Topik: Mata uang kripto

  • Elon Musk Mendadak Ganti Nama Jadi Kekius Maximus, Ini Artinya

    Elon Musk Mendadak Ganti Nama Jadi Kekius Maximus, Ini Artinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk tiba-tiba mengubah nama profilnya di X menjadi ‘Kekius Maximus’ pada Selasa (31/12/2024).

    Pemilik X yang juga CEO SpaceX dan Tesla ini memang terkenal sering menggunakan akun X-nya untuk mencuitkan berbagai hal.

    Akun dengan hampir 210 juta pengikut di X itu memiliki pengaruh besar, tak heran jika perubahan nama profil akun Musk menarik perhatian publik.

    Apalagi Musk akan menjadi salah satu pemimpin Department of Government Efficiency atau Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam pemerintahan Donald Trump yang akan datang.

    Selain perubahan nama akun menjadi Kekius Maximus, avatar akun X-nya menampilkan karakter online populer Pepe the Frog mengenakan pakaian Romawi kuno dan memegang kontroler video game.

    Lantas, apa arti Kekius Maximus dan avatar akun X-nya? Serta apa alasan Musk mengganti nama profil X-nya?

    Gambar dan nama Kekius Maximus tampaknya merupakan gabungan dari Pepe the Frog dan Maximus Decimus Meridius, karakter yang diperankan oleh Russell Crowe dalam film Gladiator tahun 2000.

    Pepe the Frog menjadi terkenal di situs 4chan selama kampanye kepresidenan pertama Presiden terpilih Donald Trump.

    Anti-Defamation League (ADL) memasukkan Pepe the Frog sebagai simbol kebencian pada September 2016, dan menyebutnya sebagai “meme favorit Alt Right.”

    Istilah “kek” berasal dari game online sebagai variasi dari “LOL,” yang berarti “tertawa terbahak-bahak.”

    Musk merujuk Kekius Maximus dalam sebuah posting hari Selasa di X, yang menyatakan bahwa ia akan mencapai level 80 di “Path of Exile 2,” sebuah video game yang dikenalnya.

    Setelah perubahan nama Musk, memecoin mata uang kripto yang juga disebut Kekius Maximus mengalami lonjakan nilai lebih dari 700 persen pada awal 31 Desember, menurut CoinGecko.

    Musk belum membuat referensi langsung ke memecoin Kekius Maximus – sering disingkat KEKIUS – yang beroperasi pada platform blockchain seperti Ethereum.

    Meskipun Musk sebelumnya telah menunjukkan dukungan untuk memecoin, tidak ada bukti keterlibatannya dalam mata uang kripto Kekius Maximus.

    Departemen baru yang akan dipimpin Musk, Departemen Efisiensi Pemerintah, menggunakan singkatan DOGE, sebuah referensi untuk Dogecoin, mata uang kripto favorit Musk.

    Respons Netizen

    Elon Musk memposting di X pada 31 Januari dan mengatakan “Kekius Maximus akan segera mencapai level 80 di PoE hardcore.”

    Tanggapan lalu muncul dari berbagai elemen warganet. Salah satunya politisi Pakistan Dewan Sachal yang kemudian memposting “Tuan Elon Musk membuktikan bahwa dia menggunakan akun X-nya sendiri alih-alih mendelegasikannya kepada seorang staf. Hanya dia yang bisa sebodoh itu dengan mengubah namanya menjadi Kekius Maximus.”

    Adrian Dittmann, yang diduga sebagai akun X alternatif Musk, menulis “Bayangkan Anda adalah seorang jurnalis yang menulis tentang Elon di X dan tulisannya berbunyi: ‘Elon Musk, alias Kekius Maximus, di X…’”

    Menurut pantauan CNBC Indonesia, saat ini, Kamis (2/1/2025), nama akun X Musk sudah kembali seperti semula Elon Musk.

