Topik: marketplace

  • UMKM Perempuan Naik Kelas Lewat AI, Ini Daftar Pemenang SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 – Page 3

    UMKM Perempuan Naik Kelas Lewat AI, Ini Daftar Pemenang SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lebih dari 5.000 perempuan pelaku usaha, termasuk 100 perempuan penyandang disabilitas, kini dapat merasakan dampak nyata teknologi digital dalam pengembangan bisnis mereka.

    Hal ini berkat program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 yang digagas DANA bersama Ant International.

    Memasuki tahun ketiga, ajang yang mengusung tema “Memajukan Bisnis dengan Teknologi” ini mengumumkan 35 pemenang yang berhasil memanfaatkan inovasi, termasuk kecerdasan buatan (AI), untuk meningkatkan produktivitas.

    “Sebelum ikut SisBerdaya, saya hanya menjual produk ke tetangga,” ungkap Iis Sadiyah, pemilik Alfazza Farm dan Pemenang SisBerdaya 2025 Area 3 (Jabodetabek), sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (9/8/2025).

    Dia menambahkan, “Sekarang saya bisa memasarkan lewat media sosial dan marketplace, dan pesanan pun semakin meningkat.”

    Peserta Membludak, Dampak Meluas

    Tahun ini, ajang SisBerdaya mampu menarik lebih dari 5.000 peserta dari tiga wilayah utama (Barat, Timur, dan Jabodetabek) meningkat 176 persen dibanding tahun sebelumnya.

     

  • Lion Parcel Catat Pertumbuhan 40%, Pacu Hub Baru

    Lion Parcel Catat Pertumbuhan 40%, Pacu Hub Baru

    Bisnis.com, JAKARTA—Lion Group berencana menambah sejumlah hub atau pusat distribusi dan infrastruktur logistik seiring dengan pertumbuhan volume pengiriman pada 2025.

    CEO Lion Parcel Farian Kirana menyampaikan pada semester I/2025 volume pengiriman Lion Parcel meningkat sekitar 40% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, harapannya peningkatan kinerja perseroan terus berlanjut hingga akhir tahun.

    “Pertumbuhan 40% pada semester I/2025 itu dari sisi tonase. Tentunya [pertumbuhan] omzet berbanding lurus, meski angkanya tidak bisa kami bagikan. Kami harap bisa menjaga pertumbuhan itu hingga akhir tahun,” ujarnya kepada Bisnis usai peresmian Lion Hub Halim, Jumat (8/8/2025).

    Menurutnya, bisnis Lion Parcel didukung segmen yang bervariasi mulai dari individu, korporasi, e-commerce, hingga social commerce. Perusahaan juga menjalin kerja sama dengan pemain logistik lainnya, seperti Pos Indonesia, untuk memperluas jangkauan pasar.

    Farian menyampaikan ke depan Lion Group berencana menambah hub atau pusat distribusi dan infrastruktur logistik. Setelah melakukan peresmian Lion Hub Halim, perusahaan akan mengembangkan hub di Medan, Surabaya, dan Ujung Pandang.

    Dalam mengembangkan hub baru, perusahaan terafiliasi Rusdi Kirana tersebut terbuka dengan skema kerja sama, ataupun menggunakan cadangan lahan (land bank) milik sendiri. Ekspansi hub diharapkan menunjang operasional Lion Parcel yang telah mencapai ketepatan waktu hingga 97%.

    “Harapannya tahun ini tercapai semua pengembangan hub baru tersebut. Kami melihat pertumbuhan pengiriman bukan hanya di kota-kota besar, bahkan di luar Jawa pertumbuhannya lebih tinggi,” imbuhnya.

    Di Jabodetabek, Lion Group sudah memiliki 6 hub, dan mencapai sekitar 200 hub di seluruh Indonesia. Kapasitas pengiriman paket masing-masing hub berbeda, bergantung kepada kebutuhan pelanggan di wilayah tersebut.

    Lion Hub Halim

    Lion Group meresmikan Lion Hub Halim di kawasan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Jumat (8/8/2025). Fasilitas seluas 6.000 m2 ini mengintegrasikan Tempat Penimbunan Sementara (TPS), cross docking, dan Regulated Agent (RA) dalam satu kawasan.

    Farian menyampaikan Lion Hub Halim mengambil peran penting dalam peningkatan proses operasional lini bisnis logistik Lion Group secara menyeluruh, mulai dari first mile, middle mile, hingga last mile. Fasilitas ini mampu menangani hingga 150 ton paket per hari

    “Peresmian Lion Hub Halim merupakan langkah strategis Lion Group dalam merespons kebutuhan logistik yang terus meningkat. Didukung kapasitas besar dan fasilitas multi gate loading dock, fasilitas ini mampu menangani hingga 150 ton paket per hari, ” ujar Farian.

