Topik: neraca perdagangan

  • Cetak Rekor Lagi! Neraca Perdagangan RI Surplus 57 Bulan Beruntun

    Cetak Rekor Lagi! Neraca Perdagangan RI Surplus 57 Bulan Beruntun

    Jakarta

    Neraca perdagangan Indonesia surplus selama 57 bulan berturut-turut pada Januari 2025. Ini sekaligus menjadi rekor terbaru setelah pada bulan lalu surplus 56 bulan berturut-turut.

    Surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor lebih besar daripada impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2025 sebesar US$ 21,45 miliar, sedangkan nilai impor pada Januari 2025 US$ 18 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 surplus sekitar US$ 2,45 miliar.

    “Pada Januari 2025 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$ 3,45 miliar atau naik sebesar US$ 1,21 miliar secara bulanan. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

    Wanita yang akrab disapa Winny menjelaskan, surplus neraca perdagangan Januari ditopang komoditas nonmigas, utamanya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

    “Surplus pada Januari 2025 ini ditopang oleh surplus pada komoditas non migas, di mana komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar US$ 1,43 miliar di mana penyumbang defisitnya adalah minyak mentah dan hasil minyak,” ujarnya.

    (ara/ara)

  • Was-Was Perang Dagang Trump 2.0, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Makin Sempit

    Was-Was Perang Dagang Trump 2.0, Surplus Neraca Dagang Diprediksi Makin Sempit

    Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran akan perang dagang 2.0 usai Donald Trump menduduki kursi Presiden AS terus muncul dan berdampak terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia. 

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memprediksikan surplus perdagangan Januari 2025 masih akan melanjutkan tren 56 bulan berturut-turut, namun akan menyusut lebih lanjut dari bulan sebelumnya.  

    Dirinya memperkirakan surplus neraca dagang menyempit dari US$2,24 miliar pada Desember 2024 menjadi US$1,76 miliar pada Januari 2025.

    “Didorong oleh normalisasi harga komoditas, meningkatnya kekhawatiran perang dagang, dan pelemahan ekonomi global,” tuturnya, Minggu (16/2/2025). 

    Josua menjelaskan kondisi perdagangan global yang menurun tercermin dari Baltic Dry Index yang menunjukkan tren penurunan yang signifikan pada Januari 2025. 

    Hal ini mengindikasikan perlambatan perdagangan global dan berkurangnya permintaan untuk pengiriman bahan baku di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai risiko Perang Dagang 2.0 dan perlambatan global.

    Akibatnya, pertumbuhan ekspor bulanan pada Januari 2025 diproyeksikan turun 7,42% month to month (MtM)—sejalan dengan tren awal tahun—ditambah pengaruh melemahnya permintaan eksternal. 

    Utamanya, permintaan dari China di mana indikator ekonomi menunjukkan sinyal perlambatan yang berkelanjutan. Selain itu, harga komoditas global terus mengalami normalisasi. Sementara secara tahunan, ekspor masih akan tumbuh 5,99% year on year (YoY). 

    Sementara itu, aktivitas impor masih cukup kuat dan didorong permintaan domestik. Josua memproyeksikan impor mencapai 7,92% YoY pada Januari 2025 atau lebih rendah dari pertumbuhan 11,07% YoY di Desember 2024. 

    Impor yang kuat juga tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang naik pada Januari 2025 ke level 51,9 dan menandakan ekspansi yang berkelanjutan.

    Secara historis pada 2024, neraca perdagangan Indonesia mengumpulkan surplus mencapai US$31,04 miliar. Surplus terbesar dihasilkan pada November 2024 yang mencapai US$4,36 miliar, sementara terendah pada Juli 2024 senilai US$500,9 juta. 

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyampaikan realisasi ekspor, impor, dan neraca perdagangan Januari 2025 pada Senin (17/2/2025) pukul 11.00 WIB. 

  • Ekspor Impor Januari 2025 Diramal Kontraksi, Neraca Dagang Susut ke US,47 Miliar

    Ekspor Impor Januari 2025 Diramal Kontraksi, Neraca Dagang Susut ke US$1,47 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja perdagangan internasional Indonesia berupa ekspor dan impor diramal mengalami kontraksi secara bulanan atau dibandingkan dengan Desember 2024. 

