Topik: longsor

  • Curah Hujan Tinggi, Pemkab Kediri Antisipasi Pohon Tumbang

    Curah Hujan Tinggi, Pemkab Kediri Antisipasi Pohon Tumbang

    Kediri (beritajatim.com) – Pemkab Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan mitigasi untuk meminimalisir pohon tumbang mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan.

    Pjs Bupati Kediri Heru Wahono mengatakan, mitigasi terhadap pohon tumbang untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan baik akibat angin kencang, badai maupun kondisi lain.

    “Beberapa langkah dan strategi mitigasi yang diambil berupa pemilihan jenis pohon, pengelolaan taman, penggunaan teknologi, edukasi dan kesadaran serta perencanaan tata ruang,” kata Heru Wahono, Sabtu (23/11/2024).

    Dengan mitigasi antisipasi pohon tumbang, imbuh Heru, akan mengurangi risiko terhadap bencana yang mengancam nyawa manusia. Terlebih cuaca hujan kini mulai tinggi.

    “Kami menekankan pada BPBD dengan melakukan mitigasi antisipasi pohon tumbang. Maka akan mengurangi risiko terhadap bencana yang mengancam nyawa manusia. Apalagi saat ini curah hujan sudah mulai tinggi. Sehingga, mitigasi pohon tumbang di Kabupaten Kediri perlu dilakukan,” imbuhnya.

    Pemilihan jenis pohon yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstem di lokasi tertentu, tambah dia, sangat penting. Menghindari penanaman pohon di area rawan banjir dan tanah longsor, juga merawat taman dengan baik dengan memangkas cabang-cabang yang sudah tua dan tusak.

    “Pemeriksaan rutin terhadap kesehatan pohon dan mengambil tindakan korektif jika diperkukan,” tutupnya. [ADV PKP/nm]

  • Gus Ipul Minta Penanganan Longsor di Padang Lawas Direspons Cepat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 November 2024

    Gus Ipul Minta Penanganan Longsor di Padang Lawas Direspons Cepat Nasional 24 November 2024

    Gus Ipul Minta Penanganan Longsor di Padang Lawas Direspons Cepat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Sosial (
    Mensos
    ) Saifullah Yusuf menginstruksikan jajarannya untuk merespons cepat bencana
    longsor
    di Kabupaten
    Padang Lawas
    , Sumatera Utara yang terjadi pada Sabtu (23/11/2024) dini hari.
    Pria yang karib disapa Gus Ipul itu akan memberikan bantuan sesuai dengan hasil asesmen yang dihimpun dari lapangan.
    “Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Sosial sudah bergerak. Terhadap empat orang meninggal sementara kami menunggu data lengkap untuk selanjutnya diberikan santunan kepada ahli waris,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).
    Kementerian Sosial (Kemensos) akan memberikan bantuan berupa santunan ahli waris untuk empat orang meninggal dan tiga orang luka berat.
    Bagi korban meninggal, santunan diberikan sebesar Rp 15.000.000 dan bagi korban luka-luka diberikan santunan sebesar Rp 5.000.000.
    Selain memberikan santunan, Kemensos akan memberikan bantuan biaya perbaikan rumah kepada korban terdampak.
    Kemensos melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Padang Lawas terkait pendistribusian bantuan bagi para korban.
    “Kami tengah melakukan asesmen untuk selanjutnya diberikan bantuan kepada seluruh korban,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
    “Bantuan logistik lainnya juga akan diserahkan ke Dinas Sosial sebagai
    buffer stock
    agar pendistribusian bantuan dapat lebih cepat, termasuk antisipasi bencana lainnya mengingat tingginya curah hujan dan kerawanan bencana saat ini,” ucapnya.
    Hujan deras mengguyur Padang Lawas pada Jumat (22/11/2024) malam.
    Kejadian tersebut mengakibatkan longsor dan menimbun dua rumah di Desa Harang Julu, Kecamatan Ulu Sosa, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.

    Longsor
    pada Sabtu dini hari sekitar pukul 00.10 WIB itu terjadi saat warga tengah tertidur lelap.

