Topik: longsor

  • 3 Korban Longsor Jalur Mojokerto – Batu Berhasil Dievakuasi

    3 Korban Longsor Jalur Mojokerto – Batu Berhasil Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Petugas SAR gabungan kembali berhasil mengevakuasi korban longsor wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Tiga korban di dalam mobil pikap berhasil dievakuasi.

    “Alhamdulillah untuk proses evakuasi hari ini, kami berhasil mengevakuasi tiga korban yang berada di mobil pikap tepat di pukul 09.25 WIB. Ketiganya dibawa ke RSUD Sumberglagah,” ungkap Komandan Tim Intel (Dantim) Basarnas Surabaya, Nur Hadi Santoso, Jumat (4/4/2025).

    Ketiga korban yakni Ahmad Fiki Muzaki (28), Fitria Handayani (27) dan Mikaila FZ (3,5). Ketiganya merupakan satu keluarga yakni pasangan suami-istri (pasutri) dan satu anak warga Dusung Urung-urung, Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

    “Untuk selanjutnya Tim SAR Gabungan yang berada di area Mojokerto, standby menunggu arahan dari teman-teman Tim SAR Gabungan yang ada di Malang apabila dibutuhkan kita membantu area yang berikutnya. Total korban masih belum kita ketahui, yang pasti sudah terkonfirmasi 3 korban berada di pikap,” katanya.

    Masih kata Dantim, pihaknya belum mengetahui jumlah korban yang berada di mobil minibus. Pihaknya menjelaskan jika Tim SAR Gabungan kesulitan melakukan upaya pencarian lantaran medan lantaran kontur tanah yang masih labil akibat longsor jika terjadi longsor susulan.

    “Belum ada informasi yang masuk ke kita ada roda dua yang menjadi korban dalam longsor kemarin. Kita fokus ke dua unit mobil yang terseret longsor,” jelasnya.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara.

    Ada dua mobil yang terseret longsor yakni mobil jenis pikap dan minibus. Upaya pencarian hingga Kamis petang membuat hasil, sopir minibus yakni Masjid Zatmo Setio (31) warga Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo berhasil ditemukan. [tin/aje]

  • Evakuasi dan Pencarian Korban Longsor di Jalur Mojokerto – Batu Dilanjutkan Pagi Ini

    Evakuasi dan Pencarian Korban Longsor di Jalur Mojokerto – Batu Dilanjutkan Pagi Ini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Operasi pencarian korban longsor di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, kembali dilanjutkan hari ini Jumat (4/4/2025). Diduga masih ada korban yang tertimbun material longsor.

    Lantaran teridentifikasi ada dua mobil terseret longsor yakni mobil pikap Daihatsu Gran Max nopol S 9137 NI warna putih dan sebuah mobil pribadi. Selain menutup operasi pencarian, Polres Mojokerto juga menutup akses jalan Mojokerto menuju Batu tersebut karena masih tertimbun longsor.

    Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengatakan, pada Kamis (3/4/2025) sekira pukul 17.00 WIB, tim SAR gabungan menghentikan pencarian korban longsor karena mempertimbangkan kondisi lokasi dan keselamatan tim. Lantaran kondisi material longsor labil dan membahayakan tim pencari dan penyelamat.

    “Tanahnya sangat labil dan berlumpur akibat longsor, sehingga pada pukul 17.00 WIB operasi SAR kita hentikan dan pencarian serta evakuasi material longsor diputuskan untuk dilanjutkan pada Jumat pagi. Pencarian akan dilanjutkan Jumat pagi, pukul 07.00 WIB dengan mendatangkan tim ahli dari Basarnas,” ungkapnya.

    Sementara itu, dari upaya pencarian dan evakuasi pada Kamis (3/4/2025) kemarin, tim gabungan berhasil mengevakuasi satu korban longsor. Korban adalah pengemudi mobil pribadi yang terseret longsor, Masjid Zatmo Setio (31) warga Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati membenarkan, salah satu korban longsor ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan telah berhasil dievakuasi.

    “Korban merupakan warga Sidoarjo,” tambahnya.

    Tim SAR gabungan masih belum bisa memastikan berapa jumlah korban akibat longsor di jalan alternatif Mojokerto – Batu tersebut. Jumat (4/4/2025), alat berat akan didatangkan untuk proses evakuasi material longsor di jalur tersebut.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin]

  • Satu Orang Tewas Akibat Tebing Longsor di Jalur Cangar-Pacet Mojokerto Jatim – Halaman all

    Satu Orang Tewas Akibat Tebing Longsor di Jalur Cangar-Pacet Mojokerto Jatim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO – Satu orang tewas akibat tebing longsor di jalur alternatif Pacet-Cangar Kota Batu, kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerdjo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (3/4/2025).

