Topik: parasit

  • 7 Manfaat Labu Kuning, Adakah Efek Sampingnya?

    7 Manfaat Labu Kuning, Adakah Efek Sampingnya?

    Jakarta

    Labu kuning kerap diolah menjadi masakan, kue, camilan, atau hanya dikukus. Anggota famili Cucurbitaceae ini ternyata punya banyak manfaat bagi kesehatan berkat padatnya nutrisi yang disediakannya.

    Mulai dari vitamin, mineral, hingga antioksidan terkandung dalam labu kuning. Buah ini bisa banget jadi pilihan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, terlebih labu kuning sangat mudah ditemukan di Tanah Air. Lantas, apa saja manfaat buah satu ini?

    Manfaat Labu Kuning

    Labu kuning bermanfaat bagi sistem imun, mata, hingga pencernaan. Dilansir Healthline, berikut penjelasannya:

    1. Memperkuat Sistem Imun

    Labu kuning termasuk sumber beta karoten yang baik, yaitu karotenoid yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Studi menunjukkan vitamin A bantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Adapun orang yang kekurangan vitamin A biasanya memiliki imun yang lebih lemah.

    Buah ini juga tinggi vitamin C yang bisa menaikkan produksi sel darah putih, mempercepat penyembuhan luka, dan mendorong kinerja imun. Di sisi lain, labu kuning menyediakan vitamin E, zat besi, dan folat yang seluruhnya bantu memperkuat kekebalan tubuh.

    2. Menjaga Kesehatan Mata

    Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan hilangnya penglihatan alias buta. Kesehatan mata juga menurun seiring bertambahnya usia. Beta karoten dalam labu kuning dapat menyokong vitamin A yang diperlukan tubuh.

    Labu juga kaya akan lutein dan zeaxanthin, senyawa yang dikaitkan dapat mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD) dan katarak. Vitamin C dan E yang bertindak sebagai antioksidan juga mencegah radikal bebas merusak sel-sel mata.

    Labu kuning menyediakan kalium. Menurut penelitian, orang dengan asupan kalium tinggi memiliki tekanan darah dan risiko stroke yang lebih rendah – dua faktor risiko penyakit jantung.

    Antioksidannya juga dapat melindungi kolesterol ‘jahat’ LDL dari oksidasi. Partikel kolesterol LDL akan menggumpal di dinding pembuluh darah saat teroksidasi sehingga bisa mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    4. Memelihara Kulit Sehat

    Beta karoten dalam labu kuning kali ini bermanfaat bagi kulit dengan bertindak sebagai tabir surya alami. Setelah dicerna, senyawa karotenoid itu disalurkan ke banyak organ termasuk kulit. Di sinilah beta karoten melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat sinar UV yang berbahaya.

    Lutein, zeaxanthin, dan vitamin E buah kuning ini turut meningkatkan pertahanan kulit terhadap sinar UV. Sementara Vitamin C labu ini bantu memproduksi kolagen yang menjaga kulit tetap sehat.

    5. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Mengutip WebMD, vitamin A dan zinc dalam labu kuning bantu memperbaiki penghalang usus yang berfungsi untuk menyerap nutrisi sekaligus menghalangi zat berbahaya memasuki darah.

    Serat dan zinc di labu ini juga bantu mengatasi gangguan gastrointestinal dan menjaga pergerakan usus. Asam amino cucurbitinnya pun bantu membersihkan usus dari parasit.

    Labu kuning termasuk makanan padat nutrisi dengan kalori sangat rendah. Per 245 gram labu yang dimasak hanya menyediakan 49 kalori. Buah ini sangat cocok buat kamu yang sedang menjalani defisit kalori selama program diet. Bisa menyantap banyak tapi konsumsi kalorinya cuma sedikit.

    Terlebih lagi, labu kuning tinggi serat yang bantu mengekang nafsu makan. Perut bisa kenyang lebih lama sehingga porsi makan selanjutnya menjadi lebih sedikit.

    7. Mencegah Kanker Tertentu

    Sel kanker menghasilkan radikal bebas untuk berkembang biak dengan cepat. Karotenoid bertindak sebagai antioksidan sehingga bantu menetralkan radikal bebas dan mencegah perkembangan kanker tertentu.

