Topik: longsor

  • Tercemar Limbah Debu, Ratusan Warga Blokade Jalan Proyek Tambang, Tuntut Perusahaan Perbaiki Jalan

    Tercemar Limbah Debu, Ratusan Warga Blokade Jalan Proyek Tambang, Tuntut Perusahaan Perbaiki Jalan

    TRIBUNJATIM.COM – Aktivitas proyek tambang galian C membuat warga di desa di Kecamatan Budong-Budong, Mamuju Tengah terancam kesehatannya.

    Itu karena para warga terkena dampak pencemaran limbah dembu yang disebabkan proyek tambang tersebut.

    Ratusan warga pun memblokade akses jalan desa pada Senin (23/10/2023).

    Disebutkan bahwa limba debu tersebut mereka mengalami batuk-batuk dan sesak napas.

    Warga mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan yang dirasakan, terutama oleh anak-anak yang lebih rentan.

    Mereka menuntut pihak perusahaan untuk memenuhi janji perbaikan jalan yang dijanjikan sebelum proyek galian dimulai tiga tahun lalu.

    “Dulu katanya jalan akan diperbaiki, namun setelah beroperasi bertahun-tahun, jalan tak kunjung diperbaiki. Sementara asap debu sangat mengganggu warga. Belum lagi ganti rugi lahan untuk pelebaran jalan mobil proyek tambang,” ujar Rosanna, salah satu warga, melansir dari Kompas.com.

    Akses jalan desa tersebut merupakan jalur utama bagi angkutan proyek bendungan, yang setiap harinya menghasilkan kepulan debu tebal. Warga merasa kondisi ini sangat mengganggu kesehatan mereka.

    “Bayangkan setiap hari menghirup debu tebal akibat aktivitas kendaraan tambang,” tambah Rosanna.

    Kekecewaan warga semakin meningkat karena pihak perusahaan tidak kunjung memberikan kejelasan mengenai ganti rugi untuk tanaman dan lahan yang digunakan untuk pelebaran jalan proyek.

    “Jangankan membayar ganti rugi tanah seperti dijanjikan perusahaan sebelumnya, perbaikan atau pengaspalan jalan saja tidak dilakukan hingga kini,” keluh seorang warga lainnya.

    Warga yang awalnya berniat berdialog dengan pihak perusahaan terkait tuntutan mereka merasa kesal setelah tidak menemukan kejelasan.

    Mereka kemudian memutuskan untuk memblokade akses jalan dan menghentikan seluruh aktivitas angkutan proyek di lokasi.

    Menanggapi situasi ini, Yulius Sanusi, Ketua Komisi II DPRD Mamuju Tengah, berjanji akan mengawal persoalan ini.

    “Insya Allah kami akan mendesak semua pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan jalan termasuk memberikan ganti rugi kepada warga yang lahannya terkena pelebaran jalan proyek,” jelas Yulius.

    Warga menegaskan akan terus memblokade akses jalan hingga pihak perusahaan merealisasikan janji mereka untuk melakukan perbaikan jalan dan pembayaran ganti rugi lahan yang telah digunakan untuk kepentingan proyek.

    Sebelumnya ramai dibicarakan di media sosial penampakan area diduga lokasi bekas tambang emas.

    Beberapa video bencana di Sukabumi akhirnya dikaitkan dengan munculnya penampakan area bekas tambang tersebut.

    Viral di media sosial penampakan lahan gundul diduga lokasi tambang emas yang diduga menjadi penyebab bencana banjir hingga longsor di wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Foto-foto lokasi tambang di wilayah Selatan Sukabumi beredar luas.

    Bahkan terdapat video viral tayangangan Google Earth yang menunjukkan beberapa lokasi penggundulah hutan. 

    Bahkan Gubernur terpilih Dedi Mulyadi pun sudah menyoroti adanya penggalian dan pengundulan lahan. Ia sendiri menyebutnya sebagai salah satu faktor bencana.

    Dalam video beredar dilihat Tribunjabar.id, Kamis (12/12/2024) seperti dikutip TribunJatim.com, terlihat lahan gundul cukup luas.

