Topik: longsor

  • JATIM TERPOPULER: Bus di Ngawi Tabrak Mobil Patroli Dishub – 4 Titik Longsor di Bondowoso Usai Hujan

    JATIM TERPOPULER: Bus di Ngawi Tabrak Mobil Patroli Dishub – 4 Titik Longsor di Bondowoso Usai Hujan

     

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut adalah berita Jatim terpopuler hari ini, Selasa (4/2/2025).

    Segmen berita terpopuler kali ini menyoroti peristiwa di Ngawi, Nganjuk, dan Bondowoso.

    Pertama, kecelakaan terjadi di Ngawi, melibatkan bus dan mobil patroli Dinas Perhubungan (Dishub).

    Bus menabrak mobil tersebut hingga terpental masuk parit.

    Kedua, Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, mendukung kegiatan entry meeting Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

    Dalam acara itu, dia mendukung penuh pemeriksaan.

    Ketiga, longsor terjadi di empat titik di Sumbercanting, Bondowoso.

    Bencana ini terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan deras.

    Selengkapnya, simak berita Jatim terpopuler hari ini di bawah ini.

    1. Kecelakaan di Ngawi, Bus Muat 40 Orang Tabrak Mobil Patroli Dishub Sampai Terpental Masuk Parit

    Diduga kurang perhitungan saat menyalip, bus nopol H 7518 OC, yang dikemudikan Heri (55), warga Desa Pancuran, Kecamatan Tingkir, Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah, mengalami kecelakaan, Senin (3/2/2025) sekira pukul 12.00 WIB.

    Bus menabrak bodi belakang kendaraan patroli Dishub Ngawi, nopol AE 8297JP yang dikemudikan Saroso (47), warga Desa Jambangan, Kecamatan Paron, saat melintas di Jalan Tol Solo-Ngawi KM 572, masuk Desa Gemarang, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, Iptu Parsidi mengatakan, bus membawa penumpang 40 orang melaju di jalur cepat dari arah barat ke timur.

    KECELAKAAN DI NGAWI – Bus tabrak mobil patroli Dishub Ngawi di Jalan Tol Solo-Ngawi KM 572, masuk Desa Gemarang, Kecamatan, Paron, Kabupaten Ngawi, Senin (3/2/2025). Akibat kecelakaan ini, mobil masuk ke parit, dan bus mengalami kerusakan. (Istimewa/TribunJatim.com)

    Searah di depan sisi kiri bus, tepatnya di jalur lambat, berhenti di bahu jalan, terdapat kendaraan patroli Dishub Ngawi dengan berpenumpang satu orang. 

    “Bus bermaksud mendahului kendaraan roda 6, yang ada di depannya lewat lajur lambat, mengambil jalur sebelah kiri,” ujar Iptu Parsidi.

    Karena kurang hati-hati dan jarak sudah dekat, lanjut Iptu Parsidi, terjadi tabrakan hingga menyebabkan kendaraan Dishub Ngawi terpental lalu masuk ke parit.

    “Bus terpental ke kanan menabrak median jalan. Dengan kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan pada kendaraan dan korban manusia nihil,” pungkasnya.

    Baca selengkapnya

    2. Pimpin Entry Meeting Bersama BPK, Pj Bupati Nganjuk Berkomitmen Dukung Penuh Proses Pemeriksaan

    Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna memimpin kegiatan entry meeting pemeriksaan pendahuluan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Nganjuk 2024.

    Kegiatan itu diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 

    Sri Handoko menegaskan, Pemkab Nganjuk berkomitmen untuk mendukung penuh proses pemeriksaan. 

    ENTRY MEETING – Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, memimpin entry meeting pemeriksaan pendahuluan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Nganjuk 2024 bersama BPK, Senin (3/2/2025). Dengan kegiatan ini, Sri Handoko berharap proses pemeriksaan berjalan lancar. (Istimewa/TribunJatim.com/Diskominfo Nganjuk)

    Sinergitas dan koordinasi pun terus dibangun. 

    “Pemerintahan Kabupaten Nganjuk dengan seluruh kepala OPD (organisasi perangkat daerah) siap untuk bersinergi dan berkoordinasi dalam pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan LKPD,” katanya, Senin (3/2/2025). 

    Ia menjelaskan, entry meeting merupakan bentuk komunikasi awal antara BPK selaku pemeriksa dengan kementerian dan lembaga yang akan diperiksa.

