Topik: Penjualan Mobil

  • Penjualan Mobil Indonesia Anjlok, Malaysia Melesat Jadi Raja ASEAN! Kok Bisa?

    Penjualan Mobil Indonesia Anjlok, Malaysia Melesat Jadi Raja ASEAN! Kok Bisa?

    Jakarta – Pertama sepanjang sejarah, Malaysia mengalahkan Indonesia dalam angka penjualan mobil domestik. Negeri Jiran asal merek Proton dan Perodua itu menggusur RI dari posisi sebagai Raja ASEAN. Bagaimana bisa Malaysia yang jumlah penduduknya di kisaran 30-an juta unggul atas Indonesia yang punya penduduk di atas 270 juta jiwa?

    Simak pembahasan redaksi detikOto pada video di atas, ya.

    (din/din)

  • Tantangan Menjual Mobil Listrik di Daerah

    Tantangan Menjual Mobil Listrik di Daerah

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Tapi sayangnya, sebaran penjualan mobil listrik masih berfokus di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Banyak tantangan yang dihadapi pabrikan ketika menjual mobil listrik di daerah-daerah.

    Hal itu pun diakui Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan. Kata Luther, infrastruktur dan ekosistem masih menjadi kendala untuk pabrikan-pabrikan mobil listrik dalam memasarkan kendaraan elektrifikasi ke daerah-daerah.

    “Studi kita penjualan EV (mobil listrik) di masing-masing region memang, Jabodetabek secara peningkatan penjualannya cukup signifikan. Kalau nggak salah, bulan lalu saja Jabodetabek kayaknya sudah lebih hampir 17% (market share EV-nya). Artinya dia mendominasi dan berkontribusi cukup signifikan secara total market,” ungkap Luther belum lama ini.

    Luther menambahkan, penjualan mobil listrik di daerah belum bisa mencapai angka signifikan lantaran banyak faktor. Misalnya, banyak konsumen yang belum sadar dengan benefit yang ditawarkan mobil listrik.

    “Jadi EV awareness ini masih perlu ditingkatkan, dan ini adalah pekerjaan rumah bukan hanya dari BYD, tapi juga semua pabrikan, dan mungkin juga pemerintah,” sambung Luther. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pabrikan adalah memperbanyak jaringan dealer.

    “Pengembangan network harus lebih agresif. Kita tahun ini sampai akhir tahun rencana sampai 100 network yang kita akan bangun, di mana hari ini sudah 53. Jadi kita mulai masuk merambah ke daerah-daerah,” kata Luther lagi.

    “Kedua, memang ada challenging (tantangan) di sisi infrastruktur. Jadi kita perlu ada peningkatan. Dari BYD, kita usahakan di semua network kita nanti teman-teman kita bisa lihat itu semuanya harus ada pengecasan cepat, DC fast charger kita juga sudah taruh di showroom-showroom kita dan terbuka. Jadi meng-encourage orang untuk lebih lebih berani menggunakan EV,” jelas Luther.

    Tantangan lainnya adalah dari harga mobilnya yang mahal. Jadi dengan kehadiran mobil listrik berharga murah seperti Atto 1, harapannya bisa menjadi daya tarik konsumen di daerah.

    “Harganya mungkin relatif lebih bisa dijangkau, dan untuk mungkin mereka yang baru mencoba mungkin dia juga bisa lebih punya confidence level, kira-kira begitu,” tukasnya.

    (lua/dry)

  • Penjualan Mobil Malaysia Sepanjang 2025: Hampir Salip Indonesia

    Penjualan Mobil Malaysia Sepanjang 2025: Hampir Salip Indonesia

    Jakarta

    Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) merilis data penjualan kendaraan bulan Juli 2025. Penjualan mobil Malaysia selama bulan Juli 2025 lebih tinggi dibanding Indonesia. Malaysia hampir menyalip Indonesia sebagai raja otomotif ASEAN.

    Dikutip kantor berita Malaysia, Bernama, data penjualan Malaysia pada bulan Juli 2025 mencatatkan angka 70.057 unit. Angka itu naik dibanding bulan sebelumnya, bahkan kenaikannya mencapai 28 persen! Pada Juni 2025, Malaysia hanya menjual 54.863 unit mobil baru.

