Topik: longsor

  • Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang tak kunjung reda di Magetan, Jawa Timur, sejak Minggu (21/4/2024) malam, menyebabkan jalan amblas dan tanah longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kondisi tersebut membuat warga terisolasi.

    Petugas gabungan TNI-Polri bersama warga bahu membahu membersihkan material longsor untuk membuka akses jalan yang tertutup. Sejak Senin (22/4/2024) pagi, petugas gabungan TNI-Polri dan warga terus berusaha membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol.

    Salah satu titik yang menjadi fokus adalah jalan penghubung antara Dusun Kopen dan Gonggang. Material longsor dari tebing setinggi 15 meter menutupi jalan tersebut.

    Dengan peralatan seadanya, petugas dan warga membersihkan material longsor. Upaya ini dilakukan agar akses jalan bisa kembali dilalui oleh masyarakat.

    Jalan penghubung Dusun Kopen dan Gonggang tidak bisa dilalui kendaraan sejak Minggu malam akibat longsor di sejumlah titik. Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pagi hingga malam.

    “Akibatnya, warga di Dusun Kopen dan Gonggang terisolasi. Mereka tidak bisa keluar rumah karena akses jalan yang tertutup longsor,” kata Kepala Dusun Kopen, Giman.

    Di Dusun Kopen, jalan alternatif penghubung Desa Gonggang dengan Wonogiri, Jawa Tengah, juga amblas ke sungai. Panjang amblasan mencapai 25 meter dan kedalamannya 20 meter.

    “Pengguna jalan, khususnya roda empat, yang hendak melintas terpaksa harus memutar sejauh 5 kilometer untuk mencari jalur alternatif lain, terang Khoirul Anwarudin, perangkat Desa Gonggang.

    Diketahui, Desa Gonggang merupakan salah satu desa di Kecamatan Poncol yang rawan terjadi longsor saat musim hujan. Desa tersebut sudah menjadi Desa Tangguh Bencana yang dibina oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan. [fiq/beq]

  • 8 Rumah di Mojokerto Terancam Longsor 

    8 Rumah di Mojokerto Terancam Longsor 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak 8 rumah warga di RT 1 RW 1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto terancam longsor. Delapan rumah warga tersebut berada di bibir Sungai Raharjo Tirto yang mengalami pengikisan sejak 2020 lalu ketika hujan turun.

    Tebing bibir sungai setinggi 30 meter tersebut berulang kali mengalami longsor saat hujan turun. Material pasir dan tanah di tepian sungai tersebut terus longsor seiring derasnya debit air sungai akibat curah hujan tinggi belakangan ini. Dari yang sebelum berjarak 10 meter dari bibir sungai kini menyisahkan 1 meter.

    Tebing bibir sungai yang semula ada di area pekarangan terus tergerus hingga kini mendekati rumah warga. Selain menyasar pekarangan, longsor juga menyasar kamar mandi, dapur dan membuat tembok rumah warga retak. Akibatnya, tujuh rumah warga di RW 1 dan 2 Dusun Ketangi kini terancam longsor.

    Kepala Dusun (Kadus) Ketangi, Bambang Supriyanto (54) mengatakan, sejak tahun 2020, tergerusnya tebing tersebut mulai mengancam pemukiman warga. “Pada 6 Maret kemarin, akibat hujan terus menerus, terjadi longsor sebanyak tiga kali,” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).Rumah-rumah yang terdampak tersebut yakni rumah Iswati, kandang hewan milik Winarto, dapur milik Kasiyan, dan dapur milik Sutami. Pihaknya sudah melapor ke pihak desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto meminta bantuan bronjong.

    “Kami sudah mengajukan bantuan bronjong ke BPBD Kabupaten Mojokerto untuk mencegah agar tidak terkikis tebing tersebut namun masih belum terealisasi,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati mengaku, jika pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait tebing yang terkikis tersebut. Bahkan sudah melakukan assessment dan mitigasi di lokasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

    “Sungai tersebut berada di bawah wewenang BBWS Brantas. Kami sudah melakukan rapat dan melaporkan ke Bupati, saat ini masih dalam tahap pengkajian. Bahkan sudah saya laporkan ke provinsi terkait hal ini,” jelasnya.

    Pihaknya menghimbau kepada warga yang rumahnya terancam longsor untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman saat terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem. Pasalnya, saat ini cuaca ekstrem masih membayangi wilayah Kabupaten Mojokerto. [tin/aje]

  • Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Lumajang (beritajatim.comn) – Sejumlah tiang listrik roboh akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Oleh sebab itu, petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik itu.

    Perbaikan dilakukan di sejumlah titik yang terdampak banjir di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Salah satunya di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari. Petugas yang turun ke lokasi adalah tim ULP PLN Tempeh dan Lumajang dibantu tim PLN UP3 Jember.