    Selain itu, sebagai peninjau dan mengidentifikasi risiko sebelum pemeriksaan terinci dilakukan.

    Sehingga entry meeting memiliki beberapa tujuan.

    Baca selengkapnya

    3. Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Bencana alam tanah longsor akibat hujan deras menerjang Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 20.55 WIB.  

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Tugas Riski Bahana, ada empat titik tanah longsor.

    Dengan rata-rata tinggi longsoran di empat titik yakni 8 meter, kemudian panjangnya 3 meter, dan lebarnya 4 meter.  

    Material longsoran ada yang meluber ke saluran drainase. Sehingga mengakibatkan, banjir ke jalan.  

    TANAH LONGSOR – Material tanah longsor masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025). Ada total 4 titik longsoran di desa tersebut akibat hujan deras yang terjadi sejak sore hari. (Istimewa/TribunJatim.com/Humas BPBD Bondowoso)

    “Banjir genangan di jalan poros Desa Sumbercanting mengakibatkan bahu jalan rusak dengan lebar 1 meter kanan dan kiri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jatim Network, Senin (3/2/2025).

    Selain itu, kata Tugas, ada juga material tanah longsor yang masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting  

    “Kita bersihkan material tanah longsor di Pustu,” terangnya.  

    Ia menerangkan, tanah longsor yang juga menyebabkan banjir drainase ini terjadi karena hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kecamatan Wringin mulai pukul 17.00 WIB. 

    “Curah hujannya tinggi,” jelasnya.   

    Ia menegaskan tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.  

    Untuk informasi, dalam dua hari ini di Bondowoso terjadi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir di beberapa tempat berbeda.  

    Baca selengkapnya

    —-

    Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Hujan Deras, Terjadi 4 Titik Longsor di Sumbercanting Bondowoso, Material Tanah Masuk Halaman Pustu

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Bencana alam tanah longsor akibat hujan deras menerjang Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso, Jawa Timur, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 20.55 WIB.  

    Menurut Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Tugas Riski Bahana, ada empat titik tanah longsor.

    Dengan rata-rata tinggi longsoran di empat titik yakni 8 meter, kemudian panjangnya 3 meter, dan lebarnya 4 meter.  

    Material longsoran ada yang meluber ke saluran drainase. Sehingga mengakibatkan, banjir ke jalan.  

    “Banjir genangan di jalan poros Desa Sumbercanting mengakibatkan bahu jalan rusak dengan lebar 1 meter kanan dan kiri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jatim Network, Senin (3/2/2025).

    Selain itu, kata Tugas, ada juga material tanah longsor yang masuk ke halaman Pustu Desa Sumbercanting  

    “Kita bersihkan material tanah longsor di Pustu,” terangnya.  

    Ia menerangkan, tanah longsor yang juga menyebabkan banjir drainase ini terjadi karena hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kecamatan Wringin mulai pukul 17.00 WIB. 

    “Curah hujannya tinggi,” jelasnya.   

    Ia menegaskan tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.  

    Untuk informasi, dalam dua hari ini di Bondowoso terjadi tanah longsor, angin kencang, hingga banjir di beberapa tempat berbeda.  

    Di antaranya yakni terjadi angin kencang terjadi di Dusun Paterong, Desa Walidono, Kecamatan Prajekan.

    Kemudian, banjir terjadi di Desa Leprak dan Pandak, Kecamatan Klabang. 

    Ada juga rumpun bambu yang tumbang ke jalan raya di sekitar Jalan Raya Wringin, Desa Sumber Malang, Kecamatan Wringin akibat angin kencang.

    Selanjutnya juga terjadi tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin. 

  • Dalam Sepekan BNPB Semai 26 Ton Garam Kendalikan Hujan Ekstrem di 4 Provinsi

    Dalam Sepekan BNPB Semai 26 Ton Garam Kendalikan Hujan Ekstrem di 4 Provinsi

    JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menghabiskan sebanyak 26 ton garam untuk disemai ke gumpalan awan hujan potensial dalam sepekan terakhir, sebagai upaya mengendalikan intensitas hujan ekstrem atau sangat deras di empat provinsi.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan penyemaian puluhan ton garam/NaCl ini dilakukan atas rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Adapun pada periode 20 Januari – 2 Februari BMKG mendeteksi aktifnya fenomena atmosfer dan bibit siklon yang berpotensi menimbulkan hujan ekstrem dan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang sehingga dibutuhkan intervensi modifikasi cuaca melalui penyemaian garam.