    Longsor tersebut menimpa dua mobil Pikap dan Innova. Korban tewas adalah seorang pria asal Sidoarjo. Korban lainnya masih tertimbun longsor.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoie Afrida Soesetyo Djati, mengatakan penyebab tebing longsor diduga akibat aliran sungai menuju Watu Lumpang yang tersumbat pohon tumbang.

    “Ada sumbatan aliran air, ketinggian  tebing sekitar 50 meter sehingga longsor mengarah ke jalan (Pacet-Cangar). Di temukan dua kendaraan terkena longsor, untuk kendaraan lain (Motor) masih dalam proses evakuasi,” kata Yo’i.

    Menurut Yo’i, identitas korban yang berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia telah ditemukan.

    “Identitas korban yang sudah ditemukan, atas nama Masjid Zatmo usia 30 tahun warga Sukodono, Sidoarjo,” bebernya.

    Ia mengungkapkan, dua kendaraan dari arah Pacet-Cangar, di antaranya iring-iringan mobil Innova berada di depan disusul Pikap warna putih.

    Kedua kendaraan itu terkena material longsor hingga terseret ke sebelah kiri dengan kedalaman jurang sekitar 30-70 meter.

    “Kondisi mobil yang satu di jurang kedalaman 30 meter dan satunya kedalaman jurang 70 meter dan, jarak kedua mobil sekitar 200 meter. Kita belum dapat memastikan berapa kendaraan yang terdampak longsor, karena pencarian korban dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB,” ungkap Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto.

    Dikatakan Yo’i, kondisi dua kendaraan seluruhnya tertutup material longsor bercampur bebatuan sehingga menyulitkan saat proses evakuasi.

    Pencarian korban yang tertimbun longsor dihentikan sementara karena kondisi cuaca hujan yang terus mengguyur kawasan Pacet.

    “Kedua kendaraan tertimpa longsor dan batu dari bagian atas sehingga menjadi kendala untuk evakuasi, kondisi di atas diguyur hujan,” ujarnya.

    Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, Polres Mojokerto, Polres Batu, BPBD dan potensi relawan membentuk posko induk di kawasan Sendi Pacet dan, posko berupa tenda darurat di dekat lokasi longsor untuk pencarian korban.

    “Kita dirikan posko utama di warung Sendi Pacet, karena di lokasi tidak ada sinyal (HP) dan, posko bayangan di kawasan Watu Lumpang. Untuk alat berat dari DPUPR juga sudah tiba di lokasi untuk evakuasi material longsor,” pungkasnya.

    Penulis: Mohammad Romadoni

  • Longsor Mojokerto Imbas Curah Hujan Tinggi

    Longsor Mojokerto Imbas Curah Hujan Tinggi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Curah hujan yang tinggi diduga menjadi penyebab longsor yang terjadi di di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Pohon timbang menyumbat aliran sungai.

    Jagawana Tahura R Soerjo, Sukamto mengatakan, pihaknya menerima laporan dari pengendara yang lewat jika ada longsor sekira pukul 11.10 WIB. “Setelah kita cek ternyata benar, kita lapor ke teman-teman Polsek. Indikasinya, ada pohon tumbang di atas yang sudah lapuk jatuh ke sungai,” ungkapnya.

    Masih kata Sukamto, pohon tumbang tersebut menyumbat aliran sungai. Menurutnya, hingga saat ini belum ada longsor yang terjadi di lokasi karena luberan sungai dan longsor tersebut baru kali pertama terjadi. Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab material longsor terbawa arus sungai dari atas.

    “Luberan sungai sedikit tapi dengan derasnyanya hujan tadi yang menyebabkan longsor,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati mengatakan, longsor terjadi akibat intensitas hujan tinggi dan durasi lama. “Hujan turun mulai pukul 09.30 WIB, di atas ada saluran kecil yang tersumbat ranting-ranting. Kemudian sumbatan tergerus langsung meluncur ke bawah,” tambahnya.

    Tanah yang berada di atas kondisi gembur sehingga saat terjadi hujan dengan durasi lama menyebabkan tanah tidak kuat menahan. Pihaknya berkolaborasi dan bekerja bersama-sama untuk memindahkan material longsor berupa lumpur dan pohon dari akses jalan alternatif Mojokerto – Batu tersebut.

    “Pada saat teman-teman melakukan evaluasi dan mengali material baru ditemukan ada roda mobil. Di dua titik berbeda ditemukan dua kendaraan, belum tahu (jumlah kendaraan dan korban) karena proses evakuasi belum selesai. Alat berat dari Mojokerto dan Batu didatangkan ke lokasi longsor,” jelasnya.