    Dari sisi first dan last mile, Lion Hub Halim akan menjadi pusat distribusi penting bagi pengiriman dari dan ke wilayah timur Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, lokasinya yang strategis, 5 menit menuju akses ke jaringan Tol Trans Jawa dan 3 menit menuju infrastruktur bandara memungkinkan pergerakan middle mile yang lebih efisien.

    Lion Hub Halim juga memfasilitasi arus pergerakan barang yang akan dikirim melalui armada laut sehingga memperkuat konektivitas pengiriman multimoda dan memperluas jangkauan distribusi ke berbagai wilayah kepulauan di Indonesia. Kombinasi fungsi ini menjadikan Lion Hub Halim sebagai titik operasional kunci dalam mempercepat dan mengoptimalkan proses pengiriman Lion Group baik melalui moda darat, laut, dan udara.

    Lion Hub Halim juga dilengkapi dengan fasilitas X-ray yang terintegrasi dengan sistem Regulated Agent (RA) untuk mendukung proses pemeriksaan barang yang akan dikirimkan melalui jalur udara. Kehadiran X-ray memungkinkan proses pemindaian dilakukan lebih awal sebelum tiba di bandara, sehingga mempercepat alur pengiriman dan meminimalkan potensi antrean pemeriksaan.

    Ke depan, fasilitas X-ray akan terus dikembangkan di berbagai gudang di kota-kota lain sebagai bagian dari standar keamanan dan kecepatan pengiriman.

    Sebagai bagian dari perluasan layanan dan optimalisasi pemanfaatan fasilitas logistik, Lion Hub Halim juga dilengkapi dengan Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Area ini berfungsi sebagai ruang penyimpanan sementara bagi barang-barang yang akan dikirim.

    Keberadaan TPS ini memungkinkan perusahaan seperti agen kargo, industri manufaktur, farmasi, marketplace, serta yang paling penting para UMKM untuk menyimpan dan mengelola barang mereka secara lebih fleksibel sebelum dikirim, sekaligus mempercepat proses konsolidasi dan distribusi barang. Fasilitas ini turut memperluas potensi kolaborasi dengan berbagai pelaku usaha dalam mendukung proses operasional mereka.

    Sebagai bagian dari standar operasional Lion Group yang telah go digital, Lion Hub Halim telah terintegrasi dengan sistem berbasis teknologi yang memungkinkan pembaruan status pengiriman dilakukan secara otomatis.

    Dengan sistem ini, pelanggan dapat memantau pergerakan barang secara real time, mulai dari proses sortir hingga pengiriman, sehingga memberikan transparansi dan kepastian dalam setiap tahap pengiriman.

  • Prabowo Sebut Arah Kebijakan Ekonomi Nasional Berada di Jalur yang Benar

    Prabowo Sebut Arah Kebijakan Ekonomi Nasional Berada di Jalur yang Benar

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan optimisme terhadap arah kebijakan ekonomi nasional menyusul capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% pada kuartal II/2025.

    Menurut Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, Kepala negara menilai angka tersebut menunjukkan bahwa strategi transformasi nasional yang dijalankan pemerintah saat ini berada di jalur yang tepat.

    “Presiden bilang, dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini artinya strategi transformasi nasional kita sedang berada di jalan yang benar. Itu kata-kata Presiden kemarin,” ujar Hasan dalam konferensi pers di Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).

    Selain pertumbuhan ekonomi, kata Hasan, Presiden Ke-8 RI itu juga mengapresiasi capaian realisasi investasi yang dinilai menunjukkan respons positif dari pelaku usaha terhadap arah kebijakan pemerintah.

    “Presiden optimis kita sedang dalam track ekonomi yang benar. Realisasi investasi kemarin juga sangat diapresiasi oleh Presiden,” tambahnya.

    Lebih lanjut, dia menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2024 saat Presiden Prabowo sudah menjabat tercatat 5,02 persen, lalu turun menjadi 4,87 persen di kuartal I/2025.

    Hasan juga menyoroti kontribusi sektor investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. DIa menyebut realisasi investasi yang disampaikan Menteri Investasi Rosan Roeslani telah mencapai Rp942,9 triliun hingga Agustus 2025 atau hampir 50 persen dari target tahunan sebesar Rp1.900 triliun.

