Topik: longsor

  • Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal bencana yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.

    Terjadi tanah longsor hingga banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi.

    Dari bencana ini, lima orang meninggal dunia dan empat di antaranya masih dinyatakan hilang.

    Hal tersebut disampaikan oleh Pranata Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat, Jumat (6/12/2024).

    “Meninggal dunia 5 jiwa. 4 jiwa hilang dan belum ditemukan,” ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    Ia juga menuturkan, hingga hari ini, Jumat (6/12/2024), ada 291 kejadian bencana alam yang terjadi di 38 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

    “Tanah longsor 131 kejadian, banjir 72 kejadian, angin kencang 24 kejadian dan pergerakan tanah 64 kejadian,” ujarnya.

    Ratusan rumah warga pun alami kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

    255 rumah rusak ringan, 123 rumah rusak sedang, dan 211 rumah rusak berat. 

    “293 rumah terancam, 473 sempat rumah terendam, 51 sarana dan 43 hektare sawah dan lahan pertanian terdampak,” katanya.

    Hadi Rahmat juga menuturkan bahwa total ada ribuan warga terdampak dan 1.400 di antaranya harus mengungsi.

    “Warga terdampak 1.487 KK dengan 3.497 jiwa dan 289 KK dengan 1.400 jiwa mengungsi dan 312 KK dengan 516 jiwa terancam,” katanya.

    34 Titik Jalan di Sukabumi Terputus

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman menuturkan ada 34 titik jalan di Kabupaten Sukabumi yang terputus karena banjir dan tanah longsor.

    “Jalan yang terputus itu ada di 34,” kata Ade Suryaman.

    Kepada TribunJabar.id, jalan yang terputus tersebut membuat pengiriman logistik untuk korban bencana menjadi terhambat.

    “Kemarin kita sudah dorong (bantuan) ke wilayah Sagaranten, tapi kemarin itu saya cek belum sampai, karena kan kendaraan yang masuk susah, tadi saya minta jalannya ke mana kita kalau mau ke Sagaranten, lewat Pabuaran juga terputus, jadi kita hanya sampai ke Pabuaran balik lagi,” ujar Ade Suryaman.

    Pihak Pemda Sukabumi khawatir, jalan yang terputus ini membuat akses ke sejumlah lokasi lumpuh.

    “Terus yang paling utama sekarang adalah untuk kebutuhan bahan bakar, itu baik gas, terus (BBM) untuk kendaraan, kalau itu tidak masuk itu bisa lumpuh,” ucap Ade Suryaman.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman/M Rizal Jalaludin)

  • Siklon Tropis 91S Terdeteksi, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem pada 6-8 Desember 2024

    Siklon Tropis 91S Terdeteksi, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem pada 6-8 Desember 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bibit siklon tropis 91S yang terdeteksi di Samudra Hindia sebelah barat daya Banten akan memicu terjadinya cuaca ekstrem akibat siklon tropis. Fenomena ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca dan gelombang laut dalam 6-8 Desember 2024.

    Menurut BMKG, kondisi ini diprakirakan akan membuat wilayah Lampung, Banten,  Jawa Barat, dan Jabodetabek akan mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Gelombang tinggi hingga 4-6 meter berpotensi terjadi di perairan Bengkulu-Lampung, Selat Sunda dan Perairan Selatan Jawa, dan Samudra Hindia Selatan Jawa.

    Selain itu, suspect area siklon tropis di Laut Timor juga dipantau. Diperkirakan cuaca ekstrem akibat siklon tropis ini berdampak pada wilayah NTB, NTT, dan Maluku. 

    BMKG menyebut Jawa Barat masuk dalam wilayah dengan kategori siaga dan Bengkulu, Lampung, Jabodetabek, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT  termasuk  wilayah dengan kategori waspada terjadinya cuaca ekstrem akibat siklon tropis 91S. 

    “Kami mengimbau masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem akibat sikon tropis 91S berupa banjir, longsor, dan angin kencang.  Nelayan dan pengguna transportasi laut menghentikan aktivitas sementara di perairan terdampak,” ujar BMKG dalam siaran pers, Jumat (6/12/2024).

  • 10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia
    Banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12) mengakibatkan dua warga meninggal dan 10 jembatan terputus.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Bagaimana Tsunami Bisa Terjadi? Ini Pemicu dan Penjelasannya

    Bagaimana Tsunami Bisa Terjadi? Ini Pemicu dan Penjelasannya

    Jakarta: Tsunami merupakan bencana alam yang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan kerusakan besar di seluruh dunia. Gelombang raksasa ini memiliki kekuatan yang luar biasa hingga mampu menyapu daratan.
     
