Topik: longsor

  • BPBD DIY Imbau Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Saat Lebaran 2025

    BPBD DIY Imbau Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Saat Lebaran 2025

    Yohyalarta, Beritasatu.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau pemudik dan wisatawan yang melewati Yogyakarta saat Lebaran 2025 agar waspada terhadap cuaca ekstrem. Potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pohon tumbang, petir, dan angin kencang, masih tinggi selama masa libur Lebaran.

    Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmat, menyebutkan periode libur Lebaran akhir Maret hingga awal April masih berada dalam puncak musim penghujan.

    “Kami mengingatkan pemudik dan wisatawan untuk berhati-hati, terutama di jalur rawan bencana seperti daerah perbukitan dan sungai,” ujarnya, Kamis (20/3/2025).

    Sejumlah kejadian akibat cuaca ekstrem telah terjadi di Yogyakarta. Salah satunya, longsor di tebing ruas jalan Clongop, Gedangsari, Gunungkidul, pada 17 Maret 2025, yang menutup total akses jalan antara Kabupaten Klaten dan Gunungkidul. Selain itu, pada 11 Maret 2025, hujan es disertai angin kencang melanda tiga kabupaten/kota di DIY, menyebabkan ratusan pohon tumbang dan belasan rumah rusak.

    BPBD DIY mencatat, kejadian longsor paling sering terjadi di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo, serta beberapa titik di Bantul dan Sleman. Jalur rawan longsor umumnya berada di daerah perbukitan dengan tanah labil yang minim vegetasi penahan serta belum dilengkapi sistem pengamanan longsor.

    Berdasarkan kajian BPBD DIY dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, seluruh kabupaten/kota di DIY masih dalam status Siaga Darurat Hidrometeorologi selama masa libur Lebaran 2025. Status ini kemungkinan diperpanjang hingga 8 April 2025 karena potensi cuaca ekstrem akibat bibit siklon di Samudera Hindia, selatan Yogyakarta.

    “Pemudik dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Potensi cuaca ekstrem masih tinggi, terutama di jalur-jalur rawan bencana,” tambah Noviar Rahmat.

    Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, sejumlah daerah di DIY telah melakukan mitigasi lebih terstruktur. Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, misalnya, telah mendirikan posko siaga bencana hidrometeorologi hingga tingkat kalurahan atau desa.

    Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menegaskan kesiapan sarana dan prasarana tanggap bencana harus terus ditingkatkan.

    “Yogyakarta menghadapi tiga situasi darurat selama libur Lebaran ini, yaitu bencana hidrometeorologi, aktivitas erupsi Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga (Level III), serta potensi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,” ujarnya.

    Sementara itu, Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan (Subditkamsel) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY memastikan akan menerapkan Operasi Ketupat Progo 2025 selama 17 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April, guna memastikan kelancaran arus mudik dan balik.

    BPBD DIY mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca ekstrem dan lalu lintas, serta mengikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama.

  • Cuaca Hari Ini Jumat 21 Maret 2025: Langit Jabodetabek Pagi Hari Cerah Berawan – Page 3

    Cuaca Hari Ini Jumat 21 Maret 2025: Langit Jabodetabek Pagi Hari Cerah Berawan – Page 3

    Perayaan Lebaran rasanya tidak lengkap tanpa mudik ke kampung halaman. Namun, perjalanan mudik pada tahun ini diprediksi akan lebih menantang karena potensi cuaca buruk.

    Sebagaimana diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan para pemudik untuk mewaspadai cuaca buruk. Berdasarkan pemantauan BMKG, hujan lebat hingga ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, hingga genangan air.

     Hal tersebut dapat berdampak pada perjalanan darat, laut, maupun udara. Maka dari itu, pemudik perlu memperhatikan beberapa hal berikut sebelum melakukan perjalanan mudik dengan kendaraan pribadi saat cuaca buruk:

    Pantau Prakiraan Cuaca Secara Berkala

    Sebelum memulai perjalanan, pemudik perlu memantau prakiraan cuaca terkini, baik melalui aplikasi maupun sumber terpercaya.

    Tak hanya itu, pemudik juga harus memperhatikan cuaca di sepanjang rute perjalanan. Jika terjadi perubahan cuaca mendadak, lebih baik menepi dan tidak melanjutkan perjalanan terlebih dahulu.

    Kondisi kendaraan yang prima menjadi salah satu kunci utama dalam keselamatan perjalanan mudik. Maka sebelum berangkat, pastikan pemudik telah melakukan pengecekan terhadap ban, sistem rem, wiper, lampu, dan mesin kendaraan.

