Topik: Penjualan Mobil

  • Penjualan Mobil Listrik Lesu, Ford PHK 1.000 Karyawan di Jerman

    Penjualan Mobil Listrik Lesu, Ford PHK 1.000 Karyawan di Jerman

    Jakarta

    Ford mengumumkan akan mengurangi karyawan hingga 1.000 orang mulai Januari 2026. Hal itu dilakukan lantaran rendahnya permintaan mobil listrik di Eropa. Maka merek asal Amerika Serikat itu harus melakukan efisiensi sumber daya manusia.

    “Di Eropa, permintaan mobil listrik masih jauh di bawah perkiraan industri. Karena itu, Ford bakal mengalihkan produksi mereka di pabrik Cologne, ke operasi satu shift mulai Januari 2026 yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan,” kata sebuah pernyataan dikutip dari laman Reuters.

    Pabrik Ford di Cologne, Jerman, akan mengurangi jumlah shift kerja dari dua shift menjadi satu shift karena rendahnya permintaan kendaraan listrik di Eropa, di mana 1.000 karyawan bakal dirumahkan gara-gara kebijakan ini. Ford akan menawarkan pesangon sukarela buat mereka yang terdampak.

    Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi yang sedang dilakukan produsen mobil tersebut di Eropa yang juga akan mengakibatkan penutupan pabriknya di Saarlouis.

    Pada bulan November, Ford mengumumkan akan mengurangi tenaga kerjanya di Eropa (sebagian besar di Jerman dan Inggris) sebanyak 4.000 orang pada akhir tahun 2027, untuk menciptakan struktur perusahaan yang lebih kompetitif dari segi biaya dan memastikan keberlanjutan serta pertumbuhan jangka panjang bisnisnya di Eropa.

    Ford memutuskan menghentikan memproduksi Fiesta dan Focus dan berinvestasi USD 2 miliar (Rp 32,8 triliun) untuk mengubah Cologne menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik. Pabrik tersebut memproduksi Explorer dan Capri EV (keduanya berbasis platform MEB Volkswagen). Namun, keputusan itu belum membuahkan hasil di pasar Eropa.

    Meski sedang mengalami krisis di Eropa, di negara asalnya Amerika Serikat, penjualan Ford baik-baik saja. Pada 2024 misalnya, Ford menjual 2,08 juta unit kendaraan di sana, meningkat 4,2% dari tahun 2023, dan merupakan kinerja terbaiknya sejak 2019.

    Kemudian Ford juga masih bisa meluncurkan produk mobil listrik baru. Bulan lalu contohnya, perusahaan itu meluncurkan Universal EV Platform, yang akan digunakan di truk pikap kabin ganda ukuran sedang pada tahun 2027 mendatang.

    (lua/rgr)

  • Disokong Mobil Hybrid, Penjualan Honda di Indonesia Naik 6 Persen

    Disokong Mobil Hybrid, Penjualan Honda di Indonesia Naik 6 Persen

    Jakarta

    Penjualan retail mobil Honda di Indonesia selama Agustus 2025 mengalami kenaikan 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Disokong model hybrid, penjualan mereka bulan lalu tembus 5.317 unit.

    Meski belum menjadi kontributor utama, namun sumbangsih mobil hybrid terhadap penjualan Honda bulan lalu terbilang lumayan. Misalnya, Honda HR-V terjual 780 unit, naik 11 persen dari Juli 2025. Kemudian ada Honda CR-V e:HEV yang membukukan penjualan 121 unit atau naik 15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Sementara Honda Step WGN e:HEV berkontribusi 92 unit di bulan keduanya di pasar Indonesia. Selain itu, model sedan hybrid Honda juga mencatat penjualan stabil di angka 34 unit.

    “Pencapaian ini menunjukkan respons positif konsumen terhadap produk-produk Honda khususnya lini hybrid e:HEV terutama Honda HR-V dan Step WGN, salah satunya merupakan realisasi pemesanan pada pameran otomotif yang berlangsung bulan lalu,” ujar Yusak Billy selaku Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor.

