Topik: longsor

  • Polda Jateng Bantu Cari Korban Hilang Longsor Petungkriyono Pekalongan

    Polda Jateng Bantu Cari Korban Hilang Longsor Petungkriyono Pekalongan

    Jakarta

    Sebanyak 100 personel Satbrimob Polda Jawa Tengah dikerahkan ke lokasi tanah longsor di Petungkriyono, Pekalongan. Mereka membantu dalam melakukan pencarian korban hilang akibat tanah longsor.

    Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo mengapresiasi gerak cepat Satbrimob Polda Jawa Tengah. Dedi juga mengingatkan agar para personel yang bertugas berhati-hati mengingat potensi longsor yang mungkin masih terjadi.

    “Polri sangat prihatin dan berduka atas peristiwa longsor. Kami mendapat laporan pencarian korban masih berlangsung. Terima kasih kepada Satbrimob Polda Jateng yang langsung turun ke Lokasi longsor ikut bersama-sama mencari korban yang masih hilang,” ujar Dedi dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).

    Pencarian dilakukan mulai pukul 13.00 WIB. Tim SAR Satbrimob Polda Jateng dibagi di dua Lokasi. 50 personel tim SAR dikerahkan mencari korban di di Petungkriyono, 50 Personel lagi di tanggul jebol Sungai Pencongan.

    Selain melakukan pencarian, personel Satbrimob Polda Jateng bersama warga dan relawan membuat tanggul buatan di lokasi tanggul jebol. Sementara pencarian korban hingga pukul 17.45 WIB masih berlangsung.

    Dengan menggunakan perahu karet, personel Satbrimob mengevakuasi warga terutama warga lansia dan warga yang sakit keluar rumahnya yang kebanjiran untuk mendapat perawatan.

    Hingga saat ini tercatat 18 orang meninggal dunia dan 9 orang yang diduga tertimbun tanah masih dalam pencarian.

    Longsor terjadi pada hari Senin sore (20/1) sekitar pukul 17.30 WIB, usai hujan intensitas tinggi mengguyur sepanjang Minggu malam hingga Senin pagi.

    (aud/azh)

  • Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Winarno, warga Desa Plogpakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, berhasil selamat dari bencana longsor.

    Longsor tersebut terjadi pada Selasa (21/1/2025) dan menelan 17 korban meninggal dan 11 orang hilang.

    Ia menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya saat bencana terjadi. Istrinya dikabarkan terbawa longsor.

    “Saya baru pulang kerja ketika mendapat kabar dari teman bahwa istri saya terjebak di longsor.”

    “Saya langsung menghubungi orang-orang yang bisa dihubungi di sana dan ternyata benar,” ungkap Winarno dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.

     Menuju ke lokasi tempat istrinya berada, Winarno harus melewati sisa longsoran yang sangat parah.

    Ia menceritakan, motor tidak bisa melintasi medan sehingga ia terpaksa berjalan kaki.

    “Alhamdulilah dia (sang istri) bisa selamat,” katanya.

    Menurutnya, istrinya dievakuasi dengan tandu karena belum ada relawan maupun alat berat yang bisa masuk ke situ.

    “Kondisi masih rawan, jadi hanya warga dan beberapa orang yang sudah berada di TKP yang memberanikan diri untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Pagi harinya, Selasa, Winarno dengan jelas bisa melihat situasi longsoran.

    Menurutnya, semua desa di Kecamatan Petungkriyono terdampak.

    Jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut lumpuh total.  

    “Jalan utama menuju Kabupaten Pekalongan antara Petungkriyono ke Doro juga tidak bisa dilewati,” katanya.

    “Dari sembilan desa yang terkena dampak, Desa Kasimbar mengalami kerusakan paling parah dengan banyak korban,” ujar Winarno.

    Saat ini, Winarno dan istrinya berada di Puskesmas Petungkriyono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Berikut identitas korban yang meninggal dan belum ditemukan.

