Topik: longsor

  • Bangunan Pasraman di Bali Tertimbun Longsor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, Seorang Lainnya Masih Dicari – Halaman all

    Bangunan Pasraman di Bali Tertimbun Longsor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, Seorang Lainnya Masih Dicari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA – Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. 

    Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

    Informasi dikutip TribunBali.com, awalnya sebanyak 8 orang hendak mengadakan meditasi di tempat mirip pasraman yang berlokasi di bawah Bukit Mucung. 

    Pasraman adalah lembaga pendidikan khusus bidang agama Hindu. 

    Lembaga ini merupakan tempat pembelajaran alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan Hindu. 

    Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

    Pasraman sebagai pendidikan non formal sesuai fungsinya dapat sebagai pelengkap pendidikan formal.

    Para korban diduga melakukan kegiatan spiritual di bangunan semi permanen tersebut. 

    Saat hujan deras, bangunan itu diterjang tanah longsor dan dihantam batu besar dengan diameter sekitar 5 meter. 

    “Ini tempat seperti pasraman. Biasa jadi tempat meditasi,” ujar seorang warga setempat.

    Sebanyak 4 orang meninggal dunia tertimbun longsor. Sementara 4 lainnya mengalami luka-luka. 

    “Tiga korban sudah dievakuasi ke rumah sakit. Satu korban masih dalam pencarian,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada. 

    Korban meninggal dunia, 3 orang di antaranya berasal dari Desa Pesinggahan. Sementara seorang lainnya merupakan warga Dusun Glogor, Desa Pikat. 

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klungkung dan kepolisian turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan evakuasi korban. 

    Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

    Proses evakuasi dilakukan di tengah guyuran hujan deras, serta kondisi gelap. 

    “Tiga korban meninggal sudah ditemukan. Tiga korban lainnya juga dievakuasi karena mengalami luka-luka,” ungkap Widiada.

    Petugas sempat melakukan upaya pencarian terhadap seorang korban yang belum ditemukan. 

    Namun hingga pukul 20.50 Wita, korban belum ditemukan. 

    Sehingga pencarian dihentikan dan rencananya akan dilanjutkan Senin (20/1/2025) pagi ini.

    “Situasi masih berisiko, karena tanah masih labil dan hujan masih deras. Kita khawatir nanti terjadi longsor susulan, sehingga setelah koordinasi pencarian korban dilanjutkan besok (hari ini) pagi,” jelas Widiada.

    Suasana pencarian korban berlangsung dramatis. 

    Di tengah hujan deras, petugas berusaha evakuasi korban dengan alat seadanya. 

    Bangunan yang diterjang longsor merupakan pasraman. 

    Menurut warga setempat, lokasi itu sering dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan spiritual.

    “Sehari-hari lokasi itu untuk kegiatan spiritual. Tetapi yang sering melakukan aktivitas di sana bukan warga di sini, banyak dari luar,” ungkap Bendesa Pikat, Komang Puja Sudarsana. 

    Identitas Korban

    Jenazah para korban telah dibawa langsung di RSUD Klungkung.

    Ada 3 jenazah yang berhasil dievakuasi, sementara seorang lagi masih dalam pencarian. 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, 3 jenazah yang telah dievakuasi yakni:

    Wayan Nata dari Banjar Klodan, Desa Pesinggahan.
    Ketut Surata asal Dusun Glogor, Desa Pikat 
    I Wayan Mudiana, asal Banjar Timbul Desa Pesinggahan. 

    Sementara korban yang masih dalam pencarian, I Nengah Mertayasa asal Banjar Timbul, Desa Pesinggahan.

    Sementara warga yang mengalami luka-luka yakni:

    Ketut Mumbul asal Desa Sading Badung
    I Gede Aswin asal Desa Sading Badung
    I Gusti Made Ariasa asal Beringkit Badung
    I Wayan Kicen Dusun Timbul Desa Pesinggahan.

    “Lokasi yang terkena longsor ini berupa pasraman, tempat menjalankan kegiatan spiritual. Justru banyak orang dari luar desa (Pikat) yang berada di sana,” ujar warga setempat, Komang Mawastika, Minggu 19 Januari 2025.

    Biasanya setiap minggu, kerap ada aktivitas di lokasi itu. Seperti semadi ataupun pengelukatan.

    “Setiap minggu ada saja kegiatannya, biasanya semadi,” ungkapnya.

    Pada Minggu 19 Januari 2025, sekitar pukul 18.00 Wita, ada sekitar 10 orang di lokasi tersebut. 