    Kepala Ekonom PT Bank Centra Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memperkirakan ekspor secara bulanan terkontraksi hingga 6,9% month to month (MtM) atau senilai US$21,8 miliar. Sementara impor terkontraksi 4% dengan nilai mencapai US$20,4 miliar. 

    Dengan demikian, estimasi neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 masih akan surplus senilai US$1,47 miliar. Lebih rendah dari realisasi surplus Desember 2024 yang senilai US$2,24 miliar. 

    “Neraca dagang turun terutama karena harga komoditas ekspor utama Indonesia, batu bara dan CPO turun sedangkan harga minyak naik,” ujarnya, Minggu (16/2/2025). 

    David melihat kinerja ekspor dan impor secara bulanan keduanya turun karena jumlah hari kerja yang lebih sedikit pada Januari 2025. 

    Sementara secara tahunan, ekspor dan impor masih terpantau tumbuh positif masing-masing sebesar 6,58% year on year (YoY) dan 10,15%. 

    Ke depannya, David menilai neraca dagang masih akan mencatatkan surplus tetapi cenderung lebih lemah karena ketidakpastian kebijakan tarif dari Donald Trump. Sementara saat ini belum ada katalis baru yang dapat mendorong harga komoditas. 

    Di sisi lain, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang memproyeksikan surplus neraca dagang yang lebih optimistis di angka US$1,78 miliar. 

    Sejalan dengan indeks Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Januari 2025 naik ke 51,9 dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,2, mencerminkan ekspansi manufaktur yang mendorong impor bahan baku. 

    Alhasil, impor meningkat 8,1% YoY seiring dengan kebutuhan manufaktur. Sementara ekspor tumbuh 6,35% YoY didukung kenaikan harga CPO meski batu bara dan steel tertekan,” jelasnya. 

    “Neraca perdagangan tetap surplus US$1,78 miliar, menuniukkan ketahanan ekspor di tengah tekanan harga pada komoditas global,” jelasnya. 

    Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,24 miliar pada Desember 2024. Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir. 

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun dibandingkan November 2024. 

    Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

  • Perang Dagang AS Vs Kanada, Tarif Balasan Siap Dilancarkan

    Perang Dagang AS Vs Kanada, Tarif Balasan Siap Dilancarkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Kanada menyatakan siap membalas kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, jika masa penundaan yang sedang berlangsung selesai dan kedua negara tidak mencapai kesepakatan selama periode tersebut.

    Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen menuturkan kebijakan pengenaan tarif impor yang diberikan AS sepenuhnya tidak dapat dibenarkan. Hussen menuturkan kebijakan tarif tersebut tidak masuk akal karena Kanada telah menjadi mitra dagang yang baik bagi AS.

    Dia menuturkan, AS sebenarnya memiliki surplus neraca perdagangan dengan Kanada jika tidak memperhitungkan sektor minyak dan gas. Hussen pun berharap kebijakan tarif tersebut dapat ditunda tanpa batas waktu. 

    Meski demikian, Hussen menyebut Pemerintah Kanada siap membalas kebijakan tersebut jika nantinya tarif itu mulai diberlakukan.

    “Jika ada peraturan tersebut pada akhirnya akan diberlakukan setelah jeda, kami berharap hal itu tidak terjadi, kami berhak untuk menanggapinya. Kami telah mengatakan bahwa akan merespons dengan tegas setiap tarif yang tidak adil dan tidak dapat dibenarkan yang akan dikenakan pada Kanada,” jelas Hussen dalam sesi konferensi pers di Canada’s Official Residence di Jakarta pada Jumat (14/2/2025).

    Menurutnya, perdagangan Kanada dan AS telah membawa dampak positif bagi kedua negara. Dia menjelaskan, jutaan lapangan kerja di Kanada dan Amerika Serikat telah tercipta karena perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi kedua negara selama beberapa dekade terakhir.

