Topik: migran indonesia

  • Menteri P2MI Akan Cek Hasil Penyelidikan Internal Malaysia Terkait Penembakan WNI

    Menteri P2MI Akan Cek Hasil Penyelidikan Internal Malaysia Terkait Penembakan WNI

    Menteri P2MI Akan Cek Hasil Penyelidikan Internal Malaysia Terkait Penembakan WNI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding akan mengecek penyelidikan terkait penembakan warga negara Indonesia (WNI) oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim
    Malaysia
    (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, Selangor pada Jumat, 24 Januari 2025.
    “Saya cek ya (penyelidikan
    penembakan WNI
    oleh internal Malaysia),” kata Abdul Kadir Karding saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Minggu (16/2/2025).
    Namun, Abdul Kadir Karding enggan merinci lebih jauh terkait dengan perkembangan dari penanganan kasus penembakan pekerja migran asal Indonesia tersebut.
    Sebelumnya, pemerintah Malaysia mengungkap fakta baru terkait penembakan WNI di Perairan Tanjung Rhu, Selangor.
    Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, pada Sabtu (15/2/2025), menyebut bahwa penyelidikan internal sedang dilakukan terkait adanya kemungkinan pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) penggunaan senjata api oleh petugas APMM.
    Dia memastikan, APMM tengah melakukan penyelidikan internal atas insiden penembakan WNI.
    Di samping itu, menurut dia, kepolisian Malaysia juga sedang melakukan penyelidikan terpisah untuk menentukan apakah ada pelanggaran dalam pelaksanaan tugas selama kejadian pada Januari lalu tersebut.
    “Penyelidikan dilakukan dalam dua tahap, pertama oleh APMM secara internal, dan kedua oleh kepolisian yang melakukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah ada pelanggaran dalam pelaksanaan tugas,” ujar Saifuddin setelah menghadiri perayaan ulang tahun ke-20 APMM di Karpal Singh Drive pada Sabtu, dikutip dari
    The Star
    .
    Saifuddin menyadari bahwa petugas APMM sering menghadapi situasi yang mengancam nyawa saat menjalankan tugas.
    “Dalam kasus ini, saat insiden penembakan terjadi, aparat harus menilai situasi di tengah laut pada pukul 03.00 pagi dalam kondisi gelap. Kita hanya bisa memahami situasi sepenuhnya jika kita menempatkan diri dalam posisi mereka (aparat APMM),” katanya.
    Meski demikian, Saifuddin menekankan bahwa tindakan yang diambil oleh petugas APMM dalam situasi apa pun harus tetap sesuai dengan SOP, termasuk penggunaan senjata api dan protokol lainnya.
    “Individu asing yang terlibat dalam insiden ini dikaitkan dengan aktivitas penyelundupan migran. Penyelidikan kepolisian masih berlangsung, dan mereka telah menangkap seorang individu yang berperan sebagai ‘pengangkut’ beberapa hari setelah kejadian,” ujar Saifuddin.
    “Penyelidikan akan dilakukan berdasarkan Undang-Undang Anti-Perdagangan Orang dan Anti-Penyelundupan Migran (Atipsom) Malaysia. Saya akan memberikan pembaruan kepada media dari waktu ke waktu,” katanya lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tren #KaburAjaDulu Didukung KP2MI: Asal Siap Bekerja!

    Tren #KaburAjaDulu Didukung KP2MI: Asal Siap Bekerja!

    PIKIRAN RAKYAT – Menanggapi tren #KaburAjaDulu yakni gerakan merantau ke luar negeri akibat sistem pemerintahan Indonesia yang dianggap gagal, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) membuka peluang penempatan pekerja migran asal Indonesia di luar negeri.

    Kamis, 13 Februari 2025, KM2PI menggelar rapat hasil serap aspirasi dan evaluasi bersama perusahaan penempatan. Rapat ini menghasilkan keputusan bahwa terdapat peluang bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk ditempatkan di Selandia Baru dan Hungaria.

    Adapun, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan bahwa terdapat tantangan terkait kuota PMI yang terbatas di Selandia Baru, sementara di Hungaria ada permasalahan politik yang menghambat.

    “Nanti kita akan coba diskusikan dengan otoritas di negara terkait dan teman-teman perwakilan di sana sejauh apa kondisinya dan apakah ada upaya lain yang bisa kita lakukan agar bisa menempatkan pekerja migran dari Indonesia.” ujarnya.

    Berkenaan dengan ini, KP2MI tidak tinggal diam, Wamen Christina menyampaikan bahwa pasar-pasar tradisional seperti Taiwan, Malaysia, serta negara-negara Timur Tengah juga membuka kesempatan bagi para calon PMI.

