Topik: longsor

  • Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Liputan6.com, Manado – Hujan deras yang terjadi sejak, Jumat (21/3/2025), menyebabkan banjir dan longsor di 23 titik di Kota Manado, Sulut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, sedikitnya 3.103 warga terpaksa mengungsi.

    Berdasarkan data dari BPBD Kota Manado hingga, Minggu (23/3/2025) pagi, tanah longsor terjadi di 7 titik yakni di Kecamatan Tikala, Paal 2, Tuminting, Singkil, Wanea, dan Malalayang.

    Sedangkan banjir merendam sedikitnya 16 titik yakni di Kecamatan Paal 2, Wanea, Tuminting, Bunaken, Tikala, Singkil, dan Tuminting.

    “Akibat banjir dan longsor ini, 1 warga tewas tertimpa longsor. Sedangkan ada 3.103 warga yang mengungsi,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengutip data dari BPBD Kota Manado.

    Sementara itu, untuk penanganan warga yang terdampak bencana termasuk para pengungsi, Pemkot Manado memastikan distribusi bantuan dirasakan warga.

    Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang pada, Sabtu (22/3/2025), turun langsung melihat daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kelurahan Kombos Timur dan Kelurahan Ternate Tanjung.

    “Kami pemerintah hadir datang memastikan bahwa distribusi bantuan-bantuan akan sampai pada warga yang terdampak,” kata Richard.

    Politisi PDIP ini mengatakan, para camat, lurah dan seluruh perangkat diinstruksikan siaga dan harus tanggap dalam membantu masyarakat.

    Sebelumnya pihaknya juga meninjau sejumlah titik yang terdampak hujan deras berkepanjangan, banjir, dan tanah longsor.

    Lokasi yang dikunjungi meliputi Kelurahan Paal IV, Kelurahan Tingkulu, beberapa titik di Kecamatan Sario, Kelurahan Batu Kota, Jalan Piere Tendean, serta Kelurahan Dendengan Luar.

    “Di beberapa lokasi, air dari drainase dan sungai kecil meluap ke jalan akibat debit air yang tinggi, sehingga sistem drainase tidak mampu menampung aliran hujan. Ini segera diperbaiki,” tuturnya.

    Dia mengimbau warga tetap waspada dan utamakan keselamatan, pemerintah akan terus memberikan pelayanan dan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Manado.

     

    Banjir Bandang Ajibarang Banyumas, Warga Panik Ikat Mobil yang Nyaris Hanyut Terbawa Arus

  • BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng, Pemudik Diminta Waspada – Page 3

    BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng, Pemudik Diminta Waspada – Page 3

    BMKG memberikan beberapa rekomendasi bagi pemudik untuk menghadapi cuaca ekstrem. Pertama, selalu pantau informasi cuaca terkini dari BMKG. Kedua, siapkan rencana perjalanan alternatif jika terjadi cuaca buruk. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan siap menghadapi kondisi jalan yang mungkin terdampak cuaca. Waspadai potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang yang bisa mengancam keselamatan perjalanan.

    Selain itu, pemudik juga disarankan untuk berhati-hati saat berkendara di jalur rawan kecelakaan. Siapkan perlengkapan darurat seperti jas hujan, obat-obatan, dan makanan ringan.

    Dalam situasi cuaca buruk, jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. “Sebelum berangkat, cek prakiraan cuaca untuk memastikan perjalanan tetap aman dan nyaman,” kata seorang ahli meteorologi.

  • Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Liputan6.com, Manado – Bencana alam berupa tanah longsor di Kota Manado, Sulut, kembali menelan korban jiwa. Seorang siswi di Kelurahan Bailang, Lingkungan IV, Kecamatan Bunaken, pada Sabtu (22/3/2025) malam pukul 19.30 Wita, tewas tertimbun tanah longsor.

    Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, peristiwa tragis itu bermula sekitar pukul 19.30 Wita, korban bernama Novianti Kapiodo ini bersama neneknya berada di dapur.

    Saat itu Novianti sedang duduk bermain handphone ditemani neneknya. Beberapa saat kemudian, tanah longsor dari arah rumah warga yang berada di atas menerjang mereka.

    Naas, Novianti tertimbun reruntuhan batu pondasi di area kepalanya. Sementara neneknya selamat dari hantaman material longsor.

    Warga setempat langsung turun tangan menolong korban dan dilarikan di Rumah Sakit Siti Maryam dalam keadaan tidak sadar. Tiba di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.15 Wita.

    Kapolresta Manado, Kombes Pol Julianto Sirait mengungkapkan bahwa personel Kepolisian telah diterjunkan untuk membantu evakuasi korban, membersihkan material longsor, serta mendistribusikan bantuan kepada warga yang terdampak.

    “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan pihak terkait untuk mempercepat proses penanganan,” ujarnya.