    Analisis terhadap 13 penelitian menemukan orang dengan asupan alfa karoten dan beta karoten yang tinggi memiliki risiko kanker perut lebih rendah. Begitu juga risiko terkena kanker tenggorokan, pankreas, dan payudara lebih rendah pada orang dengan asupan karotenoid tinggi.

    Efek Samping Labu Kuning

    Labu kuning tampaknya memiliki efek diuretik ringan. Makan buah ini dalam porsi banyak dapat meningkatkan jumlah air dan elektrolit yang dikeluarkan tubuh melalui urine.

    Efek ini bisa membahayakan orang yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti litium. Diuretik dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam pembuangan litium sehingga bisa menimbulkan efek samping yang serius.

    (azn/row)

  • 8 Penyebab Demam Naik Turun, dari Flu sampai Infeksi Saluran Kemih

    8 Penyebab Demam Naik Turun, dari Flu sampai Infeksi Saluran Kemih

    Jakarta

    Demam yang naik dan turun menandakan adanya infeksi atau peradangan dalam tubuh. Suhu tubuh bisa meningkat tajam di satu kondisi, turun, dan bisa kembali demam.

    Kondisi yang disebut juga sebagai demam intermiten ini tentunya mengkhawatirkan. Suhu tubuh yang kembali tinggi menimbulkan pertanyaan terkait kondisi infeksi atau radang dalam tubuh. Penanganan tentu bisa diberikan sesuai hasil diagnosis setelah mengetahui penyebabnya.

    Penyebab Demam Naik Turun

    Menurut laman Dr Lal Path Labs, Cleveland Clinic, dan Mayo Clinic, berikut sejumlah penyebab demam naik turun dan penjelasannya.

    1. Pneumonia

    Pneumonia merupakan radang paru akut yang disebabkan infeksi bakteri, jamur atau virus. Kondisi tersebut terjadi saat kantung udara di paru-paru terisi cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.

    2. Malaria

    Malaria adalah penyakit karena gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit Plasmodium. Gejalanya seperti demam dan berkeringat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, nyeri dada, batuk, hingga sulit bernafas bisa muncul seminggu hingga sebulan setelah seseorang terinfeksi nyamuk.

    3. Infeksi Saluran Kemih

    Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang umum terjadi pada sistem kemih. Penyebab penyakit ini adalah bakteri, terutama Escherichia coli. Gejala yang bisa dirasakan dari penyakit ini adalah nyeri di bagian pinggang, tekanan di bawah panggul, kencing keruh dan berbau busuk, demam, dan menggigil.

    4. Flu

    Flu adalah penyakit pernapasan umum yang disebabkan oleh virus Influenza. Penyakit ini bisa menyebabkan demam yang naik turun, sakit kepala, hidung tersumbat hingga sakit tenggorokan.

    5. Lupus

    Lupus merupakan penyakit yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Peradangan yang disebabkan bisa mempengaruhi sistem tubuh seperti sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.

    Meski tidak selalu terjadi, tanda paling khas dari penyakit ini adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu yang membentang di kedua pipi. Gangguan autoimun ini melibatkan kelemahan kekebalan yang memicu demam intermiten

    6. Rheumatoid arthritis

    Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, serta kekakuan pada lapisan sendi. Seringkali rheumatoid arthritis menyerang sendi-sendi di jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari kaki.

    7. Penyakit Crohn

    Penyakit Crohn adalah jenis penyakit radang usus yang menyebabkan pembengkakan dan iritasi jaringan di saluran pencernaan. Seringkali, penyakit crohn mempengaruhi bagian akhir usus halus dan bagian awal usus besar. Beberapa gejala dari penyakit ini yaitu diare, demam, kelelahan, sakit perut, hingga darah dalam tinja.

    8. Reaksi Alergi

    Tak hanya berkaitan dengan kondisi penyakit tertentu, reaksi alergi terhadap obat-obatan atau makanan tertentu bisa menyebabkan demam intermiten. Jadi, pastikan kamu mengetahui adakah obat atau makanan yang membuatmu alergi.