    Terkait upaya ini, Wamen Christina mengungkapkan bahwa Kementerian memiliki target penempatan 425 ribu PMI sepanjang tahun 2025 ini. Untuk mencapai target tersebut, kementerian tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan kerja sama dari perusahaan di mana para PMI akan ditempatkan.

    “Kita punya target penempatan 425 ribu pekerja migran di tahun ini. Nah, ini target yang besar dan bagaimana segala potensi bisa diupayakan agar target ini bisa tercapai. Jadi tadi kita dengerkan dan dapat masukkan juga selain kendala-kendala atau tantangan yang dihadapi.” tutur Christina.

    Sementara itu, berdasarkan rilis pers hasil rapat kerja KP2MI yang digelar Rabu, 12 Februari silam, saat ini KP2MI tengah berupaya meningkatkan kapasitas pekerja migran Indonesia (PMI). Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menganggap tren ini merupakan terobosan yang positif.

    Menteri Karding menegaskan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin #KaburAjaDulu harus memiliki keterampilan yang memadai terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar negeri. Ia meminta para calon PMI untuk ‘kabur’ demi bekerja dan tidak menyia-nyiakan kesempatan.

    “Kami melihat ada satu hal yang bisa kita isi di sana, yaitu Anda boleh kabur, tapi Anda bekerja saja di luar negeri, daripada kaburnya percuma sia-sia,” kata Menteri Karding usai Rapat Kerja Bersama KP2MI Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta.

    Menteri Karding juga turut memberikan dukungan dan peran pemerintah Indonesia dalam hal ini, “Kita tingkatkan kapasitas mereka, kita tempatkan mereka bekerja, dapat untung yaitu pekerjaan, dapat gaji, bisa bantu keluarga dan negara.”***(Talitha Azalia Nakhwah/UNPAD)

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gibran Tak Terlihat saat Rombongan Koalisi KIM Rapat di Hambalang

    Gibran Tak Terlihat saat Rombongan Koalisi KIM Rapat di Hambalang

    Bisnis.com, HAMBALANG – Presiden Prabowo Subianto menggelar acara Silaturahmi Partai Politik Koalisi Indonesia Maju (KIM)  di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Jawa Barat, pada Jumat (14/2/2025), dihadiri oleh sejumlah pejabat penting.

    Namun, sosok Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak terlihat dalam rombongan para menteri yang hadir di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang tersebut.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait ketidakhadirannya di acara yang juga dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

    Pantauan Bisnis di lokasi menunjukkan arus lalu lintas yang padat menuju kediaman Prabowo, di mana acara tersebut berlangsung sejak Jumat siang (14/2/2025).

    Beberapa pejabat yang terlihat hadir termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan yang juga Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas), serta Ketua Majelis Penasehat PAN Hatta Rajasa. Mereka tiba menggunakan motor berjenis bebek matic dan menyapa para wartawan setibanya di lokasi.

    Zulhas juga memberikan ucapan selamat kepada Prabowo yang baru saja terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

    “Ini Silaturahmi KIM, saya mengucapkan selamat kepada Pak Prabowo yang sudah terpilih menjadi ketua umum kembali,” kata Zulhas.

    Selain Zulhas dan Hatta, pejabat lainnya seperti Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji juga hadir.

    Namun, meski banyak pejabat lainnya terlihat hadir, Gibran yang merupakan Wakil Presiden (Wapres) RI itu tidak terlihat di acara tersebut.

    Padahal, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya yang juga hadir di acara itu mengatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarpartai dalam Koalisi Indonesia Maju.

    “Hari ini fraksi dan beberapa anggota dewan pertimbangan datang ke sini untuk silaturahmi saja. Silaturahmi koalisi. Ada kepala daerah,” ujarnya.

    Kehadiran sejumlah pejabat, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta yang juga tiba dengan mobil dinas pelat RI 16 2.

    Bahkan, saat rombongan keluar dari Padepokan Garuda Yaksa sekitar pukul 16.10 WIB. Plat mobil RI 2 juga tak kunjung terlihat.

  • Pejabat Kumpul di Hambalang untuk Hadiri Pertemuan KIM Plus

    Pejabat Kumpul di Hambalang untuk Hadiri Pertemuan KIM Plus

    Bisnis.com, HAMBALANG – Sejumlah pejabat mulai berdatangan untuk menghadiri acara Silaturahmi partai politik Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus yang digelar di Padepokan Garuda Yaksa, Sentul, Jawa Barat, pada Jumat (14/2/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis, arus lalu lintas terpantau padat menuju kediaman Presiden Prabowo Subianto, di mana acara tersebut berlangsung.