    Penjualan mobil Honda di Indonesia disokong mobil hybrid. Foto: (Dok. Honda Prospect Motor)

    Di luar lini hybrid, Honda Brio yang menjadi jagoan mereka, mengalami peningkatan penjualan dibandingkan bulan sebelumnya dan tetap menjadi kontributor terbesar dengan penjualan 3.130 unit atau 59 persen dari total penjualan Honda di Agustus.

    Selain Honda Brio, Honda WR-V juga laris manis dengan penjualan 761 unit dan menjadi produk Honda dengan kenaikan tertinggi, yakni 37 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan Honda BR-V terjual sebanyak 307 unit.

    “Sementara itu, di tengah kondisi pasar yang dinamis, kami berupaya untuk terus menggairahkan pasar dengan memperkuat layanan dan menghadirkan berbagai program kemudahan kepemilikan sehingga konsumen semakin mudah merasakan pengalaman berkendara yang menyenangkan serta layanan purna jual yang berkualitas,” kata Billy.

    (sfn/sfn)

  • Mitsubishi Destinator Masuk 10 Besar

    Mitsubishi Destinator Masuk 10 Besar

    Jakarta

    Kijang Innova masih jadi raja mobil di Indonesia. Penjualannya terbanyak di antara model lain. Menariknya model baru seperti Mitsubishi Destinator kini masuk daftar mobil terlaris.

    Daftar mobil terlaris di Indonesia belum banyak berubah. Kijang Innova masih kokoh berada di puncak berkat kontribusi dari Reborn dan juga Zenix. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) periode Agustus 2025 mencatat, Innova berada di posisi puncak dengan torehan 3.741 unit.

    Di posisi kedua ada Daihatsu Gran Max pikap dengan distribusi sebanyak 3.607 unit. Toyota Avanza bertengger di posisi ketiga. Distribusi mobil sejuta umat itu mencapai 3.148 unit. Posisi keempat ada Suzuki Carry pikap dengan catatan 2.613 unit. Daihatsu Sigra melengkapi posisi lima besar dengan catatan penjualan wholesales sebanyak 2.377 unit.

    Menariknya, di posisi 10 besar ada nama baru yaitu Mitsubishi Destinator. Sebagai pendatang baru, Mitsubishi Destinator merangsek ke posisi kedelapan. SUV 7-seater itu terdistribusi sebanyak 2.213 unit pada bulan kedelapan tahun ini. Dari daftar 20 mobil terlaris, hanya ada satu mobil listrik yaitu BYD M6. Untuk tahu lengkapnya, berikut ini 20 mobil terlaris di Indonesia Agustus 2025.

    20 Mobil Terlaris di Indonesia Agustus 2025

    1. Kijang Innova (Reborn dan Zenix): 3.741 unit
    2. Daihatsu Gran Max pikap: 3.607 unit
    3. Toyota Avanza: 3.148 unit
    4. Suzuki Carry Pikap: 2.613 unit
    5. Daihatsu Sigra: 2.377 unit
    6. Honda Brio (Satya dan RS): 2.346 unit
    7. Toyota Calya: 2.285 unit
    8. Mitsubishi Destinator: 2.213 unit
    9. Toyota Rush: 1.949 unit
    10. Toyota Hilux: 1.760 unit
    11. Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 1.668 unit
    12. Suzuki Fronx: 1.501 unit
    13. BYD M6: 1.379 unit
    14. Honda HR-V: 1.342 unit
    15. Daihatsu Terios: 1.298 unit
    16. Mitsubishi L300 pikap: 1.041 unit
    17. Daihatsu Gran Max (Blind Van dan Minibus): 1.011 unit
    18. Toyota Fortuner: 974 unit
    19. Daihatsu Ayla: 898 unit
    20. Toyota Agya: 797 unit

    Penjualan mobil di Indonesia periode Agustus 2025 naik tipis dibandingkan Juli 2025. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, distribusi wholesales dari pabrik ke dealer sebanyak 61.780 unit. Penjualan secara retail dari dealer ke konsumen juga meningkat 5,7 persen menjadi 66.478 unit dari sebelumnya 62.922. Secara akumulatif, hingga bulan kedelapan tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia baru menyentuh 500 ribuan unit. Untuk tahun 2025, Gaikindo menargetkan ada 900 ribu unit mobil yang terjual.