    Saat dikonfirmasi, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mengatakan, lokasi itu akan dilakukan kajian apakah itu menjadi penyebab bencana atau tidak.

    Namun, menurut Ade Suryaman keputusan hasil kajian itu berada di Pemerintah Pusat.

    “Nanti itu kajian dari kementerian, kalau dari kita itu ada, tapi yang memutuskan kementerian,” ujar Ade Suryaman, singkat.

    Ade Suryaman mengatakan, longsor susulan masih berpotensi terjadi karena curah hujan masih tinggi di wilayah Sukabumi.

    “Masih ada karena curah hujan yang tinggi, berarti longsornya tanah kita tanah gembur,” ucap Ade Suryaman, seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.ID, Kamis (12/12/2024).

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Jakarta siap hadapi puncak musim hujan

    Jakarta siap hadapi puncak musim hujan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan telah siap menghadapi puncak musim hujan terutama terkait potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya.

    “Kami menyiagakan personel gabungan selama 24 jam dari seluruh unsur perangkat daerah,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, antisipasi dalam rangka menghadapi puncak musim hujan telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan menyiagakan sebanyak 267 kantor kelurahan yang ada sebagai posko siaga bencana.

    Selain itu, BPBD DKI Jakarta memiliki posko antisipasi bencana di tingkat provinsi yang beroperasi 24 jam untuk memonitor posko siaga bencana di seluruh wilayah yang ada di Jakarta.

    BPBD juga menyiagakan layanan pengaduan dan darurat untuk masyarakat apabila apabila mengalami atau menemukan keadaan darurat melalui Jakarta Siaga 112 secara gratis yang beroperasi 24 jam non-stop.

    Arsip foto – Seorang warga memotret awan tebal yang menyelimuti permukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (5/12/2024). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom/aa.

    Untuk aduan kondisi kemasyarakatan lainnya dapat diadukan melalui Cepat Respon Masyarakat (CRM) yang mengintegrasikan seluruh kanal pengaduan resmi Pemprov DKI Jakarta seperti JAKI, media sosial dan lainnya

    BPBD juga telah menyiapkan telah menyiapkan langkah yang diperlukan dengan memetakan jenis bahaya, pengembangan skenario kejadian dan asumsi dampak.

    Dari data yang ada, diperkirakan bahwa jumlah wilayah yang berpotensi terdampak banjir terdiri dari 176 Rukun Tetangga (RT).

    Berdasarkan analisis BMKG terkait prakiraan curah hujan tinggi dan prediksi tinggi muka air laut pasang serta pandangan para ahli meteorologi tentang perkiraan puncak curah hujan maka ditetapkan tiga prediksi skenario kondisi banjir.

    “Skenario tersebut, yaitu kondisi siaga, kondisi tanggap darurat dan tahap transisi darurat ke pemulihan,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menteri Zulhas Semangati Petani Tarik Sidoarjo yang Keluhkan Pasokan Air

    Menteri Zulhas Semangati Petani Tarik Sidoarjo yang Keluhkan Pasokan Air

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan mengunjungi Desa Mliriprowo Kec Tarik. Zulkifli Hasan datang menemui petani Sidoarjo di Desa Mlirip Rowo Kecamatan Tarik Selasa (7/1/2025).

    Ikut mendampingi Zulhas sapaan akrap Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, dan Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono. Plt. Kedatangan mereka disambut Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing.

    Di desa tersebut Zulkifli Hasan juga menyempatkan diri melihat perbaikan tanggul Dam Rolak Songo sisi Timur yang longsor. Kehadiran Zulhas juga disambut gembira para petani Sidoarjo yang sudah menunggunya di saluran irigasi sekunder Kemlaten Desa Mliriprowo.

    Para petani juga antusias menyampaikan uneg-unegnya saat Zulhas datang. Menko itu sengaja meminta para petani untuk menyampaikan keluh kesahnya sebagai petani, saah satunya keluhan pasokan air persawahan.

    “Kalau kendalanya masalah pasokan air, mulai hari ini pasokan air untuk kebutuhan mengairi sawah akan dimaksimalkan,” ucap Zulkifli.

