Topik: longsor

  • Forum OECD di Paris Ambil Jawaban Risma sebagai Kesimpulan Ketahanan Infrastruktur Bencana

    Forum OECD di Paris Ambil Jawaban Risma sebagai Kesimpulan Ketahanan Infrastruktur Bencana

    Paris (beritajatim.com) – Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) baru-baru ini mengadakan diskusi penting di Paris, Rabu (10/04/2024). Diskusi ini berfokus pada mekanisme efektif untuk melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan infrastruktur.

    Diskusi ini menjadi semakin relevan dengan tren peningkatan bencana alam seperti banjir, badai, tanah longsor, gempa, dan kekeringan/kebakaran. Pelibatan masyarakat menjadi isu penting dalam diskusi ini, mengingat tantangan yang dihadapi dalam melibatkannya.

    Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut. Risma memaparkan bagaimana Indonesia mengantisipasi, menangani, dan memulihkan dampak bencana dengan pendekatan berbasis masyarakat.

    Kementerian Sosial telah melatih dan membina lebih dari 25.000 relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari masyarakat di seluruh Indonesia. Program seperti Tagana Masuk Sekolah dan Kampung Siaga Bencana telah diluncurkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

    Selain itu, ada lebih dari 49.000 pendamping sosial yang siap membantu saat terjadi bencana dan dalam masa pemulihan pasca bencana. Ada juga 613 Lumbung Sosial di 328 kabupaten/kota yang dikelola oleh komunitas untuk menyediakan logistik yang dibutuhkan masyarakat saat terjadi bencana.

    Mensos Risma juga menjelaskan bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah telah membantu Surabaya, kota yang sebelumnya rentan banjir, menjadi kota yang bebas banjir. Pengalaman ini kemudian diterapkan Risma dalam strategi penanganan bencana di tingkat nasional.

    Diskusi ini menghasilkan kesimpulan bahwa pemulihan infrastruktur seharusnya tidak hanya direncanakan secara top-down, tetapi juga memperhatikan pemikiran masyarakat (bottom-up). Ini menunjukkan betapa pentingnya melibatkan masyarakat dalam upaya membangun ketahanan infrastruktur. [ian]

  • Blitar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem saat Idulfitri 2024

    Blitar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem saat Idulfitri 2024

    Blitar (beritajatim.com) – Kabupaten Blitar berpotensi dilanda cuaca ekstrem saat Hari Raya Idulfitri 1445 H/2024 M. Hujan intensitas sedang hingga deras pun diprediksi bakal mengguyur Bumi Penataran selama Lebaran nanti.

    Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Blitar Ivong Berrtryanto menyebut semua wilayah harus mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin puting beliung di masa lebaran ini. Masyarakat pun diimbau untuk selalu waspada bencana meski dalam suasana Hari Raya Idulfitri.

    “Tidak ada pemetaan secara khusus wilayah mana yang rawan karena semua daerah masuk kategori rawan,” kata Ivong, Selasa (9/4/2024).

    Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah termasuk Blitar ini terjadi lantaran saat ini memang tengah memasuki peralihan musim dari penghujan ke kemarau. Sehingga terjadi dinamika atmosfir cuaca yang menyebabkan terjadinya hujan dalan intensitas tinggi atau lebat.

    Selain hujan lebat ini juga bisa disertai petir. Angin kencang juga masih jadi ancaman nyata yang patut diwaspadai oleh masyarakat Kabupaten Blitar selama momen lebaran.

    “Kerawanan bencana terjadi karena sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai memasuki peralihan musim atau pancaroba dari penghujan ke musim kemarau,” bebernya.

    Informasi yang diterima BPBD Kabupaten Blitar dari BMKG Juanda hujan lebat masih akan melanda wilayah Blitar hingga 18 April mendatang. Sehingga masyarakat Kabupaten Blitar dan pemudik diminta mewaspadai potensi terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga puting beliung.

    BPBD kabupaten Blitar juga tetap menyiagakan personel untuk piket dan standby saat lebaran. Puluhan personel BPBD pun selalu disiagakan untuk menangani bencana alam yang terjadi di momen Hari Raya Idulfitri 2024.

    “Kami juga tetap menyiagakan anggota untuk mengatasi bencana bila mana terjadi setiap waktu,” tutupnya. [owi/beq]

  • Arus Mudik Lebaran 2024, Pemprov Jatim: Status Jalan Mantap 89,25

    Arus Mudik Lebaran 2024, Pemprov Jatim: Status Jalan Mantap 89,25

    Surabaya (beritajatim.com) – Menjelang arus mudik Lebaran 2024, Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim menyiapkan masing-masing dua posko di 11 UPT miliknya. Ini sebagai upaya memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan selama lebaran.