    Di tengah guyuran hujan, tiba-tiba tanah longsor menerjang sebuah bangunan permanen yang di bawahnya didiami beberapa warga.

    Tidak hanya tanah longsor, batu besar dengan diameter 5 meter, menggelinding menghancurkan bangunan itu secara tiba-tiba.

    “Tadi ada seorang warga yang berlari, minta tolong ke warga,” ungkapnya.

    Saat itu tiga jenazah tergeletak di antara runtuhan bangunan. Sementara seorang lagi masih tertimbun longsor.

  • 10
                    
                        4 Rumah Ambles Tergerus Longsor di Kuningan, Belasan Terancam
                        Bandung

    10 4 Rumah Ambles Tergerus Longsor di Kuningan, Belasan Terancam Bandung

    4 Rumah Ambles Tergerus Longsor di Kuningan, Belasan Terancam
    Tim Redaksi
    KUNINGAN, KOMPAS.com
    – Empat rumah warga di Dusun Purwasari,
    Desa Cimara
    , Kecamatan Cibeureum, Kabupaten
    Kuningan
    , Jawa Barat, ambruk diterjang longsor pada Sabtu (18/1/2025) petang.
    Momen detik-detik
    rumah ambruk
    tersebut direkam warga setempat, hingga viral dan berulang kali dibagikan di media sosial.
    Video amatir yang menggambarkan sejumlah rumah ambruk total masih terus tersebar di media sosial hingga Minggu (19/1/2025) pagi.
    Seluruh bangunan rumah tersebut ringsek dan ambles ke bagian tebing hingga tak lagi tampak.
    Sebagian warga yang sempat menyaksikan dan merekam ambruknya rumah ini berteriak histeris. Mereka berusaha menjauh untuk menghindari ancaman keselamatan jiwa dan lainnya.
    Melalui laporan kaji cepat dalam grup BPBD, Kepala BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, menyebut peristiwa longsor terjadi pada pukul 17.00 WIB. Longsor menimpa empat rumah di Desa Cimara.
    Keempatnya tergerus longsor hingga hancur dan rata dengan tanah.
    “Berdasarkan kajian cepat di lapangan, dampak musibah ini merusak tebing dan empat rumah warga milik Robin, Danto, Solihin, dan Sunarya,” kata Indra melalui pesan tersebut, Sabtu (18/1/2025) malam.
    Keempat rumah warga ini sudah tak lagi dapat ditempati.
    Selain empat rumah yang ambruk, Indra menyebut ada 15 rumah warga yang berpotensi juga ambruk karena tergerus longsor.
    Pihaknya meminta para warga sekitar untuk segera mengungsi lantaran sangat membahayakan jiwa.
    BPBD sedang berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk penanganannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ratapan Warga Bandar Lampung usai Banjir Surut

    Ratapan Warga Bandar Lampung usai Banjir Surut

    Liputan6.com, Lampung – Setelah hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung pada Jumat (17/1/2025) sore, banjir yang melanda sejumlah wilayah mulai surut pada Sabtu (18/1/2025) pagi.

    Namun, banjir yang merendam ratusan rumah ini meninggalkan tumpukan lumpur dan sampah, menyisakan pekerjaan berat bagi warga untuk membersihkan lingkungan mereka.

    “Mulai surut tadi subuh. Sekarang kami fokus membersihkan lumpur yang masuk sampai ke dalam rumah,” kata Endra (48), warga Kuripan, Teluk Betung Selatan, yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Way Belau.

    Endra menceritakan, banjir yang datang dengan cepat pada Jumat sore menyebabkan warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka.

    “Air meluap sekitar pukul 17.00 WIB, hanya dua jam setelah hujan deras mulai turun. Karena air datang begitu cepat, kami tidak sempat mengamankan perabotan dan barang elektronik. Semuanya terendam, banyak yang rusak,” terangnya.

    Luapan air dari drainase dan Sungai Way Belau menggenangi rumah warga, merusak perabotan hingga barang dagangan milik Endra.

    “Warung saya juga kena. Barang-barang dagangan ikut hanyut terbawa arus,” ucapnya.

    Menurut Endra, banjir kali ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Setiap tahun memang ada banjir saat musim hujan, tapi tidak separah ini. Banjir semalam jauh lebih hebat dampaknya,” ungkapnya.

    Narti, warga lain yang terdampak banjir, juga mengeluhkan kondisi serupa. Rumahnya masih penuh dengan lumpur, sementara perabotan seperti kasur tak lagi bisa digunakan.

