Topik: Penjualan Mobil

  • Penjualan Mobil di RI Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Depan, Asalkan…

    Penjualan Mobil di RI Bisa Tembus 1 Juta Unit Tahun Depan, Asalkan…

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yakin, penjualan mobil di Indonesia bisa kembali ke 1 juta unit tahun depan. Asalkan, kata mereka, program PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) seperti saat pandemi diberlakukan lagi.

    Tahun lalu, penjualan mobil di Indonesia hanya tembus 865 ribuan unit. Sementara tahun ini, kemungkinan besar, masih lebih rendah. Itulah mengapa, untuk memulihkan penjualan, butuh insentif yang sudah terbukti efektif.

    “Harusnya bisa (tembus 1 juta unit setahun) sih. Belajar dari itu, orang kan memang beli mobil (yang harganya) di bawah Rp 400 juta. Kalau pajak dikurangin kan mereka jadi mau beli,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara saat ditanya seandainya PPnBM DTP diberlakukan lagi tahun depan.

    Penjualan mobil di Indonesia. Foto: Doc. TMMIN

    Sebagai catatan, insentif PPnBM DTP pernah diterapkan saat Indonesia ditimpa pandemi tiga-empat tahun lalu. Ketika itu, permintaan kendaraan mengalami kenaikan drastis saat daya beli konsumen sedang lemah-lemahnya.

    Ketika kemunculan pandemi, penjualan mobil di Indonesia sempat drop ke 532 ribuan unit/tahun pada 2020. Namun, setelah adanya PPnBM DTP, angkanya melesat menjadi 887 ribuan unit/tahun pada 2021 dan 1,04 juta unit/tahun pada 2022.

    “Kalau ada obat mujarab yang segera bisa memberikan kondisi yang lebih baik, pastinya kita bisa naik. Mungkin kita tunggu kebijakan insentif jangka pendek hingga menengah,” kata Kukuh.

    Sebagai catatan, selama Januari-Agustus 2025, total penjualan mobil wholesales di Indonesia baru mencapai 500.951 unit atau turun 10,6% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 560.552 unit.

    Sementara, target Gaikindo tahun ini belum berubah, yakni 900 ribu unit mobil/tahun. Itu tandanya, produsen roda empat di Indonesia harus menjual 400 ribu unit lagi selama empat bulan tersisa. Jika diurai secara kasar, maka 100 ribu unit per bulan.

    Target tersebut tentu tak mudah. Sebab, tahun ini, penjualan mobil di Indonesia hanya berkutat di puluhan ribu unit per bulan. Bulan lalu saja, penjualan wholesales-nya hanya 61.780 unit atau turun 19 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

    (sfn/rgr)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Kalah Lagi dari Malaysia, Ini Kata Gaikindo

    Penjualan Mobil di Indonesia Kalah Lagi dari Malaysia, Ini Kata Gaikindo

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia selama bulan lalu kembali dikalahkan Malaysia. Bahkan, selisihnya bisa dibilang lumayan banyak. Apa kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal ini?

    Sekretariat Umum (Sekum) Gaikindo, Kukuh Kumara membenarkan, pasar otomotif Malaysia belakangan sedang tumbuh-tumbuhnya. Sementara di saat bersamaan, Indonesia justru mengalami penurunan.

    Menurut Kukuh, pertumbuhan pasar otomotif di Malaysia disebabkan insentif jangka panjang yang telah diberikan sejak era pandemi.

    “Sebabnya pengurangan pajak, saya nggak tahu detailnya seperti apa. Mereka (kasih insentif mobil) lebih dulu dari kita, tapi sampai sekarang belum berhenti,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.

    Perodua Alza di Malaysia. Foto: (Dina Rayanti/detikOto)

    Kukuh tak menjelaskan, insentif seperti apa yang diadopsi di Malaysia. Namun, saat pandemi corona, pemerintah setempat menerbitkan aturan baru soal perpajakan. Ketika itu, mereka memberikan diskon 100 persen untuk mobil produksi lokal dan 50 persen untuk mobil impor.

    Berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA), penjualan mobil di sana pada bulan Agustus 2025 mengalami kenaikan. MAA melaporkan, sebanyak 73.041 unit mobil baru telah terkirim ke pelanggan pada bulan lalu. Nominal tersebut meningkat 4,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Penjualan mobil di Malaysia bulan lalu kembali mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data Gaikindo, retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen bulan lalu tercatat sebanyak 66.478 unit, jauh di bawah Malaysia yang mencapai angka 73 ribuan unit.

