Topik: parasit

  • Viral Tutorial di TikTok Bikin Candied Salmon di Rumah, Memangnya Aman?

    Viral Tutorial di TikTok Bikin Candied Salmon di Rumah, Memangnya Aman?

    Jakarta

    Beberapa waktu ini viral di media sosial TikTok warganet mencoba membuat salmon candy atau candied salmon. Ini adalah potongan salmon yang diolah dengan cara proses curing, pengasapan, dan glaze manis dengan sirup maple manis hingga terlihat seperti permen.

    Makanan ini terlihat pink gelap, memiliki rasa manis, dengan tekstur sedikit chewy. Karena tampilannya yang enak, banyak warganet yang mencoba membuatnya sendiri di rumah.

    Tak sedikit, orang yang berkomentar makanan ini sebenarnya tidak boleh dibuat sembarangan karena dibuat dengan salmon mentah yang harus melalui proses pengolahan berhari-hari. Bahkan ada beberapa influencer yang memasaknya tanpa proses pengasapan.

    “Jangan diikutin guys, salmon candy yang dibuat sm org luar dinegeri itu ikannya di asepin, bukan cuma dimarinasi dikulkas, mana sampe seharian di kulkas,” kata salah satu netizen di sebuah unggahan di TikTok.

    “Yang mau fomo2an, ingat, parasit cacing pita bisa beranak pinak sangat cepat di badan manusia, bahkan bisa naik ke organ macam otak. Jadi kalau memang gak punya budget bikin yg bener, beli aja,” timpal netizen lain.

    Pakar mikrobiologi IPB University Prof Dr Ir Antonius Suwanto mengungkapkan proses pembuatan candied salmon sebenarnya aman saja dilakukan. Namun, ketika dibuat secara sembarangan di rumah, maka risiko paparan patogen akan semakin besar.

    Jika ini terjadi, maka akan ada risiko infeksi jika akhirnya dikonsumsi.

    “Daging ikan itu sendiri mudah mengalami pembusukan. Selain bisa juga terkontaminasi oleh bakteri patogen, kalau penanganannya tidak betul,” ucap Prof Anton ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (10/12/2025).

    Pada proses curing, sebenarnya garam ikut membantu memproteksi makanan yang diawetkan. Namun, karena salmon diolah dalam kondisi mentah dan suhu kulkas rumahan belum tentu memadai, maka kondisi dari ikannya sendiri menjadi tidak terjamin.

    Ini juga belum ditambah risiko dari konsumsi garam dan gula yang berlebihan mengingat pembuatan candied salmon memerlukan garam dan gula yang banyak.

    Apabila candied salmon yang terpapar patogen dikonsumsi, maka akan timbul masalah pencernaan. Dalam jumlah paparan yang besar, bahkan bisa berakibat fatal untuk tubuh.

    “Misalnya kalau sudah sampai ada patogennya. Kalau ringan mungkin dia diare sakit perut, bisa sampai kemudian juga bisa fatal kalau kemudian itu bakterinya bakteri yang menghasilkan toksin dan sebagainya,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Sejumlah Penyakit Hantui Korban Bencana di Sumatera”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Eks Petinggi WHO Soroti Potensi KLB Penyakit Tidak Menular Pasca Bencana Sumatera

    Eks Petinggi WHO Soroti Potensi KLB Penyakit Tidak Menular Pasca Bencana Sumatera

    Jakarta

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan kemungkinan munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular pasca banjir bandang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatra Barat dalam dua pekan terakhir.

    Menurutnya, fase setelah bencana adalah periode krusial karena berbagai penyakit infeksi berpotensi meningkat cepat bila tidak diantisipasi sejak awal. Mengutip laporan Journal Microbiology edisi Oktober 2025, ia menekankan sejumlah pola wabah penyakit terkait banjir di Asia Tenggara.

    Prof Tjandra menekankan pentingnya mengetahui jenis penyakit yang secara ilmiah terbukti sering meningkat pasca banjir bandang. Berdasarkan kajian ilmiah tersebut, penyakit yang perlu diwaspadai antara lain:

    LeptospirosisTifoid (Salmonella Typhi)Kolera (Vibrio cholerae)Hepatitis AInfeksi parasit penyebab diare

    “Laporan kasus infeksi dari wilayah bencana sudah mulai muncul. Akan sangat baik jika segera dilaporkan pula mikroorganisme apa yang beredar agar dapat ditangani lebih tepat,” ujarnya.

    Kontaminasi Air Banjir Jadi Sumber Patogen

    Air banjir di daerah terdampak berpotensi membawa feses manusia, limbah lingkungan, serta patogen dari hewan. Ketiganya disebut Prof Tjandra mudah berkontak dengan masyarakat yang masih berada di wilayah banjir maupun pengungsian.

    “Kontaminasi seperti ini meningkatkan risiko munculnya penyakit berbasis air. Ini harus menjadi perhatian utama,” kata Prof Tjandra.