    Setelah mengetahui penyebab demam naik turun, dokter akan meresepkan obat atau penanganan medis lainnya. Pasien selanjutnya minum obat atau melaksanakan saran dokter lainnya agar segera sembuh. Pasien wajib kembali konsultasi dengan dokter jika demam naik-turun tak kunjung membaik.

    (elk/row)

  • Mbok Yem Meninggal karena Pneumonia, Benarkah Tinggal di Puncak Gunung Berisiko Idap Penyakit Paru? – Halaman all

    Mbok Yem Meninggal karena Pneumonia, Benarkah Tinggal di Puncak Gunung Berisiko Idap Penyakit Paru? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemilik warung di puncak gunung Lawu, Wakiyem atau biasa disapa Mbok Yem meninggal dunia pada Rabu siang (25/4/2025).

    Sebelum menghembuskan nafas terakhir, berdasarkan pemeriksaan medis Mbok Yem menderita pneumonia.

    Mbok Yem memiliki keseharian di puncak gunung.

    Ia melayani pembeli yang ingin menyantap nasi pecel dan kopi panas sebagai pelepas dahaga pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu.

    Merujuk dari kesehariannya, apakah benar orang yang tinggal di ketinggian berisiko terkena masalah paru seperti pneumonia?

    Berikut penjelasan Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama.

    Ia mengatakan, tidak ada kaitan langsung antara ketinggian dengan risiko terkena pneumonia.

    Pada dasarnya, pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur (parasit).

    “Memang benar bahwa di ketinggian 3.000 meter maka kadar oksigen lebih rendah dari di permukaan laut, tapi kan benar juga bahwa banyak orang yang tinggal di ketinggian dan hidup sehat dengan baik. Perlu diketahui pasti yang jadi penyebab Pneumonia pada Mbok Iyem ini, apakah karena virus, bakteri atau jamur,” tutur dia kepada Tribunnews.com, Jumat (25/4/2025).

    Prof Tjandra mengatakan, pneumonia bisa dicegah dengan berbagai cara, seperti vaksinasi, menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat.

    Pneumonia bisa berujung komplikasi ketika seseorang memiliki penyakit penyerta atau komorbid maupun masalah pernafasan lainnya.

    “Apalagi sebelum terkena pneumonia, seseorang itu memiliki komorbid seperti diabetes atau ada masalah pernafasan yang dialami sebelumnya maka bisa memperparah keadaan,” jelas Prof Tjandra.

    Dikutip dari Surya.co.id (Tribunnews.com network), sang cucu Saiful Bachri menceritakan, kondisi kesehatan neneknya mulai memburuk dalam tiga hari terakhir.

    “Nafsu makan hilang, dan hanya bertahan dengan beberapa teguk susu. Seharusnya hari Jumat (25/4/2025) beliau kontrol ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan,” ujar Saiful.

    Di hari kepergiannya, nenek tercinta sempat meminta untuk mandi, lalu beristirahat.

    Setelah mandi, almarhumah tidur, dan sejak itu tidak bangun lagi.

    Masih mengutip Surya.co.id, Kepala Dusun Dagung, Slamet mengatakan Mbok Yem menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 14.00 siang.

    Menurutnya, Mbok Yem memang mengalami komplikasi yang cukup parah.

    “Beliau sempat dirawat selama hampir tiga pekan di RS Siti Aisyiyah Ponorogo. 

    Setelah itu, pulang untuk dirawat di rumah oleh keluarga. Meski sempat membaik, kesehatannya kembali menurun dalam beberapa hari terakhir,” terang Slamet.

     

     

  • Penampakan Cacing Kremi yang ‘Bersarang’ di Usus Buntu Remaja 15 Tahun

    Penampakan Cacing Kremi yang ‘Bersarang’ di Usus Buntu Remaja 15 Tahun

    Jakarta

    Seorang remaja mengeluhkan nyeri perut dikira radang usus buntu. Ternyata saat dioperasi, ada cacing kremi (pinworms) yang bersarang di usus buntunya. Kasus langka tersebut dipublikasikan di jurnal medis Cureus.

    Awalnya remaja berusia 15 tahun tanpa disebutkan namanya itu datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) lantaran mengalami sakit perut, mual, dan tak bisa makan. Gejala yang dialami tersebut mengarah pada radang usus buntu.

