Topik: neraca perdagangan

  • APBN RI Bisa Tekor Banyak Jika Minyak Naik di Atas US per Barel

    APBN RI Bisa Tekor Banyak Jika Minyak Naik di Atas US$82 per Barel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Memanasnya medan peperangan di Timur Tengah yang diperparah dengan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk ikut menyerang Iran. Keputusan ini memicu gejolak di pasar global dan berisiko mendongkrak harga komoditas termasuk minyak.

    Harga minyak diperkirakan akan naik sebesar US$3 hingga US$5 per barel, setelah serangan udara AS yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Kenaikan harga komoditas, terutama minyak ini dapat memberikan tekanan kepada Indonesia.

    Adapun, saat ini, Brent ditutup pada harga US$ 77,01 per barel pada hari Jumat, dan West Texas Intermediate (WTI) milik AS pada US$ 73,84.

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengemukakan kenaikan harga minyak ini menambah tekanan defisit neraca perdagangan Indonesia karena meningkatnya biaya impor energi. Kombinasi harga minyak yang tinggi dan pelemahan rupiah menambah beban fiskal berupa peningkatan subsidi energi yang signifikan.

    “Berdasarkan sensitivitas fiskal, setiap kenaikan ICP sebesar US$ 1 di atas asumsi APBN (USD 82 per barel) menyebabkan tambahan beban neto sekitar Rp7 triliun, sehingga defisit anggaran berpotensi melebar lebih dekat ke batas 3% PDB. Kondisi ini memperberat tekanan terhadap rupiah melalui peningkatan risiko fiskal dan prospek pelebaran defisit transaksi berjalan (CAD),” kata Josua dalam catatannya kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (23/6/2025).

    Menurut analisis terbaru, kata Josua, peningkatan harga minyak global akibat konflik ini telah mencapai lebih dari 7%, dengan Brent mencapai sekitar US$ 74 per barel, dan berpotensi melonjak hingga di atas US$ 100 per barel jika konflik semakin meluas, terutama apabila jalur pasokan melalui Selat Hormuz terganggu.

    Adapun sejak konflik Israel dan Iran dimulai pada 13 Juni, dengan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran dan rudal Iran menghantam gedung-gedung di Tel Aviv-harga Brent telah naik 11%, sedangkan WTI meningkat sekitar 10%.

    Sejauh ini kondisi pasokan yang stabil dan ketersediaan kapasitas produksi cadangan di antara anggota OPEC telah membatasi kenaikan harga minyak. Menurut analis di UBS Giovanni Staunovo risiko biasanya akan memudar jika tidak terjadi gangguan pasokan.

    “Arah pergerakan harga minyak selanjutnya akan bergantung pada apakah terjadi gangguan pasokan, yang kemungkinan besar akan menyebabkan harga naik, atau jika konflik mereda, yang akan menyebabkan premi risiko berkurang,” ujarnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Konflik Iran-Israel Memanas, Harga BBM RI Berpotensi Naik

    Konflik Iran-Israel Memanas, Harga BBM RI Berpotensi Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom mengkhawatirkan konflik Iran-Israel berpotensi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

    Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, konflik Iran-Israel berpotensi mengerek harga minyak dunia. Alhasil, konflik ini akan berdampak pada inflasi dunia.

    “Kenaikan harga minyak akan diikuti kemudian dengan kenaikan harga bensin di berbagai negara yang menggunakan bensin termasuk juga, tentunya adalah Indonesia yang merupakan net importir minyak,” kata Faisal kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Bahkan, Faisal menyebut, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak terhadap peningkatan nilai impor Indonesia. Begitu pula dengan inflasi yang akan meningkat.

    Pasalnya, Faisal menjelaskan, harga minyak sangat mudah terpengaruh oleh dinamika geopolitik. Imbasnya, kondisi ini mengancam stabilitas pasokan minyak global. Apalagi, sambung dia, konflik Iran—Israel juga semakin meluas dan melibatkan Amerika Serikat (AS).

    Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar jika Iran tak mau melakukan perdamaian. Adapun, tiga fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.

