Topik: longsor

  • Ulah Konyol Polisi Gadungan di Minahasa Selatan, Takut-takuti Warga dengan Senjata Mainan

    Ulah Konyol Polisi Gadungan di Minahasa Selatan, Takut-takuti Warga dengan Senjata Mainan

    Liputan6.com, Minahasa Selatan – Polres Minahasa Selatan mengungkap kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan dengan modus mengaku sebagai anggota Polri atau polisi gadungan.

    Kapolres Minahasa Selatan AKBP David Candra Babega didampingi Kasat Reskrim AKP Ahmad AA Pratama, Kasi Humas Iptu Paebang Gama membeberkan kronologi pengungkapan kasus itu pada, Kamis (23/1/2025). 

    “Ada 3 laporan polisi terkait dengan kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan oleh tersangka yang dalam modus operandinya mengaku sebagai anggota Polri,” ungkap Kapolres Minahasa Selatan AKBP David Candra Babega.

    Tersangkanya telah diamankan sebanyak tiga orang yaitu lelaki FM (38), HP (44) dan FM (39). Ketiganya terdata sebangai warga Kota Manado, Sulut.

    David Candra Babega mengungkapkan, kasus ini terjadi di wilayah hukum Polres Minahasa Selatan pada beberapa hari lalu. Para tersangka melakukan aksinya dengan mengaku sebagai anggota Polri, membawa senjata mainan, kemudian mengancam dan memeras para korban.

    “Korban ada yang berprofesi ASN, wiraswasta dan petani. Para korban ditakut-takuti, diancam, dimintai uang bahkan hewan peliharaan,” ujar Kapolres Minahasa Selatan.

    Dari tangan para tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa senjata mainan, handphone, miras jenis Captikus dan 2 unit kendaraan minibus.

    Terhadap para tersangka dikenakan pasal 368 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.

    “Diimbau kepada masyarakat agar jangan mudah percaya dengan adanya modus seperti ini,” ujar Kapolres MInahasa Selatan.

    Apabila menemukan atau mengalami ditakut-takuti, diancam atau bahkan diperas oleh orang yang mengaku sebagai anggota Polri, segera melaporkannya kepada pihak kepolisian.

    Polres Minahasa Selatan terus melakukan pengembangan, kepada masyarakat apabila mengetahui atau menjadi korban kasus ini untuk melapor di kantor polisi terdekat.

     

    Bencana Banjir dan Longsor Kolosal Cilacap, Pemerintah Tergagap

  • Tanah Longsor di Telaga Sarangan Magetan, Ada Pohon Besar Berpotensi Tumbang

    Tanah Longsor di Telaga Sarangan Magetan, Ada Pohon Besar Berpotensi Tumbang

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengakibatkan tanah longsor di kawasan wisata Telaga Pasir Sarangan, Rabu (29/01/2025). Longsor terjadi sekitar pukul 12.04 WIB, menutupi 50% badan jalan di lokasi kejadian

    Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, tim gabungan segera melakukan upaya penanganan. “Kami melakukan penanganan tanah longsor,” ujarnya.

    Laporan awal diterima dari warga yang menghubungi call center BPBD Magetan, melaporkan adanya longsoran sepanjang sekitar 5 meter dengan ketinggian 10 meter.

    BPBD Magetan bersama tim gabungan dari TNI, Polri, Perhutani, PMI, perangkat kelurahan, serta potensi relawan segera bergerak ke lokasi. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) tiba di lokasi pada pukul 12.15 WIB untuk melakukan asesmen dan kaji cepat.

    “Pada pukul 13.00 WIB, proses pembersihan material longsor dilakukan secara gotong royong. Arus lalu lintas yang sempat terganggu akhirnya kembali normal setelah pembersihan selesai pada pukul 14.00 WIB,” kata Eka.

    Selain pembersihan tanah longsor, tim juga menemukan satu pohon jenis puspa dengan lingkar sekitar 1,5 meter yang berpotensi tumbang. Pohon tersebut berada di ketinggian sekitar 10 meter dan akan ditebang sebagai langkah mitigasi saat kondisi sudah lebih sepi dari pengunjung.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Telaga Sarangan, agar tetap waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat cuaca ekstrem. [fiq/ian]

  • Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar

    Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Masyarakat Kabupaten Blitar yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini menunggu uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Mereka kini masih menanti realisasi bantuan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.

    Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, ada 78 rumah masyarakat yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Kondisi paling parah terjadi di Desa Sambigede sebanyak 25 rumah, Desa Birowo sebanyak 27 rumah, dan Desa Kedungwungu sebanyak 12 rumah.