    Setelah air mulai surut, genangan kerap menjadi sarang baru nyamuk. Kondisi ini dapat memicu kenaikan kasus penyakit yang ditularkan vektor, seperti:

    Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Malaria

    Menurut Prof Tjandra, kegiatan pengendalian vektor harus digiatkan lebih awal untuk mencegah lonjakan kasus.

    Dalam kondisi bencana besar, ada lima aspek yang dapat memperparah risiko penyebaran penyakit:

    Terganggunya layanan air bersih, sanitasi, dan kebersihan (WASH)Meningkatnya resistensi antimikroba (AMR)Gangguan fisik dan psikis para pengungsiKepadatan di tempat pengungsianTerbatasnya pelayanan kesehatan akibat kerusakan fasilitas dan kurangnya tenaga

    “Kelima faktor ini bisa membuat penyakit menular menyebar lebih cepat bila tidak ditangani dengan koordinasi kuat antar sektor,” ujarnya.

    Artikel ilmiah yang menjadi rujukannya mencatat enam kejadian peningkatan penyakit menular akibat banjir dan hujan ekstrem di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir. Tiga di antaranya terjadi di Indonesia.

    Penyakit yang dominan dilaporkan antara lain leptospirosis, dengue, diare, dan bahkan kolera.

    “Data ini menunjukkan bahwa risiko KLB pasca banjir bukan hal teoritis, tetapi benar-benar telah terjadi di kawasan kita,” tegas Prof Tjandra.

    Prof Tjandra menegaskan bahwa upaya pencegahan KLB harus dilakukan secepat mungkin. Ia menilai pemerintah perlu memberi perhatian besar pada aspek surveilans, penyediaan air bersih, sanitasi, pengendalian vektor, serta pemulihan layanan kesehatan.

    “Kita tentu berharap tidak terjadi KLB pada bencana besar ini. Namun harapan saja tidak cukup, kesiapsiagaan adalah kunci,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Kenapa Trump Cawe-cawe Melulu Urusan Negara Lain?

    Kenapa Trump Cawe-cawe Melulu Urusan Negara Lain?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam kebijakan migrasi Eropa, mendukung kandidat-kandidat presiden sayap kanan, dan mengutuk upaya perlindungan iklim global. Kelanjutan dari perang budaya nasional, dia bawa ke panggung internasional.

    Dalam pemilihan presiden di Honduras, terlihat pertarungan yang sangat ketat. Pada satu titik dalam penghitungan, hanya sekitar 500 suara yang memisahkan dua kandidat terkuat: Salvador Nasralla dari kubu sentris dan Nasry Asfura dari kubu konservatif kanan.

    Bagi Trump, hal itu sudah cukup menjadi alasan untuk kembali membela Asfura secara terang-terangan. Ia menuduh otoritas pemilu menguntungkan lawan Asfura.

    “Kelihatannya Honduras sedang mencoba memanipulasi hasil pemilihan presiden,” tulis Donald Trump di platform daringnya, Truth Social.

    Jika hal itu terjadi, ia mengancam akan memberikan konsekuensi serius. “Jika mereka melakukannya, mereka akan menanggung akibatnya dengan pahit!”

    Memang, sudah beredar rumor selama berhari-hari tentang kecurangan pemilu — dari kedua belah pihak. Di Honduras, hal semacam ini bukan hal baru: Pemilu tahun 2013 dan 2017 pun dibayangi tuduhan penipuan serius. Selain itu, Honduras adalah negara kecil yang secara geopolitik relatif tidak signifikan. Mengapa reaksi Presiden AS kali ini begitu keras?

    Berpikir dalam “lingkup kepentingan”

    Donald Trump tampaknya menyukai gagasan tentang zona pengaruh politik, ujar Cathryn Clver-Ashbrook, pakar transatlantik dari Yayasan Bertelsmann-Stiftung: “Ia memahami perannya di Gedung Putih hampir secara imperial, dan ia senang ketika dunia bergerak sesuai kepentingannya — khususnya di belahan bumi Barat. Dan perlu ditekankan bahwa itu adalah kepentingannya pribadi, bukan kepentingan klasik kebijakan luar negeri Amerika.”

    Ia juga merujuk pada pertukaran mata uang senilai 20 miliar dolar AS dengan Argentina yang diprakarsai Trump untuk membantu Presiden Javier Milei keluar dari krisis likuiditas. “Ini menunjukkan munculnya kebijakan baru yang sudah lama tidak dilakukan AS terhadap negara-negara tetangganya di Amerika Latin dan Selatan.”

    Campur tangan juga di Eropa

    Dan tidak hanya di sana. Di Polandia, Trump secara terbuka mendukung Karol Nawrocki, seorang nasional-konservatif yang skeptis terhadap Uni Eropa. Di Hungaria ia mendukung Viktor Orbn.