    Salah satu tsunami terbesar terjadi pada 26 Desember 2004 lalu di Aceh, Indonesia. Ini menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarah dunia yang menelan lebih dari 230.000 jiwa di 14 negara.
     
    Pemicu Tsunami
    Tsunami sendiri dapat dipicu oleh berbagai peristiwa bawah laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air secara tiba-tiba. Penyebab utama tsunami antara lain:

     

     

    1. Gempa Bumi Bawah Laut
    Pergerakan tiba-tiba lempeng tektonik di dasar laut dapat melepaskan energi yang sangat besar, hingga menciptakan gelombang seismik yang merambat ke perairan. Saat gelombang ini mendekati pesisir, mereka berubah menjadi gelombang tsunami yang sangat tinggi.
     
    Gempa bumi juga merupakan pemicu terjadinya Tsunami Aceh hampir 20 tahun lalu. Kekuatan gempa bumi pada saat itu mencapai magnitudo 9,1-9,3 dan terjadi di lepas pantai Sumatera. Sementara gelombang tsunaminya mencapai ketinggian hingga 30 meter.
     
    2. Letusan Gunung Berapi
    Letusan gunung berapi yang terjadi di bawah laut atau di sepanjang garis pantai dapat memicu tsunami karena perpindahan sejumlah besar air oleh aliran lava atau runtuhnya bagian-bagian gunung berapi.
     
    3. Longsor Bawah Laut
    Longsoran tanah atau batu di dasar laut juga bisa menjadi pemicu terjadinya perpindahan air skala besar, sehingga menciptakan gelombang tsunami yang dapat meluluhlantakkan daratan.

     

     

    4. Hantaman Meteor
    Selain itu, meteor yang menghantam laut pun dapat menyebabkan perpindahan air yang cukup besar untuk menghasilkan gelombang tsunami. Namun kasus ini jarang terjadi.
     
    Bagaimana Tsunami Bisa Terjadi?
    Ketika salah satu peristiwa di atas terjadi di dasar laut, perpindahan air yang tiba-tiba menciptakan gangguan di kolom air. Gangguan ini merambat ke permukaan laut sebagai gelombang seismik, yang kemudian berubah menjadi gelombang tsunami saat mendekati pantai.
     
    Kecepatan tsunami di laut terbuka dapat mencapai hingga 800 kilometer per jam, namun melambat saat mendekati garis pantai. Namun saat tsunami mendekati pantai, ketinggiannya meningkat karena interaksi dengan dasar laut yang dangkal.
     
    Gelombang tersebut akan pecah dan menghantam daratan dengan kekuatan dahsyat yang mampu menyebabkan kerusakan super luas.

     

    Jakarta: Tsunami merupakan bencana alam yang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan kerusakan besar di seluruh dunia. Gelombang raksasa ini memiliki kekuatan yang luar biasa hingga mampu menyapu daratan.
     
    Salah satu tsunami terbesar terjadi pada 26 Desember 2004 lalu di Aceh, Indonesia. Ini menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarah dunia yang menelan lebih dari 230.000 jiwa di 14 negara.
     
    Pemicu Tsunami
    Tsunami sendiri dapat dipicu oleh berbagai peristiwa bawah laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air secara tiba-tiba. Penyebab utama tsunami antara lain:
     
     

     

    1. Gempa Bumi Bawah Laut

    Pergerakan tiba-tiba lempeng tektonik di dasar laut dapat melepaskan energi yang sangat besar, hingga menciptakan gelombang seismik yang merambat ke perairan. Saat gelombang ini mendekati pesisir, mereka berubah menjadi gelombang tsunami yang sangat tinggi.
     
    Gempa bumi juga merupakan pemicu terjadinya Tsunami Aceh hampir 20 tahun lalu. Kekuatan gempa bumi pada saat itu mencapai magnitudo 9,1-9,3 dan terjadi di lepas pantai Sumatera. Sementara gelombang tsunaminya mencapai ketinggian hingga 30 meter.
     

    2. Letusan Gunung Berapi

    Letusan gunung berapi yang terjadi di bawah laut atau di sepanjang garis pantai dapat memicu tsunami karena perpindahan sejumlah besar air oleh aliran lava atau runtuhnya bagian-bagian gunung berapi.
     