    Dalam acara tersebut, beberapa pejabat penting turut hadir, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) serta Ketua Majelis Penasehat PAN Hatta Rajasa.

    Keduanya menarik perhatian karena menaiki motor berjenis bebek matic menuju lokasi acara. Zulhas menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo yang baru saja terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

    “Ini Silaturahmi KIM, saya mengucapkan selamat kepada Pak Prabowo yang sudah terpilih menjadi ketua umum kembali,” ujar Zulhas kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).

    Selain Zulhas dan Hatta, beberapa pejabat lainnya juga terlihat hadir dengan menaiki motor, di antaranya Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji.

    Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa sejumlah mobil dengan pelat dinas telah memasuki kawasan Padepokan Garuda Yaksa, yang berada di kediaman Prabowo.

    Di sepanjang jalan menuju lokasi acara, spanduk bertuliskan “Gerindra” serta “Silaturahmi Koalisi Indonesia Maju” sudah mulai terpasang.

    Salah satu kendaraan yang menarik perhatian adalah mobil berpelat dinas RI 16 2, yang ditumpangi oleh Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta.

    Anis menyapa wartawan di depan Padepokan Garuda Yaksa sebelum memasuki kawasan kediaman Prabowo.

    Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya, mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengundang seluruh pimpinan partai politik dan anggota DPR pendukungnya untuk hadir di kediamannya pada acara tersebut.

    Willy mengungkapkan bahwa pertemuan ini juga akan dijadikan sebagai ajang konsolidasi antara partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.

    Dia menambahkan bahwa acara ini juga bertujuan untuk mempererat komunikasi antarpartai. Willy menegaskan bahwa tidak akan ada pembicaraan khusus dalam pertemuan tersebut.

    “Hari ini fraksi dan beberapa anggota dewan pertimbangan datang ke sini untuk silahturahmi saja. Silahturami koalisi. Ada kepala daerah, dan Pak Prabowo akan memberikan mengenai efisiensi,” pungkas Willy.

  • Wamen Christina Ungkap Rencana Program Magang di Luar Negeri Bakal Masuk Bagian Pekerja Migran

    Wamen Christina Ungkap Rencana Program Magang di Luar Negeri Bakal Masuk Bagian Pekerja Migran

    loading…

    Wakil Menteri (Wamen) Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengungkapkan rencana mengenai program magang di luar negeri bakal masuk ke dalam kategori pekerja migran. Foto/Dok SindoNews/Ari Sandita

    JAKARTA – Wakil Menteri (Wamen) Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengungkapkan rencana mengenai program magang di luar negeri bakal masuk ke dalam kategori pekerja migran . Hal itu diungkapkannya usai acara Serap Aspirasi dan Evaluasi terhadap Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Aula Abdurrahman Wahid KemenP2MI, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2024).

    “Jadi kemarin memang ada wacana untuk mengatur. Ini juga arahan dari Pak Menteri agar magang juga masuk dalam bagian pekerja migran,” kata Christina.

    Mereka yang mengikuti program magang di luar negeri dan mendapatkan upah sama saja dengan bekerja di luar negeri. Pun bagi pelajar yang magang bekerja meski tak sesuai dengan jurusan yang digeluti.

    Baca Juga

    “Selama ini kita sering mendengar banyak yang pergi magang. Tapi ternyata magangnya itu sebenarnya tidak in-line dengan pendidikan mereka. Nah ini kan sebetulnya sama saja bekerja ke luar negeri gitu,” ujar Christina.

    Lebih lanjut dia mengatakan, masuknya program magang ke dalam bagian pekerja migran tujuannya agar terdata di KemenP2MI dan bisa mendapatkan pelindungan hukum maupun sosial.

    “Jadi terdata dan bisa lebih terlindungi. Untuk itu diperlukan revisi undang-undang ya, UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran,” pungkasnya.

    (rca)

  • Viral Tagar #KaburAjaDulu, Ajakan Pindah ke Luar Negeri dan Tinggalkan Indonesia

    Viral Tagar #KaburAjaDulu, Ajakan Pindah ke Luar Negeri dan Tinggalkan Indonesia

    GELORA.CO – Media sosial kembali diramaikan oleh tren baru, kali ini dengan tagar #KaburAjaDulu yang viral di platform X. Pada Kamis, 13 Februari 2025, unggahan dengan tagar ini telah mencapai lebih dari 24 ribu kali, mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

    Saat mencari kata kunci ‘Kabur Aja Dulu’ di kolom pencarian X, Anda akan menemukan berbagai keluhan warga negara Indonesia terkait sejumlah kebijakan terbaru.