    Zulhas juga menyemangati para petani untuk ikut mewujudkan swasembada pangan nasional. Lanjut dia program swasembada pangan nasional menjadi program Presiden Prabowo saat ini.

    Dikatakannya pemerintah tengah melakukan perbaikan-perbaikan saluran irigasi pertanian. Bahkan pembangunan saluran irigasi baru juga akan dilakukan untuk mendukung swasembada pangan nasional. Termasuk saluran irigasi di Kabupaten Sidoarjo. “Tahun ini akan optimalisasi atau direhabilitasi atau dibangun baru irigasi kita,” imbubnya.

    Dalam kesempatan itu Zulkifli Hasan mengungkapkan tahun ini tidak ada impor beras yang dilakukan pemerintah. Pemerintah akan menyerap seluruh hasil gabah maupun beras petani tanah air. Untuk itu para petani diharapkan terus menghasilkan komoditas pertanian yang bagus. Pemerintah juga akan membeli hasil pertanian dari para petani dengan harga yang bagus. (isa/ted)

  • Jumlah Bencana Indonesia Menurun pada 2024, BNPB Ingatkan Masyarakat Ancaman di 2025

    Jumlah Bencana Indonesia Menurun pada 2024, BNPB Ingatkan Masyarakat Ancaman di 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya penurunan jumlah bencana yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2024. Sebanyak 2.107 kejadian bencana Indonesia tercatat, jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 5.100 kejadian.

    Laporan ini disampaikan dalam konferensi pers bertajuk “Kaleidoskop Bencana 2024 & Outlook Potensi Bencana 2025” oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (7/1/2025). Ia menjelaskan bahwa perbedaan jumlah bencana ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan metode pencatatan pada 2024.

    “Pada tahun 2024, BNPB menggunakan mekanisme baru dalam mencatat bencana Indonesia. Sebelumnya, hampir semua kejadian yang melibatkan pertolongan dan kebutuhan masyarakat dimasukkan ke dalam laporan bencana,” ujar Abdul Muhari.

    Sebelumnya, BNPB menggunakan Peraturan No. 7 Tahun 2023 sebagai pedoman pencatatan. Namun, pada 2024, metode ini diubah dengan mendefinisikan ulang kriteria kejadian bencana Indonesia. Jika metode lama tetap digunakan, jumlah bencana pada 2024 sebenarnya mencapai 5.593 kejadian, melebihi angka pada 2023.

    Selain metode pencatatan, fenomena cuaca juga menjadi faktor utama perbedaan jumlah dan jenis bencana antara 2023 dan 2024. Pada 2023, bencana Indonesia didominasi oleh kebakaran hutan akibat fenomena El Nino yang memicu musim kering berkepanjangan.

    Sebaliknya, pada 2024, Indonesia mengalami La Nina, yang ditandai dengan curah hujan lebih tinggi dari biasanya. Hal ini memicu bencana Indonesia seperti banjir, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan skala kecil.

    “Peralihan dari El Nino ke La Nina membawa dampak langsung pada pola bencana di Indonesia. Banjir dan cuaca ekstrem menjadi kejadian yang paling sering terjadi sepanjang tahun ini,” tambah Abdul Muhari.

    Dalam outlook untuk tahun 2025, BNPB mengingatkan potensi bencana Indonesia akibat perubahan cuaca yang terus berlanjut. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan menghadapi berbagai ancaman, termasuk banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

    Dengan metode pencatatan yang lebih terperinci, BNPB berharap data bencana Indonesia ke depan dapat digunakan untuk perencanaan mitigasi yang lebih efektif.