    Bencana tersebut menelan korban jiwa sebanyak empat orang. Selain itu, tiga korban lainnya mengalami luka-luka.
    Proses evakuasi para korban menggunakan alat berat karena besarnya dampak timbunan longsor yang dihasilkan.
    Evakuasi seluruh korban baru dapat diselesaikan pada siang harinya sekitar pukul 14.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanah Longsor Terjang Karo Sumut, 10 Orang Dinyatakan Hilang
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2024

    Tanah Longsor Terjang Karo Sumut, 10 Orang Dinyatakan Hilang Medan 24 November 2024

    Tanah Longsor Terjang Karo Sumut, 10 Orang Dinyatakan Hilang
    Tim Redaksi
    KARO, KOMPAS. com
    – Bencana
    tanah longsor
    menerjang Desa Semangat Gunung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo,
    Sumatera Utara
    , Sabtu (23/11/2024) malam.
    Selain memutus akses jalan desa menuju kota, tanah longsor juga menimbun 1 unit rumah dan
    home stay

    Setidaknya 10 warga dinyatakan hilang. 


    Kepala Desa Semangat Gunung Imran Surbakti menjelaskan, longsor terjadi pada Sabtu (23/11/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
    Sebelum longsor menerjang, hujan deras mengguyur wilayah setempat sejak Sabtu sore.
    “Ini bermula dari hujan deras semalam, terus jam 7 malam longsor di desa kami, ada 2 titik besar,” ujarnya, Minggu (24/11/2024).
    Akibat longsor tersebut imbuhnya, 10 warga dinyatakan hilang, dan hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. 
    “Menurut informasi, 10 warga terdiri dari 7 warga kita dan 3 warga luar dinyatakan hilang tertimpa longsor,” paparnya.
    Lebih lanjut, untuk melakukan pencarian dan membuka akses desa yang tertutup material longsoran, warga dibantu relawan, TNI/Polri masih terus berupaya melakukan pembersian dan pencarian korban hilang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Terjang Pidie, 91 Desa Terendam, Ratusan Keluarga Terdampak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2024

    Banjir Terjang Pidie, 91 Desa Terendam, Ratusan Keluarga Terdampak Regional 24 November 2024

    Banjir Terjang Pidie, 91 Desa Terendam, Ratusan Keluarga Terdampak
    Tim Redaksi
    BANDA ACEH, KOMPAS.com
    – Intensitas hujan tinggi yang melanda Kabupaten Pidie, Aceh, menyebabkan sebanyak 91 gampong (desa) di 16 kecamatan terendam banjir.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Nara Setia mengungkapkan, 16 kecamatan yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Padang Tiji dengan lima desa, Kecamatan Tiro satu desa, Kecamatan Sakti 11 desa, dan Kecamatan Delima tujuh desa.
    Kecamatan lainnya yang terendam meliputi Kecamatan Pidie dengan tujuh desa, Kecamatan Mutiara Timur sembilan desa, Kecamatan Glumpang Tiga 10 desa, Kecamatan Kembang Tanjong 13 desa, Kecamatan Peukan Baro enam desa, dan Kecamatan Keumala dua desa.
    Selain itu, banjir juga melanda Kecamatan Glumpang Baro dengan satu desa, Kecamatan Mutiara 11 desa, Kecamatan Indra Jaya dua desa, Kecamatan Mane satu desa, Kecamatan Simpang Tiga dua desa, dan Kecamatan Kota Sigli dua desa.
    “Banjir ini akibat dampak
    hujan deras
    yang menyebabkan debit air sungai meluap sehingga mengenangi rumah warga, jalan, dan persawahan masyarakat,” kata Teuku Nara dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (24/11/2024) kemarin.
    Teuku Nara menambahkan, hasil pendataan sementara menunjukkan dampak material akibat banjir meliputi kerusakan pada pagar masjid, jalan, dan jembatan.
    Di desa Puuk Tijue, garasi mobil warga rusak akibat pohon tumbang, sementara longsor terjadi di desa Blang Dalam, dan tanggul penahan tebing sungai mengalami amblas.
    “Korban terdampak mencapai ratusan kepala keluarga, sementara untuk pengungsi masih dalam proses pendataan,” kata dia.
    Hingga saat ini, hujan masih mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Pidie, dan banjir masih mengenangi beberapa kecamatan.
    “Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut,” tutup Teuku Nara.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir dan Longsor di Padanglawas, 5 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2024