    (dry/rgr)

  • Bukan Toyota-Daihatsu, Ini Merek Mobil Terlaris di Malaysia di Agustus 2025

    Bukan Toyota-Daihatsu, Ini Merek Mobil Terlaris di Malaysia di Agustus 2025

    Jakarta

    Tren penjualan mobil di Asia Tenggara terus menunjukkan dinamika menarik. Jika di Indonesia nama Toyota dan Daihatsu nyaris tak tergoyahkan, lain cerita dengan Malaysia yang justru masih mengandalkan kekuatan merek lokal.

    Dilansir dari Paultan, pabrikan lokal Malaysia masih mendominasi penjualan mobil di Negeri Jiran. Disebutkan bahwa, Jabatan Pengangkutan Jalan (JPJ) mencatat Perodua dan Proton jadi dua merek terlaris di Malaysia pada periode Agustus 2025.

    Lebih dari 32 ribu unit kendaraan Perodua terdaftar di Malaysia pada bulan lalu. Diklaim angka ini turun dibanding Juli, tetapi tetap menunjukkan betapa dominannya Perodua.

    Di posisi kedua ada Proton dengan 14.625 unit. Sementara nama Toyota yang laris-manis di Indonesia, harus puas menghuni tempat ketiga di Malaysia dengan 11.707 unit.

    Honda mencatat 7.291 unit dan yang menarik ada pemain baru asal China seperti Omoda-Jaecoo dan Chery berhasil masuk daftar sepuluh besar dengan catatan lebih dari 3 ribu unit.

    10 merek mobil terlaris di Malaysia Agustus 2025:

    1. Perodua – 32.026 unit
    2. Proton – 14.625 unit
    3. Toyota – 11.707 unit
    4. Honda – 7.291 unit
    5. Omoda-Jaecoo – 3.198 unit
    6. Chery – 3.100 unit
    7. Mitsubishi – 2.915 unit
    8. Mazda – 2.456 unit
    9. Nissan – 1.907 unit
    10. BMW – 1.682 unit

    Sementara itu, pasar Indonesia mencatatkan total penjualan ritel 66.478 unit pada Agustus 2025.

    Toyota masih tak tergoyahkan di posisi puncak dengan 20.733 unit. Di bawahnya ada Daihatsu dengan 10.488 unit, lalu Mitsubishi 6.849 unit, dan Suzuki 5.071 unit.

    Honda berada di urutan kelima dengan 2.909 unit, namun posisinya mulai terancam. BYD yang gencar mendorong penjualan mobil listrik mencatat 2.746 unit, selisih tipis dari Honda.

    Kehadiran BYD menjadi perhatian karena dalam waktu singkat mampu masuk ke daftar sepuluh besar, bahkan mendekati merek Jepang yang sudah lama menguasai pasar.

    10 merek mobil terlaris di Indonesia Agustus 2025:

    1. Toyota – 20.733 unit
    2. Daihatsu – 10.488 unit
    3. Mitsubishi – 6.849 unit
    4. Suzuki – 5.071 unit
    5. Honda – 2.909 unit
    6. BYD – 2.746 unit
    7. Hyundai – 2.315 unit
    8. Wuling – 2.030 unit
    9. Isuzu – 1.528 unit
    10. Chery – 1.030 unit

    (mhg/rgr)

  • Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup

    Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup

    Jakarta

    Maraknya mobil listrik di China membuat sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tutup. Hal itu disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, China yang saat ini menjadi pemimpin dalam kendaraan listrik global mengalami dampak terhadap bisnis pom bensin. Banyak SPBU di China yang tutup. Bahkan lebih dari 60 persen.

