Topik: longsor

  • 3 Fakta ‘Bukit Emas’ Berkaitan Polisi Tembak Polisi, AKP Ulil Tangkap Penambang Ilegal Sebelum Tewas

    3 Fakta ‘Bukit Emas’ Berkaitan Polisi Tembak Polisi, AKP Ulil Tangkap Penambang Ilegal Sebelum Tewas

    TRIBUNJATIM.COM – Penyebab insiden maut polisi tembak polisi di Sumatera Barat pada Jumat (22/11/2024) menggegerkan publik.

    AKP Ulil Ryanto Anshari yang merupakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan ditembak mati oleh seniornya, AKP Dadang Iskandar, Kabag Ops.

    Kini alasan AKP Dadang Iskandar tembak mati, AKP Ulil Ryanto Anshari diduga ada kaitannya dengan tambang emas Solok Selatan yang dijuluki sebagai bukit emas.

    Sebab diketahui, insiden bermula ketika AKP Ulil Ryanyo menerima panggilan telepon dari AKP Dadang Iskandar terkait penangkapan pelaku tambang galian C ilegal. 

    AKP Ryanto Ulil menangkap salah satu pengusaha tambang ilegal dan membawanya ke Polres Solok Selatan.

    Saat pelaku tiba di Mapolres, tim penyidik langsung melakukan pemeriksaan di ruang Reskrim.

    Di tengah proses pemeriksaan, terdengar suara tembakan dari luar ruangan. 

    Ketika dicek, AKP Ulil ditemukan tergeletak dengan luka tembak di kepala, tepatnya di bagian pelipis dan pipi kanan. 

    Sementara itu, AKP Dadang terlihat meninggalkan Mapolres menggunakan mobil dinas Polri.

    Setelah kejadian tersebut, anggota Polres Solok Selatan segera membawa AKP Ryanto Ulil ke Puskesmas Lubuk Gadang di Kecamatan Sangir, namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

    Sontak, insiden polisi tembak polisi ini diduga berkaitan dengan pengusaha tambang ilegal yang sebelumnya ditangkap.

    Fakta mengenai tambang emas Solok Selatan ini pun kini jadi sorotan.

    1.Surga Pertambangan

    Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menduga AKP Dadang Iskandar melindungi aktivitas tambang ilegal.

    Diketahui Solok Selatan merupakan surga pertambangan.

    Bahkan, harta karun tersembunyi di daerah Solok Selatan seluas 28.840 hektar menjadi incaran negara lain.

    Karena itu Solok Selatan dijuluki ‘Bukit Emas’ karena kekayaan alamnya yang melimpah, terutama dalam bentuk emas yang hampir selalu ditemukan di setiap bukit di wilayah Solok Selatan.

    Sejarah mencatat bahwa aktivitas penambangan emas pertama kali dimulai oleh pemerintahan Belanda di wilayah ini.

    Harta karun yang tersebar luas di Solok Selatan menjadi sasaran ambisi bagi para pemburu harta, baik dari tingkat lokal maupun internasional, termasuk dari China dan bahkan dari luar Sumatera Barat.

    Lokasi tambang emas ternama di Solok Selatan berada di kawasan Jorong Jujutan Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Fakta Tambang Emas Solok Selatan, Pemicu AKP Dadang Tembak AKP Ryanto, Hasilkan 30 Kg Emas Per Bulan (IST)

    2.30 Kg Emas Setiap Bulan

    Menariknya, kabar telah tersebar bahwa China juga turut serta dalam aktivitas penambangan di area ini, dengan fokus pada penggalian harta karun berupa emas murni. 

    Diperkirakan, setiap bulannya mereka mampu menghasilkan hingga 30 Kg emas, memberikan kontribusi yang signifikan bagi produksi emas di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

    Di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, berbagai metode digunakan untuk mengeksplorasi harta karun yang kaya akan emas murni.

    Mulai dari teknik tradisional seperti manjae (mendulang) hingga penggunaan mesin modern seperti mendompeng (mesin PK), kapal, dan alat berat.

    Tambang emas ilegal di Solok Selatan juga marak. Selain emas para penambang ilegal juga mengeruk material dari dasar Sungai Batang Hari.

    Kapal-kapal kecil beratap terpal di pinggir Sungai Batang Hari juga sering terlihat guna mengangkut material yang diambil dari dasar sungai.

    Berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup(Walhi) Sumatera Barat. aktivitas penambangan emas di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat tersebar di beberapa titik diantaranya di sepanjang aliran Sungai Batang Hari, Sungai Batang Bangko serta di Tambang Pamong dan Panggualan di Kecamatan Sangir.

    Hasil investigasi Walhi pada tahun 2019, sedikitnya terdapat 28 titik tambang emas ilegal di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan 22 di antaranya sudah tidak aktif dan ditinggalkan begitu saja tanpa adanya upaya reklamasi.

     Sedangkan enam titik lainnya di aliran Sungai Batang Bangko masih aktif.

    3.Tak Tersentuh Hukum

    Ilustrasi tambang emas ilegal. (SAVE SANGIHE ISLAND (SSI) via BBC Indonesia)

    Tambang emas ilegal di Sumatera Barat menurut Walhi tidak pernah tersentuh hukum.

    Hal tersebut dapat dilihat secara gamblang dengan maraknya aktivitas tambang.

    Bahkan lokasinya ada di pinggir jalan nasional.

    Selain itu, ketika ada penangkapan oleh aparat terhadap pelaku tambang di Sumatera Barat yang ditangkap itu hanya pekerja di lapangan. Tidak ada pelaku atau pemiliknya yang ditangkap.

    Bahkan imbas dari aktivitas tambang ilegal tersebut pada 18 April 2020 terjadi bencana tanah longsor di Ranah Pantai Cermin,  Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Kemudian terjadi tanah longsor lagi pada 11 Januari 2021 sebanyak enam penambang tertimbun longsor di lokasi tambang emas di Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari. Saat itu empat orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya selamat.

    Di lokasi yang sama, Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari sebanyak delapan orang meninggal akibat longsor di lubang tambang emas ilegal pada 10 Mei 2021.

    Selanjutnya 21 Agustus 2022, sebanyak tiga orang penambang tewas tertimbun bekas galian tambang emas di Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Terbaru, pada 30 Oktober 2023 seorang penambang emas tewas tertimbun longsoran di lokasi tambang Kimbahan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Berita Viral lainnya

  • Teguh instruksikan sinergi kesiapsiagaan hadapi musim hujan

    Teguh instruksikan sinergi kesiapsiagaan hadapi musim hujan

    Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi usai Apel Kesiapsiagaan Mengantisipasi Musim Penghujan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024/2025, di Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/11/2024). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

    Teguh instruksikan sinergi kesiapsiagaan hadapi musim hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 22 November 2024 – 13:00 WIB

    Elshinta.com – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bersinergi meningkatkan kesiapsiagaan bencana hingga puncak musim hujan pada Februari 2025.

    “Diperlukan kesiapsiagaan dan upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah serta seluruh elemen masyarakat,” kata Teguh dalam Apel Kesiapsiagaan Mengantisipasi Musim Penghujan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024/2025, di Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat, Jumat.

    Ia menjelaskan, Jakarta memiliki karakter topografi yang unik, dengan dataran rendah dan 13 sungai yang melintasinya. Curah hujan ekstrem juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Intensitas curah hujan di Jakarta diprediksi meningkat signifikan dengan potensi hujan lebat yang disertai angin kencang.

    Situasi itu berpotensi menyebabkan banjir, genangan, tanah longsor dan pohon tumbang. 

    Dalam apel yang diikuti oleh 1.875 personel dari berbagai perangkat daerah itu, Teguh mengatakan, apel ini merupakan bukti nyata dari komitmen kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi selama musim hujan, khususnya potensi bencana hidrometeorologi.

    Mengingat, lanjutnya, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diprediksi berlangsung sejak awal November 2024 dan puncaknya pada Februari 2025. Karenanya, dia menekankan pentingnya melakukan berbagai langkah untuk antisipasi dan meneruskan upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi musim hujan 2024/2025.

    Pertama, peningkatan infrastruktur dan teknologi, dengan pembangunan waduk, serta normalisasi beberapa sungai utama dan peningkatan kapasitas pompa sebagai infrastruktur pengendalian banjir telah menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya titik-titik banjir.

    Pembersihan saluran air yang dilakukan secara rutin turut mencegah penyumbatan yang menyebabkan genangan. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti sistem peringatan dini berbasis digital dan pemantauan cuaca waktu nyata (real-time) harus terus dioptimalkan.