    Dia juga mengungkapkan bahwa sektor industri manufaktur tumbuh 5,6 persen dan investasi tumbuh 6,99 persen, yang secara bersama-sama menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

    Dia mencontohkan pertumbuhan signifikan sektor logistik yang tercatat dalam laporan BPS, menandakan pergerakan barang dan aktivitas jual-beli terus berlangsung, meski tidak terlihat secara kasat mata di toko-toko fisik.

    “Kalau sektor logistik tumbuh, artinya barang bergerak. Itu berarti ada transaksi. Hanya saja mungkin sudah lewat marketplace atau platform digital,” kata Hasan.

    Hasan menutup dengan ajakan agar publik dan pengamat ekonomi melihat data secara utuh dan tidak terjebak pada cara pandang yang sempit.

    “Dengan cara berpikirnya lebih terbuka. Jadi nggak terpaku kemudian dengan cara berpikir yang old school dan konvensional kira-kira begitu,” pungkas Hasan.

  • PCO: Rojali-Rohana perspektif lama, sekarang era platform digital

    PCO: Rojali-Rohana perspektif lama, sekarang era platform digital

    “Rojali, rohana, kita mungkin masih melihatnya dalam ekonomi konvensional. Sementara, sekarang ekonomi itu berkembang sekali kan? Model dan cara jual beli juga berkembang, sektor logistik kita tumbuh loh,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyebut istilah “Rojali” (rombongan jarang beli) dan “Rohana” (rombongan hanya nanya) dalam praktik jual beli sebagai perspektif konvensional.

    Hasan, dalam konferensi pers di kantor PCO, Jakarta, Kamis, menyatakan bahwa saat ini model dan cara jual beli telah berkembang pesat, seiring dengan pertumbuhan sektor logistik dan platform digital.

    “Rojali, rohana, kita mungkin masih melihatnya dalam ekonomi konvensional. Sementara, sekarang ekonomi itu berkembang sekali kan? Model dan cara jual beli juga berkembang, sektor logistik kita tumbuh loh,” katanya.

    Menurutnya, perkembangan itu tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan signifikan pada sektor logistik nasional, yang sekaligus jadi pertanda adanya transaksi jual beli.

    “Kalau sektor logistik dan pengiriman barang tumbuh, kan yang dikirim itu barang. Kalau yang dikirim barang atau yang dikirim atau ada pergerakan orang, itu kan artinya ada jual beli, meskipun tidak lagi terjadi di toko-toko konvensional, melainkan melalui marketplace atau platform digital lainnya,” katanya menjelaskan

    Hasan menilai penting bagi masyarakat dan pemangku kebijakan untuk mengadopsi cara pandang yang lebih terbuka dalam menyikapi transformasi ekonomi saat ini.

    “Jadi kita harus open-minded. Jangan terpaku pada cara berpikir yang old school dan konvensional. Pola ekonomi masyarakat berubah, dan itu bukan hal yang harus langsung dicurigai, tetapi dipahami secara kontekstual,” katanya.

    Belakangan ini, istilah “Rojali” dan “Rohana” menjadi akronim yang kerap diperbincangkan di media sosial. Istilah itu menggambarkan fenomena yang dikaitkan dengan pelemahan daya beli masyarakat.

    Rombongan jarang beli menggambarkan kelompok masyarakat yang kerap mengunjungi pusat perbelanjaan namun jarang melakukan transaksi pembelian.

    Sementara rombongan hanya nanya, merujuk pada pengunjung yang aktif bertanya-tanya soal produk seperti harga, diskon, atau fitur, namun tidak jadi membeli.

    Pewarta: Andi Firdaus, Fathur Rochman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Fenomena Rojali-Rohana, Mendag Beri Solusi Jitu – Page 3

    Fenomena Rojali-Rohana, Mendag Beri Solusi Jitu – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso tidak memusingkan fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya-nanya), yang sering terjadi di pusat perbelanjaan.

    “Orang sekarang juga banyak yang katanya fenomena hanya melihat-lihat ya. Kadang-kadang dia hanya melihat barang kan, boleh saja. Kemudian apakah dia membeli lewat online atau offline, ya monggo, itu perilaku konsumen,” ujar Budi Santoso dalam kegiatan kick off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

    “Dan itu kebebasan konsumen untuk memilih barang. Masalah belanjanya di mana, ya silahkan,” kata Mendag seraya menekankan.

    Menurut dia, saat ini memang sedang terjadi transformasi dari sektor perdagangan offline menuju online. Sebagai solusi, Mendag menawarkan konsep hybrid omnichannel yang menggabungkan penjualan offline dan online.

    “Fenomena ini akhirnya kita tangkap dengan hybrid omnichannel. Jadi, kalau toko offline dia juga bisa menjual secara online. Ya karena ada konsumen melihat dulu baru beli secara online,” ungkap dia.

