Topik: longsor

  • 495 Rumah Warga Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Padangsidimpuan

    495 Rumah Warga Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Padangsidimpuan

    SUMUT – Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Padangsidimpuan memberi dampak serius. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara melaporkan setidaknya 495 rumah mengalami kerusakan akibat sapuan air yang meluap.

    Berdasarkan laporan yang diterima ANTARA di Medan, Ahad, ratusan rumah yang rusak akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis, 13 Maret ini dikategori tingkat kerusakannya.

    Pusdalops PB Sumut mencatat rumah yang mengalami rusak berat akibat peristiwa naas tersebut sebanyak 164 unit atau lebih banyak dari rusak sedang yang tercatat 103 unit. Sementara kategori rusak ringan tercatat paling banyak paling banyak dibandingkan dua kategori tersebut atau mencapai 228 rumah.

    Selain itu banjir dan tanah longsor yang melanda enam kecamatan dan puluhan kelurahan maupun desa ini juga mengakibatkan satu sekolah rusak sedang dan rusak ringan serta rumah ibadah satu rusak sedang dan juga satu rusak ringan.

    Adapun enam kecamatan yang terlanda bencana tersebut yakni Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.

    Sedangkan kelurahan atau desa yang terdampak yakni Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, dan Kelurahan Kantin di Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Lalu Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, kemudian Gang OtoaYana, Gang Salak Permai, Gang Tanggal, Gang Libers – Kawasan Hapinis Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

    Selanjutnya Desa Rimba Shoping, Desa Sima Tohir di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, serta Desa Pulo Bauk dan Desa Huta Lombang di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan data tersebut merupakan data sementara yang masuk dari Pusdaslops PB Sumut.

    Yuyun sapaan akrabnya mengatakan BPBD setempat telah melakukan upaya penanganan yang melibatkan pemangku kebijakan terkait.

    “Pihak terkait telah melakukan penilaian awal kejadian bencana di lokasi bencana, melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir dan melakukan operasi SAR terhadap korban yang hilang,” kata dia.

    Selain itu dia menambahkan pihak terkait juga melakukan pemenuhan kebutuhan dasar terhadap masyarakat terdampak bencana, melakukan perencanaan, penentuan rencana operasi, dan evaluasi penanganan darurat, serta mendirikan posko.

    Pihaknya juga melakukan pendampingan sistem komando penanganan darurat bencana dan keposkoan dan menurunkan sumber daya manusia di lokasi bencana.

    “Berdasarkan laporan, ketinggian air sudah menurun drastis di enam kecamatan dan masyarakat didukung oleh pemerintah daerah dan relawan melakukan pembersihan material akibat banjir,” ujarnya.

  • Rumah Penghuni Punsae Ungaran Terancam Disita Bank, Bina Laudhi: Padahal Kami Sudah Bayar Lunas

    Rumah Penghuni Punsae Ungaran Terancam Disita Bank, Bina Laudhi: Padahal Kami Sudah Bayar Lunas

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Nasib pilu dialami warga penghuni Perumahan Ungaran Asri Regency (Punsae), Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

    Tak sekadar persoalan longsor, warga pun harus dihadapkan permasalahan yang juga tak kalah pentingnya. 

    Selain tanah perumahan di dekat tebing yang ambles hingga bangunan-bangunan menjadi rusak, terdapat persoalan lain yaitu sertifikat warga yang ternyata diagunkan oleh pihak pengembang ke perbankan.

    Sebagian warga yang telah membayar lunas tanah di sana hingga kini tak mendapatkan sertifikatnya dan justru dimintai pelunasan oleh pihak perbankan.

    Warga setempat, Bina Laudhi (45) telah membayar lunas kepada pengembang pada 2017.

    Setelah beberapa tahun kemudian rumahnya dibangun.

    Kini Bina Laudhi justru mendapat surat dari pihak perbankan karena tanah dan bangunan rumahnya akan dilelang per 16 Mei 2025.