    Kedua, menyiapkan sarana dan prasarana penanganan banjir, termasuk penyiapan pompa air stasioner dan portabel di berbagai titik rawan banjir, penyiapan perahu dan sarana evakuasi, serta posko siaga bencana.

    Ketiga, sinergi dengan berbagai pihak, karena penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan sinergi yang kuat dengan berbagai elemen masyarakat.

    Dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas sektor, upaya penanggulangan bencana dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk itu, dilakukan pula edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

    “Kita perlu meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana, termasuk menyelamatkan diri saat terjadi banjir, evakuasi ke lokasi pengungsian dan nomor darurat yang dapat dihubungi,” kata Teguh.

    Tak hanya itu, seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Hal itu mulai dari tingkat provinsi, kota, kecamatan hingga kelurahan, harus selalu siaga dan waspada, khususnya saat menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.

    Teguh meminta jajarannya untuk selalu melakukan monitoring secara berkala terhadap kondisi infrastruktur, titik-titik rawan bencana dan kesiapan persediaan logistik, guna memastikan kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan.

    Sumber : Antara

  • Bima Arya tekankan penting mitigasi bencana untuk sukseskan pilkada

    Bima Arya tekankan penting mitigasi bencana untuk sukseskan pilkada

    Jadi pergeseran TPS (Tempat Pemungutan Suara) seperti apa skenario nya apabila ada hal-hal yang di luar kemampuan kita yang terjadi karena bencana

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya menyusun mitigasi bencana untuk menyukseskan Pilkada Serentak 2024.

    Dalam keterangannya di Jakarta, dia mengatakan mitigasi bencana diperuntukkan bagi daerah yang memang masuk dalam kategori rawan bencana. Upaya ini diperlukan agar ketika terjadi bencana, pihak terkait termasuk penyelenggara pemilu memiliki skenario penanganan sehingga pilkada tetap berjalan lancar.

    “Jadi pergeseran TPS (Tempat Pemungutan Suara) seperti apa skenario nya apabila ada hal-hal yang di luar kemampuan kita yang terjadi karena bencana,” kata Bima saat mengecek Gudang Logistik Pilkada Serentak 2024 KPU Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

    Bima menilai Kota Bogor menjadi salah satu daerah yang memiliki kerawanan bencana alam, seperti banjir dan longsor. Namun, dirinya mengapresiasi Pemerintah Kota Bogor dan penyelenggara pemilu setempat karena telah menyusun mitigasi bencana dengan baik.

    “Tadi sudah dijelaskan dengan sangat baik, ada mitigasi nya. Bagaimana koordinasi nya (TPS) dipindahkan ke titik mana, menggunakan apa, siapa yang bertugas. Jadi sudah sangat baik sekali. Sudah terlatih lah Kota Bogor kalau mitigasi bencana,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memiliki sejumlah indikator untuk mengukur tingkat kerawanan masing-masing daerah. Hal ini baik dari aspek kerawanan sosial, politik, maupun bencana alam.

    “Jadi ada 27 indikator yang digunakan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk mengukur tingkat kerawanan pilkada pada hari ini,” jelas Bima.

    Selain itu, ia juga menjelaskan sejumlah aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan Pilkada Serentak 2024. Hal itu seperti memastikan logistik pilkada terdistribusi dengan baik.

    Kemudian, perlunya memaksimalkan upaya jemput bola penggunaan hak pilih bagi pemilih pemula, lansia, disabilitas, dan kelompok marginal.

    Tak hanya itu, Bima juga menekankan pentingnya menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga tidak berpihak kepada pasangan calon tertentu. Dengan demikian, para ASN bisa tetap fokus melayani masyarakat.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2024

  • RI Siaga Hujan Lebat-Cuaca Ekstrem, Ini 4 Penyebabnya Menurut BMKG

    RI Siaga Hujan Lebat-Cuaca Ekstrem, Ini 4 Penyebabnya Menurut BMKG

    Daftar Isi

    Berikut 4 dinamika atmosfer yang perlu diperhatikan menurut BMKG:

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, ada potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Peringatan ini berlaku untuk periode 22-28 November 2024.

    Disebutkan, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat telah terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua, dan Papua Selatan.

    Kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena atmosfer, termasuk perlambatan angin yang berperan meningkatkan intensitas curah hujan di beberapa daerah.

    “Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 22-28 November 2024, dikutip dari situs resmi, Jumat (22/11/2024).