    Meskipun begitu, suhu tubuh pasien tetap normal, dan hasil tes awal, termasuk pemeriksaan darah serta pencitraan medis, tidak menunjukkan temuan yang meyakinkan.

    Pemeriksaan ultrasonografi (USG) panggul hanya memperlihatkan adanya kista ovarium kecil, sementara pemindaian CT scan menunjukkan tanda-tanda sembelit ringan. Namun, kedua hasil tersebut tidak secara langsung mengarah pada diagnosis radang usus buntu.

    Selama dua hari berikutnya, kondisi pasien terus memburuk. Melihat perkembangan tersebut, tim dokter di Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan usus buntu sebagai tindakan pencegahan.

    Sebagai informasi, radang usus buntu (apendisitis) adalah kondisi peradangan pada usus buntu, organ kecil berbentuk tabung yang menempel pada bagian awal usus besar. Jika tidak segera ditangani, radang usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pecahnya usus buntu dan infeksi di rongga perut (peritonitis).

    Ini adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri perut yang memerlukan pembedahan, memengaruhi sekitar satu dari 20 orang, sebagian besar berusia antara 10 dan 30 tahun.

    ila tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan pecahnya usus buntu, yang dapat menimbulkan infeksi yang mengancam jiwa di rongga perut.

    Lebih lanjut, dokter kemudian terkejut lantaran organ usus buntu remaja perempuan tersebut dipenuhi enterobius vermicularis, yang umumnya dikenal sebagai cacing kremi.

    “Usus buntu yang terinfeksi cacing kremi… menjadi penyebab presentasi awal dan kemunduran klinis pasien,” tim medis dari Rumah Sakit Regional Beckley Appalachian, melaporkan di Cureus.

    Infeksi cacing kremi umum terjadi, terutama di kalangan anak-anak berusia enam hingga 15 tahun. Mereka menyebar dengan mudah melalui telur kecil yang ditemukan di tangan, permukaan, atau makanan yang terkontaminasi.

    Pasien kemudian diobati dengan albendazole, obat antiparasit lainnya, dan pulih total.

    Dokter menekankan pentingnya mempertimbangkan infeksi parasit saat mendiagnosis nyeri perut, terutama bila gejala radang usus buntu klasik tidak ada.

    “Kasus ini menyoroti tantangan diagnostik dalam menjelaskan Enterobius vermicularis sebagai kemungkinan penyebab pasien yang mengalami radang usus buntu,” simpul laporan tersebut.

    (suc/suc)

  • Viral Makanan Mengandung Babi, Ini Efek Sampingnya

    Viral Makanan Mengandung Babi, Ini Efek Sampingnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Makanan mengandung babi masih banyak dikonsumsi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, meskipun terbatas oleh faktor keagamaan dan budaya. Namun, apa efek samping saat mengonsumsi babi?

    Daging babi memang dikenal memiliki berbagai kandungan gizi yang penting, seperti protein, zat besi, dan vitamin B kompleks.

    Namun, efek samping makan babi juga tidak bisa diabaikan, terutama jika dikonsumsi dalam kondisi tidak matang atau diolah secara tidak higienis.

    Kandungan Nutrisi dalam Daging Babi

    Daging babi atau pork yang umumnya berasal dari peternakan, memiliki sejumlah nutrisi yang cukup tinggi. Dalam 100 gram daging babi, terkandung:

    Protein: 25,7 gram.Lemak: 20,8 gram.Kalsium: 22 mg.Zat besi: 1,29 mg.Fosfor: 226 mg.Vitamin B1: 0,7 mg.Vitamin B6: 0,391 mg.Vitamin B12: 0,54 mcg.Kolesterol: 94 mg.

    Dan sejumlah nutrisi lain seperti kalium, magnesium, zinc, kolin, serta asam lemak jenuh. Meskipun demikian, di balik nutrisinya, makanan mengandung babi juga membawa risiko kesehatan yang cukup serius.

    Salah satunya adalah potensi infeksi parasit seperti trikinosis dan taeniasis, yang bisa terjadi jika daging tidak dimasak dengan sempurna. Infeksi dari larva cacing ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, demam, dan komplikasi sistemik lainnya.