    “Kami malah diminta menombok (membayar) ke perbankan sebesar Rp72 juta, padahal sudah lunas.”

    “Sedangkan saya belum dapat sertifikat.”

    “Sepertinya sertifikatnya dijadikan agunan di perbankan,” kata Bina Laudhi kepada Tribunjateng.com, Minggu (16/3/2025).

    Dia khawatir jika nantinya tanahnya disita dan pihak pengembang tidak bertanggung jawab.

    Padahal, proses dia sebelumnya dalam membeli rumah tersebut tidaklah mulus.

    “Waktu itu rumah tak kunjung dibangun, malah diminta pindah blok yang luas tanahnya lebih kecil.”

    “Berarti pihak pengembang masih ada yang kurang bayar ke saya.”

    “Setelah pindah, saya lapor polisi dan akhirnya dibangunkan beberapa tahun kemudian,” imbuh Bina Laudhi.

    Dia menyebutkan, terdapat seratusan warga lain yang telah membayar dan mendapatkan permasalahan yang sama.

    Bahkan, lanjut Bina, terdapat juga warga lain yang lahannya yang belum dibangun, serta sebagian lain belum terbangun utuh.

    “Harapannya hak-hak kami dipenuhi, sertifikatnya dikasihkan dan yang (rumahnya) belum dibangun agar dibangun,” ujar dia.

    Sementara itu, pihak Komisi C DPRD Kabupaten Semarang telah menyoroti hal tersebut dan melakukan audiensi bersama pihak-pihak terkait.

    Pihak pengembang, dalam hal ini, PT Agung Citra Khasthara (ACK) dan pihak perbankan juga turut dipertemukan di kantor DPRD Kabupaten Semarang, pada Jumat (14/3/2025).

    Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi menegaskan bahwa baik pihak perbankan maupun pengembang harus berkomunikasi serta mencari solusi untuk kepastian para penghuni di Punsae.

    “Kami merekomendasi agar ada solusi yang sudah bayar lunas tidak terbebani untuk membayar lagi.”

    “Kami juga meminta BTN untuk tidak menagih dan mengeksekusi, atau menarik rumah (warga),” kata Wisnu Wahyudi.

    Satu di antara permasalahan yang dia soroti yakni saat BTN memiliki hubungan dengan pengelola lama PT ACK yang bernama Ari, hingga selanjutnya kepengelolaan diserahkan kepada Prayitno.

    Menurut Wisnu Wahyudi, BTN seharusnya sudah mengetahui hal tersebut, namun tetap melanjutkan untuk mengirim surat kepada warga-warga yang tidak tahu permasalahannya.

    “BTN ini memang memberikan kepercayaan kepada seseorang, Prayitno untuk menyelesaikan urusan di PT ACK yang diprakarsai oleh Ari, pengembang yang awal.”

    “Menjadi kecurigaan kami sebetulnya karena dengan permasalahan ini BTN tidak tahu, sehingga kami minta urusan tersebut diselesaikan terlebih dahulu,” tegas Wisnu Wahyudi.

    Sementara itu, persoalan tak hanya menimpa penghuni yang telah membayar lunas dan terancam kehilangan rumahnya.

    Terdapat penghuni lain yang masih mengangsur kepada BTN mengalami masalah lain, yakni amblesnya tanah hingga rumahnya menjadi rusak.

    Satu di antara penghuni, Prahayuda F, tidak bisa menempati rumahnya karena ambles dan beberapa bagian bangunan yang retak.

    Meskipun tampak terbebas dari persoalan keuangan dengan pihak pengembang dan bank, dia resah karena terancam kehilangan rumahnya, sebab tanah tergerus air.

    Posisi rumahnya berada di ujung belakang yang berada di dekat tebing.

    “Saya tidak berani tinggal di sana, sudah setahun saya tinggalkan, namun masih saya bayar angsurannya.”