    (fab/fab)

  • Nasib Bandar Kripto Bangkrut Luntang-lantung, Begini Kabar Terbarunya

    Nasib Bandar Kripto Bangkrut Luntang-lantung, Begini Kabar Terbarunya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib pendiri Terraform Labs, Do Kwon, luntang-lantung. Sebelumnya, pengadilan Montenegro memutuskan untuk mengekstradisi bandar kripto bangkrut tersebut ke Amerika Serikat (AS).

    Namun, keputusan itu sempat diubah dan Do Kwon dikatakan akan diekstradiksi ke kampung halamannya di Korea Selatan (Korsel).

    Penegak hukum di Amerika Serikat dan Korea Selatan memang ‘rebutan’ agar Do Kwon diterbangkan ke yurisdiksi masing-masing.

    Terbaru, pada Selasa (31/12) lalu, otoritas Montenegro kembali memutuskan Do Kwon akan diekstradisi ke AS. Do Kwon akan menghadapi tuntutan hukum di AS setelah menipu investor tentang stabilitas mata uang kripto TerraUSD.

    Kementerian Dalam Negeri Montenegro dalam sebuah pernyataan mengatakan Do Kwon akan diserahkan ke petugas penegak hukum AS dan Biro Investigasi Federal (FBI) di Bandara Podgorica, dikutip dari Reuters, Kamis (2/1/2025).

    Hingga kini, Do Kwon masih membantah berbagai gugatan yang dituduhkan atas dirinya.

    Sebagai informasi, Do Kwon merupakan warga negara Korsel dan mantan CEO Terraform Labs yang berbasis Korsel. Terraform Labs merupakan perusahaan di balik TerraUSD, yakni ‘stablecoin’ yang dirancang untuk mempertahankan harga setara US$1.

    TerraUSD kolaps pada Mei 2022 lalu dan menyebabkan guncangan di pasar mata uang kripto. Do Kwon lalu dituntut oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Februari 2023 terkait kasus TerraUSD dan Luna.

    Otoritas menyebut keruntuhan dua koin tersebut telah menyebabkan kerugian hingga US$40 miliar (Rp 649 triliun) di pasar mata uang kripto.

    Do Kwon ditangkap pada Maret 2023 lalu setelah berupaya meninggalkan Montenegro. Otoritas Montenegro menghukum Do Kwon atas kasus pemalsuan paspor.

    Setelah menjalani hukuman, Montenegro beberapa kali mengubah tujuan ekstradiksi Do Kwon. Sebelumnya AS, lalu Korsel, lalu kini kembali ke AS.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Ganti Nama Akun X jadi ‘Kekius Maximus’, Apa Artinya?

    Elon Musk Ganti Nama Akun X jadi ‘Kekius Maximus’, Apa Artinya?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Miliuner Elon Musk tiba-tiba mengubah nama profil akun X miliknya menjadi ‘Kekius Maximus’ yang memicu banyak pertanyaan dari para pendukung maupun pihak yang berseberangan. Lantas, apa arti dari ‘Kekius Maximus’, nama akun baru Musk tersebut?

    Selain mengubah nama profil, Musk yang tercatat sebagai pemilik X, juga mengganti avatar profilnya dengan gambar karakter Pepe the Frog sedang mengenakan baju zirah seperti gladiator.

    Musk, sampai saat ini belum memberikan penjelasan lengkap tentang perubahan nama profilnya tersebut. Namun, sejumlah netizen menduga ada makna tersembunyi dari nama profil baru Musk di X.

    Melansir New York Post, Selasa (31/12), sejumlah netizen mengatakan nama profil baru Musk ini merupakan kombinasi unik antara Pepe the Frog dan karakter Russell Crowe, Maximus Decimus Meridius, dalam film Gladiator.

    Gambar profil baru Musk menunjukkan Pepe the Frog yang mengenakan baju besi emas sambil memegang sebuah stik video game.

    Pepe, yang awalnya hanya sebuah kartun dalam serial komik “Boy’s Club”, diduga dikaitkan secara online dengan supremasi kulit putih dan kelompok sayap kanan selama pemilihan presiden 2016.

    Anti-Defamation League menjuluki karakter tersebut sebagai simbol kebencian dan menggambarkannya sebagai “meme favorit Alt Right.” Namun, Musk dan banyak orang lain yang sering online selalu menolak klaim tersebut.