    Selain itu, bawa juga perlengkapan tambahan seperti ban cadangan, dongkrak, dan alat-alat lainnya untuk situasi darurat.

    Siapkan Perlengkapan Darurat

    Perlengkapan darurat seperti payung, jas hujan, lampu senter, power bank, hingga kotak P3K wajib untuk dibawa. Sebab, penting untuk mengantisipasi situasi tidak terduga selama perjalanan.

    Rencanakan Rute Perjalanan

    Sebelum berangkat, pastikan pemudik telah melakukan riset terkait rute perjalanan yang akan ditempuh. Hindari daerah yang rawan banjir, tanah longsor, dan juga macet.

    Pemudik dapat memanfaatkan aplikasi navigasi yang memberikan informasi terkait lalu lintas secara real time.

    Saat berkendara dalam cuaca buruk, jaga konsentrasi penuh pada jalan. Hindari kecepatan tinggi dan tetap mewaspadai jalan yang licin dan berkabut.

    Selain itu, pastikan pula tubuh sedang dalam kondisi fit sebelum perjalanan. Jangan memaksakan diri untuk mengemudi jika merasa lelah. Istirahat yang cukup untuk menjaga stamina selama perjalanan.

    Cuaca buruk dapat memperlambat perjalanan mudik. Maka jika memungkinkan, usahakan untuk berangkat lebih awal.

    Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi stres akibat perjalanan yang terhambat dan pemudik dapat tiba di kampung halaman tepat waktu.

    Komunikasi dengan Keluarga

    Pastikan keluarga tahu soal rencana perjalanan mudik, termasuk rute yang akan dilalui dan estimasi waktu tiba.

    Jika situasi darurat tiba-tiba muncul, maka informasi tersebut dapat membantu anggota keluarga di kampung halaman.

  • Mudik Siang atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?

    Mudik Siang atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?

    Jakarta

    Menentukan waktu mudik saat siang atau malam hari terkadang membuat sejumlah pemudik jadi bimbang. Apalagi jika pemudik baru pertama kali pulang kampung dengan menggunakan kendaraan pribadi, tentu ada hal-hal yang harus dipertimbangkan.

    Mudik saat siang hari disebut lebih aman karena jarak pandang yang jelas, tapi cuaca panas bikin perjalanan terasa melelahkan. Sebaliknya, mudik di malam hari dinilai lebih nyaman karena udara lebih sejuk, tapi rawan kantuk dan jarang pandang tidak begitu baik.

    Lantas, lebih baik pilih mudik saat siang atau malam hari? Ketahui kelebihan dan kekurangannya dalam artikel ini.

    Faktor yang Harus Dipertimbangkan saat Mudik

    Saat mudik Lebaran, kamu harus menempuh perjalanan jauh hingga ratusan kilometer untuk bisa sampai di kampung halaman. Untuk itu, ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan perjalanan jauh.

    Dilansir situs Open Road Odysseys, berikut faktor-faktornya:

    1. Kepadatan arus lalu Lintas

    Sebelum berangkat mudik, kamu harus mengetahui jalur yang akan dilalui serta prediksi kepadatan arus lalu lintas. Apabila lewat jalan tol, mungkin terjadi kemacetan saat keluar pintu tol.

    Sedangkan jika berangkat melalui jalan raya nasional, mungkin terjadi kepadatan lalu lintas ketika melalui perempatan, pasar tumpah, hingga terminal bus.

    2. Jarak pandang

    Jarak pandang juga harus dipertimbangkan oleh pemudik. Apabila berangkat di siang hari dan cuaca sedang cerah, jarak pandang tentu sangat jelas.

    Sebaliknya, jika berangkat saat malam maka jarak pandang lebih terbatas. Apalagi jika kamu melalui jalan yang minim lampu penerangan, maka harus lebih berhati-hati.

    3. Faktor kelelahan

    Menempuh perjalanan jarak jauh hingga ratusan kilometer membuat tubuh jadi cepat lelah. Hal ini terkadang membuatmu lebih mudah kantuk saat mengemudi, sehingga dapat mengancam keselamatan nyawa.

    4. Fasilitas umum

    Dalam menentukan rute perjalanan, detikers juga perlu mengetahui fasilitas umum yang akan dilalui, seperti SPBU, rest area, minimarket, masjid, tempat makan, dan lain sebagainya.

