BERITA FOTO: Situasi Aceh Tamiang yang Mencekam Saat Malam
Tim Redaksi
DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ TIM MEDIA GUBERNUR ACEH Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Foto: Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan.
ACEH TAMIANG, KOMPAS.com
– Memasuki hari kesembilan pascabanjir bandang, Kabupaten Aceh Tamiang masih dalam kondisi memprihatinkan. Jalanan berdebu, mobil-mobil bekas hantaman air masih bertumpukan.
Saat malam hari,
Aceh
Tamiang gelap total. Tidak ada jaringan listrik hingga internet yang menyala.
Masyarakat yang rumahnya hancur berteduh di pengungsian, mereka kekurangan air bersih hingga stok makanan.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) telah menerobos wilayah
Aceh Tamiang
untuk menyalurkan bantuan pada Rabu (3/12/2025) malam.
Mereka Berangkat dari Kota Lhokseumawe untuk membagikan bantuan kepada warga terdampak hingga pukul 03.15 WIB, Kamis (4/12/2025).
Di Aceh Tamiang, Mualem mengaku saat ini masyarakat di sana kewalahan untuk memperoleh air bersih.
“Kita sedih dan pilu melihat kondisi ini. Kita harap rakyat Aceh tabah menghadapi cobaan
banjir dan longsor
,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: longsor
-
/data/photo/2025/12/04/69313b5f6c5bf.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BERITA FOTO: Situasi Aceh Tamiang yang Mencekam Saat Malam Regional 4 Desember 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428942/original/004576700_1764568796-sampah-gelondongan-banjir-bandang-di-tapanuli-selatan-29112025-yudi-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenhut dan Polri Bentuk Tim Investigasi Usut Asal-Usul Gelondongan Kayu Saat Banjir Bandang Sumatera
Longsor yang terjadi di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut) memunculkan sorotan serius terkait kondisi lingkungan dan praktik pengelolaan hutan di wilayah tersebut.
Setelah bencana, banyak kayu gelondongan besar dan kecil berserakan di lokasi, yang memunculkan pertanyaan apakah kayu tersebut merupakan hasil tebangan manusia atau tumbang alami akibat kejadian alam.
Ahli Kebijakan Hutan dari IPB University Prof Dodik Ridho Nurochmat menjelaskan, kayu-kayu yang terlihat kemungkinan merupakan campuran dari kedua faktor tersebut.
“Dari gambar terlihat potongan kayu berukuran kecil dan besar. Tapi tidak bisa dilihat secara detail apakah potongannya rapi atau akibat tumbang alami,” ujar Dodik, melansir laman resmi IPB www.ipb.ac.id, Kamis (4/12/2025).
Penjelasan ini menunjukkan bahwa bencana longsor tidak hanya dipicu oleh faktor alam seperti curah hujan tinggi dan kondisi geologi yang rawan, tetapi juga diperparah oleh aktivitas manusia yang kurang memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Dia menyebut, kayu gelondongan yang berserakan bukan hanya menjadi tanda kerusakan hutan, tetapi juga mencerminkan bagaimana sisa aktivitas manusia, seperti penebangan pohon yang tidak selesai atau pembersihan lahan yang tidak tuntas, dapat meningkatkan risiko bencana alam ketika kondisi ekstrem terjadi.
-
/data/photo/2025/12/04/69312da696f4d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Tunggu Restu Prabowo, Menhut Raja Juli Akan Cabut Izin 20 Perusahaan Pengelola Hutan Nasional
Tunggu Restu Prabowo, Menhut Raja Juli Akan Cabut Izin 20 Perusahaan Pengelola Hutan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengaku bakal mencabut Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) oleh 20 perusahaan yang mengelola lahan seluas 750.000 hektar.
Raja Juli menjelaskan, pencabutan itu usai dirinya mendapatkan izin dari
Presiden Prabowo Subianto
.
“Kami Kementerian Kehutanan, setelah nanti mendapatkan persetujuan dari Bapak Presiden, akan kembali mencabut izin sekitar 20 PBPH yang bekerja buruk, lebih kurang seluas 750.000 hektar,” kata dia dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengungkapkan, 20 perusahaan tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
“Termasuk di tiga provinsi terdampak (banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera),” ucapnya.
Namun, Raja Juli enggan membuka nama perusahaan dalam forum tersebut.
Dia akan menyampaikan kepada publik usai menerima arahan dari Prabowo.
“Ini bagian dari rekomendasi yang saya bacakan di saat sekarang ini bahwa kami akan melakukan rasionalisasi PBPH dan melakukan
moratorium izin baru
pemanfaatan hutan tanaman dan hutan alam,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/03/692fe27fb1765.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Menteri LH Cabut Semua Izin Lingkungan Perusahaan Biang Kerok Banjir Sumatera Nasional
Menteri LH Cabut Semua Izin Lingkungan Perusahaan Biang Kerok Banjir Sumatera
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol mencabut semua persetujuan lingkungan terhadap perusahaan yang ada di lokasi bencana banjir dan longsor di Sumatera.
Hanif mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut juga dipanggil ke Kementerian LH pada pekan depan.
Total ada 8 perusahaan yang dipanggil.
Dia menyebut, perusahaan-perusahaan ini kedapatan memperparah banjir di Sumatera berdasarkan analisis satelit.
“Mulai dari sisi korporasi, tentu kami mulai hari ini akan menarik kembali semua
persetujuan lingkungan
dari dokumen lingkungan yang ada di daerah-daerah bencana,” ujar Hanif, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
“Kami juga minggu depan sudah mulai memanggil entitas-entitas yang kami indikasikan berdasarkan kajian sementara dari citra satelit berkontribusi memperparah
bencana banjir
ini,” sambung dia.