    “Jadi kalau kita lihat dari SPBU yang ada di China, tutupnya sudah lebih dari 60%. Dari ini kondisi yang ada. Jadi kan kita melihat ini karena ada perubahan penggunaan energi juga, ya ini mungkin itu dampaknya adalah terhadap ini kilang-kilang secara global,” ujar Yuliot seperti dikutip CNBC Indonesia.

    Menurutnya, menjamurnya kendaraan listrik kemungkinan akan menjadi salah satu penyebab bisnis kilang perusahaan secara global ikut terdampak. Apalagi, industri kendaraan secara global juga mengarah pada penggunaan energi bersih.

    “Jadi untuk kilang global, ya mungkin itu karena ada transisi energi. Jadi kan seperti di China, itu kan mereka populasi kendaraan listrik, itu ya termasuk kendaraan pribadi, angkutan umum, sampai dengan angkutan berat, juga shipping, itu kan mereka sudah menggunakan baterai,” kata Yuliot.

    Industri Komponen Otomotif Juga Terancam

    Maraknya penjualan mobil listrik juga menjadi kekhawatiran bagi industri komponen kendaraan. Menurut pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, kehadiran kendaraan listrik bisa berdampak kepada pemasok komponen otomotif.

    “Di Indonesia juga sudah sejak 2 tahun lalu dibahas oleh para perakit dan industri pemasok part tier 3 dan 2, bahwa sekitar 45 persen industri komponen, khususnya yang membuat parts mesin motor bakar akan tutup secara bertahap,” kata Yannes kepada detikOto beberapa waktu lalu.

    Untuk itu, produsen otomotif maupun pemasok komponen harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain menghadirkan kendaraan listrik, kendaraan dengan bahan bakar terbarukan bisa dikembangkan.

    “Beda Thailand dan Indonesia ada di model kebijakannya. Kalau Thailand full ke EV, sedangkan Indonesia memilih kebijakan teknologi berbasis energi baru dan terbarukan yang sifatnya bauran, alias campur sari. Karena, jika Thailand hanya punya sangat sedikit tambang nikel dan lithium, Indonesia terbesar di dunia. Thailand tidak punya sawit, Indonesia terbesar dunia,” ujar Yannes.

    (rgr/din)

  • 3 Merek China di Daftar Mobil Terlaris Indonesia: BYD, Wuling, Chery

    3 Merek China di Daftar Mobil Terlaris Indonesia: BYD, Wuling, Chery

    Jakarta

    Mobil China kian diminati orang Indonesia. Buktinya, kini tiga merek mobil China sudah masuk daftar mobil terlaris di Indonesia.

    Merek mobil China kian menjejali masyarakat Indonesia dengan deretan produknya. Kebanyakan yang dijual berjenis mobil listrik. Menariknya, harga mobil listrik pabrikan China itu bersaing dengan deretan mobil bermesin konvensional yang sudah lebih dulu eksis di dalam negeri.

    Nggak heran, kalau orang Indonesia mulai banyak melirik mobil China. Hal itu terlihat dari data penjualan mobil di Indonesia, di mana mobil China mulai merangsek ke posisi 10 besar terlaris. Khusus periode Agustus 2025, mengutip data penjualan retail (dari dealer ke konsumen) yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, ada tiga merek China yang mengisi daftar tersebut. Ketiga merek itu adalah BYD, Wuling, dan Chery. BYD berada di posisi keenam dengan penjualan 2.746 unit, Wuling kesembilan dengan torehan 1.546 unit, dan Chery ke-10 dengan 1.485 unit.

