Topik: longsor

  • Rumah Sarinah Bagian Belakang Rusak Tertimbun Longsor, Ada 2 Titik di Gembongan Kabupaten Semarang

    Rumah Sarinah Bagian Belakang Rusak Tertimbun Longsor, Ada 2 Titik di Gembongan Kabupaten Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Dua peristiwa longsor terjadi secara bersamaan di Dusun Gembongan, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

    Yang terdampak dari longsor tersebut adalah satu rumah warga rusak dan jalan lingkungan di dusun tersebut susah dilewati karena tertimbun material longsoran.

    Warga setempat pun diminta tetap waspada saat terjadi hujan deras, terlebih komplek permukiman berada di lereng perbukitan.

    Longsor kembali melanda Kabupaten Semarang.

    Kali ini di Dusun Gembongan, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu.

    Itu terjadi pada Senin (27/1/2025) sekira pukul 14.30 di dua lokasi berbeda.

    Meskipun tidak ada korban jiwa, satu rumah warga mengalami kerusakan dan jalan lingkungan tertimbun material longsoran serta batang pohon.

    “Bangunan yang rusak milik Sarinah, di bagian kamar mandi dan dapur.”

    “Penyebabnya talud penyangga ambrol dan terbawa longsor,” ungkap Kepala Dusun Gembongan, Jati Sulistyo, Selasa (28/1/2025).

    Jati Sulistyo menjelaskan bahwa longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

    “Talud penyangga bangunan setinggi enam meter tersebut ambrol dan nyaris menimpa bangunan rumah warga lain yang ada di bawahnya,” tambah dia.

    Menurut Jati Sulistyo, rumah yang berada di bawahnya tidak mengalami kerusakan signifikan, meskipun terkena limpahan material longsoran. 

    “Namun hanya terdampak limpahan material longsoran,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Brongkol, Heru Sandhora menambahkan bahwa di Dusun Gembongan terdapat dua titik longsor.

    Selain longsor yang mengakibatkan kerusakan pada rumah Sarinah, satu titik longsor lainnya terjadi di tebing jalan dusun.

    “Akibatnya, material longsor berupa tanah menutup jalan lingkungan,” ungkap Heru Sandhora.

    Dia juga mengingatkan bahwa Dusun Gembongan memiliki karakteristik bangunan permukiman di lereng dan perbukitan.

    “Mengingat kondisi curah hujan yang masih tinggi, kami mengimbau warga untuk selalu waspada saat hujan  intensitas lebat,” kata dia. (*)

  • Longsor di Kabupaten Semarang Merusak Sebuah Rumah, Sarinah Jadi Korban

    Longsor di Kabupaten Semarang Merusak Sebuah Rumah, Sarinah Jadi Korban

    TRIBUNJATENG.COM – Satu rumah warga mengalami kerusakan dalam peristiwa longsr di Kabupaten Semarang.

    Peristiwa longsor ini terjadi di Dusun Gembongan, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu. 

    Kejadian tersebut terjadi pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 14.30 WIB di dua lokasi berbeda.

    Meskipun tidak ada korban jiwa, satu rumah warga mengalami kerusakan, dan jalan lingkungan tertimbun material longsoran serta batang pohon.

    “Bangunan yang rusak milik Sarinah, di bagian kamar mandi dan dapur. Penyebabnya talud penyangga ambrol dan terbawa longsor,” ungkap Kepala Dusun Gembongan, Jati Sulistyo, pada Selasa (28/1/2025).

    Jati menjelaskan bahwa longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

    “Talud penyangga bangunan setinggi enam meter tersebut ambrol dan nyaris menimpa bangunan rumah warga lain yang ada di bawahnya,” tambahnya.

    Menurut Jati, rumah yang berada di bawahnya tidak mengalami kerusakan yang signifikan, meskipun terkena limpahan material longsoran.