    Musk mengisyaratkan perubahan nama akunnya di X dalam sebuah postingan, dengan mencuit: “Kekius Maximus akan segera mencapai level 80 di PoE hardcore.”

    PoE adalah referensi yang jelas untuk video game populer “Path of Exile 2”, yang diketahui dimainkan oleh Musk.

    Mata uang kripto

    Teori lain menyebutkan bahwa Kekius Maximus merupakan nama sebuah “memecoin”, sebuah mata uang kripto yang didasarkan pada meme online populer.

    Musk sebelumnya telah menyebabkan efek riak yang sangat besar di pasar kripto dengan kejenakaan media sosialnya, terutama lewat dogecoin. Menurut situs CoinGecko, setelah perubahan nama tersebut, nilai kripto Kekius Maximus melonjak lebih dari 900 persen pada Selasa sore.

    Namun, tidak jelas apakah Musk, yang sebelumnya telah menunjukkan dukungan untuk memecoin, ada hubungannya dengan Kekius Maximus secara khusus.

    [Gambas:Twitter]

    Banyak yang berspekulasi di dunia maya bahwa motif Musk berakar pada klaim bahwa ia menjalankan akun super-fan.

    Para penyelidik internet telah menyatakan bahwa CEO Space X ini berada di balik sebuah akun – yang beroperasi dengan nama Adrian Dittmann – yang memberikan banyak pujian kepadanya.

    Musk membantah sebagai Dittmann – dan mengejek orang-orang yang mengklaim bahwa dia mengoperasikan akun alt tersebut.

    Memperdalam misteri ini, Dittmann tampaknya merupakan karakter yang hanya beroperasi di X – hampir tidak ada bukti bahwa seseorang dengan nama itu beroperasi di luar platform media sosial.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mafia China Bobol Rekening Rp 1.200 Triliun, Gentayangan di Sekitar RI

    Mafia China Bobol Rekening Rp 1.200 Triliun, Gentayangan di Sekitar RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Modus penipuan online yang dinamai ‘pig butchering’ telah mencuri miliaran dolar AS dari korban di seluruh dunia. Popularitas pig butchering dilaporkan kian marak sejak pandemi Covid-19.

    Secara sederhana, pig butchering memanfaatkan platform investasi palsu yang memanipulasi emosi korban untuk menggelontorkan dana dengan iming-iming imbal hasil dalam jumlah besar.

    Biasanya, penipu mendekati korban dengan berperan seolah-olah sebagai sosok yang ingin berteman atau menjadi pasangan romantis. Mereka menghubungi korban biasanya lewat media sosial.

    Di tengah pendekatan emosional tersebut, mereka lantas membujuk korban untuk berinvestasi di sebuah platform yang dijanjikan akan memberi keuntungan besar.

    Menurut studi dari profesor keuangan John Griffin, selama 4 tahun, jaringan kriminal telah memindahkan uang lebih dari US$75 miliar (Rp 1.211 triliun) melalui mata uang kripto. Paling banyak menggunakan Tether.

    Penipuan pig butchering juga dikaitkan dengan jaringan perdagangan manusia (human trafficking) di kawasan Asia Tenggara.

    Mafia China di Balik Pig Butchering

    Sosok kunci dari modus penipuan pig butchering, menurut laporan The Wall Street Journal dan dikutip dari The Economic Times, adalah Wan Kuok-koi alias ‘Broken Tooth’.

    Nama alias Broken Tooth ia sandang setelah mengalami kecelakaan motor di masa mudanya. Kecelakaan itu membuat giginya rusak.

    Pria ini merupakan mantan mafia asal Makau yang memiliki reputasi untuk operasi-operasi penipuan atau scam. Popularitasnya menanjak di era 1990-an sebagai pemimpin geng ’14K Triad’.

    Ia pernah dipenjara selama 14 tahun atas kasus kriminal terorganisir dan pencucian uang. Setelah bebas, ia mengubah reputasinya sebagai pebisnis.