    Dari ketiga merek itu, BYD paling unggul yakni menorehkan penjualan sebanyak 2.746 unit. Kemudian ada Wuling dengan 1.546 unit dan Chery 1.485 unit. Fenomena ini cukup menarik, sebab dari tiga pabrikan China itu, hanya BYD yang sepenuhnya menjual mobil listrik murni. Variasi produk yang ditawarkan Wuling dan Chery lebih beragam lantaran masih ada mobil bermesin konvensional dan mobil hybrid.

    Kendati demikian, bila dihitung secara akumulatif sejak Januari 2025, hanya BYD yang menghuni posisi tersebut. Data penjualan retail Agustus 2025 menempatkan Chery di posisi ke-11 dan Wuling ke-12. Sementara BYD menghuni posisi keenam tepat di bawah Suzuki.

    Saat ini, pangsa pasar BYD di Indonesia mencapai 3,7 persen secara retail. Sedangkan Chery 2,5 persen dan Wuling 2,4 persen. Itu belum cukup menggusur pabrikan Jepang yang menghuni posisi lima teratas yakni Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki.

    Secara retail 32,1 persen mobil yang dijual di Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 adalah Toyota. Selanjutnya ada Daihatsu yang mencatatkan pangsa pasar sebesar 17 persen. Di tempat ketiga ada Honda yang pangsa pasarnya mencapai 9,5 persen.

    (dry/rgr)

  • Merek Mobil Terlaris di Indonesia Agustus 2025: BYD Pepet Honda

    Merek Mobil Terlaris di Indonesia Agustus 2025: BYD Pepet Honda

    Jakarta

    BYD menempel posisi Honda di daftar merek mobil terlaris Indonesia periode Agustus 2025. Begini catatan penjualan keduanya.

    Penjualan mobil di Indonesia periode Agustus 2025 naik tipis dibandingkan Juli 2025. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, distribusi wholesales dari pabrik ke dealer sebanyak 61.780 unit. Penjualan secara retail dari dealer ke konsumen juga meningkat 5,7 persen menjadi 66.478 unit dari sebelumnya 62.922.

    Secara akumulatif, hingga bulan kedelapan tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia baru menyentuh 500 ribuan unit. Untuk tahun 2025, Gaikindo menargetkan ada 900 ribu unit mobil yang terjual.

    Dari total penjualan itu, Toyota masih mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 32 persen. Toyota kokoh di puncak daftar mobil terlaris periode Agustus dengan penjualan wholesales sebanyak 18.328 unit dan retail 20.733 unit. Di posisi kedua ada Daihatsu yang membukukan 9.846 unit secara wholesales dan 11.008 unit secara retail. Di tempat ketiga ada Mitsubishi Motors dengan catatan penjualan wholesales 6.781 unit dan retail 6.161 unit.

    Bertengger di posisi keempat ada Suzuki. 5.911 unit mobil Suzuki terdistribusi secara wholesales dan 5.700 unit dikirim dari dealer ke garasi konsumen. Honda membuntuti Suzuki di posisi kelima. Honda membukukan penjualan sebanyak 4.375 unit secara wholesales dan 5.317 unit secara retail.

    Honda ditempel BYD yang kini menghuni posisi keenam. Distribusi BYD ke dealer-dealer mencapai 2.562 unit dan ke konsumen 2.827 unit. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini 10 merek mobil terlaris di Indonesia selama Agustus 2025.