    “Namun hanya terdampak limpahan material longsoran,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Brongkol, Heru Sandhora, yang dikonfirmasi saat memimpin gotong-royong pembersihan material longsor, menambahkan bahwa di wilayah Dusun Gembongan terdapat dua titik longsor.

    Selain longsor yang mengakibatkan kerusakan pada rumah Sarinah, satu titik longsor lainnya terjadi di tebing jalan dusun.

    “Akibatnya, material longsor berupa tanah menutup jalan lingkungan,” ungkap Heru.

    Heru juga mengingatkan bahwa Dusun Gembongan memiliki karakteristik bangunan pemukiman yang berdiri di lereng dan perbukitan.

    “Mengingat kondisi curah hujan yang masih tinggi, saya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada saat hujan dengan intensitas lebat,” kata dia. (*)

  • Dua Titik Longsor di Dusun Gembongan, Semarang: Warga Diimbau Waspada

    Dua Titik Longsor di Dusun Gembongan, Semarang: Warga Diimbau Waspada

    Dua Titik Longsor di Dusun Gembongan, Semarang: Warga Diimbau Waspada
    Tim Redaksi
    UNGARAN, KOMPAS.com –

    Longsor
    kembali melanda
    Kabupaten Semarang
    , kali ini di
    Dusun Gembongan
    , Desa Brongkol, Kecamatan Jambu.
    Kejadian tersebut terjadi pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 14.30 WIB di dua lokasi berbeda.
    Meskipun tidak ada korban jiwa, satu rumah warga mengalami kerusakan, dan jalan lingkungan tertimbun material longsoran serta batang pohon.
    “Bangunan yang rusak milik Sarinah, di bagian kamar mandi dan dapur. Penyebabnya talud penyangga ambrol dan terbawa
    longsor
    ,” ungkap Kepala Dusun Gembongan, Jati Sulistyo, pada Selasa (28/1/2025).
    Jati menjelaskan bahwa longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
    “Talud penyangga bangunan setinggi enam meter tersebut ambrol dan nyaris menimpa bangunan rumah warga lain yang ada di bawahnya,” tambahnya.
    Menurut Jati, rumah yang berada di bawahnya tidak mengalami kerusakan yang signifikan, meskipun terkena limpahan material longsoran. “Namun hanya terdampak limpahan material longsoran,” imbuhnya.
    Sementara itu, Kepala Desa Brongkol, Heru Sandhora, yang dikonfirmasi saat memimpin gotong-royong pembersihan material longsor, menambahkan bahwa di wilayah Dusun Gembongan terdapat dua titik longsor.
    Selain longsor yang mengakibatkan kerusakan pada rumah Sarinah, satu titik longsor lainnya terjadi di tebing jalan dusun. “Akibatnya, material longsor berupa tanah menutup jalan lingkungan,” ungkap Heru.
    Heru juga mengingatkan bahwa Dusun Gembongan memiliki karakteristik bangunan pemukiman yang berdiri di lereng dan perbukitan.
    “Mengingat kondisi curah hujan yang masih tinggi, saya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada saat hujan dengan intensitas lebat,” kata dia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sekda Kabupaten Pekalongan Akbar : 8 Dukuh di Kecamatan Petungkriyono Masih Terisolir

    Sekda Kabupaten Pekalongan Akbar : 8 Dukuh di Kecamatan Petungkriyono Masih Terisolir

    TRIBUNJATENG.COM, Kajen – Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar menyebutkan bahwa ada 8 dukuh, di 4 Desa yang ada di Kecamatan Petungkriyono, masih terisolir.

    Hal itu dikatakan, saat rapat bersama tanggap bencana di kantor DPRD Kabupaten Pekalongan.

    “Akibat tanah longsor dan banjir bandang yang menghantam Kecamatan Petungkriyono, ada 8 dukuh, di 4 Desa yang ada di kecamatan masih terisolir.”