    Beberapa isu yang menjadi sorotan meliputi pemutusan hubungan kerja (PHK) di TVRI dan RRI, prediksi kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) oleh Kementerian Pendidikan, efisiensi anggaran, hingga pemblokiran anggaran untuk Ibu Kota Nusantara (IKN), yang dianggap menandakan kurang berjalannya proyek yang sebelumnya disebut sebagai ibu kota baru.

    Selain berisi keluhan, tagar ini juga dipenuhi dengan ajakan untuk meninggalkan Indonesia dan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Beberapa pengguna X mengekspresikan pandangan mereka terkait situasi di dalam negeri.

    Akun @raffimulyaa, misalnya, menulis, “Yuk #KaburAjaDulu aja guys, talenta lu di sini ga diapresiasi dan dihargai. Ga akan diliat lu, nepotisme di sini udah mendarah daging. ‘Nasionalisme’ di sini belakangan jadi kerangkeng aja.”

    Sementara itu, akun @barengwarga berkomentar, “Memahami #KaburAjaDulu itu soal mencari kehidupan yang lebih baik karena di negara ini apa-apa sulit, kepastian hukum gak jelas, pemerintah ga becus, ekonomi buruk, diperes pajak gede gak dapet apa-apa.”

    Tagar ini semakin meluas setelah muncul kisah seorang kepala desa yang memilih meninggalkan jabatannya demi kembali bekerja di luar negeri.

    Dodi Romdani, Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, mengundurkan diri pada tahun 2024 dan kembali ke Jepang sebagai pekerja migran Indonesia.

    Dodi memang telah lebih dulu bekerja di Jepang sebelum akhirnya menjabat sebagai kepala desa selama hampir enam tahun. Sesuai perpanjangan masa jabatan yang baru, kepala desa seharusnya menjabat selama delapan tahun, namun Dodi memilih untuk kembali merantau, sebelum masa jabatannya selesai.

    Keputusan Dodi ini menuai beragam reaksi dari netizen. Banyak yang mengaku iri dengan langkahnya dan berharap bisa melakukan hal serupa, mengingat berbagai permasalahan yang terjadi di dalam negeri.

    Tagar #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan sebagian masyarakat terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia saat ini.

  • Pantas Dodi Memilih Mundur dari Jabatan Kades Demi Jadi TKI di Jepang, Gajinya Terkuak

    Pantas Dodi Memilih Mundur dari Jabatan Kades Demi Jadi TKI di Jepang, Gajinya Terkuak

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok kepala desa alias kades yang mengundurkan diri demi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

    Kades itu benama Dodi Romdani yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

    Ia resmi mengundurkan diri pada tahun 2024 lalu.

    Dodi memilih mundur karena ingin menjadi TKI di Jepang.

    Hal itu lantaran gaji kades dibandingkan dengan gaji bekerja di Jepang terlampau jauh.

    Jika bekerja di Jepang, sang Kades disebut-sebut diperkirakan bisa mendapat gaji 10 kali lipat dari gajinya sebagai Kades di Ciamis.

    Belakangan, kisah Dodi yang mengundurkan diri sebagai Kades demi bekerja di Jepang menjadi viral di media sosial.

    Hal itu dibenarkan oleh Kabag Hukum Setda Kabupaten Ciamis, Deden Nurhadana.

    “Ternyata ada panggilan lagi (sebagai pekerja migran) di Jepang,” katanya saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (13/2/2025) pagi.

    Lantas berapa gaji Dodi sebagai Kades Sukamulya, hingga memilih mengundurkan diri untuk kembali menjadi pekerja migran?

    Aturan mengenai gaji yang didapat Kepala Desa Kabupaten Ciamis diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Ciamis Nomor 61 Tahun 2018 tentang Dana Desa Tahun Anggaran 2019.

    Dalam Pasal 10 dijelaskan mengenai penghasilan tetap yang didapat Kepala Desa di Kabupaten Ciamis.

    Merujuk pada hal tersebut, penghasilan tetap Dodi Romdani senilai Rp 3.250.000.

    Dodi juga berhak mendapat tunjangan akhir masa jabatan sebagai Kepala Desa Rp 6.000.000.

    Sebelum resmi mengundurkan diri, Dodi sempat berkonsultasi dengan Bagian Hukum Setda Ciamis.

    Deden menjelaskan, soal kepala desa yang mengundurkan diri dan memilih bekerja di tempat lain, hal itu diperbolehkan secara aturan.

    “Itu haknya (mengundurkan diri), terangnya.