    3. Longsor Bawah Laut

    Longsoran tanah atau batu di dasar laut juga bisa menjadi pemicu terjadinya perpindahan air skala besar, sehingga menciptakan gelombang tsunami yang dapat meluluhlantakkan daratan.
     
     

     

    4. Hantaman Meteor

    Selain itu, meteor yang menghantam laut pun dapat menyebabkan perpindahan air yang cukup besar untuk menghasilkan gelombang tsunami. Namun kasus ini jarang terjadi.
     
    Bagaimana Tsunami Bisa Terjadi?
    Ketika salah satu peristiwa di atas terjadi di dasar laut, perpindahan air yang tiba-tiba menciptakan gangguan di kolom air. Gangguan ini merambat ke permukaan laut sebagai gelombang seismik, yang kemudian berubah menjadi gelombang tsunami saat mendekati pantai.
     
    Kecepatan tsunami di laut terbuka dapat mencapai hingga 800 kilometer per jam, namun melambat saat mendekati garis pantai. Namun saat tsunami mendekati pantai, ketinggiannya meningkat karena interaksi dengan dasar laut yang dangkal.
     
    Gelombang tersebut akan pecah dan menghantam daratan dengan kekuatan dahsyat yang mampu menyebabkan kerusakan super luas.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Sukabumi Diguncang Bencana, Anggota DPR: Pemerintah Mesti Tertibkan Penggunaan Lahan!

    Sukabumi Diguncang Bencana, Anggota DPR: Pemerintah Mesti Tertibkan Penggunaan Lahan!

    ERA.id – Anggota DPR RI, Slamet, mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar cepat memberi bantuan tenda darurat, makanan, obat-obatan, selimut, dan peralatan masak, kepada warga terdampak banjir dan longsor di Sukabumi, Jawa Barat.

    “Saya meminta dan mendesak pemerintah pusat melalui pimpinan, agar khususnya BNPB untuk segera hadir memberikan bantuan yang nyata dan cepat,” kata Slamet saat menyampaikan interupsi dalam Rapat Paripurna Ke-9 DPR RI Penutupan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024–2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

    Slamet berduka atas rentetan peristiwa bencana, mulai dari banjir hingga longsor, yang terjadi setelah sebagian besar wilayah Sukabumi diguyur hujan deras dengan durasi yang panjang sejak Selasa (3/12) siang sampai dengan Rabu (4/12) pagi.

    Dampak bencana itu menjadi lebih besar akibat luapan empat aliran sungai di Sukabumi yang tidak mampu membendung debit hujan deras.

    “Bencana ini telah merusak infrastruktur dan meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat, terutama mereka yang kehilangan rumah, kebun, dan harta benda lainnya dalam situasi darurat ini,” ucap Slamet.

    Lebih lanjut Slamet menilai bencana seperti itu terjadi bukan hanya karena cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem.

    “Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sukabumi bukan semata-mata cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem di daerah hulu. Banyak kawasan hutan yang dulunya subur dan menjadi penyangga lingkungan kini gundul bahkan terlantar. Lahan-lahan HGU, termasuk milik perusahaan dibiarkan tidak terawat,” ucapnya.

    Sejalan dengan persoalan itu, Slamet mendesak pemerintah segera mengambil langkah mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, pengendali erosi, dan pemelihara kesuburan tanah.

    “Oleh karena itu saya mendesak pemerintah mengambil langkah serius, mengembalikan fungsi kawasan hutan di daerah hulu melalui reboisasi dan penertiban penggunaan lahan,” ujarnya.

  • 3 Orang Meninggal Gegara Bencana Hidrometeorologi, Lebak Banten Tanggap Darurat Bencana

    3 Orang Meninggal Gegara Bencana Hidrometeorologi, Lebak Banten Tanggap Darurat Bencana

     

    Liputan6.com, Lebak – Banjir dan longsor serta angin kencang yang melanda Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama tiga hari menyebabkan tiga orang warga meninggal dunia.

    Hal itu diutarakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Pratama Rizky di Rangkasbitung Lebak, Jumat (6/12/2024). 

    “Semua korban meninggal dunia itu sudah dimakamkan oleh anggota keluarganya,” katanya.

    Febby menjelaskan, ketiga warga Kabupaten Lebak Banten yang meninggal itu antara lain inisial DZ (14) warga Desa Cipanas Kecamatan Cipanas terdampak longsoran tanah yang mengakibatkan tembok rumah korban terbelah, pada Selasa (3/12/2024). Saat itu korban DZ bersama adiknya R (8) tengah menonton televisi pukul 21.00 WIB di ruangan depan rumah, namun tiba-tiba terjadi longsor hingga tembok rumahnya menimpa korban. Korban DZ dilaporkan meninggal dunia setelah dilarikan ke Puskesmas setempat, dan adiknya mengalami luka-luka.