    Bukan hanya Agustus 2025, penjualan mobil di Indonesia juga kalah dari Malaysia pada Juli 2025. Bahkan, situasi yang sama juga terjadi di kuartal kedua tahun ini.

    Meski demikian, jika dihitung secara akumulatif, penjualan mobil di Indonesia selama 2025 masih lebih unggul dibandingkan Malaysia. Jika pada Januari-Agustus penjualan di Indonesia tembus 522 ribuan unit, maka Malaysia hanya 516 ribuan unit.

    (sfn/dry)

  • Duh! Produksi Komponen Kendaraan di Indonesia Kalah dari Thailand

    Duh! Produksi Komponen Kendaraan di Indonesia Kalah dari Thailand

    Jakarta

    Turunnya penjualan mobil di Indonesia berdampak langsung pada produksi komponen kendaraan bermotor di Tanah Air. Bahkan, dibandingkan Thailand, kita masih kalah jauh!

    Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengatakan, produksi komponen di Indonesia tahun lalu hanya 1,1 jutaan unit, sementara Thailand mencapai 1,4 jutaan unit. Meski demikian, penjualan komponen di dalam negeri masih lebih baik.

    “Kalau sales, Thailand tahun lalu capai 572 ribuan, sedangkan Indonesia 865 ribuan,” ujar Rachmat Basuki saat menyampaikan materi di Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (25/9).

    Diskusi otomotif di Jakarta Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Produksi komponen kendaraan bermotor di Thailand punya rata-rata 10 tahunan hingga 2 jutaan unit. Sedangkan Indonesia hanya di 1,2 juta unit. Karuan saja, mereka punya 2.800 suppliers, sementara kita hanya ada 1.550 suppliers.

    Rachmat Basuki menjelaskan, situasi pasar otomotif Indonesia yang terjadi belakangan memang tak ‘menguntungkan’ industri komponen kendaraan. Sebab, mobil listrik CBU (completely built up) atau impor utuh dipermudah masuk ke Tanah Air. Sehingga, produsen terkait tak membutuhkan lagi komponen dari dalam negeri.

    “Kontribusi emosi (mobil listrik impor) ada, tapi kalau ekonomi belum ada… kalau menurut aturan, (mobil listrik yang sebelumnya impor), tahun depan harus diproduksi dengan lokal konten yang 40 persen,” tuturnya.

    “Tapi kalau kita lihat, TKDN 40 persen, assembling aja 30 persen. Jadi, lokal content-nya apa ini? Nah itu juga mesti ditelisik lah, sementara yang lain kalau TKDN harus part-nya bener-bener dilokalin,” kata dia menambahkan.

    Berikut Catatan Produksi-Sales Komponen Kendaraan di ASEAN

    1. Thailand

    Produksi 1,4 juta

    Sales 570 ribu

    2. Indonesia

    Produksi 1,1 juta

    Sales 865 ribu

    3. Malaysia

    Produksi 790 ribu

    Sales 816 ribu

    4. Filipina

    Produksi 126 ribu

    Sales 468 ribu

    5. Vietnam

    Produksi 175 ribu

    Sales 337 ribu.

    (sfn/sfn)

  • Penjualan Mobil di RI Masih Loyo, Gaikindo Belum Mau Revisi Target

    Penjualan Mobil di RI Masih Loyo, Gaikindo Belum Mau Revisi Target

    Jakarta

    Meski mengalami kenaikan tipis bulan lalu, namun penjualan mobil di Indonesia belum benar-benar pulih. Bahkan, kemungkinan besar, angka akhirnya akan meleset dari target. Apa kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal ini?

    Sekretariat Umum Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan, meski penuh tantangan, namun target penjualan mobil di Indonesia masih sama alias tak ada revisi. Artinya, angkanya tetap di 900 ribu unit setahun.

    “Tidak ada (revisi target), masih tetap. Soal tercapai atau tidak tercapai, kita usakan terus. Karena kita kan harus bikin tune positif,” ujar Kukuh Kumara saat ditemui seusai forum diskusi otomotif di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Penjualan mobil di Indonesia ditargetkan tembus 900 ribu unit/tahun Foto: Doc. TMMIN

    Sebagai gambaran, sepanjang Januari-Agustus 2025, total penjualan mobil wholesales di Indonesia baru mencapai 500.951 unit, atau turun 10,6% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 560.552 unit.