    Mendag lantas mencontohkan konsep live shopping yang kerap digelar oleh beberapa platform marketplace. Dengan tujuan untuk mendekatkan konsumen kepada barang yang diinginkannya.

     

  • Fenomena Rojali, Rohana dan Rohalus, Kadin DKI terjun temui pedagang

    Fenomena Rojali, Rohana dan Rohalus, Kadin DKI terjun temui pedagang

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Fenomena Rojali, Rohana dan Rohalus, Kadin DKI terjun temui pedagang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 15:36 WIB

    Elshinta.com – Fenomena sepinya pusat-pusat perbelanjaan offline seperti Pasar Tanah Abang maupun Blok M di kawasan Jakarta pascamerebaknya penggunaan marketplace di sekitar tahun 2010, Kadin DKI Jakarta di bawah pimpinan Ketua umumnya Diana Dewi merasa terpanggil untuk terjun langsung berdiskusi dengan pengelola maupun perwakilan pedagang.

    Menurut Diana Dewi rombongan jarang beli (rojali), rombongan hanya nanya (rohana) bahkan rombongan hanya mengelus (rohalus) muncul imbas dari menurunnya daya beli masyarakat sekaligus masifnya pembelian online sehingga pasar offline terdampak relatif lebih sepi.

    “Dengan kunjungan ini tentunya kami akan mendengar langsung sebagian pedagang yang telah berteriak mengeluh dan nanti akan ada kebijakan yang berpihak pada teman-teman pedagang. Masukan dari para pedagang nanti akan kami bawa kepada stakeholder terkait yaitu DPRD dan Pemprov DKI Jakarta agar pemerintah segera turun tangan,” ungkap Diana Dewi, Rabu (6/8).

    Melihat fenomena sepinya transaksi belanja pada pasar offline yang legendaris seperti Tanah Abang, Pasar Baru, Glodok, Blok M, ITC dan sebagainya, Diana Dewi menambahkan bahwa dunia pasar offline di Indonesia membutuhkan peta jalan transformasi pada sektor ritel dan UMKM.

    Adapun empat peta jalan tersebut lanjut Diana meliputi revitalisasi pusat grosir, digitalisasi yang inklusif, pelatihan adaptasi teknologi serta proteksi cerdas terhadap produk dalam negeri.

    Saat disinggung revitalisasi seperti apa yang akan disampaikan oleh Kadin DKI pada para stakeholder setelah mendengar masukan dari para pedagang, Diana menegaskan bahwa infrastruktur pada pasar-pasar legendaris yang telah dibangun puluhan tahun silam harus diperbaiki.

    “Harus ada magnet atau daya tarik baru yang bisa mendatangkan pembeli datang langsung berbelanja. Hal lainnya adalah PBB yang terus naik dan harus disesuaikan dengan kemampuan bayar pedagang serta tata kelola parkir yang harus terus diperbaiki,” jelas Diana.

    Masih cukup banyaknya pedagang yang belum melek teknologi untuk berdagang dengan memanfaatkan marketplace sebagai pasar online, Kadin DKI tandas Diana Dewi akan memberikan pembinaan dan pelatihan digitalisasi.

    Pasar Tanah yang merupakan salah satu pasar dengan transaksi terbesar di ASEAN, lanjut Diana, ternyata setelah berkomunikasi dengan perwakilan pedagang masih cukup banyak pedagang yang belum menguasai sepenuhnya cara berdagang online.

    “Kadin DKI bersama Pemprov DKI Jakarta akan menggelar semacam pelatihan tentang pentingnya digitalisasi dalam berdagang di era modern. Kami juga mengusulkan agar pemerintah membuat e-commerce sendiri dimana nantinya para pengguna e-commerce tidak terbebani dari potongan harga yang ada setelah pedagang menerima uang dari hasil penjualan” tutup Diana Dewi.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Sederet Fakta Kinerja Ekonomi Kuartal II/2025 yang Bikin Ekonom dan Pasar Terkejut

    Sederet Fakta Kinerja Ekonomi Kuartal II/2025 yang Bikin Ekonom dan Pasar Terkejut

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 di luar ekspektasi pasar yakni di angka 5,12%. Banyak pihak menyoroti data tersebut, meskipun kalau dilihat secara historis beda proyeksi pasar dengan BPS sudah beberapa kali terjadi. 

    Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 ditopang oleh sejumlah komponen baik dari sisi lapangan usaha maupun pengeluaran. Pada dasarnya dari sisi pengeluaran seluruh komponen masih tumbuh positif, kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi. 