    10 Merek Mobil Terlaris di Indonesia Agustus 2025

    Wholesales

    1. Toyota: 18.328 unit
    2. Daihatsu: 9.846 unit
    3. Mitsubishi Motors: 6.781 unit
    4. Suzuki: 5.911 unit
    5. Honda: 4.375 unit
    6. BYD: 2.562 unit
    7. Hyundai: 2.201 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 2.193 unit
    8. Hino: 1.424 unit
    9. Wuling: 1.411 unit
    10. Isuzu: 1.401 unit

    Retail Sales

    1. Toyota: 20.733 unit
    2. Daihatsu: 11.008 unit
    3. Mitsubishi Motors: 6.161 unit
    4. Suzuki: 5.700 unit
    5. Honda: 5.317 unit
    6. BYD: 2.746 unit
    7. Isuzu: 2.185 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 2.066 unit
    8. Hino: 1.616 unit
    9. Wuling: 1.546 unit
    10. Chery: 1.485 unit

    (dry/din)

  • Wajah Baru Kepengurusan Gaikindo

    Wajah Baru Kepengurusan Gaikindo

    Jakarta

    Posisi pucuk pimpinan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berganti. Jabatan ketua umum Gaikindo diemban oleh orang baru.

    Kepengurusan baru Gaikindo diungkap oleh Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara. Posisi ketua umum sebelumnya dijabat oleh Yohannes Nangoi, kini diemban oleh Putu Juli Ardika.

    Keputusan ini berdasarkan susunan pengurus baru periode 2025-2028 dari Rapat Umum Anggota (RUA) XX yang digelar di Jakarta, pada Rabu 10 September 2025.

    “Iya betul (soal pergantian kepengurusan),” kata Kukuh kepada detikOto, Kamis (12/9/2025).

    Putu Juli Ardika Foto: Ari Saputra

    Yohannes Nangoi diketahui telah menjabat sebagai Ketua Umum Gaikindo sejak 2016 hingga 2025. Sedangkan Putu Juli, sejatinya bukanlah orang baru di industri otomotif Tanah Air. Latar belakang profilnya pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) di Kementerian Perindustrian.

    Pemilihan ketua baru ini diharapkan bisa mengembalikan performa industri otomotif Indonesia pada level terbaik. Sebab Tren negatif masih menghantui penjualan mobil di Tanah Air.

    Berdasarkan whole sales sepanjang Januari-Agustus 2025, penjualan di angka 500.951 unit. Angka ini turun 10,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 lalu sebanyak 560.552 unit. Penjualan retail pun menyusut 10,7 persen menjadi 522.162 unit dari 584.847 unit pada 2024.

    Susunan Pengurus Gaikindo Periode 2025-2028:

    Ketua Umum: Putu Juli ArdikaKetua (Ketua Harian):Anton Kemal Tasli KumontyKetua: Jongkie D Sugiarto, Erlan Krisnaring, Andrew Nasuri, Rizwan Alamsjah, Henry Tanoto, Susilo Darmawan, Benawati AbasBendahara: HendrySekretaris Umum: Kukuh Kumara.

    (riar/din)

  • Kabar Baik! Penjualan Mobil Nasional Bulan Agustus 2025 Naik 1,48%

    Kabar Baik! Penjualan Mobil Nasional Bulan Agustus 2025 Naik 1,48%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil nasional bulan Agustus 2025 kembali cetak kinerja positif. Data Gaikindo yang dirilis PT Astra International Tbk (Astra) menunjukkan, penjualan mobil naik ke 61.780 unit.

    Artinya, terjadi kenaikan 902 unit atau 1,48% dibandingkan penjualan mobil bulan Juli 2025 yang mencapai 60.878 unit.

    Meski, penjualan di bulan Agustus 2025 ini masih jauh di bawah pencapaian bulan Agustus tahun 2024 yang tercatat sebanyak 76.302 unit. Atau anjlok 14.522 unit, sekitar 19,03%.

    Namun, penjualan bulan Agustus 2025 ini melanjutkan tren kenaikan sejak Juni 2025. Di mana pada bulan Juni tercatat penjualan sebanyak 58.341 unit.

    Dari total penjualan bulan Agustus 2025, Astra masih menguasai pasar mobil di dalam negeri. Dengan mencetak penjualan total sebanyak 30.558 unit. Namun, angka ini menurun dibandingkan pencapaian Juli 2025 yang cetak penjualan sebanyak 31.772 unit dan anjlok dalam dari bulan sama tahun 2024 yang mencapai 42.195 unit.