    Penjualan mobil di Malaysia pada bulan Juli 2025 mengalahkan Indonesia. Sebagai pembanding, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales kendaraan bulan Juli 2025 naik 4,8 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 57.799 unit. Begitu juga dengan retail sales yang naik 1,8 persen dari bulan sebelumnya yang sebanyak 61.687 unit. Meski naik dari bulan sebelumnya, penjualan mobil di Indonesia pada Juli 2025 masih di bawah Malaysia.

    Dalam sebuah pernyataan, MAA menyatakan bahwa peningkatan penjualan kendaraan itu disebabkan oleh satu bulan kerja penuh yang terdiri dari 23 hari kerja, dibandingkan dengan Juni 2025 (19 hari kerja), dan rendahnya basis produksi pada Juni 2025 akibat penutupan Hari Raya Idul Adha.

    Sementara itu, data year to date atau penjualan kendaraan dari Januari sampai Juli 2025, Malaysia mencatatkan angka 443.777 unit. Angka itu turun 5 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

    Penjualan year to date atau Januari-Juli 2025 di Malaysia itu hampir mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) yang dicatat Gaikindo, sepanjang Januari sampai Juli 2025 sebanyak 453.278 unit mobil baru dikirim ke garasi konsumen Indonesia. Angka itu turun 10,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tahun ini, Malaysia menargetkan penjualan sebanyak 780 ribu unit. Pencapaian hingga Juli 2025 telah menyentuh 57 persen dari proyeksi penjualan setahun. Sedangkan Indonesia menargetkan penjualan sebanyak 900 ribu unit.

    (rgr/dry)

  • Penjualan Mobil Lemah-Minim Produk Baru, Pameran Otomotif Ini Sampai Batal

    Penjualan Mobil Lemah-Minim Produk Baru, Pameran Otomotif Ini Sampai Batal

    Jakarta

    Penjualan mobil yang melemah ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara tetangga, Vietnam, juga mengalami hal serupa. Bahkan, pameran otomotif di sana sampai dibatalkan.

    Dikutip Just Auto, pameran otomotif tahunan di Vietnam dibatalkan karena kurangnya minat dari produsen kendaraan di sana. Sejatinya, pameran otomotif yang digelar di kota Hanoi, Vietnam, itu direncanakan berlangsung pada November 2025.

    Penyelenggara pameran, termasuk Asosiasi Produsen Mobil Vietnam (VAMA) dan Asosiasi Importir Kendaraan Vietnam (VIVA), menyebutkan pelemahan pasar dan kurangnya produk baru dari perusahaan otomotif di sana menjadi alasan utama pembatalan pameran otomotif tahunan itu.

    VAMA juga menyebutkan keterbatasan di lokasi penyelenggara dan tantangan yang berkelanjutan di sektor manufaktur, perakitan, dan perdagangan otomotif domestik sebagai alasan utama pembatalan pameran tersebut.

    Menurut analisis industri lokal, perusahaan otomotif besar di Vietnam, justru memilih untuk mengadakan pameran sendiri di kota-kota besar. Mereka melakukan pameran bergilir untuk mempromosikan kendaraannya. Perusahaan otomotif di Vietnam juga lebih memilih memanfaatkan pemasaran digital.

    Vietnam Motor Show terakhir kali diselenggarakan pada Oktober 2024 di Kota Ho Chi Minh. Namun saat itu banyak merek utama tidak hadir, termasuk Mercedes-Benz, BMW, Lexus, Mazda, Hyundai, Kia, VinFast, Audi, Volkswagen, dan Volvo.

    Asosiasi Produsen Mobil Vietnam menegaskan, pameran otomotif tahunan di negara itu direncanakan berjalan tahun depan di Pusat Pameran Nasional Vietnam di Đông Anh, Hanoi. Pameran ini akan menampilkan format baru yang radikal, menggabungkan teknologi interaktif canggih dan zona pengalaman baru yang dirancang untuk memaksimalkan nilai bagi peserta pameran dan pengunjung.

    Diberitakan Vietnam News, pameran 2026 diperkirakan akan berkembang tidak hanya dalam hal ruang pameran, tetapi juga jumlah merek dan mitra yang berpartisipasi. Selain mobil dan sepeda motor terbaru, acara ini akan menyoroti solusi mobilitas cerdas, teknologi ramah lingkungan, infrastruktur pengisian daya, layanan keuangan khusus, dan industri pendukung.