    Dikatakan Deden, ia tak mengetahui persis awal mula Dodi memutuskan mundur dan memilih bekerja di Jepang.

    Dari informasi yang ia terima, dulunya Dodi pernah bekerja di Jepang.

    “Pernah kerja di Jepang. Tempat kerjanya yang dulu kembali memanggil untuk kerja di sana,” jelasnya.

    Dikatakan Deden, Dodi berangkat ke Jepang pada 2024 lalu.

    Dodi diketahui menjabat sebagai Kades Sukamulya hampir enam tahun.

    Menurut perpanjangan masa jabatan kepala desa yang baru, masa jabatan kepala desa adalah 8 tahun.

    “Masa jabatan (Dodi) ada dua tahun lagi,” kata Deden.

    Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis akan melantik Kades Sukamulya hasil pergantian antar waktu hari ini, Kamis.

    Sementara itu, kisah TKI lainnya juga pernah terjadi di Cirebon, Jawa Barat.

    Pilu kisah Hasannudin Burhan (42) yang pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal di Malaysia.

    Diketahui, Hasannudin Burhan merupakan warga asal Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

    Berharap mendapatkan penghasilan yang layak, namun saat berangkat ternyata Hasan justru malah mendapatkan ancaman hingga intimidasi.

    Bahkan, Hasan sampai melarikan diri demi selamatkan nyawa.

    Ditemui di balai desa setempat, Hasan mengisahkan, perjalanan menjadi PMI ilegal dimulai dari tawaran seorang calo pada 2003 lalu.

    Tanpa menyadari risiko besar yang menantinya, ia tertarik bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Malaysia dengan membayar sekitar Rp 7 juta.

    “Awalnya saya dapat tawaran dari seorang calo, kebetulan masih tetangga desa.”

    “Setelah minat, saya dibawa ke Jakarta untuk mendaftarkan diri ke PT.”

    “Selang beberapa hari, saya diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Pontianak,” ujar Hasan saat berbincang dengan media, Jumat (31/1/2025).

    Namun, sesampainya di Pontianak, Hasan baru menyadari bahwa ia tidak langsung diberangkatkan ke Malaysia. 

    Ia ditampung di sebuah penampungan sebelum dibawa ke Imigrasi untuk pembuatan paspor.

    “Paspor saya dibuat di Imigrasi Pontianak. Setelah dua hari, saya dibawa ke Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia.”

    “Saya baru tahu kalau saya akan masuk sebagai pekerja ilegal saat sudah di Malaysia,” ucapnya.

    Sebelum melintasi perbatasan, Hasan dan rekan-rekannya diberikan instruksi agar mengaku sebagai wisatawan yang hendak mengunjungi saudara jika ditanya pihak imigrasi Malaysia.

    Hasan akhirnya tiba di Kuching, Malaysia dan ditempatkan di sebuah mes sebelum dipekerjakan.

    Namun, kenyataan pahit menantinya.

    “Di Jakarta saya dijanjikan gaji Rp 1,5 juta per bulan. Tapi setibanya di Malaysia, perjanjian itu disobek, lalu dibuatkan kontrak baru oleh tekong di sana.”

    “Saya dipaksa menandatangani kontrak dengan gaji hanya Rp 250 ribu per bulan. Saya menolak, tapi saya ditodong pistol, akhirnya dengan terpaksa saya tanda tangan,” jelas dia.

    Setelah itu, Hasan dibawa ke kapal yang berada di tengah laut. 

    Di sana, ia bertemu seorang ABK asal Malang yang menyarankannya untuk segera pulang.

    “Dia bilang, ‘Kenapa masih muda kok larinya ke sini? Sayang lah, mendingan pulang aja.’ Saya mulai berpikir ulang,” katanya.

    Kesempatan melarikan diri datang saat kapal tempatnya bekerja mengalami kerusakan dan harus bersandar di sebuah pulau.

    “Di pulau itu, saya dan empat teman saya dari Sangir akhirnya memutuskan kabur. Kami ikut kapal lokal milik warga Malaysia,” ujarnya.

    Namun, pelarian Hasan tak mudah.

    Paspor dan dokumen pentingnya masih dipegang oleh tekong.

    “Saya harus mencuri dokumen saya sendiri. Kalau enggak, saya gak mungkin bisa keluar dari Malaysia.”

    “Saya menunggu malam, lalu mengambil paspor di brankas, karena saya gak punya uang untuk ongkos pulang, saya juga mengambil uang ringgit yang ada di sana,” ucap pria yang kini seorang aktivis buruh tersebut.

    Dengan uang tersebut, Hasan dan teman-temannya naik taksi menuju perbatasan, lalu kembali ke Indonesia.