    Mengutip data dari laman resmi Badan Pusat Statistik Kanada atau Statistic Canada, surplus perdagangan barang Kanada dengan Amerika Serikat berjumlah US$102,3 miliar pada 2024, menyempit dibandingkan dengan surplus US$108,3 miliar pada 2023. 

    Sementara itu, untuk perdagangan jasa, Kanada secara konsisten mencatat defisit dengan Amerika Serikat, terutama karena jasa perjalanan. Adapun, ketika perdagangan barang dan jasa digabungkan, Kanada mencatat surplus perdagangan keseluruhan sebesar US$94,4 miliar dengan Amerika Serikat pada tahun 2023.

    “Ini merupakan kemitraan perdagangan ekonomi terbaik antara dua negara di seluruh dunia. Kami percaya bahwa kemitraan ekonomi dan hubungan persahabatan antara negara-negara kita telah membawa dampak baik bagi kedua negara dan masyarakat,” kata Hussen.

  • Elpiji Selalu Jadi Beban Subsidi, Ekonom Sarankan Pemerintah Perluas Infrastruktur Jargas – Halaman all

    Elpiji Selalu Jadi Beban Subsidi, Ekonom Sarankan Pemerintah Perluas Infrastruktur Jargas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Upaya mempercepat perluasan dan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (Jargas) perlu segera diwujudkan. Dalam jangka pendek, langkah ini akan membantu perekonomian negara akibat terus membengkaknya beban keuangan akibat ketergantungan elpiji impor yang konsumsinya terus bertambah.

    ”Secara policy, setuju untuk Jargas ini segera diakselerasi, terutama di kota-kota besar yang secara penduduknya banyak dan beragam tingkat ekonominya,” ucap Ekonom Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya dikutip dari keterangan pers tertulis, Kamis, 13 Februari 2025.

    Secara realistis, Berly yang juga ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Jargas tidak akan langsung menggantikan eksistensi elpiji. Akan tetapi penting untuk segera dijalankan peningkatan infrastrukturnya sehingga mengurangi ketergantungan terhadap elpiji yang bersumber dari impor.

    Jargas bisa mengoptimalkan sumber energi gas bumi di dalam negeri sehingga positif secara jangka panjang. Sekalipun biaya investasi di awal untuk pembangunan infrastrukturnya tidak murah.

    ”Investasi awal mahal artinya sebagai Capex (Capital expenditure/belanja modal) tapi nanti Opex (Operational expenditure/belanja operasional)nya rendah. Menghemat secara jangka panjang. Dalam 5 tahun sudah terlihat penghematannya,” jelasnya.

    Komitmen penuh dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memperluas pemanfaatan Jargas supaya terjadi kesepahaman dan keselerasan dengan pemerintah daerah (Pemda). Perbedaan kebijakan di Pemda, menurutnya, kerap menjadi hambatan pembangun infrastruktur termasuk untuk energi.

    ”Yang belum saya lihat ini memang pemda atau pemerintah kota juga harus support. Ini yang seringkali jadi tantangan. Jadi planning-nya ini harus matang,” ucapnya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap elpiji impor merupakan salah satu permasalahan utama di sektor energi. Sebab kemampuan produksi elpiji di dalam negeri hanya 1,4 juta ton sedangkan konsumsinya mencapai 8 juta per ton per tahun. 

    Selisih yang jumlahnya sangat besar itu kemudian diatasi melalui impor. ”Impor kita sekitar 6 sampai 7 juta ton per tahun,” ujarnya di Kementerian ESDM, baru-baru ini.

    Program Jargas, lanjut Bahlil, akan dioptimalkan untuk menutupi gap antara kemampuan produksi dengan konsumsi elpiji itu. ”Setidaknya kita akan dorong pada gasifikasi untuk jargas. Jaringan gas kepada rumah rakyat,” tegasnya.

    Hal itu sejalan dengan upaya sebelumnya dimana Pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri sehingga pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan Jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional. 

    Jargas nantinya juga bermanfaat mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp2,64 triliun per tahun.

    Hingga akhir 2024, menurut data ESDM, total Jargas telah mendekati 1 juta Sambungan Rumahtangga (SR).