    5. Gangguan selama perjalanan

    Ketahui juga sejumlah gangguan selama perjalanan mudik. Misalnya, kamu melalui jalan yang rawan longsor, banjir, atau banyak hewan liar yang melintas.

    Kelebihan dan Kekurangan Mudik saat Siang

    Apabila detikers berencana melakukan perjalanan mudik saat siang, ketahui sejumlah kelebihan dan kekurangan yang wajib diperhatikan di bawah ini:

    1. Kelebihan

    Jarak pandang lebih baikBanyak fasilitas umum yang masih bukaTubuh tetap terjaga selama perjalanan.

    2. Kekurangan

    Lalu lintas lebih padatJika cuaca sedang panas akan lebih cepat merasa lelahBanyak gangguan di tepi jalan, misalnya ada pasar tumpah.Kelebihan dan Kekurangan Mudik saat Malam

    Sementara itu, ada juga sejumlah kelebihan dan kekurangan dari melakukan perjalanan mudik saat malam. Berikut hal-hal yang wajib diperhatikan oleh pemudik:

    1. Kelebihan

    Jalanan lebih sepi dan lancarJika membawa anak-anak, mereka bisa tidur selama perjalananLebih fokus dan tenang.

    2. Kekurangan

    Jarak pandang terbatasSejumlah ruas jalan belum diterangi lampu peneranganSilau lampu kendaraan lainAda banyak fasilitas umum yang sudah tutupRisiko kelelahan tinggi bagi pemudik yang tidak biasa begadangPengendara lain cenderung lebih ngebut memacu kendaraannya.Jadi, Lebih Baik Mudik saat Siang atau Malam?

    Instruktur dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, demi keselamatan saat berkendara maka pemudik sebaiknya tidak berkendara saat malam hari. Sebab, hal ini berkaitan dengan visibilitas pengendara.

    “Mengemudi pada malam hari itu perlu diketahui memang lebih sepi, tapi seterang-terangnya lampu kendaraan atau lampu jalan, jauh lebih terang siang hari,” kata Jusri kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Memang, ada sejumlah orang yang menganggap jika berkendara saat malam hari udaranya lebih sejuk, sehingga lebih fokus dalam mengemudi. Namun, Jusri tidak menyarankan hal itu karena organ tubuh manusia diciptakan untuk beraktivitas pada siang hari.

    “Organ-organ tubuh kita sudah dirancang oleh Sang Pencipta untuk beraktivitas/bekerja pada siang hari. Oksigen siang hari lebih berlimpah dibanding malam. Malam oksigen turun, dan organ tubuh kita memang untuk istirahat (saat malam),” jelasnya.

    Apabila terpaksa berkendara di malam hari, sebaiknya menyiapkan siklus istirahat dan aktivitas sejak jauh-jauh hari sebelum berangkat mudik. Cara ini dilakukan agar tubuh tidak kaget ketika harus berkendara semalaman.

    “Jadi kalau kita mau melakukan perjalanan malam hari dengan segala kondisi negatif tadi, pola tidur kita harus dilakukan adjustment paling tidak seminggu sebelumnya. Siang kita tidur, malam kita tidak tidur. Harus kita ubah agar siklus tubuh kita tidak terjadi lag,” ucap Jusri.

    (ilf/fds)

  • BPJN Lampung petakan 39 titik rawan longsor jelang mudik Lebaran 2025

    BPJN Lampung petakan 39 titik rawan longsor jelang mudik Lebaran 2025

    Bandarlampung (ANTARA) – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Lampung (BPJN) Lampung telah memetakan 39 titik atau ruas jalan nasional yang rawan terjadi longsor menjelang periode mudik Lebaran 2025.

    “Kami sudah melakukan persiapan menjelang periode mudik Lebaran 2025, salah satunya dengan memetakan ruas jalan yang menjadi kewenangan kami yang rawan terjadi longsor,” ujar Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Lampung Susan Novelia saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.

    Ia mengatakan bahwa pemetaan ruas jalan rawan longsor tersebut dilakukan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan nasional selama periode mudik Lebaran 2025.

    “Inventaris titik rawan longsor ada di ruas Simpang Tanjung Karang-Kilometer 10 rawat terjadi longsor lereng dan bahu, dua titik rawan longsor di ruas Balimbing Kota Agung Timur sebab lokasi banyak jalan tebing,” katanya.

    Kemudian ada 18 titik rawan longsor pada ruas jalan Kota Agung-Bengkunat sebab banyak tebing dan jurang alami di bagian kanan kiri badan jalan.