    Ketiga desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Binangun. Rumah yang terdampak bencana lainnya ada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, sebanyak 2 rumah, Desa Wates sebanyak 7 rumah, dan Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, sebanyak 5 rumah.

    “Ada puluhan rumah terdampak banjir di Desa Sambigede. Namun terparah ada dua rumah yang hancur akibat banjir. Semua korban saat ini belum menerima bantuan dari individu atau Pemkab Blitar,” ujar Kades Sambigede, Roihan Al Madzhar, Rabu (29/01/2025).

    Kini warga terdampak banjir dan tanah longsor pun masih menunggu kapan bantuan itu benar diberikan. Pemerintah Desa Sambigede pun memastikan bantuan bencana banjir ini akan diterima pada Februari.

    Kepastian itu didapat dari Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Blitar. Tentu saja bantuan untuk korban bencana alam dari Pemkab Blitar ini diharapkan oleh masyarakat terdampak.

    Pasalnya sejauh ini ada dua korban banjir yang rumahnya hancur dan masih menumpang di rumah saudaranya. Kondisi itu dirasakan sejak dua bulan terakhir usai tempat tinggal mereka tidak bisa dihuni lagi. Mereka hanya mendapatkan bantuan asupan makanan dari tetangganya.

    “Bantuan itu sangat penting, karena korban hanya mengandalkan uluran tangan dari Pemkab Blitar,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Disperkimtan Kabupaten Blitar, Iwan Dwi Winarto, menjelaskan bahwa bantuan stimulan untuk bencana alam belum bisa diberikan saat ini. Namun, hal itu bukannya tanpa alasan. Pihaknya mengaku terkendala pada pengadaan barang dan jasa yang kini belum bisa dilakukan oleh Pemkab Blitar. Maka dari itu, pemerintah hanya menjanjikan memberikan bantuan itu pada bulan depan.

    Disperkimtan Kabupaten Blitar sudah melakukan pemberkasan administrasi terkait bantuan tersebut. Selanjutnya hanya tinggal penyerahan bantuan kepada penerima manfaat. Pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala desa untuk fasilitasi bantuan itu.

    “Dana stimulan untuk korban banjir yang rumahnya roboh Rp 30 juta dalam bentuk non cash atau tabungan. Sedangkan, rumah yang terdampak ringan dapat bantuan Rp 15 juta. Karena uang itu bisa digunakan secara fleksibel. Untuk beli material dan kebutuhan lainnya,” pungkasnya. (owi/ian)

     

  • Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Debit air sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan kenaikan. Tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo pada papan ukur di Taman Bengawan Solo (TBS) sudah menunjukan siaga 2 atau siaga kuning pada pukul 12.00 WIB.

    Kenaikan debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu terjadi saat kondisi potensi cuaca ekstrim di Bojonegoro. Sesuai peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025 Bojonegoro masuk wilayah potensi cuaca ekstrim.

    “Meski sudah masuk siaga 2 (kuning) sampai saat ini belum ada laporan daerah yang tergenang banjir luapan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, Rabu (29/1/2025).

    Laela Noer Aeny mengungkapkan, potensi cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” ungkap Any,.sapaan akrab Laela Noer Aeny.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Berkenaan hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.

    Untuk diketahui, meski kondisi debit sungai Bengawan Solo terjadi kenaikan, sejumlah warga masih menggunakan jasa transportasi penyeberangan. Seperti yang dilakukan Muslihah asal Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Ia memilih menggunakan jasa transportasi penyeberangan karena jaraknya lebih dekat.

    Perempuan baya itu setiap hari menggunakan jasa transportasi penyeberangan Sungai Bengawan Solo saat hendak beraktivitas di pasar kota sebagai pedagang. Ia menggunakan jasa penyeberangan di Taman Bengawan Solo. “Setiap hari menyeberang sungai, lebih dekat,” ujarnya.

    Meski kondisi arus deras dan debit air tinggi ia mengaku tidak khawatir. Alasannya, menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan perahu penyeberangan itu sudah biasa dilakukan. Selain itu, di perahu juga telah disediakan pengamanan seperti rompi pelampung dan ring boy. [lus/ian]

  • Terpilih Jadi Kornas Share INH Nasional, Rama Komitmen Lanjutkan Program Kemanusiaan

    Terpilih Jadi Kornas Share INH Nasional, Rama Komitmen Lanjutkan Program Kemanusiaan

    loading…

    Muhammad Ramadhan Alatthasy terpilih sebagai Kornas Sahabat Relawan Share INH. Foto/istimewa

    JAKARTA – Pemilihan Koordinator Nasional (Kornas) Sahabat Relawan International Networking For Humanitarian (Share INH) berlangsung ketat. Muhammad Ramadhan Alatthasy Korwil Share INH Jabodetabek dan Zelza Alifvia Samudera Putri Sekretaris Share INH Nasional, adalah dua calon kuat untuk jabatan Kornas Share INH Nasional dengan masing – masing meraih 10 suara.

    Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Share INH Nasional Presiden Direktur INH Luqmanul Hakim memilih Muhammad Ramadhan Alatthasy menjadi Kornas Share INH Nasional.

    Muhammad Ramadhan Alatthasy pun resmi ‘membawa’ panji – panji atau pataka Share INH selama 3 tahun ke depan atau menjadi Kornas Share INH Nasional periode 2025-2027. Pria yang berdomisili di Desa Semplak, Kemang, Kabupaten Bogor ini mengaku akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.

    Rama sapaan akrabnya menuturkan, akan melanjutkan program Share INH Nasional sebelumnya dan dapat mengkoordinir dengan lebih baik, 13 Korwil INH mulai dari Pulau Sumatera, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tenggara.

    “Dalam jangka waktu dekat Share INH akan menyalurkan makan siang bergizi dan penyuluhan tentang bayi atau anak stunting kepada ibu-ibu warga Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” kata Rama, Rabu (29/1/2025).

    Rama menyebut di Bulan Ramadan mendatang, pihaknya akan membagi–bagikan takjil secara gratis untuk berbuka puasa ummat muslim di seluruh wilayah. “Program bagi–bagi takjil gratis di Bulan Ramadhan atau awal Bulan Maret ini program nasional yang berlangsung di 13 Korwil Share INH,” tambahnya.

    Kegiatan bagi–bagi takjil gratis ini dilanjutkan dengan safari dakwah skala nasional selama Bulan Ramadhan. Tak hanya itu, Share INH Nasional pun melakukan upaya mitigasi bencana alam tanah longsor, banjir maupun kekeringan di sejumlah wilayah.

    “Salah satu kegiatan mitigasi bencana alam, Share INH bersama organisasi lain akan melakukan penanaman rumput vertiver disepanjang Sungai Cikaso, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,” jelas Rama.

    Luqmanul Hakim mengapresiasi terlaksananya Munaslub Share INH Nasional secara demokratis dan tertib walaupun persaingan untuk menjadi Kornas sangatlah ketat.

    Luqmanul Hakim pun mengamanatkan, agar Kornas Share INH terpilih mengembangkan jalinan kerja sama nasional, baik berkolaborasi antarnon-Governmental Organization (NGO) maupun bersinergi dengan pemerintahan.

    “Selain mengkoordinir 13 Korwil Share INH, hubungan dengan NGO dan pemerintahan juga harus lebih baik lagi kedepannya,” ucapnya.

    (cip)

  • Puncak Musim Hujan Jateng Diprediksi hingga Februari, Waspada Banjir-Longsor

    Puncak Musim Hujan Jateng Diprediksi hingga Februari, Waspada Banjir-Longsor

    Jakarta

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem di Jawa Tengah. Dwikorita mengatakan puncak musim hujan diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2025.

    “Sebagian besar wilayah Jawa Tengah akan mengalami puncak musim hujan hingga Februari. Namun, puncak musim hujan ini tidak serempak, terjadi bertahap mulai November, Desember, Januari, hingga Februari. Hal ini membuat potensi bencana, seperti yang terjadi di Pekalongan, masih bisa terjadi. Oleh karena itu, langkah antisipasi terus kami tingkatkan,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

    Dwikorita mengatakan intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh beberapa fenomena atmosfer global. Diantaranya, La Nina lemah, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuatorial Kelvin dan Rossby.

    Dwikorita menyampaikan kondisi ini diperkuat oleh fenomena astronomis. Salah satunya, fase bulan baru, yang menciptakan potensi peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir.

    Selain itu, dia menjelaskan kelembapan udara yang sangat basah serta aktivitas konvektif lokal ikut memicu pembentukan awan hujan yang menjulang tinggi. Dwikorita mengatakan berbagai faktor ini menjadi pemicu utama adanya bencana banjir, tanah longsor, banjir rob, dan angin kencang di Jawa Tengah.

    “Menurut data BMKG, seluruh wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim hujan sejak Desember 2024, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025,” ujar Dwikorita.