    “Dengan kondisi tersebut, saya terpaksa memperpanjang kontrakan rumah sampai enam tahun di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang,” kata Prahayuda.

    Dia menambahkan, harus merogoh kocek lebih dalam untuk memperbaiki rumahnya.

    Sejumlah perbaikan yang harus dilakukan meliputi pembangunan pondasi cakar ayam untuk penguatan, serta perbaikan konstruksi yang rusak.

    Prahayuda berharap, terdapat perhatian dari pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan itu. (*)

  • Pemprov Banten Keruk Pendangkalan Sungai Cibanten Serang Gegara Longsor

    Pemprov Banten Keruk Pendangkalan Sungai Cibanten Serang Gegara Longsor

    Jakarta

    Gubernur Banten Andra Soni mengunjungi lokasi Sungai Cibanten yang alami pendangkalan karena banjir bandang dan longsor. Pemprov Banten pun berupaya untuk mengeruk agar muka air sungai tidak mudah meluap dan banjir.

    Kunjungan Andra Soni dilaksanakan pada Minggu (16/3/2025), di Kampung Begog, Desa Citasuk, Padarincang, Kabupaten Serang. Andra didampingi istri Tinawati dan Kepala DPUPR Banten Arlan Marzan.

    “Saya dapat laporan dari warga bahwa ada pendangkalan anak Sungai Cibanten di wilayah Padarincang, dikarenakan longsor, sebelumnya longsor menutupi jalan di wilayah sini, sudah diselesaikan oleh PUPR dengan dibantu TNI, Polri dan masyarakat, relawan, alhamdulillah jalannya sudah selesai beberapa hari yang lalu,” ujar Andra dalam keterangannya.

    “Kemudian ada pendangkalan sungai karena longsoran batu, yang mengakibatkan beberapa rumah sekitaran situ rusak dan kebanjiran. Jadi, hari ini alhamdulillah, respons cepat dari kepala dinas PUPR, saat saya hanya meneruskan video dari masyarakat dan beliau langsung berkoordinasi dengan Balai Besar C3 (Cidanau, Ciujung, Cidurian) yang memang punya kewenangan untuk mengurusi sungai, dan anak sungai, kita tangani terlebih dahulu sambil berkoordinasi,” tambahnya.

    Pemprov Banten menurunkan dua alat berat, dan 60 personel untuk penanganan sementara. Selain itu, BBWSC3 menurunkan satu alat berat.

    “Karena ini agak panjang, dan volume material yang menutupi sungainya sangat banyak. Ini juga mengakibatkan, terganggu aliran irigasi ke pertanian dan Insyaallah ini kita tangani langsung,” katanya.

    “Berikutnya saya akan minta dinas-dinas terkait untuk mendata warga terdampak, karena tadi saya lihat, ada rumah yang hampir rubuh dan sebagainya, mudah-mudahan pemerintah hadir dan kita harus cepat respons, ya karena tugas kita lagi-lagi adalah melayani,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Banten Arlan Marzan mengatakan berdasarkan kewenangan, penanganan tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. Namun, karena arahan Gubernur Banten, pemprov siap membantu dan berkoordinasi dengan BBWSC3.

    “Pemprov melalui dinas PUPR juga menerjunkan 2 alat berat dan 60 personel untuk melakukan normalisasi sungai dan pembersihan rumah warga dari material longsoran. Dari BBWSC3 juga telah menurunkan alat berat untuk percepatan penanganan,” tambahnya.

    (aik/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan

    BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu perjalanan mudik.

    Puncak arus mudik Lebaran 2025 diperkirakan terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, dengan jumlah pemudik mencapai 12,1 juta orang jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu. Berdasarkan pemantauan BMKG, pada 10–14 Maret 2025, hujan lebat hingga ekstrem terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

    Curah hujan tertinggi tercatat di Padang Pariaman, Sumatra Barat, dengan 210 mm pada 12 Maret 2025. Kepahiang, Bengkulu, mencatat 153 mm, sementara beberapa wilayah di Jawa Barat mengalami hujan di atas 100 mm selama beberapa hari berturut-turut. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir, longsor, dan genangan air yang dapat berdampak pada perjalanan darat, laut, dan udara.