    “Lalu ada dua titik di ruas jalan Lintas Barat dengan kondisi jalan di kiri kanan bertebing, kemudian ada tiga titik di ruas jalan Lemong Lintas Barat, ruas jalan Lintas Barat Ruas Kota Liwa- Simpang Gunung Kemala ada lima titik rawan longsor,” ucap dia.

    Ia melanjutkan bahwa titik rawan longsor juga ada di Lintas Barat Ruas Karya Penggawa, di ruas jalan Krui-Liwa Way Krui ada dua titik rawan longsor.

    “Kemudian ruas jalan Krui-Liwa Balik Bukit ada dua titik longsor, ruas jalan Padang Tambak-Batas Kota Liwa, dan dua lokasi longsor karena kontur jalan berlereng di Bukit Kemuning,” imbuhnya

    Sedangkan ruas jalan nasional yang rawan mengalami banjir ada di batas Kabupaten Lampung Tengah-Batas Kabupaten Lampung Timur, Simpang Tanjung Karang-Kilometer 10 ada dua titik rawan banjir.

    “Kemudian di Pringsewu karena drainase tertutup, dan jalan di daerah Rajabasa Bandarlampung karena ada box culvert (gorong-gorong) daerah Nyunyai,” ujar dia.

    Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Top 5 News: Polisi Tewas Ditembak hingga Kebakaran Tebingtinggi

    Top 5 News: Polisi Tewas Ditembak hingga Kebakaran Tebingtinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah artikel Beritasatu.com menarik perhatian pembaca dan masuk dalam top 5 news, sejak Rabu (19/3/2025) hingga Kamis (20/3/2025) pagi ini. Artikel yang menjadi perhatian beragam temanya, mulai dari salat gaib Polda DIY untuk polisi yang tewas ditembak di Lampung hingga kebakaran gudang kayu di Tebingtinggi.

    Berikut top 5 news Beritasatu.com:

    1. Polda DIY Gelar Salat Gaib untuk Polisi yang Tewas Ditembak di Lampung
     

    Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar salat gaib di Masjid Babussalam untuk tiga polisi yang tewas ditembak saat bertugas dalam penggerebekan judi sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Lampung.

    Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan menyampaikan belasungkawa mendalam atas gugurnya tiga polisi setelah ditembak di Lampung.

    “Mereka adalah prajurit Bhayangkara sejati yang mengorbankan jiwa dan raga demi keamanan masyarakat,” ujar Ihsan, Rabu (19/3/2025).

    2. Buyback Saham Tanpa RUPS Akan Tingkatkan Permintaan Domestik
     

    Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengizinkan buyback saham tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat meningkatkan permintaan domestik, terutama di tengah arus keluar investor asing dari pasar modal Indonesia.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, langkah ini merupakan strategi untuk menambah permintaan terhadap saham emiten di pasar.

    “Jangan lihat jumlahnya, tetapi lihat bagaimana upaya OJK menciptakan permintaan. Saat ini, sebagian besar investor asing keluar, sehingga diperlukan tambahan permintaan dari domestik,” ujar Imam  dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

    3. Analis: BI Bisa Turunkan Suku Bunga untuk Dorong Likuiditas Pasar
     

    Top 5 news selanjutnya mengenai Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, saat ini pelaku pasar berharap Bank Indonesia (BI) dapat menurunkan suku bunga acuan untuk tetap memberikan sentimen positif pada pasar modal meski pasar sudah kembali kondusif.

    Menurutnya, penurunan suku bunga oleh BI diperlukan untuk mendorong likuiditas pasar dan pertumbuhan ekonomi yang lebih optimal.

    “Berharap ada penurunan suku bunga acuan yang dilakukan oleh BI, paling 20 basis poin, sehingga nantinya bisa mendorong likuiditas di market, khususnya secara umumnya bisa mendorong likuiditas di pasar keuangan, serta berpotensi mendorong ekonomi yang lebih optimal ke depan,” kata Nafan saat dihubungi.

    4. Pemudik Lebaran 2025 Disarankan Tidak Melintasi Jalur Puncak 2
     

    Jalur Puncak 2 yang menghubungkan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur tidak direkomendasikan sebagai akses bagi pemudik selama arus mudik Lebaran 2025. Kepolisian dan Dinas Perhubungan setempat mengimbau masyarakat untuk memilih jalur alternatif lain yang lebih aman.