    Di Jerman, hubungan antara pemerintah AS dan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) belakangan semakin intens. Beberapa hari lalu, AS bahkan menginstruksikan para diplomatnya di Eropa untuk mendorong kebijakan migrasi yang lebih ketat.

    Organisasi-organisasi yang dekat dengan gerakan “Make America Great Again”- MAGA, seperti Heritage Foundation, melakukan lobi melawan kebijakan iklim Uni Eropa. Ini adalah organisasi yang menerbitkan “Project 2025”, sebuah dokumen yang dipandang sebagai skenario perombakan negara Amerika Serikat.

    Pada tahun pertama masa jabatan keduanya, Presiden AS telah mengubah kebijakan luar negerinya secara drastis; lebih radikal dibanding banyak pendahulunya. Ia meninggalkan prinsip tak tertulis untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara sekutu.

    Tujuan: Membawa perang budaya Amerika ke luar negeri

    Menurut sebuah studi dari European Council on Foreign Relations (ECFR), bagi Presiden AS, kebijakan dalam negeri dan luar negeri pada dasarnya adalah satu hal yang sama. Ia memahami kebijakan luar negerinya sebagai perpanjangan internasional dari perang budaya yang sedang berlangsung di dalam negeri.

    “Kaum kiri dan Demokrat adalah musuh di dalam; terutama orang Eropa dianggap sebagai kelanjutan mereka di luar negeri,” tulis penulis studi tersebut, Celia Belin.

    Trump memandang Uni Eropa (UE) sebagai “parasit” yang memanfaatkan Amerika, sama seperti ia menuduh kubu Demokrat di AS melemahkan negara.

    Clver-Ashbrook menjelaskan bahwa “pengideologian kebijakan luar negeri Amerika dapat ditemukan di seluruh dokumen inti Project 2025”. Menurut dokumen tersebut, kebijakan luar negeri AS harus jauh lebih didasarkan pada nilai-nilai konservatif yang ketat.

    Hal ini sejalan dengan pernyataan Steve Bannon — mantan penasihat kampanye Trump dan tokoh penting gerakan MAGA — yang baru-baru ini menyebut Rusia sebagai “bangsa Kristen yang saleh” dan “sekutu tradisional” AS.

    Dengan itu, menurutnya, pemerintahan Trump benar-benar meninggalkan fondasi utama kebijakan luar negeri Amerika dan melakukan “pergeseran ideologis besar” yang didorong oleh “ambisi geopolitik yang sangat strategis.”

    Penghinaan terbuka terhadap Eropa

    Menurut Clver-Ashbrook, orang Eropa tidak hanya kerap dibuat tersinggung dalam perundingan mengenai Ukraina. Ketidaksukaan sebagian anggota pemerintahan AS terhadap kaum Eropa yang berhaluan liberal kiri sudah berkali-kali terlihat. Ia mencontohkan sebuah percakapan yang bocor melalui majalah AS The Atlantic mengenai serangan AS di Yaman.

    Dalam chat tersebut, Wakil Presiden AS JD Vance dikabarkan mengatakan bahwa orang Eropa akan terlalu banyak diuntungkan dari serangan itu, dan Menteri Perang Pete Hegseth membalas: “Saya sepenuhnya berbagi kebencian Anda terhadap sifat Eropa yang selalu menumpang. Itu menyedihkan.”

    Perang ideologi melalui kebijakan luar negeri

    Menurut Pawel Zerka dari ECFR, Eropa kini berada di tengah sebuah panggung perang budaya yang diimpor Amerika. Pemerintah AS sedang melancarkan pertarungan ideologis terbuka mengenai isu migrasi, iklim, wokeisme, dan kebebasan berpendapat.

    Pada saat yang bersamaan, Trump mendukung kelompok “Kanan Baru” di mana pun ia bisa, dan menormalkan posisi-posisi radikal mereka. Strategi yang didorong ideologi MAGA ini juga mencakup campur tangan aktif dalam pemilu untuk mendukung kandidat-kandidat konservatif, serta membangun semacam “MAGA International” melalui jaringan sayap kanan, serta mempromosikan media dan konferensi kanan seperti CPAC.

    Bisakah Eropa melawan?

    Menurut Zerka, Eropa sebaiknya tidak membiarkan pemerintahan Trump mengendalikan arah kebijakannya. Alih-alih terus melihat diri sebagai pihak yang bergantung pada AS, Eropa perlu bersama-sama menegaskan kepentingannya secara berdaulat — bahkan jika itu berarti menghadapi tekanan Washington.

    Mayoritas negara UE masih dipimpin oleh pemerintahan yang pro-Eropa. Potensi itu harus dimanfaatkan untuk tampil lebih bersatu, bukan terpecah oleh kepentingan nasional atau partai politik.