    Meski hingga kini diduga masih terlibat organisasi kriminal, Wan tetap bebas dan belum diamankan oleh petugas kepolisian. Hal ini mencerminkan kegagalan dari penegak hukum global.

    Markas Penipuan di Kamboja

    Pada 2018 silam, Wan mendirikan asosiasi Hongmen di Kamboja. Kelompok itu mengklaim diri sebagai organisasi budaya, namun diduga terlibat dengan operasi kejahatan siber.

    Aktivitas Hongmen meluas ke Myanmar dan membentuk markas di Dongmei Zone. Para investigator menyebut area tersebut sebagai salah satu markas sindikat penipuan paling awal.

    Lembaga Keuangan AS mendespkripsikan Dongmei Zone sebagai pusat perdagangan manusia dan penipuan online.

    Investigator mengatakan ribuan orang ditipu dengan janji palsu untuk mendapatkan pekerjaan legal di Kamboja. Namun, kenyataannya mereka ditipu dan dimasukkan ke Dongmei untuk melancarkan operasi penipuan besar.

    Para korban dipaksa menyerahkan paspor mereka, membuat profil media sosial palsu, dan terlibat dalam aksi penipuan di bawah pengawasan ketat.

    Lu Yihao, pria asal China yang sempat diperbudak di Dongmei selama 7 bulan mengatakan, “dari pengalaman pribadi saya, Dongmei secara spesifik dibangun untuk tujuan kriminal”.

    PBB mengestimasikan lebih dari 200.000 orang terjebak di pusat-pusat penipuan seperti itu yang tersebar di kawasan Asia Tenggara.

    Meski AS sudah melancarkan investigasi dan sanksi di Malaysia, Thailand, dan Kamboja, namun upaya penegakkan hukum belum secara efektif membasmi praktik tersebut. Otoritas berdalih tantangan yuridiksi membatasi upaya-upaya yang dilakukan.

    Sementara itu, Wan secara aktif membantah seluruh keterlibatan dalam aktivitas kriminal tersebut. Dalam sebuah video pada 2020, Wan mengatakan asosiasi Hongmen mengikuti aturan yang berlaku.

    Dalam postingan WeChat yang tersebut, perwakilan Hongmen mengatakan Wan sudah pensiun dari ‘dunia gelap’ dan fokus menggarap bisnis yang legal.

    Keberadaan Wan juga berpindah-pindah. Investigator mengatakan Wan terdeteksi berada di Makau, Hong Kong, dan Kuala Lumpur.

    (fab/fab)

  • Bayar Zakat Pakai Kripto, Malaysia Jadi Negara Pertama di Dunia

    Bayar Zakat Pakai Kripto, Malaysia Jadi Negara Pertama di Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia menjadi negara pertama yang mengizinkan zakat menggunakan kripto. Pemerintah Negeri Jiran beralasan karena kripto adalah sumber kekayaan terbaru yang dimiliki generasi muda.

    CEO Pusat Pengumpulan Zakat Dewan Agama Islam Wilayah Federal (PPZ-MAIWP) Datuk Abdul Hakim Amir Osman mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk mendidik umat Islam tentang kewajiban zakat mereka di era teknologi blockchain dan mata uang kripto.

    Upaya inovatif oleh PPZ-MAIWP ini merupakan inisiatif terbaru untuk menyederhanakan pembayaran zakat.

    Warga Malaysia dilaporkan memiliki aset digital senilai RM16 miliar, yang wajib dizakati. Banyak anak mudah berusia 18 hingga 34 tahun atau sekitar 54,2% dari total investor terlibat dalam dunia kripto, demikian dikutip dari New Straits Times, Selasa (31/12/2024).

    “Oleh karena itu, kami melihat ini sebagai sumber zakat baru, sumber kekayaan baru, terutama bagi generasi muda,” kata Datuk Abdul Hakim.

    Ia menambahkan bahwa sidang ke-134 Komite Konsultatif Hukum Islam Wilayah Federal juga memutuskan bahwa mata uang digital adalah komoditas yang dapat diperdagangkan, dengan zakat bisnis ditetapkan pada tingkat 2,5%.