    Faisal menuturkan bahwa serangan saling membalas antara Iran dengan Israel sudah mengerek harga minyak dari US$60-an per barel menjadi US$75-an per barel. Jika AS semakin ikut terlibat di dalam konflik Iran—Israel, sambung dia, harga minyak dunia bisa tembus di atas US$100 per barel.

    “Ini [harga minyak] bisa mengerek lebih jauh lagi jika Amerika ikut campur dan kemudian eskalasi bisa mendorong sampai di atas US$80 per barel. Dan jika berterusan, ini tidak menutup kemungkinan bisa sampai US$100 per barel,” ujarnya.

    Kendati demikian, Faisal menuturkan bahwa kenaikan harga minyak umumnya juga diikuti oleh kenaikan harga komoditas energi substitusinya, seperti komoditas batu bara dan gas alam.

    “Karena kita net eksportir gas alam dan net eksportir batu bara, maka kenaikan harganya tentu akan mendorong ekspor kita secara nilai,” imbuhnya.

    Di samping itu, Faisal menambahkan konflik Iran—Israel juga berpotensi meningkatkan inflasi dan menggerus daya beli masyarakat di dalam negeri, terutama kelas menengah ke bawah.

    “Dalam kondisi seperti ini sangat mungkin ini akan semakin meningkatkan nilai impor karena tadinya perang dagang sendiri sudah mendorong masuknya atau semakin besarnya inflow barang-barang dari China ke Indonesia,” tuturnya.

    Faisal menuturkan, barang-barang China yang sebelumnya menyasar pasar Amerika, tetapi tak bisa masuk atau mengalami hambatan karena tarif tinggi, maka barang asal China tersebut akan mulai mencari alternatif negara lain.

    “Yang kita bisa dalam kontrol kita adalah ekonomi kita sendiri, kebijakan domestik kita sendiri,” imbuhnya.

    Untuk itu, menurutnya, kebijakan domestik harus dijaga. Dalam hal ini, Indonesia perlu memperkuat ekonomi domestik untuk menghindari impor barang-barang yang tidak dibutuhkan atau kurang dibutuhkan, termasuk barang ilegal. “… supaya tidak semakin menekan neraca perdagangan kita,” pungkasnya.

  • Konflik Iran-Israel, Ekonom Wanti-wanti Rupiah Bisa Makin Tertekan

    Konflik Iran-Israel, Ekonom Wanti-wanti Rupiah Bisa Makin Tertekan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom mewanti-wanti konflik Iran-Israel berpotensi memicu nilai tukar rupiah kian tertekan. Tak hanya itu, konflik tersebut juga memicu ekonomi Indonesia menjadi melambat.

    Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyebut bahwa jika Selat Hormuz mengalami gangguan, maka pasokan energi menjadi terganggu. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia akan melambat.

    “Tergantung eskalasi, jika selat Hormuz terganggu, suplai energi dunia terganggu, harga naik, ekonomi dunia dan Indonesia melambat,” kata Wijayanto kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Wijayanto menambahkan, konflik Iran-Israel ini juga berpotensi mengganggu arus modal (capital flow) dan nilai tukar rupiah melemah.

    “Selain itu, risiko dunia meningkat, capital flow terganggu, bunga meningkat dan rupiah berpotensi tertekan,” ujarnya.

    Adapun, rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.390 per dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (19/6/2025), dan dibuka pada level (bid) Rp16.355 per dolar AS keesokan harinya. Namun pada akhir perdagangan, rupiah tercatat menuju level Rp16.399 per dolar AS (JISDOR 20 Juni 2025).

    Di sisi lain, Wijayanto memperkirakan dampak langsung dari konflik Iran-Israel ke neraca perdagangan Indonesia tidak terlalu signifikan.

    “Yang signifikan adalah dampak tidak langsung yang mempengaruhi Indonesia dari aspek keuangan dan energi,” tuturnya.

    Kendati demikian, menurut Wijayanto, Iran tidak akan memblokir Selat Hormuz lantaran jalur ini akan mempengaruhi China sebagai importir energi besar dari Timur Tengah.

    Mengutip dari Reuters, setelah berhari-hari musyawarah, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bergabung dengan kampanye militer Israel melawan saingan utamanya Iran merupakan eskalasi besar konflik.