    Selain itu, efek samping makan babi lainnya adalah risiko penyakit hati. Kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam daging babi bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan liver.

    Daging babi juga berpotensi menjadi media penyebaran virus Hepatitis E, terutama jika dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang. Hepatitis E sangat berbahaya bagi ibu hamil dan individu dengan sistem imun yang lemah.

    Tak hanya itu, konsumsi lemak jenuh berlebih dari daging babi dapat memicu peningkatan kadar kolesterol LDL yang berbahaya, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Bahkan, beberapa penelitian mengaitkan konsumsi daging babi dengan gangguan neurologis seperti multiple sclerosis, akibat adanya kandungan prion yang dapat merusak jaringan saraf.

    Daging babi memang memiliki manfaat gizi, tetapi konsumsinya harus disertai kewaspadaan tinggi terhadap berbagai risiko. Makanan mengandung babi yang tidak diolah dengan benar bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan.

  • Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat,  Ini Penjelasan Dokter Paru soal Pneumonia Ganda – Halaman all

    Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat,  Ini Penjelasan Dokter Paru soal Pneumonia Ganda – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pimpinan umat Katolik dunia Paus Fransiskus wafat pada Senin (21 April 2025).

    Sebelum meninggal, ia sempat dirawat intensif karena penyakit pneumonia ganda atau double pneumonia.

    Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menuturkan, dalam dunia medis istilah pneumonia ganda, atau “dobel pneumonia” bukanlah sesuatu yang lazim digunakan.

    Pneumonia adalah radang atau infeksi paru, secara umum utamanya disebabkan oleh bakteri atau virus, walau dapat juga disebabkan oleh jamur dan mungkin parasit.

    Manusia memiliki dua belah paru yakni, paru kiri dan paru kanan.

    Sekalipun kedua belah paru itu terkena pneumonia, maka istilah pneumonia ganda jarang digunakan.

    Adapun secara resmi, kedua belah paru diserang pneumonia disebut pneumonia bilateral.

    “Ini adalah salah satu analisa kenapa kemudian disebut sebagai pneumonia ganda, atau double pneumonia, atau secara resmi disebut juga sebagai pneumonia bilateral,” tutur dia kepada wartawan.

    Ia mengatakan, pneumonia bilateral merupakan kondisi yang bisa membahayakan penderitanya. Infeksi ini lebih parah jika dibandingkan dengan pneumonia yang menyerang satu sisi paru.

    Pneumonia ganda dapat mengganggu fungsi pernapasan, mengurangi kadar oksigen dalam darah, dan memicu komplikasi serius jika tidak ditangani segera.

    Mengutip dari Mayo Clinic, pneumonia ganda disebabkan oleh infeksi bakteri, virus jamur maupun faktor lain seperti aspirasi (masuknya cairan/lambung ke paru) maupun paparan polusi atau bahan kimia.

    Gejala pneumonia bilateral seringkali lebih berat dan patut diwaspadai. Seperti demam tinggi (≥38°C) disertai menggigil, batuk produktif dengan dahak kental (kuning, hijau, atau berdarah), sesak napas atau napas cepat (takipnea), nyeri dada tajam saat bernapas atau batuk, kelelahan ekstrim dan kehilangan nafsu makan, kebiruan pada bibir atau kuku (sianosis) akibat kekurangan oksigen.

    Khusus pada lansia, gejala mungkin tidak khas, seperti kebingungan atau penurunan kesadaran.

  • Meksiko Catat Kasus Pertama Manusia Terinfeksi Belatung

    Meksiko Catat Kasus Pertama Manusia Terinfeksi Belatung

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Meksiko mencatat kasus pertama penyakit belatung ‘pemakan daging’ atau myiasis pada manusia. Insiden tersebut dikonfirmasi otoritas setempat pada Jumat (18/4/2025).

    Myiasis adalah infeksi parasit yang terjadi ketika larva lalat menyerang luka terbuka, memakan jaringan hidup.

    Dikutip dari Reuters, pasien merupakan seorang wanita berusia 77 tahun yang tinggal di daerah pemukiman kota Acacoyagua, negara bagian paling selatan Chiapas. Ia kini sedang dirawat dengan pemberian antibiotik di rumah sakit khusus Ciudad Salud di Tapachula. Sejauh ini, kondisinya dinyatakan stabil.