    Dari total jalan provinsi di Jatim sepanjang 1.671 km jalan provinsi, status mantap jalan sebesar 89,25. Angka ini lebih baik dibandingkan tahun lalu yang 89,10.

    Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, Edy Tambeng Widjaja kepada media di kantornya, Kamis (4/4/2024) mengatakan, bahwa pihaknya akan mempersiapkan posko mudik lebaran untuk menyambut lebaran tahun ini. Posko tersebut akan dipersiapkan beberapa hari sebelum Idul Fitri.

    “Kami sudah menyiapkan posko-posko di UPT-UPT. Posko akan didirikan mulai H-7, yang sudah kita siapkan semuanya,” tuturnya.

    “Persiapan tersebut termasuk alat-alat berat yang kita siapkan di lokasi-lokasi yang rawan terjadi bencana. Karena daerah rawan sudah kami mitigasi ada beberapa lokasi seperti daerah Pasuruan, di Kejayan dan Tosari. Kemudian, di sekitar Pacitan yang rawan longsor. Itu sudah kita siapkan alat berat, barangkali terjadi longsor, alat berat bisa melakukan pembersihan,” tegasnya.

    Selain itu, Dinas PU juga menyiagakan beberapa personel yang siap bekerja, jika diperlukan sewaktu-waktu di lapangan.

    “Di samping itu, juga ada tim reaksi cepat yang standby 24 jam. Kalau ada jalan lubang, Insya Allah kami berusaha ditutup dalam waktu 1 kali 24 jam,” tukasnya.

    “Serta kita menyiagakan personel di semua UPT, di semua ruas kami siapkan, setiap pos kami siapkan, ada teman-teman yang mengawasi. Saya mohon kepada masyarakat bisa menghubungi call center 082130008099. Jadi, kalau di tim kami ada yang kelewatan, barangkali masyarakat ada yang mengetahui jalan berlubang, tolong diinfokan ke kami. Sehingga, kami bisa secara langsung melakukan penanganan,” pungkasnya. [tok/beq]

  • TRC BPBD Magetan Mendadak ‘Ngecor’ Jalan Lingkar Telaga Wahyu? 

    TRC BPBD Magetan Mendadak ‘Ngecor’ Jalan Lingkar Telaga Wahyu? 

    Magetan (beritajatim.com) – Anggota TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Magetan mendadak jadi kuli bangunan di Telaga Wahyu. Anggota yang bertugas merespons kejadian bencana alam itu terlihat mengecor di jalan selingkar Telaga Wahyu beberapa hari terakhir.

    Keterlibatan TRC PB BPBD Magetan ini menuai sorotan dari berbagai pihak. Banyak yang menyayangkan, di tengah ancaman arus mudik lebaran 2024 dan potensi bencana Hidrometeorologi seperti tanah longsor dan pohon tumbang, mereka justru difokuskan pada pekerjaan yang bukan kebencanaan.

    Pj Kalaksa BPBD Magetan, Yok Sujarwadi, menjelaskan bahwa keterlibatan personil BPBD di Telaga Wahyu merupakan bentuk sinergitas antar organisasi perangkat daerah (OPD).

    “Ini bentuk sinergitas antar OPD. Tidak hanya BPBD, ada Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan dan TNI Polri yang dilibatkan dalam revitalisasi telaga Wahyu,” kata Yok, Selasa (2/4/2024).

    Yok mencontohkan Pemkab Banyuwangi, di mana OPD saling membantu jika ada pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga.”Dinas Pariwisata tidak memiliki personil, sedangkan kita punya. Jadi kita bantu,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan Pembangunan itu.

    “Klo bicara potensi bencana, semua ada potensi. Makanya kami antisipasi dengan kegiatan pelestarian lingkungan dan penanaman pohon. Untuk menjaga kelestarian alam khususnya di seputaran Telaga Wahyu,” tambahnya.

    Meskipun demikian, Yok memastikan bahwa pihaknya tetap siap siaga menghadapi potensi bencana selama arus mudik. Pun, posko kebencanaan dipindahkan di Telaga Wahyu.

