Topik: longsor

  • Ancaman Trauma Pascabencana, Psikolog: Korban Butuh Dukungan Mental

    Ancaman Trauma Pascabencana, Psikolog: Korban Butuh Dukungan Mental

    Jakarta, Beritasatu.com — Bencana alam seperti banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak hanya menimbulkan kerugian materi dan fisik. Lebih dari itu, dampak psikologis terhadap korban pun membutuhkan perhatian serius.

    Menurut psikolog klinis Nena Mawar Sari, korban bencana rentan mengalami trauma berat, sehingga peran dukungan emosional dan sosial menjadi sangat penting untuk pemulihan jangka panjang.

    Nena menyampaikan bahwa bantuan kepada korban seharusnya tidak hanya meliputi makanan, obat-obatan, dan logistik. “Menurut saya yang dibutuhkan pertama adalah dukungan emosional. Ini bentuknya berupa layanan psikologis yang membuat mereka merasa punya ruang aman untuk bercerita, perasaannya tervalidasi, dan bisa mengembalikan sisi trauma yang mungkin terjadi,” ujarnya, dikutip dari Antara, Sabtu (6/12/2025). 

    Dukungan semacam itu perlu hadir segera, agar efek jangka panjang seperti depresi, kecemasan, atau stres pascabencana bisa dikelola dengan baik.

    Lebih dari Sekedar Logistik: Butuh Rasa Aman dan Kebersamaan

    Korban bencana juga sangat membutuhkan informasi transparan tentang lokasi posko bantuan dan kontak darurat, agar tidak merasa terabaikan. Nena menekankan arti penting komunitas dalam memulihkan kesehatan mental.

    “Komunitas yang bisa mengakomodasi, kita bisa kerja sama bekerja sama dan tidak merasa sendirian,” katanya, merujuk aksi sederhana seperti memasak bersama atau bergotong-royong membersihkan rumah.

    Gejala Trauma: Begitu Banyak Bentuknya

    Trauma pascabencana bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik psikologis maupun fisik. Menurut Nena, beberapa korban bisa mengalami ingatan berulang tentang kejadian mengerikan, mimpi buruk, hingga penurunan konsentrasi dan kesulitan tidur.

    Gejala fisik pun bisa muncul, seperti gemetar, rasa ingin pingsan saat melihat atau mendengar peristiwa serupa, hingga gangguan kesehatan fisik. Pada kasus lebih parah, bisa berkembang menjadi fobia, depresi, atau gangguan mental serius.

    Anak-anak yang menjadi korban juga tidak luput dari dampak. Untuk mereka, metode pemulihan yang direkomendasikan berbeda, yakni melalui terapi bermain maupun terapi bernyanyi, sehingga beban traumanya bisa disalurkan dengan cara yang lebih ringan dan sesuai usia.

    Peran Terapi, Support Group, dan Layanan Profesional

    Penanganan awal yang bisa dilakukan mencakup terapi kelompok ( support group ) atau konseling individual untuk memulihkan rasa aman. Untuk korban anak, terapi bermain atau bernyanyi sangat direkomendasikan. Nena menekankan bahwa intervensi ini sebaiknya dilakukan oleh psikolog atau konselor terlatih agar hasilnya efektif.

    Di tengah perhatian besar terhadap penyaluran logistik, Nena mengingatkan, kondisi mental sering kali terabaikan, padahal luka batin bisa lebih dalam dan tahan lama dibandingkan luka fisik. Pemulihan trauma bukan proses singkat, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan empati, dukungan sosial, dan akses layanan profesional.

  • Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Desember 2025

    Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala Bandung 6 Desember 2025

    Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan berupaya menemukan tiga warga yang hilang akibat longsor di kawasan Bulu Sungai Cibodas, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
    Hingga Sabtu (6/12/2025), proses pencarian dilakukan dengan mengerahkan alat berat dan metode manual karena medan yang sulit.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik
    BPBD Jawa Barat
    , Bambang Imanudin mengatakan, alat berat sudah dapat masuk ke lokasi, tetapi pergerakannya terbatas.
    “Saat ini alat berat sudah bisa masuk, tapi kami juga melakukan pencarian secara manual dibantu alkon. Akses sangat sulit, sehingga upaya manual tetap dominan,” ujar Bambang saat ditemui di lokasi.
    Ia menuturkan, pencarian sewaktu-waktu dihentikan sementara apabila cuaca gelap atau hujan deras turun.
    Kondisi tersebut dianggap membahayakan tim yang bekerja pada tebing rawan.
    “Jika cuaca tidak memungkinkan, tim akan kami tarik sementara. Begitu cuaca membaik, pencarian dilanjutkan,” katanya.
    Bambang menyampaikan, longsor dipicu hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Cibodas pada Jumat sore.
    Hujan itu memicu retakan awal pada mahkota tebing sebelum akhirnya ambruk dan menimbun rumah warga.
    “Retakan seperti ini seharusnya bisa diantisipasi lebih awal, termasuk percepatan pengalihan warga dari zona rawan,” ujarnya.
    Sebanyak lima rumah rusak berat dan tertimbun material longsor.
    Selain itu, 110 rumah lain berada di zona berpotensi terdampak dan direkomendasikan untuk dikosongkan sementara.
    Tiga warga yang masih dicari yaitu Alfa (15), Citra (20), dan Aisyah (75).
    Ketiganya diduga berada dalam satu rumah saat longsor terjadi. “Mereka masih dalam satu keluarga,” kata Bambang.
    Warga yang tinggal di 110 rumah rawan terdampak telah dievakuasi ke hunian sementara.
    Sebagian mengungsi di rumah-rumah penduduk, sementara lainnya ditampung di GOR desa.
    Total pengungsi mencapai 400 orang dari 110 kepala keluarga.
    BPBD Jawa Barat telah menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, air mineral, serta kebutuhan dasar lainnya.
    Bantuan tambahan juga datang dari Dinas Sosial Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung.
    Terkait batas waktu pencarian sesuai SOP penanganan jenazah selama tujuh hari, Bambang mengatakan proses tetap mengikuti prosedur tersebut.
    Namun, pihaknya membuka ruang apabila ada permintaan khusus dari keluarga korban.
    “Jika ada permintaan keluarga, tentu akan kami pertimbangkan. Yang jelas, saat ini pencarian terus kami maksimalkan,” ujarnya.
    Tim masih bekerja di lapangan dengan memadukan peralatan berat dan upaya manual untuk menyingkap timbunan tanah yang mengubur rumah warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mitigasi Ekologi Tak Boleh Dilewatkan, Agar Kita Tak Musnah

    Mitigasi Ekologi Tak Boleh Dilewatkan, Agar Kita Tak Musnah

    Ahli Geologi UGM, Dwikorita Karnawati, dalam diskusi Pojok Bulaksumur pada Kamis (4/12) mengungkap pentingnya mitigasi ekologi saat membahas tentang bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera. Mantan kepala BMKG itu pun menyinggung bahayanya jika mitigasi ekologi terlewatkan.

    “Mitigasi ekologi itu tidak boleh dilewatkan agar kita tidak musnah,” ungkapnya. “Kejadian siklon tropis yang semakin sering anomali tidak mengikuti pola-pola itu, salah satu efek dari perubahan iklim. Itu indikasinya.”

    “Betapa pentingnya untuk menjaga hutan, karena satu-satunya yang dapat merem laju limpasan itu adalah pohon-pohon dengan tajuk, ranting, akar, dan ekosistemnya itu,” tambahnya.

    Klik di sini untuk menonton video-video lainnya!

  • Kemenhut Segel 4 Subyek Hukum Terduga Penyebab Banjir Sumatera, Delapan Lagi Menyusul
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 Desember 2025

    Kemenhut Segel 4 Subyek Hukum Terduga Penyebab Banjir Sumatera, Delapan Lagi Menyusul Nasional 6 Desember 2025