    “Digitalisasi praktik keagamaan menunjukkan bahwa Islam terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan para pengikutnya yang terus berkembang,” katanya.

    Dilaporkan bahwa pengumpulan zakat dari aset digital meningkat sebesar 73%, sebesar RM25.983,91 pada tahun 2023. Pengumpulan tahun ini telah mencapai sekitar RM44.991,97.

    (fab/fab)

  • 11 Tahun Jadi Aplikasi Pengganti WhatsApp, Telegram Baru Untung

    11 Tahun Jadi Aplikasi Pengganti WhatsApp, Telegram Baru Untung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi pesan instan Telegram baru mendapat untung untuk pertama kalinya setelah 11 tahun beroperasi dan menjadi alternatif pengganti WhatsApp.

    Pendapatan Telegram ditaksir melampaui US$1 miliar (sekitar Rp 16,2 triliun) dengan cadangan uang tunai sebesar US$500 juta dan tidak termasuk aset mata uang kripto.

    Pencapaian ini akhirnya terjadi setelah bertahun-tahun perusahaan menghadapi masalah keuangan dan utang yang menumpuk, dikutip dari Economic Times, Senin (30/12/2024).

    Sejak beroperasi tahun 2013, Telegram menawarkan layanan pesan instan secara gratis. Namun baru-baru ini mereka memulai beragam strategi monetisasi baru.

    Seperti misalnya layanan berlangganan premium dengan harga US$ 4,99 per bulan. Telegram kini dilaporkan memiliki memiliki 12 juta pengguna berbayar. Perusahaan juga melakukan pendekatan iklan yang agresif.

    Pendiri Telegram Pavel Durov telah melunasi sebagian besar utang perusahaan senilai US$2 miliar dan menekankan pada fakta bahwa perusahaan dapat mempertahankan keberlanjutan keuangan dengan tetap menghormati hak-hak pengguna.

    Terlepas dari kejayaan masalah finansial, Telegram masih terus menghadapi pengawasan global atas masalah moderasi konten.

    Aplikasi ini cukup kontroversial karena penyaringan kontennya yang minim dan menyebabkan potensi pemblokiran di banyak negara.

    Dengan hampir 950 juta pengguna aktif bulanan, Telegram telah memposisikan dirinya sebagai layanan perpesanan unik yang memprioritaskan privasi dan kemandirian pengguna, sekaligus berhasil mengatasi tantangan keuangan dan regulasi yang kompleks.

    (fab/fab)

  • Boros Listrik, Rusia Larang Penambangan Kripto

    Boros Listrik, Rusia Larang Penambangan Kripto

    Jakarta

    Pemerintah Rusia melarang penambangan kripto di 10 kawasannya selama enam tahun. Alasan utamanya adalah konsumsi listrik yang terlalu besar untuk aktivitas ini.

    Seperti diketahui, penambangan kripto memang membutuhkan listrik yang sangat besar, demikian dikutip detikINET dari Engadget, Senin (30/12/2024).

    Pelarangan ini akan diterapkan mulai 1 Januari 2025 hingga 15 Maret 2031. Pemerintah Rusia juga menyebut bisa saja akan ada penambangan pelarangan untuk kawasan lain jika ada peningkatan penggunaan listrik yang besar.

    Atau, bisa juga sebaliknya. Pelarangan tersebut bisa saja dicabut sementara atau diubah jika penggunaan listriknya berkurang.

    Pelarangan ini berarti “umur” penambangan kripto di Rusia terbilang sangat pendek. Pasalnya penambangan kripto baru benar-benar diizinkan sejak 1 November lalu. Penambang kripto harus mendaftarkan diri ke Kementerian Pengembangan Digital, dan konsumsi listriknya pun terus dibatasi dan dipantau.

    Selain melarang penambangan kripto, Rusia juga melarang pembayaran transaksi menggunakan kripto, meski mereka tetap mengizinkan pembayaran kripto untuk transaksi yang dilakukan di luar Rusia.

    Dalam undangan-undang yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin pada 2022, Rusia melarang penggunaan aset digital seperti mata uang kripto dan NFT sebagai bentuk pembayaran untuk transaksi pembelian barang dan jasa.