    Itu artinya, untuk mencapai target 900 ribu unit mobil setahun, produsen roda empat di Indonesia harus menjual 400 ribu unit lagi selama empat bulan tersisa. Jika diurai secara kasar, maka 100 ribu unit per bulan.

    Target tersebut tentu tak mudah. Sebab, tahun ini, penjualan mobil di Indonesia hanya berkutat di puluhan ribu unit per bulan. Bulan lalu saja, penjualan wholesales-nya hanya tembus 61.780 unit.

    Penjualan mobil di Indonesia masih penuh tantangan di 2025. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Jika trennya tak berubah, jangankan mencapai 900 ribu unit/tahun, tembus 800 ribu/tahun saja rasanya berat. Maka, bukan mustahil, penjualan tahun ini akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

    Sebagai perbandingan, penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit. Sementara tahun sebelumnya atau 2023 jauh lebih tinggi, yakni tembus 1.005.802 unit. Ketika ditanya target tahun depan atau 2026, Kukuh belum bisa bicara.

    “Kalau tahun depan (target penjualan) belum terlihat, selesaikan tahun ini dulu,” kata dia.

    (sfn/din)

  • Bocoran Harga Jetour T2

    Bocoran Harga Jetour T2

    Jakarta

    Jetour Motor Indonesia belum mengungkap harga model T2, SUV Boxy yang sudah wara-wiri di Indonesia. Namun nilai jual mobil ini sudah tertera dalam situs NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor).

    Jetour resmi memperkenalkan T2 setir kanan pertamanya di dunia di ajang GIIAS pada 23 Juli 2025, yang menarik perhatian dengan gaya maskulin dan modern khas SUV off-road yang tangguh sekaligus elegan untuk gaya hidup urban.

    Mobil ini dirancang dengan tampilan garis tegas dan proporsi kokoh, serta memiliki potensi untuk menjadi pesaing di pasar SUV off-road Indonesia.

    Dua bulan berlalu, harga resminya belum juga diumumkan. Kendati demikian, Jetour sudah mendaftarkan NJKB T2 dalam situs Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ada tiga varian yang didaftarkan, antara lain:

    – T2 PHEV 1.5 TD-1DHT 4×2: Rp 305 juta
    – T2 1.5 TD-7DCT (4×2): Rp 275 juta
    – T2 2.0 TD-7CT (4×4): Rp 295 juta

    Moch Ranggy Radiansyah selaku Marketing Director PT Jetour Motor Indonesia (JMI) membenarkan pihaknya sudah mendaftarkan T2.

    Tapi perlu diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) bukanlah harga final kendaraan bermotor. NJKB merupakan harga dasar yang digunakan buat menghitung besaran pajak yang harus dibayar oleh pemilik kendaraan bermotor, baik itu roda dua, roda empat, maupun jenis kendaraan lainnya.

    “NJKB sudah ada ya, tentu sudah bisa dilihat. Kisaran harga juga sudah ada di NJKB,” kata Ranggy di Jakarta Selatan, Selasa (23/9/2025).

    “Tapi ini kan data administratif yang digunakan untuk kepentingan perpajakan. Jadi bukan harga resmi gitu kan.”

    “Kita akan announce segera price unveiling setelah ini,” tambah dia.

    Dalam kesempatan ini, Jetour membawa T2 varian 2.000 cc turbo.

    Irwan Nugraha Kurnia, Product Senior Manager PT Jetour Motor Indonesia menjelaskan Jetour T2 varian 2.000 cc turbo ini memiliki tenaga 245 PS dan torsi maksimal 375 Nm. Mobil ini bisa berlari dari titik nol ke 100 km/jam hanya waktu 8,7 detik.

    Masuk ke dalam interiornya, Jetour T2 ini terlihat solid dan kokoh. Ada layar besar berukuran 10,25 inch untuk membantu pengemudi terkait informasi mobil, serta 15,6 inch multi information display, ukurannya dua kali ukuran tablet.

    “Aesthetic center console, membuat mobil ini tampilannya seperti pesawat,” kata Irwan.

    Lebih lanjut, Jetour T2 dilaporkan ada fitur intelligent voice command/voice recognition.

    Irwan melanjutkan Jetour T2 dilengkapi sistem keamanan Advanced Driver Assistance Systems (ADAS).