    “Posko kebencanaan dipindahkan ke Telaga Wahyu, dan kita siapkan personel di dua lokasi, pos pelayanan dan pos pemantauan mudik di Refugia dan Cemorosewu,” pungkasnya. [fiq/suf]

  • Memprihatinkan, Ruang Kelas SDN 7 Gedangan Malang Keluar Sumber Air

    Memprihatinkan, Ruang Kelas SDN 7 Gedangan Malang Keluar Sumber Air

    Malang (beritajatim.com) – Dampak tanah longsor di Dusun Sumber Nanas, Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, berimbas pada fisik bangunan di SDN 7 Gedangan saat hujan turun.

    Pasalnya, ruangan kelas di wilayah Malang Selatan itu justru mengeluarkan semburan air. Ruang kelas 3 dan kelas 6 pada bagian ubin lantai juga dalam pecah berserakan.

    Sehingga, ruangan sekolah terlihat kumuh dan kurang nyaman. Parahnya lagi saat musim hujan seperti kemarin, tiba-tiba dilantai dua ruangan itu keluar sumber air. Saat ditemui, Inul Yakin S.Pd seorang guru kelas 5 membenarkan kejadian tersebut.

    “Jika dimusim hujan, ruang kelas 6 ini tiba-tiba keluar mata air hingga ketinggian 5 centi atau di pergelangan mata kaki. Yang jelas, untuk proses belajar mengajar juga kurang nyaman seakan-akan belajar di sungai,” ungkap Inul, Selasa (26/3/2024).

    Akibat kejadian tersebut, sambung Inul, pihak lembaga yang terletak tidak jauh dari lokasi tanah longsor itu, setiap tahun harus melakukan renovasi tembok.

    “Karena tembok itu lembab, dan catnya terkelupas. Setiap tahun harus di renovasi. Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah,” ucapnya.

    Tak hanya itu, SDN 7 Gedangan hingga saat ini masih belum memiliki ruang perpustakaan yang berfungsi sebagai sumber informasi melalui koleksi-koleksi buku yang ada.

    Menurut Liswati S.Pd, seorang guru kelas 3 menjelaskan, untuk pembangunan ruang perpustakaan di SDN 7 Gedangan saat ini baru tahap pendirian pondasi. “Pondasi pembangunan ruang perpus sudah dibuat sejak tahun 2007. Mungkin karena anggarannya cukup besar, sampai hari ini pembangunan itu belum terealisasi,” tegas Liswati.

    Ia menambahkan, perpustakaan itu dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar dan bereksplorasi. Sehingga sekolah bisa menyediakan banyak sumber daya literasi dan aktivitas yang dapat membantu anak-anak belajar sambil bermain.

    “Saat ini kami masih menempati ruang perpus darurat memanfaatkan separuh ruang gudang. Dampak dengan tidak adanya ruang perpus, buku-buku disini selain berantakan juga banyak yang rusak,” Liswati mengakhiri.

    Sementara itu, seorang staf di kantor Korwil Dispendik Kecamatan Gedangan mengaku, terkait kerusakan dan kekurangan beberapa fasilitas di SDN 7 Gedangan, semuanya sudah diajukan ke kantor Dispendik Kabupaten Malang.

    “Oleh operatornya Heri Lukmanto S.Pd untuk kerusakan dan kekurangan fasilitas di SDN 7 Gedangan semuanya sudah diajukan ke kantor Dispendik Kabupaten Malang,” pungkasnya. (yog/ted)

  • Mensos Risma Tinjau Korban Bencana di Bandung Barat Malam-malam

    Mensos Risma Tinjau Korban Bencana di Bandung Barat Malam-malam

    Bandung (beritajatim.com) – Tak kenal lelah, Mensos Tri Rismaharini turun langsung meninjau dan memberikan bantuan kepada korban banjir dan tanah longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Senin (25/3/2024) malam.

    Mensos Risma tak hanya memberikan bantuan, tapi juga dengan penuh keibuan menyapa dan berbincang dengan para korban, menyemangati mereka untuk tetap tegar menghadapi cobaan ini.

    Bencana banjir dan tanah longsor akibat hujan deras melanda Desa Cibenda pada Minggu (24/3/2024) malam. Bencana ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah, jembatan, dan lahan pertanian.

    Mensos Risma bergerak cepat, tak sampai 24 jam setelah bencana, beliau langsung datang ke lokasi untuk melihat kondisi para korban dan menyalurkan bantuan.

    Tercatat 436 jiwa dari 115 keluarga mengungsi ke GOR Betah dan SDN Padakati, Desa Cibenda. Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap sejumlah warga yang hilang.