    Kemenhut Segel 4 Subyek Hukum Terduga Penyebab Banjir Sumatera, Delapan Lagi Menyusul
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa pihaknya menyegel empat subyek hukum yang diduga menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor di Sumatera.
    Penyegelan ini merupakan tindak lanjut dari operasi yang dilakukan oleh Tim Kementerian Kehutanan (Kemenhut).
    “Sesuai dengan apa yang sudah saya sampaikan di DPR, tim kami di lapangan sudah mulai melakukan operasi
    penegakan hukum
    dengan penyegelan 4 subyek hukum dari sekitar 12 subyek hukum yang diduga melakukan pelanggaran berkaitan dengan bencana di Sumatera,” kata Raja Juli, dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).
    Raja Juli memastikan bahwa dirinya akan melakukan penindakan hukum secara tegas.
    Ia juga menegaskan tidak akan berkompromi dengan
    perusak hutan
    .
    “Sekali lagi saya tegaskan, tidak ada kompromi bagi siapapun yang terbukti merusak hutan Indonesia. Kami berkomitmen untuk melakukan penegakan hukum secara tegas tanpa pandang bulu,” ujar dia.
    Adapun empat subyek hukum yang disegel berada di Kabupaten Tapanuli Selatan.
    Pertama, areal konsesi TPL Desa Marisi, Kecamatan Angkola Timur.
    Kedua, PHAT Jhon Ary Manalu Desa Pardomuan, Kecamatan Simangumban.
    Ketiga, PHAT Asmadi Ritonga Desa Dolok Sahut, Kecamatan Simangumban.
    Keempat, PHAT David Pangabean Desa Simanosor Tonga, Kecamatan Saipar Dolok Hole.
    Pihaknya melalui Gakkum Kehutanan melakukan pendalaman terhadap dugaan pelanggaran kehutanan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara.
    Pendalaman dilakukan dengan mengumpulkan bukti sampel kayu hingga meminta keterangan.
    Selain itu, ia menyebut pihaknya juga telah mengidentifikasi 8 lainnya untuk segera dilakukan penyegelan.
    Namun, ia belum mengungkapkan delapan subyek hukum itu.
    Ia memastikan akan terus melakukan penyelidikan mendalam yang nantinya dapat berujung pada penetapan pelanggaran pidana maupun denda dalam kasus ini.
    “Selain 4 subyek hukum yang sudah disegel, sebanyak 8 lainnya juga sudah teridentifikasi dan akan segera disegel,” ujar dia.
    Diberitakan sebelumnya, Raja Juli menyebutkan bahwa instansinya tengah menyelidiki subyek hukum terkait
    bencana banjir
    bandang dan tanah longsor di Sumatera.
    Raja Juli mengungkapkan bahwa tim telah menemukan indikasi pelanggaran di 12 lokasi subyek hukum.
    “Gakkum Kehutanan sedang melakukan subyek hukum yang terindikasi berkontribusi terhadap terjadinya bencana banjir longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar,” kata Raja Juli, dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (4/12/2025) lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Desember 2025

    Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol Surabaya 6 Desember 2025

    Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Arus lalu lintas di jalan nasional Malang-Surabaya, Jawa Timur macet panjang pada akhir pekan, Sabtu (6/12/2025).
    Sebab,
    tembok penahan tanah
    (TPT) di tepi jalan tersebut ambrol tergerus air hujan sejak Jumat (5/12/2025).
    Untuk mengurai kemacetan, sejumlah personel dari Satuan Lalu Lintas Polres
    Pasuruan
    bersiaga di lokasi kemacetan.
    Arus kendaraan terlihat macet sekitar 1 kilometer dari titik (TPT) di tepi jalan nasional Malang-Surabaya, tepatnya di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
    Rentetan pengendara mobil dan motor harus mengurangi laju kecepatan di titik tersebut yang mengalami penyempitan.
    TPT yang ambrol ditandai dengan penutupan terpal berwarna biru dan tumpukan kantong sak berisi material sebagai penahan.
    Selain itu, dipasang pembatas agar pengendara tidak menepi pada titik yang ambrol.
    “Ya, petugas dari Satlantas sedang mengatur lalu lintas karena terjadi kemacetan akibat. Namun, sampai saat ini belum dilakukan
    contraflow
    ,” kata Iptu Joko Suseno, Kasi Humas Polres Pasuruan, Sabtu (6/12/2025).
    TPT yang ambrol akibat tergerus air hujan lebarnya 1-2 meter dengan panjang sekitar 20 meter.
    Sejumlah pengendara berharap agar
    perbaikan TPT
    segera dilakukan dengan cepat.
    Mengingat, arus jalur tersebut posisinya menurun dan ramai menjelang libur sekolah.
    “Iya, kami berharap pihak pemerintah segera memperbaiki. Jalan ini ramai, apalagi di akhir pekan,” ujar Syafril, warga Pasuruan yang biasa melewati jalan tersebut.
    Perbaikan TPT sebenarnya sedang dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali sejak Selasa (2/12/2025) lalu.
    Namun, pada Jumat (5/12/2025) sore, kembali ambrol dan lebih parah akibat hujan deras di wilayah Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
    “Langsung pengamanan di lokasi longsor dan dilanjut perbaikannya,” kata Dimas Prasetyo, Pengawas Lapangan BBPJN Jatim Bali ruas Sidoarjo-Porong melalui pesan singkatnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahas Polemik PBNU, Ini Hasil Lengkap Forum Sesepuh dan Mustasyar NU di Tebuireng Jombang