    Kalaksa menambahkan, timbunan longsor sekitar 50 meter dengan tebing longsor ada tiga titik sekira 50 cm, 70 cm dan di sisi selatan antara 20 sampai 30 meter. Operasi pencarian (opsar) korban longsor ditutup sekira pukul 17.10 WIB, sehingga jalan alternatif Mojokerto – Batu ditutup sementara lantaran masih tertimbun longsor.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin/but]

  • Longsor, Jalur Mojokerto – Pacet Ditutup Sementara

    Longsor, Jalur Mojokerto – Pacet Ditutup Sementara

    Mojokerto (beritajatim.com) – Longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu ditutup sementara lantaran tak bisa dilalui kendaraan.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengatakan, akibat longsor jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup total. “Kami tidak bisa menjangkau untuk yang di wilayah sana, karena 1,5 KM dari terjadi longsor ini adalah wilayah Batu untuk membantu evakuasi dampak longsor yang terjadi di wilayah sana,” ungkapnya.

    Kapolres menjelaskan, demi keselamatan pengendara jalan sehingga jalur alternatif Mojokerto – Batu ditutup untuk sementara. Lantaran tidak timbunan material akibat longsor masih menutup akses jalan. Pihaknya memasang garis polisi di lokasi longsor dan mengalihkan arus lalu-lintas dari arah Mojokerto menuju Batu.

    “Dari arah Pacet sudah kita alihkan, jalur alternatif ini untuk sementara tidak bisa dilintasi dahulu sampai timbunan akibat longsor bisa kita evakuasi dengan baik. Longsor terjadi sekitar pukul 11.00 WIB-12.00 WIB akibat hujan yang turun. Untuk jumlah kendaraan atau korban akibat longsor belum bisa dipastikan, kami mohon waktu,” jelasnya.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin/but]

  • Pencarian Korban Longsor Mojokerto Dihentikan Sementara

    Pencarian Korban Longsor Mojokerto Dihentikan Sementara

    Mojokerto (beritajatim.com) – Operasi pencarian (opsar) korban longsor di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/5/2025) malam dihentikan. Selain karena sudah malam, juga lantaran kondisi yang tidak memungkinkan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati mengatakan, opsar dihentikan sekira pukul 17.10 WIB, lantaran kondisi tanah di lokasi kejadian gembur dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian.

    “Malam ini dihentikan, besok opsar kembali dilakukan mulai pukul 07.00 WIB. Kita mendirikan dua posko, posko induk ada di Polsek Pacet karena di sini (lokasi) tidak ada signal dan di sini kita dirikan satu posko. Lampu diesel sudah siap, tinggal dipasang. Yang lain-lain menyesuaikan seperti biasanya,” ungkapnya.

    Kalak menjelaskan, jika longsor terjadi lantaran ada sumbatan air tersumbat di ketinggian 50 meter sehingga menyebabkan longsor. Material longsor menutup akses jalur alternatif Mojokerto – Batu. Akibat longsor tersebut ditemukan dua kendaraan terbawa material longsor yang berjarak beberapa meter.

    “Ada dua kendaraan roda empat. Di lokasi hujan luar biasa sehingga opsar ditutup dan dilanjutkan besok pagi, diharapkan semua korban ditemukan dan jalan bisa dilalui. Setelah proses evakuasi selesai, baru evakuasi pohon-pohon yang membahayakan. Untuk jumlah korban belum diketahui, baru satu yang ditemukan,” katanya.

    Korban yang berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia yakni Masjid Zatmo Setio (31) warga Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Korban ditemukan di kendaraan pribadi yang terseret material longsor. Jenazah korban dibawa ke RSUD Sumberglagah, Kecamatan Pacet.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin/but]

  • BMG Jepang: Jika Terjadi Gempa Palung Nankai, Setidaknya 6.000 Orang Tewas dan Kerugian Rp10.858 T – Halaman all

    BMG Jepang: Jika Terjadi Gempa Palung Nankai, Setidaknya 6.000 Orang Tewas dan Kerugian Rp10.858 T – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEPANG –  Laporan terbaru Badan Meteorologi Geofisika Jepang, diperkirakan sedikitnya 6.000 orang meninggal apabila muncul gempa bumi palung Nankai dengan kekuatan sekitar 7 skala Richter di Tokyo, Jepang.

    Selain itu, kerugian gempa ditaksir mencapai sekitar 95 triliun yen atau setara Rp10.858 triliun.

    Diperkirakan 1,67 juta orang akan kesulitan pasokan air dan sebagainya sehari setelah gempa.

    “Selain itu, dalam skenario terburuk, jumlah pengungsi diperkirakan akan mencapai sekitar 230.000 di Tokyo dan tujuh prefektur sehari setelah gempa, dan lebih dari 279.700 di wilayah metropolitan Tokyo satu minggu kemudian, di samping langsung meninggal sekitar 6000 orang di Tokyo,” ungkap laporan perkiraan korban gempa bumi besar di Kanto oleh badan meteorologi geofisika Jepang 31 Maret lalu.

    Dalam skenario terburuk, pemerintah telah mengumumkan perkiraan kerusakan baru bahwa dalam skenario terburuk, lebih dari 6.000 orang akan tewas oleh tsunami di wilayah metropolitan Tokyo, dan banyak bangunan mungkin runtuh karena guncangan dan pencairan yang hebat.