    Menurut Kementerian Kesehatan Meksiko, penyakit belatung ‘pemakan daging’ umumnya hanya menyerang ternak. Hingga saat ini, Meksiko belum mendeteksi adanya kasus lain selain yang baru dilaporkan.

    Otoritas kesehatan Meksiko segera melakukan tindakan preventif atau pencegahan dan pengawasan epidemiologi untuk mengendalikan kemungkinan penyebaran penyakit.

    Dua bulan lalu, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) juga menerima laporan dari Meksiko tentang penemuan kasus infeksi lain dengan parasit ‘screwworm’ larva lalat abu-abu karnivora Cochliomyia hominivorax, di sebuah peternakan sapi negara bagian selatan Tabasco. WOAH mengonfirmasi kasus infeksi parasit lalat karnivora pada sapi di Meksiko, tetapi belum ada rincian lebih lanjut.

    Pada November 2024, AS memutuskan untuk menghentikan sementara impor sapi Meksiko setelah seekor sapi di sebuah peternakan negara bagian Chiapas (dekat perbatasan dengan Guatemala) terinfeksi parasit dari lalat daging.

    Cochliomyia hominivorax adalah spesies lalat dalam famili Calliphoridae yang berasal dari Amerika. Larva lalat ini berbentuk seperti sekrup dan terpilin, dan biasanya masuk melalui luka terbuka, telinga, atau tali pusar inang yang baru lahir. Lalat ini adalah lalat parasit, yang larvanya memakan jaringan hidup hewan berdarah panas, juga manusia.

    Infeksi parasit ini sulit dideteksi, tetapi ditandai dengan lesi yang besar dan membesar serta larva yang tampak seperti krim atau larva cacing. Larva menembus bagian jaringan terdalam, menyebabkan lesi parah, kegagalan organ, dan bahkan kematian pada kasus yang parah.

    Perawatan biasanya melibatkan pengangkatan larva melalui pembedahan, diikuti dengan perawatan lokal untuk mencegah infeksi. Gejala utama penyakit ini meliputi:

    demamdepresikehilangan nafsu makanlesi kulit yang sudah ada sebelumnya.

    (naf/naf)

  • Ini Alasan Tak Boleh Bunuh Kecoa dengan Cara Diinjak, Risikonya Bisa Fatal

    Ini Alasan Tak Boleh Bunuh Kecoa dengan Cara Diinjak, Risikonya Bisa Fatal

    Jakarta

    Menyemprot cairan anti serangga seringkali tidak cukup untuk membunuh kecoa. Akhirnya, tak sedikit orang yang langsung menginjak kecoa untuk membunuhnya lebih cepat.

    Nyatanya, cara ini tidak sepenuhnya aman. Menginjak kecoa, apalagi tanpa alas kaki, dapat memicu masalah kesehatan serius. Dikutip dari Pest Clinic, berikut ini adalah beberapa alasannya:

    1. Isi Tubuh Kecoa Menyebarkan Bakteri

    Kecoa dikenal menyebarkan sejumlah besar bakteri, jamur, dan bahkan virus dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu, beberapa kecoa bahkan dapat membawa parasit yang menyebabkan giardiasis, amuba yang menyebabkan disentri, dan virus yang menyebabkan polio.

    Menurut beberapa penelitian, kecoa bahkan memiliki peran sekunder yang kuat dalam menularkan penyakit karena dapat memindahkan atau mengeluarkan patogen dan memakan kotoran manusia.

    Penelitian serupa telah menunjukkan bahwa kecoa membawa bakteri dalam ususnya selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Organisme ini kemudian dibuang saat kecoa meninggalkan kotorannya di dalam rumah.

    2. Bagian Tubuh Kecoa Memicu Alergi

    Kecoa juga mengandung protein yang berfungsi sebagai alergen bagi banyak orang. Beberapa bagian tubuh, kotoran, dan air liur kecoa merupakan alergen bagi individu tertentu. Kecoa yang sudah mati pun masih dapat menyebabkan reaksi alergi.