    Banjir dan Longsor di Padanglawas, 5 Orang Tewas Medan 24 November 2024

    Banjir dan Longsor di Padanglawas, 5 Orang Tewas
    Tim Redaksi
    PADANGLAWAS, KOMPAS.com

    Cuaca ekstrem
    dengan intensitas hujan tinggi menyebabkan banjir dan
    longsor
    di Kabupaten Padanglawas, Sumatera Utara, pada Sabtu (23/11/2024) kemarin.
    Peristiwa ini telah merenggut lima nyawa. Satu orang, Panjang Panggabean (52), ditemukan tewas tersangkut di pohon kelapa sawit muda di pinggiran aliran Sungai Barumun.
    “Banjir di Kecamatan Barumun menyebabkan satu orang warga tewas terseret banjir, dan ditemukan di pinggir aliran sungai pada Sabtu pagi.”
    Demikian ungkap Kepala Polisi Resor Padanglawas, AKBP Diari Astitika, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (24/11/2024).
    Diari menjelaskan, hujan dengan curah tinggi terjadi sejak Jumat (22/11/2024) malam. Saat itu, korban diduga mengalami gangguan kejiwaan (ODGJ) dan pergi ke luar rumah.
    “Hasil identifikasi dan penelusuran Sat Reskrim Polres Padanglawas menemukan keluarga korban. Dari keterangan keluarga, korban atas nama Panjang Panggabean, usia 52 tahun, menderita gangguan kejiwaan,” kata Diari.
    Kapolres juga melaporkan, terdapat sekitar delapan titik lokasi banjir di Kecamatan Barumun.
    “Banjir juga merendam ratusan rumah warga, dan pada Sabtu sekitar pukul 10.00, banjir mulai perlahan surut. Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Barumun,” kata dia.
    Di hari yang sama, dua rumah di perkebunan karet Desa Harang Julu, Kecamatan Ulu Sosa, juga tertimbun longsor.
    Dalam insiden tersebut, satu rumah yang dihuni oleh Dame Harahap, Rona Pasaribu (52), dan Mawar Pasaribu (60), berhasil menyelamatkan diri.
    Namun, satu rumah lainnya, yang dihuni oleh Hermadianto (40), istrinya Lila Siregar (32), serta dua anak mereka, Azra (7) dan Dwi (5 bulan), ditemukan tewas.
    Kondisi ini menunjukkan dampak serius dari bencana alam yang melanda wilayah tersebut, menuntut perhatian dan penanganan lebih lanjut dari pihak berwenang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga April 2025, Akibat La Nina!

    BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga April 2025, Akibat La Nina!

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah.

    Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.

    Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina ini berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

    Termasuk, kata dia, bencana banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi. Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

    Dwikorita menjelaskan bahwa beberapa faktor utama yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada tahun 2025 adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia. Penyimpangan suhu di wilayah ini berhubungan erat dengan fenomena La Nina Lemah, yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga mempengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia.

    Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan lautan, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia pada 2025 akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, dengan jumlah berkisar antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun. Sebanyak 67% wilayah Indonesia diprediksi akan menerima curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun (kategori tinggi), meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung bagian utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta sebagian besar wilayah Papua.

    Sementara itu, 15% wilayah diprediksi mengalami curah hujan di atas normal, termasuk sebagian kecil Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, dan Papua bagian tengah. Di sisi lain, 1% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di bawah normal, seperti di Sumatera Selatan bagian barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara.

    Dampak Positif La Nina

    Meski berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, lanjut Dwikorita, apabila dimitigasi dengan tepat, fenomena La Nina Lemah disebutnya memiliki sejumlah peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, keberlimpahan air hujan akibat La Nina dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung ketahanan pangan dan air serta energi.

    Di sektor pertanian, papar Dwikorita, petani memiliki peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. Tentunya, kata Dwikorita, hal ini selaras dengan Program Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berkeinginan Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat dan mencapai swasembada pangan.

    Tidak hanya itu, dengan langkah mitigasi yang tepat, lanjut dia, tingginya curah hujan akibat La Nina juga bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas tampungan air di bendungan dan waduk, yang akan mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air secara maksimum sehingga menjamin pasokan energi listrik. Masyarakat, tambah dia, dapat memanen air hujan atau rainwater harvesting dan digunakan saat musim kemarau tiba guna mengantisipasi kekeringan.