    “Terisolir karena akses jalan masih tertutup longsoran, dan jembatan yang putus,” kata Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar, Selasa (28/1/2025).

    Kemudian, setelah dihentikannya operasi pencarian korban tanah longsor, di masa sisa hari darurat ini Pemkab Pekalongan masih memfokuskan untuk pembukaan akses jalan di Petungkriyono.

    “Masa darurat sampai tanggal 3 Februari 2025, target semua akses jalan di Petungkriyono terbuka,” imbuhnya.

    Lalu, untuk membuka akses ke Petungkriyono yang terisolir akibat putusnya Jembatan Tembelan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Pekalongan akan bangun jembatan bailey.

    “Akses menuju ke Kecamatan Petungkriyono dari arah bawah atau Doro putus total. Sebab, ada jembatan putus di Desa Kayupuring.”

    “Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dan PU telah survei ke lokasi. Kita akan buat jembatan bailey di sana agar akses kembali bisa dilalui,” ujarnya.

    Lalu, untuk bencana yang dibawah seperti di Kecamatan Kedungwuni, Wonopringgo, Tirto, dan Wonokerto.

    “Saat ini masih konsentrasi untuk pembersihan lumpur. Satu hingga 3 hari ini untuk pembersihan lumpur selesai,” katanya.

    Sementara itu, Hadi Surono Camat Petungkriyono mengatakan, berdasarkan data ada 13 jembatan yang putus di wilayah Kecamatan Petungkriyono.

    Lalu, ada tiga jembatan yang harus diganti jembatan baru, dan ada tiga jembatan yang harus diperbaiki.

    “Saat ini akses masih lewat Banjarnegara, butuh waktu 3-4 jam. Apabila, jembatan bailey dibangun hanya waktu 1,5 jam bisa sampai Petungkriyono,” katanya.

    Saat ini tim gabungan masih melakukan kerja bakti untuk membuka akses jalan yang masih tertutup dengan menggunakan alat seadanya.

    “Alat berat saat ini di Kecamatan Petungkriyono ada 10 unit, 8 alat berat menangani jalur ke arah Doro, dan membuka jalan darurat. Untuk dua alat berat ke Desa Yosorejo, Sawang ronggo, dan Sangodadi yang masih terisolir,” tambahnya. (Dro)

  • Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Ngawi (beritajatim.com) – Jalan penghubung utama Ngawi-Magetan, Jawa Timur, mengalami longsor dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga sore pada Senin (27/1/2025). Seluruh kendaraan yang melintas diwajibkan untuk berhati-hati.

    Longsor ini terjadi di Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Selasa (28/01/2025) siang hari. Bahu jalan sepanjang lebih dari 50 meter longsor ke jurang dengan kedalaman mencapai 30 meter.

    Jalan alternatif tersebut kini hanya bisa dilewati secara bergantian, sehingga pengendara yang melintas harus ekstra waspada. Untuk mencegah kecelakaan, warga setempat telah memasang rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi longsor, terlebih karena jalur ini berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan yang menurun.

    Salah seorang warga, Saifudin, menyampaikan bahwa kejadian ini berlangsung tiba-tiba setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    “Saat itu hujan deras sejak pagi, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dan jalan ini longsor ke jurang. Panjang area longsornya cukup besar,” ujar Saifudin.

    Sementara itu, Harnowo, perangkat Desa Karanggupito, menjelaskan bahwa retakan kecil di jalan tersebut sebenarnya sudah terlihat sebelum kejadian.

    “Hujan deras terus menerus menyebabkan tanah tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi longsor sepanjang 50 meter dengan kedalaman 30 meter. Padahal, jalan ini adalah penghubung penting antara Ngawi dan Magetan,” kata Harnowo.