    Korban meninggal

    1. Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung

    2. Suyati (perempuan) warga Tlogohendro

    3. Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo

    4. Sutar (49) warga Tlogopakis

    5. Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo

    6. Ayat (27) warga Desa Kasimpar

    7. Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo

    8. Doni (27) warga Desa Gumelem

    9. Winarko (27) warga Desa Gumelem

    10. Supari (37) warga Desa Kasimpar

    11. Sularso (44) warga Desa Kasimpar

    12. Inawati (23) warga Desa Kasimpar

    13. Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    14. Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar

    15. Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    16. Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro

    17. Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban belum ditemukan

    1. M Teguh Imanto warga Desa kayupuring

    2. Abiyas warga Desa Kasimpar

    3. Giyanto warga Desa Gumelem

    4. Tegar Hariyanto warga Batang

    5. M Nasrullah Amin warga Pekalongan

    6. Asiah warga warga Tlogohendro

    7. Ta’ari warga Yosorejo

    8. Aurel warga Kasimpar

    9. Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi.

     

  • Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    Cerita Winarno Evakuasi Istrinya dari Longsor Petungkriyono Pekalongan, Bersyukur sang Istri Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Winarno, warga Desa Telogopakis, Petungkriyono, Pekalongan mengungkapkan bagaimana prosesnya mengevakuasi istrinya setelah terjadi longsor di Petungkriyono pada Senin (21/1/2025) malam.

    Winarno mengaku, saat terjadi longsor di Petungkriyono, ia masih dalam perjalanan pulang selepas bekerja.

    Lalu ditengah perjalanan pulang ia mendapat kabar dari temannya soal istrinya yang menjadi korban longsor Petungkriyono.

    Winarno pun langsung menghubungi keluarganya yang berada di rumah untuk mengonfirmasi kabar tersebut, dan ternyata benar istrinya menjadi korban.

    Kemudian pada pukul 21.00 WIB, ia langsung menuju lokasi istrinya dengan melewati desa yang terkena longsor.

    Bahkan Winarno harus jalan kaki untuk menemui istrinya karena akses jalan tak bisa dilewati sepeda motor.

    “Untuk bencana ini tadinya saya habis pulang kerja, belum sempat sampai di rumah itu ada kabar dari teman bahwa istri terjebak di longsor, kemudian saya langsung mengabari yang bisa dihubungi disana, ternyata benar.”

    “Pada waktu itu saya kesana itu kurang lebih jam 9 malam, menemui istri saya, karena disana juga banyak korban juga yang bisa dihubungi, kemudian saya kesana dengan melewati desa atau longsoran yang begitu dahsyat.”

    “Dari kecamatan itu saya, karena tidak bisa diakses oleh sepeda motor, sehingga saya jalan kaki dari kecamatan sampai ke lokasi,” kata Winarno dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

    Lebih lanjut Winarno menuturkan, saat mengevakuasi istrinya ia dibantu warga lainnya yang berada di lokasi kejadian.

    Pada saat itu belum ada relawan atau petugas yang diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban.

    Sehingga ia bersama warga sekitar melakukan evakuasi dengan alat seadanya.

    Setelah berhasil dievakuasi, istri Winarno langsung dibawa ke Puskesmas Petungkriyono.

    Sejak semalam Winarno juga menginap di Puskesmas bersama warga lain yang menjadi korban.

    “Saat dilarikan ke puskesmas dari malam itu saya juga menginap di TKP bersama teman-teman karena bantuan dari relawan belum datang sehingga apa adanya disana, ada teman disana tak suruh menandu untuk ikut mengevakuasi istri saya, juga ada korban yang meninggal di sana, dievakuasi warga disitu,” terang Winarno.

    Winarno menambahkan, kini kondisi istrinya masih lemas dan belum bisa menggerakkan tubuhnya.

    Selain istrinya ada juga korban lain yang mengalami luka-luka dan memar akibat terbawa longsoran.

    Meski demikian Winarno tetap bersyukur istrinya bisa selamat dari bencana longsor ini.