    “Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,25% dan tumbuh 4,37% [YoY],” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025). 

    Edy melanjutkan, konsumsi rumah tangga juga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan andil sebesar 2,64% dari total 5,12% pertumbuhan ekonomi nasional.

    Menyusul dibelakangnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dengan porsi sebesar 27,83% terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan 6,99% yoy. Adapun, andil PMTB terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2025 adalah 2,06%.

    Kontributor lain terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2025 adalah net ekspor sebesar 0,22%, dan sektor lain sebesar 0,22%. Komponen lain, yaitu konsumsi pemerintah tercatat masih terkontraksi 0,22%.

    Sumber data: BPS

    Edy menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga. Dia menjelaskan, kebutuhan bahan makanan dan makanan meningkat karena aktivitas pariwisata selama periode libur hari besar keagamaan nasional dan juga hari libur sekolah.

    “Mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong peningkatan konsumsi untuk transportasi dan restoran,” lanjutnya.

    Sementara itu, pertumbuhan PMTB didorong oleh investasi swasta dan pemerintah. Dia menjelaskan, belanja modal pemerintah pada kuartal II/2025 tumbuh 30,37% secara year on year terutama pada komponen mesin dan peralatan.

    “Sementara itu, impor barang modal jenis mesin tumbuh 28,16% secara year on year,” ujarnya. 

    Beda Data Bukan Hal Baru 

    Perbedaan antara proyeksi ekonom dan realisasi pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejatinya bukan hal baru. Fenomena anomali data antara konsensus ekonom dengan BPS pernah terjadi pada kuartal II tahun-tahun sebelumnya.

    Dalam catatan Bisnis, pada kuartal II/2021 misalnya, kalangan ekonom meramalkan perekonomian Indonesia berada di angka 5,5%. Namun demikian BPS kemudian merilis data bahwa pertumbuhan ekonomi selama kuartal II/2021 tembus di angka 7,07%.

    Tren serupa juga terjadi pada kuartal II/2022. Waktu itu rata-rata ekonom memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh di median angka 5,01% dan yang paling optimistik di kisaran 5,17%. Menariknya, BPS kemudian merilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2022 tembus di angka 5,44%. 

    Pada kuartal II/2023, BPS merilis pertumbuhan ekonomi 5,17%. Padahal kalangan pasar pada waktu itu memprediksi ekonomi akan tumbuh di kisaran 5%. Namun pada kuartal II/2024, gap antara proyeksi ekonom dengan realisasi agak menciut. Proyeksi ekonom waktu itu pertumbuhan ekonomi di angka 5%, sedangkan realisasi versi BPS 5,05%. 

    Sementara itu pada kuartal 2025, terjadi polemik karena deviasi antara proyeksi ekonom dengan realisasi pertumbuhan ekonomi mencapai 0,3%. Kalau menilik data Bloomberg, konsensus ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi di angka 4,8%. Namun demikian, BPS merilis data pertumbuhan ekonomi 5,12%.

    Pasar Terkejut

    Adapun kalangan ekonom menyebut pasar cukup terkejut dengan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kinerja ekonomi kuartal II/2025 yang tumbuh mencapai 5,12%. Estimasi optimistik mereka sebelumnya, pertumbuhan ekonomi hanya di angka 5%.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB kuartal II/2025 adalah adalah 4,8% yoy. Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6% yoy.

    Proyeksi pertumbuhan tertinggi 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia, sedangkan terendah oleh Moody’s Analytics Singapore, Jeemin Bang sebesar 4,6%. 

    Bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79% atau setara dengan nilai rata-rata konsensus para ekonom tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meramalkan pertumbuhan lebih tinggi 4,9%. 

    Ilustrasi bursa

    Salah satu ekonom yang proyeksinya dihimpun oleh Bloomberg, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya memperkirakan PDB kuartal II/2025 hanya tumbuh 4,76% yoy. Dia menyebut, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini mengejutkan pasar. 

    “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12% (yoy) yang diumumkan oleh BPS memang mengejutkan pasar, terutama karena seluruh estimasi konsensus Bloomberg berada di bawah angka tersebut—bahkan estimasi tertingginya hanya menyentuh 5,0%,” terang Josua kepada Bisnis, Selasa (5/8/2025). 

    Josua menuturkan data pertumbuhan yang dirilis BPS itu tidak hanya melampaui ekspektasi pasar, tetapi juga terjadi di tengah narasi yang kontras. Salah satunya adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi selama kuartal tersebut, yakni berkisar 49.