    Sehari sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Manado, Sulut, sepanjang hari mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir di wilayah Malendeng, Lingkungan 6, Kecamatan Tikala. Akibat kejadian ini, seorang warga bernama Arnold Robert Mamahit (76) meninggal dunia.

    Kejadian tragis ini terjadi pada pukul 16:20 Wita, Jumat (21/3/2025). Tim dari Basarnas Manado langsung merespons dengan menurunkan empat tim rescue lengkap dengan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya untuk melakukan proses evakuasi.

    Setelah melakukan pencarian intensif, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Diketahui, korban tertimpa runtuhan rumah dan kemudian tertimbun longsor.

    Kepala Kantor Basarnas Manado, George Mercy Randang SIP MAP menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah ini.

    Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Manado untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati terhadap potensi bencana yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama di daerah yang rawan longsor dan banjir. Jika terjadi situasi darurat, segera hubungi tim Basarnas untuk mendapatkan bantuan secepatnya,” ujar George Mercy Randang.

     

    13 Klaster Covid-19 di Banyumas, Mana Paling Berbahaya?

  • 2 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Manado

    2 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Manado

    Manado, Beritasatu.com – Sebanyak dua orang tewas dalam banjir disertai tanah longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara. Sebanyak 2.000 warga terdampak bencana akibat curah hujan tinggi di Manado pada Sabtu (22/3/2025)

    “Adapun yang meninggal dunia sampai saat ini yang kami ketahui ada dua orang karena tertimpa longsor, dan sekitar 2.000 warga terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Manado,” kata Dandim 1309/Manado, Letkol Arh Yosip Brozti Dadi, Minggu (23/3/2025).

    Menurut Yosip, sebanyak 27 kelurahan dalam tujuh kecamatan terdampak banjir di Manado. Beberapa lokasi terjadi tanah longsor.

    Banjir di Manado sekarang sudah surut. Warga dibantu TNI/Polri mulai membersihkan sisa-sisa material lumpur dan sampah di sekitar rumanya.

    Pantauan Beritasatu.com di beberapa lokasi, seperti Kelurahan Banjer, Ketang Baru, dan Mahawu, aktifitas warga mulai berjalan normal. DAS Tondano juga sudah surut.

  • Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem, BMKG Minta Peringatan Dini Harus Direspons Cepat – Page 3

    Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem, BMKG Minta Peringatan Dini Harus Direspons Cepat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya peringatan dini cuaca ekstrem dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. BMKG mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2025, telah terjadi 1.891 kejadian cuaca ekstrem di berbagai wilayah Tanah Air.

    Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG bekerja 24 jam nonstop dalam memantau kondisi atmosfer, laut, dan daratan menggunakan peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan.

    “BMKG secara terus menerus memantau kondisi atmosfer laut dan daratan menggunakan berbagai peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan,” ujar Dwikorita dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-75 di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.

    Dalam HMD tahun ini yang bertema Closing The Early Warning Gap Together, Dwikorita menekankan bahwa peringatan dini harus direspons cepat oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BNPB, Badan SAR, media, TNI-Polri, dan masyarakat. Keterlambatan dalam merespons dapat meningkatkan risiko bencana yang lebih besar.

    “Jika alur komunikasi ini berjalan, kami meyakini informasi peringatan dini cuaca ekstrem maupun bencana lainnya akan dapat kita mitigasi bersama. Harapannya hanya satu yaitu keselematan masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada lagi masyarakat yang terdampak dan harus kehilangan hal yang berharga,” katanya.

    Cuaca Ekstrem dan Dampaknya

    BMKG mencatat bahwa selama periode tersebut, Indonesia mengalami 1.182 kejadian hujan lebat, 400 kejadian angin kencang, 55 kejadian petir, 43 kejadian puting beliung, dan 11 kejadian hujan es. Dampaknya meliputi banjir (721 kejadian).

    Selain itu, tanah longsor (374 kejadian), pohon tumbang (371 kejadian), bangunan rusak (553 kejadian), serta gangguan transportasi (567 kejadian). Sebanyak 115 orang menjadi korban jiwa atau mengalami luka-luka, sementara ribuan lainnya terdampak.

    Pada awal Maret 2025, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Banten (Jabodetabek) dilanda banjir akibat curah hujan tinggi. Data BNPB mencatat lebih dari 37 ribu kepala keluarga terdampak akibat bencana ini.

    Menurut BMKG, dinamika atmosfer dan kemunculan bibit siklon di dekat Indonesia menjadi penyebab utama meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

     

  • BMKG Prakirakan Kaltim Berpotensi Hujan hingga Lebaran

    BMKG Prakirakan Kaltim Berpotensi Hujan hingga Lebaran

    SAMARINDA – Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) berpotensi hujan mulai hari ini hingga hari pertama Lebaran 1446 Hijriah atau 31 Maret 2025. Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda.