    Dari angka tersebut, sebanyak lebih dari 820 ribu atau setara 84 ribu metrik ton LPG di antaranya dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai badan usaha yang mendapatkan penugasan pembangunan Jargas ke rumah tangga.

    Selain itu, Bahlil menyebut Presiden Prabowo Subianto juga telah memberi arahan untuk mengurangi impor elpiji melalui pengembangan propana (C3) dan butana atau C4.(tribunnews/fin)

  • Beyond Zero, Menyongsong Mobilitas Berkelanjutan untuk Netralitas Karbon di Indonesia – Halaman all

    Beyond Zero, Menyongsong Mobilitas Berkelanjutan untuk Netralitas Karbon di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berperan aktif dalam dekarbonisasi, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) menginisiasi agenda “Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon”, sebagai pameran Solusi Mobilitas Hijau.

    Acara ini sebagai upaya untuk menunjukkan kepada publik bagaimana industri otomotif Indonesia mulai melakukan transisi menuju netralitas karbon.

    Toyota juga melihat “Beyond Zero” sebagai upaya untuk menciptakan dan memberikan nilai lebih, dengan terus mencari cara untuk meningkatkan kehidupan dan masyarakat di masa depan.

    CEO Toyota Wilayah Asia Masahiko Maeda, menyampaikan dengan usaha Indonesia untuk mewujudkan target Nationally Determined Contribution (NDC) dan ketahanan energi, Toyota berperan sebagai mitra yang berkomitmen dalam perjalanan ini. 

    “Karbon adalah musuh bersama dan karbon emisi harus segera dikurangi sesegera mungkin. Toyota berkomitmen untuk memberikan pilihan teknologi elektrifikasi, mulai dari biofuel dan flexy-fuel hingga hibrida dan teknologi sel hidrogen. Konsep Beyond Zero menekankan dedikasi Toyota untuk mengatasi segala tantangan dalam berinovasi,” tutur Maeda saat membuka acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    Acara ini akan berlangsung selama empat hari, dari 12 -15 Februari 2025 di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    Para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan test drive langsung berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan yang menerapkan konsep multiple-pathway, termasuk kendaraan beremisi rendah dan berteknologi tinggi yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, mesin flexy-fuel (biodiesel, bio-etanol), kendaraan konversi, dan kendaraan elektrifikasi (HEV, PHEV, BEV, FCEV) yang berkontribusi pada pengurangan emisi.

    Pengunjung juga dapat mempelajari tentang netralitas karbon melalui pameran, public advocacy, diskusi terkait industri hijau, transisi energi, dan roadmap bio-fuel.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta, mengungkap pemerintah mengapresiasi langkah Toyota dalam mendukung upaya penurunan emisi.

    “Penyelenggaraan acara hari ini membuktikan bahwa Toyota tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan berdaya saing global,” terang Setia.

    Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, menyampaikan sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon, dengan keterlibatan positif masyarakat Indonesia membantu pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emissions pada tahun 2060. 

    “Kami menyadari dengan target pengurangan emisi ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak, atau satu teknologi saja, sehingga dalam acara ini kami menyajikan berbagai jenis kendaraan dan teknologi energi dengan strategi multi-pathway,” ucap Nandi.

    Nandi menambahkan, selaras dengan prinsip Toyota “No One Left Behind” semua teknologi berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pengurangan impor bahan bakar, yang juga membantu menjaga atau meningkatkan neraca perdagangan nasional.

    “Hal ini, jika dimanfaatkan secara optimal, akan memberikan dampak positif pada industri otomotif dan rantai pasoknya yang padat karya, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja dan sedang beradaptasi dengan teknologi otomotif masa depan yang lebih canggih,” ujar Nandi.

    Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku industri, Pertamina, PLN, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BBIA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri), SERA (PT Serasi Auto Raya), MODA (PT Mobilitas Digital Indonesia), Toyota Tsusho dalam acara ini.

    Kemudian ada pula dari akademisi seperti, ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), NUS (Universitas Nasional Singapura), termasuk startup Zero Board dan pemangku kepentingan yang mendukung untuk memberikan solusi inovatif melalui produk, layanan dan aktivitas operasional yang tidak hanya menghilangkan emisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi di Indonesia.

    Acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon menjadi contoh kolaborasi positif antara Toyota Indonesia dan Kementerian Perindustrian, karena acara ini menjadi jembatan untuk Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) yang diselenggarakan oleh Kemenperin RI.

    Pada tahun 2024, Kemenperin RI sukses menyelenggarakan ‘AIGIS Perdana 2024’ selama dua hari, yang menarik lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai sektor, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan Industri Hijau.

    AIGIS juga menjadi acara netralitas karbon pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah, dengan pembahasan mengenai penggunaan energi. Karena antusiasme publik dan kesuksesan acara tersebut, Kemenperin RI berencana melanjutkan AIGIS sebagai platform tahunan yang fokus untuk isu lingkungan berkelanjutan baik tingkat nasional maupun global.

    Di 2025, akan diselenggarakan AIGIS ke-2 dengan tema “Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau”. Tema ini selaras dengan target dan strategi yang saat ini dijalankan Kemenperin RI.

    Terkait dengan teknologi energi masa depan, Toyota Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah, Pertamina, PLN, BRIN dan akademisi, secara resmi meluncurkan fasilitas Toyota Indonesia Hydrogen Refuelling Station (HRS) di xEV Center Pabrik TMMIN Karawang 3.

    Fasilitas ini memperkenalkan langkah penting menuju transisi energi, mendukung pemanfaatan sumber daya energi terbarukan. Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan lingkungan yang berkelanjutan.

  • CN Mobility Event 2025 Resmi Dibuka, Pamerkan Teknologi Ramah Lingkungan Toyota

    CN Mobility Event 2025 Resmi Dibuka, Pamerkan Teknologi Ramah Lingkungan Toyota

    Jakarta

    Gelaran Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 resmi dibuka di Gambir Expo, area IIMS 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (12/2/2025). Melalui kegiatan ini, Toyota memperkenalkan berbagai teknologi ramah lingkungannya yang terangkum dalam konsep multi-pathway.

    Toyota Indonesia (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia/TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor/TAM) mempersembahkan ‘Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon’ sebagai pameran Solusi Mobilitas Hijau, yang menampilkan teknologi multi-pathway, yang tertuang dalam tiga pilar yaitu: Solusi Mobilitas, Solusi Energi, dan Solusi Data.

    Tema pada Acara Mobilitas untuk Netralitas Karbon ini adalah Beyond Zero, yang menekankan kepada komitmen global Toyota, termasuk Toyota Indonesia, untuk mencapai Netralitas Karbon dengan membuat ekosistem hijau untuk masa depan berkelanjutan, dengan cara yang mempertimbangkan keunikan lingkungan, industri dan kebijakan energi pada masing-masing Negara.

    Dengan ambisi ‘Achieving zero carbon impact, and adding new value beyond it’, acara ini memperlihatkan usaha dari transisi industri otomotif Indonesia menuju Netralitas Karbon, yang harapannya bisa membantu mengurangi dampak negatif karbon terhadap rakyat Indonesia, industri dan lingkungan. Lebih lanjut, Toyota juga melihat “Beyond
    Zero” untuk menciptakan dan memberikan nilai lebih, dengan terus mencari cara untuk meningkatkan kehidupan dan masyarakat di masa depan.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Dari bio-fuel and flexy-fuel technology hingga hybrid electric vehicles, battery electric vehicles, dan hydrogen fuel cell technology, konsep Beyond Zero memperlihatkan dedikasi Toyota untuk mendorong batasan dalam inovasi, sekaligus mendorong pendekatan pragmatis dan holistik menuju ekosistem hijau dan rendah karbon bagi seluruh warga negara Indonesia, yang menandai pencapaian penting dalam perjalanan Toyota Indonesia menuju mobilitas berkelanjutan,” bilang Masahiko Maeda, CEO Wilayah Asia, dalam sambutannya.

    Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku industri, Pertamina, PLN, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BBIA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri), SERA (PT Serasi Auto Raya), MODA (PT Mobilitas Digital Indonesia), lalu Toyota Tsusho. Kemudian dari akademisi seperti, ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), NUS (Universitas Nasional Singapura). Termasuk startup Zero Board dan pemangku kepentingan yang mendukung untuk memberikan solusi inovatif melalui produk, layanan, dan aktivitas operasional yang tidak hanya menghilangkan emisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi di Indonesia.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Jembatan untuk Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS)

    Beyond Zero juga menjadi jembatan untuk acara AIGIS yang diselenggarakan oleh Kemenperin RI. Pada tahun 2024, Kemenperin RI sukses menyelenggarakan ‘AIGIS Perdana 2024’ selama dua hari, yang menarik lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai sektor, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan Industri Hijau. AIGIS juga menjadi acara netralitas karbon pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah, dengan pembahasan mengenai penggunaan energi. Karena antusiasme publik dan kesuksesan acara tersebut, Kemenperin RI berencana melanjutkan AIGIS sebagai platform tahunan yang fokus untuk isu lingkungan berkelanjutan baik tingkat nasional maupun global.

    Di 2025, akan diselenggarakan AIGIS ke-2 dengan tema “Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau”. Tema ini selaras dengan target dan strategi yang saat ini dijalankan Kemenperin RI. Dari acara tersebut, diharapkan adanya kolaborasi kuat antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat dekarbonisasi. AIGIS akan menjadi platform yang mewadahi tukar pengalaman, pengetahuan dan inovasi terkini baik skala nasional maupun internasional. Acara ini juga diharapkan membuka peluang investasi hijau yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus tetap sejalan dengan target iklim yang ambisius.

    “Sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon, dengan keterlibatan positif masyarakat Indonesia membantu pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emissions pada tahun 2060. Kami menyadari dengan target pengurangan emisi ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak, atau satu teknologi saja. Sehingga, dalam acara ini, kami menyajikan berbagai jenis kendaraan dan teknologi energi dengan strategi multi-pathway. Selaras dengan prinsip kita ‘No One Left Behind’ semua teknologi berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pengurangan impor bahan bakar, yang juga membantu menjaga atau meningkatkan neraca perdagangan nasional. Hal ini, jika dimanfaatkan secara optimal, akan memberikan dampak positif pada industri otomotif dan rantai pasoknya yang padat karya, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja dan sedang beradaptasi dengan teknologi otomotif masa depan yang lebih canggih,” ujar Nandi Julyanto selaku Presiden Direktur PT TMMIN.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Acara ini akan berlangsung selama empat hari, dari 12 -15 Februari 2025. Para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan test drive langsung berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan yang menerapkan konsep multiple-pathway, termasuk kendaraan beremisi rendah dan berteknologi tinggi yang menggunakan bahan bakar
    ramah lingkungan, mesin flexy-fuel (biodiesel, bio-etanol), kendaraan konversi, dan kendaraan elektrifikasi (HEV, PHEV, BEV, FCEV) yang berkontribusi pada pengurangan emisi. Pengunjung juga dapat mempelajari tentang Netralitas Karbon melalui pameran, public advocacy, diskusi terkait industri hijau, transisi energi, dan roadmap bio-fuel.

    “Sejalan dengan visi Beyond Zero, Toyota mendorong partisipasi publik dalam mengurangi emisi dengan menawarkan beragam kendaraan elektrifikasi (xEV) yang lengkap untuk semua segmen. Pada acara ini, pengunjung bisa melihat teknologi elektrifikasi Toyota secara aktif, mulai dari HEV ke BEV, PHEV, dan FCEV yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar masa depan. Dengan strategi multi-pathway kita juga memperlihatkan kecanggihan kendaraan ICE, dengan emisi rendah dan cocok untuk energi alternatif seperti bioetanol. Dengan berbagai pilihan yang ramah lingkungan ini, kita berharap masyarakat bisa memilih solusi mobilitas terbaik yang mendukung pengurangan emisi” ujar Presiden Direktur PT TAM, Hiroyuki Ueda.