    Bahas Polemik PBNU, Ini Hasil Lengkap Forum Sesepuh dan Mustasyar NU di Tebuireng Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Pembahasan polemik PBNU yang dikemas dalam forum sesepuh dan mustasyar NU (Nahdlatul Ulama) di Tebuireng Jombang memakan waktu sekitar tujuh jam. Acara dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir menjelang bedug magrib.

    Acara dibagi menjadi dua sesi. Pertama, forum sesepuh dan mustasyar NU menghadirkan jajaran Syuriah dan Tanfidziah yang diwakili oleh Muhammad Nuh dan Nur Hidayat. Nuh memberikan penjelaskan secara Panjang lebar di forum tersebut.

    Sedangkan sesi kedua yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, forum menghadirkan KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), H. Amin Said Husni, serta H. Sumantri. Secara garis besar ada dua isu besar yang dibahas. Yakni sikap forum terhadap bencana alam di berbagai daerah dan sikap forum atas dinamika organisasi di PBNU.

    Untuk bahasan kedua ini, terdapat empat kesimpulan yang disampaikan oleh tiga kiai muda. Diantaranya, HM. Abdul Mu’id Lirboyo (Gus Muid), H. Abdurrahman Kautsar Ploso (Gus Kautsar), serta KH. Imron Mutamakkin Pasuruan.

    Gus Muid mengatakan bahwa forum berpandangan proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART. Meski demikian, forum juga melihat adanya informasi kuat terjadinya pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum, yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi secara menyeluruh.

    “Forum merekomendasikan agar Rapat Pleno utk menetapkan PJ tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi,” ujar Gus Mu’id saat jumpa pers di akhir acara.

    Forum sesepuh juga mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menghindari langkah yang berpotensi memperbesar ketegangan.

    “Forum menegaskan bahwa persoalan ini hendaknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU, tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal, demi menjaga kewibawaan jam’iyyah dan memelihara NU sebagai aset besar bangsa,” pungkasnya.

    KH Anwar Manshur keluar dari dalem kasepuhan pesantren Tebuireng Jombang

    Pertemuan silaturahmi para kiai di Tebuireng merupakan undangan dari dr Umar Wahid yang ditandatangani oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz. Silaturahmi itu tindak lanjut dari pertemuan para sesepuh NU di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso pada 30 November 2025.

    Dari tuan rumah Nampak hadir KH. dr. Umar Wahid, KH. Abdul Hakim Mahfudz, serta Alissa Wahid. Kemudian dari sesepuh dan Mustasyar NU: Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin (via Zoom), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, KH. Anwar Manshur, KH. Nurul Huda Djazuli, KH. Abdullah Ubab Maimoen (via Zoom), Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (via Zoom), serta Hj. Mahfudloh Wahab.

    Lalu, dari Syuriyah da Tanfidziyah PBNU: H. Mohammad Nuh, H. Nur Hidayat, KH. Ali Akbar Marbun, KH. Said Asrori, KH. Yahya Cholil Staquf, KH. Mu’adz Thohir, H. Amin Said Husni, serta H. Sumantri. [suf]

    Kesimpulan Forum Sesepuh & Mustasyar Nahdlatul Ulama

    Tebuireng, Sabtu, 6 Desember 2025

    Forum Sesepuh dan Mustasyar Nahdlatul Ulama menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

    A. Sikap atas Musibah Bencana di Berbagai Daerah

    1. Forum Sesepuh dan Mustasyar NU menyampaikan belasungkawa serta keprihatinan mendalam atas musibah banjir, longsor, dan berbagai bencana lain yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Forum mendoakan agar masyarakat yang terdampak diberi kesabaran, ketabahan, keselamatan, serta segera mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan. Semoga Allah SWT berkenan mengangkat segala musibah ini.