    Warga dan para pengguna jalan mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan. Mereka khawatir kondisi longsor akan semakin parah mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi. [fiq/beq]

  • Hujan Deras Picu Longsor di Lereng Bromo Pasuruan, Pura dan Rumah Warga Rusak

    Hujan Deras Picu Longsor di Lereng Bromo Pasuruan, Pura dan Rumah Warga Rusak

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Pasuruan pada Senin (27/1/2025) sore mengakibatkan bencana tanah longsor di Desa Ngadirejo, Kecamatan Tutur.

    Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum dan rumah warga.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa longsor terjadi di dua titik, yaitu Dusun Ledok Kepor dan Dusun Kletak.

    “Longsor ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dalam waktu yang cukup lama sehingga tanah tidak mampu menahan beban air,” jelasnya, Selasa (28/1/2025).

    Salah satu lokasi yang terdampak parah adalah Pura Satya Dharma di Dusun Ledok Kepor. Tembok penahan tanah (TPT) di pura tersebut mengalami kerusakan cukup parah dengan panjang sekitar 10 meter dan tinggi 4 meter. Selain itu, rumah milik Pak Supangat di Dusun Kletak juga mengalami kerusakan pada bagian atap dan tembok.

    “Kerugian akibat bencana ini ditaksir mencapai Rp10 juta. Alhamdulillahnya dalam kejadian ini gak ada korban jiwa,” ungkap Sugeng.

    BPBD Kabupaten Pasuruan telah menerjunkan tim ke lokasi bencana untuk melakukan asesmen dan memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan penanganan lebih lanjut.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan longsor. “Kami mengimbau warga untuk segera melaporkan jika terjadi tanda-tanda bahaya seperti retakan tanah atau munculnya mata air baru,” ujar Sugeng.

    Pemerintah Kabupaten Pasuruan akan terus memantau kondisi cuaca dan melakukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang. Warga juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan sekitar agar tetap aman dan nyaman. (ada/ted)

  • Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Selama sepekan kedepan, Kabupaten Bojonegoro diprakirakan berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Dampaknya, bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Sehingga masyarakat diimbau agar lebih waspada.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Jawa Timur itu sesuai dengan surat imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo.

    Dalam surat imbauan bernomor e.B/ME.02.04/006/KSUB/I/2025 tentang Kewaspadaan Cuaca Ekstrem di Jatim itu disebut terjadi antara 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025.

    “Cuaca ekstrem ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es, pada periode 27 Januari 2025-5 Februari 2025,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” terangnya.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Lantaran hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya
    jarak pandang.

    “Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stametjuanda.bmkg.go.id/radar/, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Kemensos Kirim Logistik untuk Korban Longsor di Mamuju Sulbar – Halaman all

    Kemensos Kirim Logistik untuk Korban Longsor di Mamuju Sulbar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Minggu (26/1/2025) malam mengakibatkan tanah longsor di Dusun Tamasapi, Kelurahan Mamunyu.

    Longsor yang terjadi sekitar pukul 23.15 WITA tersebut mengakibatkan dua rumah tertimbun material, menewaskan empat orang dan melukai empat lainnya.

    Korban meninggal dunia diidentifikasi sebagai Nurlela (24), Nasril (40), Aisyah (4), dan Salsabila (balita). 

    Untuk korban luka-luka, yaitu Syahrul (50), Irawati (40), Fahri (30), dan Ajeng (13), telah mendapatkan penanganan medis di RS Bhayangkara dan RSUD Mamuju. 

    Jenazah korban meninggal berhasil ditemukan setelah upaya pencarian intensif oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Sosial, Tagana Sulawesi Barat, dan relawan.

    Medan lokasi longsor yang terjal dan sulit dijangkau menjadi tantangan besar bagi tim evakuasi. Jalan menuju lokasi hanya bisa diakses dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer, di tengah kondisi hujan yang terus mengguyur dan membuat jalanan licin. 

    Pemerintah Daerah Sulawesi Barat telah menurunkan alat berat untuk membuka akses yang tertutup material longsor, namun proses pembersihan masih berlangsung.