  • 2
                    
                        Batu yang Ditemukan di Proyek Jalan Tembus Prambanan – Gunungkidul Ternyata Dudukan Arca
                        Regional

    2 Batu yang Ditemukan di Proyek Jalan Tembus Prambanan – Gunungkidul Ternyata Dudukan Arca Regional

    Batu yang Ditemukan di Proyek Jalan Tembus Prambanan – Gunungkidul Ternyata Dudukan Arca
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA,KOMPAS.com –
    Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X memastikan batu yang ditemukan di Gunungsari, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon
    Prambanan
    , Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) merupakan bagian dudukan
    arca
    .
    Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Septi Indrawati mengatakan temuan tersebut dilaporkan pada 7 Desember 2024.
    “Setelah ada temuan, dari pihak pelaksana proyek jalan menyampaikan ke kami. Dari kami setiap hari juga ada yang memantau di situ untuk melakukan pemantauan, karena memang area itu kan banyak temuan,” ujar Septi Indrawati saat dihubungi, Senin (6/01/2025).
    Septi menyampaikan dari Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X sudah datang ke lokasi dan melakukan penggalian manual.
    Diungkapkan Septi proses penggalian manual memakan waktu 10 hari dimulai pada 11 Desember 2024.
    “Kami berkoordinasi dengan pihak proyek agar diberi waktu untuk melakukan penggalian secara manual. Kita tampakan dulu temuanya itu apa,” tuturnya.
    Setelah dilakukan penggalian, Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X memastikan batu yang ditemukan tersebut merupakan bagian dari arca.
    “Batu dudukan arca. Panjangnya 2,9 meter, lebar 1,8 meter dan tebal 0,9 meter. Kondisi patah,” ucapnya.
    Diungkapkan Septi batu dudukan arca tersebut besar kemungkinan dahulu tidak berada di lokasi penemuan. Batu dudukan arca tersebut kemungkinan runtuh akibat longsor. 
    Kemudian batu dudukan arca tersebut ikut terbawa material longsor dan tertimbun tanah. Perkiraan tersebut setelah melihat bekas patahan batu dan temuan-temuan sebelumnya di sekitar area tersebut.
    Kemudian area penemuan tersebut berada di sekitar tebing.
    “Kemungkinan runtuhan dari lokasi di atasnya tampaknya, karena dilihat dari bekas patahan batunya itu dari tempat lain. Faktor yang kemungkinan terjadi itu, dulu pernah ada bencana, salah satu informasi yang kami dapatkan tahun 54 (1954) itu ada tanah longsor,” tuturnya.
    Menurut Septi, dilihat secara visual batu dudukan arca tersebut sudah jadi. Hanya saja pihaknya belum dapat memastikan apakah dahulu di atas dudukan tersebut terdapat arca.
    “Kalau dilihat tampaknya sudah jadi, tapi apakah sudah jadi itu dulunya menempel di tebing atau mungkin itu barang jadi tapi kemudian tidak dipasang kan kita tidak bisa memastikan, karena bagian atas, kaki, tubuh sama kepala tidak kita temukan,” ungkapnya.
    Septi belum dapat memastikan batu dudukan arca yang ditemukan tersebut dari abad berapa. Namun membandingkan dari temuan-temuan di sekitarnya dari akhir abad 9.
    “Kalau usia kami enggak bisa langsung memastikan. Kami hanya membandingkan temuan-temuan lain yang ada di Candi Ijo dan sekitar Candi Ijo lainya itu kan temuanya akhir abad 9,” bebernya.
    Di sekitar lokasi, lanjut Septi, juga ditemukan blok-blok batu. Besar kemungkinan blok batu tersebut bagian dari struktur bangunan candi atau bangunan lainya.
    “Ada yang lain, yang kita perkirakan kemungkinan pondasi dari bangunan,” ucapnya. Dikatakan Septi, Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X terus berkoordinasi dengan pihak pelaksana proyek. Dari pihak pelaksana proyek jalan juga sadar jika lokasi tersebut kawasan cagar budaya.
    “Sejak perencanaan jalan itu kita sudah ada pertemuan, jadi memang lokasi itu adalah kawasan cagar budaya, jadi memang harus hati-hati. Jadi kemungkinan kalau ada temuan ya harus seperti ini, koordinasi dan memberikan waktu kepada kami untuk melakukan penyelamatan,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya, Batu berukuran besar yang diduga bagian dari arca ditemukan di Gunungsari, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY). Batu tersebut ditemukan saat pengerjaan proyek Jalan Tembus Prambanan –
    Gunungkidul
    .
    Carik (Sekretaris Desa) Kalurahan Sambirejo, Mujimin, mengatakan batu tersebut ditemukan saat pekerja melakukan pengerjaan proyek Jalan Tembus Prambanan – Gunungkidul.
    “Kemarin sewaktu pengerukan proyek jalan ini kebetulan ditemukan sepotong batu yang itu,” ujar Mujimin saat ditemui di lokasi penemuan, Gunungsari, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Senin (6/01/2025).
    Mujimin menyampaikan batu yang ditemukan berukuran cukup besar. Selain itu di bagian atas batu juga terdapat pahatan berupa motif.
    “Saya melihat ini bagian dari arca. Bentuknya batu utuh, ada seperti pola, ada beberapa pola tapi ini memang lama itu bukan pola yang baru,” ungkapnya.
    Diungkapkan Mujimin, proyek Jalan Tembus Prambanan – Gunungkidul yang di Gunungsari, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan memang tidak jauh dari Cagar Budaya Situs
    Arca
    Gupolo.
    Lokasi proyek jalan tersebut tepatnya berada di sisi selatan kawasan situs Gupolo. Sehingga menjadi hal yang wajar di lokasi tersebut lanjut Mujimin ditemukan benda peminggalan jaman dahulu.
    “Kebetulan dekat sekali dengan Situs Gupolo sehingga ini sangat wajar,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah Regional 7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com 

