Topik: longsor

  • Pemkab Bogor Targetkan Jembatan Bailey Rampung 3 Minggu

    Pemkab Bogor Targetkan Jembatan Bailey Rampung 3 Minggu

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menargetkan pemasangan jembatan bailey atau jembatan darurat di wilayah Puncak akan selesai dalam waktu tiga minggu.

    Target ini diambil setelah delapan jembatan amblas akibat hujan deras dan luapan air sungai.

    Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menjelaskan bahwa dua dari delapan jembatan yang rusak sudah berhasil diperbaiki, sementara enam jembatan lainnya masih dalam proses penanganan.

    Ia berharap pengerjaan ini dapat memfasilitasi masyarakat agar jalur Puncak dapat kembali beroperasi normal sebelum Hari Raya Idul Fitri mendatang.

    “Tadi saya menyampaikan bahwa target kita adalah tiga minggu kedepan harus rampung, kenapa harus rampung, mekanismenya pertama kalau kita pinjem ke TNI lalu pinjem ke berbagai pihak tidak ada,” kata Rudy setelah rapat mengenai penanganan bencana alam di Kantor Bupati Cibinong, Selasa (4/3).

    BACA JUGA: Pemkot Bogor, Kemenhub dan PT KAI Belum Temukan Solusi Perbaikan Longsor di Batutulis

    “Kita putuskan segera untuk beli tiga minggu harus selesai tiga minggu harus terpasang supaya hari raya Idul fitri masyarakat tidak terganggu,” sambungnya.

    Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan, dana untuk pembelian jembatan bailey tersebut berasal dari anggaran belanja tidak terduga Pemkab Bogor.

    “Belanja tidak terduga, maka kita tetapkan status tanggap darurat bencana,” kata dia.

    Pemkab Bogor menetapkan status tanggap darurat setelah melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyatakan bahwa pemerintah pusat siap bekerja sama dengan Pemkab Bogor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana.

    Status tanggap darurat yakni, situasi dengan ancaman bencana benar-benar terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

    BACA JUGA: Horor Kota Bogor: Bayi Tewas Akibat Longsor hingga Jalan Amblas

    Pihak BNPB juga menambahkan, akan memberikan bantuan semaksimal mungkin agar stabilitas masyarakat yang terdampak bencana dapat kembali normal.

    “Statusnya pak bupati mengeluarkan status tanggap darurat, sehingga pemerintah pusat tidak ragu ragu sudah langsung masuk dan bekerja sama dengan pemerintah daerah apapun yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana betul betul kita semaksimal mungkin dipenuhi,” kata Suharyanto di Kantor Bupati, Cibinong, pada Senin (3/3/2025).

  • Rumahnya Kebanjiran, Kepala Otorita Basuki Hadimuljono Terobos Banjir Pakai Motor Trail

    Rumahnya Kebanjiran, Kepala Otorita Basuki Hadimuljono Terobos Banjir Pakai Motor Trail

    JAKARTA – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono kembali menunjukkan gelagat lucunya di lapangan.

    Kali ini kejadian kocak yang ditunjukkan bukan terkait dengan tugasnya sebagai pejabat di Otorita, melainkan aksinya saat menerjang banjir.

    Dalam sebuah video yang beredar sebagaimana dilihat VOI, dia terlihat menerjang banjir dengan motor trail hijau, didorong oleh seorang pria di belakangnya.

    Banjir yang merendam kawasan tersebut tampak cukup tinggi, mencapai setengah roda motor yang dinaiki mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu.

    Berdasarkan konfirmasi dari ajudannya, Reza Eqya, kejadian dalam video tersebut berada di sekitar kediamannya, kawasan perumahan elit di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 4 Maret.

    “Betul (ada kejadian itu). Saat ini (Pak Basuki) masih di kediaman,” ujar Reza kepada VOI, Selasa, 4 Maret.

    Daerah Jabodetabek sendiri tengah dilanda hujan deras yang mengakibatkan banjir di sejumlah titik.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, cuaca ekstrem di Jabodetabek masih akan berlangsung hingga pekan depan.