    Kasatlantas Polres Cianjur, AKP Hardian Ardianto, menyatakan bahwa kondisi jalan di kawasan Puncak 2 tidak layak untuk dilalui, terutama saat hujan atau malam hari.

    “Jalur ini minim penerangan, sempit, berlubang, serta memiliki sejumlah titik rawan longsor. Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan pemudik untuk menggunakan jalur ini,” ujarnya, Rabu (19/3/2025).

    5. 15 Jam Berlalu, Kebakaran Gudang Kayu di Tebingtinggi Belum Padam
     

    Petugas masih memadamkan kebakaran gudang kayu di Tebingtinggi, Sumatera Utara, Rabu (19/3/2025). Kebakaran telah berlangsung selama 15 jam.

    Petugas pemadam kebakaran masih berjibaku menjinakkan si jago merah yang terus menyala di tumpukan kayu dalam gudang. Sebanyak 12 unit mobil damkar dikerahkan untuk menangani kebakaran ini.

    Kapolres Tebingtinggi AKBP Simon Paulus, yang meninjau lokasi kebakaran gudang kayu, menyatakan bahwa api mulai berkurang, tetapi masih ada bara api yang menyala.

    Demikian top 5 news Beritasatu.com, Kamis (20/3/2025)..

  • Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Luwu Timur, Kendaraan dari Dua Provinsi Terjebak Macet
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Maret 2025

    Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Luwu Timur, Kendaraan dari Dua Provinsi Terjebak Macet Regional 20 Maret 2025

    Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Luwu Timur, Kendaraan dari Dua Provinsi Terjebak Macet
    Tim Redaksi
    LUWU TIMUR, KOMPAS.com
    – Tanah
    longsor
    melanda Dusun Sampuraga, Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten
    Luwu Timur
    , Sulawesi Selatan, pada Rabu (19/3/2025) sore setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
    Longsor
    ini terjadi di lokasi proyek pelebaran jalan yang baru selesai dikerjakan, mengakibatkan badan jalan tertutup material tanah.
    Salah satu warga setempat, Ridwan (45), menyebut bahwa material longsor menutupi jalan sepanjang 25 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter, menyebabkan ratusan kendaraan tertahan dari arah Sulawesi Tengah menuju Luwu Timur, serta sebaliknya.
    “Material longsor berupa tanah menutupi badan jalan sepanjang 25 meter dengan ketinggian material sekitar 3 meter, akibatnya ratusan kendaraan tertahan dari arah Sulawesi Tengah menuju Luwu Timur, begitu pun sebaliknya,” ujar Ridwan, Rabu (19/3/2025) sore.
    Setelah longsor terjadi, warga sekitar berupaya membersihkan material berupa pepohonan yang ikut tumbang agar kendaraan roda dua bisa melintas.
    “Agar kendaraan roda dua bisa melintas, kami bersihkan dulu pepohonan yang menutupi jalan dan sebagian material tanah. Kami upayakan kendaraan roda dua bisa lewat meski nantinya harus dibantu didorong maupun diangkat,” tambah Ridwan.
    Meski demikian, warga berharap pemerintah segera menurunkan alat berat ke lokasi agar proses pembersihan jalan bisa lebih cepat dilakukan.
    “Harusnya pemerintah siagakan alat berat di sekitar sini karena jalan ini hampir tiap saat longsor, apalagi kalau musim hujan seperti ini, agar penanganannya cepat. Kasihan pengendara sudah ratusan tertahan sejak sore tadi,” ungkapnya.
    Warga juga mengimbau pengguna jalan untuk menunda perjalanan karena proses pembukaan akses diperkirakan membutuhkan waktu lama.
    Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas PUPR Luwu Timur, Samuddin, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan pengiriman alat berat ke lokasi longsor agar akses jalan bisa segera dibuka.
    “Sementara kami upayakan alat berat malam ini untuk ke lokasi agar akses bisa terbuka,” tutur Samuddin.
    Sementara itu, Kapolsek Mangkutana, AKP Simon Siltu, yang turut berada di lokasi, membantu mengatur arus kendaraan dan mencari solusi agar alat berat bisa segera tiba.
    “Sekarang saya di lokasi, tadi saya sudah minta ke PT Latanindo untuk mengerahkan alat berat ke lokasi, sekarang sudah dipersiapkan,” jelas Simon.
    Hingga saat ini, pembersihan jalan masih terus dilakukan, dan kendaraan masih tertahan di dua arah menunggu akses kembali normal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ASTRA Infra Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran 2025, Pastikan Kelancaran dan Keamanan Pemudik – Halaman all

    ASTRA Infra Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran 2025, Pastikan Kelancaran dan Keamanan Pemudik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang arus mudik Lebaran 2025, ASTRA Infra bersama para pemangku kepentingan terus melakukan berbagai persiapan untuk memastikan perjalanan pemudik tetap lancar, aman, dan nyaman. 