    Banjir
    melanda Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (6/1/2025) malam akibat tingginya curah hujan sejak sore hari.
    Dampaknya akses jalan nasional Sumbar-Bengkulu putus total di daerah tersebut.
    Hingga pukul 24.00 WIB hujan masih mengguyur daerah itu dan membuat warga ketakutan.
    Sebelumnya pada 7 Maret 2024 lalu daerah itu juga diterjang
    banjir
    yang meluluh lantakan kecamatan yang berbatasan dengan Kota Padang tersebut.
    Saat itu dilaporkan ribuan rumah terendam banjir, akses jalan Sumbar-Bengkulu putus total akibat jalan terban dan longsor. 
    Akibat banjir saat itu, sebanyak 25 warga meninggal dunia terseret banjir dan tertimpa longsor.
    Salah seorang warga, Andi (49) hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera berhenti supaya air susut.
    Andi dan tetangganya yang tinggal di Nagari Duku Utara tidak bisa kemana-mana akibat dikepung banjir.
    “Mau pergi menuju Padang. Di Barung Belantai dan Siguntur air sudah tinggi. Kendaraan tidak bisa lewat,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    di Duku Utara, Senin (6/1/2025) malam.
    Kemudian kalau pergi menuju ke arah Bengkulu, kata Andi, di Nagari Duku juga sudah banjir dengan ketinggian hampir 2 meter.
    “Saya hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera reda,” kata Andi.
    Warga Nagari Duku Utara semakin ketakutan karena hingga pukul 24.00 WIB hujan belum reda.
    Sebagian daerah Duku Utara sudah terendam banjir.
    Yeli (47) sudah mulai bersiap-siap menghadapi banjir dengan memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
    Hampir seluruh warga sibuk di rumahnya bekerja memindahkan barang-barang ke tempat yang aman.
    “Kita siap-siap. Selamatkan barang-barang ke atas loteng. Kalau mau pergi tidak bisa juga sudah terkepung dan hujan lebat,” kata Yeli.

    Warga seperti sudah pasrah menerima kejadian apa yang akan menimpanya dan bertahan di rumah.
    Menurut Yeli ada ratusan warga yang terkepung dan memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
    “Ya mereka bertahan di rumah karena sudah terkepung itu. Ada banyak, mungkin ratusan,” kataYeli.
    Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab membenarkan banjir melanda Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan.
    Menurut Ilham tim sudah turun ke lapangan, namun terkendala hujan lebat dan akses jalan yang putus.
    “Tim sudah turun. Tapi kondisinya sekarang masih hujan lebat,” kata Ilham.
    Ilham menyebutkan hingga sekarang pihaknya belum bisa mendata dampak dari banjir tersebut.
    “Soal dampak belum kita data. Korban jiwa belum ada laporan,” jelas Ilham.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MDA Gandeng UNCP Bentuk Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Luwu

