Topik: longsor

  • Dinas PUPR Pantau Jalan Desa di Jombang yang Ambles Akibat Hujan, Belum Pastikan Jadwal Perbaikan

    Dinas PUPR Pantau Jalan Desa di Jombang yang Ambles Akibat Hujan, Belum Pastikan Jadwal Perbaikan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

    TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG – Jalan penghubung desa di Dusun Ngudi, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan yang ambles akibat curah hujan tinggi mulai dipantau pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang. 

    Pada Selasa (14/1/2025) pihak Dinas PUPR turun melakukan pengecekan ke lokasi jalan penghubung desa yang ambles tersebut. Di lokasi, tampak terlihat para warga kerja bakti untuk memperbaiki jalan tersebut dengan peralatan seadanya. 

    Perbaikan yang dilakukan oleh warga itu dilakukan guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Terlebih, jalan tersebut kerap dipakai para warga untuk melintas beraktivitas. Jalan yang masih utuh disangga menggunakan bambu untuk sementara agar tidak ambles lagi. 

    Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Jombang, Bayu Pancoroadi membenarkan jika pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan survei kondisi jalan. Meskipun begitu, pihaknya belum dapat memastikan kapan jalan tersebut akan diperbaiki dikarenakan pihaknya harus menghitung kebutuhan bahan. 

    Warga Setempat Kerja Bakti Menyangga Jalan Ambles Menggunakan Bambu. (Instagram Info Peterongan)

    “Tim kami sudah melakukan cek ke lokasi jalan yang dimaksud. Saat ini kami coba akan menghitung kebutuhan bahannya terlebih dahulu,” ucapnya saat dikonfirmasi. 

    Sementara itu menurut Sekretaris Desa Tugusumberjo, Bayu Hari Satrio, pihak desa juga sudah menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperuntukkan guna perbaikan dan pemulihan infrastruktur jalan dan jembatan. 

    “Kebutuhan bahan semuanya sudah kami hitung. Dalam waktu dekat proposal bisa segera diproses dan realisasi sebelum SK Bupati keluar tahun ini,” bebernya.

    Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, akibat curah hujan tinggi membuat jalan penghubung antar desa di Dusun Ngudi, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, Jombang ini ambles. 

    Dari pantauan Tribun Jatim Network, terlihat jalan yang biasanya menjadi akses warga sekitar itu sebagian longsor disebabkan karena hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. 

    Sebagian jalan roboh ke bawah dan masuk ke tepian sungai. Meskipun longsor, namun akses jalan tersebut masih bisa dilewati meskipun intensitas kendaraan yang lewat pun berkurang. 

  • Hidrometeorologi Ancam Sumedang, BPBD Fokus Ini

    Hidrometeorologi Ancam Sumedang, BPBD Fokus Ini

    JABAR EKSPRES – Mengantisipasi potensi terjadinya ancaman Hidrometeorologi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, lakukan segala persiapan sebagai upaya kesiapsiagaan.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, dalam menghadapi ancaman bencana Hidrometeorologi, pihaknya sudah melakukan persiapan baik peralatan maupun sumber daya manusianya.

    “Berbagai upaya kita sudah persiapkan, mulai dari persiapan barang sampai kemungkinan insiden yang menyulitkan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (14/1).

    BACA JUGA: Musim Hujan Masih Selimuti Jabar, Sumedang Jadi Wilayah Sambaran Petir Tertinggi Selama 2024

    Atang menerangkan, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Sumedang, supaya meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

    “Karena sekarang ini musim hujan masih cukup ekstrem, sehingga perlu kesiapsiagaan terhadap segala kemungkinan,” terangnya.

    Untuk peralatan yang sudah disiapkan dalam menghadapi ancaman bencana Hidrometeorologi, BPBD Sumedang telah menyiapkan tanki air hingga mobil dan perahu resque.

    “Intinya semua peralatan untuk mengantisipasi bencana terutama yang berkaitan dengan musim penghujan sudah kita persiapkan,” paparnya.

    Diketahui, Hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi terhadap atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).

    Potensi yang bisa melanda masyarakat dalam bencana Hidrometeorologi di antaranya banjir, angin puting beliung, longsor, sambaran petir hingga pergeseran tanah.

    BACA JUGA: Diduga Akibat Limpahan Air dari Perumahan Keandra dan Shankara, Warga Desa Mangunarga Sumedang Terdampak Banjir

    Adapun dampak dari fenomena tersebut, yakni dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya.