    Sedangkan, korban kedua yang meninggal dunia berinisial D (13) warga Kecamatan Banjarsari akibat tenggelam ketika banjir, Rabu (4/12/2024). Selanjutnya, korban ketiga berinisial R (64) meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang di Desa Sukamaju Kecamatan Cibeber pada Kamis (5/12/2024).

    Korban meninggal ketika perjalanan pulang dari kebun ke rumah, namun saat itu terjadi hujan deras disertai angin kencang. Dalam perjalanan pulang dari kebun ke rumah, korban tertimpa pohon roboh hingga ditemukan warga sudah meninggal.

    Musim hujan ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi membuat BPBD Lebak mewanti-wanti masyarakat untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Selama beberapa hari terakhir ini curah hujan meningkat hingga mengakibatkan banjir dan longsor di 20 kecamatan di Kabupaten Lebak.

    Selain itu juga sebanyak 1.694 rumah terendam banjir dan 59 rumah terdampak longsoran, 47 rumah rusak ringan, enam rumah rusak sedang, dan enam rumah lainnyarusak berat. Sedangkan, ruas jalan yang ambles dan longsor terdapat di lima titik, antara lain pertama jalan Cipanas-Citorek menuju wisata Negeri di Atas Awan, kedua Jalan Desa Darmasari Bayah, ketiga Jalan Cidikit Bayah, keempat Jalan Pasir Gobong Bayah, dan kelima di Jalan Ciseel-Muncang. Sementara itu juga ada dua jembatan terputus masing-masing di Kecamatan Leuwidamar dan Muncang.

     

  • 10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tepatnya di Kampung Cisarakan pada Rabu (4/12) membuat satu keluarga tertimbun. Akibatnya dua warga dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya masih hilang.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan, longsor yang terjadi di Desa Loji menimbun sebuah rumah yang dihuni lima jiwa, empat di antaranya merupakan anak-anak.

    Camat Simpenan R Ade Akhsan Bratadiredja mengatakan korban yang sudah ditemukan yakni Aden Dafa dan Ade Wahyu.

    “Aden ditemukan dalam kondisi kritis karena tertimpa lemari pakaian namun sayang nyawanya tidak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia saat hendak dibawa ke rumah sakit,” kata Ade dikutip Antara, Jumat (6/12).

    Sementara Ade Wahyu ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian pada Kamis (5/12).

    Kemudian untuk dua korban lainnya Elma Ayunda dan Siti Hamidah, hingga kini masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan yang melibatkan BPBD Kabupaten Sukabumi, relawan, Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat setempat.

    Pencarian korban terkendala dengan kondisi cuaca dan medan yang berat, sehingga tim yang tengah melakukan pencarian harus waspada karena khawatir terjadi longsor susulan.

    Meskipun kecil kemungkinan dua korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi pihaknya berharap dapat menemukan korban dalam kondisi selamat, meski kondisi medan dan cuaca menjadi tantangan utama.

    Ade mengatakan, untuk memobilisasi kendaraan berat terkendala oleh akses jalan menuju lokasi dari Jalan Raya Bagbagan hingga Kiaradua tidak bisa dilalui kendaraan akibat longsoran.

    10 jembatan putus

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mencatat sementara ini ada sebanyak 10 jembatan yang putus.

    “Akan digantikan dengan jembatan, satu di antaranya merupakan jembatan di daerah Kecamatan Simpenan Sukabumi yang putus dihantam banjir bandang,” katanya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan dari hasil pendataan sementara bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selama dua hari.

    Bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor ini mengakibatkan ratusan jiwa terdampak, bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung yang hingga saat ini masih dalam pencarian.

    Data rekapitulasi BPBD Sukabumi merincikan untuk bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir sembilan titik, angin kencang tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 kecamatan.

    Kemudian untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, mengungsi sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa, kemudian terancam sebanyak tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa serta satu orang meninggal dunia.

    Selanjutnya untuk jumlah rumah yang rusak sebanyak 40 unit dengan rincian 36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat serta enam fasilitas umum rusak.

    (tim/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • 10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    Jakarta

    Banjir bandang serta tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 10 jembatan putus akibat peristiwa itu.

    Dalam keterangan BNPB, beberapa daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Salah satu wilayah yang sempat terisolir adalah Kecamatan Simpenan.