    “Peluang hujan antara 80-90 persen ini dengan kategori menengah antara 50-150 mm, sehingga semua pihak diharapkan mewaspadai dampaknya seperti banjir, sungai meluap, jalan licin, dan tanah longsor,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Aji Pangeran Tumenggung Pranoto BMKG Samarinda Riza Arian Noor, di Samarinda, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 22 Maret.

    Selain banjir dan tanah longsor, BMKG juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai kemungkinan adanya pohon tumbang, karena hujan yang turun juga berpotensi disertai petir dan angin kencang.

    Sedangkan pada prakiraan deterministik curah hujan dasarian III Maret (21-31 Maret) 2025, secara umum wilayah Kaltim diprakirakan terjadi curah hujan dengan kategori menengah antara 50-150 mm.

    “Kemudian pada prakiraan deterministik sifat hujan dasarian III Maret 2025, wilayah Kaltim umumnya diprakirakan memiliki sifat hujan kategori normal antara 85-15 persen hingga di atas normal antara 116-150 persen. Kecuali sebagian kecil wilayah di Kabupaten Kutai Barat yang diprakirakan memiliki sifat hujan bawah normal antara 50-84 persen.

    Ia juga mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan hari tanpa hujan pada dasarian II Maret (11-20 Maret) 2025, sejumlah wilayah Provinsi Kaltim pada umumnya juga mengalami hari tanpa hujan.

    “Wilayah Kaltim yang mengalami hari tanpa hujan berada dalam kriteria sangat pendek antara 1-5 hari. Wilayah dengan durasi hari tanpa hujan terpanjang terdapat di empat kecamatan, yaitu Muara Jawa, Loa Kulu, Tenggarong, dan Loa Janan, semuanya berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan durasi hari tanpa hujan mencapai 3 hari,” katanya.

  • Kemenhut Ungkap Biang Kerok Pemicu Banjir Jabodetabek Awal Maret 2025 Lalu – Page 3

    Kemenhut Ungkap Biang Kerok Pemicu Banjir Jabodetabek Awal Maret 2025 Lalu – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir yang melanda Jabodetabek pada awal Maret 2025 menjadi salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di kawasan ini. Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang mengalami dampak yang signifikan, dengan ribuan orang terpaksa mengungsi. Menurut Kementerian Kehutanan, bencana ini disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia yang tidak terkendali.

    Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian Kehutanan, Dyah Murtiningsih, menjelaskan bahwa banjir dan longsor tidak hanya disebabkan oleh DAS Ciliwung, tetapi juga melibatkan beberapa DAS lainnya.

    “Banjir bandang dan longsor di Puncak yakni Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung terjadi di Sub DAS Ciliwung hulu dan DAS Ciliwung yang berada di kawasan Gunung Gede Pangrango termasuk kawasan lindung area PTPN,” kata Diah saat penanaman pohon di kawasan Puncak Bogor, Sabtu (22/3/2025).

    Sementara banjir di Bekasi terjadi di DAS Kali Bekasi, yang hulunya berada di kawasan Sentul. Sedangkan longsor di kawasan Batutulis terjadi di Sub DAS Cisadane hulu dan DAS Cisadane.

    “Nah DAS Cisadane ini hulunya di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak,” ujar Diah.

    Sedangkan banjir di Tangerang Selatan berasal dari DAS Kali Angke Pesanggrahan. Dengan demikian, kata Diah, kejadian banjir di Bekasi dan Tangerang Selatan tidak berkaitan langsung dengan hulu DAS Ciliwung.

    “Meskipun Kali Angke Pesanggrahan ini hulunya di Kabupaten Bogor tapi tidak saling berkaitan dengan hulu DAS Ciliwung. Begitu pula banjir Bekasi,” kata dia.

    Berdasarkan peta lahan kritis, seluas 2.200 hektare lahan di 4 DAS mengalami kerusakan. Seluas 800 hektare lahan kritis berada di kawasan hutan dan sekitar 1400 hektare di luar kawasan hutan.

    “Khusus di kawasan Puncak Cisarua dan Megamendung yang mengalami kerusakan hutan sekitar 400, dimana 52 hektare ada di kawasan hutan 326 hektare di luar kawasan hutan,” kata dia.

  • Cuaca Hari Ini Minggu 23 Maret 2025: Hujan Guyur Jakarta pada Siang Hari – Page 3

    Cuaca Hari Ini Minggu 23 Maret 2025: Hujan Guyur Jakarta pada Siang Hari – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan. Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, dalam periode 10–14 Maret 2025, hujan lebat hingga ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Dia menyebut, cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik.

    Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.