    (rgr/dry)

  • Trump Diam-Diam Naikan Tarif Impor 50% untuk Baja dan Aluminium – Page 3

    Trump Diam-Diam Naikan Tarif Impor 50% untuk Baja dan Aluminium – Page 3

    Para eksekutif industri mengharapkan langkah-langkah seperti merasionalisasi tarif menjadi dua lapisan, meringankan beban pajak bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memangkas pungutan atas barang-barang penting, dan menggunakan proses berbasis teknologi seperti pengembalian pajak yang telah diisi sebelumnya dan pengembalian dana yang lebih cepat untuk mendorong investasi.

    Industri yang diproyeksikan mendapat manfaat meliputi manufaktur, logistik, perumahan, serta barang konsumsi.

    Sektor otomotif menjadi salah satu yang langsung merasakan dampaknya. Setelah penjualan mobil penumpang India hanya tumbuh 4,2% pada 2024—laju paling lambat dalam empat tahun—saham produsen kendaraan melonjak signifikan. Maruti Suzuki India naik 8,75% dan Hyundai Motor India menguat 8,15% pada sesi perdagangan Senin.

    “Saya cukup optimistis dengan pengumuman ini. Sektor otomotif yang sebelumnya tertinggal wajar jika kini bangkit cukup kuat,” ujar James Thom, Senior Investment Director Asian Equities Aberdeen, dikutip CNBC.

  • Video: Meski Transaksi Turun, Penjualan Mobil GIIAS 2025 Naik 12%

    Video: Meski Transaksi Turun, Penjualan Mobil GIIAS 2025 Naik 12%

    Video

    Video: Meski Transaksi Turun, Penjualan Mobil GIIAS 2025 Naik 12%

    News

    39 menit yang lalu

  • Murahnya Atto 1 Bikin Pabrikan Lain Turunkan Harga Mobil? BYD Bilang Begini

    Murahnya Atto 1 Bikin Pabrikan Lain Turunkan Harga Mobil? BYD Bilang Begini

    Jakarta

    Kehadiran BYD Atto 1 dengan harga yang sangat kompetitif memiliki dampak luas. Salah satunya adalah membuat para kompetitor menurunkan harga jual mobil listriknya, sehingga memicu perang harga di market otomotif Indonesia. Bagaimana tanggapan BYD?

    Diketahui Atto 1 dipasarkan dengan harga mulai Rp 195 juta hingga Rp 235 juta. Harga tersebut memukul para kompetitor yang sudah eksis sebelumnya. Akhirnya mereka harus melakukan strategi ulang, baik dengan merevisi harga, maupun memberikan penawaran menarik berupa diskon atau potongan harga dengan nominal besar.

    Disampaikan Luther T. Panjaitan, selaku Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, pihaknya tidak melulu melihat dampak kehadiran Atto 1 terhadap market industri otomotif di Indonesia. BYD, kata Luther, lebih senang melihat dampak Atto 1 terhadap lingkungan hidup di Indonesia.

    “Pendapat saya dalam dampaknya (Atto 1) kepada market, kita melihat point of view-nya justru bukan hanya dari sisi industri, tapi soal lingkungan hidup, energy transition kemudian EV awareness. Ini kan semua adalah mimpi baik Indonesia untuk mengubah alternatif transportasi menjadi lebih hijau ya. Tentunya semakin banyak alternatif pilihan, semakin terjangkau, tentu semakin cepat bisa orang-orang berpindah kepada moda transportasi hijau ini,” bilang Luther di sela-sela kegiatan media test drive Semarang-Solo-Yogyakarta (13/8/2025).

    Dari sisi industri, Luther berharap kehadiran BYD Atto 1 bisa menyumbang market share mobil listrik di Indonesia yang saat ini terus meningkat tiap tahunnya. Harapannya, dengan Atto 1 yang ditargetkan sebagai volume market, BYD ingin bisa berkontribusi terhadap target pemerintah yang mencanangkan populasi dua juta mobil listrik pada tahun 2030.