    Kondisi cuaca di Kabupaten Mamuju masih dilaporkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, yang meningkatkan risiko bencana susulan. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar lokasi diminta untuk tetap waspada.

    Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Kementerian Sosial bergerak cepat memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. 

    “Begitu kami menerima laporan bencana, tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung dikerahkan ke lokasi. Mereka bekerja bahu-membahu dengan Dinas Sosial setempat untuk mengevakuasi korban, membersihkan material longsor, dan mendistribusikan bantuan darurat,” ujar Mensos Saifullah Yusuf.

    Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, tenda darurat, selimut, tikar, serta kebutuhan dasar lainnya untuk masyarakat terdampak.

    Selain itu, layanan dukungan psikososial diberikan kepada para korban, khususnya anak-anak dan keluarga yang mengalami trauma akibat bencana. 

    “Kami memastikan masyarakat tidak hanya menerima bantuan material, tetapi juga pendampingan emosional untuk mengurangi dampak psikologis dari tragedi ini,” kata Mensos.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Kementerian Sosial tidak hanya hadir dalam situasi darurat, tetapi juga akan terus mendampingi masyarakat hingga proses pemulihan selesai. 

    “Kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan bantuan hingga kondisi mereka pulih. Komitmen kami adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka tetap terjaga,” kata Mensos.

    Kementerian Sosial mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih berlangsung.

  • Harga Emas Antam Hari Ini Longsor Rp 12.000 Per Gram

    Harga Emas Antam Hari Ini Longsor Rp 12.000 Per Gram

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam hari ini melemah pada awal perdagangan Selasa (28/1/2025).

    Melansir Logam Mulia, harga emas Antam hari ini turun Rp 12.000 menjadi Rp 1,579 juta per gram. Sementara, harga buyback pada Selasa (27/1/2025) turun Rp 10.000 menjadi Rp 1,447 juta per gram.

    Berikut harga emas Antam pada Selasa pagi hari ini:

    – Harga emas 0,5 gram: Rp 848.500.
    – Harga emas 1 gram: Rp 1.579.000.
    – Harga emas 2 gram: Rp 3.138.000.
    – Harga emas 3 gram: Rp 4.678.000.
    – Harga emas 5 gram: Rp 7.789.000.
    – Harga emas 10 gram: Rp 15.500.000.
    – Harga emas 25 gram: Rp 38.578.500.
    – Harga emas 50 gram: Rp 77.055.000.
    – Harga emas 100 gram: Rp 153.990.000.
    – Harga emas 250 gram: Rp 384.587.000.
    – Harga emas 500 gram: Rp 768.875.000.
    – Harga emas 1.000 gram: Rp 1.537.600.000.

    Potongan pajak pembelian harga emas Antam sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017. Pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk non-NPWP. Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.

    Transaksi harga jual pembelian emas Antam dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5% untuk pemegang NPWP dan 3% untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

    Harga emas batangan Antam hari ini yang turun signifikan terjadi setelah harga emas dunia di pasar spot yang juga turun 1,3% menjadi US$ 2.735,75 per ons pada perdagangan, Senin (27/1/2025) karena aksi likuidasi besar-besaran investor.

  • Cara Bikers Nikmati Gugusan Gunung Sumbing, Sindoro, Prau, dari Puncak Telomoyo

    Cara Bikers Nikmati Gugusan Gunung Sumbing, Sindoro, Prau, dari Puncak Telomoyo

    Jakarta

    Bikers bisa menikmati pemandangan menakjubkan berupa gugusan gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, dari puncak gunung Telomoyo, di Magelang. Bikers diperbolehkan membawa motor ke gunung ini untuk menikmati pemandangan pagi yang menakjubkan.

    Puncak Telomoyo sedang viral di media sosial belakangan ini. Soalnya, gunung yang berlokasi di Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini menawarkan pemandangan yang sangat indah, yang mana hal itu bisa diakses menggunakan moda transportasi kegemaran masyarakat Indonesia: sepeda motor.