    “Saat ini kondisinya masih lemas dan tidak bisa digerakkan juga (tubuh), banyak yang luka-luka juga dan memar karena terbawa oleh longsor tadi malam. Alhamdulillah masih bisa selamat,” imbuh Winarno.

    Daftar Nama 17 Korban Tewas akibat Longsor di Pekalongan, 9 Orang Masih Hilang

    Berikut informasi tentang korban tewas dan korban hilang dalam bencana longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Senin (20/1/2025) pukul 17.30. 

    Berdasarkan data dari posko longsor di Pekalongan, hingga hari ini, Selasa (21/1/2025), sudah ada 17 orang yang ditemukan tewas.

    Tim gabungan juga masih mencari 9 orang yang dilaporkan hilang. 

    Sementara itu, sebanyak 10 korban luka-luka telah mendapatkan perawatan Puskesmas maupun rumah sakit terdekat.

    Berikut daftar nama korban meninggal dunia.

    Revalina (19), perempuan, warga Sipetung
    Suyati, perempuan, warga TlogohendroKiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo
    Sutar (49), warga Tlogopakis
    Riyanto (50), laki-laki, warga Yosorejo
    Ayat (27), warga Desa Kasimpar
    Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo
    Doni (27), warga Desa Gumelem
    Winarko (27), warga Desa Gumelem
    Supari (37), warga Desa Kasimpar
    Sularso (44), warga Desa Kasimpar
    Inawati (23), warga Desa Kasimpar
    Afkar (4), laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Khusnul Cholifah (35), perempuan, warga Desa Kasimpar
    Rokhim (40), laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Rahmono (24), laki-laki, warga Desa Tlogohendro
    Joni Yulianto (45), laki-laki, warga Sragi

    Sementara itu, berikut nama-nama korban yang masih dicari.

    M. Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
    Abiyas, warga Desa Kasimpar
    Giyanto, warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto, warga Batang
    M. Nasrullah Amin, warga Pekalongan
    Asiah, warga Tlogohendro
    Ta’ari, warga Yosorejo
    Aurel, warga Kasimpar
    Ta’adi, warga Dusun Wonodadi, Desa Songgo Dadi

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nina Yuniar)

    Baca berita lainnya terkait Longsor di Pekalongan.

  • Longsor dan Banjir Besar di Pekalongan, 16 Orang Meninggal Dunia, Pencarian Masih Lanjut

    Longsor dan Banjir Besar di Pekalongan, 16 Orang Meninggal Dunia, Pencarian Masih Lanjut

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan longsor besar yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin (20/1/2025) pukul 17.30 WIB telah menewaskan 16 orang. Hingga saat ini, pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan tiga korban yang dilaporkan hilang.

    “Hingga hari ini, Selasa (21/1) pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan mengingat masih ada 3 orang yang dilaporkan hilang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa (21/1/2025).

    Peristiwa ini juga menyebabkan 10 orang mengalami luka-luka. Para korban langsung dirujuk ke Puskesmas dan RSUD terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

    Selain itu, longsor menimbun dua unit rumah serta menyeret sejumlah kendaraan yang sedang melintas. “Peristiwa juga menyebabkan 2 unit jembatan rusak,” tambah Abdul Muhari.

    Bencana ini tidak hanya terbatas pada longsor. Pasca hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, banjir bandang turut menerjang Desa Kasimpar. Hingga kini, kerugian material akibat banjir bandang masih dalam pendataan.

    Mengacu pada prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Pekalongan diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang hingga 23 Januari 2025.

    Kondisi ini berpotensi memicu bencana lanjutan seperti banjir bandang dan tanah longsor. Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada, khususnya bagi mereka yang tinggal di area rawan bencana.

    “Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih,” ungkapnya.