    Ia berharap pemerintah segera mengerahkan petugas kebersihan dan armada pengangkut sampah untuk membantu membersihkan lingkungan.

    “Kami sudah kelelahan. Tenaga habis untuk bersih-bersih, pikiran juga lelah. Kami butuh bantuan petugas untuk mengangkut lumpur dan sampah,” pungkasnya.

    Warga berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan, termasuk penyediaan alat berat dan kendaraan pengangkut sampah, agar lingkungan bisa segera pulih setelah bencana banjir ini.

     

    Detik-Detik Evakuasi 4 Korban Tertimbun Longsor di Peniron, Bruno, Purworejo

  • Hujan Deras, Debit Air Bikin Pohon Tumbang di Jalan Berbukit Lampung
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Januari 2025

    Hujan Deras, Debit Air Bikin Pohon Tumbang di Jalan Berbukit Lampung Regional 18 Januari 2025

    Hujan Deras, Debit Air Bikin Pohon Tumbang di Jalan Berbukit Lampung
    Tim Redaksi
    LAMPUNG, KOMPAS.com

    Hujan deras
    yang kembali mengguyur Bandar Lampung membuat jalan berbukit longsor pada Sabtu (18/1/2025) sore.
    Kapolsek Panjang Komisaris Polisi (Kompol) Martono mengonfirmasi peristiwa tersebut terjadi di
    Batu Suluh
    , Jalan Raya Suban,
    Kecamatan Panjang
    .
    “Benar, di Batu Suluh, tadi sore,” kata Martono saat ditelepon, Sabtu malam.
    Martono menjelaskan, longsor terjadi akibat pohon di tepi jalan tumbang ke jurang yang berada di bawahnya.
    “Itu sebenarnya pohon tumbang, karena air hujan datang dari atas, jadi dikira longsor,” katanya.
    Dari hasil pengecekan di lokasi, tumbangnya pohon itu akibat debit air hujan yang deras pada saat kejadian.
    Lokasi tersebut berada di jalan alternatif dari Kecamatan Panjang, Bandar Lampung ke Kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan, dengan kontur jalan berkelok dan membelah perbukitan.
    “Sudah bisa dilewati, pohon tumbang sudah ditepikan,” katanya.
    Meski demikian, Martono mengimbau pengendara yang melintasi jalan itu untuk berhati-hati, karena minimnya penerangan dan rambu lalu lintas.
    “Pengendara diimbau tetap berhati-hati karena di satu sisi adalah jurang,” katanya.
    Sementara itu, kondisi terkini beberapa wilayah di Bandar Lampung kembali terendam banjir saat
    hujan deras
    terjadi pada Sabtu (18/1/2025) sore.
    Wilayah yang terdampak banjir antara lain Jalan Yos Sudarso di Kecamatan Panjang dan beberapa titik di Kecamatan Teluk Betung Barat serta Kecamatan Teluk Betung Utara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi

    Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi

    Ketua KUD Tani Wilis, Suwarto usai hearing dengan DPRD Tulungagung (ANATARA/HO – joko purnomo)

    Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 17 Januari 2025 – 06:55 WIB

    Elshinta.com – Peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang menggantungkan hidupnya dari memerah susu, mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah akibat jalan rusak terdampak longsor yang tidak kunjung diperbaiki.

    Ketua KUD Tani Wilis, Suwarto di Tulungagung, Kamis, menyebut kerugian mencapai Rp61 juta per bulan akibat biaya tambahan untuk penyewaan tempat penampungan susu dan tenaga kerja.

    Biaya untuk melangsir susu ini sekitar Rp61 juta sebulan,” ujar Suwarto usai rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Tulungagung.

    Jalan utama yang biasa digunakan untuk mengangkut susu langsung ke pabrik pengolahan di Pasuruan kini tak bisa dilalui truk besar.

    Sebagai solusi, KUD Tani Wilis menggunakan truk tangki kecil yang harus memutar lewat jalur alternatif dengan kondisi jalan kurang baik.

    Susu dari truk kecil itu kemudian dipindahkan ke truk tangki besar di Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, untuk melanjutkan perjalanan ke pabrik.

    Meski pemindahan susu ke tangki besar berisiko menurunkan kualitas, Suwarto mengaku sejauh ini belum ada pengiriman yang ditolak oleh pabrik.

    “Alhamdulillah, belum ada susu yang ditolak,” katanya.