    “Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” ujar Dwikorita di Jakarta, Minggu (16/3/2025).

    BMKG mencatat bahwa cuaca ekstrem yang terjadi sebelumnya dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan.

    Dia melanjutkan, dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah, terutama di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.

    “Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” jelas Guswanto.

  • Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    FOTO

    Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    News

    6 jam yang lalu

  • Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus! Ini 5 Fakta Menarik di Balik Erupsi Dahsyatnya

    Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus! Ini 5 Fakta Menarik di Balik Erupsi Dahsyatnya

    PIKIRAN RAKYAT – Gunung Lewotobi Laki Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat tajam pada Kamis 20 Maret 2025.

    Sehingga letusan terbaru setinggi delapan kilometer ini menimbulkan korban jiwa serta merusak infrastruktur di sekitar gunung.

    Dampak dari erupsi tersebut Badan Geologi Kementerian ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) mengeluarkan peringatan status siaga level IV.

    Dibalik Gunung Lewotobi terdapat fakta menarik terkait kondisi serta dampak dari aktivitas gunung tersebut. Simak fakta-faktanya!

    1. Mengeluarkan Material Piroklastik

    Lewotobi Laki-laki telah erupsi sebanyak 872 kali sejak Januari 2024, dampak dari erupsi tersebut terbentuklah dengan lebar 400 meter.

    Sedangkan Gunung Lewotobi Perempuan pernah mengalami peningkatan aktivitas di tahun 2011 dan 2023, dan membentuk kawah dengan lebar 700 meter.

    Ketika erupsi pada bulan November Gunung Lewotobi Laki-laki mengeluarkan material piroklastik berupa batuan pijar, debu, juga pasir.

    Tentu saja hal ini berakibat puluhan rumah rusak dan terbakar, bahkan memakan korban jiwa satu keluarga.

    Akibat dari muntahan material tersebut, terbentuk kubangan sedalam tiga meter dengan lebar tiga belas meter.

    2. Memiliki Dua Puncak sebagai Simbol Suami Istri

    Gunung Lewotobi memiliki dua puncak terdiri Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 mdpl dan Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1.703 mdpl. Keduanya masih berstatus aktif, namun Gunung Lewotobi Laki-laki lebih sering erupsi.

    Jarak antara Gunung Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan hanya dua kilometer sehingga disimbolkan sebagai sepasang suami istri.

    Menariknya kedua gunung tersebut memiliki anak bernama Ile Muda atau Ilimuda, dengan ketinggian mencapai tingginya 881 meter, letaknya di sebelah utara Gunung Lewotobi.

    3. Mengganggu Transportasi Udara

    Akibat dari erupsi Gunung Lewotobi menyebabkan ditutupnya bandara di beberapa tempat di Provinsi NTT, di antaranya Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Bandara Gewayantana Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, dan Bandara Soa Bajawa di Kabupaten Ngada.

    Sedangkan beberapa bandara lainnya terdampak abu turut ditutup juga seperti Bandara di Pulau Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.

    Abu gunung tersebut juga sampai ke Negara Australia, dengan adanya peringatan dari Volcanic Ash Advisory Centre Darwin, yang memberikan peringatan penerbangan bahaya abu hingga ketinggian 12 kilometer.

    4. Tempat Para Leluhur

    Penduduk setempat sudah menganggap Gunung Lewotobi merupakan tempat bersemayam para leluhur mereka.

    Sehingga ada kepercayaan, ketika gunung Lewotobi meletus, merupakan simbol jika para leluhur sedang marah akibat dari konflik antar suku.

    Agar amarah para leluhur reda, penduduk Flores melakukan upacara Tuba Ile, dengan memberikan hewan persembahan untuk para leluhur.

    Selain hewan, penduduk setempat juga mempersembahkan telur, tembakau, pinang, beras, dan kapas sebagai bahan untuk upacara yang dilakukan di lereng gunung.

    5. Memiliki Hutan Lindung

    Gunung Lewotobi memiliki hutan lindung dengan luas dua puluh delapan hektar pada tahun 2015. Namun dampak dari erupsi gunung tersebut telah merusak kawasan hutan lindung di lereng Gunung Lewotobi.

    Tanaman yang terdapat di kawasan hutan lindung ini merupakan jenis pohon Eucalyptus urophylla atau ampupu, merupakan tanaman endemik di kawasan ini yang dikembangkan di luar negeri untuk ditanam di lahan kering.

    Kawasan hutan lindung Gunung Lewotobi juga pernah terbakar akibat kemarau panjang serta praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar.

    Fakta menarik Gunung Lewotobi Laki-laki yang lainnya merupakan salah satu dari 126 gunung api aktif di Indonesia yang berada di jalur cincin api pasifik sehingga rentan mengalami bencana gempa bumi, tanah longsor, hingga erupsi gunung berapi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News