    Selain itu, warga yang tinggal di dekat lereng dan tebing diminta memantau secara berkala kondisi tanah di sekitar rumah mereka sebagai langkah pencegahan. [hen/ian]

  • Pemulangan Jenazah 4 Warga Magetan Korban Longsor Denpasar Ditanggung Pemprov

    Pemulangan Jenazah 4 Warga Magetan Korban Longsor Denpasar Ditanggung Pemprov

    Magetan (beritajatim.com) – Plt Camat Parang, Mujayin, melaporkan perkembangan terbaru mengenai pemulangan jenazah korban bencana alam tanah longsor di Denpasar Bali, asal Desa Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, pada Senin (20/1/2025).

    “Biaya pemulangan jenazah seluruhnya ditanggung pemerintah Provinsi Jawa Timur,” kata Mujayin, Selasa (21/1/2025)

    Berdasarkan hasil komunikasi dengan Kamituwo Jombok, jenazah para korban telah selesai dimandikan dan menjalani proses pemulasaraan di Denpasar, Bali. Setelah proses tersebut, jenazah langsung diberangkatkan menuju Magetan dan diperkirakan tiba sekitar pukul 08.00 WIB.

    “Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan mengonfirmasi bahwa pemulasaraan jenazah berlangsung di rumah sakit di Denpasar. Jenazah direncanakan diberangkatkan dari Bali setelah Maghrib waktu setempat,” kata Mujayin.

    “Dalam koordinasi dengan Kepala Dinas Sosial, diinformasikan bahwa Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur berkenan mengantar jenazah dari Surabaya ke Magetan,” tambahnya.

    Identitas Korban

    Adapun identitas korban yang menjadi korban bencana tanah longsor adalah sebagai berikut:

    1. Sukesno (43 tahun)
    Alamat: RT 27 RW 08, Sruwuh, Dusun Jombok, Pragak.

    2. Didik Setiawan (24 tahun)
    Alamat: RT 29 RW 08, Sruwuh, Dusun Jombok, Pragak.

    3. Sarip (52 tahun)
    Alamat: RT 28 RW 08, Sruwuh, Dusun Jombok, Pragak.

    4. Dwi Lintang Bagus Saputro (24 tahun)
    Alamat: RT 28 RW 08, Sruwuh, Dusun Jombok, Pragak.

    Proses pemulangan jenazah ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Magetan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Langkah-langkah penanganan serta bantuan terhadap keluarga korban terus diupayakan untuk meringankan beban akibat bencana ini.

    “Kami berharap proses ini berjalan lancar dan keluarga korban diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” pungkasnya. [fiq/suf]

  • Tanah Longsor Tutup Jalan di Temanggung, Akses Jalan Desa Getas Lumpuh Total

    Tanah Longsor Tutup Jalan di Temanggung, Akses Jalan Desa Getas Lumpuh Total

    Temanggung, Beritasatu.com – Hujan dengan intensitas tinggi membuat tebing setinggi 20 meter di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah longsor hingga menutup seluruh jalan. Tebalnya material tanah yang menutup jalan membuat pembersihan terhambat. Akibat peristiwa tersebut, kini akses jalan utama menjadi lumpuh total.

    Inilah video amatir yang direkam warga saat kondisi jalan utama Desa Getas, Kecamatan Kaloran penghubung Dusun Porot dan Gletuk lumpuh. Jalan tersebut tertutup material tanah dengan ketebalan empat meter dari tebing setinggi 20 meter.  

    Kondisi jalan desa masih belum dapat dilalui kendaraan roda dua mau pun roda empat. Sementara, untuk pejalan kaki harus ekstra hati-hati akibat licin dan berpotensi terjadi longsor susulan.

    Sekretaris Desa Getas Sapto Purnomo mengatakan, warga berusaha melakukan gotong royong membersihkan material tanah longsor menggunakan peralatan seadanya, tetapi tebalnya material tanah yang menutup jalan membuat proses evakuasi terhambat dan harus menunggu alat berat.

    “Kami masyarakat Desa Getas, khususnya Dusun Gletuk sangat membutuhkan bantuan untuk alat berat. Untuk segera diatasi dikarenakan ini merupakan jalur ekonomi masyarakat menuju ke pasar dan jalur untuk pendidikan,” kata Sapto Purnomo saat ditemui awak media di lokasi longsor, Selasa (21/1/2025).