    MDA Gandeng UNCP Bentuk Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Luwu

    Liputan6.com, Luwu – Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022–2024, Kabupaten Luwu, di mana PT Masmindo Dwi Area (MDA) beroperasi, menempati peringkat pertama sebagai daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, MDA berkomitmen untuk mengedepankan kesiapsiagaan dalam setiap operasional perusahaan dengan memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai standar keselamatan tinggi.

    Data IRBI yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa Kabupaten Luwu berada di zona merah kerentanan gerakan tanah dan bahaya longsor. Menurut Kepala teknik Tambang MDA Mustafa Ibrahim, langkah-langkah mitigasi yang terpadu sangat penting untuk dipersiapkan.

    “Kami menyadari tantangan geografis dan risiko bencana alam di kawasan operasional MDA. Karena itu, kami senantiasa mengembangkan langkah-langkah kesiapsiagaan yang didukung oleh mitra kerja berpengalaman untuk memastikan kelancaran operasional tanpa mengabaikan aspek keselamatan,” kata Mustafa, dalam keterangannya, Senin (6/1/2025).

    Mustafa menjelaskan, kesiapsiagaan tidak cukup hanya dari pihak perusahaan. Masyarakat desa lingkar tambang juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi risiko bencana. Untuk itu, MDA menggandeng Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) untuk meluncurkan program Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

    DESTANA adalah program yang dikembangkan oleh BNPB, yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi bencana melalui penguatan kesiapsiagaan, mitigasi, dan kemampuan untuk pulih pasca bencana. Dalam fase awal ini ada 2 desa yang akan dibina, yakni desa Ulusalu dan Bonelemo dan secara bertahap akan terus berlanjut ke seluruh desa di Latimojong.

    Berkaitan dengan kebencanaan, MDA telah memasang alat sistem peringatan dini (Early Warning System) berupa Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang dipasang di Sungai Ulusalu dan Automatic Weather Station (AWS) yang dipasang di desa Salubulo. Alat ini akan memberikan mitigasi yang efektif sebagai peringatan dini secara real time tentang kondisi cuaca dan kondisi level air sungai.

    MDA juga memiliki tim Emergency Response Team (ERT) yang kompeten dalam hal survival kebencanaan. Tim ini tidak hanya diterjunkan di kawasan operasi MDA, tetapi juga aktif membantu daerah lain yang tertimpa bencana, termasuk di Kabupaten Barru beberapa waktu lalu.

    ERT MDA juga rutin melakukan latihan bersama dengan berbagai lembaga di Luwu, seperti Dinas Kebakaran, PMI, BPBD Luwu, dan lainnya. Selain itu, tim ini juga memberikan pelatihan kepada beberapa perguruan tinggi di Luwu dan Palopo. Ke depannya, masyarakat Ulusalu dan desa-desa tanggap bencana lainnya akan menerima pelatihan serupa agar lebih siap menghadapi situasi darurat kebencanaan.

     

  • Tebing Estetik di Tanah Barak Bali Longsor, Tidak ada Korban Jiwa

    Tebing Estetik di Tanah Barak Bali Longsor, Tidak ada Korban Jiwa

    Badung, CNN Indonesia

    Tebing di obyek wisata Tanah Barak yang berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, longsor pada Senin (6/1) sekitar pukul 08:40 WITA.

    Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira mengatakan penyebab tebing setinggi 20 meter itu longsor diduga akibat curah hujan yang tinggi di wilayah Bali. Yudistira juga memastikan tidak ada korban jiwa.

    “Tidak ada (korban jiwa). Untuk penyebabnya, curah hujan yang tinggi,” kata Yudistira, saat dikonfirmasi Senin.

    Longsor membuat jalan di lorong tebing itu tertutup. Yudistira menuturkan polisi telah terjun memeriksa kondisi jalan. Upaya membuka akses jalan dilakukan tak lama setelah longsor terjadi.