    Ilustrasi hujan deras. Antara

    “Cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.

    Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” ujar Dwikorita, Minggu (16/3/2025).

    BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem sebelumnya dipicu oleh gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan.

    “Dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah, terutama Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan. Pemudik yang melintasi wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” jelas Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa anomali suhu muka laut yang lebih hangat di perairan Indonesia menyebabkan peningkatan kandungan uap air di atmosfer, sehingga memperbesar potensi hujan lebat.

    “Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait,” ujar Andri.

    Wilayah yang diguyur hujan deras

    Pada 6-18 Maret 2025, hujan lebat diperkirakan terjadi di Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

    Pada 19 – 23 Maret 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    Guswanto juga mengingatkan pemudik yang menggunakan transportasi udara dan laut untuk memperhatikan prakiraan cuaca di bandara dan pelabuhan tujuan. Hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi berpotensi menyebabkan keterlambatan atau pembatalan perjalanan.

    “Khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara.

    Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk di beberapa bandara. Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca di rute perjalanan mereka,” tambah Guswanto.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Air Sungai Meluap, Banjir Menerjang Wilayah Danau Toba Parapat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Maret 2025

    Air Sungai Meluap, Banjir Menerjang Wilayah Danau Toba Parapat Regional 16 Maret 2025

    Air Sungai Meluap, Banjir Menerjang Wilayah Danau Toba Parapat
    Tim Redaksi
    SIMALUNGUN, KOMPAS.com
    – Banjir terjadi di kawasan Danau Toba, Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten
    Simalungun
    , Provinsi Sumatera Utara, Minggu (16/3/2025).
    Salah seorang warga setempat, Feri Ndraha mengatakan bahwa banjir diakibatkan meluapnya air dari Sungai Batu Gaga, Bangun Dolok, akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sejak siang pukul 13.00 WIB hingga sore pukul 17.40 WIB.
    Air bercampur batu dan lumpur meluap ke Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Anggarajim.
    Diperkirakan, ratusan rumah penduduk, SPBU, dan fasilitas umum tergenang banjir.
    Adapun Jalan Sisingamangaraja, yang merupakan jalan lintas menuju Kabupaten Toba, sempat terganggu akibat tersapu material
    longsor
    .
    “Sepertinya ada longsor di atas jembatan Bangun Dolok pinggiran sungai itu. Sampai sekarang banjir masih berlangsung meski hujan sudah berhenti,” kata Feri kepada
    Kompas.com.
    Feri mengatakan bahwa rumahnya ikut terdampak banjir akibat meluapnya sungai tersebut.
    Beruntung, anggota keluarganya dapat diselamatkan dari derasnya air.
    “Adik mertua, istri, dan satu orang anak sempat terjebak banjir. Rumah hancur, barusan kami bawa mereka ke UGD,” ujar Feri.
    Warga lainnya, Andi mengatakan bahwa sampai saat ini warga yang terdampak belum dapat berbuat apa-apa sebab luapan air dari Sungai Batu Gaga masih belum surut.
    Ia mengatakan bahwa beberapa rumah warga di Jalan Anggarajim mengalami kerusakan parah akibat dihantam batu dan lumpur.
    “Mau membersihkan rumah belum bisa karena air masih terus meluap,” katanya.
    Menurut Andi, peristiwa kali ini lebih parah dibanding peristiwa banjir sebelumnya yang terjadi pada Kamis, 13 Mei 2021. “Ini lebih parah dari sebelumnya,” katanya.
    Hingga berita ini dimuat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun belum memberikan keterangan resmi mengenai jumlah rumah dan korban akibat banjir tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usai Banjir Rendam Melong, Pemkot Cimahi Pastikan Keselamatan Warga Terdampak

    Usai Banjir Rendam Melong, Pemkot Cimahi Pastikan Keselamatan Warga Terdampak

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi bergerak cepat dalam penanganan tanggap darurat banjir yang melanda kawasan RW 02, Sasak Golkar, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, usai diguyur hujan deras pada Sabtu (15/3/2025) malam.