    Teranyar, pasukan militer AS telah menyerang tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan, pada Sabtu (21/6/2025) malam.

    Trump mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan serangan yang sangat sukses. Kini, seluruh awak pesawat yang membawa bom ke Iran telah berhasil keluar.

    Tak sampai di sana, Kepala Negara AS itu juga mengancam akan melakukan serangan yang jauh lebih besar kepada Iran jika tak bersedia melakukan perdamaian.

    “Tetapi sekarang saatnya berdamai. Jika mereka tidak melakukannya, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” kata Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Trump mengatakan tujuan dari serangan ini untuk menghancurkan kapasitas nuklir dan instrumen Iran serta menghentikan ancaman nuklir. Dia juga telah memutuskan untuk tidak akan membiarkan hal ini kembali terjadi.

    Dia kembali memberikan ultimatum bahwa Iran harus memilih antara menerima perdamaian atau menghadapi serangan yang jauh lebih parah dari apa yang telah terjadi dalam delapan hari terakhir.

    “Tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target lainnya dengan kecepatan dan keterampilan presisi. Sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit,” ujarnya.

  • Putin sebut nilai dagang RI–Rusia tumbuh pesat sejak awal 2025

    Putin sebut nilai dagang RI–Rusia tumbuh pesat sejak awal 2025

    Pada tahun lalu, volume perdagangan dua negara (RI-Rusia) mencapai 4,3 miliar dolar AS. Selama 4 bulan tahun ini, volume dagang naik 40 persen

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut hubungan ekonomi antara Indonesia dan Rusia menunjukkan tren positif berdasarkan volume nilai dagang yang melonjak 40 persen dalam empat bulan pertama 2025.

    “Pada tahun lalu, volume perdagangan dua negara (RI-Rusia) mencapai 4,3 miliar dolar AS. Selama 4 bulan tahun ini, volume dagang naik 40 persen,” kata Presiden Putin dalam pernyataan pers bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana St. Petersburg, Rusia, Kamis.

    Ia mengatakan, neraca perdagangan kedua negara yang kian positif, menandai posisi Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama Rusia di Asia Tenggara.

    Dikatakan Presiden Putin, total nilai perdagangan Indonesia–Rusia pada 2023 sebesar 4,3 miliar dolar AS diperoleh dari transaksi di sektor perdagangan dan pangan.

    Putin juga menjelaskan bahwa Rusia telah memperluas pasokan gandum ke Indonesia, sementara produk pertanian Indonesia juga semakin banyak memasuki pasar Rusia.

    Tak hanya itu, pada April lalu, kedua negara menandatangani memorandum saling pengertian di bidang infrastruktur, yang membuka peluang ekspor produk peternakan Indonesia ke Rusia, kata Presiden Putin.

    Kerja sama ini diperkuat melalui penyelenggaraan sidang bersama di bidang ekonomi, perdagangan, dan teknologi, serta forum bisnis yang melibatkan pelaku usaha dari kedua negara.

    Sebagai langkah lanjutan, Putin menyatakan optimisme terhadap rencana penandatanganan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia.

    “Harapan saya, perjanjian ini akan ditandatangani dalam waktu dekat,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan pentingnya hubungan strategis RI-Rusia yang telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade, mencakup berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial dan budaya.

    “Hubungan antara Rusia dan Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Tahun ini kita memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Federasi Rusia selalu menjadi mitra penting bagi Indonesia,” ujar Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Putin dan Pemerintah Rusia atas dukungan terhadap keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok ekonomi BRICS, yang mulai berlaku sejak Januari 2025.

    Presiden Prabowo juga turut menyambut gembira kesepakatan kerja sama yang telah dicapai antara Indonesia dan Rusia dalam kerangka Eurasian Free Trade Area yang dinilai membuka peluang besar untuk memperluas perdagangan dan memperkuat keterlibatan Indonesia di kawasan Eurasia.

    Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puan Minta Pemerintah Prioritaskan Keselamatan WNI di Iran dan Israel – Page 3

    Puan Minta Pemerintah Prioritaskan Keselamatan WNI di Iran dan Israel – Page 3

    Di sisi lain, Puan meminta Pemerintah mulai memetakan dan melakukan mitigasi atas potensi dampak konflik antara Iran dengan Israel terhadap Indonesia, khususnya dari sisi ekonomi. Sejumlah kalangan khawatir konflik militer antara Iran dan Israel berdampak terhadap harga minyak dunia yang sempat melonjak tinggi.

    Jika konflik berlanjut, bukan tidak mungkin harga minyak dunia kembali menyentuh angka 100 dollar Amerika Serikat per barel. Puan berharap Pemerintah menyusun langkah-langkah antisipasi.

    “Karena kondisi konflik ini bisa berdampak negatif terhadap neraca perdagangan Indonesia, karena kita masih bergantung pada impor energi,” sebutnya.

    Puan menekankan pentingnya kesiapsiagaan Pemerintah dalam menghadapi potensi dampak konflik Iran-Israel. Termasuk mengamankan pasokan energi dalam negeri dan menjaga stabilitas harga di pasar domestik.

    “Pemerintah perlu proaktif melakukan langkah mitigasi agar gejolak geopolitik di Timur Tengah tidak menimbulkan gejolak ekonomi di tanah air,” tutup Puan.   

  • Harga Minyak Dunia Memanas, Aspebindo: Swasembada Energi Tak Boleh Ditunda

    Harga Minyak Dunia Memanas, Aspebindo: Swasembada Energi Tak Boleh Ditunda

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menilai memanasnya konflik Iran-Israel yang mengerek harga minyak dunia dapat menjadi momentum untuk percepatan swasembada energi.

    Wakil Ketua Umum Aspebindo Fathul Nugroho menjelaskan, saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 813.000 barel minyak mentah dan produk BBM per hari.

    Sementara itu, konflik Timur Tengah saat ini membuat harga minyak mentah global naik. Tercatat, harga minyak berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2025 menguat 2,8% menjadi US$76,29 per barel pada Senin (16/6/20525), setelah menguat 7% pada akhir pekan.

    Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2025 menguat 2,7% ke US$74,95 per barel. Adapun, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) untuk Mei dipatok sebesar US$79,78 per barel.

    Fathul mengatakan, kenaikan harga minyak global tentu akan langsung berdampak pada neraca perdagangan migas dan membebani APBN. Hal ini terutama karena asumsi harga ICP dalam APBN 2025 hanya sebesar US$82 per barel.

    Menurutnya, setiap kenaikan US$1 pada ICP dapat menambah beban subsidi dan kompensasi hingga Rp1,5 triliun per tahun. Dia menyebut, ketergantungan pada impor minyak membuat Indonesia sangat rentan terhadap guncangan eksternal.

    “Justru karena sejarah telah menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah kerap memicu krisis energi global, maka agenda swasembada energi tidak boleh ditunda lagi,” tutur Fathul dalam keterangannya.

    Oleh karena itu, dia menilai bahwa penting bagi Indonesia meningkatkan kapasitas penyimpanan dan cadangan strategis BBM nasional. Fathul menyebut, saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan operasional untuk sekitar 22 hari konsumsi, belum mencapai standar internasional.

    Fathul mengatakan, cadangan ini seharusnya ditingkatkan menjadi minimal 30 hari. Dengan begitu, pemerintah memiliki fleksibilitas untuk menyerap stok ketika harga minyak sedang rendah dan mengantisipasi lonjakan harga seperti saat ini.

    “Swasembada energi bukan lagi pilihan, ini sudah jadi kebutuhan strategis bangsa. Kita tidak boleh terus berada dalam posisi reaktif terhadap gejolak harga internasional,” katanya.

    Dia pun mengingatkan bahwa perang di Timur Tengah saat ini bukan hanya soal geopolitik atau militer, tetapi menyangkut stabilitas energi dan ekonomi dunia.

    “Harga BBM yang tinggi, tekanan APBN, risiko inflasi, semua itu bermuara dari satu sumber, ketergantungan kita pada minyak impor. Kalau kita tidak segera mewujudkan swasembada energi dari sekarang, krisis seperti ini akan terus berulang dan semakin menyulitkan bangsa,” tutur Fathul.

  • Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan bahwa implementasi perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa atau IEU-CEPA mampu memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,04%. 

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa perhitungan tersebut merupakan simulasi yang pihaknya lakukan. 

    Sementara bagi Eropa, implementasi Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA akan menambah pertumbuhan ekonomi Benua Biru tersebut sebesar 0,0013%. 

    “Dengan adanya IEU-CEPA akan meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia kurang lebih 0,04% dan bagi Uni Eropa 0,0013%,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU-CEPA di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025).

    Bukan hanya sekadar pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, namun kesejahteraan Indonesia dan Uni Eropa juga demikian. 

    Menurut simulasi pemerintah, kesejahteraan Indonesia akan meningkat US$824,56 juta sementara Uni Eropa meningkat US$481,19 juta. 

    Perjanjian dagang yang ditargetkan dapat mulai diimplementasikan pada akhir 2026 tersebut dipercaya akan meningkatkan investasi hingga 0,42% bagi Indonesia dan 0,0087% bagi Uni Eropa. 

    Melalui perjanjian dagang yang memungkinkan arus barang keluar—masuk lebih bebas dan terbuka, ditambah dengan tarif impor hingga 0%, neraca perdagangan kedua negara diprediksi bakal sama-sama defisit. 

    “Neraca perdagangan barang, mungkin situasinya masih sangat dinamis sekali, tapi ini hasil hitung-hitungan di simulasi. Ada sedikit tekanan untuk Indonesia, sekitar US$743 juta. Untuk Uni Eropa juga kontraksi sebesar US$288 juta. 

    Secara umum, Djatmiko menyampaikan manfaat keberadaan IEU—CEPA. Pertama, peningkatan akses pasar barang dengan ekspor yang diprediksi per tahunnya naik 5,4%. Kedua, peningkatan akses pasar jasa ke Uni Eropa. 

    Ketiga, Peningkatan foreign direct investment (FDI) Uni Eropa di Indonesia untuk kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, farmasi, dan produk turunan mineral. 

    Keempat, peningkatan pendapatan negara seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Kelima, diversifikasi sumber impor bahan baru/barang modal untuk industri dalam negeri. 

    Keenam, peningkatan kesejahteraan yang didorong oleh peningkatan produktivitas industri. Ketujuh, produk Uni Eropa dan Indonesia komplementer. Terakhir, konsumen mendapat lebih banyak opsi untuk melakukan jual beli barang. 

    Adapun, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2024 tercatat senilai US$4,5 miliar dengan ekspor yang tumbuh 4,01% (year on year/YoY) dan impor yang kontraksi 9,12%. 

    Uni Eropa menjadi posisi ketujuh tujuan ekspor Indonesia dan posisi kelima asal impor Indonesia. Adapun total perdagangan kedua negara ini bahkan mencapai US$30,2 miliar pada tahun lalu. 

    Pemerintah berencana untuk meningkatkan ekspor untuk produk-produk potensial, seperti minyak kelapa sawit, feronikel, emas, dan pulp kayu kimia. 

  • Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Pemerintah Sebut IEU-CEPA Bakal Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 0,04%

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan bahwa implementasi perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa atau IEU-CEPA mampu memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,04%. 

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa perhitungan tersebut merupakan simulasi yang pihaknya lakukan. 

    Sementara bagi Eropa, implementasi Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA akan menambah pertumbuhan ekonomi Benua Biru tersebut sebesar 0,0013%. 

    “Dengan adanya IEU-CEPA akan meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia kurang lebih 0,04% dan bagi Uni Eropa 0,0013%,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU-CEPA di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025).

    Bukan hanya sekadar pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, namun kesejahteraan Indonesia dan Uni Eropa juga demikian. 

    Menurut simulasi pemerintah, kesejahteraan Indonesia akan meningkat US$824,56 juta sementara Uni Eropa meningkat US$481,19 juta. 

    Perjanjian dagang yang ditargetkan dapat mulai diimplementasikan pada akhir 2026 tersebut dipercaya akan meningkatkan investasi hingga 0,42% bagi Indonesia dan 0,0087% bagi Uni Eropa. 