    Oleh karena itu, membunuh kecoa dengan cara diinjak tidak disarankan. Sejumlah penelitian juga tengah meneliti hubungan antara paparan alergen kecoa dan risiko asma pada anak usia prasekolah. Studi yang ada menunjukkan bahwa alergi kecoa dapat memicu serangan asma.

    3. Kecoa Melepaskan Feromon saat Dibunuh

    Feromon adalah zat kimia beraroma khas yang dihasilkan oleh bakteri di usus kecoa. Saat kecoa mati, feromon ini dilepaskan untuk memperingatkan kecoa lain akan bahaya atau menarik kecoa lapar untuk memakannya.

    Jika tetap dilakukan, ini bisa menjadi awal mula infestasi atau serbuan kecoa yang sulit untuk dikendalikan.

    (avk/kna)

  • Kata Pakar Parasitologi soal Temuan Cacing di Usus Bocah 3 Tahun di Jember

    Kata Pakar Parasitologi soal Temuan Cacing di Usus Bocah 3 Tahun di Jember

    Jakarta

    Seorang anak berusia 3 tahun di Jember, Jawa Timur, dibawa ke rumah sakit karena perutnya membengkak dan sulit buang air besar (BAB). Setelah diperiksa, ternyata ada cacing gelang memenuhi perutnya.

    Menanggapi kasus tersebut, pakar parasitologi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya Vella Rohmayani mengatakan cacing ascaris lumbricoides di dalam usus bocah tersebut termasuk soil transmitted helminth (STH), karena parasit ini dapat menyebar atau menular melalui perantara tanah yang terkontaminasi oleh telur maupun larva cacing.

    “Cacing gelang atau dikenal dengan nama ilmiah Ascaris lumbricoides, termasuk golongan Nematoda usus. Cacing ini merupakan salah satu jenis cacing STH yang paling sering menginfeksi manusia,” ujar Vella dalam keterangannya dikutip Jumat (18/4/2025).

    Cacing parasit STH ini menginfeksi seseorang saat bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan tanah. Selain itu terdapat beberapa faktor yang menyebabkan risiko penularan penyakit ini yaitu kondisi sanitasi yang kurang baik, pola hidup yang kurang bersih dan kurangnya pengetahuan masyarakat.

    Infeksi juga bisa terjadi ketika tidak sengaja menelan telur maupun larva cacing bersama makanan atau minuman yang dikonsumsi. Selain itu kebiasaan tidak mengenakan alas kaki juga bisa menjadi faktor risiko karena cacing dapat menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh.

    “Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi parasite ini, karena mereka memiliki kecenderungan bermain pasir, bermain tanpa alas kaki dan sering kali kurang menjaga kebersihan tangan atau jarang mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan atau melakukan aktivitas lainnya,” jelas Vella.

    Infeksi Ascaris lumbricoides dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius terutama jika menyerang anak-anak, seperti menyebabkan gangguan pencernaan yang dapat berujung pada gangguan pola pertumbuhan, anemia dan kekurangan gizi.

    (kna/kna)

  • Restoran di China Tawarkan Hidangan dari Kotoran Gajah Kering yang Sudah Disteril, Harga Rp9 Juta – Halaman all

    Restoran di China Tawarkan Hidangan dari Kotoran Gajah Kering yang Sudah Disteril, Harga Rp9 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah restoran mewah di Shanghai, China memicu kontroversi di media sosial karena menawarkan hidangan yang mereka sebut “autentik.”

    Restoran itu menawarkan pengalaman menyantap hidangan bernuansa hutan hujan tropis, dengan hidangan yang paling menonjol adalah kotoran gajah yang sudah diproses, dilansir SCMP.

    Menurut penelusuran Tribunnews di Douyin, aplikasi TikTok versi China, seorang vlogger makanan dengan nama akun “Diari Makanan Michelle”, membagikan pengalamannya bersantap di restoran tersebut pada 7 April 2025.

    “Makan kotoran gajah di restoran baru di Shanghai, makan bubur bau, mengunyah daun dan menjilati es batu, makanan ini sangat abstrak sehingga saya ingin mengembalikan uangnya #TikTokLifeFoodSeason #HidanganLokalDiUjungLidah,” tulisnya dalam Bahasa Mandarin.