    BMKG juga meminta masyarakat membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir. Selain it, agar menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat. Serta, memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, baik situs resmi maupun media sosial, juga aplikasi infoBMKG.

    “Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru,” tegas BMKG.

    Dalam sepekan ke depan, BMKG mengingatkan pola cuaca Indonesia yang masih akan mengalami peningkatan hujan.

    1. Bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu

    – memberikan dampak tidak langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca dan perairan di wilayah Indonesia bagian barat

    2. Dipole Mode Negatif

    – berlangsung konsisten
    – fenomena ini meningkatkan pasokan uap air yang memperkuat curah hujan di wilayah barat dan tengah Indonesia

    3. Madden-Julian Oscillation (MJO)

    – diprediksi akan aktif di wilayah barat Indonesia
    – mendukung pembentukan awan hujan di Sumatra, Kalimantan bagian barat, dan sebagian Jawa

    4. Gelombang Rossby dan Kelvin

    – memperkuat peluang pembentukan awan hujan signifikan di wilayah barat dan timur Indonesia, seperti Sumatra, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

    “Kombinasi dari fenomena-fenomena ini diperkirakan akan meningkatkan curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, meliputi wilayah dari Barat hingga Timur Indonesia,” sebut BMKG.

    “BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi selama periode 22-28 November 2024,” ungkap BMKG.

    Berikut wilayah masuk yang diperingatkan BMKG akan mengalami hujan disertai kilat, dan angin kencang, periode 22-28 November 2024:

    Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung.

    Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali

    Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara

    Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

    “Potensi angin kencang juga diperkirakan terjadi di wilayah pesisir barat Sumatra Utara hingga Bengkulu selama periode yang sama. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di wilayah rawan,” tulis BMKG.

    Foto: Cuaca di Indonesia Kamis (21/11/2024). (Dok: BMKG)
    Cuaca di Indonesia Kamis (21/11/2024). (Dok: BMKG)

    (dce/dce)

  • Curah Hujan di Jakarta Diprediksi Meningkat, Pemprov Jakarta Siapkan Mitigasi Bencana – Page 3

    Curah Hujan di Jakarta Diprediksi Meningkat, Pemprov Jakarta Siapkan Mitigasi Bencana – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan langkah mitigasi menghadapi berbagai tantangan selama musim hujan di Jakarta. Khususnya, potensi bencana hidrometeorologi.

    Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi dalam upacara apel kesiapsiagaan mengantisipasi musim penghujan di Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/11/2024).

    Pasalnya, kata Teguh berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan di Jakarta diprediksi berlangsung sejak awal November 2024 dan puncaknya akan terjadi pada Februari 2025. Curah hujan di Jakarta juga diprakirakan meningkat signifikan.

    “Jakarta memiliki karakter topografi yang unik, dengan dataran rendah dan 13 sungai yang melintasinya. Curah hujan ekstrem juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Intensitas curah hujan di Jakarta diprediksi meningkat signifikan dengan potensi hujan lebat yang disertai angin kencang,” kata Teguh.

    Teguh menyampaikan, curah hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan banjir, genangan, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh karena itu, kata Teguh dibutuhkan kesiapsiagaan dan upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah serta seluruh elemen masyarakat.

    “Dengan kerja keras, kebersamaan, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan kita dapat menghadapi segala tantangan, meminimalkan risiko banjir dan melewati musim penghujan 2024/2025 dengan aman,” ucap Teguh.

     

  • Terancam Bencana, 5 TPS di Bandung Barat Dialihkan ke Lokasi Aman

    Terancam Bencana, 5 TPS di Bandung Barat Dialihkan ke Lokasi Aman

    JABAR EKSRES – Sebanyak 5 tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus dialihkan ke lokasi aman karena terancam bencana banjir dan longsor.

    Kelima lokasi TPS tersebut yakni 3 TPS di Desa Mekarwangi, Kecamatan Singdangkerta karena rawan banjir dari luapan sungai Cibeber. Serta dua TPS di lokasi bencana pergerakan tanah, Desa Cibedug Kecamatan Rongga, serta TPS di lokasi longsor Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor.

    Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir mengatakan, relokasi TPS tersebut untuk memastikan pencoblosan, pada Rabu 27 November 2024 mendatang, berjalan lancar dan angka partisipasi tetap maksimal.