    “Kedua, secara industri, artinya makin bisa menyumbang lebih banyak lagi kepada jumlah market share di Indonesia agar kita bisa mencapai total target mencapai penjualan mobil yang kita inginkan setiap tahunnya. Jadi ya mudah-mudahan Atto 1 ini bisa berkontribusi lebih, kan jelas dia lebih banyak masukannya kepada energy hijau atau new energy vehicle gitu,” tukas Luther.

    (lua/rgr)

  • Lawan Tarif Trump, India Potong Pajak Demi Pertumbuhan Ekonomi – Page 3

    Lawan Tarif Trump, India Potong Pajak Demi Pertumbuhan Ekonomi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pasar saham India bergerak positif pada perdagangan Senin (18/8/2025) setelah Perdana Menteri, Narendra Modi, mengumumkan pemangkasan pajak yang dinilai memberi dorongan besar bagi perekonomian domestik di tengah tekanan tarif dari Amerika Serikat.

    Indeks Nifty 50 naik 1%, sementara BSE Sensex menguat 0,84%. Di pasar valuta asing, nilai tukar dolar AS melemah 0,18% terhadap rupee.

    Dikutip dari CNBC, Selasa (19/8/2025), dalam pidato Hari Kemerdekaan yang disampaikan Jumat lalu, Modi menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan mengumumkan sejumlah reformasi keuangan. Pemerintah India kini berencana memberlakukan struktur pajak barang dan jasa (GST) dua tingkat sebesar 5% dan 18%, menggantikan tarif lama 12% dan 28% untuk sejumlah barang.

    Menurut India Brand Equity Foundation, langkah ini bertujuan menyederhanakan kepatuhan, menurunkan tarif pajak, sekaligus memodernisasi sistem GST agar lebih mendukung pertumbuhan.

    Para eksekutif industri mengharapkan langkah-langkah seperti merasionalisasi tarif menjadi dua lapisan, meringankan beban pajak bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memangkas pungutan atas barang-barang penting, dan menggunakan proses berbasis teknologi seperti pengembalian pajak yang telah diisi sebelumnya dan pengembalian dana yang lebih cepat untuk mendorong investasi.

    Industri yang diproyeksikan mendapat manfaat meliputi manufaktur, logistik, perumahan, serta barang konsumsi.

    Sektor otomotif menjadi salah satu yang langsung merasakan dampaknya. Setelah penjualan mobil penumpang India hanya tumbuh 4,2% pada 2024—laju paling lambat dalam empat tahun—saham produsen kendaraan melonjak signifikan. Maruti Suzuki India naik 8,75% dan Hyundai Motor India menguat 8,15% pada sesi perdagangan Senin.

    “Saya cukup optimistis dengan pengumuman ini. Sektor otomotif yang sebelumnya tertinggal wajar jika kini bangkit cukup kuat,” ujar James Thom, Senior Investment Director Asian Equities Aberdeen, dikutip CNBC.

  • Mobil Listrik Makin laris di Indonesia, BYD Jadi Rajanya

    Mobil Listrik Makin laris di Indonesia, BYD Jadi Rajanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil listrik full atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia semakin laris manis di Indonesia.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan selama Januari-Juli 2025 sudah hampir sama dengan keseluruhan penjualan BEV tahun lalu.

    Wholesales atau distribusi dari pabrikan KE diler selama BEV pada 7 bulan pertama 2025 tembus sebanyak 42.178 unit. Angka itu nyaris melampaui capaian penjualan mobil listrik sepanjang 2024 di angka 43.188 unit.

    Adapun wholesales BEV pada periode Juli 2025 tercatat 5.433 unit, sedikit turun 1,23% dibanding Juni 2025 yang terjual 5.501 unit.

    Keseluruhan mobil terlaris di 10 besar berasal dari brand China, sedangkan wakil dari Korea Selatan maupun Jepang tidak mengirimkan wakil.

    Adapun mobil listrik terlaris bulan lalu dipegang oleh BYD Sealion 7 dengan penjualan 939 unit, kemudian mobil lainnya dari BYD yakni M6 dengan penjualan 891 unit, di bawahnya sub brand mobil mewah dari BYD yakni Denza D9 terjual 523 unit.

    Brand lain yakni Chery mengirimkan wakil di posisi keempat melalui Chery J6 yang terjual 499 unit, serta Wuling Binguo terjual 475 unit.