    Mengingat bahayanya ancaman bencana Hidrometeorologi, Atang mengimbau, agar warga Kabupaten Sumedang pada awal tahun ini dapat selalu waspada walaupun sekadar hujan mengguyur.

    “Jadi logistik juga kita siapkan, agar ketika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan jangan sampai kita keteteran,” bebernya.

    Atang mengungkapkan, menghadapi Hidrometeorologi ini pihaknya juga telah melakukan pemetaan teritorial wilayah di Kabupaten Sumedang.

    Menurutnya, Sumedang mempunyai tempat-tempat atau titik rawan yang dianggap kerap terjadi bencana khususnya ketika musim hujan.

    “Contohnya Kecamatan Cimanggung, di sana hampir seluruh wilayahnya kita perhatikan, kemudian Jatinangor dan sepanjang Jalan Cadas Pangeran bahkan dari Cigendel sampai Ciherang,” ungkapnya.

  • IHSG Sesi I Hari Ini Longsor ke Level 6.981

    IHSG Sesi I Hari Ini Longsor ke Level 6.981

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada bursa perdagangan sesi I hari ini, Selasa (14/1/205) terkoreksi 35,4 poin atau 0,50% hingga melemah ke level 6.981.

    IHSG sempat bergerak positif saat awal perdagangan dan bergerak pada rentang 6.968-7.042. Sebanyak 300 saham menguat, 271 saham melemah, dan 219 saham stagnan.

    Volume perdagangan IHSG sesi I mencapai 8,8 miliar lembar saham dengan transaksi R0 5,2 triliun dan frekuensi mencapai 830.588 kali.

    Namun, saham sektoral mayoritas menguat. Sektor bahan baku catat kenaikan tertinggi mencapai 1,08%, diikuti properti bertambah 0,74%, dan energi naik 0,70%.

    Kemudian empat saham sektoral catat penurunan, dengan sektor industri turun 0,84%, kesehatan melemah 0,53%, keuangan turun 0,42%, dan konsumsi nonprimer anjlok 0,23%

    Sementara, saham dalam unggulan catat penurunan serupa dengan IHSG hari ini. LQ45 melemah 0,58%, Jakarta Islamic Index (JII) berkurang 0,18%, dan Investor33 turun 0,70%.

  • Warga Jakarta di 21 Kecamatan Ini Diimbau Waspada Longsor Selama Januari 2025 – Page 3

    Warga Jakarta di 21 Kecamatan Ini Diimbau Waspada Longsor Selama Januari 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta merilis prakiraan wilayah yang berpotensi dilanda tanah longsor selama Januari 2025. Total, ada 21 kecamatan di Jakarta yang diimbau waspada tanah longsor. 

    “Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG,” demikian  informasi di laman Instagram @bpbdjakarta, dikutip Selasa (14/1/2025). 

    BPBD Jakarta merujuk informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Didapati sebanyak 21 kecamatan di Jakarta berada di zona menengah-tinggi atau rawan longsor. 

    21 kecamatan yang dimaksud tersebar di empat wilayah administrasi Jakarta. Rinciannya di Jakarta Barat, meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.

    Kemudian, di Jakarta Pusat, meliputi wilayah Kecamatan Menteng. Di Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Tebet.

    Lalu, di Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Pulogadung.

    Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah, jika curah hujan berada di atas normal. Terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. 

    “Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” katanya.

    Oleh sebab itu, para lurah, camat, serta masyarakat di wilayah terkait diminta untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.

  • Potensi Tanah Longsor di Jakarta Tersebar di 21 Wilayah pada Januari 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Januari 2025

    Potensi Tanah Longsor di Jakarta Tersebar di 21 Wilayah pada Januari 2025 Megapolitan 14 Januari 2025

    Potensi Tanah Longsor di Jakarta Tersebar di 21 Wilayah pada Januari 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Jakarta telah mengeluarkan peringatan dini terkait wilayah-wilayah yang rawan
    tanah longsor
    di Jakarta.
    Peringatan ini mencakup zona dengan tingkat kerentanan menengah hingga tinggi yang diprediksi berpotensi terjadi pada Januari 2025.

    Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG,
    ” tulis Jakarta melalui akun Instagram resminya, @bpbddkijakarta dikutip
    Kompas.com
    , Selasa (14/1/2025).
    Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), wilayah yang masuk dalam Zona Menengah hingga Tinggi di Jakarta adalah sebagai berikut:
    1. Jakarta Barat, meliputi wilayah Kecamatan Kembangan.
    2. Jakarta Pusat, meliputi wilayah Kecamatan Menteng.
    3. Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Tebet.
    4. Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, Pulo Gadung.
    Pada wilayah Zona Menengah, gerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan berada di atas normal, terutama di area yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau lereng yang mengalami gangguan.
    Sementara itu, di Zona Tinggi, tanah yang pernah mengalami gerakan sebelumnya dapat kembali aktif.

    Kepada Lurah, Camat, dan masyarakat dimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal,
    ” lanjut keterangan tersebut.
    Masyarakat bisa melaporkan kondisi rawan bencana melalui kanal resmi BPBD Jakarta melalui
    call center
    Jakarta Siaga di 112, agar tindakan penanganan dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semua Korban Longsor Tiban Batam yang Hilang Ditemukan Meninggal Dunia

    Semua Korban Longsor Tiban Batam yang Hilang Ditemukan Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Batam – Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan korban terakhir longsor di kawasan Tiban Koperasi, Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Senin petang (13/1/2025). Dengan begitu, kesemua korban longsor yang hilang sudah berhasil ditemukan.

    Korban terakhir bernama Doni Aprianto, ditemukan dalam meninggal dunia di dalam timbunan material longsor. Sebelumnya tim SAR gabungan terlebih dahulu menemukan korban atas nama Linda Lusiana, sekitar pukul 15.30 WIB. 

    Komandan Pos Basarnas Batam Dedileus mengatakan. Pasangan suami istri ini ditemukan di titik lokasi kamar yang berdekatan dengan dapur. Keduanya ditemukan terbaring di atas kasur.

    Tim evakuasi sempat kesulitan mengangkat tubuh korban karena tertimbun lumpur tebal sehingga evakuasi dilakukan dengan manual

    “Saat ditemukan tubuh korban dipenuhi lumpur dalam keadaan utuh, Untuk pemakaman nantinya kami serahkan kepada keluarga. Sementara ini korban dibawa ke RS BP Batam,” ujarnya.

    Ia menambahkan, lamanya proses pencarian dua jasad korban yang terakhir disebabkan medan yang sulit dan cuaca hujan yang terus berubah-ubah.

    Selain itu ia meminta kepada Warga yang masih tinggal di tebing untuk waspada dan berhati-hati, selanjutnya untuk mitigasi pasca bencana akan ditangani BPBD.

    “Kami sudah melakukan antisipasi sebagai langkah mitigasi untuk mencegah potensi kejadian selanjutnya. Untuk imbauan kepada warga nanti kami serahkan ke camat setempat,” ujarnya.

    Di tempat yang sama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepri Muhammad Hasbi menyampaikan, BPBD akan segera masuk ke tahap penanganan pasca bencana. Menurutnya, bantuan akan diberikan kepada masyarakat terdampak, baik korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur.

    “Insya Allah, kita akan coba bantu. Untuk yang meninggal dunia, untuk rumah yang rusak, akan diberikan bantuan berdasarkan tingkat kerusakan,” ujar Muhammad di lokasi Longsor Hasbi, Senin sore (14/1/2025).

    Ia menegaskan bahwa proses pendataan masih berlangsung guna memastikan besaran kerugian yang diderita masyarakat.

    “Kita hitung dulu berapa sebenarnya kerugian yang ada. Semua bantuan akan diberikan sesuai hasil pendataan,” tambahnya.

     

  • BPJN Riau sudah membuka jalan dua arah di Km 106-107 Kampar

    BPJN Riau sudah membuka jalan dua arah di Km 106-107 Kampar

    Jalan tersebut dibuka dua arah karena tebing yang longsor sudah dipasang batu beronjong, setelah sebelumnya terdampak longsor akibat hujan deras…

    Pekanbaru (ANTARA) – Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Riau Yohanes Tulak Todingrara mengatakan pihaknya sudah membuka dua arah jalan lintas Riau-Sumbar di Km 106-107 Desa Tanjung Alai, Kampar, sehingga arus lalu lintas kendaraan kembali normal.

    “Jalan tersebut dibuka dua arah karena tebing yang longsor sudah dipasang batu beronjong, setelah sebelumnya terdampak longsor akibat hujan deras melanda daerah itu beberapa hari terakhir,” kata Yohanes, di Pekanbaru, Senin.

    Menurut dia, kendati lalu lintas sudah dibuka dua arah, pihaknya masih menyelesaikan beberapa pekerjaan seperti memperbaiki fondasi jalan yang masih labil, yang harus tuntas sebelum jalan diaspal.