    Rusia bukan bukan satu-satunya negara yang melarang penambangan kripto karena konsumsi listriknya yang sangat besar. Ada juga Kosovo yang melarang praktik tersebut pada tahun 2022, tujuannya untuk menghemat penggunaan listrik selama krisis.

    Kemudian Angola mengambil langkah sama pada April 2024. Bahkan, Pemerintah Angola selangkah lebih maju dan menghukum warganya yang nekat menambang kripto.

    Lalu ada beberapa negara Eropa seperti Islandia dan Norwegia yang menetapkan aturan ketat terhadap tambang kripto, yang juga mereka lakukan karena adanya krisis energi.

    (asj/rns)

  • Malaysia Negara Pertama di Dunia yang Izinkan Zakat Pakai Kripto

    Malaysia Negara Pertama di Dunia yang Izinkan Zakat Pakai Kripto

    Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia resmi menjadi negara pertama di dunia yang membolehkan pembayaran zakat menggunakan aset digital, termasuk uang kripto.

    CEO Pusat Pengumpulan Zakat Dewan Agama Islam Wilayah Federal (PPZ-MAIWP) Datuk Abdul Hakim Amir Osman mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk mendidik umat Islam tentang kewajiban zakat mereka di era teknologi blockchain dan mata uang kripto.

    Dikutip dari New Straits Times, upaya inovatif oleh PPZ-MAIWP ini merupakan inisiatif terbaru untuk menyederhanakan pembayaran zakat.

    Warga Malaysia dilaporkan memiliki aset digital senilai RM16 miliar, yang wajib dizakati. Banyak anak mudah berusia 18 hingga 34 tahun atau sekitar 54,2% dari total investor terlibat dalam dunia kripto.

    “Oleh karena itu, kami melihat ini sebagai sumber zakat baru, sumber kekayaan baru, terutama bagi generasi muda,” kata Datuk Abdul Hakim.

    Ia menambahkan bahwa sidang ke-134 Komite Konsultatif Hukum Islam Wilayah Federal juga memutuskan bahwa mata uang digital adalah komoditas yang dapat diperdagangkan, dengan zakat bisnis ditetapkan pada tingkat 2,5%.

    “Digitalisasi praktik keagamaan menunjukkan bahwa Islam terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan para pengikutnya yang terus berkembang,” katanya.

    Dilaporkan bahwa pengumpulan zakat dari aset digital meningkat sebesar 73%, sebesar RM25.983,91 pada tahun 2023. Pengumpulan tahun ini telah mencapai sekitar RM44.991,97.

    (haa/haa)

  • T.O.P Eks BigBang Tampil Beda di Squid Game 2, Ini Karakternya

    T.O.P Eks BigBang Tampil Beda di Squid Game 2, Ini Karakternya

    Jakarta, Beritasatu.com – Squid Game 2 telah resmi tayang di Netflix pada Kamis 26 Desember 2024 dengan total 7 episode. Pada musim kedua ini, menghadirkan karakter-karakter baru, salah satunya adalah T.O.P mantan personel grup idola K-Pop BigBang.

    Sebelumnya, serial bergenre survival dan thriller ini adalah kelanjutan dari Squid Game yang rilis pada September 2021 dengan musim pertamanya yang tayang di Netflix.

    Pada musim kedua ini, Lee Jung-jae kembali memerankan Seong Gi-hun. Ia lagi-lagi terlibat dalam permainan misterius dan mematikan tersebut. Namun, misinya kali ini bukan karena hadiahnya yang menggiurkan sehingga harus mengorbankan banyak nyawa, tetapi untuk menghentikan games tersebut.

    Kehadiran T.O.P dalam Squid Game 2 yang tayang di Netflix ini membuat penasaran para penonton, khususnya para K-Popers. Lalu apa peran sebenarnya T.O.P dalam serial drama Korea Selatan tersebut?

