Topik: longsor

  • BPBD Dibutuhkan Kota Bandung Atasi Bencana

    BPBD Dibutuhkan Kota Bandung Atasi Bencana

    JABAR ESKPRES – Peneliti Sistem Informasi Geografi, Penginderaan Jauh, dan Mitigasi Bencana UPI, Ayu Lestari menilai kehadiran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) amat diperlukan oleh Kota Bandung.

    Menurutnya, sebagai salah satu daerah yang rawan akan terjadinya bencana mulai dari gempa bumi, banjir, hingga tanah longsor. Sudah seharusnya Kota Kembang memiliki badan yang hanya berfokus pada penanggulangan bencana.

    “Jadi memang sudah seharusnya diskar PB ini dipecah. Agar BPBD ini nantinya berfokus pada pencegahan mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, hingga tanggap darurat bencana,” katanya kepada Jabar Ekspres.

    Diakuinya, pengetahuan terkait kesiapsiagaan masyarakat akan terjadinya bencana masih terbilang minim. Padahal Bandung dihantui ancaman sesar lembang dan sesar-sesar yang mengelilinginya.

    BACA JUGA: Kenapa Bansos PKH dan BPNT 2024 Tidak Cair? Penuhi Kriteria Ini agar Bantuan Cair!

    “Jadi mitigasi ini sangat penting peranannya, dan tentunya harus dilakukan secara masif. Fokus Diskar PB ini tak hanya penanggulangan bencana, tetapi ada hal-hal lain terkait kebencanaan yang juga menjadi beban bagi Diskar PB,” katanya.

    “Sedangkan mitigasi ini diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kebencanaan, meminimalisir segala resiko, dan tentunya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana, maka pembentukan BPBD ini harus segera dilakukan oleh pemerintah,” tambahnya.

    Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara menyebut, pembentukan BPBD sudah masuk dalam bahasan DPRD Kota Bandung. Dirinya pun membenarkan bahwa keberadaan BPBD sangat dibutuhkan oleh Kota Kembang.

    BACA JUGA: 500 KK Terdampak Akibat Banjir di Desa Banjaran Wetan

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu perdanya sudah dibahas dengan dewan. Tinggal proses saja, kayaknya itu menunggu. Nunggu persiapan kapan itu belum tahu, belum update ya,” kata dia.

    “Sekarang masih digabung dengan Damkar Tapi memang harus ada dan itu sudah disetujui juga oleh dewan,” pungkasnya. (Dam)

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 6 November 2024: Sebagian Wilayah Diguyur Hujan Ringan-Sedang – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 6 November 2024: Sebagian Wilayah Diguyur Hujan Ringan-Sedang – Page 3

    La Niña adalah fenomena iklim global yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, khususnya di bagian tengah dan timur. Keadaan ini berpengaruh pada pola sirkulasi atmosfer, yang dapat memengaruhi cuaca dan iklim global.

    La Niña dapat muncul secara berkala setiap beberapa tahun dan berlangsung antara beberapa bulan hingga dua tahun, membawa dampak signifikan, terutama pada curah hujan.

    Kondisi La Niña cenderung menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia. Sebagai contoh, pada periode Juni hingga Agustus, curah hujan dapat meningkat antara 20-40%, yang berdampak pada pertanian dan potensi bencana alam

    Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), meningkatnya curah hujan juga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor semakin tinggi, terutama di daerah rawan.

    1. Pengaruh La Niña Terhadap Curah Hujan di Indonesia

    Peningkatan curah hujan selama La Niña terjadi secara bervariasi tergantung pada waktu dan wilayah. Dalam periode Juni hingga Agustus, curah hujan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia.

    Pada September hingga November, dampak La Niña semakin terasa di wilayah tengah hingga timur Indonesia, di mana curah hujan bisa mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun netral.

    Saat memasuki bulan Desember hingga Februari, fenomena La Niña tetap berlanjut, meskipun dampaknya tidak selalu sama di seluruh wilayah.

    Pada puncak musim hujan, La Niña justru tidak menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan barat Indonesia, disebabkan oleh interaksi dengan sistem monsun yang ada. Hal ini menunjukkan kompleksitas yang dimiliki fenomena ini dalam memengaruhi cuaca di Tanah Air.