    “Tahap awal, ada 5 lokasi TPS yang diputuskan untuk dipindahkan lokasinya,” katanya kepada wartawan, Kamis (21/11/2024).

    BACA JUGA: Tanpa Kartu Fisik, Transaksi Makin Asyik Bisa Dapatkan Reward hingga Rp600 Ribu

    Ia menambahkan, Pemkab Bandung Barat bersama KPU terus memetakan TPS rawan bencana. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan pencoblosan tetap lancar.

    “Kita melalui desk Pilkada Pemkab Bandung Barat bersama KPU sepakat untuk relokasi 5 TPS karena rawan bencana longsor dan banjir. Untuk keamanan pencoblosan kita pindahkan TPS ke dalam ruangan pakai fasilitas publik yang ada di wilayah,” katanya.

    Selain relokasi TPS, pihaknya bakal melakukan normalisasi sungai Cibeber agar tak terjadi banjir susulan. Untuk bencana longsor dan pergerakan tanah, pemerintah tengah melakukan proses relokasi hunian warga dengan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    “Jadi untuk Pilkada solusinya TPS direlokasi. Sedangkan penanganan bencananya kita lakukan normalisasi dan relokasi rumah. Sekarang masih berproses,” tambah Ade.

    BACA JUGA: Jadi Peserta Asuransi BRI Life, Tiga Tahun Bayar Angsuran Bisa di Klaim Tanpa Terjadi Kecelakaan

    Pihaknya, terus berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu guna memastikan pelaksanaan Pilkada Serentak berjalan lancar. Aparat BPBD, Satpol, serta kewilayahan saat ini fokus mengawal proses distribusi logistik dari gudang KPU ke kecamatan. Para petugas harus memastikan logistik itu sampai tanpa ada gangguan keamanan atau ancaman bencana.

    “Pada hari H pencoblosan, kami juga meminta seluruh Nakes di puskesmas dan 3 RSUD untuk siaga. Jadi kalau ada yang butuh bantuan pengobatan atau kelelahan segera ditangani,” jelas dia.

  • BMKG prakirakan sebagian besar daerah diguyur hujan pada Kamis

    BMKG prakirakan sebagian besar daerah diguyur hujan pada Kamis

    Sejumlah warga menggunakan payung saat turun hujan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (11/11/2024). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia yang akan berlangsung pada Selasa (12/11) dan Rabu (13/11) yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. ANTARA FOTO/Idlan Dziqri Mahmudi/fzn

    BMKG prakirakan sebagian besar daerah diguyur hujan pada Kamis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 21 November 2024 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di Indonesia akan diguyur hujan pada Kamis, mulai dari hujan berintensitas ringan hingga hujan disertai petir. Prakirawan BMKG Raeni Chindi dalam video Prakiraan Cuaca BMKG yang dipantau melalui kanal YouTube BMKG di Jakarta, Kamis pagi, menyampaikan bahwa terdapat berbagai wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan ringan.

    “Hujan ringan diperkirakan akan mengguyur sejumlah wilayah, antara lain Banda Aceh, Aceh; Pekanbaru, Riau; Lampung; Palembang, Sumatera Selatan; Serang, Banten; Jakarta; dan Semarang, Jawa Tengah,” kata Raeni.

    Berikutnya selain daerah-daerah itu, hujan dengan intensitas ringan juga diprediksi oleh BMKG berpotensi mengguyur daerah lainnya, seperti Surabaya, Jawa Timur; Denpasar, Bali; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Manokwari, Papua Bara; Jayawijaya, Papua Pegunungan; dan Ambon, Maluku.

    Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa wilayah yang diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang. Wilayah itu meliputi Kota Padang, Sumatera Barat; Medan, Sumatera Utara; Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; Makassar, Sulawesi Selatan; Sorong, Papua Barat; dan Nabire, Papua.

    Selain hujan ringan dan sedang, ada pula sejumlah daerah yang diprediksi BMKG berpotensi diguyur hujan disertai petir. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Jambi; Bengkulu; Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung; Yogyakarta; Mataram, Nusa Tenggara Barat; dan Pontianak, Kalimantan Barat.

    Berikutnya adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Manado, Sulawesi Utara; Palu, Sulawesi Tengah; Mamuju, Sulawesi Barat; Ternate, Maluku Utara; dan Merauke, Papua. Raeni lalu mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini yang diperbarui setiap tiga jam melalui aplikasi Info BMKG yang dapat diunduh melalui App Store maupun Play Store.