    Restoran yang terkenal dengan kulinernya yang ramah lingkungan itu, menyajikan beragam hidangan inovatif.

    Hidangan itu di antaranya daun pohon, es batu berlapis madu, dan hidangan penutup yang dibuat dengan cerdik dari kotoran gajah yang sudah dikeringkan dan disterilkan.

    VIRAL DI CHINA – Tangkap layar Douyin yang diambil Tribunnews pada 18 April 2025, memperlihatkan kuliner ekstrem kotoran gajah di Shanghai. Restoran mematok harga Rp9 juta untuk hidangan ini beserta belasan hidangan lainnya (Tangkap layar Douyin)

    Pelanggan dikenakan biaya 3.888 yuan (Rp9 juta) untuk 15 jenis hidangan hidangan mewah, belum termasuk minuman.

    Dua pendiri restoran berasal dari kelompok etnis Blang di China dan yang lainnya dari Prancis.

    Mereka mendedikasikan tujuh tahun untuk meneliti hutan hujan lebat di Provinsi Yunnan sebelum “membawa” hutan hujan tersebut ke Shanghai, lapor media lokal Jiupai News.

    Dalam unggahannya, sang blogger menjabarkan pengalamannya, dimulai dengan ritual bersantap di mana para tamu memetik daun langsung dari tanaman pot, mencelupkannya ke dalam saus, dan menyantapnya mentah-mentah.

    Sementara itu seorang pelayan menjelaskan konsep “masakan fusi ekologis”.

    Saat jamuan makan berlangsung, para tamu disuguhi berbagai hidangan yang tidak biasa. 

    Salah satu sajian tersebut mengharuskan para tamu untuk menjilati madu dan serbuk sari dari es batu.

    Hidangan lainnya menampilkan semangkuk lendir hitam, yang dibuat dengan cermat untuk meniru bunga Rafflesia yang bersifat parasit, yang terkenal karena baunya yang busuk.

    Pelayan menjelaskan bahwa hidangan tersebut merepresentasikan aroma daging yang membusuk.

    Hidangan ini mencapai puncaknya dengan hidangan penutup yang dinamai “Bunga yang Dimasukkan ke Kotoran Gajah”. 

    Hidangan ini berupa kotoran gajah yang sudah dikeringkan, dibuat menyerupai remah-remah renyah, dihiasi dengan parfum herbal, selai buah, serbuk sari, dan sorbet madu.

    Untuk benar-benar menikmati hidangan ini secara menyeluruh, para tamu diundang untuk menaiki tangga untuk mengikuti tur hidangan penutup.

    Mereka dapat memilih parfum herbal dan selai buah pilihan mereka agar mereka bisa mengkreasikan pengalaman kuliner mereka.

    Menurut SCMP, kotoran gajah kaya akan serat tanaman.

    Kotoran sering digunakan dalam berbagai produk, termasuk produksi kertas A4.

    Undang-Undang Kebersihan Makanan China mengamanatkan bahwa makanan harus tidak beracun, tidak berbahaya, dan memenuhi standar gizi.

    Namun masih belum pasti apakah makanan penutup yang terbuat dari kotoran gajah, meskipun telah didisinfeksi, sesuai dengan peraturan ini.

    Kuliner yang tidak biasa ini mengejutkan banyak orang di dunia maya.

    Seorang komentator berkomentar: 

    “Benar-benar menjijikkan dan menakutkan. Saya dari Provinsi Yunnan, tetapi kami jelas tidak mengonsumsi kotoran gajah di sini.”

    Netizen lain menambahkan: “Orang kaya bisa makan apa saja, dan Shanghai, yang terkenal sebagai Kota Ajaib, benar-benar sesuai dengan julukannya.”

    “Ini terasa seperti penghinaan dan ujian kepatuhan berskala besar bagi orang kaya.”

    Ada pula yang berpikiran positif.

    “Ini bukan restoran konvensional; ini lebih mirip dengan tempat eksperimen baru,” ujar netizen ketiga.

    “Jika Anda mencari pengalaman bersantap yang unik, tempat ini tentu patut dicoba,” tambahnya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)