    2. Dampak La Niña Terhadap Pertanian

    La Niña tidak hanya memengaruhi curah hujan, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian. Curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor, yang merusak lahan pertanian dan tanaman. Banjir dapat merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, sehingga petani mengalami kerugian besar.

    Lebih jauh lagi, genangan air yang berlebihan dapat merusak akar tanaman dan mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian.

    Selain itu, kerusakan pada infrastruktur transportasi akibat bencana juga dapat mengganggu distribusi hasil pertanian. Alhasil, petani kesulitan mengirimkan hasil panen mereka ke pasar.

    3. Bencana yang Mungkin Terjadi Selama La Niña

    Selama kondisi La Niña, bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang menjadi lebih mungkin terjadi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air melimpah, yang bisa mengakibatkan banjir bandang, terutama di daerah rawan. Fenomena ini juga dapat menciptakan kondisi yang ideal bagi penyebaran penyakit tanaman dan hama.

    Meningkatnya frekuensi bencana, penting bagi petani dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh La Niña. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif perlu diambil untuk mengurangi kerugian.

    4. Langkah Antisipatif Menghadapi La Niña

    Mengutip situs resmi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progi, guna menghadapi dampak negatif La Niña, petani dapat mengambil sejumlah langkah pencegahan yang tepat.

    Salah satunya adalah dengan memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air. Selain itu, peningkatan sistem drainase di lahan pertanian juga sangat penting untuk menghindari genangan air yang berlebihan. Pengelolaan air yang bijaksana menjadi kunci menghindari kerugian lebih besar.

    Petani juga harus rutin melakukan pengendalian penyakit dan hama agar tidak terjadi penyebaran yang masif. Diversifikasi usaha pertanian, dengan menanam berbagai jenis tanaman, dapat mengurangi risiko kerugian yang dialami petani saat menghadapi cuaca buruk.

    Apa yang dimaksud dengan fenomena La Niña?

    La Niña adalah kondisi di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya, memengaruhi pola cuaca global.

    Apa dampak La Niña bagi Indonesia?

    Dampak La Niña bagi Indonesia termasuk peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan kerugian bagi sektor pertanian.

    Bagaimana cara petani mengantisipasi dampak La Niña?

    Petani dapat mengantisipasi dampak La Niña dengan memilih varietas tahan banjir, meningkatkan sistem drainase, dan melakukan pengendalian hama secara rutin.

    Apakah saat La Niña tidak ada kemarau?

    Tidak, saat La Niña terjadi, masih ada periode kemarau, meskipun curah hujan biasanya lebih tinggi sehingga disebut sebagai kemarau basah.

  • Imbas Longsor, Akses Jalan di Desa Rancahaur Karang Tengah Kabupaten Tangerang Terputus – Page 3

    Imbas Longsor, Akses Jalan di Desa Rancahaur Karang Tengah Kabupaten Tangerang Terputus – Page 3

    Akibat hujan deras, 10 rumah di kawasan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, mengalami tanah geser, akibat longsor, Senin (4/12/2023). Selain itu, hujan deras juga memicu banjir di sejumlah titik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

    Adapun 10 rumah warga yang terdampak longsor akibat hujan deras tersebut mengalami pondasi bergeser hingga membuat tembok dan keramik rumah retak. Kondisi tersebut membuat rumah tak layak ditempati kembali.

    “Longsor ini akibat hujan deras yang cukup lama dan pembangunan kawasan industri Mileninum, ada 10 rumah yang dihuni 9 Kepala Keluarga (KK) atau 40 orang, mereka mengungsi sementara ke rumah kerabat,” tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat.

    Lokasi rumah tersebut memang berada di ketinggian dua sampai tiga meter. Sementara di bawahnya terdapat pembangunan industri. Tanah di dataran tinggi tempat permukiman warga tersebut longsor ke kawasan industri yang ada di bawahnya.

  • Longsor Dalam! Jalan Penghubung Kabupaten Tangerang dan Bogor Terputus

    Longsor Dalam! Jalan Penghubung Kabupaten Tangerang dan Bogor Terputus

    Tangerang

    Bencana longsor terjadi di Jalan Rancahaur, Desa Karang Tengah, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Longsor terjadi karena tingginya intensitas hujan.