    “Personel Polsek Kuta Selatan cek tebing yang longsor 20 meter yang mengakibatkan akses jalan tertutup. Total dengan kejadian tersebut tiga alat berat sudah mulai membuka akses jalan. Sementara situasi terpantau di tempat cuaca mendung,” ujarnya.

    (kdf/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • BPBD Pamekasan Kembali Ingatkan Masyarakat Selalu Waspada Bencana

    BPBD Pamekasan Kembali Ingatkan Masyarakat Selalu Waspada Bencana

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, kembali mengimbau sekaligus mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai jenis bencana.

    Hal tersebut disampaikan seiring dengan adanya kejadian korban tenggelam di perairan pantai Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Sabtu (4/1/2025) lalu. Di mana dua pemancing mengalami laka laut dan mengakibatkan satu korban meninggal dunia.

    Himbauan tersebut bisa dilakukan dengan cara selalu melakukan monitor terhadap berbagai potensi bencana, di antaranya melalui perkiraan cuaca dari BMKG khususnya sebelum melaut.

    “Dengan adanya kejadian ini, kami kembali mengingatkan sekaligus mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan maupun pemancing agar lebih waspada, serta selalu memonitor perkembangan cuaca BMKG sebelum melaut,” kata Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Senin (6/1/2025).

    Selain memonitor perkiraan cuaca melalui BMKG, masyarakat juga diimbau agar selalu mawas diri dengan mempersiapkan berbagai sarana keselamatan. “Tidak kalah penting, lengkapi alat pelindung diri seperti pelampung dan lainnya,” imbaunya.

    “Bukan hanya kejadian di laut, masyarakat juga sangat perlu untuk selalu waspada terhadap berbagai bencana alam lainnya, khususnya memasuki musim hujan. Seperti angin kencang, banjir, longsor serta beberapa jenis bencana lainnya,” pungkasnya. [pin/beq]

  • Tidak Ada Bencana Selama Libur Nataru

    Tidak Ada Bencana Selama Libur Nataru

    JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menegaskan wilayah KBB pada pelaksanaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) berjalan aman.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Barat, Meidi mengatakan, selama pelaksanaan Nataru, pihaknya tidak menerima laporan bencana di sejumlah titik lokasi rawan di Bandung Barat.

    “Alhamdulillah pada Nataru kemarin semua berjalan aman tidak terjadi bencana terutama di kawasan wisata di Bandung Barat,” katanya saat dihubungi, Minggu (5/1/2025).

    BACA JUGA:BPBD Cimahi Imbau Waspada Potensi Bencana Jelang Puncak Musim Hujan Januari-Februari 2025

    Menurutnya, selama pelaksanaan Nataru tersebut pihaknya membangun dua posko pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    “Kedua posko tersebut didirikan di dua tempat berbeda yakni di pintu Tol Padalarang dan juga di Alun-alun Lembang. Ini merupakan kesiapan kami dalam rangka pengamanan natal dan tahun baru,” katanya.

    Ia menyebut, pihaknya mewaspadai sejumlah titik rawan bencana di kawasan Parongpong dan juga Lembang yang diprediksi bakal terjadi peningkatan mobilitas warga pada Nataru ini.

    “Kawasan Parongpong sampai Lembang memang riskan terjadi bencana seperti longsor maupun pohon tumbang. Oleh karena itu, petugas disiagakan,” katanya.

    BACA JUGA:Jelang Nataru, Sebagian Besar Wilayah di Jabar Berpotensi Terkena Bencana Hidrometeorologi

    Ia menegaskan, pada pengamanan Nataru lalu pihaknya menyiagakan seluruh personel BPBD KBB. Setidaknya ada 45 personel yang bersiaga 24 jam secara bergantian.

    “Kita kerahkan sebanyak 45 personel dalam pengamanan Nataru ini dengan bersiaga 24 jam di dua pos tersebut secara bergantian,” katanya.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana yang bisa datang kapan saja.

    “Masyarakat diimbau untuk tetap waspada karena curah hujan tinggi akhir-akhir ini,” tandasnya. (Wit)