    Melalui perjanjian dagang yang memungkinkan arus barang keluar—masuk lebih bebas dan terbuka, ditambah dengan tarif impor hingga 0%, neraca perdagangan kedua negara diprediksi bakal sama-sama defisit. 

    “Neraca perdagangan barang, mungkin situasinya masih sangat dinamis sekali, tapi ini hasil hitung-hitungan di simulasi. Ada sedikit tekanan untuk Indonesia, sekitar US$743 juta. Untuk Uni Eropa juga kontraksi sebesar US$288 juta. 

    Secara umum, Djatmiko menyampaikan manfaat keberadaan IEU—CEPA. Pertama, peningkatan akses pasar barang dengan ekspor yang diprediksi per tahunnya naik 5,4%. Kedua, peningkatan akses pasar jasa ke Uni Eropa. 

    Ketiga, Peningkatan foreign direct investment (FDI) Uni Eropa di Indonesia untuk kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, farmasi, dan produk turunan mineral. 

    Keempat, peningkatan pendapatan negara seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Kelima, diversifikasi sumber impor bahan baru/barang modal untuk industri dalam negeri. 

    Keenam, peningkatan kesejahteraan yang didorong oleh peningkatan produktivitas industri. Ketujuh, produk Uni Eropa dan Indonesia komplementer. Terakhir, konsumen mendapat lebih banyak opsi untuk melakukan jual beli barang. 

    Adapun, neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2024 tercatat senilai US$4,5 miliar dengan ekspor yang tumbuh 4,01% (year on year/YoY) dan impor yang kontraksi 9,12%. 

    Uni Eropa menjadi posisi ketujuh tujuan ekspor Indonesia dan posisi kelima asal impor Indonesia. Adapun total perdagangan kedua negara ini bahkan mencapai US$30,2 miliar pada tahun lalu. 

    Pemerintah berencana untuk meningkatkan ekspor untuk produk-produk potensial, seperti minyak kelapa sawit, feronikel, emas, dan pulp kayu kimia. 

  • Bocoran Obrolan Prabowo & Trump 15 Menit Lewat Telepon

    Bocoran Obrolan Prabowo & Trump 15 Menit Lewat Telepon

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto berbicara lewat telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Komunikasi kedua kepala negara berlangsung Kamis malam (12/6/2025).

    Dalam unggahan akun Instagram resmi Sekretariat Kabinet, pada Jumat (13/6/2025), disebutkan Prabowo dan Trump saling menanyakan kabar serta perkembangan terkini, baik di Amerika maupun di Indonesia.

    Keduanya saling bicara selama 15 menit. Prabowo dan Trump juga disebut banyak bicara soal peningkatan kerja sama antar kedua negara. Disebutkan juga, kedua pemimpin juga saling berkabar melalui sambungan telepon pada 11 November 2024.

    “Sebagai pemimpin dua negara besar, keduanya juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta menegaskan dukungan mereka terhadap upaya menjaga stabilitas dan perdamaian global,” tulis unggahan pada akun @sekretariat.kabinet.

    Sebelumnya, Prabowo lebih dulu memamerkan momen melakukan komunikasi dengan Trump itu lewat unggahan Instagram di akun resmi @prabowo.

    Sebuah foto diunggah Prabowo kemarin malam, Kamis malam. Dalam foto itu, Prabowo nampak berada dalam ruangan kerjanya, dia menelepon Trump dengan ponselnya sambil duduk di meja kerjanya.

    “Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” sebut Prabowo dalam keterangan unggahannya.

    Pembicaraan lewat telepon ini dilakukan Prabowo dengan Trump di tengah proses negosiasi tarif impor. Proses negosiasi itu dilakukan sejak pertengahan April usai Trump mengumumkan tarif resiprokal, Indonesia sendiri terkena 32% untuk tiap barang yang diekspor ke Amerika.

    Info terakhir, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin proses negosiasi itu mengatakan tim teknis negosiasi terus bertukar informasi. “Prosesnya kita ikuti saja,” kata Airlangga pertengah Mei lalu.