    “Untuk itu, penting untuk terus menjaga kualitas infrastruktur seperti bendungan dan waduk agar siap digunakan sepanjang tahun. Selain itu, optimalisasi drainase dan tampungan air harus disiapkan guna menghadapi musim kemarau berikutnya,” tuturnya.

    Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa BMKG mendukung penuh program Asta Cita yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai ketahanan pangan, air, dan energi melalui penyediaan informasi cuaca, iklim, dan potensi bencana yang cepat, tepat, dan akurat.

    Ardhasena menyampaikan, bahwa selama ini BMKG telah menyediakan berbagai layanan iklim yang dapat membantu petani dalam merencanakan musim tanam. Prediksi curah hujan 10 harian, bulanan hingga enam bulan ke depan yang dikeluarkan BMKG memungkinkan petani mengatur pola tanam sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah.

    “Dalam satu dasawarsa terakhir, BMKG dengan berbagai pihak terkait, juga telah membina lebih dari 20.000 petani melalui program Sekolah Lapang Iklim (SLI). Program ini bertujuan untuk membantu petani memahami data iklim yang relevan dan mengambil keputusan strategis, mulai dari waktu tanam hingga pemilihan komoditas yang tepat,” paparnya.

    Sedangkan pada sektor energi, kata Ardhasena, BMKG menyediakan data radiasi matahari dan kecepatan angin guna mendukung optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Dengan informasi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan, menjaga ketersediaan air, dan memaksimalkan potensi energi terbarukan secara berkelanjutan.

    “Informasi iklim yang kami sampaikan harus diikuti oleh tindakan lanjut dari sektor terkait. Kami mendorong kementerian/lembaga/daerah dalam penyusunan program dan kebijakan bisa menyesuaikan prediksi iklim yang kami berikan. Tidak hanya antisipasi dan mitigasi bencana, namun juga berbagai sektor lainnya seperti transportasi, pembangunan infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata, industri, hingga pertahanan keamanan,” pungkasnya. 

  • BMKG Minta Warga Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal dan Tahun Baru Nanti

    BMKG Minta Warga Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal dan Tahun Baru Nanti

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Dwikorita dalam keterangannya, Minggu (24/11/2024) mengatakan, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh sejumlah faktor dari peningkatan curah hujan.

    “Fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40%. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025,” katanya.

    Selain itu potensi cuaca ekstrem dipicu karena dinamika atmosfer yang diprediksi pada periode Nataru tahun ini aktif bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan cold surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia.

    “Situasi itu berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia,” katanya.

    BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya pada periode Nataru.

    BMKG mengimbau pengelola perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, hingga nelayan untuk waspada potensi cuaca ekstrem, mengingat fenomena cold surge juga dapat memicu gelombang tinggi laut sehingga membahayakan keselamatan aktivitas pelayaran serta penangkapan ikan.

  • Banjir dan Longsor Landa Kongo, Ibu Beserta Tujuh Anaknya Tewas

    Banjir dan Longsor Landa Kongo, Ibu Beserta Tujuh Anaknya Tewas

    Jakarta

    Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Republik Demokratik Kongo bagian timur. Otoritas setempat menyebut ada sembilan orang tewas akibat peristiwa tersebut.

    Peristiwa itu terjadi di kota pertanian Nkubi. Banjir dan longsor menghanyutkan sejumah rumah hingga menghancurkan bangunan milik koperasi pertanian setempat dan beberapa ladang milik warga.

    Administrator wilayah Kalehe, Thomas Bakenga, mengatakan ada sembilan orang tewas akibat bencana tersebut. Korban tewas mayoritas berasal dari satu keluarga.

    “Seorang ibu dan tujuh anaknya meninggal ketika rumah keluarganya dilanda tanah longsor,” kata Bakenga dilansir AFP, Minggu (24/11/2024).

    “Orang kesembilan yang terbunuh adalah seorang gadis di tempat pengungsian,” tambahnya.

    Kawasan sekitar Nkubi yang terletak di lereng bukit hijau dilanda hujan lebat sejak Jumat (22/11) waktu setempat. Bakenga mengatakan bencana yang terjadi pada Sabtu (23/11) sebagai tragedy.