    “Warga melaporkan telah terjadi tanah longsor karena intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan pergesaran tanah dan terjadi longsor,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Agun Guntara, Selasa (5/11/2024).

    Peristiwa tanah longsor itu dilaporkan ke BPBD Kabupaten Tangerang pada pukul 16.50 WIB tadi. Petugas BPBD Kabupaten Tangerang langsung datang ke lokasi untuk memastikan kondisi.

    “Aman terkendali tidak ada korban jiwa mau pun korban kendaraan,” katanya.

    BPBD Kabupaten Tangerang lalu berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya. Jalan Rancahaur terputus karena kedalaman longsor mencapai 7 meter.

    “Longsor sepanjang sekitar 40 meter dengan kedalaman 7 meter ini mengakibatkan putusnya jalan desa di Kampung Rancahaur,” katanya.

    “Warga mengkhawatirkan dengan kondisi air Sungai Cimanceuri yang debit airnya meningkat,” katanya.

    (jbr/ygs)

  • Yogyakarta Darurat Hidrometeorologi, BPBD DIY Minta Masyarakat Waspadai Bencana Alam

    Yogyakarta Darurat Hidrometeorologi, BPBD DIY Minta Masyarakat Waspadai Bencana Alam

    Liputan6.com, Yogyakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta minta masyarakat waspadai terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan. Pasca dicabutnya status siaga kekeringan, BPBD menyatakan DIY masuk fase siaga darurat hidrometeorologi basah hingga 24 November.

    BPBD DIY, Senin (4/11/2024), melaporkan telah terjadi 399 kerusakan di wilayah kabupaten/kota saat terjadi cuaca ekstrim hujan deras disertai angin yang terjadi pada 1-3 November lalu. “Selama tiga hari kemarin, Kabupaten Sleman mengalami kerusakan terbanyak dengan 289 lokasi, kemudian Kulon Progo 29 kejadian, Gunungkidul 28, Kota Yogyakarta 19 kejadian dan Bantul sembilan kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad.

    Dari seluruh kejadian, satu orang meninggal dunia dan satu luka berat di Kecamatan Sewon, Bantul. Kemudian di Kecamatan Pakem mengalami luka ringan. Total kerugian yang disebabkan hujan angin ekstrem sebesar Rp24,5 juta. Noviar menyatakan turunnya hujan di akhir Oktober kemarin menjadikan status siaga kekeringan resmi dicabut. Masyarakat dituntut meningkatkan kewaspadaan pada cuaca ekstrem hujan angin.

    Disebutkan saat ini seluruh wilayah DIY masuk status fase siaga darurat hidrometeorologi basah, yang berlaku 24 Oktober hingga 24 November. “Status baru ini menjadi sinyal bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap risiko banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Kita perlu waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan,” jelasnya.

    Terlebih BMKG memperkirakan hujan lebat akan terus berlangsung. Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi daerah yang paling diwaspadai adanya potensi longsor. Kawasan perbukitan Menoreh di Kulon Progo menjadi titik rawan longsor meskipun sampai saat ini belum ada laporan kejadian.

    Selain itu sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, seperti Kali Code dan Kali Boyong, juga perlu diwaspadai. Sebab bisa beresiko banjir akibat luapan hujan deras yang turun terus-menerus. BPBD DIY telah memasang bronjong di lokasi-lokasi yang berpotensi longsor.

    Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto meminta BPBD terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Terlebih pada kawasan lereng Gunung Merapi yang sampai saat ini masih berstatus level 3 sejak November 2020. “Kesiapsiagaan serta pencegahan potensi bencana sebaiknya dilaksanakan berbasis keluarga, lingkungan dan komunitas,” pintanya.

    Tak hanya itu, DPRD DIY juga menyatakan kesiapsiagaan juga disertai alokasi anggaran memadai. Di mana Pemda DIY pada rencana APBD 2025 mengalokasikan Belanja Tak Terduga (BTT) mencapai Rp15 miliar.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 5 November 2024: Sejumlah Wilayah Diprediksi Turun Hujan Malam Nanti – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 5 November 2024: Sejumlah Wilayah Diprediksi Turun Hujan Malam Nanti – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Radin Intan II Lampung memprediksi peningkatan curah hujan sepanjang Oktober hingga November 2024. Kondisi ini diperkirakan akan memicu potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah-daerah rawan.

    Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Radin Intan II, Rudi Harianto, menjelaskan bahwa fenomena La Nina menjadi penyebab utama peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Lampung.

    “La Nina memperkuat angin pasat timur yang membawa uap air lebih banyak dari Samudra Pasifik ke Indonesia. Akibatnya, peluang hujan di wilayah Lampung meningkat sekitar 10-20 persen, sehingga musim hujan akan lebih basah dari biasanya,” kata Rudi kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).

    Rudi juga mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah-wilayah rawan di Lampung.

    Berdasarkan data BMKG Lampung, bencana banjir tercatat sebagai ancaman paling sering terjadi pada Oktober-November dalam 20 tahun terakhir (2003-2023). Dampak dari bencana ini meliputi banyaknya rumah terendam serta tingginya jumlah pengungsi.

    “Selain banjir, bencana seperti tanah longsor dan cuaca ekstrem juga kerap terjadi, meskipun dampaknya tidak sebesar banjir. Kebakaran hutan jarang terjadi pada periode ini karena memasuki musim hujan,” ungkapnya.

    Menurut data statistik bencana Provinsi Lampung dari 2003 hingga 2024, Kota Bandar Lampung mencatatkan jumlah kerusakan tertinggi, terutama pada fasilitas umum, pendidikan, dan kesehatan. 

    Daerah lain yang turut mengalami dampak signifikan adalah Lampung Selatan dan Tanggamus, terutama dalam hal jumlah korban dan kerusakan rumah.

    “Wilayah dengan populasi besar cenderung mengalami dampak bencana yang lebih besar, baik dari segi frekuensi kejadian maupun kerusakan yang ditimbulkan,” jelas dia.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama periode hujan ini. Rudi menyarankan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat.

    “Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur, seperti pendalaman dan pelebaran sungai, guna mencegah luapan air saat hujan lebat,” tambahnya.

    Masyarakat diimbau untuk terus memperbarui informasi terkait bencana melalui platform resmi BMKG, seperti website, aplikasi, atau media sosial.

  • Mitigasi Bencana di Seluruh TPS Pilkada di Jabar, Mana Wilayah Paling Rawan?

    Mitigasi Bencana di Seluruh TPS Pilkada di Jabar, Mana Wilayah Paling Rawan?

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Jawa Barat (Jabar) mengkklaim sudah memitigasi bencana alam diseluruh lokasi tempat pemungutan suara (TPS) pemilu kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

    Jumlah TPS di Provinsi Jabar yakni 140.457 TPS dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) berjumlah 35.714.901 orang. Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin, mitigasi bencana tersebut dilakukan oleh tiga otoritas berwenang jauh hari sebelumnya.

    “Kalau TPS sih sudah diantisipasi. Sudah berapa kali Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah beberapa kali koordinasi dan juga simulasi. Termasuk tadi di daerah-daerah yang akan terjadi puncak hujan ekstrem seperti Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi,” ujar Bey ditulis Bandung, Sabtu (2/11/2024).

    Bey juga mengatakan bahwa otoritasnya telah menetapkan status siaga bencana alam dari 30 Oktober-April 2025. Hal itu merujuk kepada prakiraan BMKG soal puncak musim hujan di Provinsi Jabar mulai November 2024.

    Bey mengatakan selain bencana alam saat memasuki puncak musim hujan, ancaman lainnya itu yakni bencana gempa menimpa Sesar Lembang yang mengancam beberapa daerah.

    “Ya kalau Sesar Lembang kan ada empat kabupaten dan kota jadi Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi. Tapi kan tidak hanya itu seperti hujan, puncak hujan ini kan akhir November 2024 yang tentunya (rawan) ini di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Bogor dan Sukabumi itu yang paling harus diwaspadai,” ujar Bey.

    Bey memastikan seluruh kelompok penanganan bencana di Provinsi Jabar telah siap menghadapi kebencanaan baik potensi Sesar Lembang hingga hidrometeorologi akhir tahun ini.