    2. Forum mengharapkan pemerintah melakukan upaya maksimal dan optimal dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada masyarakat yang tertimpa bencana.

    3. Forum memohon pemerintah mengambil langkah strategis dan antisipatif untuk mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari, termasuk menindak tegas pihak-pihak—baik individu maupun korporasi—yang terbukti menyalahi aturan dalam mengeksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.

    4. Forum mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk saling bahu membahu serta terlibat aktif dalam memberikan bantuan kepada para korban bencana.

    B. Sikap atas Dinamika Organisasi di PBNU

    1. Forum berpandangan bahwa proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART.

    2. Meski demikian, forum juga melihat adanya informasi kuat terjadinya pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum, yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi secara menyeluruh.

    3. Forum merekomendasikan agar Rapat Pleno utk menetapkan PJ tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi.

    4. Forum Sesepuh mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menghindari langkah yang berpotensi memperbesar ketegangan. Forum menegaskan bahwa persoalan ini hendaknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU, tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal, demi menjaga kewibawaan jam’iyyah dan memelihara NU sebagai aset besar bangsa.

  • Banjir Sumatera Hari Ke-10: Aceh Catat Korban Meninggal Terbanyak

    Banjir Sumatera Hari Ke-10: Aceh Catat Korban Meninggal Terbanyak

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Provinsi Aceh tercatat dengan angka korban jiwa tertinggi dalam banjir Sumatera-Aceh dengan 359 korban jiwa dilaporkan.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peningkatan signifikan pada jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi Sumatera. Per Sabtu (6/12/2025) sore, korban jiwa tercatat mencapai 914 orang, bertambah 47 jiwa dari posisi sehari sebelumnya yang berjumlah 867 jiwa.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari memerinci, Provinsi Aceh mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 359 jiwa. Disusul oleh Sumatera Utara (Sumut) dengan 329 jiwa, dan Sumatera Barat (Sumbar) sebanyak 226 orang.

    “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, simpati yang mendalam kami sampaikan kepada para keluarga korban,” kata Abdul Muhari saat konferensi pers di Banda Aceh, Sabtu (6/12/2025).

    Diketahui, BNPB mencatat adanya penurunan dalam daftar korban hilang. Dari total tiga provinsi, korban yang masih dalam daftar pencarian tim SAR saat ini berjumlah 389 jiwa. Angka ini berkurang dari laporan sebelumnya yang mencapai 521 jiwa.

    Muhari menjelaskan, angka ini bergerak dinamis karena beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan atau melaporkan diri dalam kondisi selamat. “Data korban hilang yang kemarin berjumlah 521 jiwa, per hari ini berdasarkan rekap Pusdalops BPBD di tiga provinsi menjadi 389 jiwa,” ujarnya.

    BNPB menegaskan terus mengoptimalkan operasi pencarian dan pertolongan. “BNPB terus mengoptimalkan dan melakukan percepatan dalam operasi pencarian dan pertolongan, sehingga angka korban bisa diminimalkan sekecil mungkin,” tutur Muhari. Diharapkan jumlah korban hilang dapat terus menurun.

  • Legislator PDIP Desak Penetapan Status Bencana Nasional Aceh-Sumatera: Apa Lagi yang Ditunggu?

    Legislator PDIP Desak Penetapan Status Bencana Nasional Aceh-Sumatera: Apa Lagi yang Ditunggu?

    JAKARTA- Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP Irine Yusiana Roba Putri, mendesak pemerintah segera mengklasifikasikan bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebagai bencana nasional. Ia menilai, pemerintah lamban menangani situasi bencana ini. 

    Padahal, menurut Irine, jumlah korban, kondisi pengungsian, serta kerusakan infrastruktur sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan dan tidak bisa lagi ditangani hanya oleh pemerintah daerah.

    “Sudah 918 korban jiwa, 582,540 mengungsi, 260 fasilitas umum terdampak, 40 jembatan dan 70 ruas jalanan rusak berat, saya rasa tepat jika Pemerintah menetapkan status bencana nasional pada bencana yang terjadi di Sumatera. Apalagi yang ditunggu?,” ujar Irine, Sabtu, 6 Desember. 

    Irine mengatakan, kondisi para pengungsi sudah semakin sulit akibat fasilitas penampungan yang kurang memadai, terutama dalam penyediaan logistik dan kebutuhan dasar.