    Sapto Purnomo menambahkan, jalur tersebut merupakan akses utama warga antar lima dusun, yaitu Dusun Porot, Batursari, Nglarangan, Gletuk, Krecek. Sehingga atas putusnya akses jalan ini sangat mengganggu aktivitas warga.

    “Dusun Porot itu terdapat empat sekolahan dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA. Belum lagi, di bawahnya ada beberapa dusun seperti Dusun Batursari, Nglarangan, Gletuk, Krecek itu yang akses pendidikan melewati jalur tersebut,” tambahnya.

    “Ini jalur terdekat satu-satunya. Karena tertutup longsor, maka kami kalau mau ke sekolah itu harus muter sampai 10 kilometer,” ujarnya.

    Atas musibah tersebut, pihaknya berharap kepada pemerintah Kabupaten Temanggung untuk segera turun tangan membersihkan material tanah longsor menggunakan alat berat, mengingat jalur tersebut sangat vital.

  • BPBD Jatim Ingatkan Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Bulan, Daerah Mana Saja?

    BPBD Jatim Ingatkan Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Bulan, Daerah Mana Saja?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur hingga akhir bulan ini. Bahkan, bisa sampai Februari 2025.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengungkapkan, pihaknya telah meminta ke BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca.

    “Sehingga, kami sudah minta ke BMKG untuk perpanjangan waktu operasi modifikasi cuaca. Dan, surat dari Pak Pj Gubernur Jawa Timur sudah dikirim, dan cuaca ekstrem ini menjadi perhatian dalam hal penanganan banjir dan hujan yang intensitas tinggi di wilayah-wilayah yang berpotensi,” kata Gatot kepada beritajatim.com di kantornya, Selasa (21/1/2025).

    Gatot mengatakan, modifikasi cuaca akan difokuskan di titik-titik yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

    “Kami memodifikasi cuaca di wilayah-wilayah yang masih mengalami banjir di antaranya ada Ngawi dan Bangkalan. Itu sudah beberapa hari terjadi banjir, termasuk di wilayah Sidoarjo, khususnya Tulangan maupun Candi sudah beberapa hari banjir,” katanya.

    “Memang seperti di wilayah Candi kondisi datarannya rendah, sehingga jadi tempat untuk genangan air agak lama dan sedang diupayakan oleh teman-teman dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mengeruk dan juga menarik air untuk dibuang ke laut melalui pompa yang disiapkan. Itu selain menunggu modifikasi cuaca yang belum dilakukan,” tambahnya.

    Lebih lanjut Gatot juga mengatakan, BPBD bersama Dinas PUSDA Jatim melakukan pembersihan di sungai-sungai tempat aliran air menuju laut, agar tidak terjadi sumbatan-sumbatan.

    “Selain modifikasi cuaca, upaya yang dilakukan dengan OPD teknis terkait untuk melakukan kerja bakti bersama, membersihkan area sungai yang banyak sampahnya termasuk eceng gondok dan juga memang yang paling penting adalah normalisasi sungai,” ungkapnya.

    “Tetapi kan normalisasi sungai memang membutuhkan biaya mahal, hingga hari ini yang bisa dijangkau dalam jangka pendek adalah pembersihan alur-alur sungai yang ada di wilayah Jawa Timur oleh kabupaten/kota maupun pemerintah provinsi sampai akhir Februari,” tambahnya.

    Gatot mengimbau warga juga turut aktif menjaga dan membersihkan lingkungan sekitar agar tidak terjadi banjir di saat terjadi cuaca ekstrem.

    “Sehingga, untuk masyarakat perlu mengantisipasi bersama untuk turut aktif menjaga lingkungan. Apalagi puncak musim hujan ini masih terjadi, sehingga dampak selain banjir adalah adanya potensi longsor di beberapa wilayah yang notabene berada di lereng bukit atau gunung,” jelasnya.