    Dengan demikian, katanya lagi, penyelesaian pekerjaan perbaikan fondasi tersebut tidak mengganggu arus lalu lintas dan arus lalu lintas jalan sudah normal kembali.

    “Untuk sistem buka tutup jalan masih berlaku di dekat gerbang perbatasan Riau-Sumbar saja. Sebab di perbatasan tersebut jalan yang sebelumnya rusak baru saja dicor, sehingga belum bisa dilalui dua arah. Target kami pada 17 Januari 2025, sudah bisa dilewati kendaraan dua arah,” katanya pula.

    Berkaitan itu, Forecaster on duty Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Gita Dewi S mengatakan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang perlu diwaspadai, terutama di wilayah Kepulauan Meranti, Indragiri Hulu, dan Bengkalis.

    “Warga diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung,” katanya.

    Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, pagi ini kondisi langit di Riau umumnya cerah berawan. Malam hari cuaca diprediksi berawan dengan potensi hujan lokal.

    Suhu udara hari ini berkisar antara 22,0-32,0 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 60-99 persen. Angin berembus dari arah tenggara-barat daya dengan kecepatan 10-30 km/jam. Prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan Provinsi Riau berkisar antara 0,50-1,25 meter dalam kategori tenang.

    Hujan lebat yang terus-menerus dapat menyebabkan sejumlah dampak negatif, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air di sejumlah titik. Kondisi ini tentu saja dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan menimbulkan kerugian materi.

    “BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi kondisi cuaca ekstrem. “Kami akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat,” demikian Gita.

    Pewarta: Frislidia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dua Korban Longsor di Tiban Koperasi Batam Masih dalam Pencarian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Januari 2025

    Dua Korban Longsor di Tiban Koperasi Batam Masih dalam Pencarian Regional 13 Januari 2025

    Dua Korban Longsor di Tiban Koperasi Batam Masih dalam Pencarian
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Pencarian dua korban
    longsor
    di Perumahan Tiban Koperasi, Tiban Baru, Sekupang,
    Batam
    , Kepulauan Riau, masih berlangsung hingga Senin (13/1/2025) pukul 11.00 WIB.
    Musibah longsor yang terjadi pada dini hari sekitar pukul 00.40 WIB itu menimpa pasangan suami istri Doni Aprianto dan Linda Lucinta yang masih belum ditemukan.
    Pantauan di lokasi menunjukkan tim Basarnas, bersama Kepolisian dan Satpol PP Kota Batam, mengerahkan satu unit alat berat untuk mempermudah pencarian. Selain itu, unit K-9 dari Kepolisian turut diterjunkan.
    “Total ada sembilan korban di Blok S, lima selamat dan sudah dirawat di RSBP, dua ditemukan meninggal dunia, dan dua masih dalam proses pencarian,” kata Ketua RT 04, Heriawan, di lokasi kejadian.
    Proses pencarian baru dimulai sekitar pukul 03.00 WIB karena hujan deras yang menghambat upaya awal. Heriawan menjelaskan, longsor terjadi akibat patahan bukit di belakang Blok S yang menimpa lima rumah warga. Tiga di antaranya mengalami kerusakan berat dan tertimbun tanah.
    Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat hujan deras yang melanda Batam selama empat hari terakhir.
    “Belajar dari kejadian hari ini, Pemkot telah menyiagakan personel tanggap bencana. Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban,” ujar Amsakar di lokasi, Senin pagi.
    Amsakar juga meminta warga di daerah rawan bencana untuk sementara mengungsi ke tempat aman, mengingat prediksi BMKG bahwa hujan di Batam masih akan berlangsung hingga satu minggu ke depan.
    Pemkot Batam menginstruksikan perangkat RT/RW untuk mengaktifkan posko jaga di wilayah rawan bencana demi mempercepat koordinasi dengan tim tanggap darurat. “Segera hubungi kami, baik Pak Kapolres, Pak Dandim, maupun rekan-rekan di DPRD Batam, agar korban dapat diminimalkan,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ekonom Celios Sebut Moratorium Sawit Ciptakan Kontribusi Ekonomi Rp28,9 Triliun pada 2045 – Halaman all

    Ekonom Celios Sebut Moratorium Sawit Ciptakan Kontribusi Ekonomi Rp28,9 Triliun pada 2045 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang perluasan kebun sawit dengan pembukaan lahan baru demi ambisi bioenergi sangat berisiko. 

    Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, sawit Indonesia akan dijadikan pembenaran dari negara importir untuk tambah berbagai hambatan dagang baik tarif maupun non-tarif. 

    Ini seolah pemerintah dukung perluasan kebun sawit meski ada risiko deforestasi. 

    “Saya kira itu blunder sekali. Apalagi era perang dagang, sawit Indonesia rentan jadi sasaran proteksionisme negara maju. Justru dengan adanya EUDR yang harus dipastikan itu kebun sawit nya tidak bertambah luas tapi tambah produktif. Jika masalah pak Prabowo ini soal produksi sawit, maka jawabannya bukan dengan perluasan kebun sawit baru atau ekstensifikasi lahan,” kata Bhima dalam keterangan tertulis Senin (13/1/2025).

    Kata Bhima, masalah selama ini adalah produktivitas per lahan sawit yang rendah. 

    Sawit di Indonesia secara rata rata hanya hasilkan 12,8 ton per hektar untuk tandan buah segar. 

    Sementara di Malaysia bisa capai 19 ton per hektar tandan buah segar. 

    Karena itu,  solusinya intensifikasi lahan, masalah teknologi pertanianya, pembibitan, sampai pupuk. 

    Berdasarkan perhitungan Celios, moratorium perluasan kebun sawit punya banyak manfaat. 

    “Dampak implementasi kebijakan moratorium sawit ditambah skema replanting dinilai mampu menciptakan kontribusi ekonomi pada tahun 2045 yakni output ekonomi bertambah Rp 28,9 triliun, PDB Rp 28,2 triliun, pendapatan masyarakat naik Rp 28 triliun, surplus usaha Rp 16,6 triliun, penerimaan pajak bersih Rp 165 miliar, ekspor Rp 782 miliar, pendapatan tenaga kerja Rp 13,5 triliun, dan penyerapan tenaga kerja 761 ribu orang. Hasilnya jauh lebih positif dibanding skenario pembukaan kawasan hutan besar-besaran,” tutup Bhima.

    Sebelumnya, Kementerian Kehutanan RI mengklaim ada potensi 20,6 juta hektar lahan hutan yang dapat digunakan. 

    Sumber lahan tersebut adalah hutan lindung dan hutan produksi.

    Wacana hutan cadangan pangan dan energi tersebut disampaikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta akhir tahun lalu. 

    “Ini hanya men-support terhadap apa yang dikerjakan Menteri Pertanian dan Menteri ESDM, yaitu dengan konsep hutan cadangan pangan dan energi. Kami telah mengidentifikasi dengan Menteri Pertanian, ada sekitar 20 juta hektar yang dapat digunakan,” ungkap Raja Juli.

    Raja Juli Antoni juga mengatakan bahwa seluruh lahan hutan cadangan pangan dan energi adalah bagian dari proyek lumbung pangan/food estate. 

    Lokasinya tersebar di seluruh provinsi, bahkan di tingkat desa. 

    “Ada di seluruh provinsi, jadi itu akan menjadi lumbung pangan kecil. Tidak hanya food estate yang besar, namun bahkan bisa di desa. Ini menjadi bagian dari program swasembada pangan.” kata Raja Juli.

    Tujuan untuk memperluas program lumbung pangan/food estate perlu dipertanyakan. 

    Pasalnya, jutaan hektar hutan yang telah dibabat sejak tahun 1995, terbukti gagal dan malah menimbulkan kehancuran ekosistem hutan dan lahan gambut. 

    Bahkan, hasil kajian Pantau Gambut tahun 2024 bertajuk “Swanelangsa Pangan di Lumbung Nasional” menyebutkan bahwa ribuan hektar lahan bekas food estate dijadikan perkebunan kelapa sawit.

    Dosen di Departemen Antropologi UI, Suraya Afif mengatakan bahwa ada ketidakjelasan informasi yang disampaikan oleh pemerintah terkait proyek-proyek besar yang akan dilakukan selama ini. 

    “Masalah terbesarnya adalah pemerintah tidak pernah jelas, apakah pembangunan yang dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. Kita ketahui bersama proyek food estate selama ini malah diberikan seluruh aksesnya terhadap tentara dan perusahaan-perusahaan swasta, sementara rakyat malah terusir,” ungkap Suraya.

    Ketimpangan dan kemiskinan harusnya bisa diturunkan melalui berbagai proyek tersebut. 

    Kata dia, selama ini masyarakat hanya dijadikan sebagai buruh di proyek-proyek pemerintah, sehingga tidak akan pernah sejahtera. 

