    “Kita melihat bahwa indikator sektor formal masih lemah, misalnya, penjualan mobil, alat rumah tangga, dan barang konsumsi tahan lama menurun. Tapi indikator sektor informal lebih kuat, belanja makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan dasar lainnya mengalami peningkatan,” jelasnya.

    Kunci pertumbuhan ini ada pada pembelanjaan harian masyarakat kelas bawah dan menengah, yang sensitif terhadap harga dan cepat bereaksi pada perubahan daya beli. Daya beli ini membaik seiring inflasi yang rendah, naiknya hasil pertanian usai El Nino, dan bantuan sosial dari pemerintah.

    “Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar di 2025, apakah dampaknya sudah mulai terlihat? Menurut saya, ya,” ucap Pranjul.

    Ia mencatat bahwa defisit fiskal naik dari 1,6% PDB di 2023 menjadi sekitar 2,8% PDB di 2025, menunjukkan stimulus fiskal yang cukup besar di dua tahun terakhir. Namun, di sisi lain, sektor formal yang seharusnya bisa menjadi penggerak ekonomi jangka panjang masih stagnan. Ini karena korporasi besar masih enggan berinvestasi.

    “Bagaimana kita bisa mencapai pertumbuhan PDB yang lebih tinggi dalam beberapa kuartal mendatang atau mungkin beberapa tahun mendatang? Dan menurut saya, yang benar-benar dibutuhkan adalah peningkatan investasi korporasi,” tutur Pranjul.

    Ia menyebutkan bahwa saat ini banyak perusahaan lebih memilih menabung daripada berinvestasi. Padahal, investasi korporasi berpotensi memiliki multiplier effect yang besar, menciptakan lapangan kerja berkualitas, meningkatkan kapasitas produksi, hingga mengerek upah.

    “Dan ketika kita melihat investasi korporasi, kita menemukan bahwa investasinya tidak terlalu tinggi. Perusahaan-perusahaan (lebih memilih) menabung. Jadi ada banyak tabungan di luar sana, tetapi mereka tidak berinvestasi. Apa yang akan membuat korporasi berinvestasi? Itulah pertanyaan besar yang dihadapi Indonesia,” kata dia.

    Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi saat ini bukan ditarik oleh para CEO yang membangun pabrik atau memperluas bisnis. Tapi justru oleh ‘tukang sayur’ yang tetap berjualan di pagi hari, warung madura, ojek online, dan jutaan pekerja informal yang menggerakkan konsumsi dasar masyarakat.

    (fdl/fdl)

  • Ada GIIAS, Penjualan Mobil di Indonesia Naik Tipis

    Ada GIIAS, Penjualan Mobil di Indonesia Naik Tipis

    Jakarta

    Penjualan mobil pada Juli 2025 mengalami kenaikan 4,8 persen dibandingkan bulan lalu. Capaian ini bersamaan dengan hadirnya pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara wholesales (distribusi pabrik ke dealer) per Juli 2025, distribusi tercatat mencapai 60.552 unit, atau naik 4,8 persen dibanding bulan sebelumnya.

    Kenaikan penjualan juga terjadi pada angka retail sales (distribusi dealer ke konsumen). Jumlahnya tumbuh 1,8 persen, atau naik 1.083 unit ketimbang Juni 2025.

    Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto mengatakan pertumbuhan ini salah satu faktornya karena ditopang dari pameran GIIAS 2025. Namun dia menegaskan angka persis kontribusi pameran itu sendiri baru terlihat pada bulan berikutnya.

    “Ya antara lain (pertumbuhan penjualan Juli karena pameran GIIAS), tapi kan pameran baru berakhir tanggal 3 Agustus. Jadi hasil pameran kayak nya belum kelihatan di angka-angka Juli ya,” kata Jongkie kepada detikOto, Jumat (8/8/2025).

    Tentu kenakan penjualan per Juli 2025 ini menjadi angin segar. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pasar otomotif Tanah Air masih mengalami tren negatif.

    Data wholesales Juli 2024 menunjukkan sebanyak 74.230 unit mobil terdistribusi. Anjlok 18,4 persen jika dibandingkan Juli 2025. Sedangkan retail-nya itu mencapai 75.588 unit pada Juli 2024. Sebagai pembanding, retail sales Juli 2025 turun 17 persen atau hanya menjual 62.770 unit.

    Secara akumulatif Januari-Juli 2025, angka wholesales sudah tembus 435.390 unit. Capaian ini anjlok 10,1 persen jika dibandingkan tahun lalu, terdistribusi sebanyak 484.250 unit.
    Kemudian retail sales-nya selama tujuh bulan 2025 sudah terdistribusi sebanyak 453.278 unit, anjlok 10,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan pada semester pertama 2025.

    (riar/dry)