    “Secara nasional, penjualan mobil pada periode yang sama mencapai 500.952 unit. Meski masih terjadi pelemahan daya beli yang membuat penjualan mobil nasional Januari-Agustus 2025 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Astra tetap berhasil mempertahankan pangsa pasar sebesar 53%,” kata Head of Corporate Communications Astra Windy Riswantyo dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (12/9/2025).

    “Di tengah dinamika industri otomotif nasional yang dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi domestik, Astra tetap mengamati prospek pertumbuhan pasar pada paruh kedua 2025 dengan seksama. Kami terus berupaya menghadirkan beragam pilihan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia, didukung jaringan distribusi, penjualan, serta layanan purnajual yang terintegrasi di seluruh negeri. Fokus kami adalah menjaga kepuasan pelanggan sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan pertumbuhan industri otomotif nasional,” tambahnya.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Ada Lagi Insentif Mobil Listrik Impor BYD dkk Tahun Depan

    Tak Ada Lagi Insentif Mobil Listrik Impor BYD dkk Tahun Depan

    Jakarta

    Insentif buat mobil listrik impor seperti didapatkan BYD cs tak lanjut tahun depan. Pabrikan yang sudah menikmati insentif tersebut harus memproduksi mobil di Indonesia.

    Keputusan pemerintah untuk memberikan insentif bagi mobil listrik berstatus CBU (Completely Build Up) terbukti bisa meningkatkan penjualan mobil tanpa asap di Tanah Air. Sebab, berkat insentif tersebut harga mobil listrik berstatus impor itu jadi kompetitif. Walhasil, pangsa pasar mobil listrik di Indonesia pun nyaris 10 persen, sedangkan sisanya mobil bermesin konvensional.

    Namun demikian, insentif untuk mobil listrik CBU itu dipastikan tak lanjut tahun depan. Insentif yang saat ini dinikmati BYD cs itu berakhir pada Desember 2025.

    “Tahun ini insyaAllah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU. Izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat,” ungkap Agus dikutip detikFinance.

    Saat ini ada beberapa merek yang menikmati insentif tersebut yakni BYD, AION, VinFast, Geely, Citroen, GWM, hingga Xpeng. Lewat skema importasi, mobil listrik CBU harusnya dikenakan bea masuk sebesar 50 persen namun berkat insentif jadi 0 persen. Begitu juga dengan PPnBM tak dikenakan tarif sama sekali.

    “CBU, lewat beberapa merek, brand kayak BYD, ada beberapa brand lagi yang mereka akan investasi di sini, bangun pabrik, berproduksi di sini, tapi untuk komitmen investasi mereka deposit uang di sini kan, itu yang akan berhenti,” terang Direktur Jenderal Industri Logam Kementerian Perindustrian, Setia Diarta.

    Pabrikan yang menikmati insentif tersebut harus memenuhi ketentuan bank garansi bagi setiap unit impor yang masuk ke Indonesia. Produsen yang memanfaatkan fasilitas terkait diwajibkan berkomitmen memproduksi kendaraan di dalam negeri setelah impor dengan rasio 1:1.

    Dengan demikian, mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027 para produsen wajib memproduksi mobil listrik di Indonesia dengan jumlah setara kuota impor CBU. Produksi ini harus menyesuaikan aturan TKDN yang sudah ditetapkan.

    Bagi pabrikan yang tidak memenuhi ketentuan impor dan lokalisasi, maka pemerintah bisa mengambil uang ‘ganti rugi’ dari bank garansi.

    Bank garansi ini menjadi jaminan bagi pemerintah. Jika produsen gagal memenuhi komitmen produksinya sesuai target yang ditetapkan, maka bank garansi tersebut akan dicairkan atau hangus untuk mengembalikan insentif yang telah diberikan oleh pemerintah.

    (dry/din)