    “ADAS level 2,” kata Irwan.

    Jetour belum membuka pre order SUV boxy tersebut di Indonesia. Namun diketahui, penjualan mobil ini sudah lebih dari 300 ribu unit di seluruh dunia.

    (riar/dry)

  • Penjualan Suzuki Pecah Rekor Berkat Mobil Ini

    Penjualan Suzuki Pecah Rekor Berkat Mobil Ini

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mencatatkan kenaikan penjualan ritel (dari dealer ke konsumen) pada Agustus 2025. Bulan lalu, penjualan ritel Suzuki mencapai 5.700 unit.

    Angka penjualan mobil Suzuki sepanjang bulan Agustus tersebut menjadi rekor bulanan tertinggi Suzuki di tahun ini. Penjualan itu menunjukkan pertumbuhan positif 5 persen secara tahunan (YoY) dan kenaikan 4 persen dibandingkan Juli 2025.

    Kontribusi terbesar penjualan Suzuki adalah Suzuki Carry, kendaraan niaga ringan yang sudah hampir lima dekade menemani mobilitas pelaku usaha. Penjualan mobil pikap itu tumbuh 19 persen dibanding bulan sebelumnya.

    “New Carry sekali lagi menunjukkan posisinya sebagai kendaraan niaga favorit. Peningkatan penjualan secara signifikan di Agustus membuktikan kepercayaan konsumen sekaligus kedekatan Suzuki dengan kebutuhan masyarakat yang menggantungkan usahanya pada mobil ini,” ujar Randy R. Murdoko, Dept. Head 4W Sales PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

    Mobil baru Suzuki Fronx juga mencuri perhatian. Dalam hitungan bulan sejak diperkenalkan, Fronx menyumbang 25 persen dari total penjualan ritel mobil Suzuki pada Agustus. Desain modern, fitur canggih, serta efisiensi berkendara menjadikan Fronx pilihan segar bagi keluarga muda dan konsumen urban. Kehadirannya memperkuat citra Suzuki sebagai merek yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan generasi baru.

    Selain itu, Suzuki XL7 mencatatkan kontribusi penjualan sebesar 16 persen.

    Di sisa tahun 2025, Suzuki menatap optimistis lewat rekor penjualan bulan lalu. Ke depan, Suzuki fokus kepada penguatan segmen mobil niaga dan SUV yang terbukti menjadi tulang punggung penjualan.

    “Rekor baru penjualan bulanan mobil bukan sekadar angka, melainkan cerminan kepercayaan konsumen terhadap merek. Kombinasi produk andalan, layanan yang terpercaya, serta komitmen berkelanjutan telah membawa Suzuki pada momentum terbaiknya. Kami akan terus melaju bersama masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menghadirkan solusi mobilitas yang relevan lintas generasi,” tutup Randy.

    (rgr/dry)

  • Toyota perkuat komitmen pacu industrialisasi RI

    Toyota perkuat komitmen pacu industrialisasi RI

    Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect…,

    Jakarta (ANTARA) – PT Toyota Astra Motor (TAM) berkomitmen untuk terus memperkuat industrialisasi di Tanah Air, dengan tidak melihat Indonesia hanya sebatas pangsa pasar, melainkan turut mendorong pengembangan industri pendukung otomotif agar bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.

    ‎”Toyota melihat dan berkomitmen bahwa Indonesia bukan cuman pasar untuk menjual market, tetapi di Indonesia, bersama dengan rakyat Indonesia, membangun industrialisasi di Indonesia,” kata Marketing Director TAM Jap Ernando Demily di Jakarta, Selasa.

    Selama 50 tahun Toyota berada di Tanah Air, perusahaan sudah berinvestasi lebih dari Rp100 triliun, melakukan produksi hingga 90 persen, total pekerja lebih dari 350 ribu orang, mendukung pengembangan industri pendukung otomotif, melakukan ekspor ke 80 negara, serta memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen.

    ‎”Antara customer public dengan exporting industry, kita juga membangun ekosistem. Mulai dari part shop, kemudian bodybuilder, workshop. Baik yang secara direct maupun indirect. Karena kita tau ekosistem otomotif itu luas sekali. Jadi kita membangun industri,” ucapnya lagi.

    Adapun Toyota mencatat pangsa pasar perusahaan pada Januari-Agustus 2025 mencapai 32,3 persen dari total penjualan seluruh jenama mobil yang ada di Indonesia, atau sebanyak 168.915 unit kendaraan roda empat Toyota terjual di pasar domestik.