    Clver-Ashbrook melihat ancaman tambahan bagi Eropa: “Organisasi dengan kekuatan finansial besar — termasuk yang berada di belakang Heritage Foundation dan Project 2025 — kini bersiap mempengaruhi Eropa, termasuk melalui sumbangan kepada partai-partai politik.”

    Seperti yang juga diperingatkan oleh lembaga pengawas Lobbycontrol, aturan pendanaan partai di Jerman dan banyak negara Eropa dinilai terlalu lemah dan dapat menjadi “pintu masuk untuk campur tangan asing, termasuk dari dana negara atau dana yang dikendalikan pemerintah AS.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jernman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Trump Ketiduran Pas Menterinya Lagi Pada Ngomong”

    (nvc/nvc)

  • Wanita China Masuk RS Kena Infeksi Paru Langka gegara Doyan Makan Katak Mentah

    Wanita China Masuk RS Kena Infeksi Paru Langka gegara Doyan Makan Katak Mentah

    Jakarta

    Seorang perempuan berusia 31 yang tidak disebutkan namanya di Shanghai, China mengalami infeksi paru usai mengonsumsi katak mentah. Bagaimana kejadiannya?

    Seorang wanita dibawa ke rumah sakit karena keluhan batuk berkepanjangan disertai dahak berdarah. Kondisi ini muncul 2-3 kali tiap hari.

    Pasien menuturkan batuk itu mulai muncul sekitar 4 bulan sebelum memutuskan ke rumah sakit. Lalu, sekitar sebulan sebelum gejala batuk muncul, pasien sempat mengalami demam tinggi yang menetap selama beberapa minggu dengan suhu mencapai 38,3 derajat celcius.

    Dikutip dari Livescience setelah melalui serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosisnya sebagai pneumonia eosinofilik. Itu merupakan penyakit pernapasan langka yang terjadi ketika sel darah putih menumpuk di paru-paru dan memicu peradangan.

    Dokter memberinya obat steroid untuk mengurangi peradangan pada jaringan paru. Namun, gejala batuknya tetap tidak membaik setelah dua bulan pengobatan.

    CT scan menunjukkan adanya lesi berulang, atau cedera jaringan, sehingga ia dirujuk ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan lanjutan.

    Akhirnya diketahui, pasien sangat menyukai makan katak mentah. Melalui tes darah, ditemukan antibodi terhadap larva Spirometra mansoni, sejenis cacing pita yang dapat memicu infeksi parasit sparganosis. Infeksi ini terjadi ketika seseorang memakan ular atau katak yang terinfeksi larva tersebut dalam keadaan mentah atau kurang matang.

    Setelah tertelan, larva dapat bermigrasi ke berbagai jaringan dan organ tubuh. Dalam kasus pasien tersebut, larva menumpuk di paru-paru yang sebenarnya lokasi infeksi yang sangat jarang.

    Dokter memberikan tablet praziquantel, obat yang efektif melawan berbagai jenis cacing parasit. Setelah lima hari mengonsumsi obat tersebut, batuknya mulai mereda.

    CT scan yang dilakukan 20 hari kemudian menunjukkan area paru-paru yang terinfeksi mulai mengecil. Pada kunjungan satu bulan kemudian, batuknya benar-benar hilang.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Di Balik Reaksi Haru Peneliti RI Ketika Menemukan Spesies Bunga Bangkai Langka

    Di Balik Reaksi Haru Peneliti RI Ketika Menemukan Spesies Bunga Bangkai Langka

    Jauh di dalam hutan Sumatra, konservasionis Indonesia Septian Andriki duduk jatuh menangis setelah menemukan sesuatu yang langka.

    Hanya beberapa meter darinya, terdapat tanaman parasit yang luar biasa dan terlihat seperti dari dunia lain. Nama ilmiahnya adalah Rafflesia hasseltii.

    “Ketika saya melihatnya mulai berbunga, saya langsung terharu,” kata Septian, yang lebih suka dipanggil Deki.

    “Penjaga hutannya mengira saya kerasukan.”

    Deki adalah bagian dari tim peneliti yang sudah berjalan hampir seharian penuh menembus hutan lebat untuk mencari tanaman tersebut, setelah mendapat informasi dari seorang penjaga hutan setempat.

    “Setelah 13 tahun, perjalanan 23 jam, berisiko diserang harimau, baterai ponsel hampir habis, saya tidak bisa bicara. Saya hanya menangis,” kata Deki.

    Wakil direktur Kebun Raya Universitas Oxford, Chris Thorogood, merekam momen tersebut dan rekamannya menjadi viral.

    Spesies paling langka

    Tanaman itu belum pernah terlihat di alam liar oleh mata manusia selama lebih dari satu dekade.

    Di dunia ada puluhan spesies Rafflesia, yang juga dikenal sebagai bunga bangkai busuk.

    Bunga tersebut tumbuh hingga lebar 1 meter dan beratnya bisa lebih dari 6 kilogram.

    Rafflesia hasseltii adalah salah satu spesies paling langka.