    “Dan, untuk masyarakat berhati-hati juga, karena ada potensi banjir rob di pesisir yang menyebabkan wilayah-wilayah sekitar pesisir banjir,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Tanah Longsor di Denpasar, Basarnas Sebut Semua Korban Sudah Dievakuasi

    Tanah Longsor di Denpasar, Basarnas Sebut Semua Korban Sudah Dievakuasi

    Denpasar, Beritasatu.com – Proses evakuasi korban tanah longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, telah selesai dilaksanakan. Sebanyak delapan korban telah berhasil dievakuasi, dengan rincian tiga korban selamat dan lima korban lainnya ditemukan meninggal dunia. Korban selamat adalah Frengki, Nado, dan Rokim, sementara korban pertama yang ditemukan meninggal dunia adalah Didik.

    Evakuasi dimulai pada pukul 10.00 Wita, ketika korban atas nama Dwi ditemukan dan berhasil dievakuasi pada pukul 10.50 Wita. Sekitar 15 menit setelahnya, korban kedua, Wit, ditemukan dan dievakuasi pada pukul 11.22 Wita. Korban ketiga, Kresno ditemukan sekitar pukul 15.30 Wita dan berhasil dievakuasi pada pukul 16.00 Wita. Korban terakhir, Sarif, ditemukan pada pukul 16.35 Wita dan dievakuasi sekitar pukul 16.45 Wita.

    Proses evakuasi korban Kresno dan Sarif memakan waktu lebih lama, karena posisi keduanya cukup jauh dari rumah, dan tim evakuasi harus menggunakan alat berat (ekskavator) untuk menggali timbunan tanah yang tinggi.

    Selain itu, hujan yang mengguyur lokasi pencarian semakin memperumit proses evakuasi. Tim juga melibatkan anjing pelacak K-9 milik Polda Bali untuk menemukan dua korban terakhir.

    “Kendala evakuasi korban terakhir adalah karena posisi korban jauh dari lokasi sebelumnya, dengan adanya lubang di bawah tanah yang menyulitkan pencarian. Kami menggunakan excavator karena timbunan tanah sangat tinggi,” kata Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya kepada awak media, Senin (20/1/2025).

    Petugas Basarnas memastikan tidak ada korban lain yang tertimbun di lokasi tersebut, berdasarkan keterangan dari kerabat korban yang menyebutkan bahwa delapan orang mengalami musibah ini.

    “Semua korban sudah dievakuasi. Korban terakhir ditemukan dalam kondisi utuh, sementara korban ketujuh mengalami sedikit luka di bagian kepala,” jelas Sidakarya.

    Dengan selesainya operasi evakuasi, Sidakarya mengungkapkan bahwa operasi SAR resmi dihentikan setelah briefing dan evaluasi. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada tim SAR gabungan, aparat kepolisian, dan aparat desa yang telah berpartisipasi dalam upaya penyelamatan ini.

    Keseluruhan korban yang meninggal dunia dibawa ke RS Prof Ngoerah. Proses evakuasi melibatkan berbagai instansi, termasuk PMI Kota Denpasar, BPBD Provinsi Bali, dan Biddokkes Polda Bali.

  • Kesaksian Korban Selamat Saat Longsor Tewaskan 5 Orang di Bali
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        20 Januari 2025

    Kesaksian Korban Selamat Saat Longsor Tewaskan 5 Orang di Bali Denpasar 20 Januari 2025