    Di sisi lain, dikatakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut seperti evakuasi cepat dan tahan gempa dapat mengurangi korban secara signifikan di samping kerugian ekonomi sedikitnya 95 triliun yen.

    Sehubungan dengan gempa bumi besar di Palung Nankai, yang dikhawatirkan akan terjadi dalam waktu dekat, pemerintah Jepang telah meninjau perkiraan kerusakan yang diumumkan setelah Gempa Besar Jepang, berdasarkan data topografi berdasarkan pengetahuan terbaru dan kemajuan langkah-langkah pencegahan bencana hingga saat ini.

    Menurut asumsi baru yang diumumkan pada tanggal 31 Maret lalu, dalam skenario terburuk, tsunami besar dengan ketinggian 20 meter atau lebih akan melonjak di tiga pulau Kepulauan Izu dan Kepulauan Ogasawara, serta tsunami besar 10 meter atau lebih di Kepulauan Izu, Prefektur Chiba, dan tujuh kotamadya di Prefektur Kanagawa, dan tsunami besar 3 meter atau lebih di 60 kotamadya, termasuk lima distrik di Tokyo, Kota Yokohama, dan Kota Chiba.

    Secara khusus, di Kepulauan Izu, diperkirakan ketinggian tsunami akan mencapai 1 meter hanya dalam waktu 10 menit setelah gempa.

    Selain itu, diasumsikan bahwa getaran kuat dengan intensitas seismik 6 atau lebih tinggi di prefektur Yamanashi dan Nagano, intensitas seismik kurang dari 6 di Prefektur Kanagawa, dan intensitas seismik 5 atau 5 di daerah lain di wilayah Kanto diperkirakan akan melanda.

    Dalam kasus terburuk, jumlah kematian yang diperkirakan akibat keruntuhan, pencairan, kebakaran, dan lainnya akibat tsunami dan guncangan adalah sekitar 3.100 orang di Prefektur Kanagawa, sekitar 1.800 di Prefektur Chiba, sekitar 1.400 di Tokyo, 300 di Prefektur Yamanashi, 80 di Prefektur Nagano, dan 10 di Prefektur Ibaraki.

    Hasil perhitungan menggunakan data terperinci, tingkat genangan meningkat dibandingkan sebelumnya, dan jumlah kematian sedikit meningkat.

    Diperkirakan 18.520 bangunan hancur total atau terbakar karena tsunami, getaran, pencairan, dan lainnya di delapan prefektur Kanto-Koshin.

    Selain itu, infrastruktur diperkirakan akan sangat terpengaruh, dan selain serangkaian kerusakan pada kereta api dan jalan, terutama di wilayah Kanto selatan dan Koshin, dampak pemadaman pasokan air diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,67 juta orang sehari setelah gempa.

    Selain itu, serangkaian pemadaman listrik terjadi karena guncangan hebat dan tsunami, yang mematikan pengoperasian pembangkit listrik termal dan menyebabkan kerusakan pada tiang listrik, gardu induk, dan saluran listrik, dan diperkirakan jumlah rumah tangga di lima prefektur Kanto-Koshin akan mencapai 1,39 juta segera setelah gempa.

    Sementara pemerintah memperkirakan bahwa gempa bumi besar Palung Nankai akan menyebabkan kerusakan besar di area yang luas, pemerintah juga memperkirakan bahwa jumlah korban dapat sangat berkurang jika langkah-langkah pencegahan bencana seperti evakuasi segera dari tsunami dan bangunan tahan gempa dipromosikan.

    Di Tokyo, sekitar 1.400 orang tewas akibat tsunami dan sekitar 1.600 bangunan hancur total, di mana sekitar 1.300 di antaranya disebabkan oleh tsunami, sekitar 300 tenggelam, sekitar 90 kebakaran, dan sekitar 85.000 orang terkena dampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, dan sekitar 1.700 orang terkena dampak gempa satu bulan kemudian. 

    Sistem pembuangan limbah tidak tersedia untuk 46.000 orang segera setelah gempa, sekitar 60.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 60.000 rumah tetap tidak berubah satu minggu kemudian, sekitar 350 jalan rusak, sekitar 18.000 pengungsi dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 33.000 orang adalah yang paling banyak setelah satu minggu, dan sekitar 11.000 orang dievakuasi satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Kanagawa, sekitar 3.100 orang tewas akibat tsunami dan sekitar 3.400 bangunan hancur total, di mana sekitar 2.600 di antaranya disebabkan oleh tsunami, sekitar 700 tenggelam, sekitar 100 terbakar, sekitar 60 terguncang, dan dampak pemadaman pasokan air sekitar 120.000 sehari setelah gempa, dan sekitar 5.800 orang satu bulan kemudian. 