    “Hampir tidak ada yang pernah melihatnya, dan menurut saya itu yang paling indah,” kata Dr Thorogood.

    “Warnanya agak putih dengan bintik-bintik merah besar dan kebalikannya pada kelopaknya, sungguh luar biasa.”

    Deki, yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk konservasi dan mencari bunga langka, mulai bekerja dengan Dr Thorogood selama pandemi COVID-19.

    Mereka berdua menemukan beberapa spesies Rafflesia pada tahun 2021 saat melakukan ekspedisi penelitian di hutan hujan Sumatra.

    Namun, spesies khusus Rafflesia hasseltii tidak mereka temukan.

    Penemuan yang mengejutkan

    Awal tahun ini, seorang penjaga hutan di Sumatra Barat mengirimkan foto tahapan awal dari tanaman tersebut.

    “Kuncup bunga ini membutuhkan waktu beberapa bulan, [bahkan bisa] hingga sembilan bulan, untuk mekar, kata Dr Thorogood.

    “Saat bunga mekar, ia hanya mekar selama beberapa hari, jadi kemungkinan bertemu dengan spesies ini sangat kecil.”

    Lokasi tanaman itu tidak hanya sulit dijangkau, tetapi juga berada di “tempat tinggal harimau dan badak”, kata Dr Thorogood.

    “Saya bayangkan lebih banyak harimau yang pernah melihat bunga ini daripada manusia,” tambahnya.

    Deki dan Dr Thorogood mendapatkan izin khusus untuk mencari di area tersebut dan kemudian berangkat bersama penjaga hutan Iswandi ke hutan hujan yang berbahaya.

    Mereka menemukan tanaman itu 23 jam kemudian, tapi belum mekar.

    “Saya merasa sangat sedih, kami telah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan lama,” kata Deki.

    Malam hampir tiba dan Iswandi memperingatkan kalau area di mana mereka berada dikenal sebagai habitat harimau Sumatra.

    Namun Deki tidak mau menyerah setelah menempuh perjalanan sejauh itu.

    “Saya mendekati bunga itu dan berkata, ‘Kita perlu menunggu satu jam di sini,” katanya.

    Mereka pun menunggu sambil waspada terhadap kemungkinan serangan hewan buas, tetapi berharap dapat menggapai kesempatan sekali seumur hidup.

    Momen ‘ajaib’ menyaksikan bunga langka bermekaran

    Tak lama kemudian, bunga itu mulai mekar di bawah sinar rembulan.

    “Sungguh tak tertandingi,” kata Dr Thorogood.

    “Kami duduk di sana dan menyaksikan bunga itu mekar dengan mata kepala kami sendiri.”

    “Sungguh pengalaman yang ajaib dan akan selalu terkenang dalam ingatan saya seumur hidup.”

    Deki menyamakan pengalaman itu dengan kelahiran anaknya.

    “Siklus hidup Rafflesia itu sembilan bulan, seperti bayi di dalam kandungan,” ujarnya.

    “Rasanya melihatnya seperti melihat anak pertama saya.”

    Sebuah unggahan bunga tersebut disebarkan oleh University of Oxford di jejaring sosial, tetapi menuai kritik dari beberapa orang, yang geram karena tidak menyebutkan nama konservasionis dan pemandu asal Indonesia yang terlibat.

    “Unggahan ini kurang menghargai kolaborator Indonesia,” demikian bunyi catatan di bawah unggahan tersebut.

    University of Oxford mengatakan kepada ABC mereka “senang” dapat bekerja sama dengan rekan-rekan dari Indonesia.

    “Kemitraan ini telah berlangsung sejak 2022, dengan tujuan utama pengembangan kapasitas dan dukungan bagi para pahlawan konservasi lokal,” ujar seorang juru bicara universitas tersebut.

    “Kunjungan ke situs Rafflesia hasseltii dilakukan dalam konteks ini, dan kami sangat berterima kasih kepada Septian (Deki) Andriki yang telah bergabung dengan Chris Thorogood di lapangan, dan pemandu lokal mereka, Iswandi.”

    ‘Perlu mempromosikan ekowisata berkelanjutan’

    Deki berharap generasi mendatang dapat menikmati hutan tropis Sumatra seperti dirinya.

    “Saya berharap suatu hari nanti anak cucu kita dapat berkunjung dan melihat hutan ini beserta keanekaragamannya,” ujarnya.

    “Untuk itu, kita perlu mempromosikan ekowisata berkelanjutan.”

    Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan ekspansi perkebunan di Sumatra sudah mengancam keberadaan hutan tropis.

    “Yang terburuk adalah jika mereka mengubah hutan ini menjadi perkebunan kelapa sawit,” kata Deki.

    Dr Thorogood mengatakan berkat kerja keras orang-orang seperti Deki dan Iswandi, masyarakat menjadi lebih memahami hutan hujan Sumatra, yang kemudian meningkatkan semangat untuk melestarikannya.