    Upaya perbaikan jalan pun sudah diupayakan KUD Tani Wilis dengan mengalokasikan anggaran Rp10juta hingga Rp15 juta.

    Namun, biaya pengurukan diperkirakan mencapai Rp50 hingga Rp75 juta, sehingga rencana tersebut terpaksa ditunda.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari, mengatakan perbaikan jalan tersebut direncanakan menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Menurut dia, pengerjaan akan memanfaatkan bronjong dengan ketinggian antara 7-10 meter untuk menahan longsor.

    Sumber : Antara

  • PUBM Pasangi Bambu dan Gedek di Tanah Amblas Terkikis Sungai Desa Prambon

    PUBM Pasangi Bambu dan Gedek di Tanah Amblas Terkikis Sungai Desa Prambon

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Dinas PU Bina Marga dan BPBD Kabupaten Sidoarjo memasang pengaman sementara untuk tanah amblas yang terkikis aliran sungai di Desa Prambon, Kecamatan Prambon, Sabtu (18/1/2025).

    Penanganan awal dengan memasang pengaman jalan berupa bambu dan gedek itu dipasang agar jalan tetap dapat digunakan dan mencegah kerusakan lebih parah akibat aliran air.

    “Kami segera menangani masalah ini karena jalan ini merupakan akses utama masyarakat, baik untuk kendaraan besar seperti mobil maupun sepeda motor,” ujar H. Subandi saat sidak di lokasi.

    Subandi menambahkan jika anggaran belum tersedia, pemerintah akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) agar pengerjaan dapat segera dilaksanakan.

    Pemerintah juga akan mengawal proses pengerjaan ini, dengan harapan dapat selesai dalam minggu ini sehingga aktivitas masyarakat tidak terganggu.

    “Pemerintah bergerak cepat agar masyarakat tidak lagi khawatir, mengingat sisi kanan dan kiri jalan ini berbatasan langsung dengan sungai dan sawah. Jika jalan sampai terputus, akan berdampak pada akses masyarakat dan lahan persawahan,” terangnya.

    Dia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kebersamaan dalam menghadapi masalah ini dan memastikan tanah yang terkikis segera diperbaiki agar jalan dapat kembali digunakan dengan aman.

    Alimudin salah satu warga mengungkapkan bahwa tanah di lokasi tersebut telah terkikis air sejak tiga bulan lalu, meskipun perlahan. Namun, pada Jumat (17/1/2025), terjadi longsor besar yang hampir memakan separuh badan jalan.

    “Pengamanan harus dilakukan karena jalan ini merupakan jalur utama masyarakat Prambon-Tarik, termasuk anak-anak yang pergi sekolah ke wilayah Tarik,” ungkapnya. (isa/ian)

  • Hujan Terus Mengguyur Wilayah Sulut, BMKG: Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi!

    Hujan Terus Mengguyur Wilayah Sulut, BMKG: Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi!

    Liputan6.com, Manado – Hujan deras yang mengguyur Kota Manado, Sulut, dan sekitarnya sepanjang hari, Jumat (17/1/2025), membuat pihak Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, BMKG Sulut, mengeluarkan imbauan kewaspadaan dini cuaca ekstrem. Apalagi curah hujan meningkat dalam 3 hari terakhir ini.   

    “Berdasarkan analisa kondisi dinamika atmosfer, kami memantau berbagai fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di wilayah Sulut,” ungkap Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Dhira Utama pada, Jumat (17/1/2025) malam.

    Fenomena itu antara lain nilai anomali OLR atau Outgoing Longwave Radiation, menunjukkan anomali negatif dan gelombang atmosfer Equatorial Rossby yang diprediksi  bergerak melewati wilayah Sulut awesi Utara turut memperkuat peningkatan aktivitas konvektif. Selanjutnya faktor penunjang lain yaitu kondisi labilitas atmosfer dalam kondisi labil dan kelembaban udara yang

    tinggi mendukung pertumbuhan awan-awan hujan semakin intens.

    “Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang[1]lebat dalam durasi yang panjang, angin kencang, dan potensi banjir di seluruh wilayah Sulut dalam waktu tiga hari kedepan,” papar dia. Pihak Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado mengimbau masyarakat dan pemerintah di Sulut agar tetap waspda terhadap hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai angin kencang.

    “Hal ini sebagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi berupa genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, serta menghindari aktifitas terutama di wilayah rawan bencana,” tutur Dhira.

    Dia mengajak warga untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca dari BMKG Sam Ratulangi Manado.