    (lua/rgr)

  • Menteri Rosan Bidik 3 Vendor Baru Investasi Apple di Indonesia – Page 3

    Menteri Rosan Bidik 3 Vendor Baru Investasi Apple di Indonesia – Page 3

     Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan, investasi Apple di Indonesia tidak dilakukan langsung oleh induk perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut, melainkan lewat pihak vendor. 

    Model investasi melalui vendor juga turut dilakukan Apple di negara-negara lain. Untuk di Indonesia, perusahaan memakai vendor untuk membangun pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau.  

    “Saya musti koreksi ya, yang investasi itu bukan Apple, tapi vendor-nya Apple. Karena itu yang mereka lakukan, baik di India, Vietnam, Malaysia, bukan Apple-nya,” jelas Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

    “Contohnya, ini handphone Apple. Satu handphone ada 320 vendor. Di Thailand, di Malaysia, Vietnam, vendor-nya lebih dari 35, ada yang hampir 40 vendor-nya. Di kita, itu baru hanya ada satu,” dia menambahkan. 

    Meskipun baru satu vendor, Rosan meyakini investasi Apple di Tanah Air bakal turut mendongkrak neraca perdagangan Indonesia. Lantaran 65 persen dari hasil produksi vendor tersebut akan berorientasi ekspor, dan berkontribusi pada nilai ekspor Indonesia. 

    Dalam hal ini, dia menjelaskan investasi Apple USD 200 juta untuk pembuatan pabrik AirTag di Batam. Adapun nilai total investasi yang diajukan Apple sebesar USD 1 miliar, merujuk pada pendapatan dari hasil penjualan. 

    “Memang investasi Apple itu tuh adalah mereka one billion (USD) in term of revenue-nya mereka sebagai offtaker,” kata Rosan. 

    “Jadi ini untuk ekspor kita juga akan meningkat. Dan ini akan terus meningkat dari USD 1 billion ke USD 2 billion, sampai dengan USD 10 billion dalam waktu yang nanti tidak lama,” ia menambahkan. 

     

  • Pasar SUN Dibayangi Ketidakpastian Global, Investor Incar Tenor Pendek

    Pasar SUN Dibayangi Ketidakpastian Global, Investor Incar Tenor Pendek

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar Surat Utang Negara (SUN) pada pekan depan masih dibayangi oleh ketidakpastian global akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam situasi ini, investor cenderung mengalihkan minat ke surat utang tenor pendek untuk mengurangi risiko.

    Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, sentimen global, khususnya ketidakstabilan kebijakan tarif impor yang diterapkan Trump, akan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan yield SUN. Selain itu, investor juga akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi dalam negeri, seperti neraca perdagangan dan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI rate).

    “Trade balance kemungkinan sedikit menurun, tetapi ini wajar untuk Januari. Sementara itu, BI rate diperkirakan tetap, meski ada potensi tambahan kebijakan makroprudensial yang lebih longgar, seperti penurunan reserve requirement perbankan atau pelonggaran likuiditas,” ujar Fikri kepada Beritasatu.com, Minggu (9/2/2025).

    Menurutnya, kombinasi kebijakan pro-growth dari Bank Indonesia dan ketidakpastian global dapat menekan yield pasar SUN pekan ini, meskipun penurunannya diperkirakan tidak sebesar pekan lalu. Investor masih menunggu arah kebijakan lanjutan dari AS, terutama terkait tarif dagang dengan China dan Meksiko.

    Fikri menambahkan bahwa investor asing masih menunjukkan minat terhadap Surat Berharga Negara (SBN), terlihat dari tren net buy sejak awal Februari dan hasil lelang SBN pekan lalu yang cukup kuat. Namun, pergerakan pasar tetap dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah.

    “Pekan lalu, yield SUN 10 tahun sempat berada di kisaran 6,87%-6,89%. Pekan ini, potensi penurunannya ada, tetapi terbatas di level 6,82%-6,84%. Market juga akan mencermati data new home sales AS yang bisa memberikan tekanan inflasi di sana,” jelasnya.

    Dari sisi penerbitan, sebelumnya pemerintah telah menggelar lelang SUN dengan target indikatif Rp 24 triliun, sementara permintaan mencapai Rp 77,7 triliun, mencerminkan tingginya minat investor.

    Ke depan, permintaan diperkirakan masih akan terpusat pada tenor pendek, seperti SPSN dan PBS034 yang memiliki tenor sekitar 11 tahun.

    Pada Selasa, (11/2/2025) mendatang, pemerintah berencana melelang tujuh seri Surat Utang Negara dengan target indikatif sebesar Rp 10 triliun.

    Fikri menilai bahwa ketidakstabilan di pasar lebih banyak disebabkan oleh pernyataan-pernyataan Trump daripada kebijakan ekonominya secara keseluruhan (Trumponomics).

    Meskipun Menteri Keuangan AS Scott Bessent menganggap lebih stabil, tetapi pernyataan Trump yang sering berubah masih menjadi faktor yang diperhatikan investor.

    “Contohnya, Trump mengumumkan tarif ke China, tetapi kemudian direvisi bahwa produk di bawah US$ 8.000 tidak terkena cukai. Hal ini membuat pasar lebih berhati-hati dalam mengambil posisi,” paparnya.

    Dengan kondisi tersebut, Fikri memperkirakan perbankan masih akan menjadi investor utama dalam lelang pasar SUN mendatang, terutama karena tren switching dari SRBI ke SBN akibat penurunan yield SRBI.

  • Trump Bikin Ulah, Harga Minyak Siap Tinggalkan USD 70 per Barel – Page 3

    Trump Bikin Ulah, Harga Minyak Siap Tinggalkan USD 70 per Barel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia ditutup naik pada perdagangan Jumat setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru kepada siapa saja yang membantu ekspor minyak mentah Iran.

    Namun jika dilihat secara mingguan, harga minyak dunia turun karena investor khawatir tentang perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok dan ancaman tarif pada negara lain.

    Mengutip CNBC, Sabtu (8/2/2025), harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada USD 74,66 per barel, naik 37 sen atau 0,5% pada Jumat tetapi turun hampir 3% minggu ini.

    Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD 71,00 per barel, naik 39 sen atau 0,55% tetapi turun sekitar 2% minggu ini.

    Departemen Keuangan AS mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan mengenakan sanksi baru pada beberapa individu dan perusahaan pengelola kapal tanker yang membantu mengirimkan jutaan barel minyak mentah Iran ke Tiongkok. Sanksi ini merupakan langkah bertahap untuk meningkatkan tekanan pada pemerintahan Iran di Teheran.

    “Trump telah berbicara tentang tekanan maksimum (pada Iran). Pasar menanggapinya dengan sangat serius,” kata Kepala Riset Komoditas Global Societe Generale Michael Haigh.

    Bank Prancis tersebut memproyeksikan bahwa ekspor minyak Iran akan berkurang setengahnya.

    “Pemberlakuan tarif dan jeda tersebut seharusnya menguntungkan pasar minyak karena menambah ketidakpastian. Namun, Anda belum melihat respons ini karena kekhawatiran permintaan. Tarif dan respons saling balas dari negara-negara, itu merugikan PDB global dan permintaan minyak,” tambah Haigh.

    Tarif China

    Trump telah mengumumkan tarif 10% untuk impor Tiongkok sebagai bagian dari rencana luas untuk meningkatkan neraca perdagangan AS, tetapi menangguhkan rencana untuk mengenakan tarif tinggi pada Meksiko dan Kanada.

    “Tekanan negatif berasal dari berita seputar tarif, dengan kekhawatiran atas potensi perang dagang yang memicu ketakutan akan melemahnya permintaan minyak,” kata analis BMI dalam sebuah catatan pada hari Jumat.

    Dongkrak Produksi

    Harga minyak turun pada hari Kamis setelah Trump mengulangi janjinya untuk meningkatkan produksi minyak AS, yang membuat pedagang gelisah sehari setelah negara itu melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang jauh lebih besar dari yang diantisipasi.

    Harga acuan juga tertekan oleh membengkaknya persediaan minyak mentah AS, yang meningkat tajam minggu lalu karena permintaan melemah akibat perawatan kilang yang sedang berlangsung.