    Kelompok penanganan bencana itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan koordinasi dengan kabupaten dan kota, relawan, Polri, TNI siap siaga menghadapi bencana.

    “Karena kita daerah rawan bencana memang harus siap siaga. Jadi tidak hanya pemerintah provinsi tapi seluruh pemerintah daerah kabupaten kota. Dan juga masyarakat harus terus diingatkan,” kata Bey.

    Selain dari data BMKG, Pemerintah Jabar juga menerima catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Berdasarkan wilayah potensi gerakan tanah di Provinsi Jabar pada bulan Oktober 2024 terdapat 473 kecamatan dari 627 kecamatan setara 75,44 persen di 27 kabupaten dan kota yang memiliki potensi gerakan tanah atau tanah longsor kategori menengah dan tinggi.

    “Dari hasil simulasi tadi angkanya cukup mengerikan. Jadi jalan satu-satunya harus siap akan terjadi bencana,” ucap Bey.

    Status siaga bencana alam ini telah tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.580-BPBD/2024 tentang status siaga dan Nomor 360/Kep.581-BPBD/2024 tentang pos komando penanganan darurat bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrim dan abrasi, serta tanah longsor Provinsi Jawa Barat tahun 2024/2025.

    Dengan Surat Keputusan Gubernur tersebut, perlu dilaksanakan upaya kesiapsiagaan darurat bencana yang bersifat cepat, tepat, dan terpadu sehingga mampu meminimalisir potensi dan dampak bencana.

    “Berdasarkan pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana menyebutkan bahwa kegiatan kesiapsiagaan dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD, diperkuat dengan pelaksanaan apel siaga bencana hidrometeorologi tingkat Provinsi Jawa Barat yang sedang kita laksanakan,” tukas Bey.

     

    Murahnya Harga Susu Kambing Segar untuk Menangkal Corona Covid-19 di Cilacap

  • Ngeri! Penampakan Terkini Dinding Tol Serpong-Cinere yang Longsor

    Ngeri! Penampakan Terkini Dinding Tol Serpong-Cinere yang Longsor

    CNBC Indonesia

    News

    Foto News

    FOTO

    CNBC Indonesia/Tri Susilo, CNBC Indonesia

    04 November 2024 13:31

    Sejumlah pekerja membersihkan sisa-sisa tanah yang memasuki ruas jalan Tol Serpong – Cinere, Senin (4/11/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Dinding pembatas tanah di ruas Tol Serpong – Cinere longsor akibat diguyur hujan deras pada Sabtu sore hingga malam pada (2/11/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Akibat longsor tersebut, dinding pembatas yang terbuat dari bahan beton itu mengalami kemiringan ke arah ruas jalan tol. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Longsor DPT itu terjadi tepatnya di KM 35+200 A Ruas Tol Serpong – Cinere kemarin pukul 14.15 WIB. Akibat kejadian tersebut, puing longsoran sempat memasuki lajur tol, namun saat ini telah dilakukan pembersihan dan pengamanan oleh petugas di lapangan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Adapun Jalan Tol Serpong – Cinere dikelola oleh PT Cinere Serpong Jaya (PT CSJ). Perusahaan yang memegang mayoritas saham PT CSJ adalah Jasa Marga. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Dinding penahan tanah longsor disebabkan tingginya intensitas curah hujan, longsor juga disebabkan adanya saluran aluran air liar warga yang masuk ke tol sehingga menyebabkan dinding penahanan tanah longsor, ujar Mirza nurul Handayani Direktur Utama PT. Cinere Serpong Jaya.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Dinding penahan tanah longsor disebabkan tingginya intensitas curah hujan, longsor juga disebabkan adanya saluran aluran air liar warga yang masuk ke tol sehingga menyebabkan dinding penahanan tanah longsor, ujar Mirza nurul Handayani Direktur Utama PT. Cinere Serpong Jaya. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    `;
    });

    let elem = document.querySelector(“#samsung”);

    elem.innerHTML = elem.innerHTML + html;
    }
    })
    .catch(function (err) {
    // There was an error
    console.warn(“Something went wrong.”, err);
    });
    }

    (function () {
    // panggil fungsi fetch Data G20
    // pastikan memanggil fungsi fetch dengan nama yg sudah didefine di atas
    fetchData20();
    })();

  • Tembok Penyangga Tol Serpong-Cinere Ambruk, Begini Kondisi Terbarunya

    Tembok Penyangga Tol Serpong-Cinere Ambruk, Begini Kondisi Terbarunya

    Jakarta

    Tembok penyangga sisi Tol Serpong-Cinere di KM 35+200 Jalur A ambruk pada Sabtu (2/11). Tembok sepanjang 25 meter itu ambruk imbas kondisi longsor akibat hujan deras pada kala itu.