    Seperti diketahui, banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis 18 April 2024 menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum. Selain jembatan dan jalan, banjir juga merobohkan empat tiang listrik.

    Hal tersebut mengakibatkan putusnya arus listrik di Dusun Sumberlangsep Dusun Jugosari selama beberapa hari terakhir.

    Buyung Marthinus, Team Leader Pemeliharaan PLN UP3 Jembe menjelaskan, ada empat tiang listrik yang roboh akibat diterjang banjir dan longsor. Pihaknya telah melakukan proses perbaikan dengan menambah jumlah tiang listrik.

    “Yang roboh 4 tiang, terus dipasang dengan merubah konstruksi agak lebih handal, dipasang di atas tebing total 8 tiang, panjang 13 meter sebanyak 2 buah dan panjang 9 meter sebanyak 6 buah,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemkab Lumajang, Minggu (21/4/2024).

    Kurang lebih ada 107 pelanggan PLN di Dusun Jugosari. Buyung menargetkan, perbaikan tersebut akan diselesaikan pada hari ini. Sementara untuk memenuhi kebutuhan listrik warga selama masa perbaikan, PLN memberikan bantuan genset sebanyak 2 buah, dengan kapasitas 10.000 watt dan 5.500 watt.

    “Kami berharap dengan kerjasama Tim UP3 Jember, PLN ULP Tempeh, ULP Lumajang dan Tim vendor penanganan kelistrikan pasca-bencana bisa tertangani dengan cepat,” pungkasnya. [suf]

  • Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah jembatan rusak akibat banjir lahar Gunung Semeru di Lumajang menjadi 17 bangunan. Tingginya curah hujan menjadi pemicunya.

    Hujan deras yang terjadi sebelumnya pada Kamis (18/4/2024), juga telah menelan sedikitnya 3 korban jiwa. Seperti yang dialami oleh Bambang (50) dan istrinya Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan terjatuh hingga terseret arus banjir lahar.

    Sementara, korban lainnya Mira (47) meninggal dunia setelah tertimpa material dan bangunan rumahnya yang longsor di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.

    Terbaru, sebanyak 9 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru di antaranya Kecamatan Paasrujambe, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tempeh, dan Kecamatan Pasirian. Ini berdasarkan laporan dari pihak BPBD Kabupaten Lumajang yang merilis informasi terbaru dampak bencana alam banjir dan tanah longsor.

    Selain itu, 4 kecamatan lainnya yang terdampak banjir akibat naiknya debit aliran sungai seperti Kecamatan Senduro, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Sukodono. Terakhir, sebagian wilayah di Kecamatan Pronojiwo juga terdampak tanah longsor, terutama jalur Piket Nol.

    “Sembilan kecamatan di Lumajang terdampak banjir dan tanah longsor. Sejauh ini bencana alam juga memakan 3 korban jiwa,” ungkap Patria Dwi Hastiadi, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Sabtu (20/4/2024)

    Patria menambahkan, sebanyak 4 rumah warga yang berada di sekitar aliran sungai mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, sedikitnya 17 jembatan juga rusak akibat diterjang banjir lahar dan banjir luapan sungai.

    “Ada 17 jembatan yang mengalami kerusakan, kemudian ada 4 rumah warga yang juga terdampak. Assesment masih kami lakukan terkait dampak bencana alam. Kami juga memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak,” pungkasnya. [vid/suf]

  • 3 Warga Filipina Tewas dalam Banjir Langka di Dubai

    3 Warga Filipina Tewas dalam Banjir Langka di Dubai

    Dubai

    Tiga pekerja asal Filipina tewas dalam banjir parah yang langka di Uni Emirat Arab, terutama Dubai, pekan ini. Dengan tambahan kematian tersebut, maka total sedikitnya empat orang tewas akibat banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi yang mencetak rekor di negara tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/4/2024), Departemen Pekerja Migran Filipina mengumumkan bahwa tiga warga Filipina yang tewas itu terdiri atas dua wanita dan satu pria yang bekerja di Uni Emirat Arab.

    Disebutkan bahwa dua korban wanita mati lemas di dalam kendaraan mereka saat terjebak banjir di Dubai, sedangkan satu korban pria tewas di Sharjah setelah kendaraannya terjatuh ke dalam lubang pembuangan.

    Ketiga kematian itu menambah jumlah korban jiwa menjadi sedikitnya empat orang, setelah seorang pria berusia 70 tahun tewas usai hanyut bersama kendaraannya di area Ras Al-Khaimah — salah satu dari tujuh emirat di negara Teluk yang kaya minyak tersebut.

    “Dua perempuan itu meninggal karena sesak napas di dalam kendaraan mereka saat banjir,” tutur Departemen Pekerja Migran Filipina dalam pernyataannya.