    “Rekomendasi pelaksanaan operasi modifikasi cuaca dari BMKG dan BNPB yang melakukannya di Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, dan terakhir di Jawa Timur yang kemarin baru diselesaikan,” katanya dilansir ANTARA, Senin, 3 Februari.

    BNPB menghabiskan sebanyak delapan ton garam dan tiga ton kapur kalsium oksida (CaO) yang disemai dalam 11 kali penerbangan pesawat untuk mengendalikan intensitas hujan di Provinsi Lampung pada 23-27 Januari.

    Pada periode tersebut lima kabupaten/kota dilanda banjir hingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia, lebih dari 2.812 orang warga mengungsi, lebih dari 14.823 rumah dan bahkan merendam sawah seluar 4.456,4 hektare.

    Hal serupa juga terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan total dalam operasi yang berlangsung pada 29-30 Januari ini, BNPB menghabiskan dua – tiga ton garam di dua provinsi tersebut. Curah hujan sejak 1-25 Januari 2025 telah menyebabkan banjir di berbagai wilayah, jumlah warga yang terdampak sebanyak 24.618 keluarga atau 68.072 jiwa, sedangkan rumah yang terendam 21.673 unit rumah.

    Operasi modifikasi cuaca di Jawa Tengah berlangsung 29 – 30 Januari dengan garam yang disemai sebanyak enam ton NaCl, dan terakhir dilakukan di Jawa Timur pada 31 Januari -2 Februari menyemai sebanyak tujuh ton NaCl.

    Pada periode tersebut hujan intensitas deras juga memicu terjadinya bencana banjir dan disertai tanah longsor dengan jumlah korban dan dampak kerusakan infrastruktur yang signifikan seperti jembatan, jalan, dan hingga rumah warga di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Kendal, Batang dan Demak di Provinsi Jawa Tengah.

    Tercatat ada lebih dari 30 ribu orang warga menderita akibat bencana di lima kabupaten tersebut. BNPB sebanyak 22 orang warga meninggal dunia termasuk balita berusia 5 bulan, 13 orang luka-luka, dan masih ada empat orang hilang di Desa Petungkriyono, Pekalongan.

    “Selanjutnya kami melihat rekomendasi dari BMKG, apakah urgen atau tidak modifikasi cuaca ini untuk terus dilakukan, dilihat pula efektivitasnya per daerah -harus tepat sasaran- karena biaya operasi modifikasi cuaca ini mahal,” kata Abdul Muhari.

  • Tebing Bengawan Solo Longsor Tutup Akses Jalan di Malo Bojonegoro

    Tebing Bengawan Solo Longsor Tutup Akses Jalan di Malo Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tanah longsor terjadi di tebing Sungai Bengawan Solo yang terletak di Dusun Semanding, RT 9 RW 2, Desa Kemiri, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, pada Kamis, 30 Januari 2025, sekitar pukul 03.15 WIB.

    Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu, 29 Januari 2025, pukul 16.30 WIB, serta fluktuasi tinggi muka air Sungai Bengawan Solo diduga menjadi pemicu utama longsor tersebut. Akibatnya, akses jalan antara Dusun Semanding dan Gemolong harus ditutup karena membahayakan.

    “Dampak longsor itu mengakibatkan kerusakan pada jalan penghubung antara Dusun Semanding dan Dusun Gemolong. Jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga setempat,” ujar Kepala Desa Kemiri, Anwar Jain, Senin (3/2/2025).

    Anwar Jain menambahkan bahwa akses transportasi antara kedua dusun itu ditutup untuk menghindari risiko kecelakaan. Pihak desa telah memasang rambu peringatan dan menutup jalan poros tersebut. Sebagai solusi sementara, Pemdes setempat telah membuat akses jalan darurat.

    Tebing sungai yang longsor memiliki dimensi sepanjang 30 meter, lebar 7 meter, dan ketinggian 6 meter. Untuk mengatasi dampak longsor ini, Pemdes Kemiri bersama masyarakat dan personil TNI-Polri melakukan kerja bakti dengan memasang penahan longsor darurat.

    Kapolsek Malo Polres Bojonegoro, Iptu Sri Budi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan respons cepat dari jajaran TNI-Polri dan pemerintah setempat dalam menghadapi dampak longsor yang menghambat mobilitas warga. Meski demikian, masyarakat masih dapat menggunakan akses alternatif yang tersedia.