    Direktur Utama PT Cinere Serpong Jaya (CSJ), Mirza Nurul Handayani mengatakan, pihaknya selaku pengelola ruas tol terus melakukan upaya penanganan dampak dari Dinding Penahan Tanah (DPT) yang mengalami longsor, salah satunya membongkar tembok.

    “Penanganan dilanjutkan dengan pembongkaran sisa DPT yang longsor sepanjang 25 meter dan DPT yang sudah dalam posisi miring sepanjang 12,5 meter baik di sisi kiri dan kanan DPT,” kata Mirza dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2024).

    Untuk mengamankan pengguna jalan, sejak Sabtu malam telah dilakukan Pemasangan Moveable Concrete Barrier (MCB) sebagai pembatas dan proteksi area kejadian dari pengguna jalan. Pihaknya juga melakukan pengaturan agar lalu lintas di sekitar lokasi kejadian tetap dapat berjalan.

    Setelah selesai proses pembongkaran, Mirza mengatakan, akan dilanjutkan dengan perkuatan lereng dengan menggunakan Cerucuk Bambu dan pemasangan shoring untuk perkuatan pada DPT yang masih berdiri dan tidak terdampak.

    Lebih lanjut Mirza mengatakan, untuk penanganan permanen akan dilakukan setelah hasil evaluasi dan kajian teknis selesai dilakukan. “PT CSJ memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami akibat kejadian tersebut dan selama proses penanganan berlangsung,” ujarnya.

    Pengguna jalan yang melintas diimbau agar berhati-hati dan mengikuti rambu dan arahan petugas di lapangan. Antisipasi arah perjalanan untuk menghindari kepadatan.

    Lihat Video: Resmikan Tol Serpong-Balaraja Seksi I, Jokowi: Kurangi Kemacetan di Jakarta

    (shc/ara)

  • 9 Kabupaten di Jateng Bakal Dilanda Hujan Tinggi Awal November, Ini Wilayahnya – Page 3

    9 Kabupaten di Jateng Bakal Dilanda Hujan Tinggi Awal November, Ini Wilayahnya – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan dengan intensitas tinggi diprediksi akan menerjang sembilan wilayah di Kabupaten Jawa Tengah. Status cauaca itu diprakirakan akan terjadi pada 10 hari pertama di bulan November 2024..

    “Hal itu diketahui berdasarkan lampiran Surat Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Jawa Tengah Periode Dasarian I November 2024 yang ditandatangani Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II,” ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, melansir Antara, Minggu (3/11/2024).

    Menurut dia, sembilan kabupaten yang berstatus siaga curah hujan tinggi di Jateng tersebut yaitu Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, dan Wonosobo.

    “Dalam hal ini, curah hujan di sembilan kabupaten tersebut diprakirakan berkisar 200-300 milimeter per dasarian,” ujar Teguh. 

    “Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat di sembilan kabupaten tersebut, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor,” sambung dia.

    Teguh mengatakan, peningkatan kewaspadaan juga perlu dilakukan oleh warga kabupaten/kota lainnya di Jateng, meski wilayahnya berstatus waspada dengan prakiraan curah hujan berkisar 150-200 milimeter per dasarian.

    Ia mengatakan wilayah Jateng yang berstatus waspada yaitu Kabupaten Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Grobogan, Karanganyar, Kendal, Magelang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, dan Kota Magelang.

    Teguh mengingatkan, curah hujan 150-200 milimeter per dasarian juga masuk kategori tinggi sehingga masyarakat tetap harus waspada.

    “Curah hujan 150-200 milimeter per dasarian juga masuk kategori tinggi, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada terutama ketika terjadi hujan lebat dalam jangka waktu lama,” papar dia.