    Dalam penjualan tersebut mobil segmen MPV masih mendominasi penjualan yakni sebanyak 39 ribu unit untuk produk Kijang Innova, serta 36 ribu untuk Avanza dan Veloz.

    Sementara untuk segmen kendaraan listrik, Toyota mencatat sudah menjual produk sebanyak 22 ribu unit, serta memegang 56 persen dari total pasar mobil segmen hybrid di Tanah Air.

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta kepada pelaku industri, khususnya komponen dan otomotif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meski terjadi penurunan penjualan mobil.

    Hal ini disampaikan oleh Agus Gumiwang saat merespons gelombang PHK yang terjadi pada industri komponen kendaraan akibat penjualan mobil yang menurun.

    ‎‎”Saya selalu minta kepada prinsipal-prinsipal tersebut, yang selalu saya minta adalah tidak boleh ada PHK, walaupun sekarang kita mengalami atau menghadapi kondisi yang cukup challenging. Tapi saya minta tidak ada PHK,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (3/9).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penjualan Mobil Astra Lagi Loyo, Merek Ini Jadi Juru Selamat

    Penjualan Mobil Astra Lagi Loyo, Merek Ini Jadi Juru Selamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan penjualan di sektor otomotif, baik roda dua (2W) maupun roda empat (4W) sepanjang paruh pertama 2025. Meskipun pangsa pasar relatif stabil di segmen motor, tekanan permintaan membuat volume distribusi menurun, sementara di pasar mobil, dominasi Astra mulai tergerus.

    Dalam segmen kendaraan roda dua, pasar nasional tercatat turun 2% dari 3,171 juta unit pada semester I 2024 menjadi 3,105 juta unit motor selama enam bulan pertama tahun ini. Penjualan Astra Honda Motor (AHM) ikut terdampak, meski pangsa pasarnya tetap stabil di level 77%.

    “Walau penjualan volume turun, kinerja kendaraan roda dua masih baik, ditopang utamanya sales mix yang lebih baik, kita jual di mid high dan perbaikan data ekspor,” kata Investor Relations Senior Analyst Astra International Mariam Sanad dalam Astra Media Day, Selasa (23/9/2025).

    Sementara itu, penurunan lebih dalam terjadi pada segmen roda empat. Pasar mobil wholesale nasional ambles 9%, dari 410.020 unit di semester I-2024 menjadi 374.741 unit pada periode yang sama tahun ini.

    Foto: Kolase Foto mobil Toyota Raize dan Daihatsu Rocky. (CNBC Indonesia)
    Kolase Foto mobil Toyota Raize dan Daihatsu Rocky. (CNBC Indonesia)

    Penurunan volume terjadi hampir di semua segmen pasar. Mobil low cost green car (LCGC) menyusut dari 89.643 unit (H1 2024) menjadi 68.030 unit (H1 2025). Sementara mobil penumpang 4×4 dan 4×2 juga ikut terkoreksi dari 220.133 (H1 2024) menjadi 213.621 unit (H1 2025). Lalu mobil komersial juga anjlok dari 96.935 unit (H1 2024) menjadi 90.674 unit (H1 2025).

    “Penurunan penjualan roda 4 hampir 10%, ini banyaknya penjualan mobil tipe low, market share Astra turun 57% ke 54%,” kata Mariam.

    Dari sisi merek, Toyota dan Lexus masih menjadi tulang punggung utama penjualan Astra dengan kontribusi 174.218 unit. Disusul Daihatsu sebanyak 124.843 unit dan Isuzu 11.276 unit. Merek lainnya menyumbang 64.405 unit.

    Meski pasar mobil tertekan, penjualan kendaraan elektrifikasi (xEV) menunjukkan geliat. Astra mencatatkan penjualan 67.000 unit xEV sepanjang semester I-2025, setara dengan 18% dari total penjualan roda empat. Dari jumlah tersebut, kendaraan hybrid electric vehicle (HEV) mendominasi 43%, sebagian besar berasal dari merek Toyota.

    Model hybrid seperti Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV menjadi ujung tombak Astra dalam merespons pergeseran tren kendaraan ramah lingkungan di pasar domestik.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia hingga akhir tahun 2025 diproyeksi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil di Indonesia saat ini sudah mencapai 500.951 unit pada periode Januari-Agustus 2025. Angka tersebut minus 10,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Rahmat Kaimuddin mengatakan penjualan mobil tahun ini tidak tembus satu juta unit. Bahkan lebih anjlok dari tahun 2024.