    “Informasi cuaca terkini juga dapat diakses melalui laman web BMKG, yaitu www.bmkg.go.id atau media sosial @info.bmkg,” kata Raeni menambahkan.

    Sumber : Antara

  • Pendaki Gunung Tak Sengaja Temukan Dunia yang Hilang Berusia 280 Juta Tahun

    Pendaki Gunung Tak Sengaja Temukan Dunia yang Hilang Berusia 280 Juta Tahun

    Jakarta

    Seorang wanita yang mendaki di Pegunungan Alpen Italia menemukan sebuah fragmen ekosistem berusia 280 juta tahun, lengkap dengan jejak kaki, fosil tanaman, bahkan jejak tetesan air hujan.

    Claudia Steffensen sedang berjalan di belakang suaminya di Taman Pegunungan Valtellina Orobie di Lombardy, Italia, pada 2023 ketika ia menginjak sebuah batu yang tampak seperti lempengan semen.

    “Saya kemudian melihat desain melingkar aneh dengan garis-garis bergelombang. Saya melihat lebih dekat dan menyadari bahwa itu adalah jejak kaki,” kata Steffensen seperti dikutip dari The Guardian.

    Para ilmuwan menganalisis batu tersebut dan menemukan bahwa jejak kaki tersebut milik reptil prasejarah. Temuan awal ini menimbulkan pertanyaan tentang petunjuk lain apa di luar ‘titik nol batu’ tersebut, yang tersembunyi di dataran tinggi Alpen ini.

    Para ahli kemudian mengunjungi situs tersebut beberapa kali dan menemukan bukti seluruh ekosistem yang berasal dari periode Permian (299 juta hingga 252 juta tahun lalu). Periode Permian ditandai oleh iklim yang menghangat dengan cepat dan berpuncak pada peristiwa kepunahan yang dikenal sebagai ‘Great Dying’ atau Kematian Besar yang memusnahkan 90% spesies Bumi.

    Jejak ekosistem ini terdiri dari jejak kaki fosil reptil, amfibi, serangga, dan artropoda yang sering kali sejajar membentuk ‘jejak’. Di samping jejak-jejak ini, para peneliti menemukan jejak kuno benih, daun, dan batang, serta jejak tetesan air hujan dan ombak yang menjilati tepi danau prasejarah tersebut.

    Bukti ekosistem kuno ini ditemukan hingga ketinggian 3.000 meter di pegunungan dan di dasar lembah, tempat tanah longsor telah mengendapkan batuan yang mengandung fosil selama ribuan tahun. Ekosistem yang terbentuk dari batu pasir berbutir halus ini memiliki pelestarian yang mengagumkan berkat kedekatannya dengan air di masa lalu.

    Sebuah batu besar dengan jejak kaki fosil amfibi dan reptil yang sejajar membentuk lintasan. Foto: Elio Della Ferrera / Superintendency of Archaeology / Fine Arts and Landscape of the provinces of Como, Lecco, Monza-Brianza, Pavia, Sondrio and Varese / via Live Science

    “Jejak kaki tersebut terbentuk saat batu pasir dan serpih ini masih berupa pasir dan lumpur yang terendam air di tepi sungai dan danau, yang secara berkala, sesuai musim, mengering,” kata Ausonio Ronchi, seorang paleontolog di Pavia University di Italia yang meneliti fosil tersebut.

    “Matahari musim panas, yang mengeringkan permukaan tersebut, mengeraskannya hingga kembalinya air baru tidak menghapus jejak kaki tersebut, tetapi sebaliknya, menutupinya dengan tanah liat baru, membentuk lapisan pelindung,” jelasnya.

    Menurut pernyataan tersebut, butiran pasir dan lumpur yang halus ini mengawetkan detail-detail terkecil, termasuk bekas cakaran dan pola dari bagian bawah perut hewan. Para peneliti mengatakan jejak-jejak tersebut berasal dari sedikitnya lima spesies hewan yang berbeda, beberapa di antaranya mungkin telah mencapai ukuran komodo modern (Varanus komodoensis), yang tumbuh antara 2-3 meter.