    Tidak hanya itu, persepsi umum menunjukkan konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih. “Maka, muncul pertanyaan fundamental: dari mana sebenarnya sumber pertumbuhan yang mengejutkan ini?,” ungkap Josua. 

    Pada sisi konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi terbesar kepada PDB, pertumbuhannya secara tahunan hanya naik tipis dari 4,95% ke 4,97%. Namun, Josua melihat karakteristik pemulihannya cukup berbeda dari kuartal sebelumnya yakni kuartal I/2025. 

    BPS, terangnya, bersama-sama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sama-sama menyoroti pergeseran preferensi konsumsi dari belanja offline ke online. Data transaksi online dari e-commerce dan marketplace tumbuh sebesar 7,55% secara kuartalan, dan konsumsi elektronik (uang elektronik, kartu debit, kredit) tumbuh 6,26% secara tahunan, pada kuartal II/2025.

    Josua mengatakan, data-data itu menunjukkan bahwa meskipun indeks penjualan eceran secara riil masih lemah, masyarakat mulai kembali aktif berbelanja melalui kanal digital, terutama saat momentum Idulfitri maupun libur sekolah. 

    Dia menilai kenaikan konsumsi itu lebih banyak karena faktor musiman dan pola belanja digital ketimbang karena kenaikan pendapatan yang merata.

    “Namun, apakah ini berarti daya beli telah benar-benar pulih? Jawabannya masih relatif. Pertumbuhan konsumsi belum sepenuhnya solid di semua lapisan masyarakat, terlihat dari masih terbatasnya pertumbuhan konsumsi makanan pokok dan inflasi yang tetap rendah (1,87% yoy), yang bisa mencerminkan lemahnya pricing power produsen dan konsumen yang masih berhati-hati,” terangnya. 

  • Bos PPATK Ungkap Jual-Beli Rekening Makin Marak buat Judol-Korupsi

    Bos PPATK Ungkap Jual-Beli Rekening Makin Marak buat Judol-Korupsi

    Jakarta

    Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyampaikan jual-beli rekening online makin marak di marketplace. Jual-beli rekening ini terindikasi ke tindak pidana pencucian uang, seperti judi online dan korupsi.

    Ketua PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan dalam dua tahun terakhir, aliran dana akibat tindak pencucian uang makin bertumbuh. Pada 2023, perputaran dana tindak pidana pencucian uang mencapai Rp 1.600 triliun. Angka ini naik pada 2024 menjadi Rp 2.658 triliun.

    “Datanya ini, 2 tahun terakhir kalau kita berbicara korupsi, narkotika sana-sana itu, tahun 2023 saja Rp 1.600 triliun. Pada 2024 naik, Rp 2.658 triliun. Artinya betapa masifnya tindak pidana,” kata Ivan dalam acara ‘Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial’, di Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025)

    Ivan menyebut sebanyak 1,5 juta rekening digunakan untuk tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada periode 2020-2024. Dari total tersebut, sebanyak 150 ribu merupakan rekening nominee. Nominee adalah rekening atas nama orang lain yang dibuat dengan perjanjian nominee.

    Berdasarkan data yang dipaparkan Ivan, dari 150 ribu rekening nominee, sebanyak 120.000 merupakan dari jual beli rekening, lebih dari 50 ribu merupakan rekening dorman, 20 ribu rekening dari peretasan dan 10.000 rekening dari penyimpangan lainnya.

    “Kenapa bisa banyak itu? Karena kita sudah ketat, pelaku korupsi pelaku narkotika pelaku judol sudah sangat takut. Jadi solusinya adalah jual beli rekening dorman,” tambah Ivan.

    Ivan menjelaskan pelaku TPPU menargetkan rekening-rekening yang masih terdata. Bahkan menurut dia, jual-beli rekening ini banyak ditawarkan di e-commerce.

    “Pelaku menjadikan rekening existing sebagai target. Jadi makanya kenapa banyak sekali jual-beli rekening, bahkan jual-beli rekening di Shopee dan segala macam, ini dalam waktu sebelas menit, dalam waktu sekian menit, dapat saja provider rekening,” jelas Ivan.

    (kil/kil)

  • Ekonom: Pasar Terkejut BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025 5,12%

    Ekonom: Pasar Terkejut BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025 5,12%

    Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan ekonom menyebut pasar cukup terkejut dengan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kinerja ekonomi kuartal II/2025 yang tumbuh mencapai 5,12%. Estimasi optimistik mereka sebelumnya, pertumbuhan ekonomi hanya di angka 5%.

    Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB kuartal II/2025 adalah adalah 4,8% yoy. Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6% yoy.