    Dalam talkshow bersama Sonora FM Rabu (19/03/2025), para narasumber, Novianto Dwi Wibowo (VP of Operational Policy & Government Relations  ASTRA Infra), Tulus Abadi (Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Masyarakat), serta AKP M. Tommy Franata, S.I.K, M.H., M.T. (Paur NTMC Subbag Dalops Baggops Korlantas Polri)  mengupas kesiapan infrastruktur jalan tol dalam menghadapi lonjakan volume kendaraan yang terjadi setiap tahunnya.

    Seperti yang diketahui, jutaan masyarakat Indonesia melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Lonjakan volume kendaraan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola jalan tol untuk memastikan lalu lintas tetap terkendali.

    Oleh karena itu, ASTRA Infra menerapkan berbagai strategi guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas selama periode puncak mudik dan arus balik.

    Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Masyarakat, Tulus Abadi menjelaskan pihaknya telah melakukan survey ke beberapa ruas tol menjelang musim mudik lebaran tahun ini, termasuk ruas tol yang dikelola ASTRA Infra.

    Tulus melihat ASTRA Infra sudah melakukan berbagai upaya pembenahan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) infrsatruktur jalan tol agar dapat dilalui dengan nyaman oleh para pemudik. 

    “Pembenahan itu juga mencakup kondisi jalan maupun Rest Area yang dapat dimanfaatkan para pemudik,” ungkap Tulus. 

    Di sisi lain, masyarakat yang akan mudik menggunakan kendaraan listrik juga tidak perlu khawatir karena keberadaan SPKLU sudah cukup memadai secara jumlah untuk memenuhi kebutuhan charging station.

    Dalam kesempatan yang sama, Novianto Dwi Wibowo, VP of Operational Policy & Government Relations ASTRA Infra menyampaikan, salah satu langkah utama yang dilakukan adalah memastikan kesiapan infrastruktur.

    ASTRA Infra secara rutin melakukan pemeliharaan jalan tol agar tetap dalam kondisi optimal. Selain itu, kesiapan rest area juga menjadi perhatian utama, dengan memastikan ketersediaan fasilitas seperti SPBU, toilet, mushola, serta area parkir yang memadai bagi para pemudik.

    Bowo, sapaan akrabnya melanjutkan, dalam upaya meningkatkan kelancaran arus kendaraan, ASTRA Infra juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menerapkan rekayasa lalu lintas jika diperlukan.

    “Skema one way dan contra flow akan diberlakukan pada ruas-ruas tol tertentu guna mengurai kemacetan, terutama di jalur-jalur yang diprediksi mengalami kepadatan tinggi, yang dilakukan dengan mengikuti diskresi dari kepolisian,” Jelasnya. 

    Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh AKP Tommy Franata dari NTMC Korlantas Polri yang juga menegaskan komitmen kepolisian untuk memastikan kelancaran lalu lintas selama musim mudik lebaran tahun ini. 

    Beberapa skenario siap diimplementasikan secara situasional dengan melihat kondisi kepadatan lalu lintas di lapangan. 

    “Polri siap bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk ASTRA Infra agar mudik tahun ini bisa aman nyaman dan berkesan untuk semua,” tegasnya.

    Pada ruas tol Tangerang–Merak, misalnya, ASTRA Infra telah menyiapkan personel tambahan serta rekayasa lalu lintas di beberapa titik, guna mengantisipasi kepadatan menuju Pelabuhan Merak.

    Sementara itu, di ruas tol Cikopo–Palimanan, beberapa persiapan preventif dilakukan untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem seperti pembersihan drainase dan penguatan beberapa titik lereng sebagai upaya pencegahan banjir dan tanah longsor. 

    Selain infrastruktur, teknologi juga memainkan peran penting dalam mendukung pengelolaan lalu lintas. ASTRA Infra telah mengoperasikan lebih dari 1.300 petugas, 812 CCTV, 7 traffic counter, serta armada dan patroli yang siap beroperasi selama 24 jam untuk memantau kondisi lalu lintas secara real-time. Data yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam mengurai kepadatan kendaraan.