    Selain membersihkan material longsor dan memperbaiki jalan, kegiatan ini juga mencakup pembersihan area sekitar yang terdampak. “Forkopimca Malo merasa penting untuk segera melakukan perbaikan agar warga bisa kembali beraktivitas dengan lancar,” kata Sri Budi.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro, Laela Noer Aeny, menyatakan bahwa BPBD telah memberikan bantuan berupa sesek bambu dan karung berisi tanah untuk menahan longsor lebih lanjut. [lus/beq]

  • Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Bondowoso (beritajatim.com) – Banjir bandang yang menerjang lima desa di Kabupaten Bondowoso pada Senin (23/12/2024) masih menyisakan berbagai persoalan. Salah satunya adalah rusaknya saluran pipa air bersih milik warga di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari.

    Pipa tersebut hanyut terbawa arus deras banjir, mengakibatkan warga harus bergantung pada bantuan air bersih yang didistribusikan oleh BPBD Bondowoso.

    Pemkab Bondowoso telah melakukan survei dan asesmen di wilayah terdampak. Rencananya, pemerintah akan mengajukan bantuan perbaikan pipanisasi agar pasokan air bersih dapat kembali normal.

    “Kami sudah survei. Di Pakisan memerlukan bantuan perbaikan pipanisasi. Sebab pipa air bersihnya hanyut diterjang banjir,” kata Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, saat dikonfirmasi beritajatim.com, Senin (3/2/2025).

    Menurut Haeriyah, Pemkab Bondowoso berencana mengajukan bantuan pipanisasi kepada BPBD Jawa Timur atau memanfaatkan dana CSR dari perusahaan.

    “Seperti dari PT Medco misalnya. Sebab perbaikan pipa air bersih ini sangat penting dan dibutuhkan oleh warga saat ini,” paparnya.

    Diketahui, banjir bandang yang terjadi pada akhir tahun 2024 lalu dipicu oleh jebolnya Dam Angsana di Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari. Kejadian ini menyebabkan kerusakan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur di beberapa lokasi.

    “Desa yang terdampak di antaranya Tangsil Wetan di Kecamatan Wonosari. Kemudian Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari dan Pakisan di Kecamatan Tlogosari,” kata Kalaksa BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo.

    Selain banjir, tanah longsor juga melanda Desa Sulek dan Desa Pakisan. Di Dusun Pandean, Desa Sulek, enam rumah warga terdampak, termasuk satu fasilitas umum berupa masjid dan empat kandang ternak.

    “Tanah longsor sepanjang 30 meter dengan lebar 4 meter dan tinggi 7 meter juga menyebabkan kerusakan pada dua rumah di Dusun Legung. Yang di Desa Pakisan, longsor menutup akses jalan di Dusun Sumber Balen, memutus jalur transportasi warga,” sebutnya. [awi/beq]

  • Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Wringin sejak Minggu (2/2/2025) menyebabkan tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (3/2/2025) pukul 11.10 WIB dan berdampak pada satu rumah warga milik Absin (65).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa longsoran tanah memiliki ukuran panjang 8 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 12 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    “Kami telah menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan assessment dan membantu warga terdampak. Saat ini, pemilik rumah telah diungsikan ke rumah kerabat terdekat,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com, Senin (3/2/2025).

    BPBD Bondowoso bersama Koramil Wringin, Polsek Wringin, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta Agen Informasi Bencana Jawa Timur 5.5 Bondowoso telah melakukan pembersihan material longsor bersama warga.

    Namun, tim di lapangan menghadapi beberapa kendala, seperti medan yang sulit, jarak tempuh yang jauh, serta keterbatasan jaringan komunikasi.

    Adapun kebutuhan mendesak yang diusulkan mencakup bantuan logistik dan material untuk warga terdampak.

    Sigit menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan provinsi untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan.

    Hingga laporan ini disampaikan, kondisi di wilayah Bondowoso masih terpantau aman dan terkendali (Amandali), sementara cuaca di Kecamatan Wringin saat ini berawan.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor,” kata Sigit. (awi/ted)

  • Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang, Akses Jalan dari Wera ke Kota Bima Harus Memutar Jauh

    Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang, Akses Jalan dari Wera ke Kota Bima Harus Memutar Jauh

    Sementara itu, seorang warga Desa Nunggi, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, atas nama Burhan ditemukan sudah meninggal dunia, Senin pagi, setelah tertimbun tanah longsor pada Minggu (2/2/2025).