    Siti Nurjamila (30), salah satu penyintas yang tinggal di penampungan, meminta bantuan kepada Mensos Risma untuk mengerahkan petugas mencari tetangganya yang hilang. Ia juga menyampaikan kesedihannya karena rumah dan harta bendanya hancur.

    Mensos Risma memberikan penguatan sambil memegang erat tangan Siti. “Yang penting sekarang Ibu sehat, Ibu semangat. Kalau rumah pasti nanti ada gantinya,” ujar Mensos Risma.

    Penyintas lainnya, Arifin (40), menyatakan bahwa kakak beserta dua anggota keluarganya masih hilang. Arifin masih menunggu dengan penuh harap sambil berdoa agar tim SAR bisa menemukan anggota keluarganya.

    Mensos Risma memikirkan penghidupan para penyintas ke depannya karena mereka kehilangan lahan pertanian sebagai sumber ekonomi keluarga. Mensos menawarkan kepada penyintas untuk menjadi peternak dan kepada ibu-ibu ditawarkan pelatihan menjahit.

    Kemensos telah menyalurkan berbagai bantuan dari empat gudang, yaitu Sentra Wyata Guna Bandung, Dinsos Provinsi Jawa Barat, Sentra Abiyoso Cimahi, serta Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung.

    Bantuan Menteri Sosial Republik Indonesia

    Bantuan tersebut berupa kasur, selimut, family kit, kidsware kit, sandang dewasa, sandang anak, serta berbagai bantuan lainnya. Kemensos juga mendirikan tenda dan dapur umum.

    “Kami menyediakan sebanyak 550 porsi makanan siap saji sekali produksi,” kata Soleh, Ketua Tim Dapur Umum dari Tagana Bandung Barat.

    Kepedulian Kemensos terhadap para korban membuat Arifin merasa sangat diperhatikan. “Terima kasih kepada Bu Menteri Sosial yang jauh-jauh bersedia datang mengunjungi dan memberikan berbagai bantuan kepada kami. Terima kasih, Bu,” kata Arifin. (ted)

  • Tiga Program TMMD ke 119 di Pasuruan Telah Rampung, 300 KK Merasa Terbantu

    Tiga Program TMMD ke 119 di Pasuruan Telah Rampung, 300 KK Merasa Terbantu

    Pasuruan (beritajatim.com) – Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke 119 di wilayah Kabupaten Pasuruan telah rampung. Ada tiga program dalam TMMD kali ini yang dikerjakan di Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

    Ketiga progran tersebut, diantaranya yakni pembangunan plengsengan dengan ketinggian kurang lebih 2 meter. Kemudian dilanjut dengan pengerjaan pavinganisasi dengan panjang 700 meter dan 300 meter. Dan juga rehab rumah sebanyak 20 unit dengan ukuran 7×4 meter.

    Menurut Danpussenif Letjen TNI, Teguh Muji Angkasa mengatakan bahwa kegiatan TMMD ke 119 ini telah selesai. Teguh juga menjelaskan bahwa keviatan TMMD ini ada dua bentuk pekerjaan, diantaranya fisik dn non fisik. “Yang fisik tadi sudah jelas kami lihat jelas pembangunannya rapi. Sehingga semua masyarakat bisa merasakan dampaknya, seperti sungai yang tak lagi longsor dan jalan yang sudah bagus,” jelas Teguh, Rabu (20/3/2024).

    Teguh juga menjelaskan bahwa, kegiatan TMMD ke 119 ini bisa membantu sebanyak kurang lebih 300 kepala keluarga. Pekerjaan TMMD ini dilakukan oleh beberapa pihak dengan jangka waktu satu bulan. “Alhamdulillah target sudah sesuai kurang lebih 1 bulan. Kita punya planning perencanaan dan 1 bulan kita lakukan dan semuanya selesai dan memuaskan, bahkan selama ramadhan kita masih bekerja,” tambahnya.