    “Sudah ada lebih dari 500 ribu orang yang mengungsi dan puluhan ribu keluarga kehilangan tempat tinggal. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak lokasi-lokasi pengungsian yang minim logistik serta akses air bersih dan layanan medis yang terbatas” katanya.

    Menurut Irine, penetapan status bencana nasional memberikan manfaat signifikan, terutama dalam percepatan penyaluran bantuan oleh pemerintah pusat. Dengan status tersebut, dukungan anggaran dan proses pemulihan dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.

    “Salah satu manfaat utama adalah pemerintah pusat dapat memprioritaskan bantuan. Saat status darurat nasional ditetapkan, alokasi anggaran bisa dilakukan secara cepat untuk menyalurkan bantuan, memperbaiki infrastruktur, dan mendukung pemulihan ekonomi masyarakat terdampak,” terang Irine.

    “Dalam artian, ketika Pemerintah pusat turun tangan, proses bantuan bisa lebih cepat dan menyeluruh,” sambung Legislator PDIP dari Dapil Maluku Utara itu.

    Irine juga menekankan pentingnya kebutuhan tambahan tenaga dan sumber daya manusia untuk mempercepat penanganan di wilayah terdampak.

    “Selain itu, status darurat mempermudah koordinasi bantuan di lapangan. Pemerintah pusat bisa menurunkan personel mulai dari relawan, polisi hingga aparat militer untuk memastikan bantuan sampai ke wilayah yang sulit dijangkau” ucap Irine.

    Irine menilai hal ini penting mengingat situasi di lapangan menunjukkan betapa terbatasnya peralatan, logistik, dan dana tanggap darurat yang dimiliki daerah. Karena itu, intervensi Pemerintah pusat dianggap sangat mendesak.

    “Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan saat ini di mana alat berat, logistik dan SDM yang sangat terbatas dan juga berbagai daerah tidak memiliki dana tanggap darurat, membutuhkan dukungan dan kendali dari pusat,” ungkapnya.

    Karena itu, Irine menilai, Pemerintah Daerah membutuhkan dukungan pusat untuk penanganan, koordinasi, dan pemulihan bencana banjir ini.

    Lebih lanjut, Irine menegaskan bahwa penetapan status bencana nasional bukan sekadar formalitas, tetapi langkah penting untuk memastikan percepatan bantuan dan pemulihan bagi masyarakat terdampak.

    “Ini bukan hanya sekedar status, melainkan soal akses para korban terhadap bantuan, kecepatan evakuasi daerah yang terdampak dan kepastian pemulihan. Sehingga saya berharap pemerintah segera menetapkan status bencana nasional pada bencana yang terjadi di Aceh dan Sumatera,” pungkasnya.

  • Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Bencana banjir dan longsor di Sumatera terus menunjukkan dampak parah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, per Sabtu (6/12/2025) sore, sebanyak 817.003 warga dari tiga provinsi terdampak masih bertahan di lokasi pengungsian.

    Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Sabtu (6/12/2025) sore.

    “Para pengungsi ini sangat memerlukan dukungan logistik dasar, baik berupa makanan maupun nonmakanan,” ujarnya.

    Sementara itu, operasi pencarian dan pertolongan yang dikoordinasi Basarnas dan tim gabungan mulai menunjukkan hasil. Jumlah korban hilang turun drastis menjadi 389 orang, dibandingkan laporan sebelumnya yang mencapai 521 orang.

    Abdul Muhari menegaskan, operasi pencarian terus dioptimalkan. “Operasi pencarian dan pertolongan akan terus dioptimalkan hingga daftar korban hilang dapat diminimalkan,” kata Abdul Muhari. 

    Upaya ini menjadi prioritas BNPB bersama tim gabungan di tengah status darurat bencana di wilayah Sumatera.

  • Akses Darat Agam-Bukittinggi via Kelok 44 Mulai Normal

    Akses Darat Agam-Bukittinggi via Kelok 44 Mulai Normal

    Foto

    Rafida Fauzia – detikNews

    Sabtu, 06 Des 2025 20:00 WIB

    Sumatera Barat – Akses Kelok 44 yang tertutup longsor sejak akhir November berangsur normal. Jalur kembali bisa dilintasi setelah alat berat membersihkan material longsoran.