    Para peneliti memindahkan fosil ke bahan putih seperti spons untuk transportasi pada 21 Oktober 2024. Foto: Elio Della Ferrera / Superintendency of Archaeology / Fine Arts and Landscape of the provinces of Como, Lecco, Monza-Brianza, Pavia, Sondrio and Varese / via Live Science

    “Pada saat itu, dinosaurus belum ada, tetapi hewan yang bertanggung jawab atas jejak kaki terbesar yang ditemukan di sini pasti masih berukuran cukup besar,” kata Cristiano Dal Sasso, seorang paleontolog vertebrata di Natural History Museum of Milan yang merupakan ahli pertama yang dihubungi tentang penemuan tersebut.

    “Fosil-fosil tersebut menawarkan jendela untuk melongok ke dunia yang telah lama hilang, yang penghuninya punah pada akhir Permian. Temuan ini juga dapat mengajari kita tentang masa-masa yang kita jalani sekarang,” kata para peneliti dalam pernyataan mereka.

    Banyak jejak prasejarah yang ditemukan akan tetap tersembunyi jika bukan karena perubahan iklim, yang dengan cepat mengurangi lapisan es dan salju di Pegunungan Alpen.

    “Fosil-fosil ini menjadi saksi bisu periode geologis yang jauh, tetapi dengan tren pemanasan global yang sama sekali mirip dengan yang terjadi saat ini. Masa lalu mengajarkan kita banyak hal tentang risiko yang akan kita hadapi di dunia saat ini,” kata peneliti.

    (rns/rns)

  • Lalu Lintas Sempat Macet 2 Km Imbas Longsor Tutupi Akses Sukabumi-Sagaranten

    Lalu Lintas Sempat Macet 2 Km Imbas Longsor Tutupi Akses Sukabumi-Sagaranten

    Sukabumi

    Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi menyebabkan longsor. Longsor tersebut menutupi akses Sukabumi-Sagaranten hingga menyebabkan lalu lintas macet.

    Dilansir detikJabar, Kamis (21/11/2024), Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung, Ahmad mengatakan laporan bencana alam longsor ia terima sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, wilayah Nyalindung diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi.

    Berdasarkan hasil asessment sementara, tebing setinggi kurang lebih 50 meter longsor dan menutup sebagian jalan Provinsi Jawa Barat (Jabar). Akibatnya, akses lalu lintas dari arah Sukabumi-Sagaranten, maupun arah sebaliknya tidak bisa dlintasi, karena tertutup material longsoran.

    “Jalan provinsi sendiri tidak bisa dilintasi untuk sementara waktu, dikarenakan badan jalan tertutup total oleh material longsor. Sementara, untuk kendaraan roda dua masih bisa dilintasi, namun dengan pemberlakuan akses buka tutup,” ujarnya.

    Akibat bencana ini, kemacetan mengular. Kapolsek Nyalindung AKP Joko Susanto Supono mengatakan, kemacetan terjadi sepanjang 2 kilometer.

    “Kedua arah jalan mengalami kemacetan total sepanjang dua kilometer. Alhamdulillah, saat ini sudah ada dua alat berat yang diterjunkan untuk mengevakuasi longsoran tanah yang menutupi badan jalan,” kata Joko.

    (isa/isa)

  • Timses Hartopo-Wahib Polisikan Anggota DPRD Kudus Diduga Aniaya Relawan

    Timses Hartopo-Wahib Polisikan Anggota DPRD Kudus Diduga Aniaya Relawan

    Liputan6.com, Kudus – Berbagai insiden terjadi menjelang Pilkada serentak 2024 di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya di Pilkada Kudus, Jawa Tengah,

    Setelah sebelumnya aksi saling lapor kedua pasangan calon (Paslon) terkait sejumlah dugaan pelanggaran ketidaknetralan dan politik uang sempat reda, kini situasi mulai memanas lagi menjelang hari H pencoblosan yang kurang delapan hari.

    Terbaru, Tim kuasa hukum Paslon Bupati-Wakil Bupati nomor urut 02 Hartopo-Wahib, mengadukan seorang anggota DPRD Kabupaten Kudus berinisial S ke Polres Kudus.

    Dalam surat tanda terima laporan pengaduan ke Mapolres Kudus nomor STTPLP/5901/IX/2024/Jateng/Res.Kudus tertanggal 18 November 2024 itu, Tim kuasa hukum kubu 02 melaporkan dugaan penganiayaan dan pengancaman yang dilakukan S.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa pelaku S diduga menganiaya seorang tetangganya sendiri berinisial NG. Korban merupakan warga Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan yang juga merupakan Timses Paslon 02.