    Kisah pria yang kini menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Persatuan Buruh Migran itu pun menjadi pengingat bahwa menjadi PMI ilegal sangat berisiko.

    Bahkan, baru-baru ini seorang PMI ilegal asal Bengkalis, Riau, bernama Basri (54) tewas ditembak otoritas maritim Malaysia saat berusaha masuk ke negara tersebut.

    Dari informasi yang dihimpun, Basri bersama empat PMI ilegal lainnya ditembak di perairan Tanjung Rhu, Selangor, pada 24 Januari 2025.

    Otoritas Malaysia mengklaim mereka melakukan perlawanan, tetapi saksi menyebut para PMI itu tidak bersenjata.

    Kasus ini menunjukkan bahwa PMI ilegal menghadapi risiko besar, mulai dari eksploitasi tenaga kerja hingga ancaman kekerasan.

    Hasan berharap kisahnya bisa menjadi pelajaran bagi calon pekerja migran agar menempuh jalur yang legal dan aman.

    “Jangan sampai ada lagi yang mengalami nasib seperti saya.”

    “Cari informasi yang benar sebelum berangkat kerja ke luar negeri. Jangan tergiur janji manis calo,” jelas dia.

    Nasib TKI ilegal lainnya

    Nasib tragis dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Arab Saudi.

    TKI ilegal bernama NN tewas usai melompat dari gedung rumah sakit di Jeddah.

    Reaksi keluarga NN mengetahui hal ini sungguh pilu.

    Diketahui, NN merupakan warga Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

    Laporan penyebab meninggalnya NN tertulis dalam surat dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bandung Barat akhir Oktober 2024.

    “Kita baru menerima surat dari Kemenlu 31 Oktober, tapi berdasarkan surat dari Kemenlu, yang bersangkutan meninggalnya itu sebenarnya di bulan Juli,” ungkap Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (P3TKT) Disnakertrans KBB Dewi Andhani saat ditemui di kantornya, Rabu (6/11/2024), melansir dari Kompas.com.

    Dari keterangan resmi yang dia dapat, sebelumnya NN sempat kabur dari tempatnya bekerja untuk kedua kali.

    Sehingga pada Juni 2024, NN ditempatkan di tempat penampungan.

    Namun, pada Juli 2024 di tempat penampungan, NN berusaha mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai.

    Nyawa NN berhasil diselamatkan setelah dia dirawat di rumah sakit. Namun, di tengah perawatan, NN melompat dari jendela rumah sakit dan meninggal dunia.

    “Jadi disebutkan NN meninggal dunia usai lompat dari jendela rumah sakit. Kita baru terima surat pada 31 Oktober dari Kemenlu yang menerangkan ada warga KBB meninggal di Jeddah akibat bunuh diri” kata Dewi.

    Petugas sempat kewalahan mencari identitas NN lantaran dia berangkat ke Timur Tengah melalui jalur tidak resmi alias ilegal.

    Sulitnya mencari identitas itulah yang menjadi alasan informasi meninggalnya NN baru diketahui tiga bulan kemudian.

    “Keluarga baru tahu dari kami, meskipun mereka bilang sudah ikhlas, tapi pastinya mereka terpukul,” papar Dewi.

    Sesuai dengan peraturan pemerintah Arab Saudi, jenazah NN akhirnya dimakamkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah di Arab Saudi setelah dua bulan disemayamkan.

    Sebelumnya, Esty (44), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman, Tulungagung, Jawa Timur meninggal dunia di Taiwan.

    Ibu 2 anak ini turut menjadi korban kebakaran rumah tingkat di Distrik Dayuan tempatnya tinggal selama di Taiwan.

    Kebakaran tersebut terjadi pada saat Imlek, Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 16.00 waktu Taiwan.

    Saat itu ada penghuni lantai 2 rumah susun itu diduga akan menyalakan kompor atau pemanas, namun meledak.

    Kobaran api membakar lantai dua rumah susun itu dan memblokade penghuni di lantai 2.

    Tiga orang di lantai 3 tidak bisa menyelamatkan diri dan meninggal dunia, salah satunya Esty.

    Perempuan 44 tahun itu meninggal dunia dalam kondisi terbakar, sementara dua lainnya meninggal di rumah sakit.

    Kepala Desa Jatimulyo, Sugiyono mengaku sudah mendapat laporan perihal musibah yang menimpa warganya ini.

    “Kami sudah mendapat kabar dari Taiwan. Benar, mbak Esty adalah warga kami,” ujar Sugiyono, Senin (12/2/2024).