    “Berkat para penjaga dan pengelola keanekaragaman hayati ini, ada harapan,” kata Dr Thorogood.

    “Meskipun masih ada hutan hujan yang subur seperti yang pernah saya kunjungi ini, ada orang-orang seperti ini yang ingin melindunginya.”

    Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

    Tonton juga video “Sudah Sejauh Mana Progres Riset Rafflesia di Indonesia?”

  • Kenali Fungsi, Letak, dan Penyakit Kelenjar Getah Bening

    Kenali Fungsi, Letak, dan Penyakit Kelenjar Getah Bening

    Jakarta

    Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi akibat bakteri, virus, kuman, dan parasit.

    Jika terjadi infeksi, kelenjar akan membengkak untuk memberikan tanda. Setelah infeksi mereda, kelenjar akan mengempis dengan sendirinya dan kembali ke ukuran semula.

    Fungsi dan Letak Kelenjar Getah Bening

    Kelenjar getah bening berperan penting dalam tubuh untuk melawan infeksi. Fungsinya adalah sebagai filter, yaitu menyaring virus, bakteri, dan penyebab penyakit lainnya sebelum menginfeksi bagian tubuh lainnya.

    Pembengkakan kelenjar getah bening paling sering terjadi karena infeksi bakteri atau virus. Area umum yang sering mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di antaranya leher, di bawah dagu, ketiak, dan selangkangan.

    Gejala Penyakit Kelenjar Getah Bening

    Kelenjar getah bening bisa membengkak sebesar kacang polong, kacang merah, atau bahkan lebih besar. Pembengkakan ini bisa menjadi tanda adanya masalah dalam tubuh dan mungkin terasa nyeri dan sakit.

    Adapun beberapa gejala dari kelenjar getah bening di antaranya:

    Hidung meler, sakit tenggorokan, atau batukPembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, bisa jadi karena infeksi seperti HIV atau monoukleosis, atau gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti lupus atau artritis reumatoid.Kelenjar getah bening yang keras, tumbuh cepat, dan tidak bergerak saat ditekan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kanker sistem limfatik yang disebut limfoma atau kanker lainnyaDemamKeluarnya keringat di malam hari.Penyebab Kelenjar Getah Bening

    Dijelaskan pula oleh laman laman Cleveland Clinic, kelenjar getah bening membengkak saat sel imun berkumpul sebelum tubuh mengirimkan sel-sel tersebut ke tempat yang membutuhkan. Sel-sel imun pada dasarnya menumpuk dan menyebabkan tekanan dan pembengkakan. Infeksi saluran pernapasan atas merupakan penyebab utama dari pembengkakan kelenjar getah bening.
    Kendati demikian, pembengkakan bisa dialami karena:

    Pilek dan flu biasaInfeksi sinus atau sinusitisInfeksi kulit ringanInfeksi bakteri, seperti streptokokus dan staph.

    Pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa terjadi akibat kondisi serius, seperti

    Penyakit virus, seperti hepatitis, cacar air, dan herpes zosterPenyakit bakteri yang jarang terjadi, seperti wabah pes atau tuberkulosisPenyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom SjögrenKondisi endokrin, seperti hipertiroidismeReaksi terhadap obat-obatanKankerInfeksi menular seksualKapan Harus Periksakan Diri ke Dokter?

    Beberapa kelenjar getah bening yang bengkak akan kembali ke ukuran normal saat kondisi yang menyebabkannya membaik. Namun, diperlukan untuk memeriksakan diri jika pembengkakan kelenjar getah bening:

    Tidak diketahui penyebabnyaTerus membesar dan membengkak selama 2-4 minggu.Lebih besar dari 2 cmSangat menyakitkan atau tumbuh dengan cepatMengeluarkan nanah atau zat lainnyaTerasa keras atau kenyal atau tidak bergerak saat ditekanDisertai demam, keringat di malam hari atau penurunan berat badanDisertai batuk yang tak kunjung membaikMenyebabkan kulit merah atau meradang di atas kelenjar getah bening yang bengkak

    (elk/suc)

  • Kelihatan Nggak? Cuma yang Punya Mata Tajam yang Bisa Lihat Hewan di Gambar Ini

    Kelihatan Nggak? Cuma yang Punya Mata Tajam yang Bisa Lihat Hewan di Gambar Ini

    Jakarta

    Tes buta warna biasanya menampilkan pola warna yang membentuk angka. Namun, beberapa tes juga menggunakan gambar hewan yang disamarkan.
    Dengan menyisipkan hewan di antara gradasi warna, tantangan ini bisa menguji seberapa baik kamu membedakan warna. Siap coba?

    Tes Buta Warna Gambar Hewan

    Lihat dan perhatikan beberapa tantangan tes buta warna berikut. Berapa soal yang kira-kira bisa dijawab dengan benar?