    Berikut mobil BEV terlaris di Juli 2025:

    1. BYD Sealion 7: 939 unit
    2. BYD M6: 891 unit
    3. Denza D9: 523 unit
    4. Chery J6: 499 unit
    5. Wuling Binguo: 475 unit
    6. BYD Atto 3: 413 unit
    7. Aion V: 336 unit
    8. Wuling Air ev: 284 unit
    9. Geely EX5: 249 unit
    10. Wuling Cloud: 181 unit

    (hoi/hoi)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Daihatsu Catat Kenaikan Penjualan, Gran Max dan Sigra Jadi Andalan

    Daihatsu Catat Kenaikan Penjualan, Gran Max dan Sigra Jadi Andalan

    Jakarta

    Daihatsu melaporkan kenaikan penjualan mobil di bulan Juli 2025. Bahkan, kenaikan penjualan Daihatsu lebih besar daripada kenaikan pasar otomotif.

    Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan, kondisi pasar otomotif di Indonesia menunjukkan optimisme. Pada Juli 2025, pasar ritel otomotif nasional mengalami kenaikan 1,8% dibandingkan bulan Juni lalu, menjadi 62 ribu unit. Sementara itu, pasar wholesales juga naik sebesar 4,8%, menjadi sekitar 60 ribu unit.

    Sejalan dengan kenaikan pasar otomotif, Daihatsu juga mencatatkan kenaikan penjualan. Penjualan Daihatsu naik 12 persen baik pada penjualan ritel yang mencapai 11.220 unit, maupun wholesales sebanyak 10.451 unit.

    “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan terhadap Daihatsu, sehingga dapat mengawali semester 2 tahun ini dengan hasil positif yaitu kenaikan market share penjualan ritel menjadi 17,9% di tengah kondisi pasar otomotif yang masih menantang. Ditambah, Daihatsu juga menjadi pilihan utama masyarakat yang menginginkan mobil terjangkau dengan harga hingga 300 juta rupiah. Kontribusi segmen ini mendekati 50% pasar otomotif Indonesia, di mana Daihatsu berkontribusi 34,5%,” ujar Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor dalam siaran persnya.

    Secara nasional, segmen mobil penumpang dan komersial tetap menjadi favorit masyarakat. Khususnya segmen LCGC MPV dan LCGC Hatchback mengalami kenaikan dibandingkan bulan lalu menjadi sebesar 17,1% dengan total sekitar 11 ribu unit. LCGC Daihatsu seperti Sigra dan Ayla yang berkontribusi sekitar 35%.

    Begitu juga dengan pasar segmen komersial pada Pick Up Low yang meningkat mencapai 9,7% atau sekitar 6 ribu unit, dengan kontribusi model Daihatsu Gran Max Pick Up mendominasi sebesar 63% di segmen ini.

    Adapun beberapa model yang berkontribusi pada penjualan ritel Daihatsu di Juli 2025 didukung oleh empat model utama, Gran Max Pick Up sebanyak 3.872 unit, disusul Sigra sebanyak 2.822 unit, Gran Max Mini Bus sebanyak 1.357 unit, dan Terios sebanyak 1.314 unit.

    Demi meningkatkan pasar otomotif nasional, Daihatsu memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki mobil baru Daihatsu melalui program spesial “Gebyar Merdeka: Bahagia Sejak Pertama”. Program ini digelar secara nasional pada 1 Juli-30 September 2025. Masyarakat yang membeli mobil Daihatsu pada periode ini memiliki kesempatan mendapatkan hadiah spesial, seperti Grand Prize 1 unit mobil modifikasi Gran Max Taft Guy, 9 unit sepeda motor, 9 keping emas, dan 45 voucher belanja. Deretan hadiah menarik ini juga sarat makna dalam menggambarkan semangat tahun 1945 sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.

    Daihatsu optimis pasar otomotif akan semakin baik dan berkomitmen untuk terus melayani pelanggan dengan berbagai kemudahan pembelian, pembiayaan, dan tukar tambah mobil dengan harga terjangkau mulai dari Rp 140 jutaan. Kemudahan ini juga didukung jaringan luas Daihatsu di lebih dari 500 kota dan kabupaten di Indonesia.

    (rgr/din)