    Squid Game 2 menjadi proyek terbaru yang dibintangi oleh T.O.P eks BigBang. Dalam serial ini, pemilik nama asli Choi Seung-hyun ini memerankan Choi Su-bong, yang dikenal sebagai Pemain 230 atau lebih sering dipanggil Thanos.

    Dalam kehidupan nyata maupun di dalam serial, Thanos merupakan seorang rapper yang tampil mencolok dengan rambut ungunya dan kuku yang juga berwarna serupa.

    Thanos si Pemain 230 adalah sosok yang ceria dan penuh semangat. Dia mengenakan liontin berbentuk salib yang ternyata digunakan untuk menyimpan beberapa pil di dalamnya.

    Karakter Thanos ikut berpartisipasi dalam permainan mematikan tersebut setelah seluruh kekayaannya habis akibat investasi di mata uang kripto bernama MG Coin. Meskipun terlihat menyenangkan, Thanos memiliki sisi yang sangat berbahaya.

    Sepanjang Squid Game 2 ini, penonton akan menyaksikan Thanos yang menakut-nakuti peserta lain, bahkan menjerumuskan mereka hingga berujung kematian dalam permainan tersebut.

    Thanos yang diperankan oleh T.O.P menjadi salah satu karakter yang paling menonjol, serta berhasil menciptakan ketegangan yang memikat penonton.

    Jajaran pemeran Squid Game Season 2 sudah diumumkan pada 2023 dan begitu nama T.O.P muncul, banyak spekulasi yang muncul di kalangan penggemar yang menantikan sekuel ini. Keterlibatannya dipastikan melalui trailer kedua yang dirilis pada November 2024.

    Diketahui, T.O.P memutuskan untuk meninggalkan BigBang pada Mei 2023. Sebelumnya, pada 2016, ia tersandung skandal penyalahgunaan narkoba jenis mariyuana, yang membuatnya menjalani hukuman percobaan.

    Masa lalu ini membuat sebagian netizen (KNetz) merasa T.O.P tidak pantas melanjutkan karier aktingnya, meskipun banyak penggemar yang tetap mendukungnya untuk bergabung dengan G-Dragon dan kawan-kawan.

    T.O.P yang dahulu merupakan anggota Bigbang, kini berperan sebagai Thanos, Pemain 230 dengan nama asli Choi Su-bong dalam Squid Game Season 2 yang tayang resmi Netflix.

  • Dianggap Rakus Energi, Rusia Larang Penambangan Kripto di 10 Wilayah – Page 3

    Dianggap Rakus Energi, Rusia Larang Penambangan Kripto di 10 Wilayah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Rusia melarang aktivitas penambangan mata uang kripto di 10 wilayah selama enam tahun ke depan. Keputusan ini diumumkan kantor berita pemerintah, Tass, dan menjadikan konsumsi energi yang tinggi sebagai alasan utama.

    Mengutip Engadget, Kamis (26/12/2024), penambangan kripto memang dikenal rakus energi. Di Amerika Serikat, misalnya, aktivitas ini menyumbang hampir 2,5 persen dari total penggunaan energi negara.

    Larangan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2025 dan akan berlangsung hingga 15 Maret 2031. Dewan Menteri Rusia juga menyatakan kemungkinan penerapan larangan serupa di wilayah lain, terutama saat terjadi lonjakan permintaan energi.

    Sebaliknya, larangan ini juga dapat dicabut sementara atau dimodifikasi di wilayah tertentu jika komisi pemerintah meninjau perubahan permintaan energi dan menganggapnya perlu.

    Hubungan Rusia dengan penambangan kripto memang terbilang naik turun. Praktik ini baru sepenuhnya legal di Rusia sejak 1 November 2024.

    Para penambang diwajibkan mendaftar ke Kementerian Pembangunan Digital dan konsumsi energi mereka terus dipantau. Larangan ini menandai langkah terbaru pemerintah Rusia dalam mengatur industri kripto di negara tersebut.

    Negara tersebut melarang penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah pada tahun 2022, tetapi mengizinkan pembayaran lintas batas. Hal tersebut sebagian besar dilihat sebagai upaya Rusia untuk menghindari sanksi setelah invasi Ukraina.