    “Korban ketiga meninggal akibat luka berat yang disebabkan oleh kecelakaan yang dialami ketika kendaraannya terjatuh ke dalam lubang pembuangan di tengah banjir,” imbuh pernyataan tersebut.

    Uni Emirat Arab, dan Bahrain, diterjang badai pada Selasa (16/4) waktu setempat setelah cuaca buruk yang sama memicu banjir bandang dan tanah longsor di Oman. Laporan media pemerintah Oman menyebut sedikitnya 21 orang, termasuk beberapa anak sekolah, tewas akibat banjir dan longsor.

    Dubai, yang merupakan pusat keuangan negara itu, terkena dampak paling parah akibat curah hujan yang tercatat sebagai yang paling besar sejak pencatatan dilakukan sekitar 75 tahun lalu.

    Bandara Dubai, yang merupakan bandara tersibuk di dunia bagi wisatawan internasional, telah membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan. Ruas jalanan di kota tersebut masih digenangi banjir dan dipenuhi mobil-mobil yang ditinggalkan pemiliknya hingga Jumat (19/4) waktu setempat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jalur Piket Nol Lumajang – Malang Masih Buka-Tutup

    Jalur Piket Nol Lumajang – Malang Masih Buka-Tutup

    Lumajang (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi di Kabupaten Lumajang pada Kamis (18/4/2024) mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah, termasuk di jalur alternatif Lumajang-Malang via Piket Nol.

    Penyekatan Jalur Piket Nol

    Akibat tanah longsor di beberapa titik, jalur Piket Nol terpaksa ditutup dan dibuka secara situasional.

    “Kami melakukan penyekatan kendaraan bersama pihak Koramil dan Dishub Kabupaten Lumajang dari arah Lumajang-Malang atau sebaliknya karena masih ada tanah longsor di beberapa titik,” ungkap Anggota Polsek Candipuro Brigadir Arief Setyawan pada Jumat (19/4/2024) dini hari.

    Alternatif Jalur

    Masyarakat yang ingin melintasi jalur Piket Nol harus bersabar menunggu proses pembersihan material longsor oleh petugas hingga jalur dapat dilalui kendaraan. Pengendara juga dapat memilih jalur alternatif melalui Kabupaten Probolinggo.

    “Kami himbau pengendara dengan papan peringatan untuk putar balik ke jalur alternatif Probolinggo atau menunggu proses evakuasi material longsor hingga selesai,” lanjut Brigadir Arief.

    Pembatasan Volume Kendaraan

    Pembatasan yang dilakukan petugas bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan yang lewat, sehingga proses pemulihan jalur akibat tanah longsor dapat berjalan dengan lebih lancar.

    Keselamatan Pengendara Diutamakan

    Penyekatan jalur Piket Nol juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan para pengendara yang melintas.

    “Kami akan terus memantau dan menginformasikan kondisi jalur Piket Nol sehingga bisa dilalui pengendara dengan aman,” pungkas Brigadir Arief.

    Imbauan untuk Masyarakat

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir dan tanah longsor, terutama saat musim hujan. Jika terpaksa harus melintasi jalur yang rawan longsor, pastikan untuk berhati-hati dan mengikuti instruksi dari petugas. (vid/ted)

  • Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat tiga warga meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dipicu intensitas hujan tinggi di Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdasarkan laporan dari BPBD Lumajang, Jumat (19/4/2024). Hujan juga menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.

    “Satu warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Dia menjelaskan, banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan kecamatan terdampak. Sembilan kecamatan tersebut yaitu Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.

    Tercatat empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi, dan 17 jembatan rusak berat. Bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur, dan DAS Glidik.

    “Peristiwa ini mengakibatkan putusnya akses jalan Nasional Lumajang – Malang via Piket Nol Pronojiwo yang hingga saat ini masih ditutup dan dalam penanganan PT. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa -Bali,” kata Muhari.

    Sementara itu, lanjut Muhari, Pos Pantau Gunung Api Semeru pada pukul 18.30 WIB mencapai amak 40mm overscale. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau untuk seluruhnya yang berada di sekitaran Daerah Aliran Sungai agar berhati hati dan siaga serta meningkatkan kewaspadaannya dikarenakan visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak serta potensi Awan Panas yang sewaktu waktu bisa terjadi.

    Dia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan masih melakukan asesmen dan melakukan pembersihan material lahar dingin serta terus memonitoring dampak lahar dingin ini ke aparat Kecamatan, aparat Kelurahan serta aparat Desa setempat guna melihat dampak lanjutan yang masih berpotensi terjadi, dikarenakan hujan lebat masih akan terjadi di wilayah Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. [hen/beq]

  • Jalan Tembus Sarangan Magetan Lumpuh Tertutup Tanah Longsor

    Jalan Tembus Sarangan Magetan Lumpuh Tertutup Tanah Longsor

    Magetan (beritajatim.com) – Jalan Tembus Sarangan-Cemoro Sewu Magetan lumpuh akibat tertutup tanah longsor. Tepatnya di tikungan sebelum Mbah Djoe Resort, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan.