    Menikmati gugusan gunung Sumbing, Sindoro, Prau, dari puncak Telomoyo Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Gunung Telomoyo memiliki ketinggian sekitar 1.996 mdpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato (kerucut), tetapi belum pernah tercatat meletus. Gunung yang bisa diakses melalui Dalangan, Ngablak, ini boleh didaki menggunakan kendaraan roda dua (motor), namun tidak untuk kendaraan roda empat (mobil).

    detikOto pun berkesempatan mencoba wisata pegunungan yang ramah bagi kalangan para bikers ini. Rute yang dipilih yakni Jakarta-Weleri (Kendal)-Temanggung-Telomoyo (Magelang). Sebenarnya gunung Telomoyo juga bisa diakses dari Pekalongan atau Batang. Namun di dua kabupaten tersebut sedang dilanda banjir juga longsor, sehingga pilihan yang paling aman adalah via Weleri. Jakarta ke Telomoyo via Weleri berjarak sekitar 536 km dan bisa ditempuh dalam waktu antara 12-13 jam, tanpa beristirahat.

    Sri, salah satu pemilik warung makan di Telomoyo, mengatakan, akhir-akhir ini, terutama ketika libur panjang, puncak Telomoyo selalu ramai pengunjung. Jadi, disarankan kepada para pengunjung supaya datang pagi hari sekali supaya bisa mendapatkan spot foto atau parkiran motor di puncak. Oh iya, pengelola mengenakan Rp 15 ribu untuk tiket masuk.

    Menikmati gugusan gunung Sumbing, Sindoro, Prau, dari puncak Telomoyo Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Telat-telatnya jam 5 atau 6 pagi sudah naik ke atas. Karena kalau kondisinya benar-benar sangat ramai, biasanya pengelola akan menutup sementara,” ujar Sri. Supaya tidak terlalu jauh menuju lokasi, pengunjung bisa mem-booking penginapan di sekitar lokasi. Atau jika sudah kehabisan kamar, bisa menumpang tidur sebentar di warung-warung yang berada di sekitar lokasi.

    Pengalaman detikOto, harus segera berangkat selepas subuh untuk mendapatkan tempat di atas. Di waktu-waktu itu pengunjung dari berbagai daerah biasanya sudah mulai berdatangan. Karena motor akan melewati medan ekstrem, pastikan kondisi sistem pengeremannya sehat ya.

    Jarak dari bawah hingga puncak relatif dekat dan bisa ditempuh hanya dalam beberapa menit. Jangan harap ada penyinaran yang memadai, karena sistem pencahayaan di jalur menuju puncak Telomoyo masih kurang. Selain itu waspadai juga kondisi aspal yang buruk dan sejumlah lubang jalanan yang mengintai.

    Selain menggunakan motor, pengunjung bisa mengakses puncak Telomoyo dengan mobil jip sewaan Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Usaha naik ke atas puncak Telomoyo pun memberi hasil yang memuaskan. Kami bisa menikmati udara pagi yang dingin dan segar, disertai gugusan gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau yang berjajar rapi. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat-lihat kumpulan awan yang menumpuk, membentuk seperti kapas.

    “Puas rasanya melihat pemandangan gunung di sekitar dari puncak Telomoyo. Tidak mengecewakan. Apalagi saya memang punya hobi motoran dan naik gunung. Ini bisa jadi opsi tempat tujuan touring buat para biker,” kata Wisnu yang datang jauh-jauh dari Jakarta.

    Jika enggan menggunakan motor, calon pengunjung juga bisa menikmati fasilitas mobil jip untuk menuju gunung Telomoyo. Mobil yang kebanyakan berupa Daihatsu Taft dan Daihatsu Rocky model lawas ini ditawarkan dengan biaya sewa Rp 100 ribu per orang. Maksimal satu mobil bisa dinaiki 7 orang.

    (lua/riar)