    Proyeksi pertumbuhan tertinggi 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia, sedangkan terendah oleh Moody’s Analytics Singapore, Jeemin Bang sebesar 4,6%. 

    Bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79% atau setara dengan nilai rata-rata konsensus para ekonom tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meramalkan pertumbuhan lebih tinggi 4,9%. 

    Salah satu ekonom yang proyeksinya dihimpun oleh Bloomberg, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya memperkirakan PDB kuartal II/2025 hanya tumbuh 4,76% yoy. Dia menyebut, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini mengejutkan pasar. 

    “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12% (yoy) yang diumumkan oleh BPS memang mengejutkan pasar, terutama karena seluruh estimasi konsensus Bloomberg berada di bawah angka tersebut—bahkan estimasi tertingginya hanya menyentuh 5,0%,” terang Josua kepada Bisnis, Selasa (5/8/2025). 

    Josua menuturkan data pertumbuhan yang dirilis BPS itu tidak hanya melampaui ekspektasi pasar, tetapi juga terjadi di tengah narasi yang kontras. Salah satunya adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi selama kuartal tersebut, yakni berkisar 49.

    Tidak hanya itu, persepsi umum menunjukkan konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih. “Maka, muncul pertanyaan fundamental: dari mana sebenarnya sumber pertumbuhan yang mengejutkan ini?,” ungkap Josua. 

    Pada sisi konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi terbesar kepada PDB, pertumbuhannya secara tahunan hanya naik tipis dari 4,95% ke 4,97%. Namun, Josua melihat karakteristik pemulihannya cukup berbeda dari kuartal sebelumnya yakni kuartal I/2025. 

    BPS, terangnya, bersama-sama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sama-sama menyoroti pergeseran preferensi konsumsi dari belanja offline ke online. Data transaksi online dari e-commerce dan marketplace tumbuh sebesar 7,55% secara kuartalan, dan konsumsi elektronik (uang elektronik, kartu debit, kredit) tumbuh 6,26% secara tahunan, pada kuartal II/2025.

    Josua mengatakan, data-data itu menunjukkan bahwa meskipun indeks penjualan eceran secara riil masih lemah, masyarakat mulai kembali aktif berbelanja melalui kanal digital, terutama saat momentum Idulfitri maupun libur sekolah. 

    Dia menilai kenaikan konsumsi itu lebih banyak karena faktor musiman dan pola belanja digital ketimbang karena kenaikan pendapatan yang merata.

    “Namun, apakah ini berarti daya beli telah benar-benar pulih? Jawabannya masih relatif. Pertumbuhan konsumsi belum sepenuhnya solid di semua lapisan masyarakat, terlihat dari masih terbatasnya pertumbuhan konsumsi makanan pokok dan inflasi yang tetap rendah (1,87% yoy), yang bisa mencerminkan lemahnya pricing power produsen dan konsumen yang masih berhati-hati,” terangnya. 

    Kinerja Investasi

    Sementara itu, kontributor terbesar kedua terhadap pertumbuhan kuartal II/2025 yakni investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), turut menjadi pemicu dengan lonjakan pertumbuhan 6,99% yoy. Pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan PMTB hanya 2,12% yoy.

    Tidak hanya itu, BPS menyebut pertumbuhan PMTB adalah yang tertinggi sejak kuartal II/2021 yakni sebesar 7,54% yoy. 

    Josua menjelaskan bahwa lonjakan PMTB didorong oleh dua komponen utama. Salah satunya adalah belanja modal pemerintah melalui APBN yang melonjak 30,37% yoy. Kemudian, ledakan impor barang modal jenis mesin sebesar 31,9% yoy. 

    “Ini mencerminkan bahwa mesin pertumbuhan pada Q2 tidak hanya bertumpu pada konsumsi, tetapi juga pada dorongan permintaan investasi untuk proyek-proyek fisik dan ekspansi sektor swasta,” terang Josua. 

    Dengan demikian, Josua menyimpulkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 yang melebihi ekspektasi ditopang oleh lonjakan investasi fisik dan akselerasi belanja pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga memang membaik namun belum bisa dibilang pulih secara struktural. 

    “Pergeseran konsumsi ke kanal digital menjadi salah satu pilar baru pertumbuhan, namun belum cukup kuat menjadi engine utama ekonomi tanpa didukung perbaikan pendapatan riil masyarakat. Oleh karena itu, ke depan, konsistensi stimulus fiskal, kestabilan harga pangan, dan insentif konsumsi akan menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan tetap di atas 5% pada semester II 2025,” terangnya. 