    Wakil Wali Kota Cimahi, Adithia Yudhistira, menegaskan keselamatan warga menjadi prioritas utama, terutama bagi kelompok rentan seperti balita, lansia, dan ibu hamil.

    Ia memastikan bantuan pemerintah telah diturunkan untuk membantu korban terdampak.

    BACA JUGA: Banjir Cimanggung, Pemda Sumedang Siapkan Posko Tanggap Darurat

    “Warga yang terdampak pertama ada lansia yang usianya 83 tahun sendirian, kita tanggulangi dulu. Jangan sampai tinggal dulu di rumahnya karena masih licin. Takutnya nanti terjadi apa-apa. Lalu ada juga ibu hamil, jangan sampai nanti terjatuh bisa terjadi apa-apa,” ujar Adithia saat ditemui di lokasi, Minggu (16/3/2025).

    Adithia menyoroti kondisi ibu hamil yang rentan terhadap risiko saat bencana. Ia menyebut ada seorang ibu hamil berusia di atas 40 tahun yang perlu penanganan khusus.

    “Tadi juga ada yang hamil berusia di atas 40 tahun, itu kan berisiko. Itu harus diprioritaskan yang seperti itu,” bebernya.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan, mengungkapkan hampir sekitar 500 kepala keluarga atau 1.500 jiwa terdampak banjir di kawasan Melong, Cimahi Selatan.

    BACA JUGA: Dirjen Rehsos Pantau Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumba Timur

    Kejadian yang terjadi di RW 02 Kelurahan Melong itu berdampak pada warga yang rentan, termasuk 43 lansia, 292 anak berusia di atas lima tahun, dan 25 balita.

    “Karena ada lansia dan balita, kami sudah menyalurkan logistik, termasuk paket lansia,” kata Andy, sapaan akrabnya.

    Bantuan yang disalurkan mencakup kebutuhan sandang dan pangan, termasuk perlengkapan khusus untuk balita seperti popok dan celana anti buang air.

    Andy memastikan bahwa banjir hanya merendam rumah warga tanpa menyebabkan kerusakan struktural.

    BACA JUGA: Bimax Banjar Berbagi Kebahagiaan, Santuni 30 Anak Yatim di Bulan Ramadan

    “Tidak ada rumah yang roboh atau mengalami kerusakan parah, dampaknya hanya terendam air,” ujarnya.

    Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Cimahi turut memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak.

  • Banjir Cimanggung, Pemda Sumedang Siapkan Posko Tanggap Darurat

    Banjir Cimanggung, Pemda Sumedang Siapkan Posko Tanggap Darurat

    JABAR EKSPRES – Banjir akibat luapan Sungai Cimande di Kecamatan Cimanggung harus ditangani secara terpadu dan berkelanjutan.

    Hal itu dikatakan Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dalam keterangannya, Sabtu (15/3)

    “Pemda Kabupaten Sumedang telah melakukan konsep dan langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,” tutur Bupati.

    “Untuk jangka pendek, Pemda telah menyediakan Posko Tanggap Darurat di depan Puskesmas Sawahdadap Kecamatan Cimanggung, kemudian dibuatkan Dapur Umum dari Dinas Sosial yang sedang meluncur ke Kantor Kecamatan,” tutur Bupati.

    Langkah lainnya, lanjut Bupati, akan segera dilakukan pengerukan sedimentasi di bawah jembatan Pangsor.

    “Besok pengerukan akan menggunakan 1 unit backhoe spider, 1 unit backhoe, 3 dumptruck, dan melibatkan kurang lebih 200 personil,” ucapnya.