  • Tebing Setinggi 25 M Tutup Akses Jalan Rahtawu Kudus 10 Jam

    Tebing Setinggi 25 M Tutup Akses Jalan Rahtawu Kudus 10 Jam

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bencana longsor kembali terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jumat (17/1/2025) dini hari.

    Tebing setinggi 25 meter dengan lebar kurang lebih 15 meter di Dukuh Gingsir, RT 01 RW 03 longsor hingga menutup akses jalan menuju permukiman Desa Rahtawu berlangsung kurang lebih 10 jam.

    Longsornya tebing tersebut diperkirakan terjadi pukul 00.30 WIB Jumat dini hari, material longsor baru bisa dievakuasi sepenuhnya pada pukul 10.30 WIB.

    Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Munaji mengatakan, material longsor berupa tanah dan bebatuan hingga menutup akses jalan menuju Rahtawu.

    Kata dia, upaya pembersihan material longsor sudah dimulai sejak pagi hari untuk membuka akses kendaraan sepeda motor dan mobil. Puluhan petugas dan relawan penanggulangan bencana dikerahkan di lokasi. Dua unit alat berat juga diterjunkan untuk mempermudah proses evakuasi material longsor.

    Munaji menyebut, akses jalan mulai terbuka untuk sepeda motor pada pukul 08.00 WIB. Material longsor sepenuhnya berhasil dievakuasi pukul 10.30 WIB, sehingga dua ruas jalan menuju permukiman Desa Rahtawu terbuka penuh.

    “Jenis tanah di Rahtawu ini adalah tanah regosol rentan longsor, terutama saat musim hujan. Dengan kolaborasi berbagai pihak, kami mulai bekerja sejak pagi untuk membuka akses jalan yang sempat tertutup,” terangnya.

    Munaji memastikan tidak ada korban jiwa atau luka-luka atas peristiwa longsor yang terjadi.

    Dalam proses evakuasi material longsor, sempat diwarnai momen mengharukan ketika warga dan relawan harus mengevakuasi warga yang sakit dengan cara manual menggunakan tandu melewati material longsor untuk dibawa ke rumah sakit.

    Pihaknya mengimbau agar masyarakat, utamanya di wilayah rawan terjadi bencana supaya tetap waspada setiap saat. Terutama ketika turun hujan lebat disertai angin kencang, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan bencana tanah longsor, banjir, hingga pohon tumbang.

    “Saat hujan lebat, segera mencari tempat aman jika situasi memburuk. Baik saat bepergian maupun di rumah,” imbaunya.

    Bupati Kudus terpilih, Samani Intakoris mengecek langsung kondisi bencana longsor yang sempat memutus akses ke Desa Rahtawu.

    Dia mengapresiasi upaya petugas dan relawan BPBD, TNI, Polri, perangkat desa setempat, dan masyarakat yang terlibat dalam penanganan bencana dengan cepat.

    Samani menilai, wilayah Desa Rahtawu memiliki potensi longsor yang tinggi, disebabkan karena kondisi tebing curam dengan tingkat kemiringan lebih dari 45 derajat.

    Oleh sebab itu, diperlukan perhatian khusus oleh masyarakat atau pemerintah desa setempat terhadap pengelolaan saluran air dalam rangka mencegah bencana longsor terjadi secara berulang-ulang.

    “Sejak saya di Dinas PUPR, wilayah ini (Rahtawu) memang mendapat perhatian khusus, terutama dalam hal memperkuat area rawan longsor. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, karena longsor tidak hanya membawa tanah, juga material bebatuan yang berbahaya,” tuturnya. (SAM)

  • Hujan Deras, Tanah Longsor Timbun Separuh Jalur Alternatif Ciamis-Majalengka
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        17 Januari 2025

    Hujan Deras, Tanah Longsor Timbun Separuh Jalur Alternatif Ciamis-Majalengka Bandung 17 Januari 2025

    Hujan Deras, Tanah Longsor Timbun Separuh Jalur Alternatif Ciamis-Majalengka
    Tim Redaksi
    CIAMIS, KOMPAS.com