    “2023 mobil itu kira-kira penjualannya sekitar sejuta. Kemudian turun 2024 sekitar 850 ribuan, kemudian ini proyeksi (2025) kita sendiri, mudah-mudahan salah, mudah-mudahan lebih dari proyeksi kita mungkin sekitar 780 sampai 800 ribu,” ujar dia dikutip dari CNBC Indonesia

    Rahmat Kaimuddin mengatakan adanya pergeseran minat terhadap mobil konvensional turun.

    “Ada beberapa fenomena, pertama, combustion engine turun cukup signifikan, EV dan Hybrid naik,” kata dia.

    “Teknologi yang baru ini laku, yang combustione engine ini unfortunately menurun,” tambahnya lagi.

    Namun dia mengatakan terdapat faktor lain yakin pergeseran minat konsumen ke teknologi baru seperti EV dan hybrid, harga mobil yang naik lebih cepat dibanding daya beli masyarakat, serta pilihan membeli mobil bekas ketimbang baru.

    Gaikindo masih optimistis dengan pasar Indonesia. Gaikindo memproyeksikan penjualan tahunan paling buruk itu menyentuh angka 860 ribu unit bahkan lebih.

    Secara bulanan, penjualan Agustus naik satu persen dibanding bulan sebelumnya.

    Tren penurunan penjualan sudah terjadi sejak dua tahun belakangan. Penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yakni 1.005.802 unit mobil.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan sepanjang 8 bulan pertama 2025. Market otomotif kerap bergerak dinamis.

    Supaya bisa tembus 800 ribu hingga akhir tahun, butuh sekitar 69 ribu unit per bulannya.

    Menurut Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu penurunan daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menekan pasar otomotif. Inflasi yang masih tinggi ditambah kebijakan suku bunga yang belum turun membuat konsumen menunda pembelian kendaraan baru.

    “Selain itu, kenaikan harga segmen terbesar LCGC juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,” kata Yannes.

    “Pemerintah Indonesia harus secara cepat mencari cara untuk meningkatkan daya beli kelas menengah ya, meskipun tantangan ekonomi global dan domestik tetap ada,” sebut Yannes.

    (riar/din)

  • Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Jakarta

    Industri otomotif Malaysia kembali mengalahkan Indonesia. Penjualan mobil di negeri jiran bulan lalu lebih banyak ketimbang Indonesia.

    Dikutip dari media lokal Malaysia seperti Paultan dan The Star, berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) penjualan mobil di sana pada bulan Agustus 2025 mengalami kenaikan. MAA melaporkan, sebanyak 73.041 unit mobil baru telah terkirim ke pelanggan pada bulan lalu.

    Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,2 persen atau naik 2.940 unit, dari 70.101 unit yang terjual pada bulan Juli.

    Menurut asosiasi, peningkatan angka penjualan pada Agustus 2025 didorong oleh ketersediaan stok yang lebih tinggi, didukung oleh volume produksi yang tinggi di bulan Juli, yaitu 71.439 unit. Selain itu, merek otomotif di Malaysia juga aktif meluncurkan model-model baru dan promosi yang gencar bertepatan dengan bulan perayaan Merdeka.

    Penjualan mobil di Malaysia bulan Agustus itu kembali mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen bulan lalu tercatat sebanyak 66.478 unit, jauh di bawah Malaysia yang mencapai angka 73 ribuan unit.

    Padahal, penjualan mobil di Indonesia periode Agustus 2025 naik tipis dibandingkan Juli 2025. Penjualan secara retail dari dealer ke konsumen meningkat 5,7 persen dari sebelumnya 62.922 unit.

    Meski begitu, jika dihitung secara akumulatif, hingga bulan kedelapan tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia baru menyentuh 500 ribuan unit. Retail sales Januari-Agustus 2025 di Indonesia tercatat sebanyak 522.162 unit. Angka itu masih lebih banyak sedikit dibanding Malaysia.

    Menurut data Asosiasi Otomotif Malaysia, penjualan year to date atau dari Januari sampai Agustus 2025 di negara itu mencapai 516.862 unit, turun 3,85% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penjualan year to date di Malaysia sudah hampir menyamai Indonesia.

    (rgr/din)