    Selanjutnya akan ada normalisasi Sungai Cimande sepanjang 3 kilometer dan perbaikan terhadap tanggul-tanggul yang jebol, “Semua ini akan dimulai besok juga,” tuturnya.

    Bupati juga menuturkan, dalam waktu dekat akan dilakukan perbaikan drainase dan penataan bantaran sungai sehingga tidak ada lagi alih fungsi lahan.

    “Kita akan melakukan reboisasi di daerah aliran sungai. Kami juga akan lakukan pelebaran sungai di titik-titik kritis yang sering meluap. Selain itu, pembersihan sampah di aliran sungai dan pembuatan regulasi ketat terkait pembuangan limbah,” ujarnya.

    Bupati menambahkan, optimalisasi sistem drainase harus dilakukan seperti pembangunan atau perbaikan drainase di daerah rawan banjir dan pengadaan sumur resapan di kawasan pemukiman.

    “Selanjutnya kita akan buat tanggul dan penguatan bantaran sungai dengan cara pemasangan bronjong di tepian sungai yang rawan longsor dan pembuatan tanggul penahan banjir di wilayah padat penduduk,” ucapnya.

    Yang tidak kalah penting dari itu semua adalah mengedukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan waspada terhadap bencana.

    “Penting juga memberi edukasi kepada masyarakat agar peduli lingkungan dan siap siaga terhadap bahaya banjir dan penanganannya,” imbuhnya.

    Selain langkah jangka pendek, Bupati juga menyebutkan bahwa pihaknya menetapkan langkah jangka menengah dalam mengatasi permasalahan banjir tersebut.

    “Caranya adalah dengan melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai, kemudian revitalisasi infrastruktur pengendali banjir, lalu revitalisasi tata ruang dan zonasi wilayah rawan banjir,” terangnya.

  • Waspada! Puncak Arus Mudik Diselimuti Hujan Lebat

    Waspada! Puncak Arus Mudik Diselimuti Hujan Lebat

    loading…

    BMKG memprediksi puncak arus mudik bakal diselimuti cuaca ekstrem berupa hujan deras. FOTO/DOK.SindoNews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak arus mudik bakal diselimuti cuaca ekstrem berupa hujan deras . Cuaca ekstrem dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan.

    “Dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah, terutama di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan,” kata Guswanto dalam keterangannya, Minggu (16/3/2025).

    Ia mengimbau pemudik yang melewati jalur-jalur tersebut untuk berhati-hati lantaran berpotensi longsor dan banjir. Beberapa ruas jalan tol pun berpotensi tergenang.

    “Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” kata Guswanto.

    Sementara, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, BMKG menganalisis adanya anomali suhu muka langit yang lebih hangat di perairan Indonesia. Kondisi ini, kata dia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer, sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.

    “Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait,” ujar Andri.

    Berikut prospek cuaca dalam periode 16-23 Maret 2025 berdasarkan analisis BMKG:• 16 – 18 Maret 2025: Hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Kep Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

    • 19 – 23 Maret 2025: Potensi hujan lebat di Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    (abd)

  • Bandung Barat Dikepung Bencana Tahunan, Bupati Diminta Lebih Sigap

    Bandung Barat Dikepung Bencana Tahunan, Bupati Diminta Lebih Sigap

    JABAR EKSPRES – Sejumlah bencana alam dalam satu pekan terakhir terjadi berbagai wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    Bencana alam yang terjadi mulai dari banjir dan banjir bandang, tanah longsor hingga pergerakan tanah yang memaksa warga harus mengungsi untuk keselamatan mereka.

    Kondisi ini pun memaksa kepala daerah yang baru menjabat harus lebih sigap dan tanggap menghadapi kejadian bencana yang menimpa wilayah Bandung Barat.