    Longsor terjadi pada Sabtu (20/4/2024) sekitar pukul 05.00 WIB usai hujan deras yang mengguyur pada malam hari selama 3 jam. Tanah labil di atas tikungan diduga menjadi penyebab utama longsor ini.

    Akibatnya, material tanah jatuh dari ketinggian 8 meter dan menutupi 75 persen jalan utama. Arus lalu lintas di lokasi terpaksa buka tutup.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, longsoran tanah menimpa tiang kabel telepon dan menyebabkan kerusakan pada ladang sayur milik Warsini, warga setempat.

    Petugas dari Polsek Plaosan segera mendatangi lokasi kejadian untuk mengatur lalu lintas dan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan.

    “Petugas gabungan juga berusaha membersihkan longsoran yang bisa dibersihkan secara manual. Namun, untuk batu-batu besar yang membutuhkan alat berat, proses pembersihan masih berlangsung,” kata Kasi Humas Polres Magetan Kompol Budi Kuncahyo.

    Hujan deras yang mengguyur wilayah Plaosan dan kondisi tanah yang labil di lokasi diduga menjadi faktor utama penyebab tanah longsor. Letak geografis Kecamatan Plaosan yang berada di perbukitan dan dataran tinggi memang rawan terhadap erosi dan tanah longsor.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama di musim hujan. Hindari beraktivitas di daerah rawan longsor saat hujan deras. [fiq/beq]

  • Rumah Pasutri Terseret  Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Rumah Pasutri Terseret Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Lumajang (beritajatim.com) – Hujan deras yang disebabkan curah hujan tinggi menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah tempat. Selain itu, banjir lahar juga sampai memakan korban jiwa sedikitnya 3 orang.

    Adapun korban jiwa sebelumnya adalah Mira (47) warga asal Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo yang tertimbun tanah longsor di kediamannya dan kedua pasutri Bambang (50) dan Ngatini (47) pasangan suami istri Bambang (50) dan Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.20 WIB.

    Tampak Jumat siang, kediaman rumah pasutri yang meninggal dunia setelah terjatuh pada saat melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, dipadati puluhan orang takziah termasuk petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri dan sejumlah relawan sosial Kabupaten Lumajang.

    Hasyim keluarga korban mengatakan, kedua pasutri terjatuh di bantaran sungai kali Mujur setelah pulang dari bersilaturahmi ke kerabat di Kecamatan Candipuro. Kemudian, tubuh keduanya ikut terseret arus hingga sejauh 1 kilometer. Keduanya dievakuasi dan dikembumikan di TPU setempat Jumat siang sekitar pukul 13.35 WIB.

    “Keduanya hendak pulang berkunjung ke kerabat. Namun, tidak mengetahui bahwa jembatan putus diterjang banjir” ungkapnya

    Diketahui, jalan yang dilalui pasutri tersebut memang tidak ada penerangan jalan yang cukup, sehingga diduga kedua korban tidak melihat jembatan yang pada saat itu telah putus.

    “Saya bersaksi keduanya orang baik. Semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT” lanjutnya. (vid/ted)

  • Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Lumajang (beritajatim.com) – Jembatan Gondoruso Kecamatan Pasirian, Lumajang terputus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.30 WIB.

    Hujan deras yang mengguyur hamlir di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dinilai menjadi penyebab terputusnya sejumlah akses seperti jembatan. Selain itu, Kecamatan lain yang juga paling terdampak selain Kecamatan Pasirian adalah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.

    Hingga saat ini, untuk wilayah Kecamatan Pasirian masih belum ada laporan korban jiwa yang disebabkan oleh bencana banjir maupun longsor. Namun, sejumlah bangunan toko dan bengkel di sekitar aliran sungai banjir lahar tampak amblas.

    “Sejak Kamis malam sekitar setengah sembilan jembatan putus. Penyebabnya hujan deras yang disusul dengan banjir lahar Gunung Semeru” ungkap Suwarno Mitra BPBD Gondoruso Kabupaten Lumajang

    Sejumlah warga yang mengungsi pada Kamis malam diketahui telah ke rumah masing-masing. Namun, bagi yang tinggal di sekitar aliran lahar, masih menetap di sejumlah titik seperti Balai Desa Gondoruso dan rumah warga terdekat.

    “Ada yang mengungsi tadi malam, tapi sekarang sudah kembali. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada akan banjir susulan”

    Terbaru, BPBD Kabupaten Lumajang akan menetapkan banjir lahar Gunung Semeru saat ini menjadi status Tanggap Darurat Bencana. [aje]