    Sekitar 230.000 orang kehilangan layanan pembuangan limbah segera setelah gempa, sekitar 120.000 orang satu minggu kemudian, sekitar 18.000 orang satu bulan kemudian, sekitar 69.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 69.000 rumah tanpa perubahan satu minggu kemudian, sekitar 570 jalan rusak, sekitar 94.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 76.000 orang satu minggu kemudian. Satu bulan kemudian, jumlahnya masih sekitar 49.000.

    Di Prefektur Chiba, sekitar 1.800 orang tewas akibat tsunami, sekitar 1.700 bangunan hancur total oleh tsunami, sekitar 7.900 orang terkena dampak pemadaman air sehari setelah gempa, sekitar 200 orang satu bulan kemudian, sekitar 13.000 orang segera setelah gempa bumi dan sekitar 8.100 orang satu minggu kemudian.

    Sekitar 1.300 orang kehilangan listrik satu bulan kemudian, sekitar 14.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 14.000 rumah tetap tidak berubah satu minggu kemudian, sekitar 90 jalan rusak, sekitar 34.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 15.000 orang satu minggu kemudian, dan sekitar 9.100 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Yamanashi, sekitar 300 orang tewas, di mana sekitar 300 orang roboh bangunan, sekitar 10 orang menderita tanah longsor, dan sekitar 7.900 bangunan hancur total, di mana sekitar 5.900 rumah terguncang, sekitar 1.400 kebakaran, sekitar 600 cair, dan sekitar 100 tanah longsor.

    Dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 330.000 orang sehari setelah gempa bumi dan sekitar 36.000 orang satu bulan kemudian, sekitar 490.000 orang tidak dapat menggunakan sistem saluran pembuangan segera setelah gempa bumi dan sekitar 28.000 orang satu minggu kemudian, sekitar 470.000 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 720 jalan rusak, sekitar 43.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 95.000 orang dievakuasi satu minggu kemudian. Bahkan satu bulan kemudian, masih ada sekitar 74.000 orang.

    Di Prefektur Nagano, sekitar 80 orang tewas, di mana sekitar 70 orang runtuh bangunan, sekitar 10 orang tewas karena tanah longsor, dan sekitar 3.100 bangunan hancur total, di mana sekitar 1.500 rumah terguncang, sekitar 1.500 dicairkan, sekitar 100 tanah longsor, dan sekitar 50 kebakaran.

    Dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 1,1 juta orang sehari setelah gempa bumi dan sekitar 9.800 orang satu bulan kemudian, sekitar 1,5 juta orang segera setelah gempa dan sekitar 3.800 orang satu minggu kemudian, sekitar 780.000 rumah tangga segera setelah gempa, sekitar 100 rumah satu minggu kemudian, sekitar 1.300 tempat rusak oleh jalan, dan sekitar 25.000 pengungsi sehari setelah gempa. Satu minggu kemudian, jumlah tertinggi adalah sekitar 42.000, dan satu bulan kemudian, sekitar 34.000.

    Di Prefektur Ibaraki, 10 orang tewas akibat tsunami, sekitar 10 bangunan hancur total, sekitar 2.200 orang terkena dampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, sekitar 300 orang tidak dapat menggunakan sistem saluran pembuangan segera setelah gempa, sekitar 40 jalan rusak, sekitar 700 pengungsi dievakuasi sehari setelah gempa, dan sekitar 400 orang dievakuasi satu minggu kemudian. Satu bulan kemudian, ada sekitar 200 orang.

    Di Prefektur Saitama, tidak ada korban jiwa yang diperkirakan akibat gempa bumi, tetapi sekitar 800 bangunan hancur total, sekitar 800 di antaranya tenggelam, sekitar 50 kebakaran, dan dampak pemadaman pasokan air sekitar 30.000 sehari setelah gempa, dan sekitar 600 orang satu bulan kemudian. 

    Sekitar 39.000 orang kehilangan layanan pembuangan limbah segera setelah gempa, sekitar 200 rumah tangga kehilangan listrik segera setelah gempa, sekitar 670 jalan rusak, sekitar 16.000 orang dievakuasi sehari setelah gempa, sekitar 18.000 orang satu minggu kemudian, dan sekitar 16.000 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Gunma, tidak ada kematian akibat gempa bumi yang diperkirakan. Sekitar 10 bangunan hancur total akibat bencana, sekitar 3.100 orang terdampak pemadaman pasokan air sehari setelah gempa, sekitar 1.300 orang tidak dapat menggunakan saluran pembuangan segera setelah gempa, sekitar 90 jalan rusak, dan sekitar 300 orang dievakuasi satu minggu setelah gempa dan sekitar 100 orang satu bulan kemudian.

    Di Prefektur Tochigi, tidak ada kematian atau kehancuran total bangunan yang diperkirakan akibat gempa bumi, tetapi dampak dari pemadaman pasokan air adalah sekitar 200 orang sehari setelah gempa, dan sekitar 20 pengungsi satu minggu setelah gempa.