    Pergerakan tanah terjadi di Kampung Cicapar Patrol RW 05 dan RW 06 Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas. Meski kejadian itu sejak tahun 2022 lalu, namun bencana pergerakan tanah di wilayah itu kembali meluas pada Jumat 14 Maret 2025.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, sebanyak 30 rumah rusak terdiri dari 10 rusak ringan, 10 rusak sedang, dan 10 rusak berat.

    Selain rumah, satu bangunan pendidikan yakni PAUD pun terdampak bencana pergerakan tanah.

    Sementara banjir pada Sabtu (15/3) terjadi di wilayah Kecamatan Ngamprah, sedikitnya terdapat 4 titik bencana sedang dan besar, salah satunya terjadi di Desa Margajaya, sebanyak 70 rumah terendam bencana tersebut.

    Selain di Margajaya, Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari pun mengalami hal serupa. Banjir setinggi lebih dari 1 meter merendam puluhan rumah di wilayah itu, meski begitu hingga saat ini BPBD Bandung Barat mengklaim masih mendata korban dari banjir tersebut, mulai dari rumah hingga jumlah jiwa.

    Pada hari yang sama, banjir bandang terjadi Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat. Selain kondisi lingkungan kritis dari hulu, curah hujan tinggi memicu luapan Sungai Cimeta.

    BACA JUGA: Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

    Luapan Sungai Cimeta lagi-lagi meluber hingga permukiman di wilayah itu. Meski hanya terjadi sehari, banjir merendam lebih dari 20 rumah yang dihuni 144 orang, 42 kepala keluarga (KK).

    Selain banjir, tanah longsor pun mendera sejumlah wilayah hingga sempat menurup akses jalan, diantaranya di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah. Tebing setinggi 4 meter longsor dan merubuhkan satu tiang listrik hingga hampir menutup seluruh badan jalan.

    Kemudian di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, longsor pun terjadi dan nyaris mengenai satu rumah milik warga.

  • Waspada, Ini Jalur Mudik 2025 yang Rawan Longsor dan Banjir di Lampung

    Waspada, Ini Jalur Mudik 2025 yang Rawan Longsor dan Banjir di Lampung

    Liputan6.com, Lampung – Pemudik yang melintas di Provinsi Lampung saat libur Lebaran 2025 diimbau untuk lebih waspada, terutama saat melewati jalur-jalur yang rawan bencana alam.

    Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, Wahyu Hidayata, mengungkapkan bahwa sejumlah ruas jalan nasional di Lampung memiliki risiko tinggi terhadap longsor dan banjir.

    “Jalur mudik yang rawan longsor di antaranya Jalan Lintas Barat (Jalinbar) serta jalan penghubung Krui-Liwa. Sementara itu, di Jalan Lintas Timur (Jalintim), pemudik perlu mewaspadai potensi banjir,” ujar Wahyu, Rabu (12/3/2025).

    Menurut Wahyu, tingginya mobilitas pemudik di Lampung yang menjadi pintu gerbang Pulau Sumatera mengharuskan adanya langkah antisipasi sejak dini.

    “Pemerintah harus memastikan kelancaran arus mudik, mengingat Lampung menjadi jalur utama bagi pemudik yang menuju Sumatera,” jelas dia.

    BPBD Lampung telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk memastikan kelancaran mudik. Wahyu memastikan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar pemudik dapat terhindar dari ancaman bencana hidrometeorologi.

    “Kami dari BPBD akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi potensi bencana selama musim mudik tahun ini,” ungkapnya.

    Selain itu, BPBD juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendirikan posko mudik di sejumlah titik strategis, seperti rest area, Pelabuhan Bakauheni, dan jalan lintas Sumatera.

    Tak hanya itu, BPBD Lampung juga menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

    “Berdasarkan pantauan, potensi hujan dan terbentuknya awan masih mungkin terjadi pada periode H-7 hingga H+7 Lebaran, sehingga pemudik diimbau untuk tetap berhati-hati,” dia memungkasi.