    “Korban ditemukan pagi ini dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor,” ungkap Nurul Huda.

    Nurul Huda mengatakan hingga saat ini proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan petugas gabungan.

    “Saat ini warga masih berupaya mengevakuasi korban, karena tubuhnya tertimbun lumpur yang terbawa banjir,” ujarnya.

    Huda memastikan, hingga saat ini total korban hilang akibat bencana di Kecamatan Wera berjumlah 8 orang, dan dua orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    “Kami terus melakukan pencarian terhadap korban lainnya bersama tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan dan masyarakat,” jelasnya.

    Selanjutnya, ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana yang mungkin saja kembali terjadi, terutama bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan dan bantaran sungai

    “Korban yang meninggal tertimbun tanah longsor itu sedang berada di kebun saat longsor terjadi. Makanya, warga harus lebih berhati-hati untuk melakukan aktivitasnya di lahan,” katanya.

  • Bayi 10 Bulan Hilang Diterjang Banjir Bandang Wera Bima NTB, Sejumlah Akses Jalan Terputus

    Bayi 10 Bulan Hilang Diterjang Banjir Bandang Wera Bima NTB, Sejumlah Akses Jalan Terputus

    Sementara itu, sejumlah akses jalan dan jembatan di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terputus akibat terjangan banjir bandang.

    “Ada 8 hingga 9 titik longsor yang menutupi jalur Kota Bima – Ambalawi. Mulai dari Desa Kole hingga Tolowata, kemudian di zona ‘Sonco Lumba’ antara Desa Rite dan Tolowata,” ungkap Camat Ambalawi.

    Adapun lokasi jembatan yang longsor yakni Jembatan jalur Kolo, Jembatan Sapui dan Jembatan Ujung Kalate (Penghubung Kota Bima-Ambalawi), Jembatan Tololai (Penghubung Wera-Ambalawi).

    “Sementara jalan yang terputus yakni akses jalan Desa Talapiti, itu untuk sementara yang kami dapatkan informasi-nya,” ujarnya.

    Lebih lanjut Camat menuturkan bencana banjir dan longsor ini juga mengakibatkan bangunan gedung SMP dan SMA Satap Muhammadiyah Rite, Gedung Serba Guna (GSG) Desa Tolowata ambruk dan dua rumah di Desa Mawu terbawa arus banjir.

    “Saat ini tim reaksi cepat dari Basarnas, BPBD, relawan dan kami sedang bergerak guna melakukan pendataan dan evakuasi sejumlah korban yang terdampak,” katanya.

    Hal senada pun disampaikan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Bima, Amiruddin. Akibat banjir dan longsor yang terjadi semua akses masuk di Kecamatan Ambalawi dan Wera tertutup.

    “Relawan kami yang membawa logistik bantuan dan ingin mengevakuasi korban terpaksa melewati jalur di Kecamatan Sape, Wera untuk ke Ambalawi benar-benar terputus total,” ujarnya.

    Menurutnya, kendaraan roda empat tidak bisa masuk kesana. Sementara kendaraan roda dua terpaksa melalui jalur ekstrem melewati reruntuhan jalan jembatan, bebatuan dan arus sungai.

    “Pokoknya akses ke Kecamatan Ambalawi itu benar-benar terputus, kalau kita paksa juga harus lewat jalur yang berbahaya dan menantang,” katanya.

    Material lumpur dan air dari gunung juga menimbun akses jalan dan jembatan di jalur menuju Tolowata dan Nipa. Lumpur itu, setinggi betis orang dewasa sepanjang 12-15 meter.

     

  • Alumni SMAN 1 Kajen Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Kabupaten Pekalongan

    Alumni SMAN 1 Kajen Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Kabupaten Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Keluarga besar Ikatan Alumni SMAN 1 Kajen (IKA Smanka) salurkan bantuan untuk korban bencana alam di Kabupaten Pekalongan. 

    Bantuan tahap pertama ini disalurkan oleh perwakilan IKA Smanka, melalui posko bencana di BPBD Kabupaten Pekalongan.

    Bencana alam banjir, longsor dan tanah gerak melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan akibat intensitas hujan yang tinggi pada hari Senin, 20 Januari 2025.

    Di Kecamatan Petungkriyono, bencana banjir dan longsor merenggut 26 jiwa. Sebanyak 25 korban meninggal dunia tertimbun longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.

    Satu korban lainnya, diduga tersapu banjir Sungai Welo di Jembatan Sipingit di Desa Kayupuring dan hingga kini belum ditemukan.

    Bencana tak hanya menelan korban jiwa, warga terdampak bencana alam juga mengalami kerugian material hingga akses ke sejumlah pedukuhan di Kecamatan Petungkriyono terputus. 

    Di Kecamatan Kandangserang, puluhan rumah di Desa Trajumas dan Garungwiyoro rusak terdampak bencana tanah gerak.

    Sementara itu, di wilayah bawah, seperti beberapa desa di alur Sungai Sengkarang di Kecamatan Wonopringgo, Kedungwuni dan Tirto dihajar banjir bandang. Rumah-rumah warga, lingkungan, dan sekolah menjadi kotor dan berlumpur pasca banjir bandang malam itu.

    Sebagai bentuk kepedulian atas derita korban terdampak bencana alam di Kabupaten Pekalongan, keluarga besar alumni SMAN 1 Kajen menyalurkan bantuan melalui posko bencana di BPBD Kabupaten Pekalongan.

    “Alhamdulillah para alumni SMAN Kajen secara sukarela memberikan donasi untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana alam di Kabupaten Pekalongan,” kata Ketua IKA Smanka, Mayor Jenderal TNI (Mar) Oni Junianto, Senin (3/2/2025).

    Disebutkan, untuk penggalangan dana tahap pertama IKA Smanka menyalurkan bantuan berupa kebutuhan sekolah, kebutuhan mandi, pakaian dalam, pembalut, makanan ringan, bumbu dapur, hingga minyak goreng. 

    “IKA Smanka juga salurkan alat-alat untuk mempercepat penanganan bencana seperti cangkul, sekop dan linggis, agar membantu warga dan relawan yang tengah bergotong-royong merecovery lingkungan pasca bencana,” ujarnya.

    Diharapkan, ada bantuan tahap kedua dan selanjutnya dari keluarga besar alumni SMAN Kajen yang saat ini mereka telah menyebar di seluruh wilayah di Indonesia.

    “Insya Allah akan ada penyaluran bantuan tahap berikutnya dari IKA Smanka. Semoga apa yang diberikan ini bisa meringankan beban warga terdampak bencana,” ungkap dia. (Dro)

  • Korban Banjir Bandang Wera Bima Ditemukan Tewas Usai Terseret Arus 3 Kilometer

    Korban Banjir Bandang Wera Bima Ditemukan Tewas Usai Terseret Arus 3 Kilometer

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memasuki musim penghujan, sehingga warga diharapkan tetap waspada peningkatan curah hujan dan angin kencang di awal Februari 2025.

    “Waspadai peningkatan curah hujan dan angin kencang di wilayah NTB,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Satria Topan dalam keterangan tertulis di Mataram, Sabtu.  

    Selama beberapa hari sebelumnya, hujan mengguyur hampir merata di wilayah NTB dengan intensitas sedang – lebat, menyebabkan adanya luapan dan banjir di beberapa tempat. BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih akan terjadi hingga 06 Februari 2025 mendatang. 

    “Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan dinamika atmosfer yang signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk NTB,” katanya.

    Lebih lanjut, aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB, adanya Potensi TC Genesis di Selatan Nusa Tenggara Barat yang membentuk daerah belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB.  

    Kondisi inilah yang menyebabkan adanya potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima.

    “Cuaca ekstrem diprakirakan terjadi pada pagi hingga malam hari,” katanya.

    Ia menyatakan pengenalan produk terbaru dari BMKG yaitu produk prakiraan cuaca daerah rawan banjir dan longsor , dengan tujuan memberikan informasi terkini untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah Nusa Tenggara Barat.

    “Sepekan ke depan guna mendukung upaya mitigasi dan penanggulangan bencana,” katanya.

    Tidak hanya cuaca buruk, terdapat potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB hingga 06 Februari 2025 dengan kategori tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian Selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB.

    “Terdapat peningkatan potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian Selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB,” katanya.

    Masyarakat dihimbau untuk memastikan saluran air lancar untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan agar tidak terjadi luapan atau banjir, turut serta dalam melakukan penataan lingkungan salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

    “Warga diharapkan melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh di sekitar rumah agar tidak roboh tertiup angin kencang,” katanya.