     “Ketika risiko tsunami seperti gempa bumi besar di Palung Nankai meningkat, kami akan menyerukan tamu rekreasi di pantai untuk mengungsi. Kota Ichinomiya di Prefektur Chiba telah memutuskan untuk memulai inisiatif baru untuk menyampaikan peringatan tsunami dari langit dengan drone.” ungkap sumber BMG kepada Tribunnews.com Kamis (3/4/2025).

    Kota Ichinomiya di Prefektur Chiba diperkirakan akan menerima tsunami hingga 7 meter dalam gempa bumi besar Palung Nankai, dan tsunami besar juga diperkirakan terjadi dalam gempa bumi di lepas pantai timur Semenanjung Boso.

    Kota ini dikenal sebagai salah satu tempat selancar terkemuka di negara Jepang, tetapi secara finansial sulit untuk memasang radio administratif pencegahan bencana di seluruh kota, dan telah menjadi masalah untuk memberikan informasi kepada tamu rekreasi ketika peringatan tsunami dikeluarkan.

    Faktanya, para peselancar juga mengatakan bahwa terkadang sulit untuk mendengar suara radio administrasi, dan seorang peselancar pria berusia 40-an berkata, “Terkadang Anda tidak dapat mendengarnya ketika angin timur, dan mereka yang dapat mendengarnya tidak punya pilihan selain memanggil satu sama lain,” katanya.

    Untuk alasan ini, kota telah memutuskan untuk memulai inisiatif baru dari tahun fiskal baru untuk menyerukan evakuasi dari udara menggunakan suara otomatis menggunakan drone.

    Drone dipasang di dua tempat, satu di balai kota dan yang lainnya di atap sekolah dasar, dan ketika peringatan tsunami diumumkan, ia secara otomatis lepas landas, dan ketika mencapai pantai, ia membunyikan sirene dan memanggil tamu rekreasi untuk mengungsi dari langit.

    Shun Kawachi dari Divisi Urusan Umum Kota Ichinomiya berkata, “Jika Anda mendengar suara yang menyerukan evakuasi dari drone, kami ingin memberitahukan bahwa Anda harus segera melarikan diri.”

    Dalam skenario terburuk gempa bumi besar Palung Nankai yang diumumkan oleh pemerintah, kota Kamakura di Prefektur Kanagawa, yang diperkirakan akan mencapai 10 meter dalam tsunami, telah memutuskan untuk mengubah desain tanda yang mengumumkan ketinggian permukaan laut untuk memasukkan piktogram dan indikasi bahasa Inggris dari lokasi evakuasi dari tahun fiskal baru untuk menyampaikan informasi evakuasi kepada wisatawan, termasuk orang asing, dengan cara yang mudah dipahami.

    Di Kota Kamakura, pemerintah berasumsi bahwa dalam kasus terburuk gempa bumi besar Palung Nankai, tsunami akan mencapai dalam waktu sekitar 30 menit, mencapai ketinggian maksimum 10 meter.

    Untuk mengungsi dengan cepat, kota telah memasang sekitar 300 rambu di atas permukaan laut di tiang telepon dan tempat-tempat lain, tetapi untuk menyampaikannya dengan cara yang mudah dipahami kepada wisatawan, termasuk orang asing, telah diputuskan untuk mengubah desain menjadi desain baru dari tahun fiskal baru.

    Sembilan lokasi di sepanjang pantai telah diubah menjadi desain baru secara uji coba, dan piktogram yang menunjukkan orang-orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dari tsunami, lokasi evakuasi terdekat dalam bahasa Jepang dan Inggris, panah yang menunjukkan arah yang harus dituju dan jarak ke lokasi evakuasi ditampilkan dengan cara yang mudah dipahami.

    Kota berencana untuk mengganti setidaknya 30 rambu, terutama di daerah pesisir, dengan rambu desain baru pada Maret tahun depan, dan akan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut pada desain untuk menyampaikan informasi evakuasi dengan lebih baik.

    Di dekat Stasiun Hase dari Kereta Api Listrik Enoshima, yang digunakan oleh banyak wisatawan asing, sekitar 300 meter dari pantai, desain baru rambu ketinggian telah dipasang.

    Seorang pria yang berkunjung bersama keluarganya dari Australia berkata, “Saya pikir itu adalah tanda yang mudah dipahami yang menunjukkan bahwa tsunami adalah tempat yang membutuhkan perhatian,” dan putri kecil pria itu berkata, “Anda dapat melihat gambar seseorang yang menjauh dari tsunami.”

    Selain itu, seorang pria yang berkunjung dari Belanda berkata, “Saya pikir ini adalah pertanda baik bahwa bahkan orang asing akan tahu ke mana harus melarikan diri ketika gempa bumi terjadi dan tsunami terjadi.”