    1. Jenis ikan yang populer di pelihara dan dikenal teritorial. Apa hayo?

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    2. Kalau ini adalah hewan darat. Dia punya duri untuk alat pertahanan diri.

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    3. Balik lagi hewan air. Ciri khasnya adalah berubah menjadi warna merah saat terkena panas.

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    4. Hewan parasit yang suka menghisap darah manusia. Tapi tubuhnya kecil.

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    5. Sejenis burung, tapi tidak bisa terbang. Tingginya mencapai 2,5 meter.

    tes buta warna siluet burung. Foto: detikHealth

    6. Punya sayap, hewan ini suka keluar di malam hari.

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    7. Hewan dengan leher yang panjang

    Tes buta warna detikHealth. Foto: detikHealth

    8. Sejenis ikan yang bentuk kepala lebar yang membuatnya terlihat unik.

    Tes buta warna Foto: Firdaus Anwar/detikhealthJawaban Tes Buta Warna

    Sudah menjawab semua tes ini? Periksa jawabanmu di bawah ini.

    1. Ikan cupang
    2. Landak
    3. Udang
    4. Kutu rambut kepala
    5. Burung unta
    6. Kelelawar
    7. Jerapah
    8. Hiu martil

    (elk/kna)

  • Mengenal Rafflesia Hasseltii, Bunga Langka Ditemukan di Sumatra Setelah 13 Tahun

    Mengenal Rafflesia Hasseltii, Bunga Langka Ditemukan di Sumatra Setelah 13 Tahun

    Jakarta

    Rabu (19/11/2025) malam menjadi momen istimewa sekaligus mengharukan bagi tim peneliti dari Oxford University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan aktivis lingkungan Indonesia yang sedang melakukan ekspedisi di hutan Sijunjung, Sumatra Barat. Mereka menemukan bunga langka Rafflesia hasseltii dan menyaksikan langsung bunga tersebut sedang mekar.

    Dalam video dokumentasi yang diposting akun @Ilustratingbotanist dan beredar luas, tampak para peneliti tak bisa menahan rasa haru, mengingat pencarian ini memakan waktu hingga 13 tahun. “Selama 13 tahun. Saya sangat beruntung,” ungkap Septian Andriki, salah satu anggota tim ekspedisi, dalam video tersebut.

    Berikut adalah sejumlah fakta tentang Rafflesia Hasseltii yang dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

    ‘Jamur berwajah harimau’

    Rafflesia hasseltii punya nama lokal Cendawan Muca Rimau yang berarti jamur berwajah harimau. Meskipun Rafflesia memiliki serat mirip miselia yang menembus inangnya, mereka termasuk dikotil dan bukan jamur.

    Spesies ini dikenal sebagai bagian dari genus Rafflesia yang memiliki bunga berukuran besar dengan diameter bunga bisa mencapai 30-40 cm. Keindahannya berpadu dengan aroma menyengat yang menjadi ciri khas kelompok bunga ini. Rafflesia hasseltii memiliki variasi bentuk, warna, dan pola yang paling luas dibandingkan semua Rafflesia.

    Penemuan Rafflesia hasseltii. Foto: Dok. pribadi Septian AndrikiBunga langka

    Rafflesia hasseltii adalah jenis bunga Rafflesia yang langka dan dilindungi. Bunga ini hanya bisa ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Ciri khasnya adalah berwarna merah darah dengan bercak putih di kelopaknya. Bunga ini tidak memiliki akar, batang, maupun daun. Ia sangat sensitif dan seluruh proses hidupnya bergantung pada tumbuhan inang.

    Sedihnya, spesies cantik ini menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan alih fungsi lahan. Kerusakan habitat membuat tumbuhan inangnya semakin berkurang dari tahun ke tahun. Karena itu, populasinya sangat rentan dan butuh habitat yang benar-benar terjaga.

    Habitat alami

    Rafflesia hasseltii tumbuh di hutan hujan tropis Sumatra yang lembap dan berada di area berkanopi lebat. Karena tumbuh di ‘lantai’ hutan, sulit menemukannya tanpa pengamatan intensif. Banyak peneliti harus menempuh perjalanan panjang untuk menemukan kuncup atau bunga yang sedang mekar.

    Kondisi tanah yang kaya humus menjadi faktor penting yang mendukung kehidupan inangnya. Lingkungan yang stabil juga memastikan siklus hidup Rafflesia dapat berlangsung tanpa gangguan.

    Peran ekologi

    Secara ekologis, bunga ini memberikan peran penting dalam menjaga keragaman serangga penyerbuk. Lalat yang datang akibat aroma khasnya menjadi bagian dari rantai interaksi di lantai hutan.

    Rafflesia hasseltii juga membantu peneliti memahami proses evolusi tumbuhan parasit. Pola hidupnya menjadi contoh bagaimana organisme beradaptasi secara ekstrem demi bertahan. Siklus hidup Rafflesia hasseltii memerlukan waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya mekar hanya dalam beberapa hari. Hal ini membuat proses mekarnya menjadi momen langka yang sangat dinanti.