Lalu, berhubung bencana di Sumatera menimbulkan korban jiwa, maka Kementerian LH juga akan melakukan pendekatan pidana.
Selain perusahaan yang merusak lingkungan, pemerintah daerah yang terbukti memberikan izin juga akan disanksi.
Hanif kembali menekankan bahwa semua dokumen lingkungan, khususnya di daerah aliran sungai (DAS), sudah dicabut.
“Untuk kemudian memberikan rasa aspek adil terkait dengan kejadian ini, sekaligus upaya membangun efek jera dan membangun kehati-hatian,” ujar Hanif.
“Kami telah me-
review
, menarik, jadi mulai hari ini kami menarik semua dokumen persetujuan lingkungan, terutama di DAS itu untuk kemudian kita melakukan
review
,” imbuh dia.
Salurkan bantuan Anda untuk korban
banjir Sumatera
lewat tautan donasi ini:
https://kmp.im/BencanaSumatera
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Menko Airlangga Bakal Beri Relaksasi Utang UMKM di Aceh-Sumatra
Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana memberikan relaksasi pembiayaan bagi pelaku UMKM di wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan regulasi terkait relaksasi untuk UMKM telah tersedia dan dapat langsung diimplementasikan.
“Ya nanti kan kami sudah memberikan relaksasi untuk UMKM, regulasinya sudah ada dan itu bisa berlaku otomatis,” kata Airlangga saat ditemui di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2025).
Adapun, relaksasi yang dimaksud mencakup berbagai bentuk keringanan, termasuk restrukturisasi hingga penghapusan kredit macet UMKM.
“Iya tentu, restrukturisasi dan penghapusan kredit macet,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyiapkan stok beras 3 (tiga) kali lipat dari kebutuhan normal di tiga provinsi terdampak bencana Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Mentan menambah stok menjadi 15.000 ribu ton beras untuk Sumatra Utara dari 5.000 ton yang diminta Gubernur Sumut.
“Permintaan Gubernur Sumut yang kami tandatangani sekitar 5 ribu ton. Tapi kami siapkan 3 kali lipatnya dan akan dikirim [segera],” ujar Mentan Amran dalam tinjauannya ke Komplek Pergudangan Sarudik Tapanuli Tengah, Rabu (3/12/2025).
Mentan Amran mengatakan, penambahan dilakukan untuk menjaga stok beras di ketiga provinsi yang terdampak bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor tetap aman.
Saat ini, telah 600 ton beras tiba di Pelabuhan Sibolga dari 15.000 yang akan dikirim Kementan untuk Sumatra Utara.
Mentan Amran mengatakan pihaknya juga akan mengirim beras untuk cadangan sebanyak 10.000 ton. Dia berharap bantuan beras ini bisa dilakukan dalam satu tahap.
“Kalau bisa satu kapal. Satu tahap [pengiriman] karena orang-orang sudah butuh,” tambahnya.
-

Tito Buka Suara soal isu 3 Kepala Daerah Nyerah Hadapi Banjir Sumatra
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka suara soal ada tiga kepala daerah terdampak bencana di Sumatra yang dikabarkan menyerah dalam menangani situasi darurat bencana akibat banjir dan longsor di Sumatra.
Menurutnya, para kepala daerah tersebut terus bekerja, tetapi menghadapi keterbatasan yang membutuhkan intervensi pemerintah pusat. Menjawab pertanyaan mengenai anggapan bahwa para kepala daerah tersebut menyerah, Tito menekankan bahwa kondisi sebenarnya jauh dari itu.
Hal itu disampaikan Tito saat memberikan keterangan pers mengenai perkembangan penanggulangan bencana Sumatra di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Rabu (3/12/2025).
“Bukan menyerah total, bukan. Mereka tetap bekerja semampu mereka tapi ada yang mereka gak mampu,” ujar Tito.
Lebih lanjut, dia mencontohkan kondisi kritis di Aceh Tengah yang terisolasi total akibat kerusakan parah pada infrastruktur.
“Tolong bagi bapak dan ibu yang ikut ke lapangan, contoh misalnya Aceh Tengah, terkunci, jalan semua terkunci karena longsor jembatan putus. Dari utara dari Lhokseumawe putus, dari selatan juga putus. Mereka tetap bekerja, cuma dengan kemampuan yang ada,” jelasnya.
Menurut Tito, beberapa kebutuhan mendesak memang tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah karena keterbatasan logistik dan peralatan.
“Tapi ada hal yang mereka gak mampu, yaitu harus ada tambahan makanan, BBM, dropping dari udara. Dia gak punya pesawat. Kemudian kedua, jalan-jalan yang putus tadi perlu ada longsor perlu alat berat, dia gak punya kemampuan. Nah di situ yang mereka minta itu,” katanya.
Dia melanjutkan Pemerintah pusat saat ini mengerahkan berbagai sumber daya lintas kementerian, TNI, Polri, BNPB, serta instansi lain untuk memastikan bantuan logistik, evakuasi, dan perbaikan akses dapat dilakukan segera di daerah yang terisolasi.
Tito memastikan bahwa pemerintah pusat sejak awal telah mengambil langkah cepat untuk memperkuat penanganan bencana di wilayah-wilayah terdampak tersebut.
“Dan dari pemerintah pusat mau nyerah mau enggak, kita menilai sendiri kita akan dukung dari hari pertama sepenuhnya,” tegas Tito.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433160/original/012086000_1764837824-Paramedis_periksa_kesehatan_korban_banjir_di_Sumbar.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/07/24/66a08ed26f840.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/04/693123c8d977a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5145159/original/084585000_1740670731-IMG-20250227-WA0021.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)