    Jembatan yang menjadi penghubung aktivitas warga, kini rusak diterjang material yang terbawa saat banjir.

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah saat berkunjung ke lokasi, Kamis (5/12), mengatakan akan menyiapkan jembatan darurat.

    “Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” Ujar Lukmansyah, dalam keterangan BNPB Jumat (6/12/2024).

    Lukmansyah menegaskan, dirinya akan menyiapkan jembatan bailey dengan mengerahkan kekuatan dari PUPR maupun Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi.

    (aik/aik)

  • Update Terkini Korban Bencana Alam di Sukabumi, 4 Orang Masih Dalam Pencarian

    Update Terkini Korban Bencana Alam di Sukabumi, 4 Orang Masih Dalam Pencarian

    Sukabumi, Beritasatu.com – Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengonfirmasi, bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi menyebabkan tiga orang menjadi korban bencana alam. Selain itu, ada empat orang yang masih dalam pencarian setelah tertimbun longsor.

    “Korban meninggal dunia ada tiga orang akibat longsor, sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian,” ujar Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin setelah memantau lokasi pergeseran tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12/2024).

    Menurutnya, saat ini pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sedang fokus pada evakuasi warga yang terdampak bencana, serta memperbaiki infrastruktur yang rusak, termasuk jalan yang terputus dan jembatan yang ambruk.

    “Untuk jalan yang terputus, ada enam titik yang semuanya merupakan ruas jalan provinsi,” jelasnya lagi.

    Terkait dengan update data korban dan dampak bencana, Bey Machmudin menyampaikan adanya kendala komunikasi yang menyebabkan keterlambatan informasi. Hal ini disebabkan oleh putusnya aliran listrik di beberapa titik lokasi bencana, yang menghambat proses pelaporan dan koordinasi.

    Proses evakuasi dan penanggulangan bencana saat ini masih terus dilakukan oleh petugas gabungan, dengan prioritas utama pada keselamatan korban yang masih hilang serta pemulihan infrastruktur yang terdampak bencana.

  • Longsor dan Tanah Bergerak Melanda Sukabumi, Ratusan Pengungsi Kekurangan Pangan dan Alat Tidur

    Longsor dan Tanah Bergerak Melanda Sukabumi, Ratusan Pengungsi Kekurangan Pangan dan Alat Tidur

    Liputan6.com, Sukabumi – Kondisi akses jalan yang jauh dari jalan utama, membuat para pengungsi mengalami kekurangan bahan pangan dan alas tidur. Kondisi ini dialami ratusan warga di Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi.

    Mereka mengungsi di dua gedung sekolah dan rumah-rumah warga, karena longsor dan pergerakan tanah dampak dari bencana hidrometeorologi, usai dilanda hujan intensitas tinggi terus menerus. 

    Sebanyak 712 jiwa dari empat kampung yaitu Kampung Nanggewer, Jabir, Ciputat, dan Karikil, Desa Desa Neglasari Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi terpaksa mengungsi di SD Negeri Kalibunder dan Madrasah Diniyah Karikil karena rumahnya tertimpa longsor dan pergerakan tanah yang terjadi pada Rabu (4/12/2024) pagi. 

    Salah seorang korban longsor, Tika (32) menuturkan, detik-detik rumahnya tertimbun longsor. Ia bersama warga lainnya hanya bisa pasrah menyaksikan rumahnya kini rata dengan tanah.

    “Lagi disitu liatin aja kan sudah miring, ngeliat dari atas tebingnya udah meluncur ke bawah kita liatin semuanya disitu, semuanya nangis-nangis,” tutur Tika, saat ditemui pada Kamis (5/12/2024). 

    Dia mengatakan, longsor yang menghilangkan tempat tinggalnya itu terjadi sekira pukul 08.00 WIB. Selain rumah miliknya, rumah milik kakak dan adiknya juga turut hancur tertimpa longsor.

    Rumah yang dibangunnya dan telah ditinggali selama puluhan tahun itu kini tak bisa lagi dihuni. Sambil sesekali mengusap air mata, Tika hanya bisa merelakan tempat tinggalnya yang telah turut hilang bersama barang berharga di dalamnya.

    “Banyak, semuanya (hilang). Banyak kenangan lah semuanya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semuanya ada disitu dari kita nol sampai sekarang ada disitu semuanya. Kita kan nikah sudah 25 tahun ya pastikan semuanya ada disitu, ya gimana ya rasanya, perasaannya hancur sedih kaya mimpi,” ungkapnya.