    Ketergantungannya pada Tetrastigma menunjukkan betapa eratnya hubungan antarspesies di dalam hutan. Hilangnya satu komponen ekosistem dapat mengancam keberadaan bunga parasit ini. Keberadaan Rafflesia hasseltii juga menjadi indikator bahwa hutan tersebut masih sehat. Para peneliti menjadikannya tolok ukur kualitas ekosistem di kawasan hutan Sumatra.

    (rns/rns)

  • Cerita Lengkap Penemuan Rafflesia Hasseltii Mekar di Habitat Harimau Sumatera

    Cerita Lengkap Penemuan Rafflesia Hasseltii Mekar di Habitat Harimau Sumatera

    Ketertarikan Septian pada bunga Rafflesia bukan suatu kebetulan. Dulunya, dia merupakan guru olah raga. Tujuh tahun Septian mengajar. Suatu hari, dia sering mendapat buku tentang bunga Rafflesia.

    Dari situ kecintaannya pada bunga edemik Indonesia ini tumbuh. Hingga akhirnya dia mulai melakukan berbagai ekspedisi.

    Di tahun 2017, Septian menemukan Rafflesia Kemumu, jenis baru yang ada di Bengkulu. Penamaan Kemumu mengacu pada wilayah asal penemuan, Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.

    Sebagaimana diketahui, saat ini ada lima jenis Rafflesia endemik Bengkulu. Yaitu arnoldi dengan diameter paling besar yang pernah ditemukan mencapai 105 cm.

    Kemudian Rafflesia gadutensis. Rafflesia Bengkuluensis. Rafflesi kemumu, dan Rafflesia Hasseltii. Dokumentasi pertama kali penemuan Rafflesia Hasseltii di Bengkulu terjadi pada tahun 2011.

    Di tahun 2019, Septian mengenal Chris. Dia yang kepincut pada cerita terkait Rafflesia, kemudian datang ke Indonesia pada tahun 2021 khusus untuk Rafflesia.

    Ekspedisi saat itu bersama Chris, ditemukan Rafflesia Arnoldi. Satu tahun kemudian, Chris kembali lagi ke Indonesia.

    Pada ekspedisi kedua ini, Chris dan Septian menemukan sejumlah beberapa jenis bunga Rafflesia. Hasil dari ekspedisi ini, kemudian dibuat gambar untuk Google.

    “Raflesia sifat parasit. Begitu tumbuh di satu inang, dia bakal melukai inangnya. itu simbiosis,” ujar Septian di ujung telepon.

  • Kronologi Gajah Dona Meninggal, Sempat Kritis Enam Hari dan Tak Mau Makan

    Kronologi Gajah Dona Meninggal, Sempat Kritis Enam Hari dan Tak Mau Makan

    Liputan6.com, Jakarta Seekor gajah betina jinak binaan Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bernama Dona, mati di Camp Elephant Response Unit (ERU) Bungur, Minggu 16 November 2025. Gajah berusia sekitar 45 tahun itu mengembuskan napas terakhir setelah enam hari mengalami kondisi kritis akibat dugaan infeksi parasit.

    Humas TNWK, Nandri menyebut kematian Dona menjadi kehilangan besar bagi keluarga besar Way Kambas. 

    “Dona sudah lama menjadi bagian penting dari program konservasi. Upaya maksimal telah kami lakukan,” kata Nandri, Senin (17/11). 

    Nandri mengungkapkan, masalah kesehatan Dona mulai terdeteksi pada 6 November 2025 saat pemeriksaan rutin. 

    “Tim medis mendapati kadar eosinofil tinggi pada darah Dona, mengarah pada dugaan infeksi parasit. Sejak itu, Dona menjalani infus dan pengawasan ketat,” ungkapnya.

    Pada 13 November 2025, kondisi mulai memburuk. Dona tidak mau makan, meski masih mampu bergerak aktif. Sehari berikutnya, infus kembali dipasang karena tidak ada perkembangan signifikan. 

    “Memasuki 15 November, Dona hanya sanggup mengonsumsi sedikit makanan, sekitar satu sisir pisang. Gerakannya masih tampak, namun tubuhnya makin lemah,” jelas dia.

    Puncak kritis terjadi pada 16 November. Pukul 03.00 WIB, Dona masih menunjukkan respons ringan. Pukul 05.45 WIB, tubuhnya melemah drastis dan ia tak lagi mampu berdiri.

    Tim medis bersama Kepala SPTN Wilayah II Bungur langsung bergerak menuju lokasi. Namun ketika tiba di Camp ERU Bungur pada pukul 13.20 WIB, Dona telah mati sekitar pukul 13.00 WIB.  

    “Dona ditemukan tanpa napas dengan lidah pucat,” katanya.