    Dalam keterangan persnya, Koordinator tim kuasa hukum paslon 02, Yusuf Istanto menegaskan, laporan dugaan penganiayaan tersebut telah resmi diajukan ke Polres Kudus pada Senin malam (18/11/2024).

    “Kami menerima laporan dari teman-teman relawan tentang dugaan penganiayaan dan pengancaman terhadap salah satu relawan kami oleh oknum anggota DPRD Kudus berinisial S,” ujar Yusuf pada Selasa sore (19/11/2024).

    Menurut Yufuf, korban sempat menjalani pemeriksaan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Mendapati korban dirawat di RS, akhirnya tim kuasa hukum Paslon mendampingi korban untuk membuat aduan polisi.

    “Insiden ini bermula saat pengadu menjalankan program pemasangan stiker pasangan calon nomor 02 di rumah warga pada Sabtu (18/11/2024),” terang Yusuf.

    Kemudian pada hari berikutnya, terlapor yakni S mencari pelapor dirumahnya, namun ia hanya bertemu dengan anak perempuannya. Setelah menjelang magrib, terlapor menemui pelapor yang sedang menuju masjid untuk shalat Magrib.

    “Terlapor S langsung mendekati pelapor sembari bertanya Wes bar olehmu masang stiker (Sudah selesai kamu memasang stiker paslon). Setelah itu, pelapor menjawab ‘wes’ (sudah),” tukas Yusuf.

    Pada saat itu lah, kata Yusuf, S mencolok mata korban dengan tiga jarinya. Dua jarinya mengenai mata korban, sementara satu lainnya mengenai kulit wajah.

    Tragisnya lagi, S diduga juga menyerang korban dengan menyulutkan rokok di bagian bibir dan meludahinya sambil mengeluarkan ancaman serius.

    Korban sempat dilerai oleh seorang warga dan melanjutkan salat di masjid. Namun, akibat kejadian tersebut, imbuh Yusuf, pelapor mengalami luka memar di wajah serta kesulitan makan pada area bibir serta matanya.

    Atas kejadian tersebut, Yusuf mengaku telah melaporkan S ke Polres Kudus. Yakni atas dugaan pelanggaran Pasal 351, 352, dan 336 KUHP terkait penganiayaan dan ancaman.

    Selain itu, tim hukum pasangan Hartopo-Mawahib juga berencana membawa kasus ini ke Dewan Kehormatan DPRD Kudus dan DPP partai politik dimana S bernaung.

    “Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas, termasuk membawa laporan ini ke tingkat partai untuk menuntut tindakan tegas terhadap S. Ini adalah bagian dari upaya memastikan bahwa hukum ditegakkan tanpa pandang bulu,” tegas Yusuf.

    Yusuf mengaku bahwa pengaduan kasus dugaan penganiayaan relawan ini, juga mendapat dukungan dari Calon Bupati Kudus nomor 02 Hartopo. Cabup Hartopo langsung mengunjungi korban di rumah sakit untuk memberikan dukungan moral.

    “Pak Hartopo menegaskan tidak ada alasan bagi korban untuk berkecil hati. Kami mendukung penuh keadilan bagi korban dan memastikan perlindungan hukum terhadap semua relawan,” tukas Yusuf.

    Untuk diketahui, pemasangan stiker paslon atau stikerisasi merupakan metode kampanye yang dilakukan paslon 02 Hartopo-Wahib. Stikerisasi ini dilakukan oleh timses secara canvasing, yakni mendatangi satu per satu rumah warga.

    Kepada warga yang berkenan rumah, warung dan tokonya ditempeli stiker Paslon 02, mereka akan mendapatkan imbalan Rp 50 ribu. Stikerisasi sebelumnya sempat memunculkan persoalan di wilayah Desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus.

    Kala itu, ada warga dari desa lain juga melakukan hal serupa. Kasus tersebut sempat diproses oleh Bawaslu Kudus. Hanya saja, Bawaslu memutus kegiatan tersebut bukan merupakan bentuk pelanggaran pemilihan yakni politik uang.

    Bawaslu saat itu beranggapan, pemberian uang bagi warga yang rumahnya ditempeli stiker dianggap semacam sewa.

     

    Detik-Detik Evakuasi 4 Korban Tertimbun Longsor di Peniron, Bruno, Purworejo