    Di Luar Ekspektasi

    Tidak hanya itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi 5,12% yang dirilis BPS itu melebihi ekspektasi pasar, yakni per data konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg diestimasi hanya 4,8% yoy secara rata-rata.

    Andry mengatakan bahwa  pertumbuhan itu melonjak dari kuartal I/2025 yang hanya 4,87% yoy. Artinya, perkiraan sebelumnya pertumbuhan kuartal II/2025 melambat dari kuartal I/2025.

    “[Pertumbuhan] didukung konsumsi rumah tangga yang lebih kuat dan kenaikan aktivitas investasi. Permintaan eksternal juga berkontribusi positif, dengan ekspor terakselerasi jelang penerapan tarif impor AS,” ujar Andry dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).

    Sebelumnya, BPS melaporkan PDB Indonesia tercatat sebesar Rp5.947 triliun atas dasar harga berlaku. Lalu, PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.

    “Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atrau secara YoY tumbuh sebesar 5,12%,” ujar Edy. 

    Kemudian, pertumbuhan secara kuartalan sebesar 4,04% apabila dibandingkan dengan kuartal I/2025.

  • FBI Peringatkan Serangan Malware ke 10 Juta Pengguna Android, Masuk dari Internet

    FBI Peringatkan Serangan Malware ke 10 Juta Pengguna Android, Masuk dari Internet

    Bisnis.com, JAKARTA – FBI mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh pengguna Android di seluruh dunia, karena ada deteksi serangan berbahaya dari Malware bernama Badbox 2.0 yang masuk dari internet.

    Dilansir dari Forbes, Selasa (5/8/2025), FBI memperingatkan bahwa lebih dari 10 juta perangkat Android bisa terinfeksi oleh malware berbahaya, BadBox 2.0. Malware ini menyebar melalui perangkat IoT murah atau internet. Serangan malware ini, bisa menginfeksi semua perangkat android, mulai dari smartphone, smart TV, perangkat streaming, mobil otomatis, dan gadget lainnya.

    Menurut FBI, serangan ini sangat berbahaya karena perangkat yang terinfeksi bisa diubah menjadi proxy anonim yang digunakan untuk aktivitas kriminal seperti penipuan iklan, pencurian data, dan pencucian uang.

    Malware BadBox 2.0 ini biasanya sudah terpasang di firmware perangkat sebelum dijual, bahkan saat perangkat masih baru di pabrik. Jadi, tanpa sadar, banyak pengguna yang sudah menjadi bagian dari jaringan botnet ini tanpa mengetahui.

    Google dan Pemerintah Harus Bergerak Melawan Malware

    Google sudah mengambil langkah cepat untuk melawan malware ini. Pada 17 Juli 2025, Google sudah mengajukan gugatan hukum terhadap pelaku di pengadilan federal Amerika Serikat dan melakukan pembaruan sistem keamanan Google Play Protect untuk otomatis memblokir aplikasi terkait BadBox.

    Sementara itu, FBI juga mengimbau penggunanya untuk segera memutuskan koneksi perangkat internet yang diduga terinfeksi agar tidak menyebar lebih luas.

    Para peneliti keamanan dari tim Human Security mengungkap jaringan BadBox malware ini digunakan oleh beberapa kelompok kejahatan berbeda, untuk menjalankan aktivitas ilegal seperti fraud iklan, proxy hacking, dan pengendalian jaringan bot jaringan global di 222 negara.

    Apakah Indonesia pengguna android Indonesia akan diserang Malware melalui internet? Peringatan ini, tidak hanya kepada Indonesia, tetapi ke berbagai negara di seluruh dunia, khususnya pengguna android.

    Temuan ini menguatkan bahwa serangan ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan serangan berskala besar yang mengancam keamanan dan privasi seluruh pengguna.

    Cegah Serangan Badbox 2.0, ini saran dari FBI bagi pengguna android:

    Matikan layanan Google Play Protect pada perangkat yang terindikasi terinfeksi.
    Hindari perangkat streaming yang menawarkan konten gratis atau yang tidak resmi.
    Jangan gunakan perangkat dari merek tidak dikenal dan marketplace aplikasi tidak resmi saat mengunduh aplikasi.
    Perhatikan adanya lalu lintas internet yang tidak wajar dan mencurigakan di perangkatmu.

    Satu hal yang perlu diingat, jika perangkatmu menunjukkan tanda-tanda mencurigakan tersebut, sebaiknya segera disconnect dari jaringan internet dan lakukan pemeriksaan keamanan. Jangan abaikan ancaman ini, karena perlindungan terhadap perangkatmu adalah langkah utama untuk menjaga keamanan data dan privasi.