    Selain itu, kota ini memperkuat langkah-langkah bagi wisatawan, seperti menyerukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi tidak hanya dalam bahasa Jepang tetapi juga dalam bahasa Inggris di radio administrasi pencegahan bencana ketika peringatan tsunami dikeluarkan, dan menyiapkan situs web t  610.000 rumah akan hancur total atau terbakar dan hingga 23.000 orang akan tewas karena guncangan dan kebakaran yang disebabkan oleh gempa bumi. 

    Terkait pencegahan bencana baru di situs web asosiasi pariwisata dan menampilkannya dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Cina.

    Kenji Suetsugu, wakil direktur Departemen Pencegahan Bencana Warga Kota Kamakura, mengatakan, “Kamakura adalah kota yang dikunjungi oleh banyak wisatawan yang tidak terbiasa dengan geografi dan sulit untuk memahami jalan.”

    Kerusakan ekonomi sekitar 95 triliun yen, yang setara dengan anggaran nasional, dan 100 kali lipat dari gempa bumi Semenanjung Noto.

    Peringatan Dini Gempa tidak akan dikeluarkan tepat waktu, sehingga banyak orang yang mungkin terjebak di dalam lift. Jika ada kekurangan daya penyelamatan, akan sulit untuk menyelamatkan. Ada juga risiko kebakaran berskala besar di daerah dengan rumah kayu lebat.

    Selain itu, jika kereta tergelincir dan terbalik selama jam perjalanan, akan ada banyak korban. Jika terjadi kesalahan dengan tank dan bahan berbahaya di Teluk, itu akan lebih sulit. Jika hal-hal ini terjadi pada saat yang sama, sayangnya, SDF dan pemadam kebakaran tidak akan dapat berbuat cukup sama sekali.

    Kesulitan berlanjut bahkan setelah bencana. Banyak orang akan kesulitan untuk kembali ke rumah atau pergi bekerja, dan jika kereta api berhenti, tidak mungkin untuk mempertahankan fungsi ibu kota, yang mengandalkan perjalanan jarak jauh.

    Selain itu, jika pasokan kebutuhan sehari-hari terganggu atau pemulihan garis hidup tertunda, kehidupan dan pekerjaan tidak akan dipertahankan untuk waktu yang lama, dan evakuasi area yang luas akan diperlukan.

    Markas Besar Penelitian dan Promosi Gempa Bumi pemerintah menilai probabilitas terjadinya gempa bumi dalam 30 tahun ke depan sebesar 70 persen berdasarkan sejarah gempa bumi di wilayah metropolitan Tokyo.

    Namun, perlu dicatat bahwa meskipun dikatakan berada tepat di bawah wilayah metropolitan Tokyo, itu bukan hanya gempa bumi langsung di bawah pusat kota, yang sering diliput di media, tetapi juga gempa bumi yang terjadi di suatu tempat di wilayah Kanto selatan.

    Jika ibu kota dan wilayah Jepang barat yang luas rusak, dampaknya terhadap masyarakat akan sangat besar. 

    “Sudah 80 tahun sejak Gempa Palung Nankai terakhir dan Gempa Showa Tonankai, dan sekitar 100 tahun sejak Gempa Taisho Kanto. Kami telah mengalami Gempa Bumi Besar Jepang Timur dan bencana virus corona baru, dan gempa bumi tepat di bawah wilayah metropolitan Tokyo dan gempa palung Nankai mendekat tepat di depan kami. Letusan Gunung Fuji juga menjadi perhatian. Dengan latar belakang ini, diskusi pembentukan Badan Pencegahan Bencana menjadi lebih aktif. Sekali lagi, saya pikir perlu untuk menganggap bencana sebagai masalah kita sendiri dan mempersiapkannya dengan sikap mengenalnya, mengenal dirinya sendiri, dan tidak berjuang seratus pertempuran.” ungkap  Nobuo Fukuwa Profesor Emeritus, Universitas Nagoya, Direktur Pusat Penciptaan Bersama Ketahanan Aichi Nagoya

    Fukawa sensei memperkirakan sedikitnya 23.000 orang nantinya akan meninggal paling buruk setelah gempa terjadi.

    Diskusi gempa bumi dilakukan di kelompok Pencinta Jepang partisipasi gratis. Kirimkan nama alamat no whatsapp ke tkyjepang@gmail.com

     

  • Longsor di Jalur Mojokerto – Batu, Satu Jenazah Ditemukan

    Longsor di Jalur Mojokerto – Batu, Satu Jenazah Ditemukan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia akibat longsor yang terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/5/2025). Korban tewas berjenis kelamin laki-laki.

    Korban diduga merupakan pengendara mobil pickap warna putih yang terseret material longsor saat melintas di lokasi. Proses evakuasi melibatkan petugas gabungan dari Tahura R Soerjo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, TNI/Polri dan Potensi Relawan.

    Usai berhasil dievakuasi dari dalam jurang, jenazah korban dibawa ke ruang jenazah RSUD Sumberglagah di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Petugas masih melakukan evakuasi material longsor yang menutup jalur alternatif Mojokerto – Batu tersebut.