    “Selain ancaman hujan ekstrem, BMKG juga mengidentifikasi potensi banjir rob yang dapat melanda kawasan pesisir utara dan selatan Jawa Tengah,” kata dia.

    Lebih lanjut, Dwikorita mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda awal bencana. Diantaranya, retakan tanah, rembesan air dari lereng, atau pohon yang tiba-tiba miring.

    Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat yang berada di pesisir untuk menghindari aktivitas di sekitar pantai saat terjadi pasang tinggi atau gelombang besar. Dwikorita meyakini kolaborasi dan koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat meminimalkan dampak bencana.

    “Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan keselamatan masyarakat. Informasi yang kami sampaikan bukan hanya untuk meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga untuk membantu masyarakat mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi bencana,” tutur Dwikorita.

    (amw/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gempa M 4,3 Guncang Kolaka Sulteng, BMKG: Pusat Gempa di Kedalaman 5 Km – Halaman all

    Gempa M 4,3 Guncang Kolaka Sulteng, BMKG: Pusat Gempa di Kedalaman 5 Km – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 4,3 mengguncang Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara pada pagi ini, Rabu (29/1/2025) pukul 09.02 WIB.

    Pusat gempa berada di darat, tepatnya 6 km tenggara Kabupaten Kolaka Timur pada kedalaman 5 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah:

    “Gempa (UPDATE) Mag:4.3, 29-Jan-25 09:02:45 WIB, Lok:4.08 LS, 121.80 BT (Pusat gempa berada di darat 6 km tenggara Kab. Kolaka Timur), Kedlmn:5 Km Dirasakan (MMI) III – IV Kolaka Timur, III Kolaka,” tulis BMKG di X, Rabu.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • BPBD OKU Selatan Perpanjang Status Siaga Banjir dan Longsor Hingga Maret 2025

    BPBD OKU Selatan Perpanjang Status Siaga Banjir dan Longsor Hingga Maret 2025

    OKU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, memperpanjang status siaga darurat banjir dan tanah longsor sebagai upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin.

    Kepala Pelaksana BPBD OKU Selatan Koni Ramli mengatakan, status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor diperpanjang hingga Maret 2025. Hal itu dilakukan menindaklanjuti tiga kali peristiwa bencana alam terjadi di wilayah setempat selama sepekan terakhir.

    “Selama sepekan terakhir sudah tiga kali terjadi bencana alam di OKU Selatan yaitu longsor di Desa Simpang Saga dan Desa Bedeng Tiga serta banjir hampir setinggi pinggang orang dewasa terjadi di Simpang Perkim,” katanya di Muaradua, Antara, Selasa, 28 Januari. 

    Koni menjelaskan, dalam penetapan status tersebut, pihaknya meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.

    Ratusan personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan dampak banjir dan tanah longsor.

    Selain personel, pihaknya pun menyiapkan peralatan penanggulangan bencana alam mulai dari perahu karet, perahu fiber hingga tenda pengungsian untuk para korban.

    Sementara, berdasarkan hasil pemetaan terdapat sembilan kecamatan di daerah itu rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan.

    Sembilan kecamatan itu meliputi Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan, Mekakau Ilir dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT).

    Kemudian, Kecamatan Muaradua Kisam, Kisam Tinggi, Kisam Ilir, dan sebagian wilayah Pulau Beringin meliputi Sindang Danau serta Kecamatan Sungai Are.

    Daerah-daerah ini dipetakan rawan terjadi banjir dan tanah longsor saat musim hujan karena berada di dataran tinggi dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).

    “Kami juga meminta kepada masyarakat di OKU Selatan khususnya yang bermukim di daerah rawan banjir dan tanah longsor untuk meningkatkan kewaspadaan agar bencana alam tidak menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.

  •  Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

     Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN — Pencarian korban longsor dan banjri bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terus dilakukan.

    Hingga Minggu (26/1), sudah ada 25 korban yang berhasil dievakuasi dan dalam kondisi keadaan meninggal dunia. Adapun masih ada satu orang yang belum ditemukan.

    Satu korban, M Nasrullah Amin (38), warga Kelurahan Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, diangkat, pada Sabtu (25/1) pukul 09.34.

    Korban kedua, Tigar Hapriyanto (34), warga Denasri Kulon, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, diangkat tiga menit kemudian.

    Anggota SAR Bumi Santri, Fahri Diky mengatakan, tim SAR mengalami kendala saat akan melakukan evakuasi korban yang ke-24 dan ke 25.

    Pada hari keempat pencarian, Jumat (24/1), tim SAR gabungan sudah menemukan tiga korban, yakni satu korban di rumah Sekdes Kasimpar dan dua korban di area Allo Kafe.

    “Akan tetapi, yang berhasil dievakuasi hanya satu, atas nama Aurel. Adapun dua korban lagi belum dievakuasi karena korban tertimpa batu, dan bangunan,” kata Fahri kepada Tribun Jateng.

    Fahri menjelaskan, kendala yang dihadapi tim SAR gabungan yaitu di lokasi hujan, kabut tebal, akses yang susah, dan ditambah lagi korban ke-24 dan ke-25 ini terhimpit antara ujung jembatan dan beton.

    “Korban ke-24 terlihat bagian pinggang ke atas dan korban ke-25 terlihat dari pinggang ke bawah,” jelasnya.

    Tim SAR gabungan saat itu masih menggunakan alat manual untuk melakukan pencarian, di antaranya Rotariso, alkon, hammer, jack hammer manual, linggis, cangkul, dan sekop.

    Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono mengatakan, operasi pencarian pada hari ke-5 terpaksa dihentikan lebih cepat.

    Hal tersebut dilakukan karena hujan yang turun dengan intensitas tinggi mengguyur area pencarian.

    “Personel SAR gabungan terpaksa kami tarik karena hujan deras dan kami hentikan untuk hari ini (Sabtu—Red). Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan tim gabungan” ujar Budiono.

    Dia mengungkapkan, tim SAR gabungan mengalami kendala saat hendak mengevakuasi korban ke-24 dan ke-25, yang terhimpit material longsor berupa batu besar.

     “Segala cara untuk bisa menyingkirkan bebatuan yang menghimpit kedua korban dengan peralatan yang ada seperti peralatan extrikasi.

    Untuk excavator belum bisa digunakan karena lokasi masih tidak aman untuk penggunaan excavator,” ungkapnya.

    Dengan ditemukannya dua korban tersebut maka jumlah total korban yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia menjadi 25 orang.

    Adapun satu korban yang masih dalam pencarian, yakni M Teguh Imanto.

    Dia menambahkan, sejak pencarian korban tanah longsor pada hari ke-4, setiap selesai bertugas tim SAR gabungan disemprot dengan cairan disinfektan sebagai langkah pencegahan timbulnya penyakit akibat pembusukan mayat.

    “Kami selalu menjaga kesehatan dari para personil SAR gabungan karena yang utama adalah keselamatan personel kami. Jangan sampai selesai operasi SAR, para personel jatuh sakit,” tambahnya. (dro) 

  • Video Longsor di 2 Titik Lereng Gunung Kelir Semarang Hari Ini Jalan Tertutup Timbunan Tanah

    Video Longsor di 2 Titik Lereng Gunung Kelir Semarang Hari Ini Jalan Tertutup Timbunan Tanah

    Berikut ini video longsor di 2 titik Lereng Gunung Kelir Semarang hari ini jalan tertutup timbunan tanah.

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Semarang menyebabkan terjadinya tanah longsor di dua titik di Dusun Gembongan, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu pada Senin (27/1/2025) sore.

    Akibatnya, sebuah jalan dusun di sana tertutup timbunan tanah, bebatuan serta pohon yang tumbang.

    Sedangkan di titik lainnya, bagian kamar mandi dan dapur rumah milik warga, Sarinah, roboh dan ambles akibat terbawa longsor.

    Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.

    Para anggota TNI-Polri, relawan PMI dan Tagana bersama-sama datang ke lokasi untuk melakukan pembersihan material longsor di sana pada Selasa (28/1/2025) pagi.

    Kepala Desa (Kases) Brongkol, Heru Sandhora mengatakan, kontur tanah di desa yang dipimpinnya tersebut tergolong rawan longsor.

    Hal itu mengingat permukiman di desa tersebut berada di lereng Gunung Kelir.

    “Di desa kami ada beberapa dusun yang kontur tanahnya lereng-lereng, sehingga memang tidak bisa dipungkiri rawan longsor.

    Yang rawan empat dusun, yaitu Gembongan, Gertas, Cantingan dan Tabah Gunung,” kata Heru kepada Tribunjateng.com.

    Dia menambahkan, pihaknya bersama warga dan unsur lainnya tengah berupaya membersihkan saluran air dan membuat biopori untuk meminimalisir derasnya aliran air saat hujan.

    “Kami selalu mensosialisasikan terkait anggaran dana desa melalui musrenbang desa, mengerucutkan mana yang sangat dibutuhkan ketika musim hujan atau kemarau,” pungkas dia. (*)