    Sementara itu, salah satu pemilik rumah yang dilakukan rehab yakni Amari (51) merasa sangat bersyukur. Pasalnya selama 45 tahun rumah Amari tak pernah direnovasi dan dengan keadaan yang sangat parah. “Semua kondisinya tidak memungkinkan untuk ditempati, terus saya tau kalau rumah akan diperbaiki, dan sangat bersyukur. Soalnya kalo hujan biasanya bocor dan kondisinya tidak layak,” kata Amar yang kesehariannya berjualan jeli di sekolah. (ada/kun)

  • Warga Desa Banyutengah Gresik Tutup Jalan Aktivitas Galian C

    Warga Desa Banyutengah Gresik Tutup Jalan Aktivitas Galian C

    Gresik (beritajatim.com) – Dianggap meresahkan, puluhan warga Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng, Gresik, menutup aktivitas jalan galian C. Aksi spontanitas ini dilakukan karena warga menilai aktivitas jalan galian C merusak jalan menuju ke lahan pertanian.

    Ahmad Hafidzul Khoir (32) salah satu warga menuturkan, aksi ini dilakukan menuntut aktifitas tambang galian C di Desa Banyutengah. Aktivitas dianggap meresahkan karena menyebabkan jalan rusak.

    “Kami menuntut kepada pihak penambang harus mediasi dulu dengan warga. Jangan asal melakukan pertambangan karena warga merasa tidak dihargai,” tuturnya, Senin (18/03/2024).

    Ia menambahkan, terkait dengan aksi ini untuk sementara warga menutup jalan akses menuju ke tambang galian C.

    “Warga juga meminta agar ada pertemuan antara warga dengan pemilik lahan galian C, kepala desa, dan BPD desa Banyutengah,” imbuhnya.

    Lebih lanjut Ahmad Hafidzul Khoir mengatakan, imbas adanya galian C, jalan yang menuju ke lahan pertanian longsor. Kondisi kian parah akibat curah hujan yang tinggi.

    Jika aktivitas tambah tersebut tidak dihentikan, lanjut dia, longsornya semakin parah dan yang paling dikuatirkan tanah pertanian juga ikut longsor karena dekat dengan lahan pertanian.

    “Kuatirnya lagi bila aktivitas galian C sudah selesai pasti meninggalkan lubang  dan tidak mungkin dikembalikan kembali. Saya takut lahan pertanian saya ikut longsor akibat imbas galian tersebut,” ungkapnya. [dny/but]

  • Hujan Deras di Ngawi Picu Tebing 100 Meter Longsor, Rumah Warga Jebol

    Hujan Deras di Ngawi Picu Tebing 100 Meter Longsor, Rumah Warga Jebol

    Ngawi (beritajatim.com) – Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengakibatkan longsor pada Minggu (17/3/2024) malam. Bongkahan batu besar dari tebing setinggi 100 meter longsor dan menjebol dinding rumah warga di Desa Karanggupito Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi.

    Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan membersihkan material longsor di rumah milik Boniran (65) warga setempat. Material longsor berupa bebatuan, bahkan bongkahan batu besar dari tebing setinggi 100 meter itu menjebol dinding bagian dapur rumah tersebut.

    Seluruh perabotan yang ada di dapur rusak tertimpa material dinding yang jebol. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong, ditinggal penghuninya berbuka puasa di rumah saudaranya.

    Kejadian terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (17/3/2024) sore. Warga sekitar dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari tebing di samping pemukimannya. Saat dilihat, ternyata longsoran batu sudah menjebol dinding dapur rumah milik Boniran.

    “Habis hujan longsor bebatuan yang besar itu dari ketinggian 100 meter menerjang rumah saya bagian dapur,” terang Boniran, pemilik rumah.

    Pemilik rumah dibantu warga membersihkan material batu. BPBD Ngawi mengimbau kepada warga untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam seperti longsor, terutama di wilayah yang rawan. Warga diimbau untuk segera melapor kepada pihak terkait jika melihat tanda-tanda longsor. [fiq/suf]

  • Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Jakarta (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah Kabupaten/Kota di Pantai Utara (Pantura) Jawa bagian tengah terdampak bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem.

    Cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang sebelumnya termonitor dari satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Rabu (13/3/2024) lalu.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, konsentrasi awan yang memicu cuaca ekstrem ini ditandai dengan adanya warna merah-oranye pada peta satelit di sepanjang garis pantai mulai dari Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan.

    “Hasil akumulasi data yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Jumat (15/3), sejumlah wilayah Kabupaten/Kota telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor,” papar Muhari.

    Muhari menambahkan, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.

    Menurut BMKG, lanjut Muhari, wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang equatorial rossby, gangguan atmosfer madden julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.

    Adapun kondisi tersebut menurut BMKG dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.

    “BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak bencana seperti banjir, banjir bandang tanah longsor, angin kencang, sambaran petir dan pohon tumbang,” ujarnya. (ted)