    Di sisi lain, aspek keselamatan pemudik juga menjadi prioritas ASTRA Infra. Sejumlah program keselamatan berbasis 3E (Engineering, Education, Enforcement) terus digalakkan, mulai dari pemasangan rambu peringatan, imbauan melalui videotron dan media digital, hingga operasi penindakan terhadap kendaraan yang melanggar aturan, seperti Over Dimension Over Load (ODOL).

    Menyadari pentingnya edukasi bagi pengguna jalan tol, ASTRA Infra juga mengimbau pemudik untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik, termasuk melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum berangkat, memastikan kondisi fisik tetap prima, serta menghindari berkendara dalam keadaan lelah.

    Jika merasa lelah, pemudik disarankan untuk beristirahat di rest area terdekat sebelum melanjutkan perjalanan selama makismal 30 menit. 

    Bila rest area penuh pengguna jalan dapat memanfaatkan tempat beristirahat di luar jalan tol untuk nantinya dapat masuk kembali tanpa dikenakan biaya tarif tol tambahan.

    Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, ASTRA Infra optimis dapat menghadapi arus mudik Lebaran 2025 dengan baik. Kolaborasi antara pengelola jalan tol, kepolisian, dan pemerintah diharapkan mampu memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman bagi masyarakat.

    Bagi pemudik yang membutuhkan informasi terkait kondisi lalu lintas atau bantuan di jalan tol, ASTRA Infra juga menyediakan layanan informasi melalui media sosial resmi ASTRA Infra, serta layanan sentra komunikasi yang dapat diakses melalui: 

    ASTRA Infra Toll Road Tangerang—Merak 

     0254 207 878 (Call & WhatsApp Chat) 
     0800 177 7879 (Free Call)

    ASTRA Infra Toll Road Cikopo-Palimanan

    0260 7600 600 (Call)
    0811 2347 600 (Whatsapp Chat)

    ASTRA Infra Toll Road Jombang-Mojokerto

    0321 888 123 (Call & WhatsApp Chat)

  • Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    JABAR EKSPRES – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), salah satu kombinasi dari rusaknya wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) di hulu serta amburadulnya penataan daerah di hilir.

    Alih fungsi lahan yang sembrono terutama di Kawasan Bandung Utara dari area resapan air menjadi lahan perkebunan sayuran serta kawasan wisata dan pemukiman, menjadi biang keroknya.

    Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, bencana banjir akibat luapan Sungai Cimeta mengakibatkan 25 rumah rusak dan 139 jiwa warga di Desa Nyalindung mengungsi.

    Selain di Nyalindung, BPBD mencatat 12 titik kejadian bencana longsor dan banjir yang tersebar di 6 kecamatan KBB, pada Sabtu (15/3). Akibat bencana itu total rumah rusak mencapai 479 unit.

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menyadari rusaknya kawasan hulu berdampak besar pada potensi banjir besar di wilayah hilir.

    BACA JUGA:Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    “Kawasan hulu sungai di Bandung Utara telah berubah dari hutan menjadi perkebunan sayuran,” kata Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Cipatat, Rabu (19/3/2025).

    Menurut Dedi, Selain kondisi hulu kritis, banjir diperparah dengan sedimentasi sungai sehingga tak mampu menampung derasnya air hujan yang masuk. Hal itu tak pelak memicu luapan air sungai ke pemukiman warga.

    “Penyebabnya pendangkalan sungai dan kerusakan hulu. Hutannya kan sudah jadi kebon sayur, kebon sayurnya menanam pakai plastik,” jelasnya.

    Melihat kondisi tersebut, Dedi berjanji bakal melakukan penertiban di KBU. Hal itu dilakukan untuk menjalankan pencegahan bencana banjir jangka panjang.

    Tindakan itu, lanjut dia, dijalankan seperti halnya di kawasan puncak Bogor guna menangani banjir di Bekasi.

    “Saya akan beresin sama seperti (di kawasan) Puncak,” imbuhnya.

    BACA JUGA:Pesan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Camat dan Lurah untuk Mitigasi Banjir di Jabar

    Senada dengan Dedi, Zulkifli, 58 tahun, warga korban banjir di Kampung Cibarengkok, RT 03 RW 13, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, mengatakan bahwa luapan Sungai Cimeta terjadi karena masifnya pembangunan infrastruktur di area hulu.

    Zulkifli mengatakan dirinya telah mengalami banjir bandang akibat luapan Sungai Cimeta sebanyak 2 kali yakni tahun 2024 dan 2025. Dua kejadian itu merupakan hal baru selama hampir 60 tahun dirinya tinggal di Desa Nyalindung.

  • Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (19/3/2025).

    Saat meninjau, Dedi tidak hanya melihat lokasi bencana, tapi juga menyambangi korban terdampak banjir bandang. Di lokasi, dirinya berdialog dengan warga serta melihat puing-puing rumah yang rusak disapu air luapan Sungai Cimeta.

    Sekedar diketahui, luapan Sungai Cimeta mengakibatkan 25 rumah rusak dan 139 jiwa warga di lokasi itu mengungsi.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, selain di Nyalindung, BPBD juga mencatat setidaknya terdapat 12 titik kejadian bencana longsor dan banjir yang tersebar di 6 kecamatan KBB, pada Sabtu (15/3). Akibat bencana itu total rumah rusak mencapai 479 unit.

    BACA JUGA:Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

    “Berdiskusi dengan warga, rumahnya ada yang terendam dan ada yang rusak diterjang banjir luapan Sungai Cimeta,” katanya seusai meninjau lokasi bencana.

    Dedi Mulyadi menilai rumah di bantaran Sungai Cimeta harus direlokasi untuk mencegah bencana banjir di kemudian hari. Pasalnya, rumah tersebut rawan runtuh karena pondasinya terkikis arus sungai serta getaran dari mobil-mobil besar yang lewat di Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.

    “Kalau tetap rumah di situ berat, karena di bawah digerus oleh air sungai terus dari atas mengalami tekanan kendaraan besar. Bahan bangunannya juga bata, mudah rusak,” kata Dedi.

    Dedi mengatakan jumlah rumah warga yang direlokasi bakal didata oleh pemerintah daerah. Selain rumah yang rusak akibat tergerus banjir, Pemda juga mendata tingkat kerawanan bangunan di Bantaran Sungai Cimeta.

    BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Underpass Padalarang, Puluhan Rumah Terendam

    Nantinya lanjut dia, Pemprov Jabar akan memberi dana untuk pembangunan fisik rumah, sedangkan lahan disiapkan oleh pemerintah desa menggunakan tanah kas desa (TKD).

    “Ini warga sudah mau direlokasi. Jadi kita akan relokasi dan bangunkan rumah baru setelah Hari Raya Idul Fitri,” tandasnya.

    Sementara itu, salah seorang korban terdampak banjir, Dian Kusdiani, 38 tahun, merasa senang terkait rencana Pemprov Jabar merelokasi rumah warga. Apalagi ketinggian banjir tiap tahun terus meningkat sehingga khawatir mengancam keselamatan.

  • Muncul Retakan, Gunungkidul Berpotensi Dilanda Longsor Susulan

    Muncul Retakan, Gunungkidul Berpotensi Dilanda Longsor Susulan

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Muncul retakan sepanjang 15 meter di atas tebing sekitar jalan baru penghubung Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pasca bencana tanah longsor yang memutus jalan tersebut beberapa waktu lalu. Retakan tersebut dianggap sebagai indikasi adanya lapisan tanah yang berpotensi menyebabkan longsor susulan.

    Kapolsek Gedangasari AKP Suryanto mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan mitigasi atas temuan tersebut. Sebagai langkah antisipasi, polisi memasang garis polisi dan membuat jarak aman jika terjadi longsor susulan di Gunungkidul.

    “Di atas tebing yang longsor ada retakan sekitar 20 centimeter dan panjangnya sekitar 15 meter. Kami sudah berkoordinasi dengan pemilik lahan untuk tanahnya diselamatkan supaya tidak membahayakan pengguna jalan,” kata Suryanto, Rabu (19/3/2025).

    Sementara itu, sebuah alat berat diturunkan di lokasi kejadian untuk membersihkan material longsor.

    Namun, karena terkendala lokasi di atas bukit dan tanjakan tajam, eksavator yang rencananya akan diturunkan belum tiba di lokasi.

    “Yang dikirim baru kendaraan roller untuk pendorong, nanti ke depan tetap harus meenggunakan ekskavator karena pakai roller tidak bisa,” ujarnya.

    Sebelumnya, hujan deras yang disertai angin kencang  melanda kawasan Gedangsari, Gunungkidul pada Senin (17/3/2025) sore, menyebabkan tebing setinggi 30 meter di tanjakan Clongop longsor.

    Akibatnya, jalan yang  menghubungkan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Klaten terputus akibat tertimbun material longsor.