    Dari video yang dibagikan pengguna jalan, ada dua mobil jenis pikap warna putih dan mobil pribadi warna abu-abu. Hingga kini proses evakuasi masih dilakukan, selain melibatkan petugas dari wilayah Kabupaten Mojokerto juga melibatkan petugas dari wilayah Batu.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengatakan, dari keterangan petugas ada satu kendaraan berada di bawah. “Satu unit lagi di sebelah sana, saya belum bisa memastikan. Saya mohon waktu, unit kendaraan apa? Jumlahnya berapa orang? Supaya saya tidak memberikan informasi yang salah,” ungkapnya.

    Pihaknya masih melakukan proses evakuasi kendaraan yang terseret material longsor yang berhasil ditemukan. Kapolres menegaskan, alat berat diturunkan untuk membantu proses evakuasi material longsor yang dilakukan petugas. Kapolres juga meminta doa agar proses evakuasi bisa selesai dilakukan.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin/but]

  • 2 Mobil Terseret Longsor di Jalur Mojokerto – Batu, Nasib Korban Belum Diketahui

    2 Mobil Terseret Longsor di Jalur Mojokerto – Batu, Nasib Korban Belum Diketahui

    Mojokerto (beritajatim.com) – Longsor yang terjadi wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto membawa korban. Dua mobil yang melintas terseret material longsor.

    Dari video yang dibagikan pengguna jalan, ada dua mobil jenis pikap warna putih dan mobil pribadi warna abu-abu. Belum diketahui jumlah penumpang dalam dua mobil tersebut. Pasalnya kedua kendaraan tertimbun material longsor yang terjadi sekira pukul 11.30 WIB tersebut.

    Petugas gabungan baru mengetahui setelah video dan evakuasi yang dilakukan. Pasalnya jalur alternatif Mojokerto – Baru tidak bisa dilewati setelah longsor. Setelah proses evakuasi, petugas baru mengetahui jika ada dua mobil tertimbun longsor.

    “Iya longsor terjadi di kawasan Wisata Watu Lumpang. Yang longsor tebing perkiraaan setinggi 10 meter, material longsor yang menimbun jalan, lumpur dan pohon yang tumbang. Tim mempersiapkan peralatan dan menghubungi dinas terkait,” ungkap anggota relawan Welirang Community Rescue, Made Zakaria, Kamis (3/4/2025).

    Masih kata Jaka, pihaknya menduga ada korban dalam peristiwa tersebut. Lantaran ada dua mobil yang tertimpa material longsor saat melintas di jalur alternatif Mojokerto – Batu tersebut. Dua mobil jenis pikap dan pribadi tersebut berada di area sungai bawah sisi timur dan selatan.

    “Dari proses evakuasi terlihat ada dua mobil yang tertimbun material longsor, mobil pikap warna putih dan mobil warna hitam atau abu-abu. Untuk penumpangnya, diperkirakan ada tapi belum tahu karena masih proses evakuasi. Mobil dalam kondisi terbalik, ban di bagian atas,” jelasnya.

    Sebelumnya, longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara. [tin/but]

  • Jalur Mojokerto – Batu Tertutup Longsor dan Pohon Tumbang

    Jalur Mojokerto – Batu Tertutup Longsor dan Pohon Tumbang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Longsor terjadi di wilayah kawasan Tanah Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Blok Watu Lumpang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (3/4/2025). Akibatnya, jalur alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor dan pohon tumbang sehingga jalur alternatif tersebut ditutup sementara.

    Selain dipenuhi lumpur, ruas jalan juga dipenuhi bebatuan dan material pohon tumbang. Petugas gabungan dari Tahura R Soerjo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri dan Potensi Relawan masih berupaya memindah bebatuan dan kayu, ke pinggir jalan.

    Petugas juga ada yang membersihkan meterial tanah dengan peralatan seadanya. Akibat kejadian tersebut, kendaraan baik roda dua maupun empat dari arah Mojokerto ke Batu atau sebaliknya tidak dapat melintas. Pasalnya petugas masih melakukan evakuasi material longsor.

    Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, jika longsor terjadi di kawasan Blok Watu Lumpang sekitar pukul 11.30 WIB. “Penyebab longsor karena sebelumnya kawasan tersebut dilanda hujan. Akibat tebing di jalur tersebut Mojokerto – Batu longsor,” ungkapnya.

    Tidak hanya lumpur, longsor juga menyebabkan sebagian pohon tumbang. Akibatnya, jalan alternatif Mojokerto – Batu tertutup material longsor. Wahyudi menambahkan, jika saat ini jalur alternatif Mojokerto – Batu ditutup sementara lantaran petugas gabungan masih melakukan evakuasi.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana ?(Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati membenarkan, adanya longsor di kawasan Watu Lumpang tersebut. “Saat ini, petugas BPBD sudah meluncur ke lokasi untuk melakukan evakuasi,” tambahnya. [tin/but]