    Delphin Birimbi, ketua kelompok masyarakat setempat, menambahkan bahwa kerusakan struktural juga cukup besar. Hujan lebat sering menyebabkan banjir dan merenggut banyak nyawa di beberapa wilayah di Kongo, namun dalam beberapa tahun terakhir hujan juga terjadi di luar musim hujan.

    (ygs/ygs)

  • Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Tapanuli Selatan, 2 Orang Meninggal Dunia

    Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Tapanuli Selatan, 2 Orang Meninggal Dunia

    Diungkapkan Abdul Muhari, upaya penanganan darurat posko pengungsian sementara telah didirikan untuk menampung warga terdampak. Tim logistik juga telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, dan perlengkapan dasar.

    “Pelayanan kesehatan bagi warga terdampak menjadi salah satu fokus utama, sementara proses perbaikan infrastruktur vital seperti akses jalan dan fasilitas umum terus diupayakan,” ungkapnya.

    BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di musim hujan yang dapat memicu banjir bandang, tanah longsor, atau bencana lainnya.

    “Langkah mitigasi seperti mengenali jalur evakuasi, menyimpan dokumen penting di tempat aman, dan mengutamakan keselamatan diri harus menjadi prioritas,” Abdul Muhari menerangkan.

  • Setelah Ditambang, Desa Wadas di Purworejo Kini Diterjang Banjir Bandang

    Setelah Ditambang, Desa Wadas di Purworejo Kini Diterjang Banjir Bandang

    TRIBUNJATENG.COM – Desa Wadas, di Purworejo Jateng diterjang banjir bandang setelah penambangan batuan andesit dilakukan di sana.

    Kini saat musim hujan tiba, apa yang ditakutkan warga tentang penambangan itu benar-benar terjadi.

    Sebelum adanya tambang, bencana seperti itu tidak pernah terjadi di sana.

    Aktivitas penambangan batuan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, diduga menjadi penyebab terjadinya banjir lumpur dan longsor yang melanda wilayah tersebut. 

    Hujan yang terjadi pada Sabtu (23/11/2024) antara pukul 14.00 WIB hingga 15.30 WIB mengakibatkan material lumpur dan longsor menimpa rumah serta kendaraan milik warga.

    Siswanto, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa kejadian tersebut berkaitan erat dengan proyek penambangan batuan andesit di desa mereka.

    “Setelah hujan angin reda, warga keluar rumah melihat situasi. Dari situ, banjir bandang itu melongsorkan tanah dan menimbun motor.”

    “Batu-batu berserakkan di jalanan,” ungkapnya.

    Video yang merekam kejadian tersebut telah tersebar luas melalui akun Instagram resmi warga desa, @wadas_melawan.

    Dalam video tersebut, terlihat banjir yang membawa material lumpur, batu, dan pepohonan menimpa salah satu motor milik warga.

    Selain itu, batu-batu besar juga berserakan di jalan-jalan Dusun Kaligendol.

    Di lokasi lain, longsor mengakibatkan dua rumah warga di Dusun Karang mengalami kerusakan, sementara banjir lumpur juga melanda Dusun Winong.

    Kejadian ini diduga dipicu oleh hilangnya vegetasi di atas bukit Wadas akibat aktivitas pertambangan.

    “Kami akan terus melawan, sebab dengan melawan kami tak pernah sepenuhnya kalah!,” tulis akun Instagram @wadas_melawan dalam caption mereka.

    Lokasi kejadian dalam video tersebut berada di Dukuh Kaligendol, tepat di bawah bukit yang sedang ditambang untuk keperluan Proyek Strategis Nasional Bendungan Bener.

    Akun Instagram tersebut juga menyampaikan kritik pedas terhadap situasi yang mereka alami.

    “Kalian pasti menganggap kehidupan kami sekarang begitu nyaman. Tak usah banyak bicara, lihat video di postingan ini.”

    “Jalan manusia dijadikan jalur air berlumpur lengkap dengan material tambang brengsek itu, kayu, lumpur, batu, dan tentu dengan laju yang sangat deras,” tulis mereka.

    Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga dan memicu diskusi tentang dampak lingkungan dari aktivitas penambangan di wilayah tersebut. (*)