    Kesaksian Korban Selamat Saat Longsor Tewaskan 5 Orang di Bali
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Musibah
    tanah longsor
    terjadi di Jalan Kendedes, Ubung, Kecamatan
    Denpasar
    Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Senin (20/1/2025) pagi.
    Peristiwa ini mengakibatkan lima orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka ringan.
    Viki Fernando (18), salah satu korban yang selamat menyebut, bencana itu terjadi saat dia sedang mengganti pakaian untuk berangkat kerja.
    “Mau berangkat kerja, saya ganti baju.
    Pak
    Kresno dan
    Pak
    Wito masak,
    Mas
    Dwi main ponsel.
    Pak
    Syarif lagi tidur,
    kan
    kakinya bengkak, tidak bisa ke mana-mana.”
    “Itu langsung longsor itu. Akhirnya kena semua,” ungkap Viki saat ditemui di lokasi pengungsian sementara.
    Saat kejadian, tembok penyangga tebing setinggi kurang lebih 20 meter yang berada di belakang rumah kos-nya tiba-tiba roboh.
    Akibatnya, tebing longsor menerjang rumah kos yang terdiri dari empat kamar tersebut.
    Viki bersama rekannya berupaya menyelamatkan diri, sedangkan Syarif masih tertidur pulas akibat penyakit asam urat yang dideritanya.
    Viki dan dua rekannya, Rokim dan Frengki, sempat tertimbun material longsor, tetapi berhasil menyelamatkan diri.
    “Kena (reruntuhan material longsor), ada sela-selanya itu naik aku.
    Mas
    Rokim juga ketiban (tapi tertolong),” sambung dia.
    Bencana longsor terjadi sekitar pukul 07.10 Wita dan menimpa rumah kos yang dihuni oleh delapan orang buruh bangunan.
    Identitas lima korban yang tewas dalam musibah ini adalah Didik, Syarif (50), Kresno (55), Dwi (25), dan Wito (50). Sementara itu, tiga korban yang selamat adalah Frengki, Nado, dan Rokim.
    Kini, pihak berwenang masih melakukan penanganan dan evakuasi di lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usai Mandikan Cucu, Nenek di Kupang Tewas Tertindih Rumahnya yang Longsor
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Januari 2025

    Usai Mandikan Cucu, Nenek di Kupang Tewas Tertindih Rumahnya yang Longsor Regional 20 Januari 2025

    Usai Mandikan Cucu, Nenek di Kupang Tewas Tertindih Rumahnya yang Longsor
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    – JBE, seorang nenek berusia 58 tahun asal Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas setelah rumah yang ditempatinya terkena longsor.
    “Kejadiannya tadi pagi sekitar pukul 07.00 Wita di RT 007 RW 002, Kampung Amanuban, Kelurahan Oebufu,” kata Kepala Kepolisian Resor Kupang Komisaris Besar Polisi Aldinan Manurung kepada
    Kompas.com,
    Senin (20/1/2025).
    Aldinan menuturkan, kejadian berawal pada Senin pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
    Setelah JBE selesai memandikan cucunya, dia kembali ke dapur.
    Namun, tak lama kemudian, terdengar bunyi gemuruh dan terjadi reruntuhan pada tembok penahan yang menimpa bangunan dapur di bawahnya.
    “Anak kandung korban berinisial DBE datang dan melihat ibunya sudah tertimbun bangunan yang roboh,” ungkap Aldinan.
    Dia lalu berteriak meminta tolong kepada keluarga, tetangga, dan warga sekitar.
    Warga mulai berdatangan dan bersama-sama berusaha mengevakuasi JBE dengan cara membongkar dan mengangkat reruntuhan tembok penahan yang menimpa tubuhnya.
    JBE langsung dilarikan ke Rumah Sakit Leona Kupang dan sempat mendapat pertolongan medis.
    Namun, nyawanya tak bisa diselamatkan karena mengalami patah tulang belakang dan tulang leher.
    “Bencana tanah longsor terjadi akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir sehingga menyebabkan tekstur tanah menjadi lembap, dan diketahui lokasi rumah korban termasuk beberapa rumah lainnya berada pada ketinggian serta kemiringan. Rata-rata bangunan rumah pada lokasi tersebut dibangun secara paralel ke bawah,” ungkap Aldinan.
    Dia pun meminta warga, khususnya di RT 007 RW 002, agar selalu waspada pada musim hujan saat ini, sehingga bisa diantisipasi dan diminimalisasi kejadian serupa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.