    Hujan deras
    mengguyur wilayah Ciamis utara pada Kamis (16/1/2025) petang.
    Akibatnya, sebagian jalur alternatif penghubung Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, dan Cikijing, Kabupaten Majalengka, tertutup tanah longsor. “Titik longsor di daerah Werkit,
    Desa Cibeureum
    , Sukamantri,” kata Kepala Pelaksana
    BPBD Ciamis
    , Ani Supiani, melalui pesan WhatsApp, Jumat (17/1/2025) pagi.
    Jalur alternatif tersebut, menurut Ani, masih dapat dilalui karena material tanah hanya menutupi sebagian jalan. “Separuh jalan tertutup,” katanya.
    Hasil konfirmasi kepada pihak pemerintah Desa Cibeureum, jelas Ani, tanah longsor terjadi karena curah hujan yang tinggi.
    Di daerah itu, kerap terjadi tanah longsor bila curah hujan tinggi.
    Pembersihan material tanah harus menggunakan alat berat.
    Hal ini karena ada patahan lain di atas longsoran.
    “Penanganan harus dengan alat berat, jika secara manual kemungkinan tanah turun kembali karena ada patahan di atasnya. Hari ini pembersihan material longsor,” jelas Ani.
    Selain menutupi jalur alternatif, tanah longsor juga menimpa dua rumah di Desa Buanamekar, Kecamatan Panumbangan.
    Pemilik rumah, yakni Wawan dan Abah Suma, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. “Kejadiannya Kamis jam 17.15 WIB. Longsor disebabkan
    hujan deras
    di wilayah tersebut,” kata Ani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Polisi di NTB Rela Punggungnya Jadi ‘Jembatan’ bagi Ibu-Anak saat Jalan Terputus

    Sosok Polisi di NTB Rela Punggungnya Jadi ‘Jembatan’ bagi Ibu-Anak saat Jalan Terputus

    GELORA.CO – Sosok polisi yang melakukan aksi heroik di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Aksinya, yakni rela menjadikan punggungnya sebagai “jembatan” bagi seorang ibu dan anak yang kesulitan melintasi jalan putus akibat longsor.

    Aksi polisi bernama Bripka Abdul Syahid itu, viral di media sosial.

    Dikutip dari Tribratanews.ntb.polri.go.id, peristiwa terjadi pada 10 Januari 2025. Tepatnya, di jalur penghubung Desa Talonang dan Desa Sekongkang yang terdampak longsor. 

    Saat itu, kerusakan jalan sepanjang sekitar 10 meter membuat warga kesulitan melintas, meski jembatan darurat telah dipasang pihak terkait dan perusahaan tambang.

    Lantas, dalam video yang diunggah oleh akun medsos Meta/Facebook Jamal Supriadi, seorang ibu awalnya terlihat ragu melintasi jalan.

    Ia bahkan meminta maaf sebelum melangkah.

    “Saya tidak berani, maaf bapak, permisi bapak,” ucapnya.

    Mengetahui hal tersebut, Bripka Abdul Syahid tanpa ragu merebahkan tubuhnya di celah jembatan agar ibu dan anak itu, bisa melintas.

    Bripka Abdul Syahid bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Tatar di Polsek Sekongkang.

    Kapolsek Sekongkang, Ipda Herman, membenarkan aksi heroik anggotanya. 

    “Tindakan ini dilakukan spontan oleh Bripka Abdul Syahid untuk membantu warga yang sangat kesulitan melintasi akses jalan yang masih terputus,” kata Ipda Herman pada Selasa (15/1/2025). 

    Aksi Bripka Abdul Syahid Tuai Apresiasi

    Aksi Bripka Abdul Syahid menuai apresiasi luas dari masyarakat dan pihak kepolisian.

    Kapolsek Sekongkang pun memberikan apresiasi atas tindakan yang dilakukan anggotanya tersebut.

    Menurutnya, aksi seperti ini menjadi bukti bahwa peran polisi di masyarakat bukan sekadar menegakkan hukum.

    “Tindakan ini menunjukkan rasa empati dan dedikasi yang luar biasa.”

    “Kami sangat bangga dengan sikap Bripka Abdul Syahid yang langsung membantu warga tanpa pamrih,” kata Ipda Herman.

    Diketahui, tanah longsor di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, memutus jalan raya utama lingkar selatan yang menghubungkan Desa Tatar menuju Desa Talonang sepanjang sekitar 10 meter pada Jumat (10/1/2025). 

    Saat ini, jalan darurat telah dipasang oleh stakeholder dan perusahaan tambang terkait.

    Namun, kondisi jalan belum sepenuhnya normal seperti jalan beraspal, sebagaimana dilansir Kompas.com.

    Longsor yang melanda wilayah tersebut, memang mengakibatkan dampak besar.

    Termasuk akses jalan lingkar selatan yang menjadi penghubung utama antara desa-desa.

    Meski jalan darurat telah dibangun, kondisi medan yang tak stabil masih menyulitkan warga untuk melintas.