    Sebagai informasi, pemerintah telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) yang menjadi tanda awal negosiasi pada akhir kunjungan ke AS akhir bulan lalu. Kesepakatan tersebut mengharuskan kedua negara tidak menyampaikan secara detail kepada publik terkait hasil atau perkembangan dari proses negosiasi yang masih berlangsung.

    Sejauh ini tawaran yang diajukan pemerintah Indonesia kepada AS masih sama dan terus berproses. Termasuk tawaran terkait deregulasi aturan pajak dan bea cukai, menambah impor dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, hingga menghapus kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Tawaran utama Indonesia untuk menurunkan tarif impor sendiri adalah menawarkan upaya penyeimbangan neraca dagang dengan AS, Indonesia siap memangkas surplus dengan AS dengan menambah volume impor barang dari AS.

    Komoditas yang ditawarkan untuk diimpor dari AS ke Indonesia adalah minyak dan gas hingga produk agrikultur macam gandum dan kedelai.

    Selain itu, Indonesia akan memfasilitasi perusahaan AS untuk yang selama ini beroperasi di dalam negeri untuk berbisnis dengan aman dan nyaman. Beberapa hal terkait kemudahan perizinan dan insentif akan diberikan untuk perusahaan AS.

    Indonesia juga menawarkan produk mineral kritis kepada AS dan mempermudah regulasi impor termasuk produk holtikultura dari AS. Investasi antara kedua negara juga akan didorong dalam skema business to business (B to B).

    (hal/hns)

  • Menanti Hasil Teleponan Prabowo & Trump di Tengah Negosiasi Tarif Impor

    Menanti Hasil Teleponan Prabowo & Trump di Tengah Negosiasi Tarif Impor

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto ngobrol via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia memamerkan momen melakukan komunikasi dengan Trump itu lewat unggahan Instagram di akun resmi @prabowo.

    Sebuah foto diunggah Prabowo kemarin malam, Kamis (12/6/2025). Dalam foto itu, Prabowo nampak berada dalam ruangan kerjanya, dia menelepon Trump dengan ponselnya sambil duduk di meja kerjanya.

    “Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” sebut Prabowo dalam keterangan unggahannya, dikutip Jumat (13/6/2025).

    Komunikasi lewat telepon ini dilakukan Prabowo dengan Trump di tengah proses negosiasi tarif impor. Proses negosiasi itu dilakukan sejak pertengahan April usai Trump mengumumkan tarif resiprokal, Indonesia sendiri terkena 32% untuk tiap barang yang diekspor ke Amerika.

    Info terakhir, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin proses negosiasi itu mengatakan tim teknis negosiasi terus bertukar informasi. “Prosesnya kita ikuti saja,” kata Airlangga pertengah Mei lalu.

    Sebagai informasi, pemerintah telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) yang menjadi tanda awal negosiasi pada akhir kunjungan ke AS akhir bulan lalu. Kesepakatan tersebut mengharuskan kedua negara tidak menyampaikan secara detail kepada publik terkait hasil atau perkembangan dari proses negosiasi yang masih berlangsung.

    Sejauh ini tawaran yang diajukan pemerintah Indonesia kepada AS masih sama dan terus berproses. Termasuk tawaran terkait deregulasi aturan pajak dan bea cukai, menambah impor dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, hingga menghapus kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Tawaran utama Indonesia untuk menurunkan tarif impor sendiri adalah menawarkan upaya penyeimbangan neraca dagang dengan AS, Indonesia siap memangkas surplus dengan AS dengan menambah volume impor barang dari AS.

    Komoditas yang ditawarkan untuk diimpor dari AS ke Indonesia adalah minyak dan gas hingga produk agrikultur macam gandum dan kedelai.

    Selain itu, Indonesia akan memfasilitasi perusahaan AS untuk yang selama ini beroperasi di dalam negeri untuk berbisnis dengan aman dan nyaman. Beberapa hal terkait kemudahan perizinan dan insentif akan diberikan untuk perusahaan AS.

    Indonesia juga menawarkan produk mineral kritis kepada AS dan mempermudah regulasi impor termasuk produk holtikultura dari AS. Investasi antara kedua negara juga akan didorong dalam skema business to business (B to B).

    (hal/hns)