    Sebelum kejadian, Esty sempat mengeluh tidak enak badan dan tidur di lantai tiga tempatnya tinggal.

    Saat dia tidur, terjadi kebakaran di lantai dua dan ia terjebak serta tak bisa melarikan diri. Ia pun ditemukan meninggal dunia.

    Menurut Sugiyono, Esty adalah ibu tunggal dan memiliki dia anak Selain itu Esty sudah 12 tahun bekerja di Taiwan.

    “Dia punya dua anak perempuan, satu sudah kuliah, satunya masih SMA,” sambung Sugiyono.

    Selama 12 tahun bekerja, Esty hanya sekali pulang ke Jatimulyo. Selama menjadi buruh migran, Esty sudah membangun rumah di kampung halamannya.

    Proses pembangunan pun dipercayakan ke saudaranya, sementara Esty hanya mencukupi dana pembangunan itu.

    “Keluarga sangat terpukul karena kabar meninggalnya mbak Esty sangat mendadak. Sebelumnya masih dalam kondisi sehat,” ucap Sugiyono.

    Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Agus Santoso, mengaku belum menerima laporan perihal kejadian ini.

    “Kok saya belum mendapat laporan ya? Padahal kejadian seperti ini cepat disampaikan, hari libur pun disampaikan,” ucapnya, saat ditemui di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Senin (12/2/2024).

    Agus menegaskan, pihaknya akan memastikan lebih dulu kabar meninggalnya warga Tulungagung di Taiwan ini.

    Disnakertrans akan mengupayakan kepulangan jenazah apapun statusnya baik pekerja migran legal maupun ilegal.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Soal Tren ‘Kabur Aja Dulu’, Menteri KP2MI: Silakan Kabur Asal Tidak Percuma

    Soal Tren ‘Kabur Aja Dulu’, Menteri KP2MI: Silakan Kabur Asal Tidak Percuma

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memberikan tanggapan terkait maraknya tren “kabur aja dulu” yang tengah digandrungi oleh generasi muda di media sosial (medsos) belakangan ini.

    Tren “kabur aja dulu” berkembang di kalangan generasi muda yang merasa kecewa dengan ketimpangan kesempatan di Indonesia, baik dalam hal beasiswa maupun lapangan pekerjaan yang semakin sulit dijangkau.

    Menteri Karding mengakui, fenomena ini mencerminkan kegelisahan di kalangan masyarakat. Namun, dia menilai hal tersebut juga bisa dilihat sebagai sebuah peluang.

    “Jika Anda merasa ingin ‘kabur’, pastikan Anda bekerja di luar negeri. Daripada kabur tanpa arah, lebih baik kami siapkan kapasitas Anda untuk bekerja di luar negeri,” jelas Karding di kompleks parlemen Senayan, pada Kamis (13/2/2025).

    Abdul Kadir Karding juga menyampaikan, KP2MI siap memfasilitasi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kapasitas mereka agar dapat bersaing dalam memperoleh pekerjaan di luar negeri.

    “Kami akan meningkatkan kapasitas mereka, memfasilitasi mereka agar bisa mendapatkan pekerjaan, memperoleh penghasilan, dan pada akhirnya dapat membantu keluarga serta negara,” ujarnya.

    Menteri Karding menjelaskan, mereka yang telah mengikuti pelatihan dan memiliki kompetensi yang memadai akan dibantu untuk memperoleh pekerjaan di luar negeri sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

    “Yang penting adalah pelatihan. Setelah itu, kami akan menempatkan mereka di tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan mereka,” tambahnya.

    Tren “kabur aja dulu” kini tengah menjadi sorotan di kalangan generasi muda Indonesia. Banyak orang yang sudah bekerja di luar negeri menyarankan agar netizen mengikuti jejak mereka untuk mencari pekerjaan di luar negeri.

    Fenomena “kabur aja dulu” semakin populer karena banyak pihak yang mengungkapkan keuntungan bekerja di luar negeri, seperti gaji yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik. Namun demikian, Menteri Abdul Kadir Karding memberikan respons yang positif terkait dengan fenomena tersebut.

  • Viral Mi Ayam Wajan di Cilacap Sensasi Makan Langsung dari Penggorengan

    Viral Mi Ayam Wajan di Cilacap Sensasi Makan Langsung dari Penggorengan

    Cilacap, Beritasatu.com – Mi ayam adalah salah satu makanan favorit bagi banyak orang Indonesia. Namun, ada yang berbeda dari kedai mi ayam di Cilacap, Jawa Tengah. Kedai ini menyajikan mi ayam menggunakan wajan.