    Harusnya masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan. 

    Mereka berhak mendapatkan perlindungan, akses ke lahan, dan kepastian dukungan dari pemerintah.

    Kepala Tani Center IPB, Hermanu Triwidodo mengatakan bahwa kedaulatan pangan dapat dicapai tanpa program food estate. 

    “Sebenarnya tidak perlu menambah lahan untuk food estate. Dua hal utama yang dapat dilakukan adalah penguatan diversifikasi pangan dan menangani lahan-lahan kering di Indonesia.” ungkap Hermanu.

    Diversifikasi pangan menggambarkan keberagaman konsumsi jenis pangan oleh masyarakat. 
    Artinya, tidak terbatas hanya padi untuk mendapatkan asupan karbohidrat. 

    “Indonesia memiliki banyak sekali sumber karbohidrat, tidak terbatas hanya beras. Ada singkong, sagu, umbi, dan jagung. Itu semua tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.” kata Hermanu.

    Persoalan lahan untuk hutan cadangan pangan dan energi seluas 20 juta hektar berisiko memperparah kerusakan lingkungan dan ketimpangan di tengah masyarakat. 

    Koordinator Program LaporIklim, Yoesep Budianto mengatakan bahwa pengelolaan lahan yang buruk malah mendatangkan petaka ekologis bagi masyarakat. 

    “Saat ini banyak sekali banjir bandang, kekeringan, atau tanah longsor yang terjadi di pusat proyek dan area sekitarnya. Akhirnya, pihak yang paling menderita adalah masyarakat.” kata Yoesep.

  • 2 Orang yang Hilang Tertimbun Longsor di Perumahan Batam Ditemukan Meninggal Dunia

    2 Orang yang Hilang Tertimbun Longsor di Perumahan Batam Ditemukan Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Batam – Dua dari 4 orang yang hilang tertimbun longsor di Perumahan Tiban Koperasi Blok S, Sekupang, Batam, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    Heriawan Kusuma Ketua RT 04/7 kelurahan Tiban Baru saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (13/1/2025) mengatakan, korban yang sudah ditemukan berjumlah 2 orang, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan dibawa ke rumah sakit.

    “Bapak Mujiadi dan Ibu Sukarni ditemukan meninggal, sudah dibawa ke rumah sakit, untuk anaknya selamat,” ucap Heri.

    Heri juga mengatakan, korban selamat juga sudah dievakuasi ke RSOB. Mereka berhasil keluar dari rumahnya tanpa luka serius. Sementara itu, dan dua lainnya masih dalam proses pencarian.

    Proses Evakuasi

    Ketua RT bersama relawan dan aparat setempat terus berupaya melakukan evakuasi. Selain korban meninggal dan yang belum ditemukan sejumlah warga yang terdampak longsor telah dievakuasi ke rumah penampungan sementara yang disediakan oleh warga Blok U. Sebanyak enam kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal akibat longsor ini.

    “Kami berharap warga tetap bersabar dan berhati-hati selama tinggal di pengungsian hingga kondisi benar-benar aman,” ucap Heri.

    Heri menceritakan peristiwa longsor terjadi pada Senin dini hari (13/1/2025), sekitar pukul 01.30 WIB. Hujan deras yang berlangsung sejak Jumat sore membuat struktur tanah di sekitar tebing menjadi labil.

    “Kami mendengar suara gemuruh, kemudian tanah longsor langsung menimpa dua rumah yang berada di bawah tebing. Para korban tidak sempat menyelamatkan diri karena kejadian berlangsung cepat,” kata saksi mata di lokasi yang enggan disebut namanya.

    Hingga saat ini, proses evakuasi masih berlangsung dengan melibatkan tim SAR gabungan dan sejumlah relawan, bahkan beberapa ekor njing pelacak ikut diturunkan.

    Para korban yang meninggal dunia rencananya akan dimakamkan besok setelah proses visum selesai.

    Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad saat meninjau evakuasi korban mengatakan, agar peristiwa tersebut tidak terulang, pihaknya bersama Pemko dan bupati sudah berkomunikasi untuk pemetaan mitigasi.

    “Tidak sedikit masyarakat kita yang berada di lereng bukit dan pengalaman yang lalu sudah terjadi di Serasan sampai 21 orang yang meninggal dunia. Kami minta masyarakat berhati-hati pada cuaca ekstrem ini,” katanya.

    Dirinya juga mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Batam masih akan turun hujan, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada.