Topik: longsor

  • Hujan Deras dan Angin Kencang, Pagar Tembok di Jepara Ambrol, Kerugian Rp 30 Juta

    Hujan Deras dan Angin Kencang, Pagar Tembok di Jepara Ambrol, Kerugian Rp 30 Juta

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pagar tembok di Desa Kecapi RT 19 RW 03, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, ambrol pada Rabu (29/1/2025) dini hari.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Kapolsek Tahunan, AKP Ginyono, menyampaikan bahwa pagar tembok yang roboh merupakan milik H Ibnu Malik, warga setempat.

    Ia menjelaskan bahwa hujan deras dan angin kencang menjadi penyebab utama robohnya pagar tersebut.

    “Awalnya, sekitar pukul 02.00 WIB terjadi hujan deras disertai angin kencang. Kemudian, pada pukul 02.30 WIB, pagar tembok tersebut ambrol,” ujar AKP Ginyono kepada Tribunjateng.com, Kamis (30/1/2025).

    Warga sekitar yang mendengar suara keras langsung mengecek lokasi dan mendapati pagar tembok milik korban sudah roboh dan sebagian mengalami longsor.

    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai Rp 30 juta.

  • Ribuan Warga Gorontalo Terdampak Banjir, Pemkab Salurkan Bantuan Darurat

    Ribuan Warga Gorontalo Terdampak Banjir, Pemkab Salurkan Bantuan Darurat

    Liputan6.com, Gorontalo – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gorontalo selama sepekan terakhir mengakibatkan banjir meluas di tiga kecamatan, yaitu Limboto, Telaga Jaya, dan Tilango.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, sebanyak 3.978 jiwa dari 1.455 kepala keluarga (KK) terdampak banjir dengan 915 unit rumah terendam.

    Ketinggian air di sejumlah titik bervariasi antara 50 cm hingga 1 meter, akibat meluapnya Danau Limboto yang dipicu tingginya intensitas curah hujan.

    Kondisi ini memaksa banyak warga untuk mengungsi ke posko-posko yang telah disediakan oleh pemerintah.

    Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo Udin Pango, mengungkapkan bahwa proses evakuasi dan pendistribusian bantuan darurat terus dilakukan.

    “Kami telah menyalurkan makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan kebutuhan dasar untuk para pengungsi. Upaya penanganan banjir masih terus kami intensifkan,” katanya.

    Meski bantuan telah mulai disalurkan, beberapa warga mengeluhkan distribusi yang belum merata.

    “Bantuan memang ada, tapi masih kurang untuk memenuhi kebutuhan semua warga terdampak. Kami berharap ada distribusi yang lebih merata,” ujar salah seorang warga di Kecamatan Telaga Jaya.

    Menanggapi hal ini, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo memastikan bahwa pemerintah daerah terus berupaya maksimal untuk menyalurkan bantuan secara cepat dan merata.

    “Kami memahami kondisi warga dan terus mengerahkan tim untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. Selain itu, masyarakat kami minta tetap waspada terhadap potensi banjir susulan,” ujarnya.

    Nelson juga menegaskan, pentingnya langkah jangka panjang untuk mencegah bencana banjir yang terus terjadi setiap musim hujan.

    Salah satu solusi yang tengah direncanakan adalah penyelesaian pembangunan kanal pengendali banjir di sekitar Danau Limboto.

    “Kanal tersebut menjadi bagian penting dalam upaya mengurangi banjir di wilayah sekitar,” tambahnya.

    Di samping penanganan darurat, warga berharap adanya program normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase sebagai langkah mitigasi jangka panjang.

    “Normalisasi sungai perlu segera dilakukan agar air tidak terus meluap ke pemukiman warga,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.

    Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di wilayah Gorontalo masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    Masyarakat diimbau untuk tetap siaga dan segera melapor kepada pihak berwenang apabila kondisi banjir semakin parah.

    Perbarui informasi Anda bersama Fokus edisi (12/07) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Siswi Jatuh dari Jembatan Rusak, Longsor dan Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi, Ramai Jasa Bordir Seragam Sekolah.

  • Pemuda Korban Tanah Longsor Pakisaji Jepara Ditemukan Meninggal, Jasad Tertimbun Tanah

    Pemuda Korban Tanah Longsor Pakisaji Jepara Ditemukan Meninggal, Jasad Tertimbun Tanah

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Tim SAR Gabungan akhirnya berhasil menemukan pemuda asal Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakisaji yang hilang dalam insiden tanah longsor di Dukuh Jabung, Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Jepara, Rabu (26/1/2025). 

    Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Kepala bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Jepara, Moh Ali Wibowo menyampaikan tim gabungan berhasil menemukan Muhammad Nurul Adzim (18), warga Dukuh Kembul Sari, Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakis Aji ditimbun tumpukan tanah.
     
    Ia mengatakan bahwa korban ditemukan sekiranya pukul 12.23 WIB, Kamis (30/1/2025).

    “Info terbaru survivor sudah ditemukan tertimbun longsoran kondisi meninggal dunia,” kata Wibowo kepada Tribunjateng, Kamis (30/1/2025).

    Atas penemuan tersebut, Tim Gabungan langsung melakukan persiapan untuk melakukan evakuasi korban.

    “Tim persiapan evakuasi dari titik penemuan ke lokasi Posko Induk, semoga berjalan lancar,” ucapnya.

    Dia menuturkan untuk jarak titik penemuan korban dari posko Kalibening sekiranya 7 – 8 Km 

    “Jarak tempuh dari titik longsor ke posko kalibening kurang lebih 7 – 8 km, waktu tempuh kisaran 4 jam,” ujarnya.

    Sebelum menemukan korban, Tim Gabungan juga sempat menemukan terpal dan barang – barang milik survivor.

    Titik koordinat LKP 6° 36′ 20″ S, 110° 51′ 34″E Dengan ketinggian 962 MDPL
    Kemiringan lereng kurleb 45°, ketinggian kurleb 150 meter, lebar 15 meter, ketebalan longsor 2 meter.

    “Sekiranya pukul 08.50 WIB, tim awal sampai di lokasi longsor, dan menemukan terpal/tenda, pada pukul  09.09 WIB menemukan identitas survivor dan barang di lokasi pada pukul 09.17 WIB ditemukan kembali tas dan alat – alat camping milik survivor,”  ujarnya.

    Sebagai informasi tambahan, dari ketiga korban dua orang dinyatakan selamat dan satu orang ditemukan meninggal dunia.

    Untuk identitas ketiga korban yaitu Muhammad Nurul Adzim (18), warga Dukuh Kembul Sari, Desa Suwawal Timur, RT05/RW02, Kecamatan Pakis Aji meninggal dunia.

    Sementara korban yang selamat yaitu Ariel Sugi Prastyo (18), warga Dukuh Krajan 2, Desa Suwawal Timur, RT04/RW04, Kecamatan Pakis Aji, dan Muhammad Robin Syahroni (19), warga Dukuh Pakis, Desa Suwawal Timur, RT02/RW02, Kecamatan Pakis Aji. (Ito)

  • Jalan di Petungkriyono Pekalongan Ambles, Ismail: Satu-satunya Jalan Utama yang Masih Tersisa

    Jalan di Petungkriyono Pekalongan Ambles, Ismail: Satu-satunya Jalan Utama yang Masih Tersisa

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Jalan yang berada di daerah Kliweran, Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan mengalami ambles.

    Jalan yang ambles itu, adalah jalan utama Petungkriyono ke Banjarnegara, dan saat ini jalan tersebut digunakan  untuk aktivitas pengiriman logistik ke korban tanah longsor dan banjir bandang Kecamatan Petungkriyono.

    Pengiriman bantuan logistik, dan alat berat tidak bisa melewati Kecamatan Doro. Karena, jembatan Tembelan Kali Welo saat ini terputus. Sehingga, akses ke Petungkriyono harus melalui Banjarnegara, Wanayasa.

    Slamet warga sekitar mengatakan, kejadian jalan amblas ini diketahui sekitar pukul 10.00 WIB.

    Jalan amblas ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi dari kemarin.

    “Jalan ambles ini menghubungkan, Desa Yosorejo-Gumelem Kecamatan Petungkriyono. Amblasnya jalan karena, hujan yang deras di wilayah Petungkriyono sejak Rabu (29/1/2025) hingga saat ini,” kata Slamet saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (30/1/2025).

    Sementara itu, Ismail Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Pekalongan mengatakan, terkait jalan ambles tersebut adalah jalan utama yang masih tersisa di Kecamatan Petungkriyono.

    “Jalan yang ambles kurang lebih 30-50 cm, dengan lebar 4 meter dan panjang 10 meter,” katanya.

    Saat ini untuk kendaraan roda dua masih bisa lewat, tetapi untuk roda empat dengan muatan berat akan sangat membahayakan.

    Untuk kendaraan roda empat, muatan ringan masih bisa lewat tapi harus extra hati-hati.

    “Melihat kondisi cuaca saat ini, dimana Petungkriyono masih hujan dengan intensitas tinggi, dimungkinkan kondisi amblesan di jalan Kliweran belum stabil dan bisa semakin dalam bahkan longsor,” imbuhnya.

    Pihaknya mengimbau, bagi para pengendara motor dan roda empat dari arah ke Petungkriyono via gumelem ataupun sebaliknya harap berhati-hati ketika melintas jalan tersebut. (Dro)

  • Dampak Cuaca Ekstrem, Angin Kencang, Longsor, Sampai Banjir Terjadi di Kudus

    Dampak Cuaca Ekstrem, Angin Kencang, Longsor, Sampai Banjir Terjadi di Kudus

    TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat ada sejumlah bencana mulai dari longsor, angin kencang, sampai banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus.

    Bencana yang terjadi sejak Rabu 29 Januari 2025 karena sebelumnya hujan disertai angin terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Kudus .

    Kasi Kedaruratan BPBD Kudus Munaji mengatakan, untuk tanah longsor terjadi lebih dari 10 titik di Kecamatan Gebog dan Dawe.

    Dari data yang pihaknya himpun misalnya longsor terjadi tiga titik di jalan antara desa Rahtawu-Semliro. Kemudian di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog longsor terjadi di dua titik.

    Kemudian di Kecamatan Dawe terdapat beberapa titik longsor misalnya di di Desa Soco terdapat dua titik lokasi yang longsor dan di Desa Colo terdapat tiga titik longsor.

    Kemudian di Desa Cranggang dan Ternadi masing-masing ada satu titik longsor.

    “Ini merupakan dampak bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di wilayah Kudus,” kata Munaji, Kamis (30/1/2025).

    Sementara itu di bencana angin kencang yang menerjang setidaknya merusak dua rumah.

    Satu rumah rusak ringan terjadi di Dukuh Pulutan, Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo.

    Sedangkan satu rumah rusak berat yang diterjang angin kencang milik Nikmah warga Karangampel, Kecamatan Kaliwungu.

    Angin kencang ini juga menumbangkan sejumlah pohon di Kabupaten Kudus.

    Tercatat ada sebanyak tujuh titik lokasi pohon tumbang yang terjadi karena angin kencang.

    Selanjutnya tingginya intensitas hujan yang terjadi di Kudus juga mengakibatkan banjir.

    Tercatat ada tiga desa yang terjadi banjir akibat limpasan sungai. Yakni di Desa Singocandi, Kecamatan Kota Kudus yang terjadi banjir akibat limpasan Sungai Gelis.

    Untuk banjir yang terjadi di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo terjadi karena limpasan air dari Sungai Piji. Dan banjir juga terjadi di Temulus, Kecamatan Mejobo akibat limpasan dari Sungai Dawe.

    “Dari semua bencana yang terjadi tidak ada korban jiwa,” kata Munaji.

    Sebelumnya Kepala BPBD Kudus Mundir mengatakan, kalau pihaknya telah menyiagakan petugas selama 24 jam yang siap diterjunkan saat terjadi bencana.

    Untuk dukungan penanganan bencana, pihaknya telah menyiapkan alokasi sebesar Rp 4,75 miliar. Alokasi anggaran ini sekaligus untuk melengkapi kesiapan personel dan peralatan yang akan diterjunkan saat bencana. (*)

     

  • PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    PMII Blitar Desak Penertiban Tambang Pasir

    Blitar (beritajatim.com) – Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Hal itu disampaikan PMII Blitar saat menggelar Forum Reboan dengan tema “Bagaimana Peran APH dalam Pengawasan Eksploitasi Tambang di Blitar?” di Sekretariat PC PMII Blitar, Rabu, (29/01/2025), malam.

    Dalam Forum Reboan itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    PMII mendesak APH melakukan patroli dan inspeksi secara berkala di kawasan wilayah lahar (KWL). APH juga didesak melakukan penertiban aktivitas pertambangan yang tidak memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku.

    “Blitar dilewati oleh sungai yang jadi aliran lahar Gunung Kelud, seperti Kali Putih dan Kali Bladak. Namun, pemanfaatan yang asal-asalan hanya akan memberi banyak mudharat daripada manfaatnya,” kata Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma’ruf.

    Dalam kesempatan itu, juga ditampilkan potret di lapangan terkait kerusakan akibat eksploitasi tambang. Tanah longsor, kerusakan sawah petani, kerusakan jalan, polusi udara, jadi beberapa dampak buruk eksploitasi tambang.

    “Bahkan, beberapa waktu lalu sampai ada orang yang meregang nyawa di lokasi pertambangan di Blitar. Kalau tidak diawasi secara ketat, bukan tidak mungkin ada nyawa manusia lagi yang melayang,” ujar pria jebolan Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar ini.

    Oleh karena itu, PC PMII Blitar mendesak aparat penegak hukum (APH) di Blitar untuk tegas dalam menegakkan aturan terkait pemanfaatan tambang. Karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Penataran.

    “Apabila aktivitas tambang yang menyalahi aturan tetap berjalan, maka aparat penegak hukum telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Lebih baik mundur saja dari jabatannya,” ucapnya.

    PMII Blitar memiliki pandangan, harusnya keberadaan tambang ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pertambangan menggunakan alat manual dinilai lebih meminimalisir dampak buruk dibandingkan menggunakan alat berat, seperti eskavator.

    “Jangan sampai yang mendapatkan untung malah masyarakat luar Blitar. Karena setelah kami tracking, ada beberapa perusahaan yang beralamat di luar Blitar. Sedangkan yang terkena imbas buruk, seperti jalan rusak dan debu kita (masyarakat Blitar),” pungkasnya. [owi/beq]

  • Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

    Bencana Tanah Gerak di Desa Cowek Pasuruan, BMKG: Bukan Gempa

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, dibuat resah akibat bencana tanah gerak yang terjadi di wilayah mereka. Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prigen memastikan bahwa kejadian tersebut tidak tercatat sebagai gempa bumi.

    Menurut Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, Suwarto, peristiwa tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh tanah longsor di sekitar lokasi kejadian. Oleh karena itu, gerakan kecil tersebut tidak terdeteksi oleh sensor seismograf.

    “Setelah kami cek rekaman sensor seismograf yang ada di Prigen tidak ada tanda-tanda gempa. Kemungkinan hal yang terjadi dikarenakan intensitas hujan yang deras dan mengakibatkan tanah longsor, jadi bukan kategori gempa,” ungkap Suwarto.

    Sementara itu, Suhendro, warga yang terdampak langsung, mengaku bahwa kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi di desanya. Ia juga menegaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir tidak ada kejadian tanah longsor yang terdeteksi di sekitar pemukiman mereka.

    “Beberapa hari ini memang gak ada kejadian tanah longsor. Tapi dari beberapa hari kemaren memang hujan deras, terus-terusan selama dua hari,” ungkapnya.

    Diketahui bahwa jarak pemukiman warga terdampak berada sekitar 500 meter dari tebing. Hingga berita ini ditulis, pergerakan tanah masih terus terjadi di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi.

    Sebelumnya, telah dilaporkan bahwa setidaknya 47 kartu keluarga dan 176 jiwa harus mengungsi akibat retakan tanah yang mulai terjadi sejak Selasa (28/1/2025) kemarin. [ada/beq]

  • IHSG Hari Ini Longsor setelah The Fed Menahan Suku Bunga, Analis: Jangan Berharap Banyak

    IHSG Hari Ini Longsor setelah The Fed Menahan Suku Bunga, Analis: Jangan Berharap Banyak

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah lebih dari 1% dan kembali ke level psikologis 7.000 pada pembukaan perdagangan pekan ini, Kamis (30/1/2025). Pelemahan IHSG kali ini dipengaruhi oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang mempertahankan suku bunga acuan pada rentang 4,25%-4,5%.

    Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, ada kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama. Hal ini didasari oleh kebijakan ekonomi agresif yang dikeluarkan oleh Presiden AS yang baru, Donald Trump, serta inflasi yang masih belum mencapai target 2%.

    “Amerika dalam waktu dekat tidak akan menurunkan suku bunganya. Meskipun The Fed akan mengadakan delapan pertemuan tahun ini, kemungkinan besar tidak akan terjadi penurunan dalam waktu dekat. Walaupun masih ada ruang untuk itu, sinyalnya menunjukkan kemungkinan hanya akan ada dua kali penurunan tahun ini,” ujar Aria dalam wawancara daring dengan Beritasatu.com, Kamis (30/1/2025).

    Lebih lanjut, Aria menjelaskan bahwa sikap hawkish The Fed dalam mempertahankan suku bunga tinggi juga mendorong negara-negara lain untuk melakukan hal serupa. Hal ini membuat IHSG hari ini melemah pada awal perdagangan.

    Saat ini, suku bunga acuan di beberapa negara berada pada level berikut: Tiongkok 3,1%, Jepang 0,5%, Inggris 4,75%, dan Jerman 3,15%.

    Dengan kondisi ini, ia menyebut ada persaingan di antara negara-negara untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Hal ini dilakukan guna mencegah arus modal keluar dari negara dengan suku bunga lebih rendah ke negara dengan suku bunga lebih tinggi.

    Oleh karena itu, masing-masing negara berusaha menjaga suku bunga mereka tetap tinggi agar tidak terjadi capital outflow.

    “Namun, kita berharap akan ada penurunan suku bunga, baik di AS maupun di negara-negara lain, termasuk negara berkembang, karena inflasi sebenarnya sudah jauh di bawah suku bunga saat ini. Secara historis, suku bunga biasanya mengikuti angka inflasi, tetapi kali ini justru berada di atasnya,” tambah Aria.

    Aria memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan setidaknya hingga akhir semester pertama tahun 2025.

    “Kelihatannya suku bunga acuan The Fed masih akan dipertahankan selama satu atau dua pertemuan ke depan. Jika tidak ada penurunan inflasi yang signifikan di AS, The Fed kemungkinan besar tetap mempertahankan suku bunganya hingga paruh pertama tahun ini,” tutup Aria dalam merespons IHSG hari ini yang melemah.
     

  • Pergerakan Tanah Desa Cowek Pasuruan, 176 Warga Mengungsi

    Pergerakan Tanah Desa Cowek Pasuruan, 176 Warga Mengungsi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, dikejutkan oleh pergerakan tanah yang terjadi sejak Selasa (28/1/2025) sekitar pukul 23.30 WIB. Fenomena ini berlanjut hingga Kamis (30/1/2025) pagi, menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.

    Suhendro, salah satu warga terdampak, menggambarkan situasi tersebut. “Goncangannya itu gak langsung, jadi pelan-pelan. Jadi goncangan pelan-pelan bahkan tadi pagi beberapa rumah retak,” jelas Hendro.

    Akibat pergerakan tanah ini, 47 rumah mengalami kerusakan, dengan 16 di antaranya mengalami kerusakan parah. Sebagai langkah antisipasi, sebanyak 47 kepala keluarga, total 176 orang, diungsikan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Cowek untuk menghindari risiko lebih lanjut.

    “Ada total 47 kartu keluarga yang mengungsi. Totalnya ada 176 orang yang mengungsi di SDN 2 Cowek,” ujar Kepala Dusun, Ahmad Sumitro.

    Pergerakan tanah di wilayah ini diduga dipicu oleh hujan deras yang terus mengguyur, memperparah kondisi tanah dan meningkatkan potensi longsor. Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah mengirimkan bantuan serta melakukan pemantauan di lokasi terdampak. Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, jajaran Polsek Purwodadi, dan Kepala Desa Cowek turut hadir untuk memastikan keamanan warga.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan memiliki 13 desa/kelurahan yang mengalami bencana alam tanah longsor pada periode 2019-2021.

    Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut rentan terhadap bencana serupa, sehingga diperlukan kewaspadaan dan langkah mitigasi yang tepat.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan serta menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan keselamatan warga. [ada/beq]

  • Erosi Sungai Pikatan, Dua Rumah Warga di Mojokerto Terdampak Longsor

    Erosi Sungai Pikatan, Dua Rumah Warga di Mojokerto Terdampak Longsor

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua rumah di Dusun Pohjejer, Desa Pohjejer, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto terdampak tanah longsor. Dua rumah warga tersebut terdampak tanah longsor akibat erosi di sepanjang aliran Sungai Pikatan yang melintas di belakang rumah.

    Hujan deras menguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto pada, Selasa (28/1/2025). Sekitar pukul 21.00 WIB, longsor tiba-tiba terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak sore hari. Akibatnya ada dua rumah warga yang terdampak tanah longsor.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, berdasarkan prakiraan BMKG Juanda, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat turun di Kabupaten Mojokerto sejak pukul 18.30 WIB.

    “Hujan deras yang terjadi pada Selasa kemarin mengakibatkan tanah longsor di sepanjang aliran Sungai Pikatan. Tepatnya di Dusun Pohjejer, Desa Pohjejer, Kecamatan Gondang. Ada dua rumah warga yang terdampak tanah longsor akibat erosi Sungai Pikatan,” ungkapnya, Kamis (30/1/2025).

    Dua rumah milik warga tersebut yakni milik Suwoto dan Ririn. Dua rumah warga tersebut mengalami dampak langsung dari tanah longsor akibat erosi Sungai Pikatan tersebut. Luas area yang terdampak mencapai panjang sekitar 15 meter, lebar 8 meter, dan tinggi sekitar 20 meter. .

    “Setelah kami lakukan assessment, diperlukan Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) guna mengurangi risiko erosi lebih lanjut di area terdampak. Sebab, setiap tahun tanah di sepanjang sungai mengalami pengikisan,” tegasnya. [tin/aje]