    Umumnya, mi ayam disajikan dalam mangkuk, tetapi kedai di Cilacap ini memiliki cara yang unik dalam penyajiannya. Mereka menggunakan wajan untuk menyajikan mi ayam, bukan mangkuk seperti biasa. Keunikan tersebut membuat kedai mi ayam dalam wajan tersebut menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang.

    Kedai mi ayam milik Admi yang berada di kios pasar Sitinggil, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, selalu ramai pengunjung setiap harinya. Selain keunikannya yang menggunakan wajan berbahan aluminium dengan tatakan besi di bawahnya, pelanggan juga merasakan sensasi menikmati mi ayam layaknya sedang dimasak di atas kompor.

    Admi mengungkapkan, ide menjual mi ayam dengan menggunakan wajan terinspirasi dari pengalamannya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Di sana, ia sering melihat penjual makanan yang menyajikan hidangan menggunakan wajan. 

    Di Cilacap terdapat kedai yang menjual mi ayam disajikan dalam wajan karena penjualnya terinspirasi dari kuliner di Hong Kong. – (Beritasatu.com/Totong Setiyadi)

    Setelah pulang ke Indonesia, ia pun menerapkan ide tersebut dengan membuka kedai mi ayam menggunakan wajan. Tak disangka, setelah diunggah ke media sosial, mi ayam wajan yang ia jual menjadi viral, hingga menarik perhatian banyak orang.

    “Dahulu saya pernah jadi PMI, terus saya melihat ada penjual makanan pakai wajan. Dari situ, saya langsung terpikirkan untuk jual mi ayam pakai wajan setelah pulang ke Indonesia. Alhamdulillah, setelah saya terapkan di Indonesia, saya unggah di media sosial, dan mi ayam wajan ini jadi viral,” ujar Admi kepada Beritasatu.com beberapa waktu lalu.

    Setiap harinya, kedai ini bisa menghabiskan sekitar 9 hingga 10 kilogram mi. Harga seporsi mi dibanderol hanya Rp 10.000, dan omzet yang diperoleh mencapai sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta, belum termasuk bakso yang juga dijual di sana.

    Karena kepopulerannya, pelanggan kedai mi ayam wajan Admi tidak hanya berasal dari wilayah Cilacap, tetapi juga dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat dan Banyumas.

    “Saya ingin mencoba mi ayam yang lagi viral pakai wajan. Biasanya di tempat lain pakai mangkuk, di sini pakai wajan, jadi ingin merasakan yang berbeda. Porsinya banyak dan enak, harganya cuma Rp 10.000,” ujar salah seorang pelanggan, Mela dari Majalengka.

    Kedai mi ayam wajan Admi buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB. Meski cara pembuatan mi ayamnya tidak jauh berbeda dengan pada umumnya, dalam sehari, kedai ini mampu menghabiskan hingga 10 kilogram mi.

    Selain mi ayam dalam wajan, kedai ini juga menyediakan berbagai menu lain, seperti bakso wajan, bakso tumpeng wajan, dan bakso telur wajan. 

  • Warga Bangkalan Meninggal Dalam Kecelakaan Kapal di Jeju Korsel

    Warga Bangkalan Meninggal Dalam Kecelakaan Kapal di Jeju Korsel

    Bangkalan (beritajatim.com) – Salah satu warga Bangkalan menjadi korban kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Jeju, Korea Selatan. Jenazah korban telah dipulangkan dan dimakamkan di Kecamatan Arosbaya.

    Sebelumnya, dua kapal ikan mengalami kecelakaan di Perairan Jeju, Korea Selatan. Terdapat 10 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di dua kapal penangkap ikan tersebut, sementara ABK lainnya merupakan warga negara asing.

    Dari 10 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban, tujuh di antaranya berhasil diselamatkan. Sedangkan dua lainnya ditemukan meninggal dan satu ABK masih dinyatakan hilang.

    Dua PMI yang ditemukan meninggal adalah Muhammad Farukeffero (44) asal Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, serta Agus Muslim asal Cirebon.

    Kecelakaan dua kapal penangkap ikan tersebut diduga akibat cuaca buruk yang melanda perairan Jeju, Korsel. Akibatnya, kapal tersebut terbalik dan menyebabkan seluruh awak jatuh ke laut.

    Camat Arosbaya, Agung Firmansyah, membenarkan bahwa salah satu warganya menjadi korban kecelakaan laut tersebut.

    “Iya betul, Muhammad Faruk warga kami asli Desa Makam Agung Kecamatan Arosbaya,” terangnya, Rabu (12/2/2025).

    Ia juga menambahkan bahwa korban telah tiba di Arosbaya dan telah dimakamkan oleh pihak keluarga. [sar/beq]