    Hal ini diungkapkan Dwikorita dalam rapat koordinasi (Rakor) pengendalian banjir Jabodetabek yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

    “Untuk potensi sepekan ke depan, karena fenomenanya masih akan berlanjut meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya (hujan) di tanggal 11 (Maret),” kata Dwikorita, Selasa, 4 Maret.

    Melihat potensi hujan lebat yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pemerintah akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) hingga Sabtu, 8 Maret mendatang.

    “BNPB akan melaksanakan operasi modifikasi cuaca ini sampai 8 (Maret). Mudah-mudahan dengan adanya OMC ini, paling tidak hujan akan bisa kami kurangi untuk hari-hari ke depan,” tuturnya.

    Suharyanto menambahkan, pihaknya telah meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melanjutkan OMC di wilayahnya, seperti yang pernah dilakukan sejak tahun baru 2025 hingga Februari lalu.

    Kemudian, BNPB berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor, untuk mengirimkan tim guna menangani bencana longsor dan memperbaiki jembatan putus.

    “Kemudian infrastruktur yang rusak, contoh kemarin Kabupaten Bogor itu ada 7 jembatan. Nah, untuk jangka pendek yang bisa dilaksanakan segera adalah menggunakan jembatan bailey,” jelasnya.

    Sementara di Kota Bekasi, tercatat 7 kecamatan terdampak banjir hingga ketinggian 3 meter dan banjir di Kabupaten Bekasi melanda enam kecamatan hingga 1,5 meter.

    “Kota Bekasi ini yang agak parah. Mungkin dalam waktu dekat kami sendiri akan ke sana. Hari ini juga akan dikirim tim ke Kota Bekasi untuk melihat dan berkoordinasi secara langsung dengan Bapak Wali Kota Bekasi terkait langkah-langkah yang harus dilakukan,” pungkasnya.

  • Ikut Terdampak, Eks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Terpaksa Dorong Motor Terjang Banjir Bekasi – Halaman all

    Ikut Terdampak, Eks Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Terpaksa Dorong Motor Terjang Banjir Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono turut menjadi korban banjir yang melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).

    Eks menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) itu terekam kamera warga tengah mendorong motor trail koleksinya.

    Pak Bas, sapaan akrabnya, memindahkan motor trail koleksinya itu karena banjir yang melanda Kota Bekasi sudah mencapai sekitar 30 cm.

    Dalam video tersebut, Basuki menaiki motor trail yang mesinnya tidak menyala. 

    Sehingga, membuatnya terpaksa “mengayuh” motornya itu untuk menerjang banjir.

    Tampak, dia juga dibantu oleh orang lain mendorong motornya dari belakang.

    Ajudan Basuki, Reza Eqya mengatakan bahwa video tersebut diambil pada Selasa sekitar pukul 07.00-08.00 WIB oleh warga Kemang Pratama, Bekasi, atau di sekitar rumah pribadi Pak Bas.

    “Video mungkin diambil oleh warga sekitar, mungkin sekitar pukul 07.00-08.00 WIB,” ujar Reza saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

    Ia juga membenarkan bahwa saat ini Basuki sedang berada di kediamannya di Bekasi. 

    Di mana akses kawasan rumahnya turut terdampak banjir.

    “Akses jalannya lumpuh karena banjir,” ungkap Reza menjelaskan kondisi lingkungan dalam video tersebut.

    Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan bahwa Kota Bekasi lumpuh akibat banjir yang terjadi sejak dini hari.

    Dari 12 kecamatan di Kota Bekasi, delapan di antaranya terendam banjir. 

    “Sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, keluar, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa,” ujar Tri dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Menko PMK Pratikno yang digelar daring, Selasa.

    Tri mengungkapkan, banjir disebabkan meluapnya air dari tanggul yang telah dibangun Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

    Daerah yang terdampak banjir parah berada di sepanjang aliran Sungai Bekasi, terutama di antara Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. 

    Ketinggian air banjir bervariasi, bahkan ada yang mencapai 8 meter. 

    Gubernur Jawa Barat Bakal Evaluasi Tata Ruang Buntut Banjir Melanda

    Sejumlah wilayah di Jawa Barat dilanda banjir parah pada Selasa, dari wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, hingga Bogor. 

    Penyebab banjir adalah curah hujan deras hingga banjir kiriman akibat sungai meluap pada Selasa.

    Atas hal itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengaku telah menyusun program untuk menanggulangi banjir di sejumlah wilayah di Jawa Barat.

    Dedi mengatakan pihaknya bakal mengerahkan sumber daya untuk mengatasi banjir di Jawa Barat.

    “Selasa depan kita rapat koordinasi bupati/walikota se-Jabar bersama menteri ATR/BPN untuk evaluasi tata ruang di Jabar,” kata Dedi di Kantor Bupati Karawang, Selasa, dikutip dari TribunBekasi.com.

    Menurut Dedi, banjir parah yang terjadi ini karena curah hujan tinggi hingga kiriman dari wilayah Bogor.

    Penyebabnya adalah karena di wilayah Bogor daerah resapan air atau daerah hijau hilang.

    “Ruang terbuka hijau, hutan, sawah, ya intinya daerah resapan air itu hilang yang menyebabkan banjir di Jawa Barat,” katanya.

    Dedi mengaku tidak ingin setiap bencana longsor dan banjir hanya berhenti pada pemberian bantuan.

    Dia menegaskan harus ada langkah konkret agar masalah banjir itu dapat diselesaikan.

    “Mulai dari sumber atas hulunya hingga ke sini hilirnya harus benar-benar,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul Viral, Nekat Terobos Arus Banjir, Mobil Terseret Sejauh 20 Meter di Kecamatan Setu Bekasi

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) (Kompas.com)

  • Pemkot Bogor, Kemenhub dan PT KAI Belum Temukan Solusi Perbaikan Longsor di Batutulis

    Pemkot Bogor, Kemenhub dan PT KAI Belum Temukan Solusi Perbaikan Longsor di Batutulis

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, serta Direktur Prasarana Perkeretaapian pada Selasa (4/3).

    Rakor yang berlangsung di Balai Kota Bogor itu membahas terkait bencana longsor di Jalan Saleh Danasasmita, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, yang menyebabkan akses jalan terputus.

    Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin menuturkan rakor tersebut dilaksanakan setelah lebih dulu dilakukan peninjauan ke lokasi jalan longsor di atas underpass Jalan Saleh Danasasmita.

    “Kita berdiskusi di Balai Kota Bogor ini karena lokasi jalan yang longsor dan ambruk di Batutulis merupakan akses strategis bagi masyarakat di kawasan Stasiun Batutulis, Cipaku, Pamoyanan, dan sekitarnya,” ujar Jenal Mutaqin, Selasa (4/3) Malam.

    BACA JUGA: Kabupaten Bogor Dilanda Bencana, Pemkab Minta BNPB Modifikasi Cuaca

    Ia menyebut, dalam diskusi itu dibahas beberapa hal terkait perbaikan infrastruktur. Namun, untuk detail teknis perbaikan, masih diperlukan tahapan atau proses terkait metode pengerjaan serta waktu yang dibutuhkan.

    “Pembahasan ini sangat teknis. Namun, yang pasti, pihak PT KAI akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan percepatan perbaikan tanpa melanggar aturan,” tuturnya.

    “Tentu, ini juga membutuhkan pendampingan dari Kementerian PU dan pemerintah pusat,” imbuh Jenal.

    Nantinya, untuk menunjang pelaksanaan berbagai perbaikan infrastruktur dan memberikan bantuan kepada korban bencana, status siaga akan ditingkatkan menjadi tanggap bencana.

    “Peningkatan status siaga menjadi tanggap bencana ini diperlukan karena surat resmi mengenai hal tersebut juga dibutuhkan oleh PT KAI sebagai dasar bahwa kejadian ini benar-benar merupakan bencana alam,” ucap Jenal.

    BACA JUGA: Horor Kota Bogor: Bayi Tewas Akibat Longsor hingga Jalan Amblas

    Dia menambahkan, nantinya implementasi lebih lanjut dari sisi infrastruktur akan dilakukan baik oleh PT KAI maupun Kemenhub. (YUD)

  • 5
                    
                        Banjir Bekasi, Dedi Mulyadi: Akibat Nafsu Membangun Dihajar Habis
                        Bandung

    5 Banjir Bekasi, Dedi Mulyadi: Akibat Nafsu Membangun Dihajar Habis Bandung

    Banjir Bekasi, Dedi Mulyadi: Akibat Nafsu Membangun Dihajar Habis
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    menilai banjir yang melanda Kabupaten dan Kota Bekasi akibat lingkungan yang sudah rusak karena nafsu melakukan pembangunan yang ugal-ugalan.
    Dedi menyebut banjir paling parah di Jawa Barat terjadi di Bekasi.
    Namun, di daerah lain seperti di Purwakarta juga ada.
    “Kalau nafsu buat membangun dihajar habis, ini akibatnya, ini problem dari lamanya kita abai terhadap lingkungan dan ini saatnya kita mengevaluasi diri,” ujar Dedi usai menghadiri
    groundbreaking
    perumahan ASN Polri di Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).
    Karena itu, kata dia, pekan depan ia akan mengevaluasi tata ruang wilayah Jabar.
    Ia juga akan memanggil sejumlah pengembang perumahan di Bekasi yang saat ini terendam banjir.
    “Iya nanti saya panggil, membangun rumah di situ menjanjikan tidak banjir, kenapa banjir?” kata Dedi.
    Menurut Dedi, hilangnya ruang terbuka hijau, hutan, maupun sawah menjadi sebab sejumlah wilayah di Jabar menjadi langganan banjir.
    Ia juga ingin bantuan untuk warga terdampak banjir tidak hanya terhenti melalui bantuan sembako, tetapi harus ada langkah konkret agar bencana tersebut tidak terulang di masa depan.
    “Hilangnya ruang terbuka hijau, hutan, sawah itu penyebab banjir. Soal bantuan? Sudah cukup lah, yang perlu diperlukan adalah masa depan, karena kebiasaan kita setiap bencana longsor, banjir selesai di bantuan sembako, saya gak mau itu,” kata Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Akses ke Jalan Batu Tulis Bogor Ambles, Ini Jalur Alternatifnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Maret 2025

    Akses ke Jalan Batu Tulis Bogor Ambles, Ini Jalur Alternatifnya Megapolitan 4 Maret 2025

    Akses ke Jalan Batu Tulis Bogor Ambles, Ini Jalur Alternatifnya
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Jalan Saleh Danasasmita, yang terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, ditutup sementara pada Selasa (4/3/2025) akibat ambles.
    Penutupan ini terjadi karena kondisi jalan yang rusak parah sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan.
    Jalan ini merupakan jalur utama penghubung antara Jalan Raya Cipaku dan Jalan Raya Batu Tulis, maupun sebaliknya.
    Pemerintah Kota Bogor mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif guna menghindari kemacetan.
    Melalui akun Instagram @pemkotbogor, pemerintah setempat memberikan informasi mengenai jalur alternatif yang dapat digunakan, sebagai berikut:
    Dalam pengumuman tersebut, Pemkot Bogor juga menegaskan bahwa untuk jalur alternatif Pabuaran – BNR, kendaraan besar diperbolehkan melintas dengan tonase maksimal 8 ton, sedangkan untuk jalur Cipinang Gading, kendaraan besar dilarang melintas.
    Sebelumnya, jalan ini mengalami ambles akibat curah hujan yang cukup tinggi yang mengguyur kawasan Bogor sejak Senin (3/3/2025) sore hingga Selasa (4/3/2025) dini hari.
    Hal ini menyebabkan kontur tanah di sekitar jalan menjadi labil dan berpotensi menyebabkan longsor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jabodetabek Dikepung Banjir, BNPB Beberkan Kondisi di Jakarta, Bekasi, Depok

    Jabodetabek Dikepung Banjir, BNPB Beberkan Kondisi di Jakarta, Bekasi, Depok

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan terkait kondisi yang dibutuhkan dan langkah yang akan dilakukan, menimbang banjir menimpa kawasan Jabodetabek. 

    Kepala BNPB Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek secara daring, pada Selasa (4/3/2025) memaparkan hal-hal yang dibutuhkan dari setiap wilayah. 

    Dijelaskan bahwa untuk wilayah Jakarta telah banyak beberapa wilayah yang tergenang. Sebab demikian, kota metropolitan ini membutuhkan operasi modifikasi cuaca.

    “Nanti kita akan lakukan baik DKI dengan BNPB. DKI kami minta untuk melaksanakan juga sebagaimana yang dilaksanakan di tahun baru,” jelas Suharyanto. 

    Selain itu, BNPB juga tengah berkoordinasi dengan Jakarta terkait permasalahan yang terjadi. Pasalnya, terdapat keluhan dari masyarakat terkait sahur dan buka puasa. Mereka akan melaksanakan koordinasi lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan ini. 

    Untuk Jawa Barat, BPBD menyampaikan bahwa permasalahan banyak terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Contohnya seperti adanya jembatan yang putus, adanya ratusan pengungsi, dan pemberian logistik sudah dilakukan. 

    Kemudian, untuk wilayah Bogor sendiri, BPBD juga menerima informasi bahwa terdapat beberapa titik di Kota Bogor yang mengalami longsor. Sebab itu, pihaknya juga akan mengirim tim ke lokasi untuk langsung berkoordinasi dengan Walikota Bogor. 

    Lanjutnya, untuk Kota Depok relatif tidak besar. Namun, beberapa dari masyarakat di lokasi meminta evakuasi. Sebab demikian, terdapat permintaan dalam perahu karet. 

    Pada hari ini juga, BPBD akan melakukan peninjauan ke Kota Bekasi untuk melihat dan berkoordinasi langsung dengan Wali Kota Setempat, terkait langkah-langkah apa yang harus dilakukan. 

    Beralih ke wilayah Banten, dijelaskan bahwa beberapa wilayah di Kota Tangerang tergenang banjir. Sama seperti wilayah-wilayah sebelumnya, BPBD akan melakukan peninjauan langsung. 

    Dari pemaparan tersebut, BPBD kemudian akan mengevakuasi masyarakat, memastikan logistik terpenuhi dan operasi modifikasi cuaca (OMC) akan dilaksanakan hingga tanggal 8 Maret 2025. 

    Pihaknya juga akan mengeluarkan alat-alat untuk melaksanakan pembersihan atau pompa-pompa, agar air yang tergenang cepat surut dan lingkungan yang kotor menjadi bersih. 

  • Hujan Lebat hingga Ekstrem Diprediksi Terjadi Hingga 6 Maret 2025

    Hujan Lebat hingga Ekstrem Diprediksi Terjadi Hingga 6 Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG memprediksi kondisi hujan lebat hingga ekstrem masih mungkin melanda wilayah Indonesia. Dengan prediksi ini, maka potensi banjir masih mengintai.

    Dilansir dari laman resmi BMKG, prediksi curah hujan dasarian pada bulan Februari III hingga Maret II 2025 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan kriteria rendah hingga menengah (20 – 150 mm/hari).

    Namun, terdapat beberapa wilayah yang diprediksi akan memasuki kategori curah hujan tinggi hingga sangat tinggi (>150 mm/hari) pada dasarian I Maret, yaitu di sebagian kecil Aceh dan Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung, sebagian kecil Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil maluku, dan sebagian Papua. 

    Beberapa fenomena atmosfer diprediksi secara signifikan mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan. Salah satunya adalah Gelombang Ekuator berupa Gelombang Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang diprediksi akan aktif di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, serta Kepulauan Papua bagian barat.

    Aktifnya beberapa gelombang ekuator tersebut berimplikasi pada peningkatan potensi pembentukan awan hujan di daerah yang dilaluinya. Fenomena lainnya yang juga berkontribusi pada peningkatan hujan di Indonesia adalah terpantaunya sirkulasi siklonik di Perairan Barat Aceh dan Samudra Hindia barat daya Bengkulu, yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Perairan Barat Aceh hingga Sumatra Utara dan di Perairan Barat Bengkulu hingga Pesisir Barat Lampung. 

    Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer yang signifikan tersebut, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan. Pemantauan cuaca secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang.

    Prospek Cuaca Sepekan ke depan Periode 4 – 6 Maret 2025

    Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:

    Hujan Sedang – Lebat : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
    Hujan Lebat – Sangat Lebat : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
    Periode 7 – 10 Maret 2025

    Wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berada di wilayah berikut:

    Hujan Sedang – Lebat : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
    Hujan Lebat – Sangat Lebat : Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
    Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG. 

    Imbauan BMKG

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.
    Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.
    Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
    Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
    Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

  • BMKG Prediksi Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025

    BMKG Prediksi Puncak Hujan Ekstrem di Jabodetabek Terjadi pada 11-20 Maret 2025

    loading…

    BMKG memprediksi puncak hujan ekstrem di Jabodetabek terjadi pada 11 hingga 20 Maret 2025. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini puncak hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) terjadi pada 11 hingga 20 Maret 2025. Intensitas hujan para periode puncak ini akan mencapai 300 mm per 10 hari.

    “Ternyata tren puncaknya ada di sepuluh hari kedua (bulan Maret). Jadi dimulai tanggal 11 sampai kira-kira 20 Maret 2025. Jadi ini curah hujan tertinggi di hijau tua, sampai mencapai 300 mm dalam 10 hari. Ini termasuk berpotensi ekstrem, jadi nanti akan menggelontornya ke bawah (wilayah hulu),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

    Dwikorita mengungkapkan BMKG per tanggal 27 Februari 2025 lalu telah menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem dalam periode seminggu ke depan akibat adanya berbagai fenomena atmosfer.

    “Peringatan dini ini kami ulang-ulang. Kami update untuk potensi sepekan ke depan karena fenomenanya masih akan berlanjut, meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian tampaknya puncaknya di tanggal 11 Maret, meningkat, berangsur-angsur meningkat lagi sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” katanya.

    Dwikorita mengimbau kepada Kepala Daerah agar terus mengupdate perkembangan informasi cuaca dari BMKG. “Ini informasinya selalu kami sampaikan sedini mungkin dan diulang-ulang setiap 3 jam, bahkan kalau sudah di hari H-nya itu kadang-kadang 30 menit itu ada update juga,” paparnya.

    Sehingga, kata Dwikorita, kepala daerah langsung menyampaikan ke masyarakat khususnya yang ada di bantaran sungai juga lereng-lereng untuk waspada. Sebelum mereka terjebak barangkali bisa ada upaya untuk ditolong. Atau mungkin ada jembatan-jembatan yang kemungkinan sudah sangat rawan itu bisa ditutup sementara.

    “Kemudian sebetulnya di daerah kan sudah mengenal lereng-lereng mana yang akan longsor itu kan sebetulnya sudah mulai kelihatan, mohon dengan hormat apabila ada peringatan dini hal-hal yang seperti itu mohon ditutup atau dialihkan, atau diupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang mendekat ke sana,” pungkasnya.

    (cip)

  • Puncak Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi 10-11 Maret 2025, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor – Page 3

    Puncak Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi 10-11 Maret 2025, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir di beberapa wilayah Indonesia. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek pada Selasa (4/3/2025).

    Peringatan ini mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), termasuk Banten, dan Lampung, yang diperkirakan akan mengalami dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi.

    Kepala BMKG menekankan pentingnya pemantauan informasi cuaca secara berkala. “Peringatan dini ini kami ulang-ulang. Terakhir tadi malam kami melakukan komunikasi langsung melalui telepon dengan Ibu Kalaksa BPBD Jawa Barat, SAR Bandung, serta beberapa BPBD di wilayah Banten dan Lampung. Wilayah-wilayah ini diperkirakan akan terdampak cuaca ekstrem,” ujar Dwikorita Karnawati.

    Meskipun sempat mengalami penurunan, kata dia, kondisi cuaca diprediksi akan kembali memburuk dan berpotensi ekstrem pada 10 hingga 11 Maret 2025 mendatang. BMKG meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca setiap tiga jam, bahkan hingga setiap 30 menit sekali pada hari H.

    “Mohon tindak lanjutnya, terutama untuk masyarakat yang berada di bantaran sungai sebelum mereka terjebak (banjir),” ucap Dwikorita.

    Selain imbauan untuk memantau informasi cuaca, BMKG juga menyoroti pentingnya antisipasi terhadap infrastruktur yang rentan terhadap cuaca ekstrem. Hal ini penting untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi. 

    “Jika ada jembatan yang sangat rawan, sebaiknya ditutup sementara. Begitu juga dengan daerah lereng yang rawan longsor, sudah mulai bisa diprediksi. Mohon untuk ditutup